FIQH IBADAH
SHOLAT FARDHU
Disusun oleh :
Dosen Pembimbing :
2021/2021
i
KATA PENGANTAR
Dengan seluruh kerendahan hati kami meminta kritik dan saran yang
membangun kepada para pembaca makalah kami, karna kami sadar di dalam
makalah kami ini masi banyak terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Kami
berharap, semoga dengan ada nya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya,aamiin.
Sekian pengantar dari kami mohon maaf jika ada kesalah penulisan ataupun
kesalahan yang lain nya. Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................2
1. Pengertian sholat fardhu...................................................................................2
2. Dalil dan Hukum Solat fardhu.........................................................................3
3. Waktu-waktu sholat fardhu..............................................................................4
4. Syarat sah dan syarat wajib sholat...................................................................6
5. Rukun sholat....................................................................................................7
6. Sunnah dalam sholat........................................................................................9
7. Hal yang membatalkan sholat........................................................................10
BAB III....................................................................................................................12
PENUTUP...............................................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................12
B. KRITIK DAN SARAN..................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Rasulullah SAW menegaskan bahwa sholat itu sangat amat penting bagi umat
muslim. Tetapi dewasa ini umat islam tidak terlalu memperdulikan panggilan
adzan yang terdengar di telinga nya. Banyak alas an yang di dapat dari hal tersebut.
Salah satu nya adalah kurang nya pengetahuan umat islam akan penting nya sholat.
Maka dari itu penulis membuat makalah yang berjudul “Sholat Fardhu” yang isi
nya insyaAllah akan menambah pengetahuan akan penting nya sholat fardhu.
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Secara bahasa, kata sholat berasal dari bahasa Arab yang berarti do’a, sedangkan
menurut istilah, sholat didefinisikan sebagai suatu bentuk peribadatan dalam
bentuk rangkaian kegiatan yang dimulai dengan takbiratul ikram dan diakhiri
dengan mengucapkan salam.
Sholat merupakan cara menyembah Allah yang telah ada sejak sebelum diutusnya
nabi terakhir, Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam. Hanya saja, berkat rahmat
Allah ta’ala Rasulullah diberi wahyu untuk memperbaharui syariat sholat yang
telah diturunkan pada rasul-rasul sebelumnya.
Kabar tersebut tercantum dalam beberapa ayat Al-Qur’an seperti dalam Surat
Maryam ayat 55 yang menggambarkan tentang sholatnya Nabi Ismail
‘alaihissalam:
Artinya: “Dan dia (Ismail) menyuruh keluarganya untuk melaksanakan sholat dan
zakat, dan ia adalah seorang yang diridloi disisi Tuhan-Nya”
Juga Surat Maryam (31) yang menggambarkan tentang sholatnya Nabi Isa
‘alaihissalam:
Artinya: “Dan Dia (Allah) memerintahkan kepadaku (Isa) (mendirikan) sholat dan
(menunaikan) zakat selama aku hidup.”
Syariat sholat fardhu pun disempurnakan saat Allah turunkan wahyu kepada Nabi
Muhammad dalam peristiwa Isra dan Mi’raj, yang terjadi sekitar 18 bulan sebelum
peristiwa hijrah. Dalam peristiwa tersebut Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam
diperintahkan untuk menegakan sholat lima waktu.
Seperti yang diriwayatkan dalam hadist sahih Imam Bukhari (No. 342) dan
Muslim (No. 163)
2
Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “loteng rumahku
terbuka saat aku berada di Makkah, kemudian Jibril turun. Ia memegang tanganku
dan mengangkatku ke langit. Kemudian Allah memfardhukan sholat 50 waktu
pada ummatku, maka aku kembali lagi, dan Dia (Allah) berfirman: “sholat 5 waktu
itulah (pahalanya sama dengan) sholat 50 waktu, tidak akan tergantikan lagi
pernyataanku””.
Sejak saat itulah sholat wajib atau fardhu yang lima waktu sehari semalam
difardhukan bagi umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Adapun
waktunya ialah shubuh, dzuhur, ashar, maghrib, dan isya. sholat lima waktu
tersebut pahalanya sama seperti sholat 50 waktu, terlebih jika dilakukan di masjid
secara berjamaah bagi laki-laki dan di rumah bagi perempuan, akan dikalikan 27
kali lipat.
اGG ُر ۗ َوهّٰللا ُ يَ ْعلَ ُم َمG َ ِذ ْك ُر هّٰللا ِ اَ ْكبG َب َواَقِ ِم الص َّٰلو ۗةَ اِ َّن الص َّٰلوةَ تَ ْن ٰهى َع ِن ْالفَحْ َش ۤا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َۗول
ِ ك ِمنَ ْال ِك ٰت
َ اُ ْت ُل َمٓا اُوْ ِح َي اِلَ ْي
َتَصْ نَعُوْ ن
3
Berdasarkan ayat Al-Qur’an dan hadist di atas menegaskan bahwa sholat
merupakan amalan yang menjadi pondasi dari ajaran gama islam.
Shalat Shubuh
Awal waktu shalat shubuh ialah terbitnya fajar sidiq hingga terbitnya matahari.
Sebagaimana keterangan hadits riwayat Muslim No. 612:
وقت صالة الصبح من طلوع الفجر ما لم تطلع الشمس:- صلى هللا عليه وسلم- قال رسول هللا
Shalat Dzuhur
ما لم يحضر العصر..... ، "وقت الظهر إذ زالت الشمس: قال- صلى هللا عليه وسلم- هللاGن رسول
Shalat Ashar
Waktu shalat ashar dimulai sejak bayangan benda sama panjangnya dengan benda
tersebut sampai terbenamnya matahari. Sebagaimana hadits riwayat Imam Bukhari
No. 554:
.....ومن أدرك ركعة من العصر قبل أن تغرب الشمس فقد أدرك العصر
4
“ ...Barangsiapa mendapati satu rakaat shalat ashar sebelum matahari terbenam,
maka ia telah mendapati waktu ashar.”
Shalat Maghrib
Shalat Isya
Waktu shalat isya dimulai sejak selesainya waktu maghrib hingga terbitnya waktu
fajar sebagai pertanda waktu masuknya sembahyang shubuh.
Dari kelima waktu tersebut, waktu yang paling utama dalam melaksanakan shalat
fardhu adalah awal waktu. Sebagaimana sabda Rasulullah yang dicatat dalam
Hadits Riwayat Bukhari-Muslim, yaitu: “Perbuatan yang paling mulia ialah shalat
pada awal waktunya.”
Hanya saja yang dimaksud dengan mengakhirkan shalat harus dengan alasan
yang bisa diterima. Menunda-nunda waktu shalat dengan melaksanakan shalat
diakhir waktu tanpa alasan yang jelas menurut Ibnu Abbas termasuk kategori
menyia-nyiakan shalat. Ibnu Abbas berkata: “Makna menyia-yiakan shalat
bukanlah meninggalkannya sama sekali, tetapi mengakhirkannya dari waktu yang
seharusnya.” Selain itu juga termasuk kategori orang-orang yang lupa akan
5
shalatnya. Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah saw,
tentang orang-orang yang lupa akan salatnya (menurut QS. Al-Maa’uun: 4-5, red.).
Beliau menjawab, yaitu mengakhirkan waktunya.”
Syarat sah :
1. Beragama Islam
2. Mumayyiz (syarat ini untuk mengecualikan orang gila dan anak kecil yang
belum mengerti apa-apa)
8. Menutup aurat bagi yang mampu (dengan batasan tertentu bagi perempuan dan
laki-laki)
6
9. Menghadap kiblat (kecuali bagi musafir yang melaksanakan shalat sunah, orang
yang dalam kecamuk perang, dan orang yang buta arah ‘isytibahul qiblah’).
11. Tidak banyak bergerak selain gerakan shalat (Imam Syafi’i membatasinya tiga
gerakan)
14. Tidak berniat memutus shalat atau tidak dalam keraguan apakah akan memutus
shalatnya atau tidak.
5. Rukun sholat
Rukun shalat adalah setiap perbuatan dan perkataan yang akan membentuk
hakikat shalat. Apabila salah satu rukun ini tak ada atau ditinggalkan, shalat
tersebut secara syar’i tidak dianggap alias tidak sah dan tidak bisa digantikan
dengan sujud sahwi.
Apabila mampu untuk mendapati rukun itu lagi, wajib untuk melakukannya
kembali. Hal ini sudah menjadi kesepakatan para ulama.
Apabila tidak mampu untuk memperoleh lagi, shalatnya batal (menurut ulama-
ulama Hanafiyah), sedangkan menurut jumhur ulama atau mayoritas para ulama
berpendapat bahwa raka’at yang tertinggal rukun tadi jadi hilang.
Bilamana yang ditinggalkan adalah takbiratul ihram, shalatnya harus diulangi dari
awal karena ia tak mengikuti shalat secara benar.
Rukun pertama adalah salat dengan berdiri bagi yang mampu. Islam memberikan
keringanan untuk salat dengan duduk atau tidur jika tidak mampu berdiri.
2. Niat
Niatkan melakukan salat hanya karena Allah SWT. Niat juga bisa dibaca secara
lisan berdasarkan bacaan niat yang ada. Bacaan niat umumnya mencakup nama
salat yang dikerjakan, jumlah rakaat, dan melakukannya karena Allah SWT.
3.Takbiratul ihram
Pada setiap rakaat salat, surat Al-Fatihah wajib dibaca pada setiap rakaatnya.
Surat atau ayat pendek sunah dibaca setelah membaca Al-Fatihah.
Setelah itu, rukuk wajib dilakukan dengan tuma'ninah atau tidak tergesa-gesa.
Rukuk adalah gerakan membungkukkan badan dengan kedua tangan berada di
lutut.
Setelah iktidal, lakukan sujud dengan tuma'ninah. Terdapat dua kali sujud yang
dihubungkan dengan duduk di antara dua sujud.
Pada setiap rakaat setelah sujud pertama, harus melakukan duduk di antara dua
sujud sebelum sujud yang kedua. Duduk di antara dua sujud juga dilakukan dengan
tuma'ninah.
Di rakaat terakhir salat, setiap orang harus melakukan duduk tasyahud akhir
sebelum salam.
Saat gerakan duduk tasyahud akhir, maka wajib membaca bacaan tasyahud akhir.
Saat tasyahud akhir wajib membaca salawat yang dikirimkan kepada Nabi
Muhammad dan Nabi Ibrahim serta keluarganya.
12. Salam
Setelah itu, baca salam dengan menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri.
13. Tertib
Tertib adalah rukun ke-13 atau yang terakhir. Tertib berarti berarti melakukan
salat atau semua rukun salat dengan beraturan.
9
1. Mengangkat kedua belah tangan saat takbiratul ihram, saat akan rukuk, dan saat
berdiri dari rukuk.
6. Membaca surah Al Quran pada rakaat pertama dan kedua setelah bacaan Al
fatihah.
7. Mengeraskan bacaan Al fatihah dan surah pada rakaat pertama dan kedua ketika
sholat maghrib, isya, dan subuh selain makmum.
8. Membaca takbir ketika gerakan naik turun (rukuk, sujud, bangun dari sujud)
10. Membaca "Sami'allaahu liman hamidah" saat bangkit dari rukuk dan
"Rabbanaa lakal-hamdu... dst" saat i'tidal.
11. Meletakkan telapak tangan di atas paha ketika duduk tasyahud awal dan akhir
dengan tangan kiri membentang dan tangan kanan menggenggam kecuali telunjuk.
12. Duduk iftirasy dalam semua gerakan duduk dalam sholat kecuali saat tasyahud
akhir.
15. Memalingkan muka ke kanan saat salam pertama dan ke kiri saat salam kedua.
10
Allah berfirman dalam Q.S Al-Baqarah ayat 238 yang artinya: "Peliharalah semua
sholat dan sholat wustha. Dan laksanakanlah (sholat) karena Allah dengan
khusyuk."
1. Berhadats kecil maupun besar. Hadas kecil misalnya batal wudhu, sedangkan
hadas besar misalnya haid, nifas dan junub.
3. Melakukan gerakan diluar sholat dengan sengaja dan terus menerus lebih dari
tiga kali
6. Membelakangi kiblat
10. Murtad
11. Melompat-lompat
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sholat fardhu adalah wajib bagi seluruh umat islam sesuai dengan yang di
sebutkan oleh beberapa dalil dari AQur’an maupun dari Al-Hadist.
Didalam sholat fardhu terdapat syarat-syarat yang harus terpenuhi, dan rukun-
rukun yang jika kita tinggalkan maka sholat kita tidak sah, selain rukun di dalam
sholat juga terdapat banyak sunnah, yang jika di tinggalkan tidak apa-apa.
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepan nya penulis
akan lebih focus dan detail dalam menjelaskan makalah di atas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak.
12
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal, 1998. Kunci ibadah. Semarang: PT. Karya Toha Putra.
Rifa’i, Mohammad, 2004. Risalah tuntutan shalat lengkap. Semarang: PT. Karya
Toha Putra.
13