Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AGAMA ISLAM

SHALAT DHUHA

KELOMPOK 13

DISUSUN OLEH:

1. Nurjannah (C1C021225)
2. Yasmiinah Febriani Putri Firdaus (C1C021227)
3. Okta Sulviana (C1C021228)
4. Raditya Mahardika (C1C021229)

DOSEN PENGAMPU
Akhmad Fikri Rosyadi, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas Agama Islam. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Shalat Dhuha.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada bapak Akhmad


Fikri Rosyadi, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Agama Islam.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah wawasan terkait Shalat Dhuha.

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan


dalam proses pembuatan makalah. Penulis berharap terbuka pada kritik dan saran
sebagai bagian dari revisi makalah Agama Islam ini.

Jambi, 19 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3 Tujuan Makalah .................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penjelasan Shalat Dhuha
a. Pengertian Shalat Dhuha ............................................................... 3
b. Waktu Shalat Dhuha ..................................................................... 3
c. Jumlah Rakaat Shalat Dhuha ........................................................ 4
2.2 Hukum Shalat Dhuha .......................................................................... 4
2.3 Dalil-Dalil Mengenai Shalat Dhuha .................................................... 5
2.4 Tata Cara Shalat Dhuha ...................................................................... 5
2.5 Keutamaan Shalat Dhuha .................................................................... 7
2.6 Hikmah Shalat Dhuha ......................................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Shalat merupakan salah satu dari rukun Islam. Bahkan shalat merupakan tiang agama,
yang artinya barang siapa yang mendirikan shalat maka telah mendirikan agama Islam dan
barangsiapa yang meninggalkan shalat maka telah merobohkan agama Islam. Shalat
merupakan salah satu komponen utama dalam Islam. Oleh sebab itu sebagai orang muslim
harus menguatkan komponen utama tersebut dengan mendirikan shalat. Shalat dapat
mencegah diri dari perbuatan keji dan mungkar. Maksudnya, dengan shalat yang benar
dapat melindungi seseorang untuk melakukan perbuatan keji dan mungkar.
Shalat hukumnya wajib bagi semua umat Islam laki-laki maupun perempuan. Selain
diwajibkan shalat fardhu lima waktu, umat Islam juga dianjurkan untuk menunaikan shalat-
shalat sunnah. Ada banyak macam shalat sunnah, salah satunya shalat sunnah yang
dianjurkan adalah shalat sunnah Dhuha.
Shalat sunnah adalah salah satu shalat yang dianjurkan untuk dikerjakan, akan tetapi
tidak diwajibkan. Seorang muslim tidak berdosa ketika tidak melaksanakan shalat sunnah,
sedangkan yang melaksanakannya akan mendapatkan pahala.
Melaksanakan shalat dhuha merupakan salah satu upaya mewujudkan rasa syukur
kepada Allah SWT. Hal ini mengingat manusia kebanyakan lupa menghadap atau
berkonsultasi terlebih dahulu dengan Allah pada pagi hari sebelum memulai aktivitas.
Shalat dhuha dapat memacu diri untuk mengontrol jiwa agar selalu dekat dengan Allah
SWt karena Allah SWT sangat dekat kepada para hamba-nya yang mau mendekat.
Mengerjakan shalat dhuha masuk dalam kategori orang yang mensyukuri segala nikmat.
Maka apabila selalu melakukannya, Allah SWT akan melimpahkan segala karunia kepada
hamba-nya yang senantiasa mengerjakannya.
Lebih dari itu, ternyata shalat dhuha merupakan salah satu alternatif ibadah yang dapat
meningkatkan kecerdasan. Sejatinya, shalat dhuha memang sangat mempengaruhi
perkembangan kecerdasan seseorang. Utamanya kecerdasan fisikal, emosional spritual,
dan intelektual. Hal ini mengingat waktu pelaksanaannya pada awal atau di tengah aktifitas
manusia mencari kebahagiaan hidup duniawi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan shalat dhuha? Kapan waktu dilaksanakannya shalat
dhuha?
2. Apa hukumnya melaksanakan shalat dhuha?
3. Sebutkan dalil-dalil yang membahas mengenai shalat dhuha!
4. Bagaimana tata cara melaksanakan shalat dhuha?
5. Apa saja yang menjadi keutamaan shalat dhuha?
6. Apa hikmah dari melaksanakan shalat dhuha?

1.3 Tujuan Makalah


1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan shalat dhuha dan kapan shalat dhuha
dilaksanakan.

1
2. Mengetahui hukum shalat dhuha.
3. Mengetahui dalil apa saja yang membahas mengenai shalat dhuha.
4. Mengetahui bagaimana tata cara mengerjakan shalat dhuha.
5. Mengetahui apa saja keutamaan shalat dhuha.
6. Mengetahui hikmah yang terkandung dalam shalat dhuha.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penjelasan Shalat Dhuha


a. Pengertian Shalat Dhuha
Shalat dhuha pada dasarnya terdiri dari dua kata yaitu shalat dan dhuha. Kedua kata
tersebut memiliki makna yang berbeda, sehingga diperlukan pemikiran khusus dalam
memberikan sebuah definisi atau arti diantara keduanya.
Shalat dalam pengertian Bahasa Arab ialah do’a memohon kebajikan dan pujian,
sedangkan secara terminology syara’ adalah beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang
dimulai dengan takbir disudahi dengan salam yang dengannya kita beribadat kepada Allah
SWT, menurut syarat-syarat yang telah ditentukan. Arti lain dari shalat sendiri yaitu, shalat
adalah ibadah kepada Allah SWT yang berupa ucapan maupun perbuatan yang dikenal dan
khusus, diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Ia disebut dengan shalat karena ia menghubungkan seorang hamba kepada
penciptanya. Shalat juga merupakan menfestasi penghambatan dan kebutuhan diri kepada
Allah SWT. Dari sini maka shalat dapat menjadi media permohonan pertolongan dalam
menyingkirkan segala bentuk kesulitan yang ditemui manusia dalam perjalanan hidupnya.
Di samping itu pula ia disebut shalat karena shalat meliputi do’a.
Sedangkan arti dhuha adalah waktu antara mulai naiknya matahari hingga sebelum
matahari tergelincir. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan
dhuha adalah waktu menjelang tengah hari. Dalam arti sederhana, dhuha berarti waktu
matahari sepenggal naik. Adapun menurut Kamus Arab-Indonesia, makna dhuha adalah
waktu terbit matahari atau matahari naik.
Dari beberapa definisi tentang arti shalat dan dhuha diatas, dapat diambil sebuah
kesimpulan bahwa yang dimaksud shalat dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada
waktu matahari sedang merangkak naik dan berakhir saat tergelincirnya matahari di waktu
dzuhur.
Dalam fiqih Islam bahwa yang dimaksud dengan shalat dhuha adalah shalat sunnah
yang dikerjakan pada waktu matahari sedang naik sekurang-kurangnya melebihi satu
tombak.

b. Waktu Shalat Dhuha


Waktu shalat dhuha adalah ketika mulai naik, yaitu setelah selesai dilarangnya shalat,
hingga sebelum tergelincirnya matahari. Kira-kira ketika matahari pagi mulai naik setinggi
± 7 hasta atau kira-kira dari pukul 07.00 sampai masuk waktu shalat dhuhur (12.00).
Adapun waktu yang paling utama adalah hendaklah shalat dhuha diakhirkan hingga
matahari mualai panas menyengat. Hal ini didasarkan oleh hadits dari zaid bin Arqam RA
sebagai berikut:

‫ ُط ا ذَ ش‬ِٚ َ ‫ات أ َل ٌفِ َصا ُي ا َصالَ ُج‬ٚ ِ َ ‫ي َ ِحي‬

Artinya: “Shalat Awwabiin (orang-orang yang kembali kepada Allah/bertaubat) adalah


ketika anak unta mulai kepanasan.” (HR. Muslim).

3
Maksudnya ketika tanah mulai panas sehingga kaki anak unta merasakan panasnya
tanah tersebut dan hal ini sebelum matahari tergelincir.

c. Jumlah Rakaat Shalat Dhuha


Tidak ada perbedaan dikalangan ulama bahwa jumlah minimal rakaat shalat dhuha
adalah dua rakaat, bahkan tidak ada batasan yang pasti mengenai jumlahnya. Dan
sekurang-kurangnya shalat dhuha ini dua rakaat, boleh empat rakaat, 8 rakaat, dan 12
rakaat. Namun, terkadang Rasulullah mengerjakan dua rakaat, empat rakaat, delapan
rakaat, bahkan lebih. Setiap dua rakaat ditutup dengan salam, sebagaimana disebutkan oleh
hadits berikut:
Artinya: “Bahwasanya Rasulullah pada yaumul fathi (penaklukan Kota Mekah) shalat
sunnah dhuha delapan rakaat dan mengucapkan salam pada setiap dua rakaat.” (HR.
Ahmad).
Sedangkan berkenaan dengan jumlah maksimal rakaat shalat dhuha, mereka berbeda
pendapat. Setidaknya ada tiga pendapat:
1. Jumlah masksimal shalat dhuha adalah delapan rakaat. Ini merupakan pendapat
Madzhab maliki, Syafi‟i dan Hambali. Pendapat ini berhujjah dengan hadits yang
diriwayatkan oleh Ummu Hani.
2. Jumlah masksimal shalat dhuha adalah dua belas rakaat. Ini merupakan pendapat
Madzhab Hanafi.
3. Tidak ada batasan jumlah maksimal rakaat shalat dhuha. Ini adalah pendapat Abu Ja’far
Ath-Thabari, Hulaimi dan Ruyani dari Madzhab Syafi’i. Mereka berdalil dengan hadits
yang diriwayatkan oleh Mu’adz. Dia pernah bertanya kepada „Aisyah RA.

2.2 Hukum Shalat Dhuha


Shalat dhuha hukumnya sunnah muakkad (sangat dianjurkan). Sebab, Rasulullah
senantiasa mengerjakannya dan berpesan kepada para sahabatnya untuk mengerjakan
shalat dhuha sekaligus menjadikannya sebagai wasiat.
Akan tetapi ada beberapa para ulama berbeda pendapat berkenaan hukum shalat
dhuha. Ibnul Qoyyim telah mengumpulkan pendapat mereka yang mencapai enam
pendapat, yaitu:
a. Sebagian ulama berpendapat bahwa shalat dhuha hukumnya sunnah. Mereka berdalil
dengan hadits yang akan penulis sebutkan pada pembahasan dalil disyari’atkannya
shalat dhuha.
b. Tidak disyari’atkan shalat dhuha kecuali ada sebab. Mereka beralasan bahwa Rasulullah
tidak mengerjakan shalat dhuha kecuali karena suatu sebab. Sedangkan shalat beliau
sebabnya kebetulan sering terjadi pada waktu dhuha. Adapun sebab shalat dhuha beliau
bermacam-macam. Hadits Umu Hani‟ tetang shalat Rasulullah pada hari Fathul Mekah
menunjukkan shalat beliau adalah karena keberhasilan menaklukkan Mekah.
c. Pada dasarnya shalat dhuha tidak disunnahkan.
d. Kadang dianjurkan untuk dikerjakan dan kadang disunnahkan untuk ditinggalkan.
e. Shalat dhuha disunnahkan namun hendaknya dikerjakan di rumah.
f. Shalat dhuha bid’ah hukumnya. Pendapat ini diriwayatkan dari Ibnu Umar. Demikian
pula pendapat Al-hadi, Al-Qasim, dan Abu Thalib.

4
2.3 Dalil Mengenau Shalat Dhuha
a. Shalat Dhuha merupakan sunnah mu'akkadah, terbukti telah dilakukan oleh Nabi
shallallahu alaihi wa sallam, sebagaimana diriwayatkan Muslim, no. 1176, dari hadits
Aisyah radhiallahu anha, dia berkata,

ُ‫ َويَ ِزيدُ َما شَا َء َّللا‬، ‫ض َحى أَربَعًا‬ َ ُ‫علَي ِه َو َسل َم ي‬


ُّ ‫صلِي ال‬ َ ِ‫كَانَ َرسُو ُل َّللا‬.
َ ُ‫صلى َّللا‬

"Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam shalat Dhuha sebanyak empat (rakaat), kadang
beliau menambah sesuai keinginannya."
Syekh Ibnu Baz rahimahullah berkata dalam kitab Majmu Fatawa, 11/389, "Shalat
Dhuha adalah sunnah mu'akkadah yang telah dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wa
sallam dan beliau perintahkan kepada para shahabatnya."
b. Terdapat beberapa hadits dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam tentang keutamaan
shalat Dhuha, di antaranya;
Dari Abu Dzar radhiallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau
bersabda, "

‫ َو ُك ُّل‬، ٌ‫صدَقَة‬
َ ‫ َوكُ ُّل تَ ْهلِيلَ ٍة‬، ٌ‫صدَقَة‬َ ٍ‫ َوكُ ُّل تَحْ مِ يدَة‬، ٌ‫صدَقَة‬ َ ‫ فَكُ ُّل تَ ْسبِي َح ٍة‬، ٌ‫صدَقَة‬
َ ‫مِن أَ َح ِدكُ ْم‬
ْ ‫علَى كُ ِل سُال َمى‬ َ ‫صبِ ُح‬
ْ ُ‫ي‬
‫ض َحى‬ ُّ ‫ال‬ ْ
‫مِن‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ع‬ َ
‫ك‬ ‫ي‬ ‫َان‬ ‫ت‬
َ ُ ُ ْ‫ِكَ َ َ ِ َر‬ ‫ع‬ ْ
‫ك‬ ‫ر‬ ‫ل‬ َ ‫ذ‬ ْ
‫مِن‬ ‫ئ‬
ُ ‫ز‬ ‫ي‬
ِ ْ‫َ ُج‬ ‫و‬ ، ٌ ‫ة‬ َ ‫ق‬ ‫د‬‫ص‬ ‫َر‬
‫ك‬
ََ ِ ُ ْ
‫ن‬ ‫م‬ ْ
‫ال‬ ‫ن‬ْ ‫ع‬ ‫ي‬
َ ٌ ْ َ ‫ه‬ ‫ن‬
َ ‫و‬ ، ٌ ‫ة‬ َ ‫ق‬ ‫د‬ ‫ص‬ ‫ر‬ ‫ع‬ ‫م‬ ْ
‫ال‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫م‬َ ‫أ‬ ‫و‬ ٌ
َ َ ِ‫تَ ْك ِب َ ٍ َ َ َ ْ ٌ ِ َ ْ ُ وف‬
‫ة‬ َ ‫ق‬ ‫د‬‫ص‬ ‫ة‬ ‫ير‬
)1181( ‫ رقم‬،‫(رواه مسلم‬

"Pada setiap persendian kalian harus dikeluarkan sedekahnya setiap pagi; Setiap tasbih
(membaca subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (membaca Alhamdulillah)
adalah sedekah, setiap tahlil (membaca Lailaha illallah) adalah sedekah, setiap takbir
(membaca Allahu Akbar) adalah sedekah, amar bil ma'ruf adalah sedekah, nahi ‘anil
munkar adalah sedekah. Semua itu dapat terpenuhi dengan (shalat) dua rakaat yang
dilakukan di waktu Dhuha." (HR. Muslim, no. 1181)
c. Imam Nawawi rahimahullah berkata, "Sabda beliau shallallahu alaihi wa sallam,

‫ض َحى‬
ُّ ‫مِن ال‬ ِ ‫مِن ذَلِكَ َر ْك َعت‬
ْ ‫َان يَرْ َك ُع ُه َما‬ ْ ‫ئ‬ ُ ‫َويُجْ ِز‬

'Semua itu dapat terpenuhi (cukup tergantikan) dengan (shalat) dua rakaat yang
dilakukan di waktu Dhuha'

2.4 Tata Cara Shalat Dhuha


Berikut tata cara shalat dhuha yang baik dan benar. Shalat dhuha dapat dikerjakan paling
sedikit 2 rakaat, namun bisa juga dilaksanakan 4 rakaat, 6 rakaat, dan paling banyak 8
rakaat. Berikut beberapa tata cara shalat dhuha yang perlu diketahui :
1) Membaca niat shalat dhuha

5
Ushalli sunnatad dhuhā rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.
Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah SWT.”

2) Rakaat pertama, membaca Al Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat As syams.


3) Rukuk
4) Itidal
5) Sujud
6) Duduk di antara dua sujud
7) Sujud
8) Rakaat kedua membaca Al Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat Ad Dhuhaha.
9) Rukuk
10) Itidal
11) Sujud
12) Duduk di antara dua sujud
13) Sujud
14) Tahiyat akhir

Jika ingin melaksanakan shalat dhuha 4 rakaat, pada rakaat pertama surat pendek yang
dibaca dianjurkan surat Al Kafirun dan pada rakaat kedua dianjurkan membaca surat Al
Ikhlas.
• Doa Shalat Dhuha

Allāhumma innad dhuhā’a dhuhā’uka, wal bahā’a bahā’uka, wal jamāla jamāluka, wal
quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allāhuma in kāna
rizqī fis samā’i fa anzilhu, wa inkāna fil ardhi fa akhrijhu, wa inkāna mu’siran (mu‘assaran)
fa yassirhu, wa in kāna harāman fa thahhirhu, wa inkāna ba‘īdan fa qarribhu, bi haqqi
duhā’ika wa bahā’ika wa jamālika wa quwwatika wa qudratika. ātinī mā atayta ‘ibādakas
shālihīn.

Artinya, “Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah
keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu,

6
dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu.” “Wahai Tuhanku, jika rezekiku berada di atas
langit maka turunkanlah. Jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sukar atau
dipersulit (kudapat), mudahkanlah. Jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram,
sucikanlah. Jika jauh dekatkanlah dengan hak dhuha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan
kekuasaan-Mu, datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu
yang saleh.

2.5 Keutamaan Shalat Dhuha


1. Sebagai Sedekah
Secara lebih terperinci, siapa pun yang mengerjakan shalat dhuha akan dianggap
telah bersedekah atas seluruh anggota tubuhnya. Berikut sabda dari Rasulullah SAW,
"Setiap pagi, ruas anggota tubuh kalian harus dikeluarkan sedekahnya. Amar ma’ruf
adalah sedekah, nahi mungkar adalah sedekah, dan semua itu dapat diganti dengan
shalat dhuha dua raka’at," (HR Muslim).
2. Tak Dianggap Lalai
Siapa pun yang mengerjakan shalat dhuha tak akan dianggap sebagai orang lalai.
Maka dari itu, dalam mencari rahmat Allah hendaknya kita senantiasa mengerjakan
shalat dhuha agar terlepas dari sifat lengah dan lalai. Adapun hadist dari keutamaan
tersebut ialah sebagai berikut,
"Orang yang mengerjakan shalat dhuha tidak termasuk orang lalai," (HR. Al-Baihaqi
dan An-Nasa’i).
3. Diampuni Dosanya
Siapa pun yang mengerjakan shalat dhuha secara rutin, maka dosa sebanyak buih
di lautan pun akan diampuni Allah SWT. Berikut sabda dari Rasulullah SAW,
"Siapa yang membiasakan (menjaga) shalat dhuha, dosanya akan diampuni meskipun
sebanyak buih di lautan."(HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
4. Memiliki Istana Surga
Barangsiapa yang secara rutin mengerjakan shalat dhuha juga akan mendapatkan
istana megah di surga kelak kemudian hari. Adapun sabda mengenai keutamaan shalat
dhuha ini yaitu sebagai berikut,
"Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana di
surga." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
5. Dicukupkan Rezeki
Di dunia, rezeki sangatlah beragam. Rezeki inilah yang bisa membantu setiap
manusia untuk bisa hidup dengan nyaman. Meskipun begitu, rezeki ini pun tidak
terbatas pada harta dan kekayaan saja. Melainkan kesehatan hingga keluarga yang
shaleh pun merupakan salah satu bentuk dari rezeki.
Kebanyakan masyarakat seringkali meminta kecukupan rezeki. Hal itu bukanlah
masalah, karena memang setiap manusia membutuhkan. Bagi Anda yang ingin
mencukupkan rezekinya di dunia maupun di akhir, cobalah untuk rutin melaksanakan
shalat dhuha. Seperti pada hadits berikut:
“Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya
akan Aku cukupkan untukmu (rezeki) di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad).
Dalam hadits dijelaskan, bahwasannya Allah akan mencukupkan rezeki seseorang
yang mau melaksanakan shalat dhuha empat rakaat. Bahkan rezekinya akan terus

7
mengalir di sepanjangan hari ketika paginya orang tersebut melakukan shalat dhuha.
6. Mendapat Pahala Haji
Haji, merupakan salah satu ibadah wajib yang dilakukan oleh umat Islam yang
sudah mampu melaksanakannya. Bahkan, haji pun merupakan salah satu dari rukun
Islam. Meskipun begitu, tidak semua orang bisa melaksanakan ibadah tersebut dan
mendapatkan pahalanya. Hal ini dikarenakan, untuk melaksanakan ibadah haji perlu
banyak hal yang harus dipersiapkan. Baik mental, hingga materi yang tidak sedikit.

Meskipun demikian, ada satu cara yang bisa mengantarkan Anda untuk
mendapatkan pahala haji. Salah satunya adalah dengan melakukan shalat dhuha. Dalam
salah satu hadits dijelaskan bahwasannya, dari Anas ra:
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah
usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha),
ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna,
sempurna.”
Dari riwayat tersebut, sudah jelas sekali dikatakan bahwa orang yang duduk
mengingat Allah lalu melakkan shalat dhuha meskipun hanya 2 rakaat saja, pahalanya
sudah sangat sempurna bahkan setara dengan pahala orang-orang yang melakukan haji
juga umroh.
7. Bentuk Taubat Sesungguhnya
Shalat dhuha merupakan salah satu bentuk taubat kita kepada Allah. Hal ini sesuai
dengan hadist yang berbunyi:
“Hanya orang yang bertaubat yang memelihara shalat dhuha karena shalat dhuha
adalah shalatnya orang-orang yang bertobat.” (HR. Ibnu Khuzaiman dan Hakim)
8. Menjadi Orang Beruntung
Orang yang beruntung tentunya adalah orang yang sudah diridhai setiap langkahnya
oleh Allah. Tidak semua orang bisa mendapat keuntungan ini. Namun, Anda bisa
mendapatkan keberuntungan dengan melakukan shalat dhuha. Hal ini tercantum dalam
sebuah hadits:
“Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan
shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak
ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.” (Shahih al-Targhib: 666)
Hal itu menjelaskan, bahwasanya siapa saja yang melakukan shalat dhuha, di
masjid, maka ia akan dekat sekali dengan ghanimah atau keberuntungan.
9. Dipermudah Segala Keinginannya
Keutamaan lain dari pelaksanaan shalat dhuha ini adalah kita bisa dengan mudah
mendapatkan apa yang kita inginkan. Bukan menjadi rahasia, dan bahkan umat Islam
pun percaya bahkan sudah terbukti bahwasannya shalat dhuha bisa mempermudah hajat.
Misalnya saja ketika kita ingin rezeki kita lapang, tubuh kita sehat, hingga didekatkan
dengan jodoh sekalipun.
Dengan melaksanakan shalat dhuha, apa yang kita inginkan semakin dipermudah
urusannya sesuai dengan kehendak dan ketetapan Allah. Dengan catatan, shalat tersebut
benar-benar ditujukan untuk Allah. Dilakukan dengan ikhlas semata-mata hanya untuk
mengharap ridha Allah. Jika Allah sudah ridha, maka apapun akan jadi lebih mudah.
Dengan beberapa kelebihan dan keutamaan melaksanakan shalat dhuha ini, tentu
kita akan semakin sadar bahwasannya shalat dhuha banyak mengantarkan kita pada

8
kebaikan. Tak hanya kebaikan, namun juga pahala yang bisa mengantarkan kita menuju
tempat terbaik di Surga.

2.6 Hikmah Shalat Dhuha


a. Dimudahkan Segala Urusan
Dengan dimudahkannya pintu rezeki, maka hal ini menjadi bukti bahwa keajaiban
timbul saat menjalankan shalat dhuha dengan hati yang ikhlas
b. Mempermudah mendapatkan jodoh yang tepat
Melakukan shalat dhuha untuk enteng jodoh memang benar adanya dalam QS Al-
Isra ayat 78. Dalam surat tersebut dijelaskan jika waktu shalat dhuha merupakan jam
yang paling ijabah untuk memanjatkan doa. Jika kamu menjalankan shalat sunnah
dhuha, maka saat itu juga para malaikat turun ke bumi yang bertujuan untuk
menyaksikan shalatnya kaum mukmin. Jadi, apabila kamu berdoa untuk dimudahkan
jodoh yang tepat, maka sangat mungkin jika doa kamu dikabulkan oleh Allah SWT.
c. Wajah lebih bercahaya
Melakukan shalat dhuha lainnya dapat dikaitkan dengan wajah yang terlihat lebih
bercahaya bagi muslim yang menjalankannya. Wajah mereka terlihat lebih cerah saat
berwudhu setiap shalat dhuha maupun shalat fardhu 5 waktu.
d. Terlihat Lebih Muda
Manfaat shalat dhuha bisa membuat diri kamu terlihat lebih awet muda. Sebab, air
wudhu yang menyapu wajahmu akan membuat kulit muka terlihat segar dan
lembap.Selain itu, ketika berwudhu dan mengusap wajah dengan cara yang tepat,
pastinya kulit menjadi kencang, tidak mudah kendur, dan menjaga agar awet muda.
e. Menyehatkan jantung dan ginjal
Jantung dan ginjal yang lebih sehat bisa kamu rasakan dengan melaksanakan shalat
dhuha setiap hari. Ketika kamu ingin melaksanakan shalat dhuha menjelang waktu
dzuhur merupakan waktu tepat untuk mengurangi dampak penyakit jantung dan ginjal.
Ini disebabkan karena situasi bumi yang berangsur panas pada siang hari. Keadaan
bumi tersebut yang mampu mempengaruhi kondisi hati dan sistem pencernaanmu
f. Melancarkan peredaran darah
Selain menyehatkan jantung dan ginjal, manfaat shalat dhuha juga dapat
melancarkan peredaran darah. Saat seorang melaksanakan shalat dhuha, udara yang ia
rasakan masih segar dan bebas dari polusi. Tak hanya udara segar, tubuh akan
menggerakkan semua otot yang masih kaku agar peredaran darah menjadi lebih lancar
dan badan terasa lebih bugar. Oleh sebab itu, laksanakan shalat dhuha agar tetap sehati
di dunia, dan mendapat pahala di akhirat kelak.
g. Terhindar dari Keburukan
Manfaat shalat dhuha pastinya akan menjauhkan kamu dari segala keburukan dan
marabahaya yang bisa datang kapan saja. Apabila kamu melakukan dosa, kamu akan
mengingat Allah SWT terlebih dahulu dan berpikir ulang untuk melakukan sesuatu.
Orang-orang yang menjalankan shalat dhuha secara rutin akan dijanjikan oleh pahala
dan surga sesuai hadis yang berbunyi : “Barangsiapa yang shalat dhuha dua rakaat,
maka tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakan sebanyak
empat rakaat, maka ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang
mengerjakan sebanyak enam rakaat, maka diselamatkan di hari itu. Barang siapa yang
mengerjakan sebanyak delapan rakaat, maka Allah tulis sebagai orang yang taat. Dan

9
barangsiapa yang mengerjakan sebanyak dua belas rakaat, Allah akan membangun
surga untuknya.”

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Shalat dhuha adalah shalat shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu matahari sedang
merangkak naik dan berakhir saat tergelincirnya matahari di waktu dzuhur. Shalat dhuha
adalah shalat yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak
apa-apa.
Waktu shalat dhuha yaitu dimulai dari naiknya matahari sampai waktu dzuhur tiba.
Jumlah rakaat shalat dhuha sekurang-kurangnya shalat dhuha ini dua rakaat, boleh empat
rakaat, 8 rakaat, dan 12 rakaat. Shalat dhuha hukumnya sunnah muakkad (sangat
dianjurkan).
Shalat dhuha memiliki keutamaan yang sangat banyak, maka dari itu kita dianjurkan
untuk melaksanakan shalat dhuha. Selain memiliki keutamaan shalat dhuha juga
mempunyai banyak hikmah.
Shalat dhuha adalah shalat sunnah yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala dan
apabila tidak dikerjakan tidak apa-apa.

11
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.um-surabaya.ac.id/1606/3/BAB_II.pdf
https://www.alquran-sunnah.com/artikel/buku-islam/13-my-islam/hadits/895-hadits-
hadits-yang-shahih-tentang-keutamaan-shalat-dhuha.html
https://www.merdeka.com/trending/bacaan-doa-sholat-dhuha-beserta-tata-cara-amp-
keutamaannya-bila-dikerjakan-setiap-hari-kln.html
https://d3p0bla3numw14.cloudfront.net/news-content/img/2022/01/18121336/doa-sesudah-
sholat-dhuha.jpg
https://www.merdeka.com/trending/5-keutamaan-sholat-dhuha-yang-jarang-diketahui-
pahami-tata-cara-amp-bacaannya-
kln.html#:~:text=Barangsiapa%20yang%20secara%20rutin%20mengerjakan,.%20Tirmi
dzi%20dan%20Ibnu%20Majah).

https://masjidpedesaan.or.id/10-keutamaan-sholat-dhuha-dan-pahalanya/

https://artikel.rumah123.com/8-manfaat-sholat-dhuha-bikin-rejeki-lancar-urusan-dunia-
dimudahkan-
59289#:~:text=Manfaat%20sholat%20dhuha%20yang%20sangat,dhuha%20dengan%20h
ati%20yang%20ikhlas

12

Anda mungkin juga menyukai