Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH CHAPTER 7,8,9

PEMBAHASAN MATERI TERKAIT :


WAWANCARA, OBSERVASI DAN KUISIONER

Disusun Guna Memenuhi Tugas Semester II


METODOLOGI PENELITIAN

Dosen Pengampu:
Prof. Doddy Setiawan, S.E., M.Si., Ph.D., Akt

Oleh:

Na’im Kharima Saraswati (S432008018)


Umi Khulzum (S432008030)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2021
BAB 7

METODE PENGUMPULAN DATA: PENGANTAR DAN WAWANCARA

SUMBER DATA

Data dapat diperoleh dari sumber primer dan sekunder. Data primer mengarah pada
informasi yang diperoleh langsung dari orang pertama oleh peneliti pada variabel
ketertarikan untuk tujuan spesifik studi. Data sekunder mengarah pada informasi yang
dikumpulkan dari sumber-sumber yang sudah ada. Beberapa contoh sumber data
primer adalah responden individu, kelompok fokus, dan panel yang secara khusus
ditentukan oleh peneliti dan dimana pendapat mereka terkait persoalan tertentu dapat
dicari dari waktu ke waktu, atau sumber yang tidak begitu jelas seperti majalah atau
buku-buku lama. Data yang diperoleh dari sumber dari sekunder, misalnya catatan
atau dokumentasi perusahaan, publikasi pemerintah, analisis industry yang diberikan
oleh media, web, internet, dan lainnya. Dalam beberapa kasus, lingkungan atau
situasi dan peristiwa tertentu dapat menjadi sumber data.

1. Sumber Data Primer


Individu memberikan informasi ketika diwawancara, diberikan kuisioner, atau
diobservasi. Wawancara mendalam terhadap kelompok atau kelompok fokus
merupakan sumber lain yang kaya akan data primer.
 Kelompok Fokus
Biasanya terdiri dari 8 hingga 10 anggota dengan seorang moderator yang
memimpin diskusi selama 2 jam mengenai suatu topik, konsep, atau produk
tertentu. Kegiatan kelompok fokus bertujuan memperoleh kesan, interpretasi,
dan opini responden, saat anggota membahas tentang peristiwa, konsep,
produk, atau layanan.
Diskusi kelompok fokus mengenai suatu topik khusus dilokasi dan waktu
tertentu memberikan kesempatan adanya format yang fleksibel dan lancar
bagi anggota.
 Panel
Merupakan sumber informasi utama untuk tujuan penelitian, sementara
kelompok fokus bertemu untuk satu kali pertemuan kelompok, panel
bertemu lebih dari satu kali. Dalam kasus dimana pengaruh intervensi atau
perubahan tertentu akan dipelajari selama suatu periode waktu, studi panel
sangat berguna. Individu dipilih secara acak sebagai anggota panel untuk
studi penelitian.
Panel dapat termasuk panel statis atau panel dinamis. Kelebihan utama
panel statis adalah bahwa sebelumnya panel ini memberikan pengukuran
yang baik dan sensitive dari perubahan yang terjadi diantara dua titik.
Akan tetapi kekurangannya adalah anggota panel dapat menjadi sangat
peka terhadap perubahan sebagai hasil dari wawancara yang berlangsung
secara terus menerus sehingga opini mereka mungkin tidak lagi mewakili
apa yang orang lain yakini dalam populasi tersebut.
 Ukuran umum
Ukuran umum atau yang disebut juga ukuran jejak berasal dari sumber
primer yang tidak melibatkan orang-orang. Contohnya adalah kerusakan
jurnal di perpustakaan yang memberikan indikasi yang baik terkait
kepopuleran jurnal tersebut sering digunakan.

2. Sumber Data Sekunder


Terdapat beberapa sumber dari sekunder, termasuk buku dan majalah, publikasi
pemerintah mengenai indikator ekonomi, data sensus, abstrak statistik, basis data,
media, laporan tahunan perusahaan, dan lainnya. Studi kasus, dan catatan
dokumen lainnya memberikan banyak informasi untuk penelitian dan pemecahan
masalah. Kelebihan mencari sumber data sekunder adalah penghematan waktu
dan biaya untuk mendapatkan informasi, akan tetapi data sekunder sebagai satu
sumber informasi memiliki kekurangan karena dapat menjadi usang atau
digantikan dengan yang baru, dan tidak memenuhi kebutuhan spesifik dari situati
atau kondisi tertentu.

METODE PENGUMPULAN DATA

Terdapat beberapa metode pengumpulan data, masing-masing dengan kelebihan dan


kekurangannya. Masalah yang diteliti dengan menggunakan metode yang tepat dapat
meningkatkan nilai penelitian.

Metode pengumpulan data meliputi wawancara, kuisioner yang diberikan, dan


beragam teknik motivasional lain. Meskipun wawancara memiliki kelebihan terkait
fleksibilitas dalam hal mengadopsi, mengadaptasi, dan mengubah pertanyaan ketika
peneliti melanjutkan wawancara, kuisioner memiliki kelebihan dalam memperoleh
data secara lebih efisien, terkait waktu, energi dan biaya.

Teknologi modern semakin memainkan peran penting dalam menentukan metode


pengumpulan data. Survei dengan bantuan komputer yang memiliki tingkat
keakuratan, keahlian peneliti, rentang waktu studi biaya lain dan sumber daya dan
pengumpulan data yang tersedia yang membantu baik proses wawancara dan
mempersiapkan serta memberikan kuesioner secara elektronik, semakin meningkat
dan lebih baik.

WAWANCARA

Salah satu metode pengumpulan data adalah mewawancarai responden untuk


memperoleh informasi mengenai permasalahan yang diteliti. Wawancara adalah
metode pengumpulan data yang efektif, terutama selama tahap penelitian eksploratif.

Wawancara Terstruktur dan Wawancara Tidak Terstruktur

1. Wawancara tidak terstruktur


Wawancara tidak terstruktur disebut tidak terstruktur karena pewawancara tidak
memasuki situasi wawancara dengan rangkaian pertanyaan yang direncanakan
yang akan diberikan kepada responden. Tujuan wawancara tidak terstruktur
adalah mengetahui beberapa isu pendahuluan, sehingga peneliti dapat
menentukan variabel yang memerlukan investigasi mendalam lebih lanjut.
2. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan ketika sejak awal
diketahui informasi apa yang diperlukan. Pewawancara memiliki daftar
pertanyaan yang direncanakan untuk ditanyakan kepada responden, baik secara
pribadi, melalui telepon, atau komputer.

Tujuan utama dari wawancara tidak terstruktur adalah untuk mengeksplorasi dan
menyelidiki beberapa faktor dalam situasi yang mungkin menjadi pusat dari area
masalah yang luas. Selama proses ini mungkin menjadi bukti bahwa masalah, seperti
yang diidentifikasi oleh klien, hanyalah gejala dari masalah yang lebih serius dan
mengakar. Melakukan wawancara tidak terstruktur dengan banyak orang dapat
menghasilkan identifikasi beberapa factor kritis dalam situasi tersebut. Ini kemudian
akan dikejar lebih lanjut selama wawancara terstruktur untuk mendapatkan informasi
yang lebih mendalam tentang mereka. Ini membantu mengidentifikasi masalah kritis
serta cara mengatasinya. Dalam penelitian terapan, teori tentatif tentang faktor-faktor
yang berkontribusi terhadap masalah sering dikonseptualisasikan berdasarkan
informasi yang diperoleh dari wawancara tidak terstruktur dan terstruktur.

Wawancara Tatap Muka dan Wawancara Telepon

Wawancara bisa dilakukan dengan tatap muka atau melalui telepon. Wawancara juga
dapat dilakukan dengan bantuan komputer. Meskipun kebanyakan wawancara tidak
terstruktur dalam penelitian bisnis, sering kali dilakukan dengan tatap muja,
wawancara terstruktur dapat dilakukan dengan tatap muka atau melalui telepon,
tergantung pada tingkat kerumitan persoalan yang terlibat. Wawancara telepon adalah
wawancara yang paling tepat jika informasi dari banyak responden yang tersebar di
wilayah geografis yang luas harus segera diperoleh.
Kelebihan utama wawancara tatap muka atau langsung adalah bahwa peneliti dapat
menyesuaikan pertanyaan sesuai kebutuhan, menghasilkan keraguan, dan memastikan
bahwa respons dipahami dengan tepat dengan mengurangi atau memparafrasakan
pertanyaan. Kekurangan utama wawancara tatap muka adalah keterbatasan geografis
yang menghalangi survei dan banyak sumber daya yang diperlukan jika survei
tersebut dilakukan secara nasional atau internasional.

Kelebihan utama wawancara telepon adalah dapat berkomunikasi dengan beberapa


orang yang berbeda dalam periode waktu yang relatif singkat. Kekurangan utama
wawancara telepon adalah bahwa responden dapat mengakhiri wawancara tanpa
peringatan atau penjelasan dengan menutup telepon.

Wawancara dengan Bantuan Komputer

Pertanyaan pada wawancara dengan bantuan komputer ditampilkan pada layar


komputer dan pewawancara dapat memasukkan jawaban responden secara langsung
ke dalam komputer.

Terdapat dua jenis program wawancara dengan komputer, wawancara telepon dengan
bantuan komputer (CATI) dan wawancara personal dengan bantuan komputer
(CAPI). CATI yang digunakan dalam organisasi penelitian bersifat efektif, karena
respons terhadap survei dapat diperoleh dari orang-orang di seluruh dunia. CAPI
membutuhkan investasi besar dalam perangkat keras dan lunak. CAPI memiliki
kelebihan dalam hal dapat dilakukan sendiri oleh responden yaitu responden dapat
menggunakan komputer mereka sendiri untuk menjalankan program setelah
mendapatkan perangkat lunak dan memasukkan respons mereka sehingga
mengurangi kesalahan dalam merekam.
BAB 8

METODE PENGUMPULAN DATA: OBSERVASI

DEFINISI DAN TUJUAN OBSERVASI

Observasi melibatkan kegiatan melihat, mencatat menganalisis, dan


menginterpretasikan perilaku, tindakan, atau peristiwa secara terencana. Hal tersebut
dapat dibedakan berdasarkan empat dimensi utama yang menggolongkan bagaimana
cara observasi dilakukan; (1) kontrol, (2) apakah pengamat adalah anggota dari
kelompok yang diobservasi atau tidak, (3) struktur, (4) kerahasiaan.

EMPAT DIMENSI UTAMA YANG MENGGOLONGKAN JENIS


OBSERVASI

1. Studi Observasional yang Terkontrol versus Tidak Terkontrol

Studi observasional dikatakan sangat terkontrol ketika situasi atau kondisi


dimanipulasi atau direncanakan oleh peneliti, pengalaman dari subjek (misalnya,
konsumen, karyawan, atau investor) terhadap situasi atau kondisi tertentu,
(misalnya, tata letak toko yang spesifik, kondisi kerja tertentu, atau sejumlah
tekanan waktu) membuat peneliti dapat mengamati perbedaan antara reaksi
perilaku individu terhadap situasi tersebut. Observasi yang dikendalikan dapat
dilakukan di laboratorium atau di lapangan.

Observasi terkontrol terjadi ketika penelitian observasional dilakukan dengan


kondisi yang diatur dengan teliti. Observasi tidak terkontrol adalah teknik
observasi yang tidak berusaha untuk mengontrol, memanipulasi, atau
memengaruhi situasi. Kelebihan dari observasi adalah bahwa orang-orang dapat
diamati di lingkungan kerja atau belanja alami mereka.

2. Observasi Partisipan versus Observasi Nonpartisipan


Dalam observasi nonpartisipan, peneliti tidak pernah secara langsung terlibat
dalam tindakan dari pelaku, namun mengamati mereka dari luar jangkauan visual
pelaku misalnya melalui kamera. Observasi partisipan adalah pendekatan dimana
peneliti mengumpulkan data dengan berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari
dari kelompok atau organisasi yang diteliti.

3. Studi Observasional Terstruktur versus Tidak Terstruktur

Studi observasional terstruktur adalah ketika pengamat memiliki rangkaian


kategori kegiatan atau fenomena yang direncanakan akan diteliti. Observasi
terstruktur secara umum bersifat kuantitatif. Pada awal studi, terdapat
kemungkinan bahwa peneliti tidak memiliki ide yang jelas dari aspek-aspek
tertentu yang membutuhkan fokus/perhatian. Studi seperti itu akan menjadi studi
observasional tidak terstruktur.

Studi observasional tidak terstruktur diklaim sebagai ciri dari penelitian kualitatif.
Observasi tidak terstr uktur pada akhirnya dapat menghasilkan rangakaian
hipotesis tentatif yang diuji dalam penelitian berikutnya yang bersifat deduktif.

4. Observasi Tersembunyi versus Observasi Tidak Tersembunyi

Kerahasiaan observasi berkaitan dengan apakah anggota dari kelompok sisal yang
diteliti diberitahu bahwa mereka sedang diinvestigasi, Kelebihan utama dari
observasi tersembunyi adalah bahwa subjek penelitian tidak terpengaruh dengan
kesadaran bahwa mereka sedang diamati. Observasi tidak tersembunyi bersifat
lebih jelas, sehingga dapat mengubah kebenaran dari perilaku yang diteliti.

DUA PENDEKATAN PENTING UNTUK OBSERVASI

Participant Observation
Karakteristik kunci dari pendekatan ini adalah peneliti mengumpulkan data dalam
keseharian hidup di suatu kelompok atau organisasi.
1. Observasi Partisipasi
The Participatory Aspect of Participant Observation
Observasi partisipan mengombinasikan proses partisipasi dan observasi, sehingga
observasi partisipan seharusnya dibedakan baik dari jenis observasi murni dan
partisipasi murni (Bernard, 1994). Disini dilihat sejauh mana kita masuk ke dalam
tindakan dan kebiasan yang akan kita teliti, sehingga kita dapat menemukan apa
yang kita teliti.

Ciri dari observasi partisipan yang membedakan adalah bahwa peneliti


berpartisipasi dalam kelompok social yang diteliti. Tingkat tertinggi dari
partisipasi adalah partisipasi lengkap. Teknik ini memastikan kedekatan dengan
subjek, tetapi teknisi ini dapat membatasi kebebasan gerak di luar peran yang
sudah dipilih.

The Observation Aspect of Participant Observation


Sementara berpartisipasi, kita melakukan observasi, peneliti harus mengamati dan
mencatat, dan juga menganalisa tindakan, kebiasaan, interaksi, dan peristiwa. Hal
yang perlu diingat ketika melakukan observasi ini adalah mendapatkan izin untuk
meneliti sampai bagian penting suatu kelompok/organisasi. Setelah mendapatkan
izin, langkah selanjutnya adalah diterima dalam organisasi itu.

2. Observasi Terstruktur

Observasi terstruktur fokus pada sifat, seperti observasi melihat fenomena yang
ditentukan sebelumnya. Contoh penggunaan observasi terstruktur dalam
pemasaran adalah pembeli misterius. Observasi terstruktur juga dapat digunakan
untuk mengahsilkan data numerik untuk menguji hipotesis.

Apa yang Perlu Diobservasi?


Masalah potensial dengan studi observasional akan semakin kewalahan oleh sejumlah
besar data yang sering hilang/terputus. Untuk alasan ini, peneliti harus mencoba
untuk tetap fokus selama berbagai tahap proses observasi.

Structured Observation: Introduction


Observasi terstruktur difokuskan di alam, terlihat selektif pada fenomena yang telah
ditentukan. Fokus observasi terstruktur terpecah menjadi potongan-potongan kecil
dan informasi yang dikelola (seperti informasi tentang perilaku, tindakan, interaksi,
dan peristiwa).

The Use of Coding Schemes in Structured Observation


Pengembangan skema coding adalah aspek penting dari observasi terstruktur. Coding
skema berisi kategori yang telah ditentukan untuk merekam apa yang diamati.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN OBSERVASI

Keuntungan:

 Apa adanya
 Dapat mengamati orang-orang tertentu
 Mudah untuk melihat faktor situasional

Kerugian:

 Data yang diamati dari titik peneliti pandang cenderung rentan terhadap bias
pengamat
 Memakan waktu lama

Salah satu kelebihan utama observasi adalah bersifat langsung. Observasi membuat
peneliti dapat mengumpulkan data perilaku tanpa mengajukan pertanyaan, ornag-
orang dapat diamati dari lingkungan kerja alami mereka. Kelebihan lain dari
observasi adalah memungkinkan untuk mengamati kelompok individu tertentu.
Secara umum, data yang diperoleh melalui observasi kejadian ketika hal tersebut
terjadi secara alami lebih reliable dan bebas dari bias responden.

Kekurangan dari studi observasi yaitu reaktivitas. Reaktivitas dapat menjadi


ancaraman utama terhadap validitas temuan dari studi observasi, karena orang-orang
yang diamati mungkin menunjukkan perilaku yang berbeda selama waktu studi
tersebut.

BAB 9

METODE PENGUMPULAN DATA: KUESIONER

JENIS KUISIONER

Kuesioner adalah formula awal yang tertulis, berupa seperangkat pertanyaan dimana
responden dapat mencatat jawaban mereka, biasanya dalam waktu yang sempit.
Merupakan mekanisme pengumpulan data yang efisien ketika ingin menggunakan
studi yang explanatory atau deskriptif. Kuisioner umumnya memakan biaya dan
waktu yang lebih sedikit dibandingkan wawancara atau observasi. Tetapi hal ini
membuat kuisioner lebih rentan dengan tanggapan yang membuat data menjadi tidak
akurat kebenarannya.

1. Kuesioner yang diberikan secara langsung.

Ketika survei terbatas pada area lokal, cara yang baik untuk mengumpulkan data
adalah mengelola kuesioner secara pribadi. Keuntungan utama dari ini adalah
bahwa peneliti atau anggota tim peneliti dapat mengumpulkan semua tanggapan
yang diselesaikan dalam waktu singkat. Pemberian kuesioner kepada sejumlah
besar individu pada saat yang sama lebih murah dan menghabiskan waktu yang
kurang dari wawancara
2. Kuesioner melalui online dan elektronik.
Keuntungan utama dari kuesioner elektronik adalah bahwa daerah geografis yang
luas dapat tercakup dalam survei. Kuisioner bisa dikirim ke responden, dimana
bisa mereka selesaikan dengan nyaman, di rumah mereka, dan dengan langkah
mereka sendiri. Namun, tingkat pengembalian kuesioner tersebut biasanya
rendah. Tingkat respon 30% dianggap diterima. Kelemahan lain dari kuesioner
elektronik adalah bahwa keraguan responden mungkin tidak bisa diklarifikasi dan
juga dari pengembalian yang rendah membuat representasi yang rendah dari
sampel tersebut.

PEDOMAN DESAIN KUISIONER

Prinsip-prinsip desain kuesioner harus fokus pada tiga bagian. Yang pertama
berhubungan dengan kata-kata dari pertanyaan. Yang kedua mengacu pada
perencanaan masalah bagaimana variabel akan dikategorikan, diskalakan, dan dikode
setelah menerima tanggapan. Yang ketiga berkaitan dengan penampilan umum
kuesioner. Ketiganya adalah isu penting dalam desain kuesioner karena hal tersebut
dapat meminimalkan kerancuan dalam penelitian. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:
1. Prinsip penyusunan kata.
Prinsip penyusunan kata merujuk pada faktor-faktor seperti a) Ketepatan isi
pertanyaan; b) Bagaimana pertanyaan disampaikan dan tingkat pemahamanbahasa
yang digunakan; c) Jenis dan bentuk pertanyaan yang diajukan; d) Urutan
pertanyaan; dan e) Data pribadi yang dicari dari responden.
2. Prinsip pengukuran kata.
Seperti halnya terdapat pedoman yang harus diikuti untuk memastikan bahwa
kata-kata dari kuesioner sudah tepat untuk meminimalkan kerancuan, sehingga
juga ada beberapa prinsip pengukuran yang harus diikuti untuk memastikan
bahwa data yang dikumpulkan sesuai untuk menguji hipotesis. Pengukuran
mengacu pada skala dan teknik skala yang digunakan dalam mengukur konsep,
serta penilaian keandalan dan validitas dari langkah-langkah yang digunakan.
3. Isi dan Tujuan Pertanyaan
Sifat alami dari variabel yang direkam, perasaan subjektif atau fakta objektif akan
memberikan macam pertanyaan yang diajukan. Dan juga semua tujuan
pertanyaan harus diperhatikan agar variabel diperhitungkan secara cukup dan
tidak ada pertanyaan yang berlebihan.
4. Bahasa dan Penempatan Kata dalam Kuesioner
Bahasa dan penempatan kata dalam kuisioner harus sesuai dengan level
pengetahuan/pemahaman responden. Oleh karena itu, sangat penting untuk
menyampaikan pertanyaan dengan cara yang dapat dipahami oleh responden. Jika
beberapa pertanyaan tidak dipahami atau ditafsirkan secara berbeda oleh
responden, peneliti akan mendapatkan jawaban yang salah atas pertanyaan
tersebut, dan tanggapan dengan demikian akan menjadi bias. Oleh karena itu,
pertanyaan yang diajukan, bahasa yang digunakan, dan kata-katanya harus sesuai
untuk menyadap sikap, persepsi, dan perasaan responden.
5. Tipe dan Bentuk Pertanyaan
a. Open-Ended versus Closed Questions
Pertanyaan terbuka (Open Ended) mengizinkan responden untuk
menjawabnya dengan cara apa pun cara mereka memilih. Sedangkan
pertanyaan tertutup (Closed Questions) meminta responden untuk
membuat pilihan di antara sekumpulan alternatif yang diberikan oleh
peneliti.
b. Positively and Negatively Worded Questions
Alih-alih menyusun semua pertanyaan secara positif, disarankan untuk
menyertakan beberapa pertanyaan dengan kata-kata negatif juga, sehingga
kecenderungan responden untuk secara mekanis melingkari titik-titik ke
salah satu ujung skala diminimalkan.
c. Double-Barreled Questions
Jika kita menggabungkan dua pertanyaan dan mengajukan pertanyaan
berlaras ganda, kita akan membingungkan responden dan mendapatkan
tanggapan yang ambigu. Oleh karena itu, pertanyaan berlaras ganda harus
dihilangkan.
d. Ambiguous Questions
Pertanyaan yang tidak berlaras ganda mungkin dibuat dengan kata-kata
yang ambigu dan responden mungkin tidak yakin apa sebenarnya
maksudnya. Pertanyaan yang ambigu memiliki bias bawaan karena
responden yang berbeda dapat menafsirkan item seperti itu dalam
kuesioner secara berbeda. Hasilnya adalah sekumpulan respons ambigu
yang tidak secara akurat memberikan jawaban yang benar untuk
pertanyaan tersebut.
e. Recall-Dependent Questions
Beberapa pertanyaan mungkin mengharuskan responden untuk mengingat
pengalaman masa lalu yang masih kabur dalam ingatan mereka. Jawaban
atas pertanyaan semacam itu mungkin memiliki bias. Sumber yang lebih
baik untuk memperoleh informasi itu adalah catatan personalia
f. Leading Questions
Pertanyaan tidak boleh diutarakan sedemikian rupa sehingga mengarahkan
responden untuk memberikan tanggapan yang peneliti ingin mereka
berikan. Dalam kasus ini, pertanyaannya tidak dibingkai secara sugestif
seperti pada contoh sebelumnya.
g. Loaded Questions
Pertanyaan jenis ini biasanya terjadi ketika diutarakan secara emosional.
Mengajukan pertanyaan seperti ini akan menimbulkan tanggapan yang
sangat emosional dan sangat bias.
h. Social Desirability
Pertanyaan terkait dengan keinginan sosial jangan langsung diungkapkan
sedemikian rupa sehingga menimbulkan respons ang diinginkan secara
sosial. Menurut Crowne dan Marlowe (1980) menyatakan bahwa kadang-
kadang item tertentu yang memanfaatkan keinginan sosial sengaja
diperkenalkan di berbagai poin dalam kuesioner dan indeks
kecenderungan keinginan sosial masing-masing individu dihitung darinya.
Indeks ini kemudian diterapkan ke semua tanggapan lain yang diberikan
oleh individu untuk menyesuaikan bias keinginan sosial.
i. Length of Questions
Menurut Horst (1968), pertanyaan sederhana dan pendek lebih disukai
daripada pertanyaan panjang. Sebagai aturan praktis, pertanyaan atau
pernyataan dalam kuesioner tidak boleh melebihi 20 kata, atau melebihi
satu baris penuh yang dicetak.
j. Sequencing of Questions
Urutan pertanyaan dalam kuesioner harus sedemikian rupa sehingga
responden diarahkan dari pertanyaan yang bersifat umum ke pertanyaan
yang lebih spesifik, dan dari pertanyaan yang relatif mudah dijawab ke
pertanyaan yang semakin sulit. Dalam menentukan urutan pertanyaan,
disarankan untuk tidak menempatkan pertanyaan dengan kata-kata positif
dan pertanyaan negatif yang menyentuh elemen atau dimensi yang sama
dari sebuah konsep. Pertama, tidak perlu menanyakan pertanyaan yang
sama baik secara positif maupun negatif. Kedua, jika karena alasan
tertentu hal ini dianggap perlu (misalnya, untuk memeriksa konsistensi
jawaban), kedua pertanyaan tersebut harus ditempatkan di bagian
kuesioner yang berbeda, sejauh mungkin. Cara pertanyaan diurutkan juga
dapat menimbulkan bias tertentu, yang sering disebut sebagai efek
pengurutan. Meskipun menempatkan pertanyaan secara acak dalam
kuesioner mengurangi bias sistematis dalam jawaban, ini sangat jarang
dilakukan, karena kebingungan selanjutnya saat mengkategorikan,
mengkode, dan menganalisis tanggapan.
k. Classification Data / Personal Data
Data klasifikasi juga dikenal sebagai informasi pribadi atau pertanyaan
demografis, memperoleh informasi seperti usia, tingkat pendidikan, status
perkawinan, dan pendapatan. Kecuali benar-benar diperlukan, sebaiknya
tidak menanyakan nama responden. Namun, jika kuesioner harus
diidentifikasi dengan responden untuk alasan apapun, maka kuesioner
dapat diberi nomor dan dihubungkan oleh peneliti dengan nama
responden, dalam dokumen pribadi yang dikelola secara terpisah.
Prosedur ini harus dijelaskan dengan jelas kepada responden. Alasan
penggunaan sistem numerik dalam kuesioner adalah untuk memastikan
anonimitas responden.
6. Prinsip-Prinsip Pengukuran
a. General Appearance or “Getup” of the Questionnaire
Tidak hanya penting untuk mengatasi masalah susunan kata dan
pengukuran dalam desain kuesioner, tetapi juga perlu memperhatikan
bagaimana kuesioner itu terlihat. Kuesioner yang menarik dan rapi dengan
pengenalan yang sesuai, instruksi, dan rangkaian pertanyaan dan alternatif
jawaban yang tersusun dengan baik akan memudahkan responden untuk
menjawabnya. Pengenalan yang baik, instruksi yang terorganisir dengan
baik, dan pertanyaan yang tersusun rapi semuanya penting. Unsur-unsur
ini dibahas secara singkat dengan contoh-contoh.
b. A Good Introduction
Pengenalan yang tepat yang secara jelas mengungkapkan identitas peneliti
dan menyampaikan tujuan survei mutlak diperlukan. Penting juga untuk
membangun hubungan baik dengan responden dan memotivasi mereka
untuk menjawab pertanyaan dalam kuesioner dengan sepenuh hati dan
antusias. Jaminan kerahasiaan informasi yang diberikan oleh mereka akan
memungkinkan jawaban yang tidak terlalu bias. Bagian perkenalan harus
diakhiri dengan nada sopan, berterima kasih kepada responden yang telah
meluangkan waktu untuk menanggapi survei.
c. Organizing Questions, Giving Instructions and Guidance, and Good
Alignment
Mengorganisir pertanyaan secara logis dan rapi di bagian yang sesuai dan
memberikan petunjuk tentang cara melengkapi item di setiap bagian akan
membantu responden untuk menjawabnya tanpa kesulitan. Pertanyaan
juga harus disusun dengan rapi sehingga memungkinkan responden
menyelesaikan tugas membaca dan menjawab kuesioner dengan
menghabiskan sedikit waktu dan tenaga dan tanpa melelahkan mata.
d. Personal Data
Mencakup data demografis atau data pribadi yang dapat diatur sesuai
kebutuhan. Misalnya usia, pendidikan, jenis kelamin, status pernikahan,
pekerjaan, dan lain sebagainya.
e. Information on Income and Other Sensitive Personal Data
Meskipun informasi demografis bisa dicari baik di awal atau di akhir
kuesioner, informasi yang sangat pribadi dan pribadi seperti pendapatan,
keadaan kesehatan, dan sebagainya, jika dianggap perlu untuk survei,
harus ditanyakan di akhir kuesioner, bukan awal. Selain itu, pertanyaan
semacam itu harus dibenarkan dengan menjelaskan bagaimana informasi
ini dapat berkontribusi pada pengetahuan dan pemecahan masalah,
sehingga responden tidak menganggapnya mengganggu atau mencongkel
(lihat contoh di bawah). Menunda pertanyaan semacam itu sampai akhir
akan membantu mengurangi bias responden jika individu tersebut kesal
dengan sifat pertanyaan yang bersifat pribadi.
f. Open-Ended Question at The End
Kuesioner dapat mencakup pertanyaan terbuka di bagian akhir,
memungkinkan responden untuk mengomentari aspek apa pun yang
mereka pilih. Ini harus diakhiri dengan ungkapan terima kasih yang tulus
kepada responden.
g. Concluding the Questionnaire
Kuesioner harus diakhiri dengan catatan sopan, mengingatkan responden
untuk memeriksa bahwa semua item telah diisi.
7. Review desain kuesioner.
Untuk meminimalkan kerancuan responden dan kesalahan pengukuran, semua
prinsip yang dibahas harus diikuti dengan hati-hati. Ketika instrument yang
divalidasi digunakan, temuan studi ini bermanfaat bagi komunitas ilmiah karena
hasilnya dapat direplikasi dan menambah teori dasar yang telah ada. Prinsip
desain kuesioner berkaitan dengan bagaimana pertanyaan disusun dan diukur, dan
bagaimana seluruh kuesioner disusun. Untuk meminimalkan bias responden dan
kesalahan pengukuran, semua prinsip yang dibahas harus diikuti dengan hati-hati.
Kuesioner paling berguna sebagai metode pengumpulan data, terutama bila
banyak orang yang dijangkau di wilayah geografis yang berbeda. Mereka adalah
metode pengumpulan data yang populer karena peneliti dapat memperoleh
informasi dengan cukup mudah, dan tanggapan kuesioner dengan mudah diberi
kode. Ada beberapa cara pemberian kuesioner. Kuesioner dapat diberikan secara
pribadi kepada responden, didistribusikan secara elektronik kepada responden,
tautan dapat diposting di situs web, blog, atau di media sosial.
8. Pretesting Pertanyaan Terstruktur
Pretesting melibatkan penggunaan sejumlah kecil responden untuk menguji
kesesuaian pertanyaan dan pemahaman mereka. Ini membantu untuk
memperbaiki kekurangan sebelum memberikan instrumen secara lisan atau
melalui kuesioner kepada responden, dan dengan demikian mengurangi bias.
9. Kuesioner Elektronik dan Desain Survey
Elektronik sistem desain survei yang memfasilitasi persiapan dan administrasi
kuesioner, sangat berguna untuk penelitian online. Sistem seperti itu biasanya
mencakup serangkaian program yang memungkinkan pengguna untuk merancang
kuesioner yang canggih, mengkomputerisasi proses pengumpulan data,
memeriksa kesalahan sintaksis atau logis dalam pengkodean, dan menganalisis
data yang dikumpulkan. Data yang lebih andal kemungkinan besar dihasilkan
karena responden dapat bolak-balik dan dengan mudah mengubah tanggapan, dan
berbagai rangsangan di layar dan di luar layar disediakan untuk mempertahankan
minat responden

DIMENSI SURVEI INTERNASIONAL

Para peneliti yang terlibat dalam penelitian lintas budaya berusaha untuk melacak
persamaan dan perbedaan dalam respon perilaku dan sikap karyawan di berbagai
tingkatan dalam budaya yang berbeda. Ketika data dikumpulkan, seseorang harus
memperhatikan alat ukur dan bagaimana data dikumpulkan, selain menjadi peka
terhadap perbedaan budaya dalam penggunaan istilah tertentu. Survei juga harus
disesuaikan dengan budaya yang berbeda.

1. Persoalan tertentu dalam instrumentasi untuk penelitian lintas budaya.


Karena Bahasa yang berbeda yang diucapkan di negara yang berbeda, penting
untuk memastikan bahwa terjemahan dari instrumen untuk bahasa lokal cocok dan
akurat dengan bahasa asli. Kesetaraan idiomatik juga bisa menjadi masalah, di
mana beberapa idiom yang unik untuk satu bahasa tidak tidak dapat untuk
terjemahan ke bahasa lain. Kesetaraan konseptual, dimana makna dari kata-kata
tertentu bisa berbeda dalam budaya yang berbeda
2. Persoalan dalam pengumpulan data.
Setidaknya tiga isu penting pengumpulan data bagi lintas budaya yaitu kesetaraan
respon, waktu pengumpulan data, dan status individu yang dikumpulkan datanya.
Kesetaraan respon dipastikan dengan mengadopsi prosedur pengumpulan data
yang seragam dalam budaya yang berbeda. Waktu data lintas budaya yang
dikumpulkan juga penting untuk perbandingan lintas budaya. Pengumpulan data
harus diselesaikan dalam jangka waktu yang dapat diterima di negara-negara yang
berbeda dalam waktu tiga sampai empat bulan Karena banyak hal yang mungkin
berubah selama interval waktu dalam satu negara atau semua negara.
TINJAUAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BERBAGAI METODE
PENGUMPULAN DATA DAN KAPAN MENGGUNAKAN MASING-
MASING METODE TERSEBUT

1. Wawancara tatap muka menawarkan kesempatan untuk menjalin hubungan


dengan orang yang diwawancarai, dan membantu untuk mengeksplorasi dan
memahami masalah yang kompleks. Di sisi negatif, wawancara tatap muka
memiliki potensi untuk membingungkan pewawancara dan dapat menghabiskan
biaya yang besar jika sejumlah besar responden yang terlibat.

Sehingga dapat dikatakan bahwa:

a. Wawancara Tatap Muka


Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :
 Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah
pertanyaan baru
 Bisa membaca isyarat non verbal
 Bisa memperoleh data yang banyak

Sementara kekurangannya adalah :

 Membutuhkan waktu yang lama


 Biaya besar jika responden yang akan diwawancara dalam jumlah banyak.
 Bisa menimbulkan bias pewawancara

2. Wawancara telepon adalah cara yang efisien untuk mengumpulkan data ketika
seseorang memiliki spesifikasi, pertanyaan terstruktur, membutuhkan tanggapan
cepat, dan memiliki sampel yang tersebar di wilayah yang luas. Di sisi negatif,
pewawancara tidak dapat mengamati respon nonverbal responden, dan yang
diwawancara dapat memblokir panggilan.
Sehingga dapat dikatakan:
b. Wawancara Telepon
Kelebihan
 Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
 Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
Kelemahan
 Isyarat non verbal tidak bisa dibaca
 Membutuhkan jawaban yang cepat
 Yang mau diwawancarai bisa menolak panggilan

3. Studi observasional membantu kita untuk memahami masalah yang kompleks


melalui pengamatan langsung (baik sebagai peserta atau bukan peserta yang
diamati) dan memungkinkan untuk langsung meminta penjelasan tentang isu-isu
tertentu, Di sisi negatif, pengamatan ini mahal, karena jangka waktu pengamatan
yang diperlukan, dan kebiasan pengamat mungkin ikut dalam data yang
dikumpulkan.
4. Pemberian kuesioner secara pribadi kepada kelompok individu membantu
untuk (1) menjalin hubungan dengan responden sambil memperkenalkan survei,
(2) memberikan klarifikasi yang diinginkan oleh responden di tempatnya, dan (3)
mengumpulkan kuesioner segera setelah mereka selesai. Dalam hal ini, ada
tingkat respon 100%. Di sisi negatif, pemberian kuesioner secara pribadi akan
mahal, terutama jika sampel tersebar luas secara geografis.
5. Kuesioner elektronik dan email menguntungkan ketika tanggapan terhadap
banyak pertanyaan harus diperoleh dari sampel yang tersebar luas secara
geografis, atau sulit atau tidak mungkin untuk melakukan wawancara telepon
tanpa banyak beban. Di sisi negatif, kuesioner tersebut biasanya memiliki tingkat
respon yang rendah dan juga tidak bisa memastikan apakah data yang diperoleh
adalah mewakili populasi yang diteliti.

BERBAGAI METODE PENGUMPULAN

Multimethods of Data Collection


Karena hampir semua metode pengumpulan data bisa terkena bias/gangguan, maka
penggabungan dari metode-metode itu dapat dilakukan guna mendapatkan data yang
lebih baik. Misalnya, jika tanggapan dikumpulkan melalui wawancara, kuesioner, dan
observasi yang sangat berkorelasi dengan satu sama lain, maka kita akan lebih
percaya tentang keabsahan dari data yang dikumpulkan. Oleh karena itu, korelasi
tinggi di antara data yang diperoleh pada variabel yang sama dari sumber yang
berbeda dan melalui metode pengumpulan data yang berbeda memberikan
kredibilitas lebih untuk instrumen penelitian dan data yang diperoleh melalui
instrumen tersebut.

Managerial Implications
Sebagai penyedia informasi, manajer dapat membantu peneliti dalam melakukan
wawancara, observasi, maupun pemberian kuisioner.

ETIKA DALAM PENGUMPULAN DATA

Beberapa masalah etika harus ditangani ketika mengumpulkan data. Mereka harus
menghormati kerahasiaan data yang diperoleh oleh peneliti, dan tidak meminta
tanggapan individu atau kelompok untuk diungkapkan kepada mereka, atau meminta
untuk melihat kuesioner. Mereka harus memiliki pikiran yang terbuka dalam
menerima hasil dan rekomendasi dalam laporan yang disampaikan oleh para peneliti.

Berikut ini beberapa etika dan peneliti:

1. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip


kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab
peneliti.
2. Peneliti tidak harus menggambarkan sifat penelitian kepada subjeknya, terutama
dalam percobaan laboratorium. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan
tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
3. Informasi pribadi yang tampaknya menyinggung tidak harus ditanyakan, dan jika
benar-benar diperlukan untuk proyek tersebut, maka harus disampaikan dengan
penuh kehati-hatian kepada responden, misalnya dengan Dengan demikian,
peneliti harus menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
4. Apapun sifat dari metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan diri dari
subyek tidak boleh dilanggar. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan
tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
5. Pengamat nonpartisipan harus serendah hati mungkin.
6. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden
yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
7. Dalam studi laboratorium, subyek harus ditanyai dengan pengungkapan
sepenuhnya mengenai alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam
studi.
8. Subyek tidak boleh berada dalam situasi di mana mereka bisa mengalami bahaya
fisik atau mental.
9. Peneliti harus menjamin tidak adanya keliru atau distorsi dalam melaporkan data
yang dikumpulkan selama penelitian.

Ethical Behavior Respondents


a. Subjek yang sudah memilih untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian harus
bekerjasama secara penuh dalam penelitian.
Perilaku etis responden yaitu subjek sekali setelah memilih untuk berpartisipasi
dalam sebuah studi, harus bekerja sama sepenuhnya dalam tugas-tugas ke
depannya, seperti menanggapi survei atau mengambil bagian dalam percobaan.
b. Responden juga memiliki kewajiban memberikan tanggapan yang jujur dan
sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai