Anda di halaman 1dari 13

SHALAT

Makalah Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Praktikum Ibadah Program Studi Perbankan Syariah Kelompok 4
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

OLEH:
KELOMPOK 4
EMA LIA SAPUTRI
NIM : 612062021125

RISKAH
NIM : 612062021133

RIFKY
NIM : 612062021141

Dosen Pemandu:
SHADRIYAH, S.Ag., M.Si.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI


(IAIN) BONE
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga

makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima

kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan

baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa

pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa

bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan

pengetahuan dan pengalaman kami.

Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca

demi kesempurnaan makalah ini.

Bone, 7 Juni 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………. ii

Daftar Isi………………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………… 1
C. Tujuan…………………………………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Shalat…………………………………………………………………. 2
B. Jenis-Jenis Shalat…………………………………………………………………. 3
C. Rukun dan Syarat Sah Shalat…………………………………………………….. 6
D. Hal-Hal Yang Membatalkan Shalat……………………………………………… 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………. 8
B. Saran……………………………………………………………………………… 8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………. 9

i
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sering kali kita sebagai orang Islam tidak mengetahui kewajiban kita sebagai
makhluk yang paling sempurna yaitu shalat, atau terkadang tau tentang kewajiban tapi tidak
mengerti terhadap apa yang dilakukan. Selain itu juga bagi kaum fanatis yang tidak
menghargai tentang arti khilafiyah, dan menganggap yang berbeda itu yang salah.
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah mukallaf
dan harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan. Shalat merupakan
sarana komunikasi antara seorang hamba dengan Tuhan-Nya sebagai suatu bentuk ibadah
yang di dalamnya terdapat sebuah amalan yang tersusun dari beberapa ucapan dan perbuatan
yang diawali dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, dan dilakukan sesuai
dengan syarat maupun rukun shalat yang telah ditentukan. Shalat terdiri dari shalat fardhu
(wajib) dan shalat sunnah. Shalat fardhu (wajib) sendiri terdiri atas 5 waktu antara lain
subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun merumuskan masalah sebagai


berikut:
1. Apakah pengertian dan jenis-jenis shalat ?
2. Apa saja rukun dan syarat sah shalat ?
3. Apa saja hal-hal yang dapat membatalkan shalat ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dan jenis-jenis shalat
2. Untuk mengetahui rukun dan syarat sah shalat
3. Untuk memahami hal-hal yang dapat membatalkan shalat.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat

Shalat secara Bahasa (Etimologi) berarti Doa'. Sedangkan secara Istilah


(Terminologi), sholat adalah perkataan dan perbuatan tertentu/khusus yang dibuka/dimulai
dengan takbir (takbiratul ihram) diakhiri/ditutup dengan salam.
Shalat merupakan rukun perbuatan yang paling penting diantara rukun Islam yang
lain sebab ia mempunyai pengaruh yang baik bagi kondisi akhlaq manusia. Shalat
didirikan sebanyak lima kali setiap hari, dengannya akan didapatkan bekas/pengaruh yang
baik bagi manusia dalam suatu masyarakatnya yang merupakan sebab tumbuhnya rasa
persaudaraan dan kecintaan diantara kaum muslimin ketika berkumpul untuk menunaikan
ibadah yang satu di salah satu dari sekian rumah milik Allah subhanahu wa ta'ala (SWT).
Shalat merupakan salah satu bentuk interaksi langsung antara manusia dengan
tuhannya, maka dari itu ketika kita melakukan atau melaksanakan shalat kita di anjurkan
untuk khusyuk dalam shalat yang dia lakukan supaya shalat tersebut bisa di terima oleh
tuhan Yang Maha Esa, selain dari itu shalat memiliki berbagai macam keistimewaan.
Shalat diwajibkan dengan dalil yang qath`i dari Al-Quran, As- Sunnah dan Ijma’
umat Islam sepanjang zaman. Tidak ada yang menolak kewajiban shalat kecuali orang-
orang kafir atau zindiq. Sebab semua dalil yang ada menunjukkan kewajiban shalat secara
mutlak untuk semua orang yang mengaku beragama Islam yang sudah akil baligh. Bahkan
anak kecil sekalipun diperintahkan untuk melakukan shalat ketika berusia 7 tahun. Dan
boleh dipukul bila masih tidak mau shalat usia 10 tahun, meski belum baligh.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
‫امو اورمأ ّلإ اودبعيل ال ّل هل نيصلخم نيدلا ءافنح اوميقيو‬
‫ذو نيد ةميقلا‬a ‫ةلَصلا اوتؤيو ةاكزلا كل‬
Artinya :
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
keta'atan kepada-Nya dalam agama yang lurus , dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah : 5)

2
B. Jenis-Jenis Shalat
Dalam agama Islam, shalat terbagi menjadi dua bagian yaitu shalat wajib atau fardhu
dan shalat sunnah.
a. Shalat Fardhu
Shalat Fardhu atau shalat wajib adalah shalat dengan status hukum fardhu, yakni
wajib dikerjakan oleh seluruh umat Islam baik itu perempuan maupun laki-laki baligh.
Shalat fardhu sendiri menurut hukumnya terdiri atas dua golongan, yakni:
1. Fardhu’ Ain, yakni yang diwajibkan kepada individu. Termasuk dalam shalat ini
adalah shalat lima waktu dan shalat Jumat untuk laki-laki.
2. Fardhu Kifayah, yakni yang diwajibkan atas seluruh muslim namun akan gugur daan
menjadi sunnat bila telah dilaksanakan oleh sebagian muslim yang lain. Yang
termasuk dalam kategori ini adalah shalat jenazah.
Shalat lima waktu adalah shalat fardhu (shalat wajib) yang dilaksanakan lima kali
sehari. Hukum salat ini adalah Fardhu 'Ain, yakni wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim
atau muslimah yang telah menginjak usia dewasa (pubertas), kecuali berhalangan karena
sebab tertentu.
Shalat lima waktu merupakan salah satu dari lima Rukun Islam. Allah menurunkan
perintah shalat ketika peristiwa Isra' Mi'raj. Kelima shalat lima waktu tersebut adalah:

1. Subuh, terdiri dari 2 raka'at. Waktu Shubuh diawali dari terbirnya fajar, yakni cahaya
putih yang melintang di ufuk timur. Waktu shubuh berakhir ketika terbitnya
Matahari.
2. Zuhur, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Zhuhur diawali jika Matahari telah tergelincir
(condong) ke arah barat hingga bayangan seseorang menyamai panjangnya, dan
berakhir ketika masuk waktu Ashar.
3. Ashar, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Ashar adalah selama matahari belum menguning.
Waktu Ashar berakhir dengan terbenamnya Matahari.
4. Magrib, terdiri dari 3 raka'at. Waktu Maghrib adalah selama mega merah belum
menghilang yang diawali dengan terbenamnya Matahari, dan berakhir dengan
masuknya waktu Isya.

3
5. Isya, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Isya adalah hingga separuh malam yang tengah
yang diawali dengan hilangnya cahaya merah (syafaq) di langit barat, dan berakhir
hingga terbitnya fajar keesokan harinya.

4
b. Shalat Sunnah
Shalat sunah disebut juga salat an-nawâfil atau at-tatawwu’. Yang dimaksud dengan
an-nawâfil ialah semua perbuatan yang tidak termasuk dalam fardhu. Disebut an-nawâfil
karena amalan-amalan tersebut menjadi tambahan atas amalan-amalan shalat fardhu.
Menurut Mazhab Hanafi, shalat an-nawâfil terbagi atas 2 macam, yaitu :
1. Shalat masnûnah ialah shalat-shalat sunah yang selalu dikerjakan Rasulullah, jarang
ditinggalkan, sehingga disebut juga dengan shalat mu’akkad (dipentingkan).
2. Shalat mandûdah adalah shalat-shalat sunah yang kadang dikerjakan oleh Rasulullah,
kadang-kadang juga tidak dikerjakan, sehingga disebut dengan shalat ghairu mu’akkad
(kurang dipentingkan).
Shalat sunnah menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni:
1. Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir
mendekati wajib), seperti salat dua hari raya, salat sunah witir dan salat sunah thawaf.
2. Ghairu Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat,
seperti salat sunah Rawatib dan salat sunah yang sifatnya insidentil (tergantung waktu
dan keadaan, seperti shalat khusuf yang hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana).
Adapun macam-macam shalat sunnah terbagi atas dua bagian yaitu, shalat sunnah
yang dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid) dan shalat sunnah yang dilakukan secara
berjamaah.
1) Shalat sunnah yang dapat dilakukan sendiri-sendiri (munfarid) antara lain:
a) Shalat Wudhu
Shalat sunnah wudhu’ atau yang disebut juga dengan shalat syukrul wudhu adalah
shalat yang dikerjakan setelah berwudhu.
b) Shalat Tahiyyatul Masjid
Shalat Tahiyyatul Masjid adalah Shalat yang dilakukan sebagai penghormatan
terhadap masjid, dilakukan oleh orang yang masuk ke dalam mesjid sebelum ia
duduk.dikerjakan dua raka’at.
c) Shalat Taubat
Shalat Taubat adalah shalat sunnah yang dilakukan seorang muslim jika ingin
bertaubat terhadap kesalahan yang pernah ia lakukan. Shalat taubat dilaksanakan
dua raka'at

5
dengan waktu yang bebas kecuali pada waktu yang diharamkan untuk melakukan
shalat.
d) Shalat Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika matahari
sedang naik. Kira-kira, ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak
terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu dzuhur. Jumlah raka'at shalat
dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12 raka'at. Dan dilakukan dalam satuan 2 raka'at sekali
salam
e) Shalat Tahajjud
Shalat Tahajud adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu malam, dimulai
selepas isya sampai menjelang subuh. Jumlah rakaat pada shalat ini tidak terbatas,
mulai dari
2 rakaat, 4, dan seterusnya.
f) Shalat Rawatib
Shalat Rawatib adalah shalat sunah yang dikerjakan menyertai shalat fardu. Shalat
sunah ini terbagi dalam shalat mu’akkad dan ghairu mu’akkad.
g) Shalat Istikhoroh
Shalat istikhoroh adalah shalat sunnah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah agar
memberikan pilihan yang lebih baik dari dua perkara (pilihan) atau lebih untuk menghapus
keraguan hati dalam memilih, agar tidak menyesal dilain hari nanti.
h) Shalat Muthlaq
Shalat Muthlak adalah shalat yang dikerjakan sewaktu-waktu, kecuali pada yang
dilarang untuk mengerjakan shalat sunnat, misalnya sesudah shalat subuh dan shalat
ashar.
i) Shalat Safar
Apabila seseorang hendak berpergian, sebelum meninggalkan rumah, ia dianjurkan
mengerjakan solat safar dua rakaat; demikian pula sesudah tiba di rumah kembali.
Caranya sama dengan mengerjakan solat subuh, hanya niatnya berlainan, yaitu
berniat solat safar sunnat karena Allah SWT. Selesai solat berdoalah agar perjalanan
diridhai, dimudahkan dan diselamatkan Allah SWT. dalam perjalanan, baik
pribadi, tugas maupun keluarga yang ditinggalkan.

6
2) Shalat sunnah yang dapat dilakukan secara berjamaah antara lain:
a) Shalat Tarawih
Shalat Tarawih adalah shalat sunnat yang dikerjakan pada malam bulan
ramadhan.Waktu shalat tarowih ialah sesudah shalat isya’ sampai terbit fajar (masuk
waktu subuh).
b) Shalat Dua Hari Raya
Sholat hari raya adalah shalat sunnat yang dikerjakan pada kedua hari raya, yaitu: hari
raya Fitri (tgl. 1 Syawal) dan hari raya Adlha (kurban tgl. 10 Dzul Hijjah).
c) Shalat Dua Gerhana
Shalat dua gerhana adalah shalat yang dikerjakan karena ada gerhana bulan dan
matahari.
d) Shalat Istisqo’
Shalat istisqo’adalah shalat sunnat yang dikerjakan, karena ada keperluan untuk
mohon
hujan
e) Shalat Witir
Shalat witir adalah shalat yang dikerjakan dengan bilangan ganjil. Misalnya : satu
raka’at tiga, lima dan seterusnya.Waktunya setelah shalat shalat isya’ sampai terbit
fajar (tiba waktu subuh).
C. Rukun dan Syarat Sah Shalat
Rukun-rukun yang harus di jalankan dalam shalat, yakni:
1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Takbiratul ikhram
4. Melafalkan surat Al-fatihah
5. Ruku’/membungkuk dengan tuma’ninah
6. I'tidal dengan tuma'ninah
7. Sujud dengan tuma’ninah
8. Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah
9. Tasyahud Akhir
10. Melafalkan shalawat Nabi Muhammad SAW setelah tasyahud
11. Salam

7
Berikut beberapa syarat wajib shalat yang harus dipenuhi:
1. Beragama Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Telah sampai dakwah islam kepadanya
5. Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan lain sebagainya
D. Hal-Hal Yang Membatalkan Shalat
Sholat itu batal apabila salah satu syarat rukunnya tidak dilaksanakan atau
ditinggalkan dengan sengaja dan sholat itu batal dengan hal-hal yang seperti berikut :
1. Berhadast
2. Berbicara ketika shalat
3. Tertawa
4. Makan dan minum
5. Berjalan terlalu banyak tanpa ada keperluan
6. Tersingkapnya aurat
7. Memalingkan badan dari kiblat
8. Menambah rukuk, sujud, berdiri atau duduk secara sengaja
9. Mendahului imam dengan sengaja
10. Terkena najis yang tidak dimanfaatkan

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Shalat merupakan rukun Islam yang kedua setelah dua kalimat syahadat. Shalat
terbagi
2 yaitu Shalat Fardhu dan Shalat Sunnat. Shalat Fardhu hukumnya wajib dan mencegah
seseorang dari perbuatan keji dan mungkar. Shalat yang bagaimanakah yang dapat
mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar? Yaitu shalat yang dilakukan dengan
hati yang ikhlas serta khusyu’ dalam pelaksanaannya. Dengan shalat dapat membentuk
pribadi yang mempunyai sifat tawadhu’, pandai bersyukur, slalu tawakal, sabar, tabah dalam
mengarungi kehidupan. Membina muslim agar senantiasa hidup bersih dan suci jiwa dan
raga.
Shalat merupakan sarana untuk menyampaikan pernyataan diri manusia kepada
Tuhan-Nya secara tulus ikhlas bahwa semua yang ada pada dirinya, shalat dan ibadahnya,
hidup dan matinya hanya milik Allah. Shalat fardu hukumyan wajib artinya jika dikerjakan
berpahala, jika ditinggalkan berdosa.
Shalat fardu terbagi atas 5 waktu, yaitu :
1. Subuh
2. Dzuhur
3. Ashar
4. Maghrib
5. Isya
B. Saran
Demikian isi makalah yang kami buat ini semoga bermanfaat bagi kita semua,
terutama bagi kami, adapun harapan kami para kawan-kawan dapat memberikan masukan
yang bermanfaat baik berupa kritik maupun saran, agar makalah kami selanjutnya dapat
berkembang lagi, dan dapat memberika banyak manfaat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid Hasyim, Husaini. 1987. Syarah Riyadussalihin. Surabaya: Pustaka Ilmu
Komala. (n.d.). Shalat Wajib dan Shalat Sunnah Jurusan Ilmu Hadist Fakultas Ushuluddin dan
Adab Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten. 191370027,
1–10.
Sarwat, Ahmad. Seri Fiqih Kehidupan 3: Shalat. Vol. 3. Rumah Fiqih Publishing, 2017.
Yulianti, E. (2015). Makalah Shalat Universitas Mathla’ul Anwar Banten. Banten. 1–20.

Anda mungkin juga menyukai