Anda di halaman 1dari 21

RESUME

METODE PENGUMPULAN DATA

Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen: Dr. Sri Rahayu, S.E., M.S.A., A.k. CA,CIQaR, CIQnR

Di susun oleh:

Cristina Merry Des AnggelitaC1C021218

Nurul Vialeta C1C021219

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2023
A. SUMBER DATA

Data dapat diperoleh dari sumber primer atau sekunder. Data primer (primary data)
mengacu pada informasi yang diperoleh langsung (dari tangan pertama) oleh peneliti terkait
dengan variabel ketertarikan untuk tujuan tertentu dari studi. Data sekunder (secondary data)
mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber sumber yang sudah ada. Beberapa
contoh sumber data primer adalah responden individu, kelompok fokus, dan panel yang seca
khusus ditentukan oleh peneliti dan di mana pendapat mereka terkait persoalan tertentu dapat
dicari dari ke waktu, atau sumber yang tidak begitu jelas seperti majalah atau buku-buku
lama. Data juga dapat diperoleh dari sumber sekunder, misalnya, catatan atau dokumentasi
perusahaan, pub pemerintah, analisis industri yang diberikan oleh media, web, internet, dan
lainnya. Dalam beberapa kas lingkungan atau situasi dan peristiwa tertentu dapat menjadi
sumber data, contohnya, mempelajari tata ra sebuah pabrik.

1. Sumber Data Primer

Individu memberikan informasi ketika diwawancara, diberikan kuesioner, atau


diobservasi. Wawancara mendalam terhadap kelompok atau kelopok fokus merupakan
sumber lain yang kaya akan data primer.

a. Kelompok Fokus

Kelompok fokus (focus groups) biasanya terdiri atas 8 hingga 10 anggota


dengan seorang moderator yang memimpin diskusi selama kira-kira 2 jam mengenal
suatu topik, konsep, atau produk tertentu. Anggota biasanya dipilih berdasarkan
keahlian mereka pada topik yang digali informasinya. Kegiatan kelompok fokus
bertujuan memperoleh kesan, interpretasi, dan opini responden, saat anggota
membahas tentang peristiwa, konsep, produk, atau layanan. Moderator memainkan
peran penting untuk mengarahkan diskusi agar menghasilkan informasi yang dicari,
dan membuat anggota tetap berada di jalur yang tepat.

Sifat Data yang Diperoleh Melalui Kelompok. Fokus Harus diperhatikan


bahwa meskipun data yang diperoleh melalui anggota kelompok yang homogen
tersebut lebih murah dibandingkan data yang diperoleh melalui berbagai metode
pengumpulan data yang lain, dan tepat untuk analisis yang cepat, analisis isi dari data
yang didapatkan tersebut hanya memberikan informasi kualitatif dan bukan
informasi kuantitatif.

Secara singkat, kelompok fokus digunakan untuk:

1) Studi eksploratif.

2) Membuat generalisasi berdasarkan informasi yang diperoleh dari kelompok fokus.


3) Melakukan survei sampel.

b. Panel

Panel, seperti halnya kelompok fokus, merupakan sumber informasi utama


untuk tujuan penelitian. Sementara kelompok fokus bertemu untuk satu kali pertemuan
kelompok, panel (anggota) bertemu lebih dari satu kali. Dalam kasus di mana
pengaruh intervensi atau perubahan tertentu akan dipelajari selama suatu periode
waktu, studi panel sangat berguna. Individu dipilih secara acak sebagai anggota panel
untuk studi penelitian. Misalnya, jika pengaruh iklan untuk sebuah merek kopi tertentu
ingin dinilai dengan cepat, iklan tersebut ditunjukkan kepada anggota panel dan
keinginan membeli mereka terhadap merek tersebut dinilai. Hal ini dapat dianggap
sebagai respons yang dapat diperkirakan dari konsumen, jika faktanya iklan tersebut
ditunjukkan kepada mereka. Beberapa bulan kemudian, manajer produk mungkin
berpikir untuk memperkenalkan rasa yang berbeda pada produk yang sama dan dapat
menyelidiki pengaruhnya terhadap panel tersebut. Sehingg kumpulan "pakar-panel"
yang berkelanjutan tersebut menjadi sampel dasar atau sounding board (kelompok
yang digunakan untuk menguji ide baru-ed) untuk menilai pengaruh perubahan
tersebut. Anggota para ahli semacam itu membentuk panel, dan penelitian yang
menggunakanya disebut studi panel (panel study).

Panel Statis dan Dinamis Panel dapat termasuk panel statis-static panel-
(misalnya, anggota yang sama berada dalam panel tersebut selama periode waktu yang
lebih lama) atau panel dinamis-dynamic panel- inalnya, anggota panel berubah dari
waktu ke waktu ketika berbagai fase studi dilakukan). Kelebihan utama di panel statis
adalah bahwa sebelumnya panel ini memberikan pengukuran yang baik dan sensitif
dari perubahan yang terjadi di antara dua titik-alternatif yang lebih baik dibandingkan
dengan menggunakan dua krampok berbeda pada dua waktu yang berbeda. Akan
tetapi, kekurangannya adalah bahwa anggota panel dpt menjadi sangat peka terhadap
perubahan sebagai hasil dari wawancara yang berlangsung secara terus- menerus
sehingga opini mereka mungkin tidak lagi mewakili apa yang orang lain yakini dalam
populasi tersebut. Anggota juga dapat keluar dari panel dari waktu ke waktu karena
berbagai alasan, sehingga meningkatkan persoalan bias karena tidak berlanjut
(berhenti). Kelebihan dan kekurangan panel dinamis adalah kebalikan dari kelebihan
dan kekurangan dari panel statis yang dibahas.

Teknik Delphi Teknik Delphi (Delphi Technique) adalah metode peramalan


yang menggunakan panel para shli yang dipilih secara teliti dengan cara yang
sistematis dan interaktif. Para ahli tersebut mengisi kuesioner abanyak dua kali atau
lebih. Pada kuesioner pertania, para ahli diminta untuk menjawab serangkaian
pertanyaan terkait kemungkinan apa yang akan terjadi di masa depan atau persoalan
lain di mana tidak ada pengetahuan yang pasti dan lengkap akan hal tersebut.
c. Ukuran Umum

Ukuran umum (ukuran yang samar-unobtrusive measure) atau yang disebut


juga dengan ukuran jejak (trace measure) berasal dari sumber primer yang tidak
melibatkan orang-orang. Satu contoh adalah kerusakan jurnal- Jurnal di perpustakaan
yang memberikan indikasi yang baik terkait kepopuleran jurnal-jurnal tersebut, sering
digunakan, atau keduanya. Jumlah berbagai merek kaleng/botol minuman ringan
berbeda yang ditemukan di tempat sampah juga memberikan ukuran tingkat konsumsi.
Tanda tangan cek yang diarahkan kesinar ultraviolet dapat menunjukkan tingkat
kepalsuan dan penipuan: catatan aktuaris merupakan sumber informasi yang baik
untuk pengumpulan data kelahiran, pernikahan, dan kematian dalam suatu komunitas,
catatan perusahaan menyediakan banyak informasi pribadi karyawan, tingkat efisiensi
perusahaan, dan juga data lainnya. Sehingga, somber data umum (tersamar) ini dan
penggunaanya merupakan hal penting dalam penelitian.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder sangat diperlukan untuk kebanyakan penelitian bisnis. Terdapat


beberapa sumber data sekunder, termasuk buku dan majalah, publikasi pemerintah
mengwnI indikator ekonomi, data sensus, abstrak statistik, basis data-database- (seperti
dibahas dalam Bab media, laporan tahunan perusahaan, dan lainnya. Studi kasus, dan
catatan dokumen lainnya-sumber data sekunder memberikan banyak informasi untuk
penelitian dan pemecahan masalah. Data semacam itu adalah seperti telah kita ketahui,
kebanyakan bersifat kualitatif. Selain itu, yang termasuk sumber sekunder ada rencana
yang disusun untuk atau oleh anggota penting dalam organisasi, kalender kerja eksekutif,
dan pidu yang mereka sampaikan. Namun demikian, banyak dari informasi internal
tersebut mungkin memiliki hak milik dan tidak dapat diakses oleh semua orang.

Basis data keuangan yang sudah tersedia untuk penelitian juga merupakan sumber
data Compustat Database berisi informasi tentang ribuan perusahaan yang diatur
berdasarkan industri dan infra mengenal perusahaan global juga tersedia melalui
Compustat.

Kelebihan mencari sumber data sekunder adalah penghematan waktu dan biaya
untuk mendapatkan informasi. Akan tetapi, data sekunder sebagai satu sumber informasi
memiliki kekurangan, kerena dig menjadi usang atau digantikan dengan yang baru-ed,
dan tidak memenuhi kebutuhan spesifik dari situasi keadaan tertentu. Karena itu, menjadi
hal penting untuk mengacu pada sumber-sumber yang menyediakan informasi terkini dan
terbaru. Setelah mempelajari beragam sumber data, mari kita sekarang mempelajari
metode pengumpulan data.
B. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data merupakan bagian integral dari desain penelitian. Terdapat
beberapa metode pengumpulan data, masing-masing denga kelebihan dan kekurangannya.
Masalah yang diteliti dengan penggunaan metode yang tepat dapat meningkatka nilai penelitian

Metode pengumpulan data meliputi wawancara (wawanca tatap inuka, wawancara


melalui telepon, wawancara dengan bantuan komputer, dan wawancara melalui med elektronik;
kuesioner yang diberikan secara pribadi, dikirim melalui e-mail, atau secara elektronik; dan
beragam teknik motivasional lain seperti tes proyektif. Wawancara, observasi terhadap individu
dan peristiwa, da pemberian kuesioner merupakan tiga metode utama pengumpulan data dalam
penelitian survel.

1. WAWANCARA

Salah satu metode pengumpulan data adalah mewawancarai responden untuk


memperoleh informasi mengene permasalah yang diteliti. Wawancara adalah metode
pengumpulan data yang efektif, terutama selama tahap penelitian eksploratif. Ketika
banyak wawancara dilakukan dengan banyak pewawancara yang berbeda, penting untuk
memberikan pelatihan kepada pewawancara untuk meminimalkan bias pewawancara yang
ditunjukkan dalam infleksi suara, perbedaan dalam penyusunan kata, dan interpretasi.
Pelatihan yang baik akan mengurang bias pewawancara. Terdapat jenis wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur serta dilakukan secara tatap muka, melalui telepon, atau
secara online. Wawancara terstruktur dan tidak terstruktur akan dibahas terlebih dahulu.

a. Wawancara Terstruktur dan Wawancara Tidak Terstruktur

1) Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur (unstrictured interview) disebut tidak terstruktur


karena pewawancara tidak memasuki situasi wawancara dengan rangkaian pertanyaan
yang direncanakan yang akan diberikan kepada responden. Tujuan wawancara tidak
terstruktur adalah mengetahui beberapa isu pendahuluan, sehingga peneliti dapat
menentukan variabel yang memerlukan investigasi mendalam lebih lanjut. Pada Bab 3,
dalam pembahasan "Bidang Masalah yang Luas, kita melihat beberapa situasi di mana
manajer mungkin memikirka ide yang belum jelas mengenai perubahan tertentu yang
terjadi dalam situasi, tanpa mengetahui apa sebena hal tersebut. Situasi semacam itu
memerlukan wawancara tidak terstruktur dengan orang-orang terkait.
2) Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur (structured interviews) adalah wawancara yang


dilakukan ketika sejak awal diketahui informasi apa yang diperlukan. Pewawancara
memiliki daftar pertanyaan yang direncanakan untuk ditanyaka kepada responden,
baik secara pribadi, melalui telepon, atau komputer. Pertanyaan tersebut fokus pada
faktor- faktor yang diketahui selama wawancara tidak terstruktur dan dianggap relevan
dengan masalah. Ketila responden menyampaikan pandangan mereka, peneliti
mencatatnya. Pertanyaan yang sama akan diajukan kepada semua responden dengan
cara yang sama. Akan tetapi, terkadang berdasarkan urgensi situasi, peneliti yang
berpengalaman dapat mengutip jawaban responden dan mengajukan pertanyaan lain
yang relevand luar aturan wawancara. Melalui proses tersebut, faktor-faktor baru dapat
diidentifikasi, sehingga menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam. Tetapi,
untuk mampu mengenali kemungkinan respons, pewawanca harus memahami tujuan
dan sasaran dari setiap pertanyaan. Hal ini penting, terutama ketika sebuah tim dari
pewawancara yang terlatih melakukan survei.

Setelah beberapa wawancara terstruktur dilakukan dan diperoleh cukup


informasi untuk memaha serta menjelaskan faktor-faktor penting yang ada dalam
situasi tersebut, peneliti akan menghentika wawancara. Kemudian, informasi tersebut
ditabulasi dan data dianalisis. Hal ini akan membantu pel untuk menyelesaikan tugas
yang harus dilakukannya, seperti menjelaskan fenomena, menguantifikasi
mengukurnya, atau mengidentifikasi masalah spesifik dan membuat teori mengenai
faktor yang memengaru masalah atau menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian.
Kebanyakan penelitian kualitatif dilakuk dengan cara tersebut.

3) Tinjauan Wawancara Tidak Terstruktur dan Wawancara Terstruktur

Tujan utama wawancara tidak terstruktur adalah untuk menyelidiki dan


menggali beberapa faktor pada situas ng mungkin menjadi pusat dari bidang
permasalahan yang luas. Selama proses ini, mungkin terbukti bahwa aulah seperti
yang diidentifikasi dari klien, tidak lain adalah gejala dari persoalan yang lebih serius
dan sulit kakan wawancara tidak terstruktur terhadap banyak orang dapat
menghasilkan identifikasi beberapa faktor penting dalam situasi tersebut. Hal itu
kemudian akan ditindaklanjuti lebih jauh selama wawancara terstruktur tak
mendapatkan informasi yang lebih mendalam. Hal ini akan membantu identifikasi
masalah kritis serta pemecahan masalahnya. Dalam penelitian terapan, teori tentatif-
teari sementara (tentative theory)-dari ker yang berkontribusi pada masalah sering kali
dikonseptualisasikan berdasarkan informasi yang diperoleh dewawancara tidak
terstruktur dan terstruktur.
b. Melatih Pewawancara

Ketika akan melakukan beberapa wawancara panjang, sering kali tidak mungkin
bagi satu orang untuk menangani daruh wawancara tersebut. Sehingga diperlukan sebuah
tim pewawancara yang terlatih. Pewawancara harus diberikan damasi yang lengkap
sebelumnya (briefing) mengenai penelitian dan diberikan pelatihan mengenal cara untuk
lai wawancara, bagaimana melanjutkan wawancara dengan pertanyaan, bagaimana
memotivasi responden untuk rewah, apa yang dicari pada jawaban tersebut, dan
bagaimana mengakhiri wawancara. Mereka juga perlu diberikan kal untuk membuat
catatan dan pengkodean respons wawancara, Kiat-kiat untuk melakukan wawancara yang
akan dibahas selanjutnya, seharusnya menjadi bagian dari kegiatan wawancara mereka.

Perencanaan yang baik, pelatihan yang memadai, memberikan pedoman yang


jelas bagi pewawancara, dan mengawasi (supervisi) pekerjaan mereka, semua hal tersebut
memudahkan penggunaan teknik wawancara shagai mekanisme pengumpulan data yang
efektif dan menguntungkan. Wawancara personal menyediakan hayak data jika
responden secara spontan memberikan informasi, sejauh jawaban mereka tidak berubah
njadi serangkaian respons yang terbatas, seperti dalam kuesioner. Namun demikian,
wawancara personal mahal untuk dilakukan, terkait waktu, biaya pelatihan, dan
penggunaan sumber daya.

c. Kiat-Kiat untuk Melakukan Wawancara

Informasi yang diperoleh selama wawancara semaksimal mungkin harus bebas


dari bias. Bias mengacu pada esalahan atau ketidakakuratan dalam pengumpulan data.
Bias dapat muncul dari pewawancara, orang hubungan yang baik dengan orang yang
diwawancara jika respons diartikan secara salah atau terdistorsi pag diwawancara, atau
situasi. Pewawancara dapat membiaskan data jika tidak terbangun kepercayaan dan
taupun jika pewawancara secara tidak sengaja mendorong atau melemahkan jenis respons
tertentu melalui jetur dan ekspresi wajah.

Mendengarkan orang yang diwawancara dengan penuh perhatian, menunjukkan


perhatian terhadap apa g disampaikan oleh responden, sopan dalam bertanya, mengulangi
dan/atau mengklarifikasi pertanyaan mengubah pengertian-ed) beberapa jawaban untuk
memastikan pemahaman dan menjaga minat responden yang diajukan, dan
memparafrasakan (mengungkapkan kembali suatu tuturan dengan tuturan lain tanpa
Mama wawancara. Mencatat respons secara akurat juga sama pentingnya.
 Teknik Bertanya

Teknik Corong Pada awal wawancara tidak terstruktur, disarankan untuk


mengajukan pertanyaan terbuka untuk memperoleh ide yang luas dan membentuk
kesan tertentu mengenal situasi. Contoh pertanyaan yang bisa diajukan

"Bagaimana perasaan Anda dengan bekerja untuk organisasi ini?"

Dari respons terhadap pertanyaan yang luas tersebut, pertanyaan lebih


lanjut yang secara progresif lebih ka dapat diajukan ketika peneliti memproses
respons orang yang diwawancara dan mencatat beberapa penoalan penting yang
mungkin relevan dengan situasi. Transisi dari tema yang luas ke tema yang sempit
ini Anat teknik corong (funneling technique).

Pertanyaan Tidak Bias Mengajukan pertanyaan tidak bias (unbiased


questions) untuk memastikan bahwa Anda meminimalkan bias dalam respons
merupakan hal penting. Misalnya, "Ceritakan kepada saya bagaimana Anda
melakukan pekerjaan?" merupakan pertanyaan yang lebih baik dibandingkan,
"Bung, pekerjaan yang Anda lakukan pasti membosankan; ceritakan bagaimana
Anda menjalaninya. Pertanyaan kedua adalah loaded fion (pertanyaan yang berisi
asumsi yang salah-ed) terkait dengan persepsi dari pewawancara sendiri ang
pekerjaan. Loaded question dapat memengaruhi jenis jawaban yang diperoleh dari
responden. Bias dapat muncul dengan menekankan kata-kata tertentu, dengan
perubahan nada dan suara, serta melalui yang tidak tepat.

Mengklarifikasi Persoalan Untuk memastikan bahwa peneliti memahami


persoalan seperti yang responden ingin ungkapkan, disarankan untuk
memparafrasakan atau menyatakan kembali informasi penting yang hkan oleh
responden. Misalnya, jika responden mengatakan, "Ada kebijakan promosi yang
tidak adil lam organizasi ini; senioritas sama sekali tidak diperhitungkan-junior
yang selalu mendapatkan promosi," peneliti dapat menyela, "Jadi Anda
mengatakan bahwa junior selalu dipromosikan bahkan melampaul senior
kemampuan merupakan hal penting. Jika hal tertentu yang disampaikan tidak
jelas, peneliti harus mencari Wikasi, Misalnya, bila responden mengatakan,
"Fasilitas di sini sangat buruk; sering kita harus terus bekerja mapa
Memparafrasakan dengan cara seperti itu memperjelas persoalan apakah
responden menganggap hkan ketika kami akan muti kehausan," peneliti dapat
bertanya apakah tidak ada keran air minum yang wah keran wir minum di dalam
gedung tersebut, namun responden mungkin menginginkan satu keran air sella di
dalam gedung, Jawaban responden terhadap hal tersebut mungkin menunjukkan
bahwa terdapat Wim di area kerjanya.
Membantu Responden untuk Mempertimbangkan Persoalan Jika
responden tidak dapat menyala persepsinya, atau menjawab, "Saya tidak tahu,"
peneliti sebaiknya mengajukan pertanyaan secara lebih sederhana atau
memparafrasakannya. Misalnya, jika seorang responden tidak dapat menjelaskan
aspek pekerjaan yang tidak la sukai, peneliti dapat mengajukan pertanyaan secara
lebih sederhana. Contohny responden diberikan pertanyaan tentang tugas apa
yang ia pilih: melayani konsumen atau r arsip. Jika jawabannya "melayani
konsumen, peneliti dapat menggunakan aspek lain dari pekerjaan responden dan
kembali menanyakan pertanyaan dua pilihan. Dengan cara tersebut, responden
dapat memilih aspek pekerjaan yang lebih la sukai dibandingkan dengan yang
lain.

Membuat Catatan Ketika melakukan wawancara, penting bagi peneliti


untuk membuat catatan tertulis sa wawancara berlangsung, atau segera setelah
wawancara berakhir. Pewawancara sebaiknya tidak bergantung pada ingatan,
karena informasi berdasarkan ingatan sering kali tidak teliti dan tidak tepat. Selain
itu, jika terdapat leta dari satu wawancara yang dijadwalkan pada hari tersebut,
jumlah informasi yang diterima pun akan meningka seperti halnya kemungkinan
kesalahan dalam mengingat kembali "siapa mengatakan apa" akan lebih bese
Informasi yang hanya berdasarkan pada ingatan memungkinkan terjadinya bias
dalam penelitian.

Tinjauan Kita-Kiat untuk Diikuti Ketika Melakukan Wawancara


Membangun kredibilitas sebagai peneliti yang cakap merupakan hal penting untuk
kesuksesan proyek penelitian. Peneliti perlu membangun hubungan dengan
responden dan memotivasi mereka untuk memberikan respons yang terbebas dari
bias dengan menghilangkan semua kecurigaan, ketakutan, kegelisahan, dan
kekhawatiran yang mungkin mereka miliki tentang penelitian dan
konsekuensinya. Hal ini dapat dilakukan dengan bersikap tulus, menyenangkan
dan tidak menghakimi. Ketika wawancara, pada awalnya peneliti sebaiknya
mengajukan pertanyaan yang luas, kemudian mempersempit pertanyaan ke bidang
yang spesifik, mengajukan pertanyaan secara tidak bias memberikan klarifikasi
jika diperlukan, dan membantu responden untuk mempertimbangkan persoalan
yang sulit. Respons harus segera ditulis dan tidak didasarkan pada ingatan.
Setelah menelaah wawancara tidak terstruktur, terstruktur, dan mempelajari
bagaimana melakukan wawancara, sekarang kita dapat membahas wawancara
tatap muka dan wawancara telepon.

d. Wawancara Tatap Muka dan Wawancara Telepon


Wawancara bisa dilakukan dengan tatap muka (face-to-face interview) atau
melalui telepon (telephone interview) Wawancara juga dapat dilakukan dengan bantuan
komputer (computer-assisted interview-CAI). Meskipu kebanyakan wawancara tidak
terstruktur dalam penelitian bisnis sering kali dilakukan dengan tatap muka wawancara
terstruktur dapat dilakukan dengan tatap muka atau melalui telepon, tergantung pada
tingkat kerumitan persoalan yang terlibat, kemungkinan durasi wawancara, kenyamanan
kedua pihak, dan wilayah geografis yang tercakup dalam survei. Wawancara telepon
adalah wawancara yang paling tepat jika informa dari banyak responden yang tersebar di
wilayah geografis yang luas harus segera diperoleh, dan kemungkin durasi setiap
wawancara, katakanlah, adalah 10 menit atau kurang, Banyak survei pasar, misalnya,
dilakukan melaluiwawancara telepon terstruktur. Selain itu, wawancara telepon dengan
bantuan komputer juga dapat dilakukan, dan mudah dikelola. Wawancara tatap muka dan
telepon memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal ini akan dibahas secara singkat.

 Wawancara Tatap Muka: Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan utama wawancara tatap muka atau langsung adalah bahwa peneliti
dapat menyesuaikan pertanyaan sesuai kebutuhan, mengklarifikasi keraguan, dan
memastikan bahwa respons dipahami dengan tepat, dengan mengulangi atau
memparafrasakan pertanyaan. Peneliti juga dapat melihat isyarat nonverbal dari
responden.

Kekurangan utama wawancara tatap muka adalah keterbatasan geografis yang


menghalangi survei dan temak sumber daya yang diperlukan jika survei tersebut
dilakukan secara nasional atau internasional Biaya pelatihan untuk meminimalkan
bias pewawancara (misalnya, perbedaan dalam metode bertanya, interpretasi whadap
respons) juga tinggi. Kekurangan lain adalah bahwa responden mungkin merasa
tidak nyaman dengan animitas respons mereka, jika mereka berinteraksi langsung
(tatap maka) dengan pewawancara.

 Wawancara Telepon: Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan utama wawancara telepon, dari sudut pandang peneliti, adalah


dapat berkomunikasi dengan beberapa orang yang berbeda (jika diperlukan, di
seluruh negeri atau bahkan secara internasional) dalam periode waktu yang relatif
singkat. Dari sudut pandang responden, hal tersebut akan menghilangkan
ketidaknyamanan yang mungkin dirasakan oleh beberapa dari mereka ketika
menghadapi pewawancara. Terdapat kemungkinan bahwa sehagian besar responden
akan merasa lebih nyaman mengungkapkan informasi pribadi melalui telepon
dbanding tatap muka.

Kekurangan utama wawancara telepon adalah bahwa responden dapat


mengakhiri wawancara tanpa peringatan atau penjelasan, dengan menutup telepon.
Caller ID dapat memperburuk situasi tersebut. Hal ini dapat dimengerti, karena
pemilik telepon kini banyak diganggu oleh telemarketing yang sering menelepon
mereka setiap hari. Untuk meminimalkan jenis masalah nonrespons ini, disarankan
agar pewawancara terlebih dahulu menghubungi responden untuk meminta
partisipasi mereka dalam survei, memberitahukan perkiraan darasi wawancara, dan
mengatur waktu yang tepat untuk kedua belah pihak. Responden blasanya cenderung
baik untuk tidak memperpanjang wawancara melebihi waktu yang disepakati
sebelumnya. Seperti yang telah menghargai kesopanan tersebut dan kemungkinan
besar bersedia untuk bekerja sama. Adalah kebijakan yang disebutkan, kekurangan
lain wawancara telepon adalah bahwa peneliti tidak dapat melihat responden untuk
membaca komunikasi nonverbal.

e. Tambahan Sumber Bias Dalam Data Wawancara

Kita telah membahas beberapa sumber bias dalam pengumpulan data. Data yang
bias akan muncul jika responden dawancara saat mereka sangat sibuk atau sedang berada
dalam suasana hati yang buruk. Respons terhadap kalimat perkenalan, perubahan nada
suara, dan aspek lainnya dapat menimbulkan bias tambahan. Pengetahuan pennalan
seperti pemogokan, pemberhentian, atau semacamnya juga bisa menjadi bias.
Kepribadian pewawancara, kan berbagai sumber bias akan membuat pewawancara dapat
memperoleh informasi yang relatif valid.

Bias pengambilan sampel, termasuk ketidakmampuan untuk menghubungi


seseorang yang nomo teleponnya sudah berubah, Juga dapat memengaruhi kualitas data
penelitian. Demikian pula, orang denga nomor tidak terdaftar namun dihubungi juga
dapat membiaskan sampel (dibahas di Bab 13), sehingg membiaskan data yang diperoleh.
Dengan penggunaan Caller ID, kemungkinan wawancara telepon akan menjadi semakin
sulit.

f. Wawancara dengan Bantuan Komputer

Pertanyaan pada wawancara dengan bantuan computer (computer-assisted


interviews-CAI) ditampilkan pada layar komputer dan pewawancara dapat memasukkan
Jawaban responden secara langsung ke dalam komputer Akurasi pengumpulan data
meningkat karena perangkat lunak (software) dapat diprogram untuk mengurang respons
yang tidak sampal" (offbase) atau "di luar kisaran" (out of range). Perangkat lunak CAI
juga mencegah pewawancara menanyakan pertanyaan yang salah atau berada dalam
urutan pertanyaan yang salah, kate ganyan secara otomatis dikirimkan kepada responden
dalam susunan yang berurutan. Pada beberapa tingkat, hal tersebut akan menghilangkan
bias oleh pewawancara.

Secara singkat, kelebihan wawancara dengan bantuan komputer dapat dinyatakan


sebagai pengumpulan informasi yang lebih cepat dan akurat, ditambah analisis data yang
lebih cepat dan mudah, biaya pelaksanaa yang rendah, dan tabulasi hasil secara otomatis
yang memungkinkan. Hal tersebut lebih efisien dalam bal blaya dan waktu, setelah
melakukan investasi awal yang besar pada peralatan dan perangkat lunak. Namun Jian,
agar benar-benar efektif dalam hal biaya, survei yang luas sebaiknya cukup sering
dilakukan untuk amin investasi awal dan biaya pemrograman front-end yang besar. phan
Paket Perangkat Lunak.

g. Tujuan Wawancara

Wawancara merupakan satu metode untuk mengumpulkan data; wawancara bisa


berupa wawancara tidak truktur atau terstruktur, dan dapat dilakukan dengan tatap muka,
melalui telepon, atau melalui komputer, Wancara tidak terstruktur biasanya dilakukan
untuk memperoleh ide yang jelas mengenai apa yang dan yang tidak, serta yang penting
dan yang relevan untuk situasi masalah tertentu. Wawancara terstruktur dum respons,
pewawancara harus membangun hubungan dengan responden dan mengajukan
pertanyaan emberikan informasi yang lebih mendalam tentang variabel ketertarikan
tertentu. Untuk meminimalkan bias gtidak bias. Wawancara tatap muka dan yang
dilakukan melalui telepon memiliki kelebihan dan kekurangan, dan keduanya memiliki
kegunaan masing-masing dalam situasi yang berbeda. Wawancara dengan bantuan
mputer, yang membutuhkan investasi awal sangat besar, adalah aset untuk wawancara
dan analisis respons kualitatif dan spontan. Wawancara interaktif dengan komputer akhir-
akhir ini semakin menjadi metode penting untuk pengumpulan data.

2. OBSERVASI

a. Definisi Dan Tujuan Observasi

Observasi melibatkan kegiatan melihat, mencatat, menganalisis, dan


menginterpretasikan perilaku, tindakan, atau peristiwa secara terencana. Hal tersebut
dapat dibedakan berdasarkan empat dimensi utama yang menggolongkan bagaimana cara
observasi dilakukan: (1) kontrol (apakah observasi dilakukan dalam situasi artifisial atau
alami?), (2) apakah pengamat adalah anggota dari kelompok yang diobservasi atau tidak
(observasi partisipan atau observasi nonpartisipan), (3) struktur (seberapa fokus,
ditentukan, sistematis, dan kuantitatif, sifat dari observasi tersebut), dan (4) kerahasiaan
(apakah anggota kelompok sosial yang diteliti diberitahu bahwa mereka sedang diteliti
atau Gidak?) Diniensi utama yang membedakan metode observasi tertentu akan
dijelaskan selanjutnya.

b. Empat Dimensi Utama Yang Menggolongkan Jenis Observasi

1) Studi Observasional Terkontrol Versus Tidak Terkontrol

Perbedaan dapat dibuat antara observasi yang dilakukan dalam situasi


terkontrol (atau artificial) versus tidak terkontrol (atau alami). Observasi sering kali
dilakukan dalam situasi yang alami Namun demikian, observasi juga merupakan
suatu metode potensial untuk pengumpulan data dalam prinsip penelitian terkontrol.
Dalam penelitian eksperimental, kondisi yang relevan (terkait dengan variabel bebas
dalam studi) dimanipulast atau disusun dengan cara yang sistematis Pengaruh dari
variabel bebas terhadap variabel terikat (misalnya, perilaku setentu) selanjutnya
diukur. Hal ini membuat peneliti dapat menemukan hubungan sebab akibat.

2) Observasi Partisipan Versus Observasinonpartisipan

Spradley (1980) telah mengembangkan tipologi untuk menjelaskan kontinum


dalam tingkat partisipasi peneliti. Tingkat terendah dari observasi partisipan adalah
partisipasi pasif. Partisipasi pasif membuat peneliti apat mengumpulkan data yang
dibutuhkan tanpa menjadi bagian integral dari sistem (organisasi) tersebut. Sebagal
contoh, peneliti dapat duduk di sudut ruang kantor dan melihat serta mencatat
bagaimana seorang merchant bank trader menghabiskan waktunya. Partisipasi
moderat terjadi ketika peneliti tidak secara aktif berpartisipasi dan hanya sesekali
berinteraksi dengan kelompok yang diteliti. Dalam situasi penelitian yang baru. di
mana peneliti tidak familier dengan aktivitas, kebiasaan, dan/atau jargon dari
kelompok tersebut, banyak peneliti memulainya pada tingkat partisipasi moderat
hingga peran yang lebih aktif memungkinkan. Partisipasi aktif adalah ketika peneliti
benar-benar terlibat hampir dalam setiap hal yang dilakukan oleh kelompok yang
diteliti sebagai metode untuk mempelajari perilaku mereka.
3) Studi Observasional Terstruktur Versus Tidak Terstruktur

Studi observasional struktur adalah ketika pengamat memiliki sangkalan


kategori kegiatan atau fenomena yang direncanakan kan diteliti. Format pencatatan
observasi dapat didesalu dan dibuat secara spesifik untuk masing-masing studi gar
sesuai dengan tujuan dari penelitian tersebut. Observasi terstruktur secara umum
bersifat kuantitatif.

Observasi tidak terstruktur pada akhirnya dapat menghasilkan rangkaian


hipotesis tentatif yang diuji dalam penelitian berikutnya yang bersifat deduktif.
Sehingga, penemuan induktif melalui observasi dapat menciptakan kemungkinan lain
untuk pembuatan teori dan pengujian hipotesis berikutnya.

4) Observasi Tersembunyi Versus Observasi Tidak Tersembunyi

Kerahasiaan observasi berkaitan dengan apakah anggota dari kelompok sosial


yang diteliti diberitahu bahwa mereka sedang diinvestigasi. Kelebihan utama dori
observasi tersembunyi adalah bahwa subjek penelitian tidak terpengaruh dengan
kesadaran baliwa mereka sedang diamati. Tentu, reaktivitas atau tingkat di mana
peneliti memengaruhl situasi yang diamati dapat menjadi ancaman utama terhadap
validitas hasil dari ata observasional tersebut. Observasi tidak tersembunyi bersifat
lebih jelas, dapat mengubah kebenaran dari perilaku yang diteliti.

c. Dua Pendekatan Penting Untuk Observasi

1) Observasi Partisipan: Pengantar

Sebelumnya dalam babs ini kita telah menjelaskan bahwa peneliti dapat
memainkan satu atau dua peran selama mengumpulkan data observasi sebagai
pengamat nonpartisipan atau pengamat partisipan, Ciri utama dari observasi partisipan
adalah bahwa peneliti mengumpulkan data dengan berpartisipasi dalam kehidupan
sehari-sehari dari kelompok atau organisasi yang diteliti. Hal ini memungkinkan
peneliti untuk mempelajari kegiatan kelompok yang diteliti dalam situasi alami dari
sudut pandang orang dalam dengan mengamati (mengobservasi) dan berpartisipasi
dalam aktivitus tersebut.

2) Aspek Partisipatif Dari Observasi Partisipan

Observasi partisipan mengombinasikan proses partisipasi dan observasi


Sehingga, observasi partisipan seharusnya dibedakan baik dari jenis observasi murni
dan partisipasi murni (Bernard, 1994), Observasi mural berusaha untuk
menghilangkan peneliti dari tindakan dan perilaku yang diamati peneliti tidak pernah
secara langsung dilibatkan dalam tindakan dan perilaku dari kelompok yang diamati.

Ciri dari observasi partisipan yang membedakan adalah bahwa peneliti


berpartisipasi dalam kelompok sosial yang diteliti. Seperti yang sudah kita jelaskan
sebelumnya dalam bab ini, peneliti dapat melakukannya pada tingkat yang Tingkat
tertinggi dari partisipasi adalah partisipasi lengkap. Dengan

3) Observasi Terstruktur: Pengantar

Observasi terstruktur fokus pada sifat seperti observasi melihat fenomena yang
ditentukan sebelumnya. Fokus dari observasi terstruktur dibagi menjadi bagian-bagian
kecil informasi.

Terdapat tingkat yang berbeda dalam observasi terstruktur. Sebagai contoh


peneliti mungkin sudah memutuskan kategori observasi dengan cukup tepat dan cara
yang tidak mungkin sebelumnya atau memulainya dengan rencana terperinci terkait
apa yang akan diteliti dan bagaimana melakukannya, namun mengumpulkan data
dengan cara yang kurang sistematis dan ditentukan sebelumnya

4) Penggunaan Skema Pengkodean Dalam Observasi Terstruktur

Pembuatan skema pengkodean merupakan aspek penting dari observasi


terstruktur. Skema pengkodean terdiri dari kategori yang sudah ditentukan sebelumnya
untuk mencatat apa yang diamati/diobservasi. Skema sepert itu muncul dalam banyak
bentuk dan jenis. Beberapa sangat sederhana; hanya dapat membuat peneliti untuk
mencatat apakah kejadian tertentu telah terjadi atau tidak. Skema yang lain lebih
kompleks; berisi berbagai kategori, skala waktu, dan lainnya. Perhatikan bahwa
pembuatan skema pengkodean yang tepat tidak pernah menjadi tugas yang mudah.

Jenis skema pengkodean yang akan Anda gunakan tergantung pada informasi
yang ingin Anda kumpulkan. Sekali lagi pertanyaan penelitian dari studi Anda menjadi
poin awal, dalam kasus ini untuk pembuatan skema pengkodean. Berdasarkan
pertanyaan penelitian, terkadang diperbaiki melalui uji perintis (pilot test). Anda
menentukan konsep penting (variabel) dalam studi Anda dan membuat skema
pengkodean yang membuat Anda dapat mengumpulkan Informasi pada konsep
tersebut. Pertimbangan berikut ini harus diperhatikan terkait dengan bentuk skema
pengkodean:

 Fokus Dari skema pengkodean tersebut, harus jelas apa yang akan diamati. Sebagai
contoli, skema pengkodean Thomas hanis dapat membantunya menemukan
manakah aspek kondisi (misalnya, berapa hanyak orang yang sedang menunggu
mobil mereka) dan manakah jenis perilaku (misalnya, subjek berjalan di showroom
dealer mobil, subjek makan permen dan cokelat batang) yang akan diaman dan
dicatat
 Objektif. Skema pengkodean dan kategori membutabkan kesimpulan dan
interpretasi dari peneliti Panduan yang jelas dan definisi kategori yang detail dapat
membantu peneliti untuk secara objektif membuat kode kejadian, tindakan, dan
perilaku
 Mudah untuk digunakan. Skema pengkodean yang baik adalah yang mudah untuk
digunakan
 Bersifat mutually exclusive dan collectively exhaustive. Kategori dalam skema
pengkodean harus bersif mutually exclusive (saling lepas) dan collectively
exhaustive. Kategori bersifat mutually exclusive (saling leps) jika tidak ada kategori
yang saling tumpah tindih. Skema pengkodean yang bersifat collective elative
mencakup semas kemungkinan (misalnya, semua kajadian, tindakan, dan perlaku
yang relevan) schingga selalu dapat membuat kode.

d. Kelebihan Dan Kekurangan Observasi

Salah satu kelebihan utama observasi adalah bersifat langsung Sementara


wawancara dan kuesioner menghasilkan informasi verbal terkait tindakan dan perilaku
dari subjek (hanya memungkinkan untuk memperkirakan perilaku dari respons verbal
tersebut), observasi membuat peneliti dapat mengumpulkan data perilaku tanpa
mengajukan pertanyaan. Orang-orang dapat diamati dari lingkungan kerja alami mereka,
serta aktivitas dan perilaku mereka atau poin poin ketertarikan lain yang dapat diamati,
dicatat, dianalisis, dan diinterpretasikan

Observasi tidaklah tanpa tantangan dan kesulitan. Kekurangan dari studi observasi
berikut ini harus diperhatikan. Reaktivitas (tingkat di mana peneliti memengaruhi situasi
yang diamati) dapat menjadi ancam utama terhadap validitas temuan dari studi observasi,
karena orang-orang yang diamati mungkin menunjukkan perilaku yang berbeda selama
waktu studi tersebut. Penelitian observasi dapat sangat dipengaruhi oleh reaktivitas jika
observasi tersebut terbatas dengan waktu yang singkat. Dalam studi dengan durasi yang
lebih lama, subjek yang diteliti akan menjadi lebih relaks ketika penelitian berlangsung
dan cenderung untuk berperilaku normal.

3. KUISIONER

a. Jenis Kuisioner

1) Kuesioner Yang Diberikan Secara Langsung

Jika terdapat survei di suatu daerah lokal, cara yang baik untuk mengumpulkan
data adalah memberikan kuesioner secara langsung. Kelebihan utama dari kuesioner
ini adalah bahwa peneliti atau anggota dari tim penelitian dapat mengumpulkan semua
respons lengkap dalam periode waktu yang singkat. Keraguan apa pun yang dimiliki
oleh responden terhadap beberapa pertanyaan dapat diklarifikasi secara langsung.
Peneliti juga mendapat kesempatan untuk menyampaikan topik penelitian dan
memotivasi responden untuk memberikan jawaban yang jujur. Memberikan kuesioner
kepada banyak orang pada saat yang sama lebih murah dan membutuhkan lebih sedikit
waktu dibandingkan dengan melakukan wawancara; sama halnya. memberikan
kuesioner tidak memerlukan kemampuan khusus seperti untuk melakukan wawancara.

Kekurangan dari kuesioner yang diberikan secara langsung adalah bahwa


peneliti dapat menyebabkan bias dengan menjelaskan pertanyaan secara berbeda
kepada orang yang berbeda, faktanya ppan mungkin menjawab pertanyaan yang
berbeda jika dibandingkan dengan pertanyaan dari kuesioner yang dikirimkan. Selain
itu, kuesioner yang diberikan secara langsung membutuhkan banyak waktu dan
banyak aha.

2) Kuesioner Melalui Surat Dan Elektronik

Selelahan utama kuesioner melalui surat dan elektronik (mail and electronic
questionnaires) adalah bahwa daerah pografis yang luas dapat dicakup dalam survei
tersebut. Kuesioner dikirimkan melalui surat kepada responden ng dapat mengisinya
dengan nyaman di rumah mereka, tanpa "diburu waktu. Tetapi, tingkat pengembalian
banner seperti ini biasanya rendah. Tingkat respons 30% dianggap dapat diterima.
Kekurangan lain dari Lumioner melalui surat adalah bahwa keraguan apa pun yang
mungkin dimiliki oleh responden tidak dapat Marikasi Selain itu, dengan tingkat
pengembalian yang sangat rendah, sulit untuk menerima keterwakilan ampel karena
responden yang merespons survei mungkin sama sekali tidak mewakili populasi yang
seharinya Evakili Namun demikian, beberapa teknik yang efektif dapat diterapkan
untuk meningkatkan tingkat pont pada kuesioner melalui surat dan elektronik.
Mengirim e-mail atau surat tindak lanjut dan meniaga lanner tetap singkat akan
membantu. Kuesioner melalui surat dan elektronik juga diharapkan memperoleh trglat
respons yang lebih baik jika responden diberitahu sebelumnya tentang survei yang
akan dilakukan dan organisasi penelitian terkemuka memberikan kuesioner tersebut
dengan surat pengantarnya sendiri.
b. Pedoman Desain Kuesioner

Prinsip desain kuesioner yang lengkap harus fokus pada tiga bidang. Bidang yang
pertama berkaitan dengan penyusunan kata dalam pertanyaan. Bidang yang kedua
mengacu pada perencanaan subjek yang berkaitan dengan bagaimana variabel akan
dikategorikan, diskalakan, dan dikodekan setelah respons diterima. Bidang yang ketiga
berkaitan dengan tampilan kuesioner secara keseluruhan. Ketiganya merupakan persoalan
penting dalam desain kuesioner karena hal tersebut dapat meminimalkan bias dalam
penelitian. Persoalan tersebut dibahas di bawah ini. Aspek-aspek penting ditampilkan
secara skematis

1) Prinsip Penyusunan Kata

Prinsip penyusunan kata merujuk pada faktor-faktor berikut:

1) Ketepatan isi pertanyaan


2) Bagaimana pertanyaan disampaikan dan tingkat pemahaman bahasa yang
digunakan
3) Jenis dan bentuk pertanyaan yang diajukan
4) Urutan pertanyaan, dan
5) Data pribadi yang dicari dari responden.

2) Prinsip Pengukuran

Sama seperti adanya pedoman yang perlu diikuti untuk memastikan bahwa susunan
kata dalam kuesioner adalah tepat untuk meminimalkan bias, demikian juga terdapat
beberapa prinsip pengukuran yang perlu diikuti untuk memastikan bahwa data yang
diperoleh adalah tepat untuk menguji hipotesis. Hal ini mengacu pada skala dan teknik
penskalaan yang digunakan dalam mengukur konsep.

Skala tepat yang harus digunakan bergantung pada jenis data yang perlu
dikumpulkan. Berbagai mekanisme penyusunan skala yang membantu kita untuk
menentukan skala secara tepat hendaknya dipergunakan sebagaimana mestinya. Jika
memungkinkan, sebaiknya menggunakan skala interval dan skala rasio dibandingkan
dengan skala nominal dan skala ordinal. Setelah data diperoleh, "ketepatan data" perlu
dinilai melalui uji validitas dan reliabilitas. Validitas mengungkap seberapa baik sebuah
teknik, instrumen atau proses mengukur konsep tertentu, dan reliabilitas menunjukkan
seberapa stabil dan konsisten instrumen tersebut dalam memperoleh variabel. Akhirnya,
data seharusnya dikumpulkan dengan cara yang memudahkan kategorisasi dan
pengkodean, keduanya akan dibahas selanjutnya.

3) Tampilan Umum Konsioner

Pendahuluan yang Baik Pendahuluan menyampaikan tujuan survel, sangat


diperlukan. Selain itu, penting untuk membangun hubungan dengan yang baik yang
secara jelas mengungkapkan identitas peneliti dan responden dan memotivasi mereka
untuk menjawab pertanyaan dalam kuesioner dengan sepenuh hati dan antusias Jaminan
kerahasiaan atas informasi yang mereka berikan akan mengurangi kemungkinan jawaban
yang bias. Bagian pendahuluan sebaiknya diakhiri dengan ungkapan yang sopan,
mengucapkan terima kasih Arpada responden karena menyediakan waktu untuk mengisi
surves. Berikut adalah contoh pendahuluan yang baik.

Menyusun Pertanyaan, Memberikan Instruksi dan Petunjuk, serta


Penjajaran (Alignment) yang Baik. Menyusun pertanyaan secara logis dan rapi pada
bagian yang tepat dan memberikan instruku tentang bagaimana melengkapi poin-poin di
setiap bagian akan membantu responden untuk menjawabnya tanpa kesulitan. Pertanyaan
juga sebaiknya dijajarkan dengan rapi sehingga memungkinkan responden.

Informasi tentang Penghasilan dan Data Pribadi Lainnya yang Sensitif


Meskipun informasi demografi dapat diperoleh, baik di awal atau di akhir kuesioner,
informasi yang bersifat sangat pribadi dan rahasia seperti penghasilan, keadaan
kesehatan, dan sebagainya, jika benar-benar dianggap diperlukan untuk survei, sebaiknya
ditanyakan pada akhir kuesioner daripada di awal. Selain itu, pertanyaan tersebut
sebaiknya dijustifikasi dengan menjelaskan bagaimana informasi tersebut akan
berkontribusi pada pengetahuan dan pemecahan masalah, sehingga responden tidak
menganggap hal tersebut bersifat menyelidiki atau mencampuri (lihat contoh di bawah
ini). Menunda pertanyaan semacam itu hingga akhir kuesioner akan membantu
mengurangi hias responden jika mereka merasa terganggu dengan pertanyaan yang
bersifat pribadi.

Pertanyaan Terbuka di Bagian Akhir Kuesioner dapat memasukkan pertanyaan


terbuka di bagian akhir diakhiri dengan ucapan terima kasih kepada responden. Bagian
akhir dari kuesioner dapat terlihat seperti.. Yang memungkinkan responden untuk
mengomentari aspek apa pun yang mereka inginkan. Kuesioner akan berikut ini.

Menyimpulkan Kuesioner Kuesioner sebaiknya diakhiri dengan sebuah catatan


yang sopan yang mengingatkan responden untuk memeriksa kembali semua poin yang
telah diisi, seperti dalam contoh di bawah ini.

Anda mungkin juga menyukai