TATA CARA SHOLAT MAHGRIB DAN HAL-HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN SHOLAT
MAHGRIB
DISUSUN OLEH:
SILVIA (23021330021)
AKUNPAY(23021330023)
AURA (23021330025 )
RARA DELFIANA(230213300 )
DOSEN PENGAMPU:
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya izin, rahmat dan
kuasaNya kami masih diberikan kesehatan sehinggga dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul tata cara sholat magrib dan hal-hal yang berhubungan dengan sholat magrib. Pada
kesempatan ini tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih ke semua pihak terutama Dosen
Pengampuh Mata Kuliah praktek ibadah kemasyarakatan yang telah memberikan tugas ini
kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetaahuan kita, khususnya mengenai ibadah sholat. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari
apa yang diharapkan.
Untuk itu kami berharap kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah ini di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa kritik dan saran yang
membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
3
1.1 Latar Belakang
Sholat Maghrib adalah salah satu dari lima waktu sholat yang merupakan
kewajiban bagi umat Muslim. Sholat Maghrib dilakukan setelah matahari terbenam dan
cahaya senja masih terlihat di langit. Sholat ini memiliki nilai ibadah yang tinggi dan
memiliki tata cara yang harus diikuti oleh umat Muslim. Oleh karena itu, penting untuk
memahami tata cara sholat Maghrib dengan benar agar sholat kita diterima oleh Allah SWT.
4
PEMBAHASAN
Sholat wajib adalah ibadah yang harus di lakukan oleh setap muslim yang sudah
baligh dan berakal pada waktu yang telah ditentukan. Sholat wajib terdiri dari 5
waktu yaitu: Subuh,Dzuhur,Ashar,Mahgrib,Isya.
Waktu sholat:
Waktu sholat dalam Islam
terbagi menjadi lima
waktu .berikut adalah waktu
sholat beserta keterangan
waktunya:
1. Sholat subuh: Waktu Sholat Fajr dimulai sejak terbit fajar (subuh) hingga terbit
matahari.
2. Sholat Dzuhur: Waktu Sholat Dhuhr dimulai setelah matahari melewati titik
puncaknya(zuhur) dan berlangsung hingga bayangan benda tertinggi sama
panjangnya dengan benda itu sendiri.
3. Sholat ashar: Waktu sholat ashar dibagi menjadi dua yaitu ashar awal dan ashar
akhir.
● Ashar awal dimulai setelah sholat dzuhur hingga bayangan benda sama panjang
4. Sholat mahgrib: waktu sholat mahgrib dimulai dari setelah matahri terbenam
dan berlangsung hingga cahaya merah senja di langit barat.
5. Sholat isya: waktu sholat isya dimulai dari setelah hilangnya cahaya senja
(mahgrib akhir) dan berlangsung hingga tengah malam.
5
2.2 Syarat Wajib Dan Syarat Sah Sholat
Syarat wajib sholat adalah kondisi yang harus dipenuhi agar seorang muslim dibehati
sebagai wajib sholat.
1. Suci.
Yakni suci fisik dari hadas, suci badan dari najis, suci pakaian dari najis, dan suci
tempat dari najis. Orang yang berhadas tidak sah sholatnya, baik berhadas kecil
maupun berhadas besar. Hal ini didasarkan sabda Nabi, “Tidak ada sholat yang bisa
diterima tanpa bersuci.”
Sedangkan suci badan dari najis dalilnya adalah sabda Nabi berkenaan dengan dua
orang yang diazab dalam kubur, “Adapun salah seorang dari mereka tidak bersuci
usai buang air kecil.”Adapun suci pakaian dari najis diperlukan sebab tidak cukup
hanya suci fisik saja dari najis. Tapi pakaian yang dikenakan juga harus suci dari
semua najis. Dalilnya adalah firman Allah SWt dalam Alquran Surat Al Mudatsir ayat
4:
6
“ َو ِثَياَبَك َفَطِّهْرDan bersihkanlah pakaianmu.” Sedangkan suci tempat dari najis adalah
tempat yang dipakai untuk sholat harus terbebas dari najis. Dalilnya adalah perintah
Rasulullah SAW untuk menyiram tempat yang dikencingi Arab Badui di masjid.
● Menurut syariat, aurat adalah segala sesuatu yang harus ditutup dan tidak
boleh dilihat.
● Batasan aurat bagi laki-laki adalah anggota badan antara pusar dan lutut
● Aurat yang harus di tutup untuk wanita yaitu seluruh badan kecuali wajah dan
talapak tangan.
4. menghadap kiblat:
Dalil syarat sah ini jelas, firman Allah SWT dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 150:
َوِم ْن َح ْيُث َخ َر ْج َت َفَو ِّل َو ْج َهَك َش ْطَر اْلَم ْس ِج ِد اْلَح َر اِم ۚ َو َح ْيُث َم ا ُكْنُتْم َفَو ُّلوا ُوُجوَهُك ْم َش ْطَر ه
Yang artinya, “Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja
kamu berada, maka hadapkanlah wajahmu ke arah itu.”
7
3. Mengucap lebih dari dua huruf dengan sengaja untuk berbicara, meskipun
mengingatkan imam yang salah rakaat. Namun ,jikka mengucap ayat al-
quran , dzikir, dan doa maka tidak termasuk kedalam perkara yang
membatalkan.
4. Menangis,merintih,tertawa,atay berdehem jika sampai mengeluarkan dua
huruh meski huruf itu tidak dapat di pahami.
5. Makan dan minum.
6. Melakukan banyak gerakan secara berurutan, seperti melangkah sebanyak tiga
kali atau menggerakan kedua telapak tangan kedeppan dan kebelakang diluar
gerakan shalat.
7. Tertawa lebar
8. Murtad.
9. Gila .
10. Tidak mengarah kiblat.
11. Mengubah niat dari satu shalat ke shalat lain dengan sengaja.
12. Berniat keluar daris halat sebelum selesai atau sempurna shalatnya.ini juga
termasuk merasa bimbang dalam memutuskan apakah akan meneruskan shalat
atau keluar dari shalat. Sebab tergolong kedalam perkara menggantungkan
pembatalan shalat.
13. Sengaja meninggalkan salah satu dari rukun-rukun shalat.
14. Bermakmum pada orang yang tidak bisa diikuti, baik karena kafir atau hal
lainya.
15. Sengaja memanjangkan rukun yang pendek. Contohnya seperti pada waktu
i’tidal dengan sengaja memanjangkannya lebih dari bacaan yang sudah di
tentukan hingga berujung melebihi durasi baan surah al-fatihah.
16. Mendahului atau tertinggal dua rukun fi’li yang dilakukan imam tanpa udzur.
17. Mengulang ta’biratul ikhram untuk kedua kali dengan niat memulai shalat
baru.
18. Sengaja kembali pada duduk tasyahud awal setelah bangkit dan tahu bahwa itu
hukumnya haram karena dianggap menambah dengan disengaja.
8
2.4 Tata cara sholat bagi orang sitihadhah.
wanita dalam keadaan istihadhah sama seperti wanita yang suci. Namun, ketika
mereka ingin wudhu, maka wajib hukumnya
untuk mencuci bekas darah dari kemaluannya dan
menahan darahnya menggunakan kain atau
pembalut.
Kemudian dijelaskan dalam buku Doa dan Amalan Istimewa ketika Datang Bulan karya
Himatu Mardiah Rosana, hukum yang berlaku pada wanita istihadhah ialah seperti orang
yang terkena hadats kecil. Karenanya, mereka perlu mencuci dan membersihkan
kemaluannya sebelum berwudhu.
Selain itu, dalam karya lain Himatu Mardiah Rosana yang berjudul Ibadah Penuh Berkah
ketika Haid dan Nifas disebutkan bahwa wanita istihadhah tidak dikenai dan diberlakukan
larangan seperti halnya wanita haid. Jadi, wanita istihadhah tetap wajib sholat lima waktu,
puasa Ramadhan, boleh tawaf dan sa'i, menyentuh dan membaca Al-Qur'an, masuk masjid,
dan lain sebagainya.
9
Niat Wudhu Istihadhah bagi Wanita Muslim
َنَو ْيُت َفْر َض اْلُوُضْو ِء ِال ْس ِتَباَح ة الَّص َالِة ِهَّلِل َتَع اَلى
Arab latin: Nawaitu Fardhal Wudhu'i lis tibahatis salati lillahi ta'ala
Artinya: "Aku niat fardlunya wudlu untuk diperbolehkannya shalat karena Allah Ta'ala."
Menukil buku Fikih Interaktif oleh Agus Yusron, berikut tata cara sholat bagi wanita
yang mengalami istihadhah:
● Membersihkan daerah kemaluan lebih dulu, kemudian tutupi dengan kain di atas
● Segera laksanakan salat, jika tidak bergegas maka tata cara yang dikerjakan
10
● Wudhu istihadhah dianggap batal jika keluar dari waktu salat dan keluar hadats lain
selain istihadhah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sholat wajib adalah ibadah yang harus di lakukan oleh setap muslim yang
sudah baligh dan berakal pada waktu yang telah ditentukan. Sholat Maghrib adalah salah satu
dari lima waktu sholat yang merupakan kewajiban bagi umat Muslim. Sholat Maghrib
dilakukan setelah matahari terbenam dan cahaya senja masih terlihat di langit. Sholat
memiliki syarat sah dan syarat wajib yang harus dipenuhi serta ada hal-hal yang dapat
membatalkan sholat tersebut. Sedangkan wanita dalam keadaan istihadhah sama seperti
wanita yang suci. Namun, ketika mereka ingin wudhu, maka wajib hukumnya untuk mencuci
bekas darah dari kemaluannya dan menahan darahnya menggunakan kain atau pembalut.
11