Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Ibadah
Disusun oleh :
Dosen Pengampu :
1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
a. Latar Belakang.........................................................................................................4
b. Rumusan Masalah....................................................................................................4
c. Tujuan......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
a. Kesimpulan..............................................................................................................14
b. Keritik Dan Saran....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Semoga makalah yang telah kami susun dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shalat berjamaah merupakan bentuk ketaqwaan kepada Allah Swt. Sehinggga umat tidak
tergolong sebagai orang yang menuhankan teknologi Shalat berjamaah merupakan kewajiban
bagi tiap-tiap mukmin laki-laki, tidak ada keringanan untuk meninggalkannya terkecuali ada
udzur (yang dibenarkan dalam agama).
HR. Muslim dan Muttafaq ‘alaih adalah dua dari sekian banyak sabda Rasulallah SAW. yang
menegaskan bahwa sholat itu amatlah penting terutama sholat berjamaah. Tetapi dewasa ini
umat islam tidak terlalu memperdulikan panggilan adzan yang terdengar di telinganya.
Banyak alasan yang di dapat dari hal tersebut. Salah satunya adalah kurangnya pengetahuan
umat Islam akan dalil-dalil sholat berjamaah.
Maka dari itu penulis membuat makalah yang berjudul “SHOLAT BERJAMAAH” yang
insya Allah akan membantu pengetahuan akan pentingnya sholat berjamaah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sholat berjamaah?
2. Apa hukum dan dalil dari shalat berjamaah ?
3. Apa syarat dari Shalat Jamaah ?
4. Bagaimana cara melaksanakan shalat jamaah ?
5. Apa kedudukan imam ?
6. Apa manfaat dan kesalahan yang ada di shalat jamaah ?
4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sholat berjamaah.
2. Untuk mengetahui hukum dan dalil shalat jamaah
3. Untuk mengetahui syarat dari shalat jamaah
4. Untuk mengetahui cara melaksanakan shalat jamaah
5. Untuk mengetahui kedudukan imam
6. Untuk mengetahui hikmah dan manfaat sholat berjamaah
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
B. Hukum Shalat Berjamaah
Para Ulama ada yang menyatakan bahwa shalat berjamaah hukumnya fardhu kifayah.
Artinya, kewajiban yang cukup dilaksanakan oleh sebagian umur saja. Jika ada sebagian
umat yang melaksanakannya maka yang lainnya tidak berdosa. Hukum fardu kifayah bagi
orang laki –laki,merdeka dan mukim disini ialah menurut Imam Annawawi. Sedangkan
menurut Imam Ar-Rafi’i hukum sholat berjamaah ialah sunnah mu’akkad meskipun bagi
orang perempuan. Sebagiannya lagi ada yang menyatakan bahwa ia fardhu ‘ain, wajib bagi
setiap individu yang tidak ‘udzur (halangan). Wanita dan lelaki yang ‘udzur menurut
pendapat ini hukumnya tidak wajib.
Namun para ulama telah sepakat bahwa shalat di Masjid merupakan ibadah yang paling
agung. Tetapi setelah itu mereka berbeda pendapat tentang status hukum shalat jamaah di
Masjid itu sendiri, apakah fardhu ‘ain (wajib bagi masing-masing individu), atau fardhu
kifayah, atau sunah muakad, sebagai berikut :
1. Fardhu ‘ain. Ketatapan ini berasal dari Imam Ahmad dan lainnya dari para Imam salaf
dan fuqaha’ khalaf
2. Fardhu kifayah. Inilah yang rajih dalam madzhab syafi’i juga pendapat sebagian
sahabat Malik dan pendapat dalam madzhab Ahmad.
3. Sunah muakad. Dan itulah yang populer dari sahabat-sahabat Abu Hanifah dan
mayoritas sahabat-sahabat Imam Malik, serta banyak dari sahabat Imam Syafi’i, dan
disebutkan sati riwayat dari Imam Ahmad
4. Fardhu ‘ain dan syarat sahnya shalat. Itulah pendapat satu kelompok dari sahabat
lama Ahmad dan sekelompok ulama salaf. Dan ini pula yang menjadi pilihan Ibnu
Hazm dan lainnya.
7
Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Khalid berkata, telah menceritakan kepada kami
Zuhair dari Humaid dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau
bersabda: "Luruskanlah shaf-shaf kalian, sesungguhnya aku dapat melihat kalian dari balik
punggungku." Dan setiap orang dari kami merapatkan bahunya kepada bahu temannya, dan
kakinya pada kaki temannya" (HR. Bukhari).
Mula-mula dilakukan pencarian melalui aplikasi hadis dengan kata kunci “shalat” sehingga
ditemukan hadis pada kitab Shahih Bukhari Nomor 662, sebagaimana dikemukakan
terdahulu.
2. Shalat terawih
3. Shalat witir
4. Shalat gerhana
5. Shalat istisqa
8
6. Shalat jenazah
Adapun shalat sunnah yang lainnya terdapat perbedaan dari para ulama.
Jika datang satu orang makmum lainnya, maka berdiri disamping kiri imam, sejajar dengan
makmum sebelah kanan dan tidak ada peraturan mundur jika hanya dua makmum.
Jika datang makmum ketiga, maka berdirilah tepat dibelakang imam dengan jarak
disesuaikan kebutuhan tempat untuk sujud. Kemudian kedua makmum pertama harus mundur
hingga sejajar dengan makmum ketiga, walaupun tanpa ada isyarat dari makmum ketiga.
Jika datang makmum berikutnya, maka diutamakan agar berdiri sebelah kanan hingga penuh,
baru kemudian memenuhi sebelah kiri.
9
Misal shalat dhuhur
Artinya :”aku sengaja shalat fardhu zuhur empat rakaat menghadap kiblat sebagai imam
karena Allah”.
Akan tetapi niat menjadi imam bukanlah hal yang wajib dilakukan. Seorang imam bleh
berniat seperti biasa tanpa ada kata IMAAMAN kecuali ketika berjamaah untuk shalat
jum’at, maka berniat menjadi imam adalah kewajiban yang apabila tidak dilakukan shalat
jum’atnya tidak sah semuanya.
ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة اَ َد ًءا َمأ ُموْ ًما هَّلِل ِ تَ َعالَى
ٍ الظه ِْر َأرْ بَ َع َر َك َعا
ُّ ض َ ُا
َ ْصلِّي فَر
Artinya :”aku sengaja shalat fardhu zuhur empat rakaat menghadap kiblat sebagai makmum
karena Allah”.
Dalam shalat berjama’ah ada dua istilah yang penting kita ketahui yaitu : makmum Muafiq
dan makmum Masbuq. Makmum muafiq adalah makmum yang mengikuti berjamaah sejak
pertama iqamah, atau dia adalah makmum yang menyaksikan takbiratul ihram imam.
Sedangkan makmum masbuq adalah makmum yang tidak menyaksikan takbiratul ihram
imam.
10
e) Wanita makmum kepada banci.
2. Wanita tidak boleh menjadi imam
a) Laki-laki makmum kepada wanita.
b) Laki-laki makmum kepada banci.
c) Banci makmum kepada banci.
d) Banci makmum kepada banci.
e) Orang fasih dalam Al-Qur’an makmum kepada yang belum fasih.
H. Makmum Masbuq
Makmum merupakan orang yang melaksanakan solat berjemaah
dan bertindak sebagai anggota dibelakang imam. Secara etimologi,
masbuk ()مسبوق merupakan isim maf‟ul dari kata sabaqa ()سبك yang
artinya „yang tertinggal. Adapun secara terminologi, masbuk berarti orang
yang tertinggal dari imam sebanyak satu rakaat atau lebih dalam shalat.
Berdasarkan istilah di atas, dapat disimpulkan pengertian makmum
masbuq adalah makmum yang ketinggalan imam satu rakaat atau lebih .Dalam sholat
berjamaah ada dua istilah yang penting kita ketahui, yaitu Makmum Muafiq dan Makmum
Masbuq.Makmum Muafiq adalah makmum yang mengikuti berjamaah sejak pertama iqamah,
atau makmum yang menyaksikan takbiratul ihram imam. Sedangkan makmum Masbuq
adalah makmum yang tidak menyaksikan takbiratul ihram imam.
1. Ketentuan-ketentuan makmum masbuq.
Dibanding dengan makmum muafiq, makmum masbuq memiliki ketentuan sendiri, di
antaranya sebagai berikut:
a) Tidak wajib menyelesaikan bacaan surat al-fatihah jika imam sudah rukuk. Karena
jika dia menyelesaikan bacaannya, hingga imam bangun dari rukuk, maka dia
tertinggal rakaat tersebut. Begitu pula jika makmum masbuq tiba ketika imam rukuk,
maka dia hanya wajib takbiratul ihram kemudian langsung rukuk.
b) Jika posisi makmum masbuq saling berseberangan, yaitu posisi dimana makmum
masbuq turun akan rukuk, sedangkan imam naik akan i’tidal, maka makmum masbuq
tidak mendapatkan rakaat tersebut.
11
c) Walaupun makmum masbuq bisa langsung mengikuti gerakan imam yang mana pun,
namun lebih utama jika menunggu hingga imam menyelesaikan rakaat tersebut
(tentunya jika bukan rakaat terakhir).
d) Jika makmum masbuq hanya menemui imam ketika tasyahud akhir, maka dia tidak
mendapatkan rakaat sama sekali, selain mendapatkan keutamaan berjamaah.
e) Selama imam belum selesai mengucapkan salam maka masih boleh untuk menjadi
makmum.
12
2. Merespon panggilan muadzin dengan niat salat berjamaah.
3. Berjalan menuju masjid dengan tenang.
4. Allah menjadi saksi atas setiap orang yang memelihara salat berjamaah di masjid
dengan penuh keimanan.
5. Setiap langkah yang diayunlan seorang muslim untuk menegakkan salat berjamaah
terhitung di sisi Allah sebagai pahala dan ganjaran baginya.
6. Orang yang merealisasikan salat berjamaah akan terbebas dari perangkap setan
dengan segala kejahatannya, dan dengan demikian ia telah bergabung ke dalam
jamaah muslimin sehingga setan menghindar darinya.
7. Pada salat jamaah terkandung didalamnya makna ta’wun ‘alal biri wa taqwa (tolong
menolong dalaam kebijakan dan takwa) serta amar ma’ruf dan nahi mungkar.
8. Di dalam salat berjamaah, suara kaum muslimin terhimpun menjadi satu, hati-hati
merekaa berpadu saling mengidentifikasi satu dengan lainnya sehingga tergalang rasa
solidaritas diantara mereka.
9. Salat berjamaah melahirkan rasa kelembutan dan kasih sayang sesama muslim,
menghilangkan sifat kesombongan dan besar diri serta dapat mempererat ikatan
persaudaraan seagama (ukhuwah Islamiyah) maka terjadilah interaksi langsung antara
kalangan tua dengan yang muda dan antara orang kaya dan yang miskin.
10. Kita dapat memetik banyak pelajaran keimanan dari salat berjamaah ini, kita dapat
mendengar langsung alunan ayat-ayat Al-Qur’an yang menggetarkan hati.
11. Di dalam salat berjamaah juga, mencerminkan di dalamnya syiar-syiar Islam dan
mampu menggentarkan musuh-musuh Islam, serta menggaukan zikrullah di masjid-
masjid yang didirikan atas dasar ketakwaan untuk meninggalkan dan menyebutkan
nama-nya.
12. Dengan masuknya seorang muslim ke dalam masjid untuk memenuhi panggilan azan,
juga secara tidak langsung ia telah mengajak kaum muslimin lainnya untuk ikut
bergabung bersama-sama dalam mendirikan salat berjamaah.
13. Dapat melaksanakan salat tahiyatul masjid ketika masuk masjid.
14. Setan menjauh darinya dikarenakan lari ketika mendengar suara azan.
15. Terbebas dari sifat nafik dan dari kesalahpahaman orang lain terhadap dirinya yaang
mengira bahwa ia telaah meninggalkan salat yang pokok.
13
16. Berharap agar “amin” yang diucapkan dapat berbarengan dengan “aminnya” imam
dan “aminnya” para malaikat.
17. Menjawab perkataan imam ketika imam mengucapakan : “sami’allahu liman
hamidah”.
J. Berbagai Kesalahan dalam Melaksanakan Salat Jamaah.
1. Mendahului Gerakan Imam
2. Merendahkan Takbir bagi Imam
3. Mengeraskan Takbir bagi Makmum
4. Menyentuh Pundak Calon Imam
5. Berdiri Lebih Depan dari Imam
6. Berdiri Terlalu Jauh dari Imam
7. Tidak Berniat Menjadi Makmum
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sholat berjamaah adalah, sholat yang dilakukan secara bersama-sama, baik dua prang
atau lebih dengan memilih seorang imam untuk memimpin.
2. Banyak sekali hikmah dan manfaat sholat berjamaah, diantaranya adalah:
a. Setan menjauh darinya dikarenakan mendengar suara adzan.
b. Merespon panggilan muadzin dengan berniat sholat berjamaah.
c. Berharap agar amiin yang diucapkan bebarengan dengan amiinnya
imam dan amiinnya para malaikat.
d. Terhitung di sisi Allah sebagai pahala dan ganjaran baginya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Egziabher, T. B. G., & Edwards, S. (2013). 済無 No Title No Title. Africa’s Potential for the
Ecological Intensification of Agriculture, 53(9), 1689–1699.
Jurnal Riset Agama, Volume 1, Nomor 2 (Agustus 2021): 247-258 Muhammad Ilyas/Hadis
tentang Keutamaan Shalat Berjamaah
16