FIQIH
"SHALAT"
1.Juliana : 202111526002
2.Ilmayanti : 202111526005
TA.2021/2022
0
KATA PENGANTAR
Bissmilahirrohmanirrahim
Alhamdulillah segala puji syukur hanya untuk Allah dan telah mencurahkan Rahmat
serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas dalam menyusun makalah
ini yang berjudul "Shalat".Shalawat serta salam semoga tercurah kepada nabi
Muhammad SAW.Dan keluarganya juga para sahabatnya serta para pengikut nya
yang serta sampai akhir zaman.Makalah ini adalah makalah yang dapat memotifasi
anda untuk memperdalam tentang "shalat". Kami mencari isi yang tercantum dalam
makalah ini dari sumber-sumber yang terkemuka dan dari buku-buku yang membahas
tentang hal yang bersangkutan.Dalam menyusun makalah ini kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam isi, bentuk maupun susunan kalimatnya akan tetapi berkat
bimbingan dan dorangan serta do'a dari berbagai pihak maka kesulitan-kesulitan yang
kami hadapi, Alhamdulillah dapat teratasi. Namun kami tetap menerima dan
mengaharapkan kritik serta saran dari pembaca yang menuju ke arah kebaikan dan
kesempurnaan dalam makalah ini.Semoga apa yang kami usahakan ini kiranya dapat
bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca umumnya, Amin
Penulis
DAFTAR ISI
1
Cover
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian Shalat
B. Dasar hukumnya
C.Tujuan shalat
D.Kedudukan Shalat
F.Sunat-sunat shalat
A.Kesimpulan
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sering kali kita sebagai orang islam tidak mengetahui kewajiban kita sebagai
mahluk yang paling sempurna yaitu sholat, atau terkadang tau tentang kewajiban tapi
tidak mengerti terhadap apa yang dilakukaan. Selain itu juga bagi kaum fanatis yang
tidak menghargai tentang arti khilafiyah, dan menganggap yang berbeda itu yang
salah. Oleh karena itu mari kita kaji bersama tentang arti shalat, dan cara
mengerjakannya serta beberapa unsur didalamnya. Dalam pembahasan kali ini juga di
paparkan sholat dan macamnya.
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah mukallaf
dan harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan. Shalat merupakan
rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah
satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat maka ia mendirikan
agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama
(Islam). Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali,
berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa
kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain shalat wajib ada
juga shalat shalat sunah. Untuk membatasi bahasan penulisan dalam permasalahan ini,
maka penulis hanya membahas tentang shalat wajib kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
3
5. Apa saja syarat-syarat syah dan Rukun Shalat?
C.Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan makalah ini agar kami selaku penyusun mengetahui bagaimana
segalah hal tentang shalat baik pengertian, rukun, sunat dll, kemudian agar menambah
wawasan para pembaca serta menjadi referensi bagi penulis - penulis berikutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Shalat
Shalat menurut bahasa adalah do’a, sedangkan menurut istilah adalah pekerjaan dan
ucapan yang diawali oleh takbiratul ihram dan diakhiri oleh salam. Secara dimensi
Fiqh shalat adalah beberapa ucapan atau rangkaian ucapan dan perbuatan (gerakan)
yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam yang dengannya kita beribadah
4
kepada Allah, dan menurut syarat-syarat yang telah di tentukan oleh
Agama1.Sedangkan menurut ulama tasawuf shalat ialah mengahadapkan kalbu kepada
Allah SWT hingga menimbulkan rasa takut kepada Nya serta kesempurnaan
kekuasaanya,atau menghadap kepada Allah dengan kalbu, bersikap khusyuk
(konsentrasi penuh) dihadapan-Nya, disertai dengan penghayatan penuh takala
berdzikir, berdoa dan memuji-Nya.
Asal makna salat menurut bahasa Arab ialah "doa", tetapi yang di maksud disini ialah
"ibadat yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbir, disudahi dengan salam,dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan".
َواَقِ ِم الص َّٰلو ۗةَ اِ َّن الص َّٰلوةَ تَ ْن ٰهى ع َِن ْالفَحْ َش ۤا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر
Artinya:
B. Dasar hukumnya
Shalat lima waktu merupakan suatu kewajiban yang harus ditegakkan oleh setiap
muslim yang sudah akil baligh, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan
sehat maupun sakit. Dasar kewajiban shalat ini adalah Al-Quran dan hadist.
ََواَقِ ْي ُموا الص َّٰلوةَ َو ٰاتُوا ال َّز ٰكوةَ َوارْ َكعُوْ ا َم َع الرَّا ِك ِع ْين
Artinya:
"Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah bersama orang-orang yang
ruku" (Al-Baqarah :43)
Salah satu Hadist yang menjelaskan dasar hukum shalat yaitu: "Dari Abu
Abdirrahman Abdullah bin Umar bin Khatab, semoga Allah meridhai mereka berdua,
ia berkata: Aku pernah mendengar Rasullah saw. Bersabda: Islam didirikan di atas 5
dasar, yaitu memberi kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi
Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat menunaikan zakat, melaksanakan
1
Sentot Haryono,Psikologi Salat,Mitra Pustaka,Yogyakarta,2003,hlm. 59
5
haji ke baitullah, dan berpuasa di bulan Ramadhan." (HR. Imam Bukhari dan
Muslim)
C. Tujuan shalat
ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا ْاذ ُكرُوا هّٰللا َ ِذ ْكرًا َكثِ ْير ًۙا
Nabi Saw menegaskan bahwa shalat merupakan 'kafarat penebus atas dosa-dosa yang
telah diperbuat di masa lalu:
"Sesungguhnya shalat yang lima waktu itu merupakan "kifarat (penebus dosa-dosa)
yang dilakukan antara shalat yang satu dengan shalat lainnya, kecuali atas dosa-
dosa besar." (HR. Muslim)
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu dan sesungguhnya yang demikian
itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk (QS. Al-Baqarah (21:45)"
6
6. Untuk diperintahkan kepada Keluarga
"Dan perintahkanlah kepadamu untuk mendirikan shalat dan sabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, kamilah yang memberi rezeki
kepadamu, dan akibat yang baik itu adalah bagi orang yang bertaqwa."(QS Thaha:
132)
D. Kedudukan shalat
Salah satu hadist yang menunjukan kedudukan salat yaitu: Warta diriwayatkan dari
Ummu Farwah wanita Ansor yang ikut membaiat Nabi, ia berkata: "Nabi SAW
pemah ditanyai perbuatan/amal yang paling utama" Nabi berkata: "yaitu salat di awal
waktunya"
Selain itu shalat juga mempunyai kedudukan yang sangat menentukan, yaitu
menentukan diterima atau tidaknya amal manusia. Hal ini dinyatakan didalam sebuah
hadist:
"Sesungguhnya amal manusia yang paling pertama kali dihisab (diperiksa) pada hari
kiamat adalah shalatnya. Jika shalamnya diterima, maka diterima pula amalnya yang
lain. Dan jika shalatnya ditolak, maka ditolak pula amalnya yang lain." (HR.
Thabrani)
Shalat mulai diwajibkan pada saat Nabi Muhammad saw, melaksanakan isra
mi'raj, yaitu 1 tahun sebelum beliau berhijrah ke Madinah. Pada mulanya shalat
diwajibkan kepada umat Nabi Muhammad sebanyak 50 kali dalam sehari semalam.
Akan tetapi, atas saran Nabi Musa as, beliau memohon keringanan kepada Allah
sehingga shalat menjadi 5 kali sehari semalam.
2
S.A. Zainal Abidin, Kunci Ibadah,PT.Karya Toha Putra Semarang,Semarang,2001,hlm.47-48
7
اِ َّن الص َّٰلوةَ َكان َۡت َعلَى ۡال ُم ۡؤ ِمنِ ۡينَ ِك ٰتبًا َّم ۡوقُ ۡوتًا
Salat yang fardu atau wajib dilaksanakan oleh tiap-tiap mukallaf (orang yang telah
balig lagi berakal) ialah lima kali sehari semalam.
"Telah difardukan Allah atas umatku pada malam Isra' lima pu luh salat. Maka
senantiasa saya kembali ke hadirat Ilahi, dan sa ya minta keringanan sehingga
dijadikan-Nya menjadi lima kali dalam sehari semalam." (Sepakat ahli hadis)
1. Salat Lohor. Awal waktunya adalah setelah tergelincir matahari dari pertengahan
langit. Akhir waktunya apabila bayang-bayang sesuatu telah sama dengan
panjangnya, selain dari bayang-ba yang ketika matahari menonggak (tepat di atas
ubun-ubun).
2. Salat Asar. Waktunya mulai dari habisnya waktu Lohor; bayang. bayang sesuatu
lebih daripada panjangnya selain dari bayang-bayang ketika matahari sedang
menonggak, sampai terbenam mata hari.
3. Salat Magrib. Waktunya dari terbenam matahari sampai terbenam syafaq (teja)
merah.
4. Salat Isya. Waktunya mulai dari terbenam syafaq merah (sehabis waktu Magrib)
sampai terbit fajar kedua."
5. Salat Subuh. Waktunya mulai dari terbit fajar kedua sampai terbit matahari.3
1.Beragama islam
8
5.Menutup aurat
Di antara syarat sah salat ialah mengetahui bahwa waktu salat sudah tiba.
Keterangannya telah tersebut dalam pasal yang menerangkan waktu salat.4
7.Menghadap kiblat
Selama dalam salat, wajib menghadap ke kiblat. Kalau salat berdiri atau salat duduk
menghadapkan dada. Kalau salat berbaring, meng hadap dengan dada dan muka.
Kalau salat menelentang, hendaklah dua tapak kaki dan mukanya menghadap ke
kiblat; kalau mungkin, kepalanya diangkat dengan bantal atau sesuatu yang lain.
1.Niat
9.Duduk akhir
13.Menertibkan rukun
F.Sunat-sunat shalat
4
Salim bin Smeer Al-Hadrami, Terjemah Safinatun Najah, Pustaka Amani, hal 13-14
9
Sunah dalam shalat ada dua macam:
1. sunah Ab'adh
Sunat Ab'ad ialah perkara-perkara sunat yang dilakukan semasa shalat yang jika
tertinggal untuk melakukannya disunatkan melakukan sujud sahwi sebagai ganti.
d) Qunut, serta berdiri ketika membacanaya dalam shalat shubuh dan shalat witir pada
pertengahan hingga akhir Ramadhan
e) Shalawat atas nabi dan keluarganya serta sahabatnya dalam akhir Qunut
2.Sunat Hai'at
a) Mengangkat kedua belah tangan hingga sejajar dengan kedua belah telinga ketika
takbiratul ihram, takbir ruku, tidal dan berdiri daritasyahud awal.
b) Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di bawah dada dan di atas pusat ketika
beridiri,
f) Membaca surat dari Al-Quran setelah selesai membaca fatihah pada raka'at yang
pertama dan raka'at yang kedua.
10
g) Mengeraskan suara, ketika membaca fatihah, surat dan takbir pada shalat Maghrib,
Isya' dan Shubuh; dan melunakkan suara pada shalat Zhuhur dan Ashar. (Tetapi bagi
perempuan pada setiap shalat dengan suara rendah).
i) Membaca sami allahu liman hamidah. Ketika bangkit dari ruku dan rabbanaa lakal-
hamdu ketika itidal.
k) Meletakkan kedua telapak tangan di atas paha ketika duduk tasyahud awal dan
akhir, serta menunjuk dengan jari telunjuk tangan kanan ketika menyebut Illallaah
Di antara ha-hal yang membatalkan shalat sebagaimana yang telah dijabarkan oleh
para fuqaha adalah sebagai berikut:
1. Berbicara
"Dari Zaid bin Al-Arqam ra berkata, "Dahulu kami bercakap-capak pada saat shalat.
Seseorang ngobrol dengan temannya di dalam shalat. Yang lain berbicara dengan
yang disampingnya. Hingga turunlah firman Allah SWT "Peliharalah semua shalat,
dan shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah dengan khusyu". Maka kami diperintahkan
untuk diam dan dilarang berbicara dalam shalat". (HR. Jamaah kecuali Ibnu Majah).
11
Yang dimaksud adalah gerakan yang banyak dan berulang-ulang terus.Mazhab As-
syafi'i memberikan batasan sampai tiga kali gerakan berturut-turut sehingga seseorang
batal dari shalatnya.
Bila seseorang yang sedang melakukan shalat tiba-tiba terbuka auratnya, maka
shalatnya otomatis menjadi batal. Maksudnya bila terbuka dalam waktu yang lama.
Sedangkan bila hanya terbuka sekilas dan langsung ditutup lagi, para ulama
mengatakan tidak batal menurut As-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah.5
Bila seseorang mengalami hadats besar atau kecil, maka batal pula shalatnya. Baik
terjadi tanpa sengaja atau secara sadar.
Bila seseorang yang sedang shalat terkena benda najis, maka secara langsung
shalatnya menjadi batal. Namun yang dijadikan patokan adalah bila najis itu tersentuh
tubuhnya atau pakaiannya. Adapun tempat shalat itu sendiri bila mengandung najis,
namun tidak sampai tersentuh langsung dengan tubuh atau pakaian, shalatnya masih
sah dan bisa diteruskan.
8 Tertawa
Orang yang sedang melakukan shalat, lalu tiba-tiba murtad, maka batal shalatnya.
Demikian juga bila mengalami kematian. Dan orang yang tiba tiba menjadi gila dan
hilang akal saat sedang shalat, maka shalatnya juga batal.
5
Sulaiman Rasjid,Fiqih Islam,Penerbit Sinar Baru Algensindo,Bandung,1986,hlm 98-99
12
Seseorang yang sedang shalat, lalu tiba-tiba terbesit niat untuk tidak shalat di dalam
hatinya, maka saat itu juga shalatnya telah batal. Sebab niatnya telah rusak, meski dia
belum melakukan hal-hal yang membatalkan shalatnya.
Apabila ada salah satu rukun shalat yang tidak dikerjakan, maka shalat itu menjadi
batal dengan sendirinya. Misalnya, seseorang lupa tidak membaca surat Al-Fatihah
lalu langsung ruku, maka shalatnya menjadi batal.
Bila seorang makmum melakukan gerakan mendahului gerakan imam, seperti bangun
dari sujud lebih dulu dari imam, maka batal-lah shalatnya.Namun bila hal itu terjadi
tanpa sengaja, maka tidak termasuk yang membatalkan shalat.
Seseorang yang bertayammum sebelum shalat, lalu ketika shalat tiba-tiba terdapat air
yang bisa dijangkaunya dan cukup untuk digunakan berwudhu', maka shalatnya batal.
Dia harus berwudhu' saat itu dan mengulangi lagi shalatnya.
Bila seseorang mengucapkan salam secara sengaja dan sadar, maka shalatnya batal.
Dasarnya adalah hadits Nabi SAW yang menyatakan bahwa salam adalah hal yang
mengakhiri shalat. Kecuali lafadz salam di dalam bacaan shalat, seperti dalam bacaan
tahiyat.
13
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Shalat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan tiang agama,
dengannya agama bisa tegak dengannya pula agama bisa runtuh. Sholat mempunyai
dua unsur yaitu dzohiriyah dan batiniyah. Unsur dzohiriyah adalah yang menyangkut
perilaku berdasar pada gerakan sholat itu sendiri, sedangkan unsur yang bersifat
batiniyah adalah sifatnya tersembunyi dalam hati karena hanya Allah-lah yang dapat
menilainya.
Shalat banyak macamnya ada shalat sunnah, ada juga sholat fardhu yang telah
ditentukan waktunya.
Khilafiyyah kaum muslimin tentang shalat adalah hal yang biasa karena rujukan dan
pengkajiannya semuanya bersumber dari Al-Qur'an dan hadis, hendaknya perbedaan
tersebut menjadi hikmah keberagaman umat islam.
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Yunus, Abu. 1997. Cara Shalat yang Khusyuk. Jakarta: Rincka Cipta Abadin
15