Anda di halaman 1dari 24

MODUL PEMBELAJARAN

BAB XII
SHALAT SUNNAH BERJAMAAH DAN MUNFARID

Standar Kompetensi : Mengaplikasikan Shalat Berjamaah dalam Kehidupan Sehari-


hari
Kompetensi Dasar : 12.1. Memahami Ketentuan-Ketentuan Shalat Berjamaah
12.2. Menyebutkan contoh-contoh sholat sunnah berjamaah dan
munfarid.
12.2. Mempraktekan sholat sunnah berjamaah dan munfarid
dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator : 1. Menyebutkan pengertian shalat berjamaah


2. Menjelaskan hukum shalat berjamaah
3. Menjelaskan keutamaan shalat berjamaah
4. Menjelaskan syarat-syarat shalat berjamaah
5. Menjelaskan syarat-syarat menjadi imam
6. Menjelaskan syarat-syarat menjadi makmum
7. Menjelaskan jenis-jenis makmum
8. Menjelaskan makmum muwafiq
9. Menjelaskan makmum masbuk
10. Menjelaskan Halangan Shalat Berjamaah
11. Menjelaskan shalat-shalat yang disunahkan
berjamaah
12. Menjelaskan Hikmah Shalat Berjamaah
13. Menjelaskan macam-macam sholat sunnah
berjamaah dan munfarid
14. Menjelaskan Tata Cara Menjadi Imam
15. Menjelaskan Tata Cara Menjadi Makmum
16. Menjelaskan Tata Cara Pengaturan Shaf
17. Menjelaskan Tata Cara shalat berjamaah
18. Mempraktikan sholat sunnah berjamaah dan
munfarid.
19. Membiasakan melakukan sholat sunnah dalam
kehidupan sehari-hari

A. SHALAT SUNNAH BERJAMAAH


1. Pengertian Shalat Sunnah Berjamaah
Shalat sunnah berjama’ah adalah salat yang dikerjakan secara bersama salah satu
menjadi imam dan yang lain menjadi makmum dengan syarat yang telah ditentukan.
2. Hukum Shalat Sunnah Berjamaah
Hukum shalat berjamaah adalah sunnah muakad, yaitu sunah yang sangat ditekankan/
dipentingkan dalam pelaksanaannnya (sunah yang sangat dianjurkan)
3. Keutamaan Shalat Sunnah Berjamaah
Adapun Keutamaan Shalat Sunnah Berjamaah seperti dijelaskan dalam hadits
Rasulullah SAW :
: ‫عْن َعْبِداهلل َبِن ُعَم ر َر ِض َي اهلل َعْنُه َم ا أن َر ُس وُل اهلل صلى اهلل عليه وسلم قال‬
‫ متق عليه‬.‫صالة اجلماعة افضل من صالة الفد يسبع وعشرين درجة‬
Artinya : Dari Abdullah bin umar r.a sesungguhnya rasulullah SAW bersabda: shalat berjemaah itu
lebih utama dari pada shalat sendirian dengan 27 derajat (HR, Bukhari Muslim)

4. Syarat-Syarat Melaksanakan Shalat Sunnah Berjamaah


a. Syarat-syarat menjadi Imam
1) Wajib laki-laki jika makmumnya laki-laki, perempuan atau laki-laki dan
perempuan . Perempuan boleh menjadi imam asalkan makmum
semuanya perempuan
2) Baligh dan Berakal sehat
3) Fasih membaca Al Qur’an dan cukup hapalannya
4) Mempunyai ilmu agama yang memadai
5) Umurnya lebih tua dari para jamaah yang lainnya
b. Syarat-syarat menjadi makmum
1) Harus mengerti dan mengikuti gerakan imam
2) Tidak boleh mendahului imam
3) Wajib niat mengikuti imam
4) Jenis shalat dan tempatnya harus sama

c. Jenis-jenis makmum
1) Makmum Muwafik, yaitu makmum yang dapat mengikuti imam secara
sempurna dari awal hingga akhir
2) Makmum masbuk, yaitu makmum yang datangnya terlambat
sementara iman sudah melakukan sebagaian rukun shalat ( seperti
sudah baca al fatihah ataupun tertingal rakaat)
Di antara jenis shalat sunah terdapat shalat sunah yang dapat dilaksanakan secara
berjamaah, munfarid, dan ada yang dilaksanakan berjamaah maupun munfarid.

Shalat Sunah dengan


Shalat Sunah Berjamaah Shalat Sunah Munfarid
berjamaah atau munfarid
 Shalat Idain (Shalat  Shalat Tarawih  Shalat Rawatib
Idul Fitri dan Idul  Shalat Witir  Shalat Tahiyatul Masjid
Adha)  Shalat Dhuha  Shalat Tahajud
 Shalat Istisqa’ (Minta  Shalat Istikharah
Hujan)  Shalat Tasbih
 Shalat Kusuf (Gerhana  Shalat Hajat
Matahari) dan Khusuf
(gerhana Bulan)
Shalat sunnah berjamaah yang disebut shalat Idain, seperti : Shalat Tarawih, Shalat
Witir, Shalat Istisqa’ (minta hujan), shalat Gerhana Matahari (Kusuf) dan shalat Gerhana
Bulan (Khusuf)
1. SHALAT ‘IDAIN.
a. Pengertian dan hukum
Idain artinya dua hari raya. Yang dimaksud shalat Idain adalah shalat pada waktu
dua hari raya yakni Hari Raya Idul fitri (1 syawal) dan Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah).
Adapun hukum melaksanakannya adalah sunah muakkad yaitu sunnah yang sangat
dianjurkan.
Rasulullah SAW bersabda:
‫ َأْن ْخُنِر ىِف اْلِعيَد ِن اْل اِت َذ اِت‬-‫صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫الَّن‬ ‫َأَم َر َنا – َتْع ىِن‬
‫ْي َعَو َق َو َو‬ ‫َج‬ ‫َّىِب‬
. ‫اُحْلَّيَض َأْن َيْع َتِز ْلَن ُمَص َّلى اْلُمْس ِلِم َني‬ ‫ِر‬
‫اُخْلُد و َو َأَم َر‬
Artinya:“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami pada saat shalat ‘ied (Idul
Fithri ataupun Idul Adha) agar mengeluarkan para gadis (yang baru beranjak dewasa) dan
wanita yang dipingit, begitu pula wanita yang sedang haidh. Namun beliau memerintahkan
pada wanita yang sedang haidh untuk menjauhi tempat shalat.”

b. Waktu dan tempat pelaksanaan


Waktu mengerjakan shalat sunah Idul Fitri adalah setelah terbitnya matahari
dua penggalah (kurang lebih 3 meter) sampai tergelincirnya matahari. Sedangkan
shalat Idul Adha dimulai setelah matahari terbit satu penggalah. Adapun tempatnya
sebaiknya dilakukan di tanah lapang seperti yang dianjurkan oleh Nabi (kecuali ada
halangan), karena shalat Id itu untuk syiar agama. Namun sebagian ulama’
berpendapat lebih baik dikerjakan di Masjid, karena masjid itu tempat yang mulia dan
suci.
c. Cara Melaksanakan Sholat ‘Ied
1) Niat dalam hati.
Lafal niatnya adalah:

‫ إَم اًم ا هلل تعاىل‬/ ‫ األْض حى َر كَعتِني َم أُموًم ا‬/ ‫ُاَص ّلى ُس نًة ِلعيِد الِف طِر‬
Artinya: Saya niat sholat sunah Idul Fitri/Adha dua rakaat dengan
menjadi makmum/imam karena Allah Ta’ala.”

2) Takbiratul ihram.
3) Membaca doa iftitah.
4) Takbir 7x pada rakaat pertama dan 5x pada rakaat kedua dan diantara takbir
membaca tasbih:

‫ْك‬‫َأ‬ ‫َّل‬‫ل‬‫َا‬ ‫َّل‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫اَّل‬ ‫إ‬ ‫َل‬ ‫إ‬ ‫اَل‬ ‫اَن الَّلِه ا ُد ِلَّلِه‬
‫َبُر‬ ‫ُه‬ ‫َو‬ ‫ُه‬ ‫َه‬ ‫َو‬ ‫َو َحْلْم‬ ‫ُس ْبَح‬
5) Membaca ta’awudz
6) Membaca surat al Fatihah
7) Membaca surat al Qur’an. Sebaiknya surat Qaaf pada rakaat pertama dan surat
Iqtarabat pada rakaat kedua, atau surat al A’laa pada rakaat pertama dan surat al
Ghasyiyah pada rakaat kedua.
8) Setelah shalat Id dilanjutkan dengan khutbah
d. Hal-hal yang disunahkan pada saat hari raya adalah:
1) Memperbanyak Takbir. Pada hari raya ‘Idul
Fitri disunahkan memperbanyak takbir dimulai sejak
terbenamnya matahari dan berakhir ketika imam memulai shalat
‘id. Sedangkan pada hari ‘Idul Adha disunahkan memperbanyak
takbir setiap selesai mengerjakan shalat fardlu, shalat rawatib,
shalat sunah mutlak, dan shalat janazah. dan berakhir sampai
waktu Ashar tanggal 13 Dzulhijjah.
Bacaan takbir yang dimaksud adalah:
‫ِاٰل ِا‬
‫ َاُهلل َاْك َبُر َو‬، ‫ َو اُهلل َاْك َبُر‬،‫ َال َه َّال اُهلل‬، ‫ َاُهلل َأْك َبُر‬، ‫ َاُهلل َأْك َبُر‬، ‫َاُهلل َأْك َبُر‬
‫ َو ُس ْبَح اَن اِهلل ُبْك َر ًة‬،‫ اُهلل َأْك َبُر كبريًا َو اَحْلْم ُد ِ ِهلل َك ِثرْي ًا‬، ‫ِِهلل اَحْلْم ُد‬
‫ َو َأَعَّز‬،‫ َو َنَص َر َعْبَد ُه‬،‫ َص َد َق َو ْعَد ُه‬،‫ َال ِإٰلَه ِإَّال اُهلل َو ْح َد ْه‬،‫َو َأِص ْيًال‬
‫ ا َأْك ِهلل‬، ‫ َال ِإٰل ِإَّال ا ا َأْك‬، ‫َد‬
‫َه ُهلل َو ُهلل َبُر ُهلل َبُر َو‬ ‫ َو َه َزَم ْاَألْحَز اَب َو ْح ُه‬،‫ُج ْنَد ُه‬
. ‫اَحْلْم ُد‬
2) Mandi dengan niat untuk melaksanakan shalat hari raya:

‫ ْاَألْض ٰح ى ُس َّنًةِ ِهلل َتَعاىٰل‬/ ‫َن ْيُت اْلُغْس ِلِعْيِد اْلِف ْطِر‬
‫َل‬ ‫َو‬
3) Berangkat pagi-pagi, kecuali bagi imam disunahkan berangkat ketika shalat
hendak dilaksanakan.
4) Berhias diri dengan memakai wangi-wangian, pakaian yang bagus, memotong
kuku, serta menghilangkan bau yang tidak sedap.
5) Menempuh jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.
6) Makan terlebih dahulu sebelum berangkat shalat ‘Idul Fitri, sedangkan pada
‘Idul Adha, sunah melakukan shalat terlebih dahulu.
7) Tahniah (ungkapan suka cita) atas datangnya hari raya disertai dengan berjabat
tangan. Seperti lafadh:

‫َتَق َّبَل اُهلل ِم َّنا َو ِم ْنك‬


8) Menjawab ucapan suka cita (tahni’ah) dengan bacaan:
‫ ُك َّل َعاٍم َأْنُت َخِبٍرْي‬،‫ َأْح َياُك اُهللِ َألْم َثاِلِه‬، ‫َتَق َّب اُهلل ِم ْنُك‬.
‫َو ْم‬ ‫ُم‬ ‫ْم‬ ‫َل‬
2. SHALAT TARAWIH
a. Pengertian Shalat Tarawih
Shalat tarawih adalah shalat sunah yang dilaksanakan khusus pada malam hari bulan
Ramadhan. Shalat tarawih merupakan amalan sunah pada bulan Ramadhan di samping
ibadah-ibadah lain seperti memperbanyak tadarus Al Quran, berzikir, berdoa, mendalami
ilmu agama dengan mengikuti pesantren kilat, dan sebagainya. Kegiatan tersebut bertujuan
untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
b. Hukum Shalat Tarawih
Hukum melaksanakannya adalah sunah muakkad, sebagaimana hadis Rasulullah
SAW :
‫َّد‬ ‫اَن ِا اًنا ا ِت ابًا ُغِف‬ ‫ِهلل‬
‫َق‬ ‫ا‬ ‫َل‬
‫َر ُه َم َت َم‬ ‫َعْن َأْيِب ُه َر ْيَر َة َقاَل َرُسْو ُل ا َمْن َقاَم َر َم َض َمْي َو ْح َس‬
)‫ِم ْن َذْنِبِه (رواه البخارى ومسلم‬
Artinya :“Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa
yang melaksanakan shalat pada malam hari di bulan Ramadhan dengan
dilandasi iman dan semata-mata mengharap ridha Allah SWT maka akan
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
c. Bilangan rakaat Shalat Tarawih
Ada perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih di kalangan umat
Islam. Akan tetapi, perbedaan tersebut tidak penting dan tidak perlu diperdebatkan. Hal yang
penting adalah bagaimana shalat Tarawih tetap dilaksanakan umat Islam. Perbedaan yang
dimaksud sebagai berikut :

1) Delapan rakaat ditambah Witir


Pendapat ini diambil dari keterangan bahwa Rasulullah s.a.w shalat Tarawih bersama
para sahabat di masjid tiga kali selama hidupnya. Sesudah itu beliau tidak melakukan lagi
secara berjamaah di masjid tetapi melaksanakannya di rumah. Rasulullah s.a.w khawatir
apabila suatu saat nanti shalat tarawih dianggap ibadah wajib. Jumlah rakaat yang dilakukan
bersama sahabat di masjid tersebut adalah delapan rakaat ditambah Witir. Keterangaan
ini berdasarkan pada hadits berikut :

)‫َعْن َج اِبٍر َاَّنُه َص َّلى ِهِبْم َمَثاَن َر َك َعاٍت َّمُث َاْو َتَر (اخرجه ابن حبان‬
Artinya : “Diriwayatkan dari Jabir sesungguhnya Rasulullah s.a.w shalat bersama-sama
mereka delapan rakaat kemudian beliau shalat witir”. (HR. Ibnu Hibban)
2) Dua puluh rakaat ditambah Witir
Mengenai jumlah rakaat shalat tarawih yang 20 rakaat dilanjutkan dengan
witir dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab dan diikuti oleh para sahabat yang lain.
Tentang jumlah rakaat yang dilakukan oleh Umar bin Khattab ini tidak pernah
dipermasalahkan oleh para sahabat saat itu. Jadi, sampai sekarang pun umat Islam ada yang
mengikutinya.

3) Tiga puluh enam rakaat ditambah Witir


Mengenai jumlah rakaat shalat tarawih 36 rakaat dilanjutkan dengan witir dilakukan
oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang merupakan salah satu Khalifah Bani Umayyah.
Dari ketiga pendapat di atas menunjukkan bahwa perbedaan rakaat dalam pelaksanaan
shalat tarawih di kalangan umat merupakan sesuatu yang tidak perlu dipermasalahkan.
Apalagi sampai terjadi pertikaian hanya karena perbedaan ini. Padahal sejak dahulu
perbedaan ini telah ada dan tidak timbul masalah. Yang terpenting adalah umat Islam dapat
melaksanakan shalat tarawih dengan baik. Sedangkan berapa jumlah rakaatnya terserah
kepada masing-masing sesuai dengan pengetahuan dan keyakinannya untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT di bulan Ramadhan yang penuh berkah.

d. Cara melaksanakan Shalat Tarawih


Waktu pelaksanaannya setelah shalat isya sampai dengan fajar sidiq (menjelang
waktu subuh).
Shalat Tarawih ini dikerjakan seperti shalat biasa lainnya baik mengenai bacaannya
maupun gerakan-gerakannya dan pada setiap dua rakaatnya ditutup dengan salam. hanya niat
yang membedakan. yakni :
Niat Shalat Tarawih untuk Imam :

‫ُأَص ِّلى ُس َّنَة الَّتَر اِو ْيِح َر ْك َعَتِنْي ِاَم اًم اِ ِهلل تَعاىَل‬
Artinya : “Aku niat Salat Tarawih dua rakaat menjadi imam karena Allah Ta’ala”
Niat Shalat Tarawih untuk makmum :

‫ُأَص ِّلى ُس َّنَة الَّتَر اِو ْيِح َر ْك َعَتِنْي َم ْأُمْو ًم اِ ِهلل َتَعاىَل‬
Artinya : “Saya sengaja niat shalat Tarawih dua rakaat (sebagai makmum) karena Allah Ta’ala”

Setelah selesai shalat Tarawih lalu diteruskan shalat Witir, sekurang-kurangnya satu
rakaat tetapi pada umumnya dikerjakan tiga rakaat dengan dua salam atau satu salam.
Adapun surat yang dibaca sesudah Al-Fatihah pada tiap-tiap rakaat boleh surat apa
saja yang dikehendaki, tetapi di utamakan pada setiap rakaat yang kedua sesudah membaca
surat Al-Fatihah membaca surat Al-Ikhlash.
Shalat sunnah tarawih dikerjakan seperti shalat sunnah pada umumnya, boleh
dilaksanakan sendirian (munfarid) namun diutamakan secara berjamaah, boleh dikerjakan
setiap dua rakaat salam dan boleh juga dikerjakan empat rakaat salam tidak perlu ada
tasyahud awal supaya tidak menyerupai shalat fardu.

e. Do’a setelah shalat Tarawih


‫ِبْس ِم الَّلِه الَّرمْح ِن الَّر ِح ْيِم‬
‫ َيا َر َّبَنا َلَك اَحْلْم ُد َك َم ا‬،‫ ْمَحًد ا ُيَو ايِف ِنَعَم ُه َو ُيَك اِفُئ َم ِز ْيَد ُه‬، ‫َاَحْلْم ُد ِلَّلِه َر ِّب اْلَعاَلِم َنْي‬
‫ َالَّلُه َّم َص ِّل َو َس ِّلْم َعَلى َس ِّيِدَنا َحُمَّم ٍد َو َعَلى‬، ‫َيْنَبِغْي َجِلَالِل َو ْج ِه َك َو َعِظ ْيِم ُس ْلَطاِنَك‬
. ‫آِلِه َو َصْح ِبِه َأَمْجِعَنْي‬
، ‫ َو َعَلى الَّصَلَو اِت َحُماِفِظ َنْي‬، ‫ َو ِلَف َر اِئِض َك ُمَؤ ِّدْيَن‬، ‫َالَّلُه َّم اْجَعْلَنا ِبْاِإل َمْياِن َك اِم ِلَنْي‬
‫ َو َعِن‬، ‫ َو ِباُهْلَد ى ُمَتَم ِّس ِكَنْي‬، ‫ َو ِلَعْف ِو َك َر اِج َنْي‬، ‫ َو ِلَم ا ِعْنَد َك َطاِلِبَنْي‬، ‫َو ِللَّز َك اِة َفاِعِلَنْي‬
، ‫ َو ِباْلَق َض اِء َر اِض َنْي‬، ‫ َو ىِف ْاآلِخ َر ِة َر اِغِبَنْي‬، ‫ َو ىِف الُّد ْنَيا َز اِهِدْيَن‬، ‫الَّلْغِو ُمْع ِر ِض َنْي‬
‫ اْلِق ا ِة‬e ‫ ْحَت ِل اِء ِّيِدَنا َّم ٍد‬، ‫ َلى اْل َال ا اِبِر‬، ‫ِبالَّن اِء َش اِكِر‬
‫َيْو َم َي َم‬ ‫ْيَن َو َع َب َي َص ْيَن َو َت َو َس َحُم‬ ‫َو ْع َم‬
‫ َلى ِر ِة الَك ا ِة‬، ‫ ىِف ا َّنِة اِخ ِل‬، ‫ َلى ا ِض اِر ِد‬، ‫اِئِر‬
‫َس ْيَن َو َع َحْلْو َو ْيَن َو َجْل َد َنْي َو َع َس ْيَر َر َم‬
‫ ِم‬، ‫ ِم ْنُد ٍس ِإ َت ٍق ِد اٍج َلِّبِس‬، ‫ ٍر ِعٍنْي ِّو ِج‬، ‫َقاِعِد‬
‫ُمَتَز َنْي َو ْن ُس َو ْس ْبَر َو ْيَب ُمَت َنْي َو ْن‬ ‫ْيَن َو ُحِبْو‬
‫ ِبَأْك َو اٍب َو َأَباِر ْيَق َو َك ْأٍس‬، ‫ َو ِم ْن َلٍنَب َو َعَس ٍل ُمَص َّف ِنْي َش اِرِبَنْي‬، ‫َطَعاِم اَجْلَّنِة آِكِلَنْي‬
. ‫ َمَع اَّلِذْيَن َأْنَعْم َت َعَلْيِه ْم ِم َن الَّنِبِّيَنْي َو الِّص ِّد ْيِق َنْي َو الُّش َه َد اِء َو الَّصاِحِلَنْي‬، ‫ِم ْن َم ِعٍنْي‬
‫ َو َال ْجَتَعْلَنا‬، ‫َالَّلُه َّم اْجَعْلَنا ْيِف هِذِه الَّلْيَلِة الَّش ِر ْيَف ِة اْلُم َباَر َك ِة ِم َن الُّس َعَد اِء اْلَم ْق ُبْو ِلَنْي‬
،‫ َو اْغ ِف ْر َلَنا َو ِلَو اِلِد ْيَنا َو ُألَّم َه اِتَنا‬،‫ ِإَهلَنا َعاِفَنا َو اْع ُف َعَّنا‬، ‫ِم َن ْاَألْش ِق َياِء اْلَمْر ُدْو ِدْيَن‬
،‫ َو َألْج َد اِدَنا َو َجِلَّداِتَنا‬،‫ َو َألْز َو اِج َنا َو َألْه ِلْيَناَ ِو َألْه ِل َبْيِتَنا‬،‫َو ِإل ْخ َو اِنَنا َو َألَخ َو اِتَنا‬
‫ِل‬ ‫ِق‬ ‫ِل‬ ‫ِل‬ ‫ِت ِت ِل ِخِي ِل ِم‬
‫ َو َم ْن‬،‫ َو َم ْن َعَّلْم َناُه َو َذ ِو ى اُحْلُقْو َعَلْيَنا‬،‫َو َألَس ا َذ َنا َو َم َش ا َنا َو ُم َعِّل ْيَنا‬
‫ِل‬ ‫ِل‬
‫ َو َم ْن َأْو َص اَنا َو َو َّصْيَناُه‬، ‫ َو َم ْن َه َد اَنا َو َه َد ْيَناُه ِإىَل اَخْلِرْي‬،‫َأَح َّبَنا َو َأْح َس َن ِإَلْيَنا‬
‫ اَأل اِء ِم‬، ‫ ِم ِع اْل ِلِم اْل ِل اِت اْل ْؤ ِمِن اْل ْؤ ِم َناِت‬، ‫ِبالُّد اِء‬
‫ْح َي ُه ْم‬
‫ْن‬ ‫َع َو َجِل ْي ُمْس َنْي َو ُمْس َم َو ُم َنْي َو ُم‬
. ‫َو ْاَألْم َو اِت‬
‫ َلى ِب ِد َك ا َّج اِج اْل ِم ِر الُغ اِة‬، ‫الَّل َّم الَّس َال َة اْل اِف َة َل َنا َل ِه‬
‫َم َو َع َي َع ْي َو َع ْي ْم َو َع َع ْي ُحْل َو ُم ْع َت ْيَن َو َز‬ ‫ُه‬
، ‫ َو ِقَنا َش َّر الَّظاِلِم َنْي‬، ‫ يِف اْلَبِّر َو اْلَبْح ِر َو اَجْلِّو ِم َن اْلُمْس ِلِم َنْي‬، ‫َو الُّز َّو اِر َو ا َس اِفِر ْيَن‬
‫ِم‬ ‫ِت‬ ‫ِل‬‫ِئ‬ ‫ِجُم‬ ‫ِف‬ ‫ِم‬ ‫ُمل‬
‫ٍرْي‬ ‫ِر‬
‫ َيا‬، ‫ َو اْخ ْم َلَنا َيا َر َّبَنا ْنَك َخِب‬، ‫ َيا ْيَب الَّس ا َنْي‬، ‫َو اْنُصْر َنا َعَلى اْلَق ْو اْلَك ا ْيَن‬
‫ِم‬ ‫ِل ِه‬ ‫ِمِح‬
‫ َاَحْلْم ُد َّل َر ِّب اْلَعاَل َنْي‬. ‫َأْر َح َم الَّر ا َنْي‬
Artinya: Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang melaksanakan
kewajiban-kewajiban terhadap-Mu, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang
mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada
petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akherat,
yang ridha dengan ketentuan, yang bersyukur atas nikmat yang diberikan, yang sabar atas
segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada
hari kiamat, sampai kepada telaga (yakni telaga Nabi Muhammad) yang masuk ke dalam
surga, yang duduk di atas dipan kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang
mengenakan berbagai sutra, yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu yang
murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat
dari para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang
terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha
Mengetahui.
Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini tergolong orang-orang
yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-
orang yang celaka dan ditolak amalnya,
Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas penghulu kita Muhammad, keluarga beliau dan
shahabat beliau semuanya, berkat rahmat-Mu, oh Tuhan, Yang Paling Penyayang di antara
yang penyayang.Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
3. SHALAT WITIR
a. Pengertian Shalat Witir
Witir artinya ganjil. Shalat Witir artinya shalat sunah yang dikerjakan pada malam
hari setelah shalat Isya’ dengan bilangan rakaatnya ganjil baik di bulan Ramadan maupun
diluar bulan Ramadan.
Rasulullaâh shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda :

‫اْجَعُلوا آِج َر َص َالِتُك ْم ِبالَّلْيِل ِو ْتًر ا‬


Artinya : Jadikanlah akhir shalat kamu di malam hari dengan shalat Witir. (H.R. Muttafaq Alaih)
b. Tata Cara Melaksanaan Shalat Witir
Mengerjakan Shalat witir itu rakaatnya ganjil, minimal 1 rakaat, dan maksimal 11
rakaat.
Tata cara pelaksanaan shalat witir sebagai berikut :
1. Waktunya pada malam hari setelah shalat isya’. Pada bulan Ramadan setelah shalat
Tarawih.
2. Dilaksanakan secara berjamaah atau sendirian (munfarid)
3. Jumlah rakaatnya ganjil
4. Dalam pelaksanaannya ada dua macam niat, yakni niat untuk shalat 2 rakaat dan
ditutup dengan niat untuk shalat 1 rakaat.
5. Berniat shalat witir 2 atau 1 rakaat
a) Niat Shalat Witir :
- Niat Shalat Witir 2 rakaat untuk Imam

‫ُأَص ِّلي ُس َّنَة اْلِو ْتِر َر ْك َعَتِنْي ِاَم اًم ا ِهلل َتَعاىَل‬
Artinya : “Saya berniat shalat witir dua rakaat menjadi imam karena Allah
Ta’ala”
- Niat Shalat Witir 2 rakaat untuk Makmum

‫ُأَص ِّلي ُس َّنَة اْلِو ْتِر َر ْك َعَتِنْي َم ْأُمْو ًم ا ِهلل َتَعال‬


Artinya: Saya berniat shalat witir dua rakaat menjadi makmum karena Allah Ta’ala.
- Niat Shalat Witir 1 rakaat untuk Imam

‫ُأَص ِّلي ُس َّنًة اْلِو ْتِر َر ْك َعَة ِاَم اًم ا ِهلل َتَعاىل‬
Artinya: Saya berniat shalat satu rakaat witir menjadi imam karena Allah Ta’ala.
- Niat Shalat Witir 1 rakaat untuk Makmum

‫ُأَص ِّلي ُس َّنًة اْلِو ْتِر َر ْك َعَة َم ْأُمْو ًم ا ِهلل َتَعاىل‬


Artinya: Saya berniat shalat satu rakaat witir menjadi makmum karena Allah Ta’ala.
b) Takbiratul ihram
c) Shalat 2 rakaat atau 1 rakaat seperti biasa.
d) Salam.
c. Do’a setelah shalat Witir
،‫ َو َنْس َأُلَك ِعْلًم ا َناِفًعا‬،‫ َو َنْس َأُلَك َقْلًبا َخ اِش ًعا‬،‫َالَّلُه َّم ِإَّنا َنْس َأُلَك ِإَمْياًنا َداِئًم ا‬
‫ِد‬ ‫ِد‬ ‫ِق‬
‫ َو َنْس َأُلَك اْلَعْف َو‬،‫ َو َنْس َأُلَك ْيًنا َقِّيًم ا‬،‫ َو َنْس َأُلَك َعَم ًال َص اًحِلا‬،‫َو َنْس َأُلَك َي ْيًنا َص ا ًقا‬
‫ َو َنْس َأُلَك اْلِغىَن َعِن‬،‫ َو َنْس َأُلَك الُّشْك َر َعَلى اْلَعاِفَيِة‬،‫ َو َنْس َأُلَك َمَتاَم اْلَعاِفَيِة‬،‫َو اْلَعاِفَيَة‬
. ‫الَّناِس‬
‫ِّمَت‬ ،‫ا‬‫َدَن‬‫ُّب‬ ‫ا‬ ‫ُّر‬ ‫َت‬ ‫ا‬ ‫ُّش‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫َالَّل َّم َّب ا َق َّب ِم َّنا َال ا وِص ا ا ِق‬
‫َو َتَع َو ْم‬ ‫َن‬ ‫َع‬ ‫َض‬ ‫ُه َر َن َت ْل َص َتَن َي َم َن َو َي َم َو َع َو‬
‫َن‬ ‫َخَت‬ ‫َن‬
. ‫ َيا َأْر َح َم الَّر اِمِح َنْي‬،‫ َيا َالَّلُه‬،‫ َيا َالَّلُه‬،‫َتْق ِص ْيَر َنا َيا َالَّلُه‬
‫ ُس ْبَح اَن ِّبَك ِّب اْلِعَّز ِة‬، ‫ َعَلى آِلِه َصْح ِبِه َأَمْجِعَنْي‬،‫َص َّلى الَّلُه َعَلى َس ِّيِدَنا َحُمَّم ٍد‬
‫َر َر‬ ‫َو‬ ‫َو‬ ‫َو‬
‫ِم‬ ‫ِل ِه‬ ‫ِل‬ ‫ِص‬
‫ َو َس َالٌم َعَلى اْلُمْر َس َنْي َو اَحْلْم ُد َّل َر ِّب اْلَعاَل َنْي‬، ‫َعَّم ا َي ُفْو َن‬
Artinya: Ya Allah, ya Tuhan kami, kami memohon kepada-Mu (mohon diberi) iman yang lenggeng,
dan kami mohon kepada-Mu hati kami yang khusyu’, dan kami mohon kepada-Mu diberi
ilmu yang bermanfaat, dan kami mohon ditetapkannya keyakinan yang benar, dan kami
mohon (dapat melaksanakan) amal yang shalih dan mohon tetap dalam agama islam, dan
kami mohon diberinya kebaikan yang melimpah-limpah, dan kami mohon memperoleh
ampunan dan kesehatan, dan kami mohon kesehatan yang sempurna, dan kami mohon
mensyukuri atas kesehatan kami, dan kami mohon kecukupan. Ya Allah ya Tuhan kami,
terimalah shalat kami, puasa kami, rukuk kami, dan khusyu’ kami, dan pengabdian kami, dan
sempurnakanlah apa yang kami lakukan selama shalat, ya Allah, yaAllah, ya Allah Dzat
yang Maha Pengasih dan Penyayang, semoga Allah memberi kesejahteraan atas sebaik-baik
makhluk-Nya yaitu Nabi Muhammad, atas keluarga dan semua sahabatnya, dan segala puji
bagi Allah Tuhan semesta alam.
4. SHALAT ISTISQA’ (Shalat minta hujan)
Shalat Istisqa’ adalah shalat sunnat 2 rakaat yang dilakukan untuk memohon turunnya
hujan kepada Allah SWT.
Shalat Istisqa’ hukumnya sunnah muakkad (sangat ditekankan) ketika terjadi musim
kering, karena Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan hal tersebut
‫ِق‬ ‫ِه‬
‫َر َأْيُت الَّنَّيِب َص َّلى الَّلُه َعَلْي َو َس َّلَم َيْو َم َخ َر َج َيْس َتْس ي َقاَل َفَح َّو َل ِإىَل الَّناِس َظْه َر ُه‬
‫ِفيِه ا ِباْلِق ا ِة‬ ‫اْس َتْق َب اْلِق ْبَلَة َيْد ُعو َّمُث َح َّو َل ِر َدا ُه َّمُث َص َّلى َلَنا ْك َعَتِنْي‬
‫َر َم َر َء‬ ‫َجَه‬ ‫َر‬ ‫َء‬ ‫َو َل‬
Artinya: Saya melihat Nabi saw tatkala pergi ke tanah lapang untuk shalat istisqa’ beliau palingkan
punggungnya menghadap para sahabat dan kiblat sambil berdo’a, lalu beliau palingkan
selendangnya, kemudian shalat dengan kami du’a rekaat dengan suara yang keras ketika
membaca ayat.
a. Adab Sebelum Shalat Istisqa
1) Berpuasa 4 hari berturut-turut, karena doa orang berpuasa tidak
akan ditolak.
2) Menjauhkan dari kezaliman dan taubat.
3) Banyak berbuat baik dan bersedekah.
4) Pada hari ke-4 keluar menuju tempat shalat dengan mengajak anak-anak, orang
tua, dan binatang ternak, memakai pakaian sederhana.
b. Tata Cara Melaksanakan Shalat Istisqa’
1) Berniat dalam hati melakukan Shalat Istisqa. Jika diucapkan
lafal niatnya sbb:

‫ُأَص ِّلْي ُس َّنَة ْاِإل ْس ِتْس َق اِء َر ْك َعَتِنْي ِلَّلِه َتَعاىَل‬


Artinya: Aku niat Shalat sunnah istisqa dua rakaat karena Allah ta’ala.
2) Shalat dua rakaat, sebagaimana shalat ‘Id, rakaat pertama takbir
7 kali dan rakaat kedua takbir 5 kali.
3) Rakaat pertama disunnahkan membaca surat Al-A’la dan rakaat
kedua surat Al-Ghasiyah
4) Setelah shalat, diteruskan dengan khutbah dua kali.
5) Berdoa menghadap kiblat dan mengangkat dua tangan.
6) Dianjurkan doa Istisqa
7) Bertawasul dengan amal shalih
8) Khusus untuk kaum lelaki disunnahkan memindahkan dan
membalikkan selendang atau sorbannya.
9) Dianjurkan imam keluar bersama masyarakat.
10) Dianjurkan membawa binatang ternak.

c. Doa setelah Shalat Istisqa :

‫َالَّلُه َيْف َعُل َم ا‬ ‫ اَل ِإَلَه ِإاَّل‬, ‫ َم اِلِك َيْو ِم َالِّديِن‬, ‫ َالَّر َمْحِن َالَّر ِح يِم‬, ‫َاَحْلْم ُد ِلَّلِه َر ِّب َاْلَعاَلِم َني‬
‫َعَلْيَنا‬ ‫ َأْنِز ْل‬,‫ َأْنَت َاْلَغُّيِن َو ْحَنُن َاْلُفَق َر اُء‬, ‫ اَل ِإَلَه ِإاَّل َأْنَت‬,‫ َالَّلُه َّم َأْنَت َالَّلُه‬, ‫ُيِر يُد‬
‫ اْجَع َم ا َأْنَز ْلَت ُقَّو ًة َباَل ًغا ِإىَل ِح ٍني‬, ‫اْلَغْيَث‬
‫َو‬ ‫َو ْل‬
‫ الَّلُه َّم اْس ِق نا َغْيثًا ُمِغيثًا َه ِنيئًا َم ِر يئًا َغَد قًا‬,‫الَّلُه َّم اْس ِق َنا الَّلُه َّم اْس ِق َنا الَّلُه َّم اْس ِق َنا‬
‫ ُطوِن‬، ‫َجُمِّلًال ًا عا ًا َط قًا اِئمًا؛ الَّل َّم على الِّظ اِب ناِبِت الَّش ِر‬
‫َج َو ُب‬ ‫َر َو َم‬ ‫ُه‬ ‫َسّح ّم َب َد‬
‫ فأْر سِل الَّس ماَء َعَلْينا ِم ْد َر ارًا؛‬،‫األْو ِد َيِة؛ الَّلُه َّم إَّنا َنْس َتْغِف ُر َك ِإَّنَك ُك ْنَت َغّف ارًا‬
‫ اللهم إَّن ِبالِعباِد والِبالِد والبهائم‬. ‫الَّلُه َّم اْس ِق نا الَغْيَث َو ال ْجَتَعْلنا ِم َن الَق اِنِط َني‬
‫ الَّلُه َّم أْنِبْت َلنا‬.‫واخللق من الألواء واجلهد والضنك ما ال نشكوه إال إليك‬
‫ وأْنِب َلنا ِم كاِت‬، ‫ ا ِق نا ِم كاِت الَّس ماِء‬، ‫ أِدَّر َلنا الَّض‬، ‫الَّز‬
‫ْت ْن َبَر‬ ‫ْر َع َو ْس ْن َبَر‬ ‫ْر َع َو‬
‫ واْك ِش ْف َعَّنا ِم َن الَبالِء ما ال‬، ‫األْر ِض ؛ الَّلُه َّم اْر َفْع َعَّنا اَجلْه َد َو اُجلوَع والُعْر َي‬
‫َيْك ِش ُفُه َغْيُر َك‬
‫ اللهم أنت أمرتنا بدعائك ووعدتنا‬.‫اللهم اسقنا الغيَث وانصرنا على األعداء‬
‫ اللهم امنن علينا مبغفرة ما‬،‫ وقد دعوناك كما أمرتنا فأجبنا كما وعدتنا‬،‫إجابتك‬
‫ وسعة رزقنا‬،‫ وإجابتك يف سقيانا‬،‫قارفنا‬:
Artinya: Segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang
merajai hari pembalasan, tidak ada Tuhan selain Allah yang melakukan apa yang Ia
kehendaki, ya Allah Engkaulah Allah tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkau Mahakaya dan
kami orang-orang fakir, turunkanlah pada kami hujan, dan jadikan apa yang Engkau
turunkan sebagai kekuatan dan bekal hingga suatu batas yang lama.
Ya Allah, turunkan bagi kami hujan 3x, Ya Allah, turunkan bagi kami hujan yang
menyuburkan, menyejahterakan, bermanfaat, mengalir dari atas ke bawah merata, dan terus-
menerus kebaikannya bagi negeri dan penghuninya. Ya Allah pada pegunungan, Shalallahu
‘Alaihi wa Sallamah ladang dan danau-danau. Ya Allah kami beristighfar kepada-Mu,
sesungguhnya Engkau penerima ampun, turunkan kepada hujan dari langit yang terus
menerus memberikan kebaikan. Ya Allah turunkanlah hujan dan jangan jadikan kami
termasuk orang-orang yang putus asa. Ya Allah negeri dan penduduknya mengalami
kesulitan, kesengsaraan, kesempitan dan kami tidak mengadu kecuali kepada-Mu. Ya Allah
tumbuhkanlah bagi kami tanaman, suburkanlah susu-sus ternak kami, turunkanlah hujan
dari keberkahan langit dan tumbuhkanlah tanaman dari keberkahan bumi. Ya Allah
angkatlah dari kami kesusahan, kelaparan, dan terbukanya aurat, singkapkan dari kami
musibah dan tidak ada yang dapat menyingkapkannya kecuali Engkau.
Ya Allah turunkanlah hujan dan tolonglah kami atas musuh. Ya Allah Engkau telah
memerintahkan kami untuk berdoa, dan berjanji untuk mengabulkan. Dan kami telah berdoa
sebagaimana engkau perintahkan, maka kabulkanlah sebagaimana Engkau telah janjikan.
Ya Allah berikanlah anugerah ampunan-Mu atas kesalahan kami, dan kabulkan hujan untuk
kami dan kelapangan rezeki.

5. SHALAT GERHANA (Kusuf dan Khusuf)


a. Pengertian kusuf dan khusuf
Shalat kusuf adalah shalat sunnah yang dikerjakan dengan tata cara tertentu karena
terjadinya gerhana matahari, sedangkan shalat khusuf adalah shalat yang dikerjakan dengan
tata cara tertentu karena terjadinya gerhana bulan.
b. Hukum shalat gerhana
Hukum shalat gerhana adalah sunnah mu’akkad, shalat gerhana dilakukan secara
berjamaah.
Nabi SAW bersabda:
‫َفِإَذا َأ و ا َفا وا ِإىَل الَّصَالِة‬
‫َر ْيُتُم َمُه ْفَز ُع‬
Artinya: Jika kalian melihat kedua gerhana yaitu gerhana matahari dan bulan, bersegeralah
menunaikan shalat.” (HR. Bukhari)
c. Tata cara melaksanakan shalat gerhana adalah sebagai berikut:
1) Niat
Lafal Niat shalat gerhana matahari (Shalat Kusuf) :

‫ُأَص ِّلْي ُس َّنَة ِلُك ُس ْو ِف الَّشمِس َر ْك َعَتِنْي ِلَّلِه َتَعاىَل‬


Artinya:“ Aku niat Shalat sunnah gerhana matahari dua rakaat karena Allah ta’ala Lafal Niat shalat
gerhana bulan (Shalat Khusuf):

Lafal Niat shalat gerhana bulan (Shalat Khusuf) :

‫ُأَص ِّلْي ُس َّنَة ُخِلُس ْو ِف اْلَق َم ِر َر ْك َعَتِنْي ِلَّلِه َتَعاىَل‬


Artinya: Aku niat Shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat karena Allah ta’ala.
2) Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa. Membaca do’a istiftah
dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang
panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan
lirih)
3) Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.
4) Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal)
5) Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat
Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang
pertama.
6) Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’
sebelumnya.
7) Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).
8) Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua
sujud kemudian sujud kembali.
9) Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at
pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
10) Salam.
11) Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran
untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak.
Apabila gerhana masih berlangsung setelah shalat selesai, maka hendaklah
berdzikir kepada Allah dan berdoa sampai gerhana berakhir, dan tidak mengulang
shalat. Apabila gerhana selesai dan dia masih shalat hendaknya dia sempurnakan
shalatnya dengan khafifah (dipercepat), tidak berhenti shalat begitu saja.
B. SHALAT SUNAH MUNFARID
Shalat sunah munfarid adalah shalat sunah yang lebih baik dilakukan dengan cara
sendirian, tidak ada imam atau makmum.
Berikut contoh shalat sunah Munfarid :
1. SHALAT TAHIYATUL MASJID
a. Pengertian Shalat Tahiyatul Masjid.
Shalat Tahiyatul Masjid adalah shalat sunah yang dilaksanakan ketika seseorang
memasuki masjid. Hukum melaksanakannya adalah sunah, dikerjakan 2 rakaat sebelum
duduk dengan tujuan menghormati (memuliakan) masjid. Nabi Saw bersabda:
‫َأ ُد ُك اْل ِج َد ْل َك ْك ِنْي َأْن ِل‬ ‫ا‬‫َذ‬‫ِإ‬
‫َس‬ ‫ْجَي‬ ‫َل‬ ‫ْب‬
‫َق‬ ‫َعَت‬ ‫ْع‬
‫ْر َر‬‫َي‬ ‫َف‬ ‫َمْس‬ ‫ْم‬ ‫َح‬ ‫َل‬ ‫َخ‬ ‫َد‬
Artinya: Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka hendaklah dia shalat dua rakaat sebelum
dia duduk.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
b. Cara melaksanakan shalat Tahiyatul Masjid
1) Berniat shalat Tahiyatul Masjid Bacaan niatnya apabila diucapkan adalah :

‫ُأَص ِّلي ُس َّنًة ِحَت َّيَة اْلَمْس ِج ِد َر ْك َعَتِنْي ِهلل َتَعاىل‬


Artinya: Saya berniat shalat tahiyat masjid dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
2) Takbiratul ihram
3) Shalat dua rakaat seperti biasa.
4) Salam.
2. SHALAT TAHAJUD
a. Pengertian Shalat Tahajud
Tahajud berarti bangun dari tidur pada malam hari. Jadi shalat Tahajud adalah shalat
sunah yang dikerjakan pada malam hari setelah shalat Isya’ sampai menjelang waktu Subuh.
Lebih utama dikerjakan sepertiga malam yang terakhir (kira-kira jam 02.00 dini hari). Hukum
melaksanakan shalat Tahajjud adalah sunnah muakkad. Jumlah rakaatnya paling sedikit 2
rakaat dan paling banyak tak terbatas. Firman Allah SWT

‫َو ِم َن الَّلْيِل َفَتَه َّج ْد ِبِه َناِفَلًة َلَك َعَس ى َأْن َيْبَعَثَك َر ُّبَك َم َق اًم ا ْحَمُم وًدا‬
Artinya :“Dan pada sebagian malam hari (shalat) Tahajudlah kamu sebagai (ibadah) tambahan
bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu memberikan tempat (kedudukan) yang terpuji (Q.s. Al-
Isra’ : 79)

Waktu pelaksanaan shalat tahajjud adalah mulai setelah Isya’ sampai sepertiga akhir malam.
Ulama membagi waktu tahajjud menjadi tiga, yaitu:
1) Sepertiga malam pertama. Dari jam 19.00 sampai jam 22.00
2) Sepertiga malam kedua. Dari jam 22.00 sampai 01.00
3) Seperti malam ketiga. Dari jam 01.00 sampai masuknya waktu subuh.

b. Cara menlaksanakan shalat Tahajud


1) Berniat dalam hati melaksanakan shalat Tahajud, jika dilafalkan :

‫ا‬ ‫ُأ ِّلي ّنَة ال ِد ْك ِنْي ِ لَلِه‬


‫َع‬
‫َت َيل‬ ‫َص ُس َتَهُج َر َعَت‬
Artinya: Saya berniat mengerjakan shalat Tahajud dua rakaat karena Allah Ta’ala.
2) Takbiratul Ihram.
3) Shalat 2 rakaat seperti shalat-shalat yang lain.
4) Salam
Berdo’a setelah Shalat tahajud.
‫ِه‬ ‫ِف‬ ‫ِت‬
‫َالّلُه َّم َلَك اَحْلْم ُد َأْنَت ُنْو ُر الَّس َم اَو ا َو ْاَألْر ِض َو َمْن ْي َو َحْلْم َت َق ُم‬
‫ِّي‬ ‫َأ‬
‫ْن‬ ‫ُد‬ ‫ا‬ ‫َك‬‫َل‬ ، ‫َّن‬
‫ِت‬ ‫ِف‬ ‫ِت‬
‫ َو َلَك اَحْلْم ُد َأْنَت َر ُّب الَّس َم اَو ا َو ْاَألْر ِض َو َمْن‬، ‫الَّس َم اَو ا َو ْاَألْر ِض َو َمْن ْيِه َّن‬
‫ِف‬ ‫ِت‬ ‫ِف‬
‫ َو َلَك اَحْلْم ُد َأْنَت‬، ‫ َو َلَك اَحْلْم ُد َلَك ُمْلُك الَّس َم اَو ا َو ْاَألْر ِض َو َمْن ْيِه َّن‬، ‫ْيِه َّن‬
، ‫ َو َقْو ُلَك اَحْلُّق‬، ‫ َو َو ْعُد َك اَحْلُّق‬، ‫ َأْنَت اَحْلُّق‬، ‫ َو َلَك اَحْلْم ُد‬، ‫َم ِلُك الَّس َم اَو اِت َو ْاَألْر ِض‬
، ‫ َو الَّس اَعُة َح ٌّق‬، ‫ َو َحُمَّم ٌد َح ٌّق‬، ‫ َو الَّنِبُّيْو َن َح ٌّق‬، ‫ َو الَّناُر َح ٌّق‬، ‫ َو اَجْلَّنُة َح ٌّق‬، ‫َو ِلَق اُؤ َك اَحْلُّق‬
‫ َو ِبَك‬، ‫ َو ِإَلْيَك َأَنْبُت‬، ‫ َو ِبَك آَم ْنُت‬، ‫ َو َعَلْيَك َتَو َّك ْلُت‬، ‫َالّلُه َّم َلَك َأْس َلْم ُت‬
‫ َو َم ا َأْس َر ْر ُت َو َم ا‬، ‫ َفاْغ ِف ْر ْيِل َم ا َقَّد ْمُت َو َم ا َأَّخ ْر ُت‬. ‫ َو ِإَلْيَك َح اَك ْم ُت‬، ‫َخ اَصْم ُت‬
‫ِهٰل‬
‫ َأْنَت ِإ ْي َال ِإٰلَه ِإَّال َأْنَت‬، ‫ َال ِإٰلَه ِإَّال َأْنَت‬، ‫ َأْنَت اْلُم َق ِّد ُم َو َأْنَت اْلُم َؤ ِّخ ُر‬، ‫َأْع َلْنُت‬
Artinya: “Ya, Allah! Bagi-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu
segala puji, Engkau yang mengurusi langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji,
Engkau Tuhan yang menguasai langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji dan
bagi-Mu kerajaan langit dan bumi serta seisi-nya. Bagi-Mu segala puji, Engkau benar, janji-
Mu benar, firman-Mu benar, bertemu dengan-Mu benar, Surga adalah benar (ada), Neraka
adalah benar (ada), (terutusnya) para nabi adalah benar, (terutusnya) Muhammad adalah
benar (dari- Mu), peristiwa hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepada-Mu aku pasrah,
kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku kembali (bertaubat),
dengan pertolongan-Mu aku berdebat (kepada orang-orang kafir), kepada-Mu (dan dengan
ajaran-Mu) aku menjatuhkan hukum. Oleh karena itu, ampunilah dosaku yang telah lalu dan
yang akan datang. Engkaulah yang mendahulukan dan mengakhirkan, tiada Tuhan yang hak
disembahkecuali Engkau, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang hak disembah
kecuali Engkau”. Ada baiknya pula membaca Do’a keselamatah dunia dan akhirat :
‫َّبَنا اِتَنا ىِف الُّد ْنَيا َح َنًة ىِف اْل اِخ ِة َح َنًة ِقَنا َعَذ اَب الَّناِر‬
‫َس َو َء َر َس َو‬ ‫َر َء‬
Artinya : ”Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah
kami dari siksa neraka”.(QS, 2:201)

3. SHALAT ISTIKHARAH
a. Pengertian Shalat Istikharah
Shalat Istikharah artinya shalat sunah dua rakaat dengan maksud mohon petunjuk
dari Allah SWT dalam menentukan pilihan terbaik diantara dua pilihan atau lebih. Hukum
melaksanakannya adalah sunah dikerjakan pada waktu siang atau malam, pagi atau sore
dengan 2 rakaat. Nabi Saw bersabda:
‫ َك اَن َر ُس وُل الَّلِه صلى اهلل عليه وسلم ُيَعِّلُم َنا‬: ‫َعْن َج اِبٍر رضي اهلل عنه َقاَل‬
‫ِن‬ ‫ِم‬ ‫ِت‬
‫االْس َخ اَر َة يِف اُألُموِر ُك ِّلَه ا َك َم ا ُيَعِّلُم َنا الُّس وَر َة ْن اْلُقْر آ َيُقوُل إَذا َه َّم َأَح ُد ُك ْم‬
‫ُق‬ ‫ِباَأل ِر ْل َك ْك ِنْي ِم َغِرْي اْلَف ِر ي ِة َّمُث ِل‬
‫ْل‬ ‫َي‬ ‫َض‬ ‫ْم َف َيْر ْع َر َعَت ْن‬
Artinya: Rasulullah mengajarkan kami ber-istikharah dalam seluruh perkara sebagaimana beliau
mengajar kami surat Al-Quran. Beliau bersabda, “Apabila kalian bermaksud sesuatu, maka
shalatlah dua raka’at sunnah kemudian berdoalah…” (HR. Bukhari)
b. Cara Mengerjakan shalat Istikhrah
1) Beniat dalam hati melakukan shalat Istikharah, jika dilafalkan :

‫ُأَص ِّلي ُس َّنَة ْاِإل ْس ِتَخ اَر ِة َر ْك َعَتِنْي ِهلل َتَعاىل‬


Artinya: Saya berniat shalat sunah Istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala.
2) Takbiratul Ihram
3) Shalat dua rakaat seperti Shalat-Shalat yang lain
4) Salam dan membaca do’a

Doa setelah shalat istikharah

، ‫ َو َأْس َأُلَك ِم ْن َفْض ِلَك اْلَعِظ ْيِم‬، ‫ َو َأْس َتْق ِدُر َك ِبُقْد َر ِتَك‬، ‫الَّلُه َّم ِإْيِّن َأْس َتِخ ْيُر َك ِبِعْلِم َك‬
‫ِد‬ ‫ِد‬
‫ َالَّلُه َّم ِإْن ُك ْنَت‬. ‫ َو َأْنَت َعَّالُم اْلُغُيْو ِب‬،‫ َو َتْع َلُم َو َال َأْع َلُم‬، ‫َفِإَّنَك َتْق ُر َو َال َأْق ُر‬
‫ِق ِة‬ ‫ِش‬ ‫ِد‬
‫ َخ ْيٌر ْيِل ْيِف ْيْيِن َو َمَعا ْي َو َعا َب َأْم ِر ْي‬-‫َو ُيَس َّم ى َح اَج َتُه‬- ‫َتْع َلُم َأَّن َه َذ ا ْاَألْم َر‬
‫ا‬ ‫َّن‬‫َأ‬ ‫ ِإ‬،‫ِّس ُه َّمُث اِر ْك ِفْيِه‬
‫َر ْيِل ْيِف‬‫ٌّر‬ ‫َش‬ ‫ْم‬‫َأل‬ ‫ْا‬ ‫َذ‬ ‫َه‬ ‫ُم‬‫َل‬ ‫ْع‬
‫َت‬ ‫َت‬ ‫ْن‬ ‫ُك‬ ‫ْن‬ ‫َفاْقُد ْر ُه ْيِل َو َي ْر ْيِل َب ْيِل َو‬
‫ِدْيْيِن َو َمَعاِش ْي َو َعاِقَبِة َأْم ِر ْي َفاْص ِر ْفُه َعْيِّن َو اْص ِر ْفْيِن َعْنُه َو اْقُد ْر َيِل اَخْلْيَر َح ْيُث َك اَن‬
‫َّمُث َأ ِض ِبِه‬
‫ْر ْيِن‬
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepadaMu dengan ilmu
pengetahuanMu dan aku mohon kekuasaanMu (untuk mengatasi persoalanku) dengan
kemahakuasaanMu. Aku mohon kepadaMu sesuatu dari anugerahMu Yang Maha Agung,
sesungguhnya Engkau Mahakuasa, sedang aku tidak kuasa, Engkau mengetahui, sedang aku
tidak mengetahuinya dan Engkau adalah Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah,
apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (orang yang mempunyai hajat hendaknya
menyebut persoalannya) lebih baik dalam agamaku, dan akibatnya terhadap diriku
sukseskanlah untuk ku, mudahkan jalannya, kemudian berilah berkah. Akan tetapi apabila
Engkau mengetahui bahwa persoalan ini lebih berbahaya bagiku dalam agama,
perekonomian dan akibatnya kepada diriku, maka singkirkan persoalan tersebut, dan
jauhkan aku daripadanya, takdirkan kebaikan untuk ku di mana saja kebaikan itu berada,
kemudian berilah kerelaanMu kepadaku.” Setelah shalat istikharah, biasanya di dalam hati
timbul rasa tenang dan mantap terhadap salah satu pilihan yang ada. Bisa juga hasil
istikharah diketahui lewat mimpi, dengan isyarat dan simbol-simbol tertentu. Kalau masih
ragu, istikharah dapat diulang dua atau tiga kali.
4. SHALAT DHUHA
a. Pengertian Shalat Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang dilaksanakan pada pagi sampai siang hari.
Dari setelah matahari agak tinggi sampai sebelum masuk waktu dzuhur. Waktu terbaik adalah
dengan mengakhirkan sampai waktu agak siang (panas). Kira-kira antara jam 8 sampai jam
10. Hukum salat Duha adalah sunnah muakkad. Jumlah rakaatnya paling sedikit dua, rakaat
dan paling banyak dua belas rakaat, yang paling utama delapan rakaat. Rasulullah Saw
bersabda:
‫ِم‬ ‫ِه‬
‫َعْن َأيِب َذٍّر َعْن الَّنِّيِب َص َّلى الَّلُه َعَلْي َو َس َّلَم َأَّنُه َقاَل ُيْص ِبُح َعَلى ُك ِّل ُس اَل َم ى ْن‬
‫َأَح ِدُك ْم َص َد َقٌة َفُك ُّل َتْس ِبيَح ٍة َص َد َقٌة َو ُك ُّل ْحَتِم يَد ٍة َص َد َقٌة َو ُك ُّل َتْه ِليَلٍة َص َد َقٌة َو ُك ُّل‬
‫ِل‬ ‫ِف‬ ‫ٍة‬
‫َتْك ِبَري َص َد َقٌة َو َأْم ٌر ِباْلَم ْع ُر و َص َد َقٌة َو َنْه ٌي َعْن اْلُم ْنَك ِر َص َد َقٌة َو ْجُيِز ُئ ِم ْن َذ َك‬
‫َر ْك َعَتاِن َيْر َك ُعُه َم ا ِم ْن الُّضَح ى‬
Artinya: Dari Abu Dzar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau telah bersabda,
“Setiap hari bagi setiap persendian dari salah seorang di antara kalian terdapat kewajiban
untuk bersedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil
adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar makruf nahi munkar adalah sedekah.
Semua itu tercukupkan dengan dua rakaat shalat yang dilakukan di waktu dhuha.” (HR.
Muslim)
b. Cara melaksanakan salat Dhuha
1) Beniat dalam hati melakukan shalat Dluha, jika dilafalkan :
‫ِل‬
‫اهلل َاْك ُرَب‬.‫ُاَص ِّلى ُس َّنَة الَّضحى َر ْك َعَتِنْي له َتَعاىل‬
Artinya: Saya berniat shalat sunah Dluha dua rakaat karena Allah Ta’ala.
2) Takbiratul Ikhram
3) Shalat dua rakaat seperti shalat-shalat yang lain
4) Salam dan membaca do’a

، ‫ َو اْلُقَّو َة ُقَّوُتَك‬، ‫ َو اَجْلَم اَل َمَجاُلَك‬، ‫ َو اْلَبَه اَء َبَه اُءَك‬، ‫َاللُه َّم ِاَّن الُّضَح آَء ُضَح اُءَك‬
‫ َاللُه َّم ِاْن َك اَن ِر ْز َقى ىِف الَّس َم آِء َفَأْنِز ْلُه َو ِاْن‬. ‫ َو اْلِعْص َم َة ِعْص َم ُتَك‬، ‫َو اْلُقْد َر َة ُقْد َر ُتَك‬
‫َك اَن ىِف ْاَالْر ِض َفَأْخ ِر ْجُه َو ِاْن َك اَن ُمَعَّس ًر ا َفَيِّس ْر ُه َو ِاْن َك اَن َح َر اًم ا َفَطِّه ْر ُه َو ِاْن‬
‫ِت ِت‬ ‫ِت‬ ‫ِل‬ ‫ِء‬ ‫ِء‬ ‫ِع‬
‫َك اَن َب ْيًد ا َفَقِّر ْبُه َحِبِّق ُضَح ا َك َو َبَه ا َك َو َمَجا َك َو ُقَّو َك َو ُقْد َر َك آ ْىِن َم آَاَتْيَت‬
‫ِحِل‬ ‫ِع‬
‫َباَد َك الَّصا َنْي‬
artinya: Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah
keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan
adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka
turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah,
apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu,
kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada
hamba-hambaMu yang soleh.
5. SHALAT TASBIH
Shalat tasbih (‫التس ابيح‬ ‫ )ص اله‬adalah shalat sunnah 4 (empat) rakaat yang banyak
mengandung ucapan tasbih (subhanallah) di setiap gerakannya. Shalat Sunnah Tasbih adalah
shalat sunnat empat raka’at yang di dalamnya ada bacaan tasbih sebanyak 300 kali dan setiap
raka’atnya ada bacaan tasbih sebanyak 75 kali, yang dikerjakan paling tidak minimal sekali
seumur hidup. Tetapi jika mampu boleh mengerjakannya setahun sekali, sebulan sekali,
seminggu sekali atau setiap malam sekali.
a. Cara melaksanakan Shalat Tasbih
Shalat tasbih (‫التسابيح‬ ‫ )صاله‬bisa dikerjakan dengan dua cara:
- Dikerjakan di siang hari yakni empat rakaat satu salam.
- Dikerjakan di malam hari yakni empat rakaat dengan dua salam, yaitu tiap
dua rakaat dengan satu salam
Adapun Cara melaksanakan Shalat Tasbih sbb:
1) Berniat melakukan Shalat Tasbih
Lafaz niat Shalat Tasbih 4 rakaat:
‫ٍت ِل ِه‬ ‫ِب‬
‫ُاَص ِّلي ُس َّنَة الَّتْس ْيِح َاْر َبَع َر َك َعا َّل َتَعايَل َاُهلل َأْك َبْر‬
Artinya: Sengaja aku shalat sunnat tasbih empat rakaat karena Allah Ta’ala.
Lafaz niat Shalat Tasbih 2 rakaat:
‫ِنْي ِل ِه‬ ‫ِب‬
‫ َاُهلل َأْك َبْر‬. ‫ُاَص ِّلي ُس َّنَة الَّتْس ْيِح َر َك َعَت َّل َتَعايَل‬
Artinya: Sengaja aku shalat sunnat tasbih dua rakaat karena Allah Ta’ala.
2) Setelah membaca surat al-Fatihah dan surat lainnya sebelum rukuk membaca
tasbih sebanyak 15 kali dengan lafaz:

‫َو اَحْلْم ُد ِلَّلِه َو َال ِإَلَه ِإَّال اُهلل َو اُهلل َأْك َبْر َو َال َحْو َل َو َال ُقَّو َة ِإَّال ِباِهلل اْلَعِلِّي اْلَعِظ ْيِم‬
‫اَن اِهلل‬
‫ُس ْبَح‬
3) Ketika ruku’ sesudah membaca do’a ruku’ membaca tasbih 10 kali,
4) Ketika bangun dari ruku’ sesudah bacaan i’tidal membaca tasbih 10 kali,
5) Ketika sujud pertama sesudah membaca do’a sujud membaca tasbih 10 kali,
6) Ketika duduk diantara dua sujud sesudah membaca bacaan antara dua sujud
membaca tasbih 10 kali
7) Ketika sujud yang kedua sesudah membaca do’a sujud membaca tasbih 10
kali,
8) Ketika bangun dari sujud yang kedua sebelum bangkit (duduk istirahat)
membaca tasbih 10 kali.
Keterangan :
Jumlah bacaan tasbih satu raka’at : 75 x tasbih
Jumlah total empat raka’at: 4 X 75 = 300 kali tasbih
Surat yang dibaca setelah membaca surat al-faatihah adalah:
- Pada raka’at pertama membaca surat “at-takaatsur”
- Pada raka’at kedua membaca surat “al-‘ashr”
- Pada raka’at ketiga membaca surat “al-kaafiruun”
- Pada raka’at keempat membaca surat “al-ikhlash”
b. Doa setelah Shalat Tasbih
‫َنا َة َا ِل الَّت ِة‬ ‫الّل َّم ِاىِّن َا ُل ِف َا ِل ْا َد ى َا اَل َا ِل ْال ِق‬
‫ْو َب‬ ‫ْه‬ ‫ْس َئ َك َتْو ْيَق ْه ُهل َو ْع َم ْه َي َو ُم َصَح‬
‫نْي‬ ‫ُه‬
‫َو َعَزَم َاْه ِل الَّصِرْب َو َج َّد َاْه ِل اَخْلْش َيِة َو َطَلَب َاْه ِل الَّر ْغ َبِة َو َتَعُّبَد َاْه ِل اْلَوَر ِع َو ِعْر َفاَن‬
‫ الّلُه َّم ِاىِّن َاْس َئُلَك َخَماَفًة ْحُتِج ُز ىِن َعْن َمَعاِص ْيَك َح ىَّت‬. ‫َاْه ِل ْالِعْلِم َح َّىت َاَخ اَفَك‬
‫َاْع َم َل ِبَطَعاِتَك َعَم ًال َاْس َتِح ُق ِبِه ِر َض اَك َو َح ىَّت ُاَناِص َح َك ىِف الَّتْو َبِة َخ ْو ًفا ِم ْنَك‬
‫ىَّت ُا ِل َلَك الَّنِص َة ًّباَلَك ىَّت َا َّك َل َك ىف ْاُأل ِر ُك ِّل ا ُا ِس‬
‫ُمْو َه َو ْح َن‬ ‫َو َح َتَو َل َع ْي‬ ‫ْيَح ُح‬ ‫َو َح ْخ َص‬
‫ٍء‬ ‫ُك‬ ‫ى‬ ‫َل‬ ‫َّن‬‫ ا اِلِق الُّن ِر َّب ا َاِمْت َل ا ا ْغ ِف َل ا ِا‬. ‫الَّظَّن ِب‬
‫ْي‬ ‫َش‬ ‫ِّل‬ ‫َع‬ ‫َك‬ ‫ْو َر َن ْم َن ُنْو َر َن َو ْر َن‬ ‫َك ُس ْبَح َن َخ‬
‫ِمِح‬ ‫ِت‬ ‫ِد‬
‫ َق ْير ِبَر َمْح َك َياَاْر َح َم الَّر ا نْي‬.
6. SHALAT SUNNAH RAWATIB
a. Pengertian Shalat Sunnah Rawatib
Shalat Sunnah Rowatib adalah shalat sunah yang waktu pelaksanaannya mengiringi
shalat fardu lima waktu. Shalat tersebut dilakukan sebelum atau sesudah shalat fardu. Sholat
Sunat Rawatib yang dikerjakan sebelum sholat fardu disebut rawatib qobliyah, sedangkan
Sholat Sunat Rawatib yang dikerjakan sebelum sholat wajib disebut rawatib bakdiyah.
b. Hukum Shalat Sunat Rawatib.
Sholat Sunat Rawatib itu bila ditinjau dari segi hukumnya terbagi dua :
1) Shalat Sunat Rawatib Muakkad, yaitu sholat sunah yang sangat
dianjurkan untuk dilaksanakan, karena selalu dikerjakan oleh Nabi
Muhammad Saw.
Shalat Sunat Rawatib Muakkad terdiri dari :
a) Dua rakaat sebelum shalat Subuh.
b) Dua rakaat sebelum shalat Zuhur.
c) Dua rakaat sesudah shalat Zuhur.
d) Dua rakaat sesudah shalat Magrib.
e) Dua rakaat sesudah shalat Isya
Dalil naqlinya yang menjelaskan tentang Shalat Sunat Rawatib Muakkad
yang artinya:”Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: “Saya ingat dari Rasulullah
Saw, dua rakaat sebelum Zuhur, dua rakaat sesudah Zuhur, dua rakaat sesudah
Magrib, dua rakaat sesudah Isya, dan dua rakaat sebelum Subuh”. (HR. Bukhari
dan Muslim).
2) Shalat Sunat Rawatib ghoiru Muakkad, yaitu shalat sunah yang
kurang dianjurkan untuk dilaksanakan, karena Nabi Muhammad Saw
tidak selalu melaksanakannya.
Shalat sunat Rawatib ghairu Muakkad terdiri dari :
a) Dua rakaat sebelum Shalat Zuhur.
b) Dua rakaat sesudah Shalat Zuhur.
c) Empat rakaat sebelum Shalat Ashar.
d) Dua rakaat sebelum Shalat Magrib.
e) Dua rakaat sebelum Shalat Isya.
c. Cara Mempraktekkan Sholat Sunat Rawatib
Cara melaksanakan Sholat Rawaib baik sebelum maupun sesudahnya (qobliyah dan
ba’diyah) dikerjakan dua rakaat sama dengan sholat fardu baik gerakannya maupun
bacaannya, tetapi yang berbeda hanyalah niatnya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam melaksanakan sholat sunah rawatib sbb:
1) Tidak didahului azan dan iqomah.
2) Dilaksanakan secara munfarid (sendirian).
3) Bacaannya tidak dinyaringkan.
4) Jika lebih dari dua rakaat, maka setiap dua rakaan satu dalam.
5) Sebaiknya tempat mengerjakan sholat rawatib pindah sedikit dari tempat mengerjakan
sholat fardu.
6) Diutamakan pada rakaat pertama membaca Surat Al Kafirun, dan pada rakaat kedua
membaca Surat Al Ikhlas.
7) Diawali dengan niat menurut macam sholatnya. Niat melaksanakan sholat rawatib cukup
dalam hati sesuai dengan macam sholat rawatib tersebut.
Lafal niat Shalat Rawatib
1) Sebelum Subuh:

‫ا‬ ‫ُأ ِلي ِلَّيَة ال ِح ْك ِنْي َّنًةِ ِهلل‬


‫َيل‬ ‫َع‬
‫َت‬ ‫َص َقْب ُصْب َر َعَت ُس‬
Artinya: Aku niat shalat sunnah qobliyyah subuh dua rakaat karena Allah.
2) Sebelum Dzuhur:

‫ا‬ ‫ُأ ِلي ِلَّيَة الُظ ِر ْك ِنْي َّنًةِ ِهلل‬


‫َتَع َيل‬ ‫ْه َر َعَت ُس‬ ‫َص َقْب‬
Artinya: Aku niat shalat sunnah qobliyyah dzuhur dua rakaat karena Allah.
3) Setelah shalat Dzuhur:

‫ا‬ ‫ُأ ِلي ِد َة الُظ ِر ْك ِنْي َّنًةِ ِهلل‬


‫َيل‬ ‫َع‬
‫َت‬ ‫َص َبْع ّب ْه َر َعَت ُس‬
Artinya: Aku niat shalat sunnah ba’diyyah dzuhur dua rakaat karena Allah.
4) Sebelum shalat Asar

‫ا‬ ‫ُأ ِلي ِلَّيَة الُظ ِر ْك ِنْي َّنًةِ ِهلل‬


‫َتَع َيل‬ ‫ْه َر َعَت ُس‬ ‫َص َقْب‬
Artinya: Aku niat shalat sunnah qobliyyah dzuhur dua rakaat karena Allah
5) Sebelum shalat Maghrib:

‫ا‬ ‫ُأ ِلي ِلَّيَة ال ِر ْك ِنْي َّنًةِ ِهلل‬


‫َيل‬ ‫َع‬
‫َت‬ ‫َص َقْب َعْص َر َعَت ُس‬
Artinya: Aku niat shalat sunnah qobliyyah maghrib dua rakaat karena Allah.
6) Setelah shalat Maghrib:
‫ا‬ ‫ُأ ِلي ِد َة اَلمْغِر ب ْك ِنْي َّنًةِ ِهلل‬
‫َتَع َيل‬ ‫َر َعَت ُس‬ ‫َص َبْع ّب‬
Artinya: Aku niat shalat sunnah ba’diyyah maghrib dua rakaat karena Allah.
7) Sebelum shalat Isya’:

‫ا‬ ‫ُأ ِلي ِد َة اِلعَش اء ْك ِنْي َّنًةِ ِهلل‬


‫َع‬
‫َت َيل‬ ‫َر َعَت ُس‬ ‫َص َبْع ّب‬
Artinya: Aku niat shalat sunnah qobliyyah isya’ dua rakaat karena Allah.
8) Setelah shalat isya’:

‫ا‬ ‫ُأ ِلي ِد َة اِلعَش اء ْك ِنْي َّنًةِ ِهلل‬


‫َيل‬ ‫َع‬
‫َت‬ ‫َر َعَت ُس‬ ‫َص َبْع ّب‬
Artinya: Aku niat shalat sunnah ba’diyyah isya’ dua rakaat karena Allah.
7. SHALAT HAJAT
Shalat Hajat adalah shalat sunah yang dilakukan karena ada suatu hajat atau
keperluan, baik keperluan duniawi atau keperluan ukhrawi agar hajat dikabulkan Allah.
Firman Allah:
‫ِش ِع‬ ‫ِة‬ ‫ِع‬
‫َو اْس َت يُنوا ِبالَّص ِرْب َو الَّصال َو ِإَّنَه ا َلَك ِبَريٌة ِإال َعَلى اَخْلا َني‬
Artinya: Dan mintalah pertolonganlah (kepada Allah) dengan sabar dan shalat” ( Al Baqarah : 45 )
a. Cara melaksanakan Shalat hajat
Cara pelaksananya yaitu sama dengan sholat saholat sunat yang lainya yaitu:
1) Niat sholat Hajat di dalam hati, jika dilafalkan :

‫ُاَص ِّلى ُس ّنَـَة اَحْلاَج ِة َر ْك َعَتِنْي ِ ِهلل َتَعاىل‬


Artinya: aku niat sholat sunah hajat karena Allah.
2) Membaca doa Iftitah, dilanjutkan dengan surat Al Fatihah kemudian
membaca salah satu surat di dalam Al Quran
3) Ruku’ sambil membaca Tasbih tiga kali
4) I’tidal sambil membaca bacaannya
5) Sujud yang pertama sambil membaca Tasbih tiga kali
6) Duduk antara dua sujud sambil membaca bacaannya
7) Sujud yang kedua sambil membaca Tasbih tiga kali
8) setelah selesai rakaat pertama kemudian dilanjutkan rakaat kedua dan
setelah sujud terakhir kemudian tasyahhud akhir dan diakhiri dengan salam.
b. Do’a Setelalah Sholat Sunnah Hajat
Setelalah Sholat sunnah hajat 2 rokaat kemudian membaca pujian kepada Alloh
misalnya dengan memilih lafadz tahmid :

‫َال ِإَلَه ِإَّال الَّلُه اَحْلِليُم اْلَك ِر ُمي ُس ْبَح اَن الَّلِه َر ِّب اْلَعْر ِش اْلَعِظ يِم اَحْلْم ُد ِلَّلِه َر ِّب‬
‫اْلَعاَلِم َني َأْس َأُلَك ُموِج َباِت َر َمْحِتَك َو َعَز اِئَم َم ْغِف َر ِتَك َو اْلَغِنيَم َة ِم ْن ُك ِّل ِبٍّر َو الَّس َالَم َة‬
‫ِم ْن ُك ِّل ِإٍمْث َال َتَدْع ىِل َذْنًبا ِإَّال َغَف ْر َتُه َو َال ًّمَها ِإَّال َفَّر ْج َتُه َو َال َح اَج ًة ِه َى َلَك ِر ًض ا‬
‫ِمِح‬
‫ِإَّال َقَض ْيَتَه ا َيا َأْر َح َم الَّر ا َني‬
Artinya: Tiada ilah selain Allah yang Mahasantun lagi Mahamulia, Mahasuci Allah Tuhan ‘Arsy
yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Aku mohon kepadaMu hal-hal yang
bisa mendatangkan rahmatMu, sebab-sebab datangnya ampunanMu, perlindungan dari
segala noda, keuntungan dari segala kebajikan, dan keselamatan dari segala dosa.
Janganlah Engkau sisakan dosa untukku kecuali Engkau telah mengampuninya, jangan
sisakan kegalauan kecuali Engkau telah menghilangkannya, jangan sisakan hajat yang
Engkau meridhainya kecuali Engkau telah menunaikannya, duhai Dzat yang paling pemurah.
8. SHALAT MUTLAK
Shalat Mutlak adalah shalat sunnah yang boleh dikerjakan pada waktu kapan saja,
kecuali pada waktu yang dilarang untuk mengerjakan shalat sunah dengan jumlah rakaat yang
tidak terbatas. Niat shalat mutlak tidak terikat dengan niat tertentu selain ikhlas hanya karena
ibadah kepada Allah SWT. Shalat sunah mutlak dikerjakan tiap-tiap dua raka’at dengan satu
kali salam. Waktu-waktu yang diharamkan untuk mengerjakan shalat sunah adalah:
1) Waktu matahari sedang terbit hingga naik setombak/lembing.
2) Ketika matahari berada tepat di puncak ketinggiannya hingga tergelincirnya, kecuali pada
hari Jum’at ketika orang masuk masjid untuk mengerjakan shalat tahiyyatul masjid.
3) Sesudah shalat asar sampai terbenam matahari.
4) Sesudah shalat subuh hingga terbit matahari agak tinggi.
5) Ketika matahari sedang terbenam sampai sempurna terbenamnya.
Lafadz niatnya:

‫ُاَص لي سنة املطلق ركعتني هلل تعاىل‬


Artinya: Aku niat shalat sunah 2 rakaat karena Allah SWT

LEMBAR KERJA SISWA

I. Pilihlah salah satu jawaban yang kamu anggap paling benar dengan memberikan
tanda silang ( X )
1. Shalat yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama yang
terdiri dari imam dan makmum disebut....
a. shalat tahajud c. shalat berjamaah
b. shalat fardhu kifayah d. shalat istiqa’
2. Tersebut di bawah ini hukum shalat berjamaah adalah....
a. Fardhu A’in c. Fardhu Kifayah
b. Sunah Muakkad d. Sunah
3. Adapun keutamaan shalat berjamaah adalah....
a. Pahalanya digandakan 10 x lipat dari shalat sendiri
b. Pahalanya digandakan 17 x lipat dari shalat sendiri
c. Pahalanya digandakan 20 x lipat dari shalat sendiri
d. Pahalanya digandakan 27 x lipat dari shalat sendiri
4. Berikut ini adalah syarat-syarat menjadi imam, kecuali....
a. Membaca bismillahirrahmanirrahim
b. Baligh / Berakal sehat
c. Fasih membaca Al Qur’an dan cukup hapalannya
d. Mempunyai ilmu agama yang memadai
5. Tersebut di bawah ini adalah syarat-syarat menjadi makmum, kecuali....
a. Fasih membaca Al Qur’an dan cukup hapalannya
b. Harus mengerti dan mengikuti gerakan imam
c. Tidak boleh mendahului imam
d. Wajib niat mengikuti imam
6. Makmum yang datangnya terlambat sementara iman sudah melakukan
sebagaian rukun shalat ( seperti sudah baca al fatihah ataupun tertingal
rakaat) disebut makmum...
a. Muwafiq c. Munfarid
b. Masbuk d. Muakkad
7. Shalat dapat dilakukan secara berjamaah apabila dilaksanakan oleh paling
sedikit ....
a. 5 orang c. 3 orang
b. 4 orang . d. 2 orang
8. Keutamaan shalat berjamaah dibandingkan dengan shalat munfarid adalah
dilipatgandakan nilainya (pahalanya) sebanyak …..
a. 26 kali c. 28 kali
b. 27 kali d. 29 kal
9. Kriteria orang yang lebih diutamakan menjadi imam dalam shalat adalah….
a. usianya yang lebih tua c. yang menjadi tokoh
masyarakat
b. wawasan agamanya yang luas d. pakaiannya yang paling rapi

10. Perhatikan tabel berikut ini !


Ketentuan Kedudukan
1. Berada pada posisi di belakang A. Imam
2. Gerakannya diikuti B. Makmum
3. Gerakanya mengikuti
4. Lebih fasih dalam membaca Al Qur’an
Pasangan yang sesuai adalah ….
a. 1-A, 2-A, 3-B, 4-B c. 1-B, 2-A, 3-B, 4-A
b. 1-A, 2-B, 3-A, 4-B d. 1-B, 2-B, 3-A, 4-B
11. Pada waktu memasuki masjid hendak melaksanakan shalat
berjamaah, Sardi melihat imam dan jamaah yang lain sedang melakukan
tahiyat awal. Yang harus dilakukan Sardi pada saat itu adalah memulai shalat
dengan takbiratul ihram kemudian….
a. mempercepat gerakan rukuk, iktidal dan sujud
b. duduk dan membaca tahiyat awal bersama imam
c. menunggu imam dan makmum lain berdiri
d. shalat secara munfarid karena sudah ketinggalan
12. Shalat dua rakaat yang dilakukan untuk menghormati masjid dinamakan ....
a. Jama’ c.
Tahiyatul masjid
b. Qasar d. Shalat
jumat
13. Perhatikan hadits berikut ini!

‫ صالة‬: ‫عْن َعْبِد اهلل َبِن ُعَم ر َر ِض َي اهلل َعْنُه َم ا أن َرُس وُل اهلل صلى اهلل عليه وسلم قال‬
‫ متق عليه‬.‫اجلماعة افضل من صالة الفد يسبع وعشرين درجة‬
Makna dari hadits di atas menjelaskan tentang keutamaan ....
a. shalat berjamaah b. shalat munfarid
b. shalat tarawih d shalat jumat
14. Shalat sunah yang dikerjakan pada malam hari setelah shalat Isya’ sampai
menjelang waktu Subuh adalah shalat sunah....
a. Tarawih c. duha
b. Tahajut d. Istikharah
15. Perhatikan lafaz niat shalat sunah rawatib berikut ini!

‫ا‬ ‫ُأ ِلي ِلَّيَة ال ِح ْك ِنْي َّنًةِ ِهلل‬


‫َيل‬ ‫َع‬
‫َت‬ ‫َص َقْب ُصْب َر َعَت ُس‬
Lafaz niat tersebut adalah lafaz niat shalat rawatib yang dikerjakan...
a. sebelum shalat maghrib c. sebelum shalat isya
b. sebelum shalat subuh d. sebelum shalat
dzuhur
II. Isilah titik-titik di bawah ini sehingga menjadi pernyataan yang jelas dan
tepat.
1. Hukum mengerjakan shalat berjamaah adalah....
2. Perempuan boleh menjadi imam asalkan makmum semuanya....
3. Makmum yang dapat mengikuti imam secara sempurna dari awal hingga
akhir disebut dengan makmum....
4. Makmum yang datangnya terlambat sementara iman sudah melakukan
sebagaian rukun shalat ( seperti sudah baca al fatihah ataupun tertingal
rakaat) desebut makmum....
5. Shalat pada waktu dua hari raya, yakni Hari Raya Idul fitri dan Idul
Adha disebut dengan shalat....
6. Pada hari raya ‘Idul Fitri/Idul Adha disunahkan memperbanyak
membaca....
7. Shalat sunah yang dilaksanakan khusus pada malam hari bulan Ramadhan
adalah shalat....
8. Shalat Istisqa’ adalah shalat sunnat 2 rakaat yang dilakukan untuk
memohon .... kepada Allah SWT.
9. Shalat sunnah kusuf yang dikerjakan dengan tata cara tertentu karena
terjadinya gerhana ....
10. Shalat sunnah khusuf yang dikerjakan dengan tata cara tertentu karena
terjadinya gerhana ....
III. Jawablah soal-soal berikut ini dengan uraian yang jelas dan tepat!

1. Jelaskan pengertian shalat berjamaah !


2. Jelaskan ketentuan shalat berjamaah !
3. Jelaskan syarat-syarat shalat berjamaah !
4. Jelaskan syarat-syarat menjadi imam !
5. Tulislah shalat-shalat sunah berjamaah !
IV. Perbaikan
1. Tuliskan tata cara pengaturan saf dalam shalat berjamaah!
2. Tulislah tata cara pelaksanaan shalat idul fitri!
3. Tulislah syarat-syarat menjadi makmum !

V. Pengayaan
Kerjakan dengan berdiskusi bersama teman sekelompokmu!
1. Sebutkan perbedaan shalat sunah benjamaah dengan shalat sunah munfarid!
2. Tulislah bacaan niat shalat sunah tarawih !
3. Tulislah dalil naqli yang menjelaskan tentang keutamaan shalat berjamaah!
4. Tulislah waktu pelaksanaan shalat Sunat Rawatib ghoiru Muakkad!
5. Tulislah tata cara pelaksanaah shalat witir!

Anda mungkin juga menyukai