Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SHOLAT DALM PERSPEKTIF TAFSIR MAUDLU’I

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

TAFSIR TARBAWI

Dosen Pengampu

Dr. H. Mu’min Firmansyah, M.h.I

Disusun Oleh : Kelompok 5

Dhea Melati Cahya (22201131)

Bintang Fadhilatul (22201137)

Ana Bila Jihan (22201150)

Ahmad Aqwamuddin (22201162)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatNya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “SHOLAT DALAM
PERSPEKTIF TAFSIR MAUDHU’I”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
yang diberikan dalam mata kuliah Studi Al Qur’an di Institut Agama Islam Negeri
Kediri.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khusus nya
kepada Dosen kami Bapak Dr. H. Mu’min Firmansyah, M.H.Iyang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Oleh karena itu dengan penuh kesadaran, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun sebagai perbaikan dalam makalah ini, agar penulis dapat menyempurnakan makalah
selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis.

Kediri, 28 Februari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii

BAB 1 ............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................................. 1

BAB II............................................................................................................................................. 2

PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 2

1. Seruan Untuk Melakukan Sholat ..................................................................................... 2

2. Waktu sholat dalam Al Quran. ......................................................................................... 3

3. Keutamaan Sholat ............................................................................................................ 5

BAB III ......................................................................................................................................... 11

PENUTUP..................................................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 11

B. Saran .................................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 12


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rukun Islam kedua setelah membaca dua kalimat syahadat adalah shalat. Telah
ada kesepakatan (ijma’) dikalangan kaum muslimin terutama para ulamanya tentang
kewajiban shalat lima waktu. Orang yang mengingkari kewajiban shalat, atau
meninggalkannya dengan sengaja secara terus-menerus, dihukumi kafir. Dalam ajaran
Islam, shalat sebagai ibadah yang paling awal disyariatkan memiliki kedudukan yang
paling penting dari lima rukun Islam yang ada. Julukan (shalat adalah tiang agama) yang
diberikan Rasulullah saw.

Dalam beberapa sabdanya, mengisyaratkan keunggulan ibadah yang satu ini.


Demikian pula dengan Hadits yang lain yang menyatakan bahwa shalat sebagai amalan
pertama yang akan ditanyakan oleh malaikat di alam akhirat nanti. Selain itu shalat
merupakan satu-satunya ibadah yang paling banyak disebutkan di dalam al-Quran. Tidak
ada ibadah lain yang penyebutannya dalam al-Quran diulang-ulang sebanyak shalat.
Maka dalam makalah ini pemakalah akan membahas tentang ayat-ayat al-Quran yang
khusus memuat tentang ibadah shalat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana seruan manusia untuk sholat?


2. Kapan saja waktu-waktu masuknya sholat?
3. Apa saja hal yang tidak boleh dilakukan ketika sholat?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seruan manusia melaksanakan sholat


2. Untuk mengetahui waktu-waktu sholat
3. Untuk mengetahui hal yang dilarang ketika sholat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Seruan Untuk Melaksanakan Sholat


Perintah mendirikan sholat tercantum dalam sejumlah ayat Al-Qur’an baik secara
eksplisit atau implisit.

‫ص ٰلوة َ َو ٰاتُوا‬
َّ ‫الرا ِك ِع ْينَ َواَقِ ْي ُموا ال‬ ْ ‫الز ٰكوة َ َو‬
َّ ‫ار َكعُ ْوا َم َع‬ َّ

Artinya : Dan laksanakan sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang
rukuk. ( Al- Baqarah 2:34)
Imam Jalaluddin dalam Kitab Tafsirul Jalalain mengatakan, Surat Al-Baqarah
ayat 43 memerintahkan kalangan Ahli KItab Madinah untuk melakukan shalat bersama
mereka yang melakukan shalat, yaitu Nabi Muhammad SAW dan para
sahabatnya.Tunaikanlah salat secara sempurna dengan melaksanakan rukun-rukunnya,
wajib-wajibnya dan sunnah-sunnahnya. Bayarkanlah zakat harta yang telah Allah berikan
kepada kalian. Dan tunduklah kalian kepada Allah bersama umat Muhammad -ṣallallāhu
'alaihi wa sallam- yang tunduk kepada-Nya.1
Ada lagi ayat yang mengandung anjuran kita sebagai umat islam untuk
melaksanakan sholat dan itu adalah suatu kewajiban kita sebagai umat islam yang
beriman.
‫ص ََلة َ فَأَقِي ُموا‬
َّ ‫الزكَاة َ َوآتُوا ال‬
َّ ‫َص ُموا‬ ِ َّ ِ‫صي ُر َونِ ْع َم ْال َم ْولَ ٰىا ٰىفَنِ ْع َم ۖ َم ْو ََل ُك ْم ه َُو ب‬
ِ ‫اَلل َوا ْعت‬ ِ َّ‫الن‬
Artinya: "....maka dirikanlah sholat tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali
Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik
Penolong." (QS. Al Hajj: 78)2
yakni Allah (telah menamai kalian orang-orang Muslim dari dahulu) sebelum
diturunkannya Al-Qur'an (dan begitu pula dalam Kitab ini) yakni Al-Qur'an (supaya Rasul

1
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid
(Imam Masjidil Haram)
2
https://tafsirweb.com/5814-surat-al-hajj-ayat-78.html
itu menjadi saksi atas diri kalian) kelak di hari kiamat, bahwasanya dia telah menyampaikan
kepada kalian (dan kalian) semuanya (menjadi saksi atas segenap manusia) bahwasanya
Rasul-rasul mereka telah menyampaikan risalah-Nya kepada mereka (maka dirikanlah salat)
maksudnya laksanakanlah salat secara terus-menerus (tunaikanlah zakat dan berpeganglah
kalian kepada Allah) percayalah kalian kepada-Nya (Dia adalah pelindung kalian) yang
menolong kalian dan yang mengurus perkara-perkara kalian (maka sebaik-baik pelindung)
adalah Dia (dan sebaik-baik penolong) kalian adalah Dia.3

B. WAKTU-WAKTU SHOLAT DALAM AL-QUR’AN

‫ص ََلة َ َوأَق ِِم‬ ِ ‫ت ِإ َّن ۚاللَّ ْي ِل نمِ َو ُزلَفًا لنَّ َه‬


َ ‫ار‬
َّ ‫ط َرفَي ِ ال‬ َ ‫ت يُذْ ِهبْنَ ْال َح‬
ِ ‫سنَا‬ َّ ‫لِلذَّاك ِِرينَ ِذ ْك َر ٰى ٰذَلِكَ ۚال‬
ِ ‫س ِِّيئَا‬
Artinya: "Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-
orang yang ingat." (QS Hud: 114)
Ayat ini memerintahkan agar kaum Muslimin mendirikan salat, lengkap dengan
rukun dan syaratnya, tetap dikerjakan lima kali dalam sehari semalam menurut waktu
yang telah ditentukan yaitu salat Subuh, Zuhur, dan Asar, Magrib, dan Isya. Sejalan
dengan ayat ini firman Allahbertasbihlah kepada Allah pada petang hari dan pada pagi
hari (waktu subuh), dan segala puji bagiNya baik di langit, di bumi, pada malam hari dan
pada waktu zuhur (tengah hari). (ar-Rum/30: 17- 18). Ayat ini menerangkan juga bahwa
perbuatan-perbuatan yang baik, yang garis besarnya ialah mengerjakan perintah Allah
dan menjauhi larangannya, antara lain melaksanakan salat, akan menghapuskan dosa-
dosa kecil dan perbuatan-perbuatan buruk. Ini sejalan dengan sabda Nabi Muhammad
saw: Iringilah perbuatan buruk itu dengan perbuatan yang baik, maka perbuatan baik itu
akan menghapuskan (dosa) perbuatan buruk itu. (Riwayat at-Tirmidzi dari Abu dzar al-
Gifari) Dan firman Allah: Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang
dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami
masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). (an-Nisa/4: 31) Pesan-pesan terdahulu
seperti perintah istiqamah, larangan berbuat aniaya dan memihak kepada orang-orang

3
Ath-Thabari, I.A.B. (t.th). Tafsir Ath-Thabari, Jilid 7 (edisi terjemahan). Pustaka Azzam .
zalim serta perintah mendirikan salat adalah merupakan pelajaran dan peringatan bagi
orang-orang yang sadar dan insyaf yang selalu ingat kepada Allah.

ً‫علَى ْال ُمؤْ ِمنِينَ ِكتَابًا َم ْوقُوت‬ ْ ‫ص ََلةَ كَان‬


َ ‫َت‬ َّ ‫ا ِإ َّن ال‬
Artinya: Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-
orang yang beriman.” (Al-Nisa’: 103)

Maksudnya shalat fardhu yang telah ditentukan waktunya. Zaid bin Aslam
berkata, ”Kata mauqutan bermakna waktu yang jelas.” Maksudnya: Kalian
melakukannya pada waktu yang jelas. Menurut ahli bahasa maknanya adalah kewajiban
yang waktunya telah jelas (ditentukan). Contoh kata waqqatahu dan mauquut juga
waqqatahu dan muaqqat. Ini merupakan pendapat Zaid bin Aslam (Al-Qurthubi, t.th).
Sedangkan kata kitaban dalam bentuk mashdar mudzakkar, oleh karena itu kata
selanjutnya berbentuk mudzakkar pula yaitu mauqutan. Imam Abu Ja’far Ath-Thabari
berkata menjelaskan tentang tafsir ayat di atas,” Para ahli tafsir berbeda pendapat dalam
menakwilkan ayat tersebut. Sebagian berpendapat bahwa maksudnya adalah
“Sesungguhnya shalat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya atas orang-
orang mukmin.”
Ada yang berpendapat bahwa maksudnya adalah, ”Sesungguhnya shalat adalah
ketetapan yang telah diwajibkan atas orang-orang beriman.” Ada yang berpendapat
bahwa maksudnya adalah,”Sesungguhnya shalat adalah kewajiban yang ditetapkan
waktunya secara jelas mengenai pelaksanaannya di dalam sumbernya (Al-Quran dan
hadits).” Abu Jakfar berkata, ”Pendapat ini saling berdekatan dari sisi makna, karena apa
yang telah difardhukan berarti wajib, dan apa yang diwajibkan pelaksanaannya dari
waktu ke waktu berarti telah ditentukan secara bertahap. Hanya saja, mereka yang
menakwilkan bahwa “shalat adalah kewajiban yang waktu pelaksanaannya memiliki
tahapan dari waktu ke waktu” bersandar pada lafazh almauqut yang diambil dari bentuk
‫ مفعول‬dari ungkapan yang biasa diucapkan, “Allah telah menentukan waktu kewajibannya
atas kamu, dan Dia yang menentukannya.” Apabila kamu melalaikannya maka Dia
menentukan waktu lain untuk melaksanakannya (Ath-Thabari, t.th).4

C. Keutamaan Shalat
ْ َ‫ّٰللاُ َي ْعلَ ُم َما ت‬
َ‫صنَعُ ْون‬ َ ‫ص ٰلوةَ تَ ْنهٰ ى‬
ِ ‫ع ِن ْالفَحْ ش َۤا ِء َو ْال ُم ْنك َِر َۗولَ ِذ ْك ُر ه‬
‫ّٰللا اَ ْك َب ُر َۗو ه‬ َّ ‫اِ َّن ال‬ •

Artinya : Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan
(ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain).
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dalam tafsir Al-Maraghi disebutkan bahwa inti dari ayat tersebut adalah kita
diperintahkan untuk mengerjakan shalat secara sempurna, seraya mengharapkan
keridhaan-Nya dan kembali kepada-Nya dengan khusyu' dan merendahkan diri. Sebab,
jika shalat dikerjakan secara demikian, maka shalat akan dapat mencegah dari berbuat
kekejian dan kemunkaran. Karena shalat mengandung beberapa ibadah seperti takbir,
berdiri dihadapan Allah SWT, ruku', sujud, dengan segenap kerendahan hati, serta
pengagungan lantaran di dalam ucapan dan perbuatan shalat terdapat isyarat untuk
meninggalkan kekejian dan kemunkaran.5

4
Herlina¹*, Syarifuddin²Nilai-nilai Pendidikan dalam Shalat: Kajian Tafsir dan FikihUniversitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia
5
Fatmawati, Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Shalat, Jurnal al-Amin – Kajian Pendidikan dan Sosial
Kemasyarakatan, Vol. 5 No. 1. 2020, Hal.78
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sholat merupakan kewajiban bagi seluruh umat islam. Hal ini terlihat
dengan banyak ayat Al Quran yang menjelaskan perihal sholat baik dari
perintah sholat, waktu sholat, keutamaan sholat, hingga hukuman bagi orang
yang tidak menjalankan sholat.

Dalam makalah yang kami buat menjelaskan beberapa hal mengenai


sholat, yaitu tentang perintah Allah kepada umat muslim untuk melaksanakan
sholat. Perintah sholat dalam Al Quran disebut beberapa kali. Yang berarti
sholat merupakan suatu kewajiban bagi umat islam. Selain itu, ada pula
penjelasan mengenai waktu waktu masuknya sholat. Dan di materi terakhir
ada penjelasan mengenai larangan larangan sholat. Seperti tidak
diperbolehkannya sholat dalam keadaan mabut. Dan ada beberapa hal lain
yang tidak diperbolehkan.

B. Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan


makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan
penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa
terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak
orang.
DAFTAR PUSTAKA

Ath-Thabari, I.A.B. (t.th). Tafsir Ath-Thabari, Jilid 7 (edisi terjemahan). Pustaka Azzam.
Fatmawati, Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Shalat, Jurnal al-Amin – Kajian Pendidikan dan
Sosial Kemasyarakatan, Vol. 5 No. 1. 2020, Hal.78
Herlina, Syarifuddin²Nilai-nilai Pendidikan dalam Shalat: Kajian Tafsir dan FikihUniversitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia.
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin
Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)

https://tafsirweb.com/5814-surat-al-hajj-ayat-78.html

Anda mungkin juga menyukai