Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FIQH IBADAH

SHOLAT FARDHU

“Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Dalam

Mata Kuliah Fiqh Ibadah”

Disusun oleh :

DZUALFIN NAJMI (3321348)

GILANG ALFIKRI (3321324)

Dosen Pembimbing :

Rozikal Nanda Putra,M.Sy

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) BUKITTINGGI

2021/2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh puji sukur kami panjatkan


kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang “SHOLAT FARDHU”
shalawat serta salam kami ucapkan kepada baginda SAW yang telah membawa
kita semua dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan pada saat sekarang ini dan semoga kita dapat mendapatkan syafaat
dari beliau di akhirat kelak, aamiin .Kami penulis mengucapkan terima kasihh
kepada bapak Rozikal nanda putra selaku pengumpu mata kuliah ushul fiqh atas
bimbingan nya.

Dengan seluruh kerendahan hati kami meminta kritik dan saran yang
membangun kepada para pembaca makalah kami, karna kami sadar di dalam
makalah kami ini masi banyak terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Kami
berharap, semoga dengan ada nya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya,aamiin.

Sekian pengantar dari kami mohon maaf jika ada kesalah penulisan ataupun
kesalahan yang lain nya. Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

BUKITTINGGI, 21 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................2
1. Pengertian sholat fardhu...................................................................................2
2. Dalil dan Hukum Solat fardhu.........................................................................3
3. Waktu-waktu sholat fardhu..............................................................................4
4. Syarat sah dan syarat wajib sholat...................................................................6
5. Rukun sholat....................................................................................................7
6. Sunnah dalam sholat........................................................................................9
7. Hal yang membatalkan sholat........................................................................10
BAB III....................................................................................................................12
PENUTUP...............................................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................12
B. KRITIK DAN SARAN..................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sholat fardhu merupakan kewajiban bagi setiap muslim,tidak ada keringanan


untuk di tinggalkan kecuali ada udzur (yang di benarkan agama).

Rasulullah SAW menegaskan bahwa sholat itu sangat amat penting bagi umat
muslim. Tetapi dewasa ini umat islam tidak terlalu memperdulikan panggilan
adzan yang terdengar di telinga nya. Banyak alas an yang di dapat dari hal tersebut.
Salah satu nya adalah kurang nya pengetahuan umat islam akan penting nya sholat.

Maka dari itu penulis membuat makalah yang berjudul “Sholat Fardhu” yang isi
nya insyaAllah akan menambah pengetahuan akan penting nya sholat fardhu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa dalil dan hukum sholat fardhu?


2. Kapan waktu sholat fardhu?
3. Apa rukun sholat fardhu?
4. Apa sunnah dalam sholat fardhu?
5. Apa yang dapat membatalkan sholat?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui dalil dan hokum sholat fardhu


2. Untuk mengetahui rukun dan syarat-syarat sholat fardhu
3. Untuk mengetahui sunnah sholat
4. Untuk mengetahui hal-hal yang dapat membatalkan sholat

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian sholat fardhu

Secara bahasa, kata sholat berasal dari bahasa Arab yang berarti do’a, sedangkan
menurut istilah, sholat didefinisikan sebagai suatu bentuk peribadatan dalam
bentuk rangkaian kegiatan yang dimulai dengan takbiratul ikram dan diakhiri
dengan mengucapkan salam.

Sholat merupakan cara menyembah Allah yang telah ada sejak sebelum diutusnya
nabi terakhir, Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam. Hanya saja, berkat rahmat
Allah ta’ala Rasulullah diberi wahyu untuk memperbaharui syariat sholat yang
telah diturunkan pada rasul-rasul sebelumnya.

Kabar tersebut tercantum dalam beberapa ayat Al-Qur’an seperti dalam Surat
Maryam ayat 55 yang menggambarkan tentang sholatnya Nabi Ismail
‘alaihissalam:

Artinya: “Dan dia (Ismail) menyuruh keluarganya untuk melaksanakan sholat dan
zakat, dan ia adalah seorang yang diridloi disisi Tuhan-Nya”

Juga Surat Maryam (31) yang menggambarkan tentang sholatnya Nabi Isa
‘alaihissalam:

Artinya: “Dan Dia (Allah) memerintahkan kepadaku (Isa) (mendirikan) sholat dan
(menunaikan) zakat selama aku hidup.”

Syariat sholat fardhu pun disempurnakan saat Allah turunkan wahyu kepada Nabi
Muhammad dalam peristiwa Isra dan Mi’raj, yang terjadi sekitar 18 bulan sebelum
peristiwa hijrah. Dalam peristiwa tersebut Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam
diperintahkan untuk menegakan sholat lima waktu.

Seperti yang diriwayatkan dalam hadist sahih Imam Bukhari (No. 342) dan
Muslim (No. 163)

2
Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “loteng rumahku
terbuka saat aku berada di Makkah, kemudian Jibril turun. Ia memegang tanganku
dan mengangkatku ke langit. Kemudian Allah memfardhukan sholat 50 waktu
pada ummatku, maka aku kembali lagi, dan Dia (Allah) berfirman: “sholat 5 waktu
itulah (pahalanya sama dengan) sholat 50 waktu, tidak akan tergantikan lagi
pernyataanku””.

Sejak saat itulah sholat wajib atau fardhu yang lima waktu sehari semalam
difardhukan bagi umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Adapun
waktunya ialah shubuh, dzuhur, ashar, maghrib, dan isya. sholat lima waktu
tersebut pahalanya sama seperti sholat 50 waktu, terlebih jika dilakukan di masjid
secara berjamaah bagi laki-laki dan di rumah bagi perempuan, akan dikalikan 27
kali lipat.

2. Dalil dan Hukum Solat fardhu

Dalil tentang sholat fardhu antara lain :

QS. Al-'Ankabut Ayat 45

‫ا‬GG‫ ُر ۗ َوهّٰللا ُ يَ ْعلَ ُم َم‬G َ‫ ِذ ْك ُر هّٰللا ِ اَ ْكب‬G َ‫ب َواَقِ ِم الص َّٰلو ۗةَ اِ َّن الص َّٰلوةَ تَ ْن ٰهى َع ِن ْالفَحْ َش ۤا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َۗول‬
ِ ‫ك ِمنَ ْال ِك ٰت‬
َ ‫اُ ْت ُل َمٓا اُوْ ِح َي اِلَ ْي‬
َ‫تَصْ نَعُوْ ن‬

45. Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad)


dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji
dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar
(keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

َ‫صالَةُ ِع َما ُد ال ِّدي ِْن فَ َم ْن تَ َر َكهَا فَقَ ْد هَ َد َم ال ِّد ْين‬


َّ ‫ال‬.

Artinya: "Shalat itu tiang agama. Barangsiapa yang meninggalkannya, maka ia


telah menghancurkan agama."( Didhaifkan al-Albani dalam Dhaif al-Jami', no.
3566

3
Berdasarkan ayat Al-Qur’an dan hadist di atas menegaskan bahwa sholat
merupakan amalan yang menjadi pondasi dari ajaran gama islam.

Selain itu juga ijma’ mengatakan kewajiban sholat fardhu

3. Waktu-waktu sholat fardhu

Shalat Shubuh

Awal waktu shalat shubuh ialah terbitnya fajar sidiq hingga terbitnya matahari.
Sebagaimana keterangan hadits riwayat Muslim No. 612:

‫ وقت صالة الصبح من طلوع الفجر ما لم تطلع الشمس‬:- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫قال رسول هللا‬

“Bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: “Waktu shalat shubuh ialah


sejak terbitnya fajar hingga terbitnya matahari.”

Shalat Dzuhur

Shalat dluhur dimulai sejak tergelincirnya matahari di ufuk barat hingga


masuknya waktu ashar. Hal ini digambarkan dalam hadits riwayat Muslim no. 612:

‫ ما لم يحضر العصر‬..... ،‫ "وقت الظهر إذ زالت الشمس‬:‫ قال‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ هللا‬G‫ن رسول‬

“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Waktu dluhur


ialah ketika matahari tergelincir, ... sampai datangnya waktu ashar.”

Shalat Ashar

Waktu shalat ashar dimulai sejak bayangan benda sama panjangnya dengan benda
tersebut sampai terbenamnya matahari. Sebagaimana hadits riwayat Imam Bukhari
No. 554:

.....‫ومن أدرك ركعة من العصر قبل أن تغرب الشمس فقد أدرك العصر‬

4
“ ...Barangsiapa mendapati satu rakaat shalat ashar sebelum matahari terbenam,
maka ia telah mendapati waktu ashar.”

Shalat Maghrib

Waktu shalat maghrib dimulai sejak terbenamnya matahari hingga hilangnya


awan berwarna merah dari cakrawala. Sebagaimana hadits riwayat Imam Muslim
no. 612:

‫وقت المغرب ما لم يغب الشف‬

“Waktu maghrib berakhir hingga hilangnya awan merah dari cakrawala.”

Shalat Isya

Waktu shalat isya dimulai sejak selesainya waktu maghrib hingga terbitnya waktu
fajar sebagai pertanda waktu masuknya sembahyang shubuh.

Dari kelima waktu tersebut, waktu yang paling utama dalam melaksanakan shalat
fardhu adalah awal waktu. Sebagaimana sabda Rasulullah yang dicatat dalam
Hadits Riwayat Bukhari-Muslim, yaitu: “Perbuatan yang paling mulia ialah shalat
pada awal waktunya.”

Shalat Fardhu Di Akhir Waktu

Sekalipun dianjurkan melaksanakan shalat fardhu di awal waktu, mengerjakan


shalat fardhu diakhir waktu juga diperbolehkan. Sebagaimana keterangan kitab
Muhadzab juz I, halaman 53. Dibolehkannya shalat diakhir waktu ini, didasarkan
pada sabda Rasulullah yaitu: “Awal waktu itu ridha Allah dan akhirnya adalah
maafnya Allah. Dan jika tidak diperbolehkan mengakhirkan, niscaya akan
sempitlah manusia, maka dimaafkan bagi mereka dengan mengakhirkannya”.

Hanya saja yang dimaksud dengan mengakhirkan shalat harus dengan alasan
yang bisa diterima. Menunda-nunda waktu shalat dengan melaksanakan shalat
diakhir waktu tanpa alasan yang jelas menurut Ibnu Abbas termasuk kategori
menyia-nyiakan shalat. Ibnu Abbas berkata: “Makna menyia-yiakan shalat
bukanlah meninggalkannya sama sekali, tetapi mengakhirkannya dari waktu yang
seharusnya.” Selain itu juga termasuk kategori orang-orang yang lupa akan
5
shalatnya. Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah saw,
tentang orang-orang yang lupa akan salatnya (menurut QS. Al-Maa’uun: 4-5, red.).
Beliau menjawab, yaitu mengakhirkan waktunya.”

Diluar waktu shalat yang telah ditentukan, seseorang akan dianggap


meninggalkan shalat fardhu. Menurut Hadits Riwayat Ahmad, meninggalkan
shalat fardhu berarti melepaskan diri dari jaminan Allah. Mu’adz bin Jabal
meriwayatkan, Rasulullah saw. Bersabda: “Barang siapa meninggalkan shalat
wajib dengan sengaja, telah lepas darinya jaminan dari Allah Azza wa Jalla,” (HR
Ahmad).

Menurut madzhab Imam Syafi’i beserta kelompoknya, semua shalat di atas


diperbolehkan tanpa dimakruhkan. Sedangkan menurut madzhab Imam Abu
Hanifah dan madzhab lainnya, shalat-shalat di atas termasuk yang dilarang
berdasarkan keumuman hadits.

4. Syarat sah dan syarat wajib sholat

Syarat sah :

1. Beragama Islam

2. Mumayyiz (syarat ini untuk mengecualikan orang gila dan anak kecil yang
belum mengerti apa-apa)

3. Sudah masuk waktu shalat

4. Mengetahui fardhu-fardhu shalat

5. Tidak meyakini satu fardlu pun sebagai laku sunnah

6. Suci dari hadats kecil dan besar

7. Suci dari najis, baik pakaian, badan, maupun tempat shalat

8. Menutup aurat bagi yang mampu (dengan batasan tertentu bagi perempuan dan
laki-laki)

6
9. Menghadap kiblat (kecuali bagi musafir yang melaksanakan shalat sunah, orang
yang dalam kecamuk perang, dan orang yang buta arah ‘isytibahul qiblah’).

10. Tidak berbicara selain bacaan shalat

11. Tidak banyak bergerak selain gerakan shalat (Imam Syafi’i membatasinya tiga
gerakan)

12. Tidak sambil makan dan minum

13. Tidak dalam keraguan apakah sudah bertakbiratulihram atau belum

14. Tidak berniat memutus shalat atau tidak dalam keraguan apakah akan memutus
shalatnya atau tidak.

15. Tidak menggantungkan kebatalan shalatnya dengan sesuatu apa pun

Syarat wajib sholat :

1. Dilakukan oleh pemeluk agama Islam


2. Suci dari hadast seperti haid ataupun nifas
3. Orang yang berakal sehat
4. Baligh atau sudah mengalami masa kedewasaan (pubertas)
5. Telah menerima perintah Rasulullah untuk mengerjakannya
6. Dapat melihat atau mendengar. Disebutkan jika seseorang yang buta dan
tulis sejak dilahirkan, tidak dituntut kewajiban hukum
7. Orang yang terjaga (tidak sedang tidur ataupun tidak sedang lupa)

5. Rukun sholat

Rukun shalat adalah setiap perbuatan dan perkataan yang akan membentuk
hakikat shalat. Apabila salah satu rukun ini tak ada atau ditinggalkan, shalat
tersebut secara syar’i tidak dianggap alias tidak sah dan tidak bisa digantikan
dengan sujud sahwi.

Dalam hal ini, meninggalkan rukun shalat ada dua aspek.

Pertama, meninggalkan rukun shalat dengan sengaja. Sesuai kesepakatan para


ulama, kondisi seperti ini tentu shalatnya tidak sah dan batal.
7
Kedua, meninggalkan rukun shalat karena lupa atau tidak tahu. Dalam kondisi
seperti ini, ada tiga perkara yang perlu diperhatikan.

Apabila mampu untuk mendapati rukun itu lagi, wajib untuk melakukannya
kembali. Hal ini sudah menjadi kesepakatan para ulama.

Apabila tidak mampu untuk memperoleh lagi, shalatnya batal (menurut ulama-
ulama Hanafiyah), sedangkan menurut jumhur ulama atau mayoritas para ulama
berpendapat bahwa raka’at yang tertinggal rukun tadi jadi hilang.

Bilamana yang ditinggalkan adalah takbiratul ihram, shalatnya harus diulangi dari
awal karena ia tak mengikuti shalat secara benar.

Berikut 13 rukun salat yang wajib dipenuhi saat salat.

1. Berdiri bagi yang mampu

Rukun pertama adalah salat dengan berdiri bagi yang mampu. Islam memberikan
keringanan untuk salat dengan duduk atau tidur jika tidak mampu berdiri.

2. Niat

Niatkan melakukan salat hanya karena Allah SWT. Niat juga bisa dibaca secara
lisan berdasarkan bacaan niat yang ada. Bacaan niat umumnya mencakup nama
salat yang dikerjakan, jumlah rakaat, dan melakukannya karena Allah SWT.

3.Takbiratul ihram

Takbiratul ihram adalah bacaan takbir Allahu Akbar saat salat.

4. Membaca surat Al-Fatihah pada setiap rakaat

Pada setiap rakaat salat, surat Al-Fatihah wajib dibaca pada setiap rakaatnya.
Surat atau ayat pendek sunah dibaca setelah membaca Al-Fatihah.

5. Rukuk dan tuma'ninah

Setelah itu, rukuk wajib dilakukan dengan tuma'ninah atau tidak tergesa-gesa.
Rukuk adalah gerakan membungkukkan badan dengan kedua tangan berada di
lutut.

6. Iktidal dan tuma'ninah


8
Setelah rukuk, tegakkan badan untuk beriktidal dengan tuma'ninah, sebelum
melakukan sujud.

7. Sujud dengan tuma'ninah

Setelah iktidal, lakukan sujud dengan tuma'ninah. Terdapat dua kali sujud yang
dihubungkan dengan duduk di antara dua sujud.

8. Duduk di antara dua sujud

Pada setiap rakaat setelah sujud pertama, harus melakukan duduk di antara dua
sujud sebelum sujud yang kedua. Duduk di antara dua sujud juga dilakukan dengan
tuma'ninah.

9. Duduk tasyahud akhir

Di rakaat terakhir salat, setiap orang harus melakukan duduk tasyahud akhir
sebelum salam.

10. Membaca tasyahud akhir

Saat gerakan duduk tasyahud akhir, maka wajib membaca bacaan tasyahud akhir.

11. Membaca salawat nabi

Saat tasyahud akhir wajib membaca salawat yang dikirimkan kepada Nabi
Muhammad dan Nabi Ibrahim serta keluarganya.

12. Salam

Setelah itu, baca salam dengan menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri.

13. Tertib

Tertib adalah rukun ke-13 atau yang terakhir. Tertib berarti berarti melakukan
salat atau semua rukun salat dengan beraturan.

6. Sunnah dalam sholat

9
1. Mengangkat kedua belah tangan saat takbiratul ihram, saat akan rukuk, dan saat
berdiri dari rukuk.

2. Meletakkan telapak tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri saat


bersedekap.

3. Membaca doa iftitah setelah takbiratul ihram.

4. Membaca ta'awudz (A'uudzu billaahi minasy-syaithaanir-rajiim) saat akan


membaca fatihah.

5. Membaca 'aamiin' sesudah bacaan Al fatihah.

6. Membaca surah Al Quran pada rakaat pertama dan kedua setelah bacaan Al
fatihah.

7. Mengeraskan bacaan Al fatihah dan surah pada rakaat pertama dan kedua ketika
sholat maghrib, isya, dan subuh selain makmum.

8. Membaca takbir ketika gerakan naik turun (rukuk, sujud, bangun dari sujud)

9. Membaca tasbih ketika rukuk dan sujud.

10. Membaca "Sami'allaahu liman hamidah" saat bangkit dari rukuk dan
"Rabbanaa lakal-hamdu... dst" saat i'tidal.

11. Meletakkan telapak tangan di atas paha ketika duduk tasyahud awal dan akhir
dengan tangan kiri membentang dan tangan kanan menggenggam kecuali telunjuk.

12. Duduk iftirasy dalam semua gerakan duduk dalam sholat kecuali saat tasyahud
akhir.

13. Duduk tawarruk (bersimpuh) saat tasyahud akhir.

14. Membaca salam yang kedua.

15. Memalingkan muka ke kanan saat salam pertama dan ke kiri saat salam kedua.

7. Hal yang membatalkan sholat

10
Allah berfirman dalam Q.S Al-Baqarah ayat 238 yang artinya: "Peliharalah semua
sholat dan sholat wustha. Dan laksanakanlah (sholat) karena Allah dengan
khusyuk."

Berikut hal-hal yang dapat membatalkan sholat :

1. Berhadats kecil maupun besar. Hadas kecil misalnya batal wudhu, sedangkan
hadas besar misalnya haid, nifas dan junub.

2. Terbukanya aurat dengan sengaja.

3. Melakukan gerakan diluar sholat dengan sengaja dan terus menerus lebih dari
tiga kali

4. Berbicara dengan sengaja baik yang berhubungan dengan kebaikan sholat


maupun tidak, misalnya mengucapkan kata ah, aduh, duh, wow, he, dan
sebagainya.

5. Mengubah niat sholat

6. Membelakangi kiblat

7. Minum dengan sengaja baik sedikit maupun banyak

8. Makan dengan sengaja

9. Berdahak tanpa sebab

10. Murtad

11. Melompat-lompat

12. Memukul yang keras

13. Menambah rukun fi'li dengan sengaja

14. Mendahului imam dengan dua rukun fi'li dengan sengaja

15. Terlambat dengan dua rukun fi'li tanpa udzur

16. Mensyaratkan berhenti shalat dengan sesuatu dan ragu dalam


memberhentikannya

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sholat fardhu adalah wajib bagi seluruh umat islam sesuai dengan yang di
sebutkan oleh beberapa dalil dari AQur’an maupun dari Al-Hadist.

Sholat fardhu di laksanakan sesuai dengan waktu-waktu yang telah di tentukan,


dan jika waktu nya sudah masuk maka kita harus bersegera melaksanakan nya.

Didalam sholat fardhu terdapat syarat-syarat yang harus terpenuhi, dan rukun-
rukun yang jika kita tinggalkan maka sholat kita tidak sah, selain rukun di dalam
sholat juga terdapat banyak sunnah, yang jika di tinggalkan tidak apa-apa.

B. KRITIK DAN SARAN

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepan nya penulis
akan lebih focus dan detail dalam menjelaskan makalah di atas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal, 1998. Kunci ibadah. Semarang: PT. Karya Toha Putra.

Innayati, S, 2006. Fiqih kelas VII. Solo: Putra Kertonatan.

Suparta, Mundzier, 2006. Pendidikan agama islam fiqih MA Kelas X. Semarang:


PT. Karya Toha Putra.

Rifa’i, Mohammad, 2004. Risalah tuntutan shalat lengkap. Semarang: PT. Karya
Toha Putra.

13

Anda mungkin juga menyukai