Anda di halaman 1dari 5

Niat dan Tata Cara Sholat Dhuha

Tata cara sholat dhuha adalah dimulai dengan niat sholat dhuha, takbirotul ihrom, membaca
doa iftitah, membaca alfatihah, membaca surat ad-dhuha atau ayat al quran lainnya, dan
seterusnya.

Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan orang islam pada waktu matahari naik hingga
mencapai waktu sebelum dhuhur.

Umat islam pasti sangat akrab dengan sholat dhuha, karena sholat dhuha adalah salah satu sholat
sunnah yang istimewa dengan keutamaan yang luar biasa.

Sholat dhuha memiliki berbagai keutamaan, salah satunya adalah untuk permohonan ampunan
dosa.

Sesuai dengan sabda Rassulullah SAW: “Barang siapa yang mengerjakan sholat dhuha dan
mampu menjaganya setiap waktu, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya. Sekalipun
dosa-dosanya itu sebanyak seperti buih di lautan”

Selain itu, keutamaan sholat dhuha lainnya yaitu mengerjakan dua rakaat sholat dhuha berpahala
360 sedekah. Hal ini berkaitan dengan keutamaan sholat dhuha yang mampu memperlancar
rezeki.

Termuat dalam hadits riwayat muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih
adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir
adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang berbuat mungkar
adalah sedekah. Semua itu dapat diganti dengan shalat dhuha dua rakaat”.

Beberapa Keutamaan Sholat Dhuha

Dari keutamaan yang disampaikan diatas, terdapat beberapa keutamaan sholat dhuha lainnya
yang wajib diketahui antara lain:

1. Sholat dhuha adalah wasiat amalan harian dari Rasulullah

Seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah pernah mewasiatkan kepada Abu
Hurairah untuk menjadikan sholat dhuha sebagai amalan ajaran islam yang dilakukan setiap hari.

“kekasihku – Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mewasiatkan tiga hal padaku: berpuasa
tiga hari setiap bulannya, melaksanakan sholat dhuha dua rakaat dan sholat witie sebelum
tidur”.(Mutafaq ‘alaih)
2. Sholat Awwabin

Sholat awwabin berarti sholatnya orang-orang taat. Seorang muslim yang melakukan sholat
dhuha secara rutin dicatat sebagai orang-orang yang taat.

Dalam hadits riwayat Ibnu Khuzaimah, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata:

“Kekasihku (Muhammad) mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang aku tidak


meninggalkannya: agar aku tidak tidur kecuali setelah melakukan shalat witir, agar aku tidak
meninggalkan dua rakaat shalat dhuha karena ia adalah shalat awwabin serta agar aku
berpuasa tiga hari setiap bulan.”

3. Dicukupkan rezekinya

Keutamaan melaksanakan sholat dhuha empat rakaat mampu memberikaan kecukupan rezeki,
seperti firman Allah dalam hadits qudsi

Allah ‘Azza wa jalla berfirman,” wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat
diawal harimu, niscaya aku cukupkan untukmu disepanjang hari itu.” (HR. Ahmad)

4. Berpahala seperti orang pergi Haji dan Umroh

Keutamaan sholat dhuha akan mendapatkan pahala setara orang naik haji dan umroh. Sesuai
yang diriwayatkan Anas bin Malik RA, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalla bersabda:

“Barang siapa melaksanakan sholat subuh berjamaah kemudian ia duduk sambil berdzikir pada
Allah hingga terbit matahari, lalu ia mengerjakan shalat dua rakaat, maka ia seperti
memperoleh pahalanya haji dan umroh.” (HR. Tirmidzi No. 586)

Keutamaan sholat dhuha sungguhlah luar biasa apabila kita dapat melaksanakan rutin setiap hari.
Hal ini yang menyebabkan melaksanalan sholat dhuha adalah suatu yang dianjurkan.

Waktu Pelaksanaan Tata Cara Sholat Dhuha

Waktu pelaksanan sholat dhuha dilakukan setelah beberapa jam sejak matahari terbit (naik)
hingga condong ke barat. Waktu melaksanakan sholat dhuha di Indonesia, terbentang selama
beberapa jam setelah 20 menit matahari terbit hingga 15 menit sebelum waktu dhuhur.

Terdapat waktu terbaik mengerjakan sholat dhuha yaitu diwaktu seperempat siang (diwaktu
akhir), hal ini ditandai dengan keadaan yang semakin panas.

Sesuai dengan hadits yang diriwayatkan Zaid bin Arqam :

“Tidakkah mereka mengetahui bahwa sholat diselain waktu ini lebih utama. Seseungguhnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘shalat orang-orang awwabin (taat; kembali
pada Allah) adalah ketika anak unta mulai kepanasan.” (HR. Muslim)
Niat dan Tata Cara Sholat Dhuha

Sebelum mengerjakan sholat dhuha terlebih dahulu diawali dengan niat. Niat tersebut dapat
dilafalkan dalam hati dan dapat juga dilafalkan.

Niat sholat dhuha adalah usholli sunnatadh dhuha rok’ataini lillaahi ta’aalaa.

(Usholli sunnatadh dhuha rok’ataini lillaahi ta’aalaa)

Artinya: “Aku niat sholat sunnah dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala”.

Tata cara mengerjakan sholat dhuha sebetulnya sama dengan sholat sunnah lain pada umumnya
yaitu dua rakaat sholat dan satu salam. Perbedaan tata cara sholat dhuha dari sholat-sholat sunah
lainnya terletak pada niat, doa dan waktunya.

Sholat dhuha dilakukan minimal dua rakaat. Namun, terkadang Rasulullah mengerjakan sholat
dhuha sebanyak empat rakaat, pernah juga beliau mengerjakan sholat dhuha sebanyak 8 rakaat.

Hal ini sesuai dengan hadist yang diriwayatkan Ummu Hani’ binti Abi Thalib, “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasalla pernah mengerjakan sholat sebanyak 8 rakaat. Pada setiap dua
rakaat, beliau mengucapkan salam.” (HR. Abu Dawud).
Tata Cara Sholat Dhuha dua rakaat

Begitulah tata cara sholat dhuha, setelah mengerjakan sholat dhuha dianjurkan untuk berdoa.

Doa Sholat Dhuha

Setelah mengerjakan sholat dhuha, dianjurkan pula untuk membaca doa sebagai berikut
(Alloohumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka,
wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka wal ‘ishmata ‘ishmatuka. Alloohumma
inkaana rizqii fis samaa-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’assiron
fayassirhu, wa inkaana harooman fathohhirhu, wa inkaana ba’iidan faqorribhu bihaqqi dhuhaa-
ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudrotika aatinii maa aataita ‘ibaadakash
shoolihiin)

Artinya : Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah
keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan
adalah kekuasaan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di
atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar
mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-
Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu dan kekuasaan-Mu, berikanlah kepadaku apa
yang Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang shalih”.

Doa ini sangat popular digunakan umat muslim di seluruh dunia, doa ini dicantumkan oleh Asy
Syarwani dalam Syarh Al Minhaj dan disebut pula oleh Ad Dimyathi dalam I’anatuth Thaliniin.

Anda mungkin juga menyukai