Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH IBADAH AKHLAK “SHOLAT”

Disusun Oleh :
Irsana Ahmad (2103015061)
Budi Eka Saputra (2103015140)
Arfan Maulana Adam (2103015081)
Irwansyah (2103015072)
TI 3B
Dosen Pengampu : Arif Hamzah
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR.HAMKA
TAHUN AKADEMIK 2021 – 2022

1
A. PENDAHULUAN

Sholat Fardhu yang lima waktu merupakan ibadah maktubah yang wajib
dilaksanakan oleh seluruh umat muslim sebagain bukti kedari ketaatan, kepatuhan dan
ketundukan pada perintah Allah SWT dengan syarat dan rukun yang melekat di
dalamnya. Disisi lain difahami bahwa dasar dan tujuan penciptaan manusia di muka
bumi ini adalah untuk mengabdi,menyembah dan beribadah kepada Allah SWT selaku
sang Khalik yang Maha Tunggal, Pemilik seluruh alam semesta.Sesungguhnya
pelaksanaan sholat yang benar dan konsisten sangat mempengaruhi proses
pembentukan karakter pelakunya dalam tindakan,ucapaan maupun prilaku dalam
kehidupan personal maupun sosialnya terlebih lagi dalam diri mahasiswa sebagai
kumpulan masyarakat intelektual yang diharapkan menjadi generasi religius yang taat
dan penerus estafet sebagai intelektual muslim yang handal dalam ke-ilmu an yang
dimiliknya. Dunia kampus dalam hal ini Universitas Muhammadiyah Prof Dr. hamka yang
merupakan universitas yang menjadi sebuah wadah sarana dan prasana bagi mahasiswa
dalam menjalankan aktivitas pembelajaran dan pendidikan timbal balik dari pendidik
dan mahasiswa itu sendiri diharapkan mampu melahirkan masyarakat intelektual yang
religious tersebut.
Shalat lima waktu merupakan latihan pembinaan disiplin pribadi, untuk secara
teratur dan terus menerus melaksanakannya pada waktu yang ditentukan dan sesuai
dengan rukunnya sehingga akan terbentuk kedisiplinan pada diri individu tersebut.
Keterangan diatas menunjukkan bahwa pentingan memahami tata cara sholat dengan
baik dan benar. Makalah ini bertujuan agar mahasiswa mampu memahami sholat sesuai
HPT Muhammadiyah, mahasiswa mampu mempraktekkan sholat sesuai HPT
Muhammadiyah, Mahasiswa mampu membedakan sholat fardu dan sholat sunnah,
mahasiswa terampil mempraktekkan sholat sunnah.

2
B. PEMBAHASAN
1) Bacaan dan Gerakan Sholat Menurut HPT Muhammadiyah
a) Berdiri bagi yang mampu
Rukun pertama yang harus kita penuhi sebelum melaksanakan shalat
adalah berdiri tegak, menghadap kiblat dan berniat ikhlas karena Allah.
b) Niat dan Takbiratul ikhram
Rasulullah saw mengajarkan kepada umatnya bahwasannya setiap
perbuatan yang akan kita lakukan tergantung pada niatnya. Jika niat yang kita
tanamkan dalam hati baik, maka pahala yang akan kita dapatkan juga akan baik.
Begitupun juga sebaliknya.
Bacaan doa iftitah :
Allahumma baaid baynii wa bayna khotoyaaya
kamaa baa’adta baynal masyriqi wal maghrib. Allahumma
naqqinii min khotoyaaya kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu
minad danas. Allahummagh-silnii min khotoyaaya bil maa-
iwats tsalji wal barod.

Membaca surat al fatiha :


Membaca Surat Al Fatihah merupakan suatu hal yang wajib
dilakukan ketika shalat setiap rakaatnya.

c) Ruku dan Tuma’ninah

Ruku’ dilakukan dengan melapangkan punggung dengan


leher dan kedua belah tangan memegang lutut sembari
membaca doa:
Subhaanakallaahumma rabbanaa wabihamdika
Allaahummagh firlii

3
d) I’tidal setelah rukuk dan Thuma’ninah
Rukun I’tidal ini dilakukan dengan mengangkat kedua belah tangan
seperti dalam takbiratul ihram. Dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah
terdapat bacaan doa ketika bersamaan mengangkat kedua belah tangan:
Sami’allaahu liman hamidah
Setelah itu membaca doa:
Allahumma robbana lakal hamdu mil us samaa waa ti wa mil ul ardhi wa mil
umaa syi’ta syai in ba’du
e) Sujud dua kali dalam satu rakaat
Rukun ini dilakukan dengan takbir, letakkan
kedua lutut dan jari kakimu diatas tanah,
lalu kedua tanganmu, kemudian dahi dan
hidung. Dengan menghadapkan ujung jari
kakimu ke arah kiblat serta meregangkan
tanganmu daripada kedua lambungmu
dengan mengangkat sikumu Dalam
Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah
terdapat beberapa bacaan doa ketika sujud
yaitu:
Subhaanakallah humma rabbanaa wa bihamdikallahummaghfirlii
Ataupun dengan salah satu doa Nabi Muhammad saw:
Subhaana Rabbiyal a’laa
Atau berdoa:
Subbuuhun quddusun rabbul malaaikati warruuh
f) Duduk di antara dua sujud
Duduk diantara dua sujud ini dilakukan dengan mengangkat kepala
seraya bertakbir dan duduk tenang. Terdapat bacaan doa kerika duduk diantara
dua sujud sesuai dengan Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah:

Allaahummaghfirlii warhamnii wajburnii wahdinii warzuqnii

g) Bacaan Sholat: Tasyahud Akhir

Attahiyyaatu lillaahi washsholawaatu waththoyyibaat. Assalaamu ‘alaika


ayyuhannabiyyu warohmatullaahi wabarokaatuh. Assalaamu’alainaa wa’ala

4
‘ibaadillaahi shshoolihiin. Asyhadu anlaa ilaaha illallaah waasyhadu
annamuhammadan ‘abduhu warosuuluh.

Membaca Sholawat :

Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa shollaita ‘ala
Ibroohim wa ‘ala aali Ibrohim, innaka hamidun majiid. Allahumma baarik ‘ala
Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa baarokta ‘ala Ibrohim wa ‘ala aali
Ibrohimm innaka hamidun majiid

Kemudian membaca doa untuk memohon perlindungan:

Allaahumma inni a’uudzubika min ‘adzaabil qabri wa min ‘adzaabinnaari


jahannama wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min fitnatil masiihid dajjaal.

h) Salam

Menurut hadist Rasulullah saw dari Ali bin Abi Thalib bahwasannya kunci
pembuka shalat itu wudhu, permulaannya takbir dan penghabisannya salam.

2) Hal – hal yang membatalkan sholat

Menurut Kitab Safinatunnajah, Perkara yang membatalkan shalat ada empat belas, yaitu:

1) Berhadats (seperti kencing dan buang air besar)


2) Terkena najis, jika tidak dihilangkan seketika, tanpa dipegang atau diangkat
(dengan tangan atau selainnya).
3) Terbuka aurat, jika tidak dihilangkan seketikas.
4) Mengucapkan dua huruf atau satu huruf yang dapat difaham.
5) Mengerjakan sesuatu yang membatalkan puasa dengn sengaja.
6) Makan yang banyak sekalipun lupa.
7) Bergerak dengan tiga gerakan berturut-turut sekalipun lupa.
8) Melompat yang luas.
9) Memukul yang keras.
10) Menambah rukun fi’li dengan sengaja.
11) Mendahului imam dengan dua rukun fi’li dengan sengaja.
12) Terlambat denga dua rukun fi’li tanpa udzur.
13) Niat yang membatalkan shalat.
14) Mensyaratkan berhenti shalat dengan sesuatu dan ragu dalam
memberhentikannya.

3) Sholat berjamaah

a) Keutamaan sholat berjamaah

5
Dalil tentang keutamaan shalat berjamaah kita peroleh dari hadits Ibnu Umar,
yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

ً‫صالَ ِة ْالفَ ِّذ بِ َسب ٍْع َو ِع ْش ِر ْينَ َد َر َجة‬ َ ‫صالَةُ ْال َج َما َع ِة َأ ْف‬
َ ‫ض ُل ِم ْن‬ َ

”Shalat jama’ah melebihi shalat sendirian dengan (pahala) dua


puluh tujuh derajat.”
(Muttafaqun ‘alaih Fathul Bari II: 131 nomor 645; Muslim I: 450 nomor 650;
Tirmidzi I: 138 nomor 215; Nasa’i II nomor 103 dan Ibnu Majah I: 259 nomor
789).

b) Tata cara sholat berjamaah

Bagaimana shalat jamaah dilaksanakan? Ada beberapa topik terkait


dengan pelaksanaan shalat berjamaah, yakni: penetapan imam, posisi imam dan
makmum, cara makmum menyusul karena terlambat (masbuq), ahlaq sebagai
imam, ahlaq sebagai makmum terhadap imam, keutamaan setelah shalat.

Penetapan imam.  Untuk menetapkan imam yang didahulukan ialah orang yang
lebih banyak memiliki hafalan Al Quran dan lebih memahami hukum Islam.
Apabila di kalangan para jamaah itu dinilai setara, maka didahulukan yang lebih
pandai dan lebih mengetahui tentang sunnah-sunnah Nabi SAW. Kriteria lainnya
adalah didahulukan orang yang lebih dahulu berhijrah. Apabila sama juga, maka
didahulukan yang lebih tua usianya.

Jika datang terlambat. Orang yang datang terlambat itu (disebut masbuq),


berusaha bergabung dengan shalat jamaah yang sedang berlangsung dan tidak
mendirikan shalat sendiri. Terlebih lagi kalau dia hanya sendirian. Untuk keadaan
seperti ini sunnah Nabi menuntunkan sebagai berikut: Dia takbiratul ihram lebih
dulu, lalu takbir untuk mengikuti gerakan yang paling mungkin dia ikuti. Kalau dia
menemukan imam sudah sujud, maka dia langsung mengikuti imam —
pendeknya dia mengikuti imam dalam keadaan imam sedang melakukan gerakan
shalat apapun. Kalau saja saat dia bergabung imam sudah dalam keadaan tahiyat
akhir —sehingga tinggal menunaikan salam— maka dia langsung duduk
bersimpuh tahiyat akhir. Namun ketika imam mengucap salam, dia tidak
mengikuti salam, melainkan bangkit berdiri dan menggenapkan kekurangan
jumlah rakaatnya. Jika dia bergabung tadi masih sempat mengikuti ruku’, maka
dia dihitung sudah mengikuti 1 (satu) rakaat. Tapi kalau dia bergabung tepat saat
imam mengucap “samiallahu liman hamidah”, maka itu belum dihitung satu
rakaat. Jadi dia menggenapkan kekurangannya.

Posisi imam dan makmum dalam shalat jamaah

6
Berdasar dalil Sunah Nabi SAW yang sahih dan makbulah, posisi imam dan
makmum adalah sebagai berikut:

1. Jika imam dan makmum sama-sama laki-laki, dan makmum pun hanya
seorang, maka dia berdiri di sebelah kanannya sejajar dengan posisi imam.

2. Jika imam laki-laki diikuti satu atau lebih jamaah perempuan, maka posisi
makmum berada di belakang imam.

3. Jika imam dua orang atau lebih dan semuanya sama jenis kelaminnya:
Makmum berdiri membentuk shaf di belakang imam. Shaf dibentuk dimulai
tepat dari belakang imam, terus dipenuhi ke sebelah kanan, baru diteruskan
dengan memenuhi sebelah kiri imam dan kirinya lagi sampai penuh.

4. Jika makmumnya laki-laki dan perempuan, maka makmum laki-laki di depan,


lalu makmum perempuan di belakang makmum laki-laki. Ini berlaku untuk
jumlah berapapun makmumnya. Cara menyusun shafnya dimulai dari tengah
(tepat di belakang imam), lalu untuk lebih afdal dengan memenuhi dulu sisi
kanan dari belakang imam diteruskan dari belakang imam ke kiri.

1. Imam perempuan jika diikuti oleh makmum perempuan mengikuti


tatacara sebagai berikut:
o Untuk makmum seorang, berdiri di sebelah kanan imam:
o Untuk makmum perempuan lebih dari seorang dan bahkan
dengan shaf yang lebih dari satu, posisi imam berada di
tengah-tengah shaf pertama, lalu shaf berikutnya berjajar di
belakangnya:

4) Sholat sunnah
a) Perbedaan sholat fardu dan sholat sunnah
Pengertian wajib/fardu adalah: perbuatan yang apabila dilakukan
mendapat pahala dan jika ditinggalkan berdosa. sedangkan sunnah adalah:
perbuatan yang apabila dikerjakan mendapat pahala namun jika ditinggalkan
tidak berdosa.
jadi, perbedaan sholat wajib/fardu dan sholat sunnah adalah: sholat wajib harus
dikerjakan karena jika ditinggalkan berdosa, sholat sunnah boleh dikerjakan dan
mendapat pahala jika ditinggalkan tidak berdosa.
b) Kedudukan sholat sunnah

Seorang muslim yang berpikiran positif, niscaya akan


berusaha menyempurnakan ibadah kepada Allah dengan shalatnya. Cara

7
membuat shalat itu sempurna adalah dengan menjaga agar shalat wajib
dilakukan on time (di awal waktu) dan dengan berjamaah.

Karena adanya kemungkinan hal tersebut belum bisa ditunaikan sepenuhnya,


maka ia mencari cara penyempurnaan itu dengan melakukan shalat-shalat
sunnah. Bahkan, seandainya shalat wajib sudah bisa dilaksanakan tepat waktu
dan berjamaah, masih terbuka kemungkinan bagi kita untuk melakukan upaya
penyempurnaan itu.

Rasulullah SAW, melalui teladan dalam kehidupan sehari-hari, sudah


menyediakan fasilitas bagi kita untuk berupaya ke arah penyempurnaan ibadah
kita dengan menetapkan pelbagai pilihan shalat-shalat sunnah yang beragam.
Berdasar dalil-dalil yang kuat ada tiga shalat sunnah yang dapat kita lakukan
secara rutin, yakni:

 Rawatib, shalat sunnah yang dikerjakan antara azan dan iqamah, kecuali yang
pelaksanaannya setelah shalat wajib;
 Dhuha’, dikenal sebagai shalat tanda syukur dan gembira kepada Allah;
 Shalat tahajud, shalat malam yang dilaksanakan sesudah tengah malam dan
setelah tidur.

c) Macam – macam sholat sunnah

a. Shalat Sunah Tahajud


Shalat sunah tahajud adalah shalat yang dikerjakan pada waktu tengah
malam diantara shalat isya’ dan shalat shubuh setelah bangun tidur. Jumlah
rokaat shalat tahajud minimal dua rokaat hingga tidak terbatas. Saat hendak
kembali tidur sebaiknya membaca ayat kursi, surat al-ikhlas, surat al-falaq dan
surat an-nas.
b. Shalat Sunah Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan pada pagi hari antara
pukul 07.00 hingga jam 10.00 waktu setempat. Jumlah roka'at shalat dhuha
minimal dua rokaat dan maksimal dua belas roka'at dengan satu salam setiap
dua roka'at. Manfaat dari shalat dhuha adalah supaya dilapangkan dada dalam
segala hal, terutama rejeki. Saat melakukan sholat dhuha sebaiknya membaca
ayat-ayat surat al-waqi'ah, adh-dhuha, al-quraisy, asy-syamsi, al-kafirun dan al-
ikhlas.
c. Shalat Sunah Istikharah
Shalat istikharah adalah shalat yang tujuannya adalah untuk
mendapatkan petunjuk dari Allah SWT dalam menentukan pilihan hidup baik
yang terdiri dari dua hal/perkara maupun lebih dari dua. Hasil dari petunjuk Allah
SWT akan menghilangkan kebimbangan dan kekecewaan di kemudian hari.
Setiap kegagalan akan memberikan pelajaran dan pengalaman yang kelak akan
berguna di masa yang akan datang.

8
Contoh kasus penentuan pilihan :
- Memilih Jodoh Suami/Istri
- Memilih Pekerjaan
- Memutuskan Suatu Perkara
- Memilih Tempat Tinggal, Dan Lain Sebagainya.
Dalam melakukan shalat istikharah sebaiknya juga melakukan, puasa sunah,
shodaqoh, zikir, dan amalan baik lainnya.
d. Shalat Sunah Tasbih
Shalat tasbih adalah solat yang bertujuan untuk memperbanyak
memahasucikan Allah SWT. Waktu pengerjaan shalat bebas. Setiap rokaat
dibarengi dengan 75 kali bacaan tasbih. Jika shalat dilakukan siang hari, jumlah
rokaatnya adalah empat rokaat salam salam, sedangkan jika malam hari dengan
dua salam.
e. Shalat Sunah Taubaz
Shalat taubat adalah shalat dua roka'at yang dikerjakan bagi orang yang
ingin bertaubat, insyaf atau menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukannya
dengan bersumpah tidak akan melakukan serta mengulangi perbuatan dosanya
tersebut. Sebaiknya shalat sunah taubat dibarengi dengan puasa, shodaqoh dan
sholat.
f. Shalat Sunah Hajat
Shalat Hajat adalah shalat agar hajat atau cita-citanya dikabulkan oleh
Allah SWT. Shalat hajat dikerjakan bersamaan dengan ikhtiar atau usaha untuk
mencapai hajat atau cita-cita. Shalat sunah hajat dilakukan minimal dua rokaat
dan maksimal dua belas bisa kapan saja dengan satu salam setiap dua roka'at,
namun lebih baik dilakukan pada sepertiga terakhir waktu malam.
g. Shalat Sunah Safar
Shalat safar adalah sholat yang dilakukan oleh orang yang sebelum
bepergian atau melakukan perjalanan selama tidak bertujuan untuk maksiat
seperti pergi haji, mencari ilmu, mencari kerja, berdagang, dan sebagainya.
Tujuan utamanya adalah supaya mendapat keridhoan, keselamatan dan
perlindungan dari Allah SWT.
h. Shalat Sunah Rawatib.
Shalat sunah rawatib dilakukan sebelum dan setelah shalat fardhu. Yang
sebelum Shalat Fardhu disebut shalat qobliyah, dan yang setelah shalat fardhu di
sebut shalat Ba'diyah. Keutamaannya adalah sebagai pelengkap dan penambal
shalat fardhu yang mungkin kurang khusu atau tidak tumaninah.
i. Shalat Sunah Istisqho’
Shalat sunah ini di lakukan untuk memohon turunnya hujan. Dilakukan
secara berjamaah saat musim kemarau.
j. Shalat Sunah Witir
Shalat sunah witir dilakukan setelah sampai sebelum fajar. bagi yang
yakin akan bangun malam diutamakan dilakukan saat sepertiga malam setelah
shalat Tahajud. Shalat witir disebut juga shalat penutup. Biasa dilakukan

9
sebanyak tiga rakaat dalam dua kali salam, dua rakaat pertama salam dan
dilanjutkan satu rakaat lagi.

k. Shalat Tahiyatul Masjid


Shalat tahiyatul masjid ialah shalat untuk menghormati masjid.
Disunnahkan shalat tahiyatul masjid bagi orang yang masuk ke masjid, sebelum
ia duduk. Shalat tahiyatul masjid itu dua raka’at.
l. Shalat Tarawih
Shalat Tarawih yaitu shalat malam pada bulan ramadhan hukumnya
sunnah muakad atau penting bagi laki-laki atau perempuan, boleh dikerjakan
sendiri-sendiri dan boleh pula berjama’ah.
m. Shalat Hari Raya (Idul Adha dan Idul Fitri)
Sebagaimana telah diterangkan bahwa waktu shalat hari raya idul fitri
adalah tanggal 1 syawal mulai dari terbit matahari sampai tergeincirnya. Akan
tetapi, jika diketahui sesudah tergelincirnya matahari bahwa hari itu tanggal 1
syawal jadi waktu shalat telah habis, maka hendaklah shalat di hari kedua atau
tanggal 2 saja. Sedangkan untuk shalat hari raya Idul Adha tanggal 10 Dzulhijjah.
n. Shalat Dua Gerhana
Kusuf adalah gerhana matahari dan khusuf adalah gerhana bulan. Shalat
kusuf dan khusuf hukumnya sunnah muakaddah berdasarkan sabda Nabi saw.
Yang artinya :
“Sesungguhnya matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena kematian
seseorang maupun kehidupannya. Maka apabila kalian menyaksikan itu,
hendaklah kalian shalat dan berdoa kepada Allah Ta’ala.” (H.R. Syaikhain).

10
C. PENUTUP
1) Kesimpulan
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah
kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan. Sedangkan secara
hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan
takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan
kesempurnaan kekuasaan-Nya atau melahirkan hajat dan keperluan kita kepada
Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua –
duanya. Orang beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang telah
diperintahkan oleh Allah SWT, serta sesuai dengan yang dicontohkan oleh
Rasulullah Saw. Selain itu sholat juga mempunyai banyak manfaat bagi
kehidupan manusia, untuk kesehatan manusia itu sendiri, ketenangan hati dan
pikiran, dan keselamatan di akhirat karena amal yang pertama dihisab adalah
sholat.
2) Saran
Sholat sebagai suatu tarbiyyah yang begitu luar biasa yang mengajarkan
kebaikan dalam segala aspek kehidupan, sebagai pencegah kemungkaran dan
kemaksiatan, sebagai pembeda antara orang yang beriman dan orang yang kafir,
sholat sebagai syariat dari Allah dalam kehidupan, semoga dapat difahami,
diamalkan dan diaplikasikan dengan benar dalam kehidupan kita. Kebenaran
datang dari Allah semata dan kesalahan-kesalahan takkan lepas dari kami
sebagai manusia yang memiliki banyak kekurangan. Maka teruslah berusaha
untuk menjauhi segala yang menjadi larangannya dan melaksanakan segala
perintahnya, meneladani Nabi kita Nabi Muhammad SAW.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://suaramuhammadiyah.id/2022/09/05/bacaan-sholat-muhammadiyah-lengkap/
https://muhammadiyah.or.id/keutamaan-tatacara-shalat-berjamaah/
Kitab Safinatunnajah
https://muhammadiyah.or.id/shalat-sunnah-yang-utama/
https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-purworejo/
agribusiness/makalah-aik-kelompok-3-shalat/10187734

12

Anda mungkin juga menyukai