MENGERJAKAN SHOLAT
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu :
Daliman, S. Pd.,SH.,M.Pd
Penyusun :
1. Fauzan Eko ( X. 03/20.21/02.11210)
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tak lupa sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan nabi kita Muhammad
SAW serta keluarganya, para, sahabat, dan seluruh umatnya yang senantiasa
istiqomah hingga akhir zaman.
Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Materi
PAI. Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Materi PAI
bagi para pembaca dan juga penulis. Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak
Daliman, S. Pd.,SH.,M.Pd.selaku dosen mata kuliah Materi PAI yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Selain
itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan bimbingan dalam penyelesaian penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................
Daftar isi..............................................................................................................................
Bab I (Pendahuluan)
A. Latar Belakang........................................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................
Bab II (Pembahasan)
A. Pengertian Sholat....................................................................................................
B. Syarat wajib dan Sah Sholat...................................................................................
C. Waktu Sholat...........................................................................................................
D. Tata cara Mengerjakan Sholat.................................................................................
A. LATAR BELAKANG
Shalat lima waktu merupakan latihan pembinaan disiplin pribadi, untuk
secara teratur dan terus menerus melaksanakannya pada waktu yang ditentukan
dan sesuai dengan rukunnya sehingga akan terbentuk kedisiplinan pada diri
individu tersebut.Keterangan di atas menunjukkan bahwa pentingnya
menunaikan shalat lima waktu, maka dibutuhkan peranan orang tua dalam
memotivasi anak agar bisa mengamalkan shalat lima waktu terutama sejak anak
masih kecil. Sebagai orang tua tentu bertanggung jawab atas shalat putra dan
putrinya dan hendaknya berlaku tegas sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah
SAW dalam mendidik anak untuk melaksanakan shalat.
Ibadah shalat tidak dapat dilakukan begitu saja, melainkan harus
dipelajari tata cara dan praktiknya sebagaimana yang telah Rasulullah SAW
contohkan. Sebagai orang tua dalam membimbing anak agar mampu dan mau
melaksanakan shalat dengan benar, Rasulullah SAW telah memerintahkan
“didiklah anak-anakmu shalat sejak berumur 7 tahun, dan pukullah setelah 10
tahun”. Perintah Rasulullah SAW ini memiliki maksud agar dalam mendidik
anak tidak secara instant, melainkan bertahap, kontinyu dan konsisten dari
umur 7 tahun. Usia 7 tahun bagi anak merupakan golden age dimana anak
memiliki kepekaan untuk meniru dan mencontoh apa yang ia lihat dan dengan
mendengar.
Ibadah shalat adalah sebagai sarana penghubung antara hamba dengan
Tuhannya. Mendirikan shalat berarti mencerminkan keimanan sebagai tanda
syiar agama dan tanda syukur kepada Allah. Meninggalkan shalat berarti
memutuskan tali penghubung dengan Allah SWT, maka akan tertutupnya
rahmat dari-Nya, terhentinya pengaliran nikmat-nikmat-Nya, terhentinya uluran
kebaikan-Nya dan berarti juga mengingkari fadhol (keutamaan) dan kebesaran
Allah SWT.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Sholat?
2. Apa saja syarat wajib dan sah sholat?
3. Kapan saja sholat wajib itu dilaksanakan?
4. Bagaimana Tata cara melakukan sholat?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari Sholat.
2. Mengetahui Syarat wajib dan sah sholat.
3. Mengetahui Waktu Sholat
4. Mengetahui Tata cara shalat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.Baligh
Seseorang yang sudah balig wajib menunaikan shalat 5 waktu dalam
sehari.Muslim dianggap balig biasanya telah cukup umur, yakni berusia sekitar
15 tahun dalam hitungan hijriyah. Balig juga bisa disebut jika orang tersebut
sudah mengalami mimpi basah atau haid.
3.Berakal
Orang yang berakal atau tidak gila wajib menunaikan shalat.Berakal
artinya mampu membedakan perbuatan yang baik dan buruk, perbuatan yang
pantas dan tidak pantas. Karena itu, orang gila tidak diwajibkan menjalankan
ibadah sholat karena orang gila dianggap tidak berakal.
4.Suci dari Haid dan Nifas
Tidak diwajibkan shalat bagi wanita yang haid atau nifas, dan tidak ada
qodho untuknya.
Menghadap kiblat
2. Takbiratul Ihram.
Hal ini berdasarkan hadist dari Ali RA berikut ini:
وتحريمها، مفتاح الصالة الطهور:عن علي أن النبي صلى هللا عليه وسلم قال
) وتحليلها التسليم (رواه الدارم،التكبير
Artinya: Dari Ali RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, kunci shalat bersuci,
pembukaannya membaca takbir dan penutupannya adalah membaca salam.
(H.R. Ad-Darimi).
Takbiratul ihram ini hanya dapat dilakukan dengan membaca lafadz Allahu
Akbar.
3. Berdiri Pada Saat Mengerjakan Shalat Fardhu.
Hukum berdiri ketika mengerjakan shalat fardhu adalah wajib. Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
Artinya: Dari Imran bin Husain RA berkata, aku menderita penyakit ambien,
lalu aku bertanya kepada Nabi SAW mengenai cara mengerjakan shalat yang
harus aku lakukan, Nabi SAW bersabda, “Shalatlah dalam keadaan berdiri,
jika engkau tidak mampu, maka laksanakan dalam keadaan duduk, jika
engkau tidak mampu melakukannya, maka kerjakanlah dalam keadaan
berbaring”. (H.R. Bukhari).
4. Membaca al-Fatihah.
Ada beberapa hadits shahih yang menyatakan kewajiban membaca surat al-
Fatihah pada setiap rakaat, baik pada saat mengerjakan shalat fardhu maupun
shalat sunnah. Diantaranya:
عن عبادة بن الصامت يبلغ به النبي صلى هللا عليه وسلم ال صالة لمن لم يقرأ بفاتحة
)الكتاب (رواه مسلم
Artinya: Dari Ubadah bin Shamit RA, Nabi SAW bersabda, “Tidak sah
shalat seseorang yang tidak membaca surah Fatihatul-Kitab”. (H.R.
Muslim).
Dalam Mazhab Syafi`i, basmallah merupakan satu ayat dari pada surah al-
Fatihah, maka membaca bismillah hukumnya adalah wajib.
5. Ruku’.
Kefardhuanya telah diakui secara ijma`, berdasarkan firman Allah SWT:
َيََأيُّهَاالَّ ِذ ْينَ أ َمنُوااَرْ َكعُوا َوا ْس ُجدُوا َوا ْعبُدُوا َربَّ ُك ْم وا ْف َعلُواال َخ ْي َرلَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu,
sembahlah tuhanmu dan berbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat
kemenangan. (al-Hajj: 77).
12. Memberi salam
13. Tertib.
Syekh Syamsidin abu Abdillah, Terjemah Fathul Mu‟in (Surabaya: Al-Hidayah, 1996),h.
47
2Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah,
(Jakarta: Amzah, 2009), h. 145
https://an-nur.ac.id/shalat-wajib-pengertian-rukun-syarat-sah-syarat-wajib-dan-yang-
membatalkan-shalat/