Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“SALAT BERJAMAAH”

Dibuat untuk memenuhi mata kuliah “Pembelajaran Fiqh-MI”

Dosen Pembimbing :

NINA SULTONUROHMAH, M.Pd.I

Disusun oleh:

KHUSNUL KHOTIMAH
(201880260015)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DIPONEGORO
TULUNGAGUNG

MARET 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang
berjudul “Salat Berjamaah”.

Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita


Nabi Muhammad SAW suri tauladan, penegak keadilan dan kebenaran, perombak
kebatilan dan kemungkaran.

Selesainya penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai


pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada:

1. Dr. H. Sukarji, M. Pd. I, selaku Ketua STAI Diponegoro Tulungagung yang


telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menuntut ilmu di STAI
Diponegoro Tulungagung.

2. Adhis Ubaidillah, M. Pd. I, selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah


Ibtidaiyah (PGMI) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Diponegoro
Tulungagung.

3. Nina Sultonurohmah, M. Pd. I, selaku dosen pengampu mata kuliah


Pembelajaran Fiqh-MI yang telah membimbing dan mengarahkan kami dalam
proses pembelajaran mata kuliah Pembelajaran Fiqh-MI.

4. Admisi pendidikan yang telah memberi kontribusi dalam kegiatan


pembelajaran kami dan membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan oleh penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca
khususnya para Mahasiswa.

Tulungagung, 23 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………... 2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. 3

BAB I: PENDAHULUAN………………………………………………………. 4

Latar Belakang…………………………………………….................................... 4

Rumusan Masalah…………………………………………................................... 5

Tujuan Penulisan……………………………………………………..................... 5

BAB II: PEMBAHASAN……………………………………………………….. 6

Pengertian Salat Berjamaah……………………………………………………… 6

Ketentuan Salat Berjamaah………………………………………………………. 7

Hikmah Salat Berjamaah………………………………………………………... 10

BAB III: PENUTUP…………………………………………………………… 11

Kesimpulan…………………………………………………….……………….. 11

Saran………………………………………………….......................................... 11

DAFTAR RUJUKAN…………………………….……………………………. 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salat merupakan salah satu ibadah yang paling mulia dan paling dicintai oleh
Allah SWT. Bahkan, Nabi Muhammad SAW Sendiri telah menegaskan tentang
kedudukan salat dalam agama, yaitu dalam sabda beliau yang berbunyi : “Salat
merupakan tiang agama.” Nabi Muhammad SAW sendiri diperintahkan oleh
Allah SWT untuk melakukan Salat lima waktu pada saat Isra’ Mi’raj. Itu
merupakan perintah langsung dari Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW dan
wajib disampaikan kepada umat-Nya.

Salat berjamaah merupakan kewajiban bagi tiap-tiap mukmin laki-laki, tidak


ada keringanan untuk meninggalkannya kecuali ada udzur (yang dibenarkan
agama). Hadis riwayat Muslim dan Muttafaq’alaih adalah dua dari sekian banyak
sabda Rasulullah SAW. Yang menegaskan bahwa salat itu amatlah penting
terutama salat berjamaah. Tetapi dewasa ini umat Islam tidak terlalu
memperdulikan panggilan azan yang terdengar di telinganya. Banyak alasan yang
di dapat dari hal tersebut. Salah satunya adalah kurangnya pengetahuan umat
Islam akan dalil-dalil salat berjamaah.

Nabi Muhammad juga menganjurkan umat Islam melaksanakan salat dengan


berjamaah karena pahalanya lebih besar dari pada salat sendirian yaitu 27 derajat.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang ketentuan salat berjamaah dan hikmah
melaksanakan salat berjamaah.

4
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian salat berjamaah?
2. Bagaimana ketentuan salat berjamaah?
3. Jelaskan hikmah melaksanakan salat berjamaah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian salat berjamaah.
2. Untuk mengetahui ketentuan salat berjamaah.
3. Untuk mengetahui hikmah melaksanakan salat berjamaah.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Salat Berjamaah

Salat Merupakan ibadah kepada Allah swt. Salat terdiri dari gerakan dan
bacaan. Gerakan salat diawali takbiratul ihram dan di akhiri dengan salam. Salat
dapat dikerjakan sendirian disebut munfarid, juga dapat dikerjakan bersama orang
lain disebut berjamaah.

Berjamaah berasal dari bahasa Arab, yaitu jamaah, yang artinya berkumpul
atau banyak. shalat berjamaah adalah shalat yang dilakukan bersama-sama
sekurang-kurangnya dilakukan oleh dua orang dengan tertib dan teratur, sesuai
dengan Al-Qur’an dan Hadis, yang satu bertindak sebagai imam yang satu lagi
bertindak sebagai makmum.

Hukum sholat berjamaah adalah sunah muakad, artinya sangat dianjurkan.


Salat berjamaah lebih tinggi 27 derajat daripada salat munfarid.

Nabi Muhammad saw bersabda:

ِ ِ ِ ‫صالَةُ اجْل ماع ِة َأفْضل ِمن‬


َ ‫صالَة الْ َف ِّذ ب َسْب ٍع َوع ْش ِر‬
ً‫ين َد َر َجة‬ َ ْ ُ َ َ ََ َ

Artinya : "Shalat berjamaah lebih utama dari shalat sendirian sebanyak dua puluh
tujuh derajat.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Selain salat wajib, salat sunah juga ada yang dikerjakan berjamaah. Salat sunah
yang dikerjakan secara berjamaah, antara lain:
1. Salat idul fitri dan idul adha
2. Salat tarawih dan witir di bulan Ramadhan
3. Salat gerhana
4. Salat Istisqa’ atau salat minta hujan. 1

1
Puji Prihwanto, Fikih untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas II Semester 2, (Sukoharjo: CV.
Sindunata, 2017), 4

6
B. Ketentuan Salat Berjamaah
1. Ketentuan Salat Berjamaah
Salat berjamaah dilakukan bersama orang lain. Salat berjamaah dilakukan
mengikuti ketentuan. Ketentuan salat berjamaah sebagai berikut:
a. Dilaksanakan dua orang atau lebih.
b. Satu orang menjadi imam, lainnya menjadi makmum.
c. Melaksanakan salat yang sama.
d. Dilkasanakan pada waktu yang sama.
e. Dilaksanakan ditempat yang sama.
2. Syarat Sah menjadi Imam dan Makmum dalam Shalat Berjamaah
a. Syarat Sah Menjadi Imam
Syarat sah menjadi imam, antara lain:
1) mengetahui tata cara mengerjakan shalat dan dapat melakukannya.
2) membaca Al-Qur’an atau Surah Al-Fatihah dan ayat lain dengar benar.
3) mengetahui hukum yang berkenaan dengan shalat.
4) imam harus mumayyiz (dapat membedakan yang baik dan yang buruk).
5) tidak menjadikan makmum ke jamaah yang lain.
Seorang imam dalam shalat berjamaah harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Menertibkan saf (barisan) makmum sebelum shalat di mulai.
2) Memerhatikan kondisi makmum karena keadaan mereka bermacam-
macam.
3) Setelah selesai melaksanakan shalat berjamaah, imam dianjurkan
menghadap ke arah makmum. 2
b. Syarat Sah Menjadi Makmum
Makmum adalah yang dipimpin atau pengikut shalat. Syarat menjadi
makmum, antara lain:
1) Berniat menjadi makmum.
2) Setiap gerakan tidak boleh terlewatkan.
3) Makmum tidak boleh mendahului gerakan imam. Jika makmum tiga kali
berturut-turut mendahului imam, batallah shalatnya makmum.
2
https://goffrot.blogspot.com/2018/06/rencana-pelaksanaan-pembelajaran-r-p-p.html Diakses pada
tanggal 18 maret 2020

7
4) Makmum memperhatikan atau mendengarkan ayat yang dibaca imam.
5) Makmum berada di belakang imam.
6) Makmum yang depan hendaklah yang hafal bacaan Al-Qur’an. Hal ini
untuk menjaga kemungkinan jika imam lupa dalam bacaan, ia dapat
segera memperbaikinya. Selain itu, apabila imam batal, dia dapat segera
menggantikannya.
7) Apabila Imam lupa gerakan shalat, makmum laki-laki yang di belakang
memperingatkannya dengan ucapan “subhanallaah”, Apabila makmum
perempuan mau memperingatkan imam, makmum menepuk punggung
tangan kirinya dengan telapak tangan kanan.
8) Mengerjakan ibadah salat yang sama dengan imam.
9) Tidak boleh beranggapan bahwa shalatnya harus diulangi sebab tidak sah.
10) Jika datang terlambat, maka makmum akan menjadi masbuk yang boleh
mengikuti gerakan imam sama seperti makmum lainnya, namun setelah
imam salam. Makmum masbuk menambah jumlah rakaat yang tertinggal. 3

11) Makmum tidak boleh berimam kepada orang yang bodoh, yaitu
orang yang tidak bisa membaca Al-Qur’an.

3. Macam-macam Makmum

Salat berjamaah harus memiliki makmum. Tanpa makmum, salat berjamaah tidak
dapat dilaksanakan. Makmum salat jamaah ada 2 yaitu:

a. Makmum Muwafik

Makmum muwafik mengikuti imam sejak awal hingga akhir. Makmum


muwafik mengikuti sejak takbiratul ihram hingga salam.

b. Makmum Masbuk

Makmum Masbuk adalah makmum yang datang terlambat. Makmum masbuk


tertinggal gerakan dari imam. Makmum masbuk wajib mengganti rakaat. Satu
dirakaat diganti satu rakaat. Dua rakaat diganti dua rakaat. 4

3
Kamarudin, Amin, Fikih Buku Siswa Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 kelas II , (Jakarta:
Kementerian Agama, 2015), 30.
4
Ust. Abdul Mu’iz, Panduan Sholat Lengkap, (Jakarta: Pustaka Makmur, 2009), 115

8
Seseorang yang menjadi makmum masbuk harus melakukan hal-hal berikut:

1.) Apabila imam belum rukuk, hendaknya ia membaca Surah Al-Fatihah.


Makmum masbuk lalu mengikuti salatnya imam.
2.) Apabila imam sedang rukuk. Makmum takbir dan segera mengikutinya.
Makmum ini tetap mendapat satu rakaat.
3.) Apabila makmum datang setelah imam rukuk, misalnya iktidal atau sujud.
Makmum takbir dan segera mengikuti gerakannya. Makmum ini
tertinggal rakaat salat. Rakaat harus ditambah sesuai ketentuan.
Tambahan salat dikerjakan setelah imam salam.
4.) Apabila imam sedang duduk tasyahud akhir, makmum masbuk takbir dan
mengikutinya. Tasyahud akhir itu tidak terhitung rakaat. Makmum harus
menambahkan rakaat sesuai ketentuan.
4. Pengaturan Saf
Salah berjamaah dilaksanakan bersama-sama. Jamaah membentuk barisan-
barisan. Barisan dalam salat berjamaah disebut saf. Susunan saf salat
berjamaah yaitu laki-laki dewasa berada di saf paling depan. Anak laki-laki di
belakang laki-laki dewasa. Anak perempuan berada di belakang anak laki-
laki. Perempuan dewasa menutup saf. Perempuan dewasa berada di barisan
paling belakang. 5

Keterangan tersebut menjelaskan tentang susunan makmum.


a. Jika ada dua laki-laki atau dua perempuan saja.
1.) Satu menjadi makmum dan satu menjadi imam.
2.) Makmum berada di sebelah kanan imam.
b. Jika makmum terdiri dari dua orang atau lebih.
1.) Membuat barisan sendiri di belakang imam.
2.) Jika makmum yang kedua adalah masbuk, dia menepuk pundak
makmum pertama.
3.) Makmum pertama melangkah mundur dan membuat barisan tanpa
membatalkan salat.
c. Jika terdiri makmum laki-laki dan makmum perempuan.
1.) Makmum laki-laki berada di belakang imam.

5
Puji Prihwanto, Fikih untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas II Semester 2 . . . , 11

9
2.) Makmum perempuan di belakang makmum laki-laki.
d. Jika ada anak-anak.
1.) Anak-anak berada di belakang makmum laki-laki dewasa.
2.) Disusul dengan makmum anak perempuan.
3.) Terakhir adalah makmum perempuan dewasa.

C. Hikmah Salat Berjamaah


Salat berjamaah dianjurkan dilaksanakan di masjid atau musala. Jika berhalangan,
salat berjamaah dapat dilakukan di rumah. Salat berjamaah banyak manfaatnya.
Berikut hikmah dan manfaat salat berjamaah di antaranya:
1. Mendapat pahala sebanyak dua puluh tujuh derajat.
2. Membebaskan kita dari pengaruh setan.
3. Tiap langkahnya menuju masjid atau tempat salat berjamaah yang lain diangkat
kedudukannya satu derajat.
4. Dihapuskan baginya satu dosa.
5. Didoakan malaikat.
6. Saling mengenal dan mengasihi sesama umat muslim.
7. Membiasakan hidup teratur.
8. Membiasakan diri disiplin melalui waktu-waktu salat yang sudah ditentukan.
9. Menambah keakraban dan persatuan sesama muslim.
10. Melatih kerja sama dan kekompakkan.
11. Menambah semarak syiar Islam.
12. Bagi para pemimpin, ia akan semakin dekat dengan yang dipimpinnya,
karena bisa bertukar pikir secara santai. 6

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

6
Kamaruddin, Amin, Fikih Buku Siswa Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 kelas II, (Jakarta:
Kementerian Agama, 2015), 33.

10
Salat berjamaah adalah salat yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih di
tempat yang sama, salat yang sama dan waktu yang sama. Hukum melaksanakan
salat berjamaah adalah sunah muakkad artinya sangat dianjurkan pelaksanaannya.
Selain salat wajib, salat sunah yang dikerjakan berjamaah antara lain: salat idul
fitri, Idul adha, salat tarawih dan salat witir di bulan ramadhan, salat gerhana dan
salat istisqa’.

Ketentuan salat berjamaah di antaranya: Dilaksanakan dua orang atau lebih


yang satu menjadi imam dan yang lainnya menjadi makmum, melaksanakan salat
yang sama, dan dilaksanakan pada waktu dan tempat yang sama.

Hikmah dan manfaat salat berjamaah di antaranya: mendapat pahala 27


derajat, membebaskan kita dari pengaruh setan, dihapuskan baginya satu dosa,
didoakan malaikat, menambah keakraban dan persatuan sesama muslim, dan
menambah semarak syiar Islam.

B. Saran
Dalam pengerjaan makalah ini, saya sudah berusaha semaksimal mungkin.
Tetapi karena keterbatasan waktu, kemampuan, dan pengetahuan, saya menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari pembaca sangat saya harapkan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan
makalah.

DAFTAR RUJUKAN

Prihwanto. Puji. Fikih untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas II Semester 2. Sukoharjo:


CV. Sindunata. 2017

11
Amin. Kamarudin. Fikih Buku Siswa Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 kelas
II. Jakarta: Kementerian Agama. 2015

Abdul. Mu’iz. Ust. Panduan Sholat Lengkap. Jakarta: Pustaka Makmur. 2009

https://goffrot.blogspot.com/2018/06/rencana-pelaksanaan-pembelajaran-r-p-
p.html Diakses pada tanggal 18 maret 2020

12

Anda mungkin juga menyukai