Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENELITIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG SHALAT BERJAMAAH

di DESA DOLOK MASIHUL SERDANG BEGADAI

Dosen Pembimbing :

Abdul Rosyid, S.Ag,M.M

Disusun Oleh :

Nama : Ahmad Azhari

NIM : 2001038

PROGRAN STUDI DIII TEKNOLOGI KIMIA

POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA

2022
 
KATA PENGANTAR
 
Bismillahirrahmaanirrahim
Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Ta‟ala yang telah
melimpahkanrahmat dan hidayah-Nya serta yang telah memberikan kekuatan,
ketabahan danilmu yang bermanfaat kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalahuntuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik Ibadah
dengan judul materi “ShalatBerjamaah”.
Kami berharap, semoga makalah ini dapat membantu,
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca dan menjadi sumbangan
pemikirankepada pembaca.
Demikian makalah ini kami susun, dan kami sadar bahwa makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu kamim
eminta agar sekiranya pembaca dapat memberikan masukan dan sarannya
demikebaikan kami dalam penulisan makalah kedepannya.Akhir kata semoga
makalah ini bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.
Wassalamu‟alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Dolok Masihul ,16 Mei 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Shalat berjamaah merupakan kewajiban bagi tiap-tiap mukmin laki-laki,


tidak ada keringanan untuk meninggalkannya terkecuali ada udzur (yang
dibenarkan dalam agama).
HR. Muslim dan Muttafaq ‘alaih adalah dua dari sekian banyak sabda
Rasulallah SAW. yang menegaskan bahwa sholat itu amatlah penting
terutama sholat berjamaah. Tetapi dewasa ini umat islam tidak terlalu
memperdulikan panggilan adzan yang terdengar di telinganya. Banyak
alasan yang di dapat dari hal tersebut. Salah satunya adalah kurangnya
pengetahuan umat Islam akan dalil-dalil sholat berjamaah.
Dalam sholat ada kedisiplinan, konsentrasi tujuan, kestabilan emosional,
kesehatan jasmani dan rohani.2 Selain itu shalat juga memuat pesan
kesalehan pribadi dan sosial untuk menegakkan kedamaian dalam
kehidupan sosial bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam sholat
juga mengandung pesan kesatuan serta persatuan, kerukunan, tanggung
jawab, kekuatan masyarakat, serta perubahan sosial untuk kehidupan
sempurna. Pesan-pesan dalam shalat diatas dapat diformulasikan menjadi
sebuah konsep membentuk kepribadian yang berkarakter agamis, saleh
secara indivual dan sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sholat berjamaah?
2. Apa hukum dan dalil dari shalat berjamaah ?
3. Apa syarat dari Shalat Jamaah ?
4. Apa manfaat dan kesalahan yang ada di shalat jamaah ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat tentang shalat
berjamaah di Desa Dolok Masihul Serdang Begadai
2. Untuk mengetahui usaha apa saja yang dilakukan masyarakat untuk
mengupayakan shalat berjamaah di Desa Dolok Masihul Serdang
Bedagai
3. Untuk mengetahui hikmah dan manfaat sholat berjamaah
BAB II
PEMBAHASAN
 

 
1. Pengertian Shalat Jamaah
Menurut Bahasa, jamaah berarti sesuatu yang jumlahnya banyak.
Kata al-jam’u berarti menyatukan beberapa hal terpisah. Sedang menurut
Istilah syariat, jamaah dipergunakan untuk sebutan sekumpulan orang,
yang diambil dari makna ijtimaa’ (perkumpulan). Minimal perkumpulan
tersebut adalah dua orang, yaitu imam dan makmum. Disebut shalat
jamaah karena adanya pertemuaan orang-orang yang shalat dalam bentuk
perbuatan dalam tempat dan waktu yang sama. Jika mereka
meninggalkan keduanya atau salah satu dari keduanya tanpa adanya
sebab, maka tidak ada lagi jamaah atas hal itu.
2. Hukum Shalat Berjamaah

Para Ulama ada yang menyatakan bahwa shalat berjamaah


hukumnya fardhu kifayah. Artinya, kewajiban yang cukup dilaksanakan
oleh sebagian umur saja. Jika ada sebagian umat yang melaksanakannya
maka yang lainnya tidak berdosa. Seperti halnya mengurus jenazah. Ada
pula yang menyatakan bahwa shalat berjamaah hukumnya sunah
muakkadah, sunah yang ditekankan. Sebagiannya lagi ada yang
menyatakan bahwa ia fardhu ‘ain, wajib bagi setiap individu yang tidak
‘udzur (halangan). Wanita dan lelaki yang ‘udzur menurut pendapat ini
hukumnya tidak wajib.

Namun para ulama telah sepakat bahwa shalat di Masjid


merupakan ibadah yang paling agung. Tetapi setelah itu mereka berbeda
pendapat tentang status hukum shalat jamaah di Masjid itu sendiri,
apakah fardhu ‘ain (wajib bagi masing-masing individu), atau fardhu
kifayah, atau sunah muakad, sebagai berikut :

a. Fardhu ‘ain. Ketatapan ini berasal dari Imam Ahmad dan


lainnya dari para Imam salaf dan fuqaha’ khalaf
b. Fardhu kifayah. Inilah yang rajih dalam madzhab syafi’i
juga pendapat sebagian sahabat Malik dan pendapat dalam
madzhab Ahmad.
c. Sunah muakad. Dan itulah yang populer dari sahabat-
sahabat Abu Hanifah dan mayoritas sahabat-sahabat Imam
Malik, serta banyak dari sahabat Imam Syafi’i, dan
disebutkan sati riwayat dari Imam Ahmad
d. Fardhu ‘ain dan syarat sahnya shalat. Itulah pendapat satu
kelompok dari sahabat lama Ahmad dan sekelompok
ulama salaf. Dan ini pula yang menjadi pilihan Ibnu Hazm
dan lainnya.

  Dalil-dalil tentang Shalat Berjamaah

Shalat jamaah sangat dianjurkan oleh agama. Pahala yang didapat,


dua puluh tujuh derajat lebih besar daripada shalat seorang diri. Didalam
shalat jamaah, terkandung nilai kebersamaan, persatuan kesatuan, dan rasa
solidaritas antar sesama muslim. Karena itu, Allah menyediakan buat
pelakunya pahala yang besar.

293. Telah mengkhabarkan kepada kami Malik dari Abi Zinad


dari A’raj dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Nabi
SAW telah bersabda : “Shalat berjamaah yang dilakukan
salah seorang diantara kamu lebih utama dari pada shalat
sendirian, pahalanya berlipat dua puluh lima kali”.[1]

3. Syarat-syarat sholat jamaah


Untuk melaksanakan shalat berjamaah, ada beberapa syarat
yang harus diketahui diantaranya :
a. Mengetahui semua gerakan imam
b. Harus niat menjadi makmum
c. Tidak berdiri lebih depan dari imam
d. Tidak mendahului gerakan (rukun Fi’li) imam
e. Shalat makmum harus sama dengan shlat imam ( dalam
hal niat waktu shalat)
f. Jarak antara imam dan makmum, atau antara makmum
dengan baris makmum yang terakhir tidak boleh lebih dari
300 hasta.
g. Tidak ada dinding yang memisahkan antara imam dan
makmum. Kecuali bagi makmum perempuan dengan
syarat ada seorang atau lebih dari mereka yang dapat
melihat semua gerakan imam.
4. Manfaat Sholat Berjamaah
Dengan melaksanakan salat secara berjamaah, ada beberapa
manfaat yang dapat kita petik, diantaranya :
a. Merealisasikan salat pada waktunya, karena salat pada awal
waktu merupakan salah satu pekerjaan yang paling disukai
Allah swt.
b. Merespon panggilan muadzin dengan niat salat berjamaah.
c. Berjalan menuju masjid dengan tenang.
d. Allah menjadi saksi atas setiap orang yang memelihara
salat berjamaah di masjid dengan penuh keimanan.
e. Setiap langkah yang diayunlan seorang muslim untuk
menegakkan salat berjamaah terhitung di sisi Allah sebagai
pahala dan ganjaran baginya.
f. Orang yang merealisasikan salat berjamaah akan terbebas
dari perangkap setan dengan segala kejahatannya, dan
dengan demikian ia telah bergabung ke dalam jamaah
muslimin sehingga setan menghindar darinya.
g. Pada salat jamaah terkandung didalamnya makna ta’wun
‘alal biri wa taqwa (tolong menolong dalaam kebijakan dan
takwa) serta amar ma’ruf dan nahi mungkar.
h. Di dalam salat berjamaah, suara kaum muslimin terhimpun
menjadi satu, hati-hati merekaa berpadu saling
mengidentifikasi satu dengan lainnya sehingga tergalang
rasa solidaritas diantara mereka.
i. Salat berjamaah melahirkan rasa kelembutan dan kasih
sayang sesama muslim, menghilangkan sifat kesombongan
dan besar diri serta dapat mempererat ikatan persaudaraan
seagama (ukhuwah Islamiyah) maka terjadilah interaksi
langsung antara kalangan tua dengan yang muda dan antara
orang kaya dan yang miskin.
j. Kita dapat memetik banyak pelajaran keimanan dari salat
berjamaah ini, kita dapat mendengar langsung alunan ayat-
ayat Al-Qur’an yang menggetarkan hati.
k. Di dalam salat berjamaah juga, mencerminkan di dalamnya
syiar-syiar Islam dan mampu menggentarkan musuh-musuh
Islam, serta menggaukan zikrullah di masjid-masjid yang
didirikan atas dasar ketakwaan untuk meninggalkan dan
menyebutkan nama-nya.
l. Dengan masuknya seorang muslim ke dalam masjid untuk
memenuhi panggilan azan, juga secara tidak langsung ia
telah mengajak kaum muslimin lainnya untuk ikut
bergabung bersama-sama dalam mendirikan salat
berjamaah.
m. Dapat melaksanakan salat tahiyatul masjid ketika masuk
masjid.
n. Setan menjauh darinya dikarenakan lari ketika mendengar
suara azan.
o. Terbebas dari sifat nafik dan dari kesalahpahaman orang
lain terhadap dirinya yaang mengira bahwa ia telaah
meninggalkan salat yang pokok.
p. Berharap agar “amin” yang diucapkan dapat berbarengan
dengan “aminnya” imam dan “aminnya” para malaikat.
q. Menjawab perkataan imam ketika imam mengucapakan :
“sami’allahu liman hamidah”.

Beberapa Kesalahan dalam Melaksanakan Sholat Berjamaah

a. Mendahului Gerakan Imam


b. Merendahkan Takbir bagi Imam
c. Mengeraskan Takbir bagi Makmum
d. Menyentuh Pundak Calon Imam
e. Berdiri Lebih Depan dari Imam
f. Berdiri Terlalu Jauh dari Imam
g. Tidak Berniat Menjadi Makmum

Hasil Observasi (Penelitian)

Hasil Observasi di lapangan menunjukkan bahwa shalat berjamaah itu paling


diutamakan bagi kaum laki-laki di daerah Dolok Simahul, sedangkan untuk
perempuan di himbau agar meramaikan shalat Magrib dan Isya saja, memahami
devenisi shalat berjamaah dalam al-Qur’an adalah hal yang wajib diketahui
mahasiswa.

Menurut Yusril (Ketua RT Dolok Simahul)


“menurut saya hukum shalat berjamaah dalam al-Qur’an wajib bagi semua
Muslim, namun hal tesebut tergantung pada tempat pelaksanaannya jika
dilaksanakan di Masjid maka wajib bagi laki-laki dan sunnah bagi perempuan,
shalat berjaaah di Aspuri merupakan hal yang tidak salah sebab wanita
disunnahkan shalat berjamaah, apabila di Aspura baiknya shalat dikerjakan
secara berjamaah di Masjid.80

Menurut Muhammad Tarmizi (Warga Dolok Simahul)

“menurut pemahaman saya tidak ada dalam al-Qur’an menyatakan bahwa shalat
berjamaah lima waktu itu hukumnya wajib, akan tetapi dalam hadist yang lain
selain al-Qur’an disana tertera ada kewajiban shalat yang harus di penuhi yakni
dalam sehari semalam itu hukumnya wajib, fardhu ain,artinya tidak bisa
diwakili oleh orang lain.

Al-Qur’an tidak menjelaskan secara rinci tentang tata cara dan pelaksanaan
shalat berjamaah itu sendiri hal inilah yang dijelaskaan oleh Muhammad Tarmizi
bahwa Hadist Rasulullah dengan jelas dan mencontohkan tata cara shalat
berjamaah dan ancamannya.

Sehubungan dengan ancaman meninggalkan shalat berjamaah Mukmin

menjelaskan.

“pada masa Rasulullah saw., pernah suatu ketika Rasulullah selesai

melaksanakan shalat berjamaah di Masjid kemudian beliau Rasulullah

melihat ke arah jamaah kemudian menanyakan sahabatnya kenapa ada yang

tidak hadir lalu beliau memerintahkan sahabat yang lainuntuk

mengumpulkan kayu bakar, sebagai ancaman bagi orang yang tidak

melaksanakan shalat berjamaah di masjid.

Sejauh pemahaman penulis dalam berbagai sumber bahwa kata membakar


tersebut adalah ancaman yang dilakukan Rasulullah saw., sebagai bentuk
teguran

keras akan pentingnya shalat berjamaah di masjid, Namun tidak sampai

membakar secara langsung rumah para sahabat yang melanggar shalat


berjamaah

itu sendiri, berkaitan dengan pemahaman warga tentang shalat berjamaaah


dalam

al-Qur’an

Muhammad Aulia menjelaskan.

“yang saya pahami selama ini salah satu kewajiban yang sangat dianjurkan

untuk dikerjakan di masjid, bukan di rumah atau di masjid dikarenakan


kewajiban shalat sangat diwajibkan untuk laki-laki, lain halnya dengan wanita
yang di sunnahkan mengerjakan shalat berjamaah di Masjid dan di anjurkan di
rumah”.

Perintah shalat merupakan benuk ketaatan Nabi kepada Allah swt., sehingga
semua Nabi dan Rasul melaksanakan shalat

Menurut Darsam (Warga)

“shalat berjamaah itu suatu kewajiban setiap Muslim, yang sudah diperintahkan
oleh Allah, yang semua Nabi kerjakan”.

Dalam beberapa ayat al-Qur’an Allah swt., tidak menyebutkan kepastian tempat
pelaksaan shalat berjamaah secara pasti, namu Hadist Nabi Muhammad saw.,
menjelaskan hal tersebut yakni wajib hukumnya di kerjkan di Masjid kecuali ada
halangan yang membuat hal tersebut menyulitkan.

Masjid merupakan sebuah tempat suci yang tidak asing lagi kedudukannya bagi
Ummat Islam, Masjid selain sebagai pusat ibadah (shalat berjamaah), juga
sebagai ajang pertemuan silaturahmi.
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.      Sholat berjamaah adalah, sholat yang dilakukan secara bersama-sama, baik dua
prang atau lebih dengan memilih seorang imam untuk memimpin.

2.      Banyak sekali hikmah dan manfaat sholat berjamaah, diantaranya adalah:

·         Setan menjauh darinya dikarenakan mendengar suara adzan.

·         Merespon panggilan muadzin dengan berniat sholat berjamaah.

·         Berharap agar amiin yang diucapkan bebarengan dengan amiinnya imam


dan amiinnya para malaikat.
·         Terhitung di sisi Allah sebagai pahala dan ganjaran baginya.

B.Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan makalah diatas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak.

Anda mungkin juga menyukai