Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAAN (AIK II)


“SHALAT”

Dosen Pengampu :
Wahyuningsih, S.Pd.I.,M.Pd.

Disusun Oleh :

Muhammad Khairal Fadli (230332040)


Nur Fadillah Suci (230332048)
Nurhan (230332054)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI
2024
KATA PENGANTAR

Assalamua’laikumwarahmatullahiwabarakatu
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan rahmat-Nya kami mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Al-
Islam Kemuhammadiyaan (AIK II) yang mana pokok materinya adalah SHALAT.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi, baik
itu yang datang dari kami maupun yang dating dari luar. Namun kami menyadari
bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah berkat bantuan kecerdasan serta
nikmat sehat dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat
teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca demi baiknya penulisan di masa yang akan datang.

Sinjai, 11 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
A. Latar Belakang……………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………...2
C. Tujuan…………………………………………………………………….3

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….4
A. Hakikat Shalat…………………………………………………………….4
B. Mengapa Allah SWT Mewajibkan Shalat………………………………..5
C. Tujuan dan Fungsi Shalat………………………………………………...6
D. Akhlak dalam Shalat……………………………………………………...7
E. Hikmah Shalat……………………………………………………………7
F. Makna Spiritual Shalat…………………………………………………...8
G. Ancaman Bagi yang Meninggalkan Shalat……………………………...12

BAB III PENUTUP………………………………………………………………13


A. Kesimpulan……………………………………………………………...13
B. Saran………………………………………………………………….....13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sering kali kita sebagai orang islam tidak mengetahui kewajiban kita
sebagai makhluk yang paling sempurna yaitu shalat atau terkadang tahu
tentang kewajiban tapi tidak mengerti terhadap apa yang dilakukan. Selain itu
juga bagi kaum fanatis yang tidak menghargai tentang arti khilafiyah dan
menganggap yang berbeda itu yang salah. Oleh karena itu, mari kita kaji
bersama tentang arti shalat, dan cara mengerjakannya serta beberapa unsur di
dalamnya. Dalam pembahasan kali ini juga dipaparkan sholat dan macamnya.
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslim yang sudah
mukallaf dan harus dikerjakan. Shalat merupakan rukun islam kedua setelah
syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat,
sehingga barang siapa mendirikan shalat, maka ia mendirikan agama dan
barang siapa meninggalkan shalat, maka ia meruntuhkan agama.
Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali,
berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus
dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun
sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat-shalat sunah. Untuk membatasi
bahasan penulisan dalam permasalahan ini, maka penulis hanya membahas
tentang shalat wajib kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Shalat (bahasa Arab; transliterasi: sholat) merujuk kepada ritual ibadah
pemeluk agama islam. Menurut syariat islam, praktik shalat harus sesuai
dengan segala petunjuk tata cara Nabi Muhammad SAW sebagai figur
pengejawantah perintah Allah SWT. [1] Umat muslim diperintahkan untuk
mendirikan shalat karena menurut surah Al-‘Ankabut dapat mencegah
perbuatan keji dan mungkar. “…dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar, dan sesungguhnya
mengingat Allah SWT (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain)”. {Al-‘Ankabut/29:45}

1
Secara bahasa shalat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti doa.
Sedangkan menurut istilah, shalat bermakna serangkaian kegiatan ibadah
khusus atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri
dengan salam. Berikut ini adalah ayat-ayat yang membahas tentang shalat di
dalam Al-Qur’an, kitab suci agama islam. Katakanlah kepada hamba-hamba-
Ku yang telah beriman; hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan
sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun
terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu tidak ada
jual beli dan persahabatan (Q.S. Ibrahim/14:31). Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji (zina) dan mungkar, dan
sesungguhnya mengingat Allah SWT (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat lain) dan Allah SWT mengetahui apa yang
kamu kerjakan (Q.S. Al-‘Ankabut/ 29:45). Maka datanglah sesudah mereka,
pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan
hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan (Q.S.
Maryam/19:59). Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi
kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia
mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan
shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalat (Q.S. Al-Ma’arij/70:19-
23).

B. Rumusan Masalah
1) Hakikat shalat?
2) Mengapa Allah SWT mewajibkan shalat?
3) Apa tujuan dan fungsi shalat?
4) Bagaimana akhlak dalam shalat?
5) Apa hikmah shalat?
6) Apa makna spiritual shalat?
7) Apa ancaman bagi yang meninggalkan shalat?

2
C. Tujuan
1) Mengetahui apa itu hakikat shalat.
2) Dapat mengetahui mengapa Allah SWT mewajibkan shalat.
3) Mengetahui tujuan dan fungsi shalat.
4) Mengetahui bagaimana akhlak dalam shalat.
5) Dapat mengetahui apa hikmah shalat.
6) Mengetahui apa makna spiritual shalat.
7) Mengetahui apa ancaman bagi yang meninggalkan shalat.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Shalat
Ibnu Qoyyim Rahimahullah menguraikan hakikat shalat, “Tidak dapat
diragukan bahwa shalat merupakan perkara yang sangat menggembirakan
hati bagi orang-orang yang mencintainya dan merupakan kenikmatan ruh
bagi orang-orang yang mengesahkan Allah SWT, puncak keadaan orang-
orang jujur adalah orang-orang yang yang meniti jalan menuju ridha Allah
SWT. Shalat merupakan anugrah dari Allah SWT, kepada hamba-Nya di
dalamnya memberi petunjuk kepada mereka untuk bisa melaksanakannya.
Shalat merupakan anugrah kepada mereka, dengan shalat hati seseorang
hamba dan seluruh anggota tubuhnya beribadah. Di mana hati bisa
menghadap ke sang khaliq, bergembira dan merasakan kelezatan dekat
dengan-Nya serta tidak berpaling selain-Nya saat beribadah shalat serta
menyempurnakan hak-hak peribadatan kepada-Nya sehingga ibadah sesuai
dengan apa yang di ridhai-Nya”. (Dzauqush Shalah, Ibnu Qoyyim)
Ada 2 hakikat bagi shalat yaitu, hakikat lahir dan hakikat batin. Shalat
seseorang itu tidak dianggap sempurna melainkan dengan menerapkan kedua
hakikat ini sekaligus. Adapun hakikat lahir adalah berdiri, membaca, rukuk,
sujud dan semisal itu dari tugas shalat yang lahir. Sedangkan hakikat batinnya
ialah khusyuk, ketulusan yang sempurna dan memahami makna bacannya.
Tugas shalat yang lahir dilakukan oleh bagian badan dan anggota. Manakalah
tugas shalat batin menjadi bagian hati dan rahasia kabatinannya.

Hakikat shalat 5 waktu :


1) Hakikat Shalat Subuh
Dalam shalat subuh terdapat hakikat shalat 5 waktu berupa
petunjuk ruh yang akan keluar dari ubun-ubun dengan memiliki warna
merah dan bintangnya qomar. Pada waktu itu juga sebagai turunnya
wahyu, pada intinya shalat ini juga memberikan isyarat kepada umat

4
manusia dengan adanya 2 unsur yang akan terdapat dalam diri yaitu
ruh dan jasad.
2) Hakikat Shalat Dzuhur
Inti dari hakikat shalat dzuhur tersebut yakni menjabarkan tentang
adanya wadah pelengkap kesempurnaan yang berupa kepala, tangan,
kaki, juga badan. Tetapi nyatanya adalah dua mata dan dua telinga.
3) Hakikat Shalat Ashar
Pada intinya adalah hakikat shalat ashar ini adalah menjabarkan
perihal adanya empat dimensi wujud yang terdapat dalam diri kita,
dimensi wujud tersebut adalah belakang, depan, kanan, dan juga kiri.
4) Hakikat Shalat Maghrib
Ketika waktu maghrib yakni keluarnya petunjuk yang berada pada
tubuh. Mempunyai warna yang hijau karena bersifat hidup. Intinya
adalah shalat ini mengajarkan tentang adanya tiga alat inti tentang
kehidupan yang terdapat dalam manusia.
5) Hakikat Shalat Isya
Hakikat ini terdapat petunjuk yang akan keluar dari tulang
punggung. Memiliki warna hitam dan juhra yang menjadi bintangnya.
Shalat isya ini juga menjadi perwujudan dari dua tangan dan kaki. Inti
dari hakikat ini adalah tentang adanya empat alat hidup yang memiliki
fungsi sebagai penggerak.

B. Mengapa Allah SWT Mewajibkan Shalat


Shalat merupakan salah satu sarana yang paling utama dalam hubungan
antara manusia dengan Allah SWT. Shalat juga merupakan sarana komunikasi
bagi jiwa manusia dengan Allah SWT. Shalat juga mempunyai kedudukan
yang sangat penting dan mendasar dalam islam, yang tidak bisa disejajarkan
dengan ibadah lainnya. Shalat sering kali disebutkan dalam Al-Qur’an
diantaranya :

5
“Sesungguhnya aku ini adalah Allah SWT, tidak ada Tuhan (yang hak) selain
aku, maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku”. (Q.S.At-
Thaha:14)

“Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-


perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah SWT (shalat)
adalah lebih besar keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain. Dan Allah SWT
mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Al-Ankabut:45)

C. Tujuan dan Fungsi Shalat


Kedudukan atau fungsi shalat itu diantaranya adalah sebagai tiang agama.
Tidak hanya sebagai tiang agama, shalat juga yang pertama kali dihisab di hari
akhir. Tetapi juga, shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar. Shalat
bahkan menjadi kunci surga, menjadi kunci surga dalam berdoa. Untuk
menguji seseorang percaya dan taat kepada Allah SWT dapat dilihat dari
shalatnya. Jika kita melihat bangunan masjid, ada tiang-tiang sebagai
penopang. Maka jika tidak ada tiang tentu bangunan ini akan runtuh. Inilah
shalat, jika kita tidak berdoa maka runtuhlah agama dalam kehidupan kita.
Oleh karena itu, mari kita selalu berdoa ini bukan sekedar kewajiban, karena
jika masih taraf kewajiban, itu masih ada ketakutan tapi bagaimana shalat
menjadi sebuah kebutuhan bagi kita.
Shalat tidak hanya diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan
salam. Tetapi bagaimana sebelum shalat itu kita, bagaimana kita
mengaplikasikan makna-makna shalat itu. Al-Qur’an tidak pernah menyuruh
kita “kerjakan shalat” tapi Al-Qur’an menyuruh kita “tegakkan shalat”. Tegak
itu bagaimana maknanya shalat itu teraplikasikan dalam tugas dan kegiatan
seluruh aspek kehidupan kita. Tujuan menjalankan shalat adalah menjalankan
kewajiban sebagai umat islam, mendapatkan pahala, mencegah melakukan
hal-hal yang bertentangan dengan hukum Allah SWT dan sebagai media
komunikasi dengan sang khaliq.

6
D. Akhlaq dalam Shalat
Akhlaq dibalik shalat dalam Al-Qur’an Q.S.Al-Ankabut:45 “bacalah apa
yang telah diwahyukan kepadamu yaitu Al-Kitab (Al-Qur;an) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji
dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah SWT (shalat) adalah lebih
besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat lain). Dan Allah SWT mengetahui
apa yang kamu kerjakan”. Ayat tersebut menjelaskan adanyan keterkaitan
antara shalat dan perilaku yang ditujukan oleh seorang muslim. Pengaruh
shalat memang tidak dijadikan tolak ukur untuk menggeneralisasi
menghukumi kepribadiaan semua orang. Tetapi, paling tidak dalam ayat ini
Allah SWT menjelaskan sikap seorang manusia dari sudut pandang karakter
dan watak yang dibawahnya. Shalat itu membersihkan jiwa, menyucikannya,
mengkondisikan seorang hamba untuk munajat kepada Allah SWT di dunia
taqarrub dengannya di akhirat (Zabir Al-Jazairi, 2004:298).

E. Hikmah Shalat
Shalat sebagai salah satu bagian penting ibadah dalam islam sebagaimana
bangunan ibadah juga memiliki banyak keistimewaan. Ia tidak hanya memiliki
hikmah spesifik dalam setiap gerakan dan rukuknya, namun secara umum
shalat juga memiliki pengaruh drastic terhadap perkembangankepribadian
seseorang muslim. Tentu saja hal itu tak serta merta dan langsung kita
dapatkan dengan instan dalam melaksanakan shalat. Manfaatnya tanpa terasa
dan secara gradual akan masuk dalam diri muslim yang taat melaksanakannya.
Dikutip dari buku kitab lengkap panduan shalat katya M. Khalilirrahman
Al-Mahfani MA dan Abdurrahim Hamid MA dan beberapa hikmah shalat
yang perlu diketahui setiap muslim, yaitu :
1) Mencegah dari perbuatan mungkar, shalat yang dilakukan dengan
khusyuk akan membentuk pribadi yang mencegah seorang muslim dari
perbuatan buruk. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-‘Ankabut ayat 45
yang artinya : “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbutan keji
dan mungkar”.

7
2) Mendidik menjadi pribadi yang disiplin. Setiap muslim dituntut untuk
menghargai waktu dengan sebaik-baiknya memaksimalkan waktu dan
setiap kesempatan yang ada, dan mempertahankan eksistensi dari
sebagai seorang khalifah di muka bumi. Shalat adalah ibadah yang
dilakukan pada waktu tertentu maka jika tiba waktunya harus segera
dilaksanakan.
3) Melatih menjadi pribadi yang tangguh. Dalam surah Al-Ma’arij ayat 19-
23, Allah SWT berfirman “Sesungguhnya manusia diciptakan untuk
bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh
kesah, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu
konsisten mengerjakan shalatnya”.
4) Meninggikan derajat. Allah SWT akan meninggikan derajat dan
menghapus kesalahan orang yang melaksanakan shalat. Rasulullah SAW
bersabda “Hendaklah engkau memperbanyak sujud kepada Allah SWT
karena engkau tidak sujud kepada Allah SWT satu kali, melainkan Allah
SWT akan mengangkat satu derajatnya dan menghapuskan satu
kesalahan dari dirimu”. (HR. Muslim dari Tsauban)
5) Membersihkan kesalahan dan dosa, Allah SWT akan mengampuni dosa
yang ada diantara satu shalat dengan shalat berikutnya. Shalat juga dapat
membersihkan diri dari kesalahan dan dosa yang dilakukan secara
sengaja atau tidak.
6) Meraih pertolongan Allah SWT. Ketika shalat, seorang hamba berada
pada posisi yang sudah dekat dengan Allah SWT. Kedekatan tersebut
sangat baik untuk memaksimalkan dengan berdoa dan memohon
pertolongan-Nya.

F. Makna Spiritual Shalat


Dalam setiap ucapan dan gerakan shalat memiliki makna spiritual yang
sangat dalam. Secara etimologi kata “spirit” berasal dari kata “spiritus” (latin)
yang diantaranya berarti ruh, jiwa, kesadaran diri, nafas hidup. Sementara itu
Allama Mirsa Ali Al-Qadhi dikutip dalam bukunya Dr. H.M. Ruslan, M.A.

8
mengatakan bahwa spiritualitas adalah tahapan perjalan batin seorang manusia
untuk mencari dunia yang lebih tinggi dengan bantuan riyadhat dan berbagai
amalan pengekangan diri sehingga perhatiannya tidak berpaling dari Allah
SWT semata-mata untuk mencapai kebahagiaan abadi. Sehingga dapat
diartikan bahwa spiritual sebagai sesuatu yang mengacu pada apa yang terkait
dengan dunia ruh atau jiwa, dekat dengan ilahi. Maka jika kita berbicara
spiritual shalat maka dapat dipastikan kita akan menemukan makna spiritual
shalat itu dalam setiap ucapan dan gerakan yang ada dalam shalat. Seorang
yang shalat berarti melakukan hubungan langsung dengan Allah SWT.
Dengan demikian, tercipta rasa aman, tenang,damai, indah, sejuk dan lapang
di dada, seperti yang dilukiskan Allah SWT dalam ayat, “(Yaitu) orang-orang
yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah
SWT. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah SWT hati menjadi tentram”.
(Q.S. Ar-Rad:29)
Selain itu setiap gerakan shalat juga memiliki makna spiritual yang luar
biasa. Dimulai dari takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam semua
memiliki makna spiritualitas yang tinggi.
1) Takbiratul ihram (awal). Pengawalan segala sesuatu, seperti hidup
diawali dengan kelahiran dan sesuatu yang ada pasti ada awalnya.
Dengan keimanan kita yakin bahwa semua berawal dari Allah SWT.
Takbiratul ihram menjadi titik awal shalat, menjadi symbol awal
perjalanan hidup yang memiliki makna spiritual sebagai penyerahan
totalitas kepada Yang Maha Awal bahwa karena-Nya ada dan karena-
Nya kita melakukan perjalanan hidup.
2) Berdiri (gerak perjalanan). Berdiri merupakan lambang siap berjalan
menjalani kehidupan. Tegak memiliki arti bahwa kehidupan harus
ditegakkan pada ruang waktu. Iman, akhlaq, amalan pribadi dan amalan
sosial juga harus ditegakkan. Shalat adalah tiang agama jadi agama
didirikan oleh shalat. Dalam tegak posisi berdiri kepada tunduk, artinya
dalam perjalanan hidup akan tunduk dan patuh pada segala hukum dan
kehendak Allah SWT bebas dari rasa kesombongan diri. Kedua tangan

9
memegang ulu hati simbol bahwa hati akan selalu dijaga kebersihannya
dalam perjalanan hidup. Ini merupakan simbol kewaspadaan yang wajib
dimiliki oleh setiap manusia. Untuk melihat sesuatu secara sadar dan
dengan pertimbangan yang matang dari untung dan rugi.
3) Ruku’ (penghormatan). Ruku’ adalah sebuah ajaran kembali sang
pencipta. Segala sesuatu tidak pernah kita miliki secara pribadi. Semua
yang berasal dari sang pencipta akan kembali kepada sang pencipta.
Semua yang dimiliki manusia hanya ujian. Itu tandanya bahwa sang
penciptalah yang menjadi dasar acuan hidup kita dan kita benar-benar
mengembalikan urusan akhir kepada sang pencipta. Sedang
penghormatan yang dimaksud adalah sebagai ungkapan terima kasih kita
bahwa kita telah dikenalkan Allah SWT melalui nabi, rasul dan
malaikat.
4) I’tidal (puja-puji kepada Allah SWT). Pada gerakan i’tidal kita berdiri
lagi untuk mengisi perjalanan hidup dengan penuh puja-puji kepada
Allah SWT serta penuh syukur setiap saat sehingga tercipta kepatuhan
dan ketaatan. Dengan mengetahui hasil ciptaan Allah SWT maka akan
tumbuh kekaguman dan kecintaan kepada Allah SWT maka akan
muncul rasa cinta dan ikhlas menjalani hidup sesuai perintah dan
kehendak Allah SWT. Ini dimaksudkan agar kita menjaga tauhid dan
tidak akan berpindah kepada ajaran yang menyesatkan.
5) Sujud (penyatuan diri dengan kehendak Allah SWT). Sujud adalah
simbol dari perjalanan hati (rohani). Dengan sujud, hati dan pikiran kita
direndahkan serendah-rendahnya sebagai tanda ketundukan total
terhadap segala kehendak Allah SWT. Menyatukan kehendak Allah
SWT dengan kehendak kita. Sujud adalah penyerahan total kepada sang
pencipta tanpa syarat. Sujud adalah simbol kepasrahan yang sangat total.
Dengan menempatkan kepala, tangan, kaki, dan hati kita rata dengan
bumi di mana bumi adalah asal, tempat hidup dan tempat akhir hidup. Di
bumi kita lahir, menjalani kehidupan, berladang ilmu dan di bumi pula
kita mati. Maka sujud merupakan klimaks dari seluruh rangkaian

10
gerakan shalat. Kepasrahan total ini membuat kita akan selalu berpikir
rendah hati. Sehingga kita mengharapkan akan kembali kepada Allah
SWT Dalam keadaan suci sama dengan seperti saat kita dilahirkan,
sehingga bisa bertemu Allah SWT. Sujud dilakukan dua kali memiliki
makna, sujud pertama : penyatuan kehendak Allah SWT dengan
kehendak rohani/jiwa/hati. Diselangi permohonan pada duduk diantara
dua sujud. Sujud kedua : pernyataan pengagungan dzat Allah SWT,
pernyataan ingin kembali pada sang pencipta akhir dari perjalanan.
6) Duduk diantara dua sujud (permohonan). Gerakan ini memiliki makna
sebagai pengungkapan berbagai permohonan kepada Allah SWT untuk
memberikan segala kebutuhan yang diperlukan dalam bekal perjalanan
menuju pertemuan dengan Allah SWT, serta permohonan perlindungan
jasmani dan rohani agar tetap pada jalan Allah SWT. Dalam keadaan
bersimpuh ini menjadi simbol di mana kita dimintai
pertanggungjawaban kepada Sang Maha Kuasa.
7) Attahiyat (pernyataan ikrar). Ini merupakan tahap pemantapan, karena
fitrah manusia tidak lepas dari sifat lupa maka perlu pemantapan yang
direfresh dan diulang-ulang agar semakin kokoh. Yaitu ikrar syahadat,
dengan simbol pengokohan ikrar melalui telunjuk kanan. Dalam ikrar
ini, kita juga memberikan penghormatan kepada utusan-utusan Allah
SWT karena melalui merekalah kita mengenal Allah SWT dan
menjadikan mereka menjadi saksi ikrar kita. Bacaan shalawat menjadi
pernyataan kebersediaan kita mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah
SAW. Dan menempatkannya sebagai pemimpin perjalanan kita. Dan
penghormatan kepada Nabi Ibrahim yang menjadi bapak induk ajaran
tauhid.
8) Salam (penutup). Salam merupakan ucapan yang mengakui bahwa
manusia sebagai makhluk sosial yang bermasyarakaat dan tidak bisa
hidup sendiri, sehingga kita hendaknya selalu menebar salam dan berkah
kepada sesama untuk saling bahu membahu menegakkan kehidupan.

11
G. Ancaman Bagi yang Meninggalkan Shalat
1) Mendapat kerugian dan kejelekan di hari kiamat. Orang yang menyia-
nyiakan shalat diancam dengan mendapatkan kerugian dan kejelekan di
hari kiamat Allah SWT berfirman :

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-


nyiakan shalat dan mempertaruhkan hawa nafsunya, maka mereka kelak
akan menemui kesesatan”. (Q.S. Maryam:59)
2) Tidak bisa sujud dihadapan Allah SWT pada hari kiamat. Orang yang
meninggalkan shalat diancam tidak bisa sujud dihadapan Allah SWT di
hari kiamat kelak. Allah SWT berfirman :

“Pada hari disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud, maka


mereka tidak kuasa (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk
kebawah, lagi mereka diliputi kehinaan dan sesungguhnya mereka
dahulu (di dunia) diseur untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan
sejahtera”. (Q.S. Al-Qalam:42-43)
3) Diancam dengan neraka saqar. Orang yang meninggalkan shalat
diancam dengan neraka saqar, Allah SWT berfirman :

“Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (neraka) saqar? Mereka


menjawab, dahulu kami tidak bermaksud orang-orang yang
melaksanakan shalat”. (Q.S. Al-Muddassir:42-43)

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Shalat (bahasa Arab; transliterasi: sholat) merujuk kepada ritual ibadah
pemeluk agama islam. Menurut syariat islam, praktik shalat harus sesuai
dengan segala petunjuk tata cara Nabi Muhammad SAW sebagai figur
pengejawantah perintah Allah SWT. Umat muslim diperintahkan untuk
mendirikan shalat karena menurut Q.S. Al-‘Ankabut ayat 45, dapat mencegah
perbuatan keji dan mungkar.
Shalat sebagai salah satu bagian penting ibadah dalam islam sebagaimana
bangunan ibadah yang juga memiliki banyak keistimewaan. Ia tidak hanya
memiliki hikmah spesifik dalam setiap gerakan, namun secara umum shalat
juga memiliki pengaruh drastic terhadap perkembangan kepribadian seorang
muslim. Tentu saja hal itu tak serta merta dan langsung kita dapatkan dengan
instan dalam melaksanakan shalat. Manfaatnya tanpa terasa dan secara gradual
akan masuk dalam diri muslim yang taat melaksanakannya.

B. Saran
Kita sebagai seorang hamba yang telah diciptakan oleh Allah SWT
senantiasa selalu memuja-Nya dengan melaksanakan kewajiban sebagai umat
muslim dengan menjaga shalat kita serta menjadikan shalat adalah kebiasaan
yang tak boleh terlupakan karena ini merupakan komunikasi kita kepada sang
khaliq dan cara mendekatkan diri kita dengan Allah SWT.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://khususdoa.blogspot.co.id/2015/02/bacaan-niat-sholat-fardhu-5-waktu-
lengkap-bahasa-arab-latin-dan-terjemahannya.html

http://fajri-makalahsholat.blogspot.co.id/2011/04/shalat-cara-dan-macamnya.html

http://www.bacaansholatlengkap.com/2015/04/lafal-niat-sholat-lima-waktu.html

14

Anda mungkin juga menyukai