Penulis,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................2
C. Tujuan.................................................................................2
D. Manfaat...............................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat................................................................3
B. Hakikat Shalat....................................................................3
C. Syarat, Rukun, dan Sunnah Shalat.....................................7
D. Hal-hal yang Berkaitan dengan Shalat.............................10
E. Hikmah Shalat..................................................................15
A. Kesimpulan.......................................................................16
B. Saran.................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam istilah lain, sholat adalah satu macam atau bentuk ibadah
yang di wujudkan dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu di
sertai ucapan-ucapan tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu pula.
Istilah sholat ini tidak jauh berbeda dari arti yang digunakan oleh
bahasa di atas, karena di dalamnya mengandung do’a-do’a, baik yang
berupa permohonan, rahmat, ampunan dan lain sebagainya.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Shalat ?
2. Apa Hakikat Shalat ?
3. Apa Saja Syarat, Rukun, dan Sunnah Shalat ?
4. Apa Saja Hal-Hal yang Berkaitan Dalam Shalat ?
5. Apa Saja Hikmah Shalat ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian, Hakikat, dan Tujuan Shalat.
2. Menjelaskan apa saja Syarat, Rukun, dan Sunnah Shalat.
3. Mengetahui hal-hal yang berkaitan dalam shalat.
4. Mengetahui hikmah dan manfaat sholat bagi kehidupan manusia.
D. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sholat
B. Hakikat Sholat
3
Dalam Alquran disebutkan adanya perintah Allah untuk
melaksanakan shalat bagi umat-umat sebelum Nabi Muhammad.
Sholat dalam Islam pun telah dilakukan sejak awal diutusnya Nabi
Muhammad, dan baru diwajibkan Shalat lima waktu setelah terjadinya
peristiwa Isra dan mikraj. Dalam Isra' mi'raj tersebut disebutkan
bahwa Nabi Muhammad sholat terlebih dahulu di Al-Aqsha sebelum
naik ke langit dan berjumpa para nabi. Nabi Muhammad juga bertemu
Nabi Musa dan dia menceritakan bahwa umat-nya (bani Israil) tidak
mampu melakukan shalat lima puluh waktu dalam sehari.
4
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperumpamakan
sholat dengan perumpamaan yang sangat indah, yang menunjukkan
bahwa ia adalah sebuah kebutuhan dan kegembiraan hati orang-orang
yang beriman, karena dengannya Allah menghapuskan dosa hamba-
Nya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Oleh karena itu, pantas jika shalat yang dilakukan dengan baik bisa
mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar.
َّ َوأَقِ ِم ال
صاَل ةَ لِ ِذ ْك ِري
5
Barangsiapa yang mampu memahami dan menghayati dengan baik
lautan mutiara hakikat ibadah sholat, maka sholat dipandangannya
menjadi suatu aktifitas yang sangat menyenangkan dan ini terjadi pada
diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
1. Syarat-syarat sholat
a. Syarat yang mewajibkan sholat ada tiga hal, yaitu:
1) Islam,
5
Zainal Muttaqin, Fiqih, (Semarang:PT. Karya Toha Putra, 2005), 18
6
2) Dewasa (Baligh),
3) Berakal.6
b. Syarat-syarat shalat sebelum melakuknnya ada lima, yaitu:
1) Mensucikan anggota tubuh dari hadas dan najis,
2) Menutup aurat dengan pakaian yang suci,
3) Bertempat di tempat yang suci,
4) Mengetahui masuknya waktu shalat,
5) Menghadap kiblat.
6
Abu Syuja’ Ahmad Bin Husain, Matnul Ghayah Wat Taqrib, (Surabya:al-Miftah,
2000), 22
7
Ibid, 23
7
2. Rukun-rukun Sholat
1) Niat,
2) Berdiri jika mampu,
3) Membaca Takbiratul Ihram,
4) Membaca surat Al-Fatihah, dan Bismillaahirrahmaanirrahiim
termasuk ayat dari surat Al-Fatihah,
5) Rukuk,
6) Tumakninah di dalam rukuk,
7) Berdiri tegak setelah rukuk,
8) Tumakninah di dalam berdiri setelah rukuk (i’tidal),
9) Sujud,
10) Tumakninah di dalam sujud,
11) Duduk diantara dua sujud,
12) Tumakninah di dalam duduk (antara dua sujud),
13) Duduk yang akhir,
14) Membaca Tahiyat di dalam duduk yang akhir,
15) Membaca Sholawat kepada Nabi SAW. Di dalam membaca
tahiyat akhir,
16) Salam yang pertama,
17) Niat keluar dari sholat,
18) Tertib rukun menurut urutan yang telah disebutkan.8
3. Sunah-sunah sholat
a. Sunnah-sunah sholat sebelum melakukannya ada dua hal, yaitu:
1) Adzan, dan
2) Iqamat.
b. Adapun sunnah-sunnah dalam sholat ada dua, yaitu:
1) Membaca tahiyat awal,
8
Abu Syuja’ Ahmad Bin Husain, matnul ghayah wat taqrib,… 23-24
8
2) Membaca doa qunut dalam rakaat kedua waktu sholat
shubuh dan dalam sholat Witir pada tiap malam di paroh
kedua bulan Ramadan.
c. Sunnah-sunnah pada waktu sholat yang apabila ditinggalkan
tanpa perlu mengganti dengan sujud sahwi (Haiat sholat) itu
ada 15, yaitu:
1) Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram, ketika
akan rukuk dan ketika akan berdiri dalam rukuk,
2) Meletakkan tangan kanan diatas punggung kiri
(bersedekap),
3) Membaca doa tawajjuh,
4) Membaca isti’adzah (a’udzubillahiminasy-
syaithaanirrajiim),
5) Membaca dengan keras (jahr) pada tempatnya (membaca
surat Al-Fatihah dan surat yang lain dengan keras pada
rokaat pertama dan kedua dalam sholat maghrib, isya’, dan
shubuh) dan membaca dengan perlahan-lahan (israr) pada
tempatnya (dalam sholat dhuhur dan ashar),
6) Membaca Amin (setelah membaca Al-Fatihah),
7) Membaca surat Al-Fatihah (di dalam dua rakaat yang awal
bagi imam atau orang yang sholat sendirian),
8) Membaca takbir ketika bangun dari sujud, ketika memulai
melakukan rukuk dan akan sujud,
9) Membaca smi’allahuliman hamidah (ketika bangun dari
rukuk), dan membaca doa rabbanaa lakal hamdu,
10) Membaca tasbih (subhaana rabbiyal ‘adziimi wa bihamdi)
di dalam rukuk,
11) Membaca tasbih (subhaana rabbiyal a’laa wa bihamdi) di
waktu sujud,
12) Meletakkan kedua tangan di atas kedua paha ketika duduk
dengan membentangkan tangan kiri dan mengepalkan
tangan kanan kecuali jari telunjuk luruskanlah ia (jari
telunjuk itu) di saat membaca syahadat tauhid,
9
13) Duduk iftirasy pada setiap duduk,
14) Duduk tawarruk pada waktu duduk tahiyat akhir,
15) Membaca salam yang kedua.9
Bila seseorang dalam kondisi sakit hingga tidak bisa berdiri maka
ia dibolehkan melakukan salat dengan posisi duduk, sedangkan bila ia
tidak mampu untuk duduk maka ia diperbolehkan salat dengan
berbaring, bila dengan berbaring ia tidak mampu melakukan gerakan
tertentu ia dapat melakukannya dengan isyarat.
2. Sholat berjamaah
Hadits tentang keutamaan sholat berjamaah :
9
Abu Syuja’ Ahmad Bin Husain, matnul ghayah wt taqrib,… 25.
10
https://id.wikipedia.org/wiki/Salat.
‘Imam al-Bukhari ra berkata: Telah menceritakan kepada kami
Abdullah ibn Yusuf yang berkata: Telah mengabarkan kepada kami
Malik, dari Nafi’, dari Abdullah ibn Umar ra, bahwa Rasulullah saw
bersabda: “Shalat berjama’ah lebih utama dibandingkan shalat
sendirian dengan dua puluh tujuh derajat”.
11
Abu Syuja’ Bin Husain, Matnul Ghayah Wat Taqrib,…30.
dilakukan berjamaah antara lain Shalat Jumat, Shalat Hari Raya (Ied),
Shalat Istisqa' Yaitu shalat yang tidak wajib berjamaah tetapi
sebaiknya berjamaah.12
Antara wanita dan pria (di dalam shalat) berbeda dalam lima hal;
Pria:
Wanita:
12
https://id.wikipedia.org/wiki/Salat.
13
Abu Syuja’ Ahmad Bin Husain, Matnul Ghayah Wat Taqrib…, 26.
4. Hal-hal yang membatalkan shalat
Hal-hal yang membatalkan shalat ada sebelas, yaitu:
1) Berbicara dengan sengaja,
2) Melakukan gerakan yang banyak (yang lebih dari tiga gerakan
besar dan bukan merupakan amalan shalat),
3) Berhadats,
4) Kejatuhan najis,
5) Terbuka auratnya,
6) Mengubah niat,
7) Membelakangi kiblat,
8) Makan,
9) Minum,
10)Tertawa terbahak-bahak,
11)Murtad.14
14
Abu Syuja’ Ahmad Bin Husain, Matnul Ghayah Wat Taqrib…, 27.
15
https://hasansaggaf.wordpress.com/2012/02/29/hal-yang-makruh-dalam-shalat.
13
6. Hal-hal yang mungkin tertinggal karena lupa dalam sholat
Hal-hal yang mungkin tertinggal karena lupa dalam shalat ada tiga
macam, yaitu:
16
Abu Syuja’ Ahmad Bin Husain, Matnul Ghayah Wat Taqrib…, 28.
17
Ibid, 29
14
E. Hikmah Sholat
Sesungguhnya, kalau kita pikir, shalat itu penuh dengan makna
atau hikmah yang sangat penting, yaitu pertama, kalau sholat lima
waktu kita jalankan dengan benar-benar, maka akan tercipta tegaknya
disiplin dalam kehidupan kita masing-masing karena sholat itu
merupakan kewajiban yang telah ditentukan waktu-waktunya. Jadi,
orang yang menjalankan sholat, mau tidak mau akan menimbulkan
dampak positif, yaitu tegaknya disiplin waktu sehingga kesadaran
terhadap disilin waktu akan merambah kepada kehidupan.18
Kedua, sesungguhnya didalam sholat juga mendididk para
pelakunya utuk memiliki kejujuran yang luar biasa. Sholat merupakan
hubungan vertical yang diwarnai dan dijiwai dengan kejujuran.
sehingga, didalam sholat kejujuran penting sekali, baik ada orang
maupun tidak. Contoh kita kalau melaksankan sholat isya’ yang
jumlahnya 4 rakaat, meskipun kita sholat sendiri kita tidak bisa
mengurangi atau menambahi rakaat dalam sholat isya’ tersebut.19
Ketiga, sholat juga melakukan purifikasi ruhani di samping secara
fisik kita bersih Karena berwudhu lima kali sehari. Purifikasi ruhani,
insya allah, kan menjaga diri kita supaya tidak terjebur kepada dosa-
dosa besar. Kalau kita lima kali sehari bermunajat kepada allah, ilahi
rabbi, maka setiap saat akan ingat kepada allah. 20
18
M. Amin Rais, Tauhid Sosial, (Bandung:Mizan, 1998), 61
19
Ibid, 62
20
Ibid, 62
15
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
21
Ali Ibn Utsman al-Hujwiri, Kasyuf Mahjub, (Bandung: Mizan, 1994), 269
17
DAFTAR PUSTAKA
Husain, Syekh Abu Syuja’ Ahmad bin. 2000. Matnul Ghayah Wat Taqrib.
Surabaya: Al-Miftah
18