Dosen Pengampu:
Prof. Doddy Setiawan, S.E., M.Si., Ph.D., Akt
Oleh:
2021
BAB 7
SUMBER DATA
Data dapat diperoleh dari sumber primer dan sekunder. Data primer mengarah pada
informasi yang diperoleh langsung dari orang pertama oleh peneliti pada variabel
ketertarikan untuk tujuan spesifik studi. Data sekunder mengarah pada informasi yang
dikumpulkan dari sumber-sumber yang sudah ada. Beberapa contoh sumber data
primer adalah responden individu, kelompok fokus, dan panel yang secara khusus
ditentukan oleh peneliti dan dimana pendapat mereka terkait persoalan tertentu dapat
dicari dari waktu ke waktu, atau sumber yang tidak begitu jelas seperti majalah atau
buku-buku lama. Data yang diperoleh dari sumber dari sekunder, misalnya catatan
atau dokumentasi perusahaan, publikasi pemerintah, analisis industry yang diberikan
oleh media, web, internet, dan lainnya. Dalam beberapa kasus, lingkungan atau
situasi dan peristiwa tertentu dapat menjadi sumber data.
WAWANCARA
Tujuan utama dari wawancara tidak terstruktur adalah untuk mengeksplorasi dan
menyelidiki beberapa faktor dalam situasi yang mungkin menjadi pusat dari area
masalah yang luas. Selama proses ini mungkin menjadi bukti bahwa masalah, seperti
yang diidentifikasi oleh klien, hanyalah gejala dari masalah yang lebih serius dan
mengakar. Melakukan wawancara tidak terstruktur dengan banyak orang dapat
menghasilkan identifikasi beberapa factor kritis dalam situasi tersebut. Ini kemudian
akan dikejar lebih lanjut selama wawancara terstruktur untuk mendapatkan informasi
yang lebih mendalam tentang mereka. Ini membantu mengidentifikasi masalah kritis
serta cara mengatasinya. Dalam penelitian terapan, teori tentatif tentang faktor-faktor
yang berkontribusi terhadap masalah sering dikonseptualisasikan berdasarkan
informasi yang diperoleh dari wawancara tidak terstruktur dan terstruktur.
Wawancara bisa dilakukan dengan tatap muka atau melalui telepon. Wawancara juga
dapat dilakukan dengan bantuan komputer. Meskipun kebanyakan wawancara tidak
terstruktur dalam penelitian bisnis, sering kali dilakukan dengan tatap muja,
wawancara terstruktur dapat dilakukan dengan tatap muka atau melalui telepon,
tergantung pada tingkat kerumitan persoalan yang terlibat. Wawancara telepon adalah
wawancara yang paling tepat jika informasi dari banyak responden yang tersebar di
wilayah geografis yang luas harus segera diperoleh.
Kelebihan utama wawancara tatap muka atau langsung adalah bahwa peneliti dapat
menyesuaikan pertanyaan sesuai kebutuhan, menghasilkan keraguan, dan memastikan
bahwa respons dipahami dengan tepat dengan mengurangi atau memparafrasakan
pertanyaan. Kekurangan utama wawancara tatap muka adalah keterbatasan geografis
yang menghalangi survei dan banyak sumber daya yang diperlukan jika survei
tersebut dilakukan secara nasional atau internasional.
Terdapat dua jenis program wawancara dengan komputer, wawancara telepon dengan
bantuan komputer (CATI) dan wawancara personal dengan bantuan komputer
(CAPI). CATI yang digunakan dalam organisasi penelitian bersifat efektif, karena
respons terhadap survei dapat diperoleh dari orang-orang di seluruh dunia. CAPI
membutuhkan investasi besar dalam perangkat keras dan lunak. CAPI memiliki
kelebihan dalam hal dapat dilakukan sendiri oleh responden yaitu responden dapat
menggunakan komputer mereka sendiri untuk menjalankan program setelah
mendapatkan perangkat lunak dan memasukkan respons mereka sehingga
mengurangi kesalahan dalam merekam.
BAB 8
Studi observasional tidak terstruktur diklaim sebagai ciri dari penelitian kualitatif.
Observasi tidak terstr uktur pada akhirnya dapat menghasilkan rangakaian
hipotesis tentatif yang diuji dalam penelitian berikutnya yang bersifat deduktif.
Kerahasiaan observasi berkaitan dengan apakah anggota dari kelompok sisal yang
diteliti diberitahu bahwa mereka sedang diinvestigasi, Kelebihan utama dari
observasi tersembunyi adalah bahwa subjek penelitian tidak terpengaruh dengan
kesadaran bahwa mereka sedang diamati. Observasi tidak tersembunyi bersifat
lebih jelas, sehingga dapat mengubah kebenaran dari perilaku yang diteliti.
Participant Observation
Karakteristik kunci dari pendekatan ini adalah peneliti mengumpulkan data dalam
keseharian hidup di suatu kelompok atau organisasi.
1. Observasi Partisipasi
The Participatory Aspect of Participant Observation
Observasi partisipan mengombinasikan proses partisipasi dan observasi, sehingga
observasi partisipan seharusnya dibedakan baik dari jenis observasi murni dan
partisipasi murni (Bernard, 1994). Disini dilihat sejauh mana kita masuk ke dalam
tindakan dan kebiasan yang akan kita teliti, sehingga kita dapat menemukan apa
yang kita teliti.
2. Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur fokus pada sifat, seperti observasi melihat fenomena yang
ditentukan sebelumnya. Contoh penggunaan observasi terstruktur dalam
pemasaran adalah pembeli misterius. Observasi terstruktur juga dapat digunakan
untuk mengahsilkan data numerik untuk menguji hipotesis.
Keuntungan:
Apa adanya
Dapat mengamati orang-orang tertentu
Mudah untuk melihat faktor situasional
Kerugian:
Data yang diamati dari titik peneliti pandang cenderung rentan terhadap bias
pengamat
Memakan waktu lama
Salah satu kelebihan utama observasi adalah bersifat langsung. Observasi membuat
peneliti dapat mengumpulkan data perilaku tanpa mengajukan pertanyaan, ornag-
orang dapat diamati dari lingkungan kerja alami mereka. Kelebihan lain dari
observasi adalah memungkinkan untuk mengamati kelompok individu tertentu.
Secara umum, data yang diperoleh melalui observasi kejadian ketika hal tersebut
terjadi secara alami lebih reliable dan bebas dari bias responden.
BAB 9
JENIS KUISIONER
Kuesioner adalah formula awal yang tertulis, berupa seperangkat pertanyaan dimana
responden dapat mencatat jawaban mereka, biasanya dalam waktu yang sempit.
Merupakan mekanisme pengumpulan data yang efisien ketika ingin menggunakan
studi yang explanatory atau deskriptif. Kuisioner umumnya memakan biaya dan
waktu yang lebih sedikit dibandingkan wawancara atau observasi. Tetapi hal ini
membuat kuisioner lebih rentan dengan tanggapan yang membuat data menjadi tidak
akurat kebenarannya.
Ketika survei terbatas pada area lokal, cara yang baik untuk mengumpulkan data
adalah mengelola kuesioner secara pribadi. Keuntungan utama dari ini adalah
bahwa peneliti atau anggota tim peneliti dapat mengumpulkan semua tanggapan
yang diselesaikan dalam waktu singkat. Pemberian kuesioner kepada sejumlah
besar individu pada saat yang sama lebih murah dan menghabiskan waktu yang
kurang dari wawancara
2. Kuesioner melalui online dan elektronik.
Keuntungan utama dari kuesioner elektronik adalah bahwa daerah geografis yang
luas dapat tercakup dalam survei. Kuisioner bisa dikirim ke responden, dimana
bisa mereka selesaikan dengan nyaman, di rumah mereka, dan dengan langkah
mereka sendiri. Namun, tingkat pengembalian kuesioner tersebut biasanya
rendah. Tingkat respon 30% dianggap diterima. Kelemahan lain dari kuesioner
elektronik adalah bahwa keraguan responden mungkin tidak bisa diklarifikasi dan
juga dari pengembalian yang rendah membuat representasi yang rendah dari
sampel tersebut.
Prinsip-prinsip desain kuesioner harus fokus pada tiga bagian. Yang pertama
berhubungan dengan kata-kata dari pertanyaan. Yang kedua mengacu pada
perencanaan masalah bagaimana variabel akan dikategorikan, diskalakan, dan dikode
setelah menerima tanggapan. Yang ketiga berkaitan dengan penampilan umum
kuesioner. Ketiganya adalah isu penting dalam desain kuesioner karena hal tersebut
dapat meminimalkan kerancuan dalam penelitian. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:
1. Prinsip penyusunan kata.
Prinsip penyusunan kata merujuk pada faktor-faktor seperti a) Ketepatan isi
pertanyaan; b) Bagaimana pertanyaan disampaikan dan tingkat pemahamanbahasa
yang digunakan; c) Jenis dan bentuk pertanyaan yang diajukan; d) Urutan
pertanyaan; dan e) Data pribadi yang dicari dari responden.
2. Prinsip pengukuran kata.
Seperti halnya terdapat pedoman yang harus diikuti untuk memastikan bahwa
kata-kata dari kuesioner sudah tepat untuk meminimalkan kerancuan, sehingga
juga ada beberapa prinsip pengukuran yang harus diikuti untuk memastikan
bahwa data yang dikumpulkan sesuai untuk menguji hipotesis. Pengukuran
mengacu pada skala dan teknik skala yang digunakan dalam mengukur konsep,
serta penilaian keandalan dan validitas dari langkah-langkah yang digunakan.
3. Isi dan Tujuan Pertanyaan
Sifat alami dari variabel yang direkam, perasaan subjektif atau fakta objektif akan
memberikan macam pertanyaan yang diajukan. Dan juga semua tujuan
pertanyaan harus diperhatikan agar variabel diperhitungkan secara cukup dan
tidak ada pertanyaan yang berlebihan.
4. Bahasa dan Penempatan Kata dalam Kuesioner
Bahasa dan penempatan kata dalam kuisioner harus sesuai dengan level
pengetahuan/pemahaman responden. Oleh karena itu, sangat penting untuk
menyampaikan pertanyaan dengan cara yang dapat dipahami oleh responden. Jika
beberapa pertanyaan tidak dipahami atau ditafsirkan secara berbeda oleh
responden, peneliti akan mendapatkan jawaban yang salah atas pertanyaan
tersebut, dan tanggapan dengan demikian akan menjadi bias. Oleh karena itu,
pertanyaan yang diajukan, bahasa yang digunakan, dan kata-katanya harus sesuai
untuk menyadap sikap, persepsi, dan perasaan responden.
5. Tipe dan Bentuk Pertanyaan
a. Open-Ended versus Closed Questions
Pertanyaan terbuka (Open Ended) mengizinkan responden untuk
menjawabnya dengan cara apa pun cara mereka memilih. Sedangkan
pertanyaan tertutup (Closed Questions) meminta responden untuk
membuat pilihan di antara sekumpulan alternatif yang diberikan oleh
peneliti.
b. Positively and Negatively Worded Questions
Alih-alih menyusun semua pertanyaan secara positif, disarankan untuk
menyertakan beberapa pertanyaan dengan kata-kata negatif juga, sehingga
kecenderungan responden untuk secara mekanis melingkari titik-titik ke
salah satu ujung skala diminimalkan.
c. Double-Barreled Questions
Jika kita menggabungkan dua pertanyaan dan mengajukan pertanyaan
berlaras ganda, kita akan membingungkan responden dan mendapatkan
tanggapan yang ambigu. Oleh karena itu, pertanyaan berlaras ganda harus
dihilangkan.
d. Ambiguous Questions
Pertanyaan yang tidak berlaras ganda mungkin dibuat dengan kata-kata
yang ambigu dan responden mungkin tidak yakin apa sebenarnya
maksudnya. Pertanyaan yang ambigu memiliki bias bawaan karena
responden yang berbeda dapat menafsirkan item seperti itu dalam
kuesioner secara berbeda. Hasilnya adalah sekumpulan respons ambigu
yang tidak secara akurat memberikan jawaban yang benar untuk
pertanyaan tersebut.
e. Recall-Dependent Questions
Beberapa pertanyaan mungkin mengharuskan responden untuk mengingat
pengalaman masa lalu yang masih kabur dalam ingatan mereka. Jawaban
atas pertanyaan semacam itu mungkin memiliki bias. Sumber yang lebih
baik untuk memperoleh informasi itu adalah catatan personalia
f. Leading Questions
Pertanyaan tidak boleh diutarakan sedemikian rupa sehingga mengarahkan
responden untuk memberikan tanggapan yang peneliti ingin mereka
berikan. Dalam kasus ini, pertanyaannya tidak dibingkai secara sugestif
seperti pada contoh sebelumnya.
g. Loaded Questions
Pertanyaan jenis ini biasanya terjadi ketika diutarakan secara emosional.
Mengajukan pertanyaan seperti ini akan menimbulkan tanggapan yang
sangat emosional dan sangat bias.
h. Social Desirability
Pertanyaan terkait dengan keinginan sosial jangan langsung diungkapkan
sedemikian rupa sehingga menimbulkan respons ang diinginkan secara
sosial. Menurut Crowne dan Marlowe (1980) menyatakan bahwa kadang-
kadang item tertentu yang memanfaatkan keinginan sosial sengaja
diperkenalkan di berbagai poin dalam kuesioner dan indeks
kecenderungan keinginan sosial masing-masing individu dihitung darinya.
Indeks ini kemudian diterapkan ke semua tanggapan lain yang diberikan
oleh individu untuk menyesuaikan bias keinginan sosial.
i. Length of Questions
Menurut Horst (1968), pertanyaan sederhana dan pendek lebih disukai
daripada pertanyaan panjang. Sebagai aturan praktis, pertanyaan atau
pernyataan dalam kuesioner tidak boleh melebihi 20 kata, atau melebihi
satu baris penuh yang dicetak.
j. Sequencing of Questions
Urutan pertanyaan dalam kuesioner harus sedemikian rupa sehingga
responden diarahkan dari pertanyaan yang bersifat umum ke pertanyaan
yang lebih spesifik, dan dari pertanyaan yang relatif mudah dijawab ke
pertanyaan yang semakin sulit. Dalam menentukan urutan pertanyaan,
disarankan untuk tidak menempatkan pertanyaan dengan kata-kata positif
dan pertanyaan negatif yang menyentuh elemen atau dimensi yang sama
dari sebuah konsep. Pertama, tidak perlu menanyakan pertanyaan yang
sama baik secara positif maupun negatif. Kedua, jika karena alasan
tertentu hal ini dianggap perlu (misalnya, untuk memeriksa konsistensi
jawaban), kedua pertanyaan tersebut harus ditempatkan di bagian
kuesioner yang berbeda, sejauh mungkin. Cara pertanyaan diurutkan juga
dapat menimbulkan bias tertentu, yang sering disebut sebagai efek
pengurutan. Meskipun menempatkan pertanyaan secara acak dalam
kuesioner mengurangi bias sistematis dalam jawaban, ini sangat jarang
dilakukan, karena kebingungan selanjutnya saat mengkategorikan,
mengkode, dan menganalisis tanggapan.
k. Classification Data / Personal Data
Data klasifikasi juga dikenal sebagai informasi pribadi atau pertanyaan
demografis, memperoleh informasi seperti usia, tingkat pendidikan, status
perkawinan, dan pendapatan. Kecuali benar-benar diperlukan, sebaiknya
tidak menanyakan nama responden. Namun, jika kuesioner harus
diidentifikasi dengan responden untuk alasan apapun, maka kuesioner
dapat diberi nomor dan dihubungkan oleh peneliti dengan nama
responden, dalam dokumen pribadi yang dikelola secara terpisah.
Prosedur ini harus dijelaskan dengan jelas kepada responden. Alasan
penggunaan sistem numerik dalam kuesioner adalah untuk memastikan
anonimitas responden.
6. Prinsip-Prinsip Pengukuran
a. General Appearance or “Getup” of the Questionnaire
Tidak hanya penting untuk mengatasi masalah susunan kata dan
pengukuran dalam desain kuesioner, tetapi juga perlu memperhatikan
bagaimana kuesioner itu terlihat. Kuesioner yang menarik dan rapi dengan
pengenalan yang sesuai, instruksi, dan rangkaian pertanyaan dan alternatif
jawaban yang tersusun dengan baik akan memudahkan responden untuk
menjawabnya. Pengenalan yang baik, instruksi yang terorganisir dengan
baik, dan pertanyaan yang tersusun rapi semuanya penting. Unsur-unsur
ini dibahas secara singkat dengan contoh-contoh.
b. A Good Introduction
Pengenalan yang tepat yang secara jelas mengungkapkan identitas peneliti
dan menyampaikan tujuan survei mutlak diperlukan. Penting juga untuk
membangun hubungan baik dengan responden dan memotivasi mereka
untuk menjawab pertanyaan dalam kuesioner dengan sepenuh hati dan
antusias. Jaminan kerahasiaan informasi yang diberikan oleh mereka akan
memungkinkan jawaban yang tidak terlalu bias. Bagian perkenalan harus
diakhiri dengan nada sopan, berterima kasih kepada responden yang telah
meluangkan waktu untuk menanggapi survei.
c. Organizing Questions, Giving Instructions and Guidance, and Good
Alignment
Mengorganisir pertanyaan secara logis dan rapi di bagian yang sesuai dan
memberikan petunjuk tentang cara melengkapi item di setiap bagian akan
membantu responden untuk menjawabnya tanpa kesulitan. Pertanyaan
juga harus disusun dengan rapi sehingga memungkinkan responden
menyelesaikan tugas membaca dan menjawab kuesioner dengan
menghabiskan sedikit waktu dan tenaga dan tanpa melelahkan mata.
d. Personal Data
Mencakup data demografis atau data pribadi yang dapat diatur sesuai
kebutuhan. Misalnya usia, pendidikan, jenis kelamin, status pernikahan,
pekerjaan, dan lain sebagainya.
e. Information on Income and Other Sensitive Personal Data
Meskipun informasi demografis bisa dicari baik di awal atau di akhir
kuesioner, informasi yang sangat pribadi dan pribadi seperti pendapatan,
keadaan kesehatan, dan sebagainya, jika dianggap perlu untuk survei,
harus ditanyakan di akhir kuesioner, bukan awal. Selain itu, pertanyaan
semacam itu harus dibenarkan dengan menjelaskan bagaimana informasi
ini dapat berkontribusi pada pengetahuan dan pemecahan masalah,
sehingga responden tidak menganggapnya mengganggu atau mencongkel
(lihat contoh di bawah). Menunda pertanyaan semacam itu sampai akhir
akan membantu mengurangi bias responden jika individu tersebut kesal
dengan sifat pertanyaan yang bersifat pribadi.
f. Open-Ended Question at The End
Kuesioner dapat mencakup pertanyaan terbuka di bagian akhir,
memungkinkan responden untuk mengomentari aspek apa pun yang
mereka pilih. Ini harus diakhiri dengan ungkapan terima kasih yang tulus
kepada responden.
g. Concluding the Questionnaire
Kuesioner harus diakhiri dengan catatan sopan, mengingatkan responden
untuk memeriksa bahwa semua item telah diisi.
7. Review desain kuesioner.
Untuk meminimalkan kerancuan responden dan kesalahan pengukuran, semua
prinsip yang dibahas harus diikuti dengan hati-hati. Ketika instrument yang
divalidasi digunakan, temuan studi ini bermanfaat bagi komunitas ilmiah karena
hasilnya dapat direplikasi dan menambah teori dasar yang telah ada. Prinsip
desain kuesioner berkaitan dengan bagaimana pertanyaan disusun dan diukur, dan
bagaimana seluruh kuesioner disusun. Untuk meminimalkan bias responden dan
kesalahan pengukuran, semua prinsip yang dibahas harus diikuti dengan hati-hati.
Kuesioner paling berguna sebagai metode pengumpulan data, terutama bila
banyak orang yang dijangkau di wilayah geografis yang berbeda. Mereka adalah
metode pengumpulan data yang populer karena peneliti dapat memperoleh
informasi dengan cukup mudah, dan tanggapan kuesioner dengan mudah diberi
kode. Ada beberapa cara pemberian kuesioner. Kuesioner dapat diberikan secara
pribadi kepada responden, didistribusikan secara elektronik kepada responden,
tautan dapat diposting di situs web, blog, atau di media sosial.
8. Pretesting Pertanyaan Terstruktur
Pretesting melibatkan penggunaan sejumlah kecil responden untuk menguji
kesesuaian pertanyaan dan pemahaman mereka. Ini membantu untuk
memperbaiki kekurangan sebelum memberikan instrumen secara lisan atau
melalui kuesioner kepada responden, dan dengan demikian mengurangi bias.
9. Kuesioner Elektronik dan Desain Survey
Elektronik sistem desain survei yang memfasilitasi persiapan dan administrasi
kuesioner, sangat berguna untuk penelitian online. Sistem seperti itu biasanya
mencakup serangkaian program yang memungkinkan pengguna untuk merancang
kuesioner yang canggih, mengkomputerisasi proses pengumpulan data,
memeriksa kesalahan sintaksis atau logis dalam pengkodean, dan menganalisis
data yang dikumpulkan. Data yang lebih andal kemungkinan besar dihasilkan
karena responden dapat bolak-balik dan dengan mudah mengubah tanggapan, dan
berbagai rangsangan di layar dan di luar layar disediakan untuk mempertahankan
minat responden
Para peneliti yang terlibat dalam penelitian lintas budaya berusaha untuk melacak
persamaan dan perbedaan dalam respon perilaku dan sikap karyawan di berbagai
tingkatan dalam budaya yang berbeda. Ketika data dikumpulkan, seseorang harus
memperhatikan alat ukur dan bagaimana data dikumpulkan, selain menjadi peka
terhadap perbedaan budaya dalam penggunaan istilah tertentu. Survei juga harus
disesuaikan dengan budaya yang berbeda.
2. Wawancara telepon adalah cara yang efisien untuk mengumpulkan data ketika
seseorang memiliki spesifikasi, pertanyaan terstruktur, membutuhkan tanggapan
cepat, dan memiliki sampel yang tersebar di wilayah yang luas. Di sisi negatif,
pewawancara tidak dapat mengamati respon nonverbal responden, dan yang
diwawancara dapat memblokir panggilan.
Sehingga dapat dikatakan:
b. Wawancara Telepon
Kelebihan
Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
Kelemahan
Isyarat non verbal tidak bisa dibaca
Membutuhkan jawaban yang cepat
Yang mau diwawancarai bisa menolak panggilan
Managerial Implications
Sebagai penyedia informasi, manajer dapat membantu peneliti dalam melakukan
wawancara, observasi, maupun pemberian kuisioner.
Beberapa masalah etika harus ditangani ketika mengumpulkan data. Mereka harus
menghormati kerahasiaan data yang diperoleh oleh peneliti, dan tidak meminta
tanggapan individu atau kelompok untuk diungkapkan kepada mereka, atau meminta
untuk melihat kuesioner. Mereka harus memiliki pikiran yang terbuka dalam
menerima hasil dan rekomendasi dalam laporan yang disampaikan oleh para peneliti.