Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN, SYARAT, WAKTU, DAN TATA CARA

MENGERJAKAN SHOLAT

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu :
Daliman, S. Pd.,SH.,M.Pd
Penyusun :
1. Fauzan Eko ( X. 03/20.21/02.11210)

2. Khoirin Putri (X.03/20.21/02.111)

3. Tan Hanifah (X.03/20.21/02.11185)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ISLAM MAMBA’UL ULUM (IIM) SURAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tak lupa sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan nabi kita Muhammad
SAW serta keluarganya, para, sahabat, dan seluruh umatnya yang senantiasa
istiqomah hingga akhir zaman.
Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Materi
PAI. Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Materi PAI
bagi para pembaca dan juga penulis. Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak
Daliman, S. Pd.,SH.,M.Pd.selaku dosen mata kuliah Materi PAI yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Selain
itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan bimbingan dalam penyelesaian penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak.

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................

Daftar isi..............................................................................................................................

Bab I (Pendahuluan)

A. Latar Belakang........................................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................

Bab II (Pembahasan)

A. Pengertian Sholat....................................................................................................
B. Syarat wajib dan Sah Sholat...................................................................................
C. Waktu Sholat...........................................................................................................
D. Tata cara Mengerjakan Sholat.................................................................................

Bab III (Penutup)


Kesimpulan..........................................................................................................................
Daftar Pustaka....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Shalat lima waktu merupakan latihan pembinaan disiplin pribadi, untuk
secara teratur dan terus menerus melaksanakannya pada waktu yang ditentukan
dan sesuai dengan rukunnya sehingga akan terbentuk kedisiplinan pada diri
individu tersebut.Keterangan di atas menunjukkan bahwa pentingnya
menunaikan shalat lima waktu, maka dibutuhkan peranan orang tua dalam
memotivasi anak agar bisa mengamalkan shalat lima waktu terutama sejak anak
masih kecil. Sebagai orang tua tentu bertanggung jawab atas shalat putra dan
putrinya dan hendaknya berlaku tegas sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah
SAW dalam mendidik anak untuk melaksanakan shalat.
Ibadah shalat tidak dapat dilakukan begitu saja, melainkan harus
dipelajari tata cara dan praktiknya sebagaimana yang telah Rasulullah SAW
contohkan. Sebagai orang tua dalam membimbing anak agar mampu dan mau
melaksanakan shalat dengan benar, Rasulullah SAW telah memerintahkan
“didiklah anak-anakmu shalat sejak berumur 7 tahun, dan pukullah setelah 10
tahun”. Perintah Rasulullah SAW ini memiliki maksud agar dalam mendidik
anak tidak secara instant, melainkan bertahap, kontinyu dan konsisten dari
umur 7 tahun. Usia 7 tahun bagi anak merupakan golden age dimana anak
memiliki kepekaan untuk meniru dan mencontoh apa yang ia lihat dan dengan
mendengar.
Ibadah shalat adalah sebagai sarana penghubung antara hamba dengan
Tuhannya. Mendirikan shalat berarti mencerminkan keimanan sebagai tanda
syiar agama dan tanda syukur kepada Allah. Meninggalkan shalat berarti
memutuskan tali penghubung dengan Allah SWT, maka akan tertutupnya
rahmat dari-Nya, terhentinya pengaliran nikmat-nikmat-Nya, terhentinya uluran
kebaikan-Nya dan berarti juga mengingkari fadhol (keutamaan) dan kebesaran
Allah SWT.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Sholat?
2. Apa saja syarat wajib dan sah sholat?
3. Kapan saja sholat wajib itu dilaksanakan?
4. Bagaimana Tata cara melakukan sholat?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari Sholat.
2. Mengetahui Syarat wajib dan sah sholat.
3. Mengetahui Waktu Sholat
4. Mengetahui Tata cara shalat.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Jumlah bilangan Sholat


Shalat secara bahasa berarti doa. Sedangkan menurut istilah syara’ sholat
adalah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu, yang diawali
dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Sholat wajib juga disebut
juga dengan sholat fardlu atau shalat maktubah yang berarti sholat yang harus
dikerjakan orang Islam yang telah memenuhi syarat.
Yang dimaksud sholat wajib di sini adalah shalat lima waktu yaitu sholat
zuhur, asar, maghrib, isya’ dan subuh. Sholat dalam Islam menempati
kedudukan sangat penting, karena shalat merupakan ibadah yang pertama kali
akan dihisab (dihitung) pertanggung jawabannya kelak di hari kiamat.
Dalam mendefinisikan tentang arti kata shalat, Imam Rafi’i
mendefinisikan bahwa shalat dari segi bahasa berarti do’a, dan menurut istilah
syara’ berarti ucapan dan pekerjaan yang dimulai dengan takbir, dan
diakhiri/ditutup denngan salam,
dengan syarat tertentu.
Kemudian shalat diartikan sebagai suatu ibadah yang meliputi ucapan
dan peragaan tubuh yang khusus, dimulai dengan takbir dan di akhiri dengan
salam (taslim). Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan shalat adalah suatu pekerjaan yang diniati ibadah dengan
berdasarkan syarat-syarat yang telah ditentukan yang dimulai dengan takbiratul
ikhram dan diakhiri dengan salam.
Shalat menghubungkan seorang hamba kepada penciptanya, dan shalat
merupakan menifestasi penghambaan dan kebutuhan diri kepada Allah
SWT.Dari sini maka, shalat dapat menjadi media permohonan, pertolongan
dalam menyingkirkan segala bentuk kesulitan yang ditemui manusia dalam
perjalanan hidupnya.
 Jumlah Bilangan Sholat
1. Shubuh 2 Rakaat
2. Dhuhur 4Rakaat
3. Asar 4 Rakaat
4. Maghrib 3 Rakaat
5. Isya' 4 Rakaat
B. Syarat Wajib sholat
1.Islam
Orang yang beragama Islam wajib melakukan shalat 5 waktu dalam
sehari.Seseorang yang telah mengucapkan 2 kalimat syahadat berarti dia telah
bersedia dan wajib melaksanakan syari'at Islam.

2.Baligh
Seseorang yang sudah balig wajib menunaikan shalat 5 waktu dalam
sehari.Muslim dianggap balig biasanya telah cukup umur, yakni berusia sekitar
15 tahun dalam hitungan hijriyah. Balig juga bisa disebut jika orang tersebut
sudah mengalami mimpi basah atau haid.
3.Berakal
Orang yang berakal atau tidak gila wajib menunaikan shalat.Berakal
artinya mampu membedakan perbuatan yang baik dan buruk, perbuatan yang
pantas dan tidak pantas. Karena itu, orang gila tidak diwajibkan menjalankan
ibadah sholat karena orang gila dianggap tidak berakal.
4.Suci dari Haid dan Nifas
Tidak diwajibkan shalat bagi wanita yang haid atau nifas, dan tidak ada
qodho untuknya.

5.Sehat Jasmani dan Rohani


Diwajibkan shalat untuk orang yang sehat wal afiat. Namun, hal itu
menjadi tidak wajib bagi orang yang buta dan tuli sekaligus. Meskipun dapat
berbicara dan tidak ada qodho untuknya bila sembuh dari tuli atau kebutaan

Syarat Sah Sholat

1. Suci badan dari hadats besar dan kecil


2. Allah tidak menerima sholat seseorang diantara kamu yang
berhadats sehingga dia berwudhu”. (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis
4. Menutup aurat. Aurat laki-laki adalah antara pusar sampai lutut,
sedang aurat perempuan adalah seluruh anggota badan kecuali kedua
telapak tangan dan wajah.
5. Telah masuk waktu sholat

Menghadap kiblat

Seperti dijelaskan dalam surah al-Baqarah ayat 144.

Artinya : “maka palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana


saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. (QS. al-Baqarah : 144)

C. Pengertian waktu shalat


adalah waktu-waktu ibadah shalat lima waktu (Dhuhur, Ashar, Maghrib,
Isya, dan Subuh) ditambah dengan Imsak, terbit matahari, dan waktu Dhuha.
Waktu-waktu pelaksanaan shalat telah diisyaratkan oleh Allah swt dalam
ayat-ayat al-Quran, yang kemudian dijelaskan oleh Nabi saw. dengan amal
perbuatannya sebagaimana hadis-hadis yang ada. Hanya saja waktu-waktu
shalat yang ditunjukkan oleh al-Quran maupun hadis hanya berupa fenomena
alam, yang kalau tidak menggunakan ilmu falak tentunya akan mengalami
kesulitan dalam menentukan awal waktu shalat.
Karena perjalanan semu matahari itu relatif tetap, maka waktu posisi matahari
pada awal waktu-waktu shalat setiap harisepanjang tahun mudah dapat
diperhitungkan. Dengan demikian orang yang akan melakukan shalat pada
awal waktunya menemui kemudahan. Di sisi lain, karena shalat itu tidak harus
dilaksanakan sepanjang waktunya, misalnya shalat Dhuhur tidak harus
dilaksanakan dari jam 12 sampai jam 15 terus menerus, melainkan cukup
dilaksanakan pada sebagian waktunya saja.

D. Tata Cara Sholat


Rukun Sholat 
Shalat mempunyai rukun-rukun yang harus dilakukan sesuai dengan aturan
dan ketentuannya, sehingga apabila tertinggal salah satu darinya, maka
hakikat shalat tersebut tidak mungkin tercapai dan shalat itu pun dianggap
tidak sah menurut syara`. 
1. Niat.
Hal ini berdasarkan kepada firman Allah SWT:
ُ‫ك ِديْن‬ َ ِ‫صلَوةَ َويُْؤ تُواال َز َكوةَ َو َذل‬ ِ ِ‫َو َمااُوْ ِمرُوااِاّل َلِيُ ْعبُدُواهللا ُم ْخل‬
َّ ‫ص ْينَ لَهُ ال ِّد ْينَ ُخنَفَآ َء َويُقِ ْي ُمواال‬
‫القَيِّ َم ِة‬
 Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus. (al-Bayyinah: 98). 

2. Takbiratul Ihram.
Hal ini berdasarkan hadist dari Ali RA berikut ini:
‫ وتحريمها‬،‫ مفتاح الصالة الطهور‬:‫عن علي أن النبي صلى هللا عليه وسلم قال‬
 )‫ وتحليلها التسليم (رواه الدارم‬،‫التكبير‬
Artinya: Dari Ali RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, kunci shalat bersuci,
pembukaannya membaca takbir dan penutupannya adalah membaca salam.
(H.R. Ad-Darimi).
Takbiratul ihram ini hanya dapat dilakukan dengan membaca lafadz Allahu
Akbar.
3. Berdiri Pada Saat Mengerjakan Shalat Fardhu.
Hukum berdiri ketika mengerjakan shalat fardhu adalah wajib. Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
Artinya: Dari Imran bin Husain RA berkata, aku menderita penyakit ambien,
lalu aku bertanya kepada Nabi SAW mengenai cara mengerjakan shalat yang
harus aku lakukan, Nabi SAW bersabda, “Shalatlah dalam keadaan berdiri,
jika engkau tidak mampu, maka laksanakan dalam keadaan duduk, jika
engkau tidak mampu melakukannya, maka kerjakanlah dalam keadaan
berbaring”. (H.R. Bukhari). 

4. Membaca al-Fatihah. 
Ada beberapa hadits shahih yang menyatakan kewajiban membaca surat al-
Fatihah pada setiap rakaat, baik pada saat mengerjakan shalat fardhu maupun
shalat sunnah. Diantaranya:
‫عن عبادة بن الصامت يبلغ به النبي صلى هللا عليه وسلم ال صالة لمن لم يقرأ بفاتحة‬
)‫الكتاب (رواه مسلم‬
 Artinya: Dari Ubadah bin Shamit RA, Nabi SAW bersabda, “Tidak sah
shalat seseorang yang tidak membaca surah Fatihatul-Kitab”. (H.R.
Muslim).
Dalam Mazhab Syafi`i, basmallah merupakan satu ayat dari pada surah al-
Fatihah, maka membaca bismillah hukumnya adalah wajib. 

5. Ruku’. 
Kefardhuanya telah diakui secara ijma`, berdasarkan firman Allah SWT:
َ‫يََأيُّهَاالَّ ِذ ْينَ أ َمنُوااَرْ َكعُوا َوا ْس ُجدُوا َوا ْعبُدُوا َربَّ ُك ْم وا ْف َعلُواال َخ ْي َرلَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن‬
 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu,
sembahlah tuhanmu dan berbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat
kemenangan. (al-Hajj: 77).

Ruku’ dikatakan sempurna, jika dilakukan dengan cara membungkukkan


tubuh, dimana kedua tangan dapat mencapai dan memegang kedua lutut. 

6. Sujud dua kali setiap raka'at 


Anggota-anggota sujud adalah kening, hidung, kedua telapak tangan, kedua
lutut dan kedua telapak kaki. 

7. Duduk antara dua sujud 

8. Membaca tasyahud akhir 

9. Duduk pada tasyahud akhir 

10. Shalawat kepada Nabi SAW setelah tasyahud akhir. 

11. Duduk diwaktu membaca shalawat. 

12. Memberi salam 

13. Tertib. 

Syekh Syamsidin abu Abdillah, Terjemah Fathul Mu‟in (Surabaya: Al-Hidayah, 1996),h.
47
2Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah,
(Jakarta: Amzah, 2009), h. 145
https://an-nur.ac.id/shalat-wajib-pengertian-rukun-syarat-sah-syarat-wajib-dan-yang-
membatalkan-shalat/

Imam al-Qodhi Abi al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad


bin Ahmad ibn Rusyd al-Qurtuby al-Andalusi, Bidayah Al-Mujtahid
Wa Nihayah al-Muqtasid, jilid II, (Beirut: Daar al-kutub al-Ilmiyah,
1996). Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktik,
(Yogyakarta: Buana Pustaka, 2008).
https://www.rijal09.com/2016/07/pengertian-dan-tata-cara-shalat.html

Anda mungkin juga menyukai