Anda di halaman 1dari 13

A.

Qiyamul-lail (Shalat Malam)

Qiyamul-lail adalah menghidupkan atau menegakkan malam dengan


berbagai amalan yang utama seperti shalat tahajjud, witir, dzikir, shalawat,
bertafakkur, dengan khusyuk dan tenang. Pelaksanaannya dimulai setelah
shalat isya, sampai terbitnya fajar. Dikerjakan sebelum tidur maupun sesudah
tidur. Namun yang paling utama dilaksanakan pada sepertiga malam akhir.1

1. Macam-macam Ibadah qiyamul-lail

a) Shalat Sunnah Tahajjud

ٰٓ ‫ك ع‬
َ َ‫َسى اَ ْن يَّ ْب َعث‬
‫ك َربُّكَ َمقَا ًما َّمحْ ُموْ دًا‬ َ ۖ َّ‫َو ِمنَ الَّي ِْل فَتَهَ َّج ْد بِ ٖه نَافِلَةً ل‬

Artinya : “dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajjudlah


kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-
mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji” (QS. Al isra’79).2

b) Syarat, Rukun, dan Jumlah Rakaat Shalat Sunnah Tahajjud


Pelaksanaan shalat sunnah tahajjud diisyaratkan harus tidur terlebih
dahulu sesudah shalat isya’ meskipun hanya sebentar. Sedangkan syarat
dan rukunnya sama dengan shalat fardlu, yang membedakan hanya pada
hukum wajib dan sunnahnya saja, adapun jumlah rakaat dan
maksimalnya tidak terbatas.
c) Niat Shalat sunnah Tahajjud

َ ‫ُأ‬
‫صلِّ ْي ُسنَّةَ التَّهَجُّ ِد َر ْك َعتَ ْي ِن هَّلِل ِ تَ َعالَى‬

Artinya : “Saya niat shalat sunnah Tahajjud dua Rakaat karena Allah
Ta’ala”

d) Waktu Shalat Sunnah Tahajjud


1
M.Hamdani B.Dz, Pendidikan Ketuhanan dalam Islam, (Surakarta: Muhammadiyah
University Press, 2001), hlm.165
2
Departemen RI, Mushab fami bi Syauqin: Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Forum
Pelayanan Al-Quran, 2013). Hlm.290
Shalat Sunnah Tahajjud dilaksanakan pada malam hari, tepatnya
setelah shalat isya’ sampai terbitnya fajar. Namun sebelum
melaksanakan shalat tahajjud harus tidur terlebih dahulu.3
e) Adab melaksanakan shalat sunnah Tahajjud
1. Tidur diawal malam
2. Apabila sudah bangun disunnahkan untuk menghapus
rasa kantuk dari matanya dengan berwudhu kemudian
bersiwak
3. Disunnahkan diawali dengan shalat sunnah 2 rakaat
singkat sebagai pembuka, kemudian melaksanakan shalat
tahajjud.
4. Pada waktu shalat tahajjud lebih afdhal memanjangkan
berdiri dengan membaca surat-surat yang ada dalam Al
Qur’an.
5. Apabila rasa kantuk sangat mengganggu kekhusyukan
shalat maka tidur sebentar sehinggah rasa kantuk hilang.
(oleh karenanya dianjurkan lebih awal tidur jika sudah
tidak ada hal penting untuk dikerjakan).
6. Sebaiknya menetapkan jumlah rakaat tahajjud yang siap
dan sanggup untuk dilaksanakan rutin setiap malam.
7. Sangat dianjurkan untuk membaca dzikir, istighfar, dan
doa ketika selesai shalat tahajjud.4

2. Shalat Sunnah Hajat

a) Syarat, Rukun, Rakaat shalat sunnah Hajat


Shalat sunnah hajat sama seperti syarat rukun shalat fardlu sebab
kaifiyatnya terdapat kesamaan. Adapun jumlah rakaatnya 2 rakaat.

3
Ahmad Nawawi Sadili, Shalat Fardlu dan Sunnah, (Jakarta: Amzah 2010), hlm 262-
263
4
Muhammad Bagir, Fiqih Praktis I (Seputar penyempurna Ibadah Ritual), Menurut Al-
Qur’an As-sunnah dan pendapat Ulama’, (Bandung: Karisma, 2008), hlm.170
b) Niat shalat sunnah hajat

َ ‫ُأ‬
َ ‫صلِّى ُسنَّةَ ْال َح‬
‫اج ِة َر ْك َعتَ ْي ِن هَّلِل ِ تَ َعالَى‬

Artinya: saya niat Shalat hajat dua rakaat karena Allah ta’ala

c) Waktu shalat sunnah hajat


Dapat dikerjakan kapanpun baik siang maupun malam kecuali pada
kelima waktu terlarang mengerjakan shalat.

3. Shalat sunnah witir


Shalat sunnah witir shalat sunnah yang bilangan rakaatnya ganjil yang
dikerjakan pada malam hari, Hukummnya sunnah muakkad sangat dianjurkan
sebab nabi Muhammad SAW selalu mengerjakan Ibadah shalat witir.
Syarat rukun dan jumah rakaat shalat witir
Sama halnya dengan shalat fardlu yang membedakan hanyalah
bilangan rakaat yang ganjil yakni paling sedikit satu rakaat dan paling
banyak sebelas rakaat. Untuk pelaksanaannya boleh satu kali salam
yakni satu rakaat, boleh dua kali salam tiga rakaat (dua rakaat salam
kemudian satu rakaat salam).5

B. Shalat Tarawih (Qiyam Ramadhan)


a) Pengertian shalat tarawih
Shalat Tarawih adalah shalat sunah yang didirikan setelah shalat
isya dibulan Ramadhan, hukum shalat tarawih sunnah muakkad artinya
sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Shalat tarawih disebut juga
qiyam ramadhan yaitu shalat yang bertujuan menghidupkan malam-
malam bulan Ramadhan. Imam nawawi al-Dimasyqiy mengatakan:
yang dimaksud dengan qiyam ramadhan adalah shalat tarawih.6 Maksud

5
Ibid.hlm 295-297
6
Hasan ibn Ahmad al-Kaf, al-Taqrirat al-Sadidah Fi Masail al-Mufidah, Vol.1 (Dar
al-Ulum: Surabaya 2004), h.287
dari perkataan imam nawawi al-Dimasyqiy dijelaskan oleh Al-Hafiz
Imam ibn Hajar Al-A’sqallaniy sebagai berikut :

‫ضان الَ یَ ُكون ِإالَّ بِھَا‬ ْ ‫ص ُل بِھَا ْال َم‬


َ ‫طلُوبُ ِمنَ ْالقِیَ ِام الَ َأ َّن قِیَا َم َر َم‬ ُ ْ‫یَ ْعنِي َأنَّھُ یَح‬.

Artinya : “Qiyam Ramadhan dapat dilakukan dengan shalat apa saja


termasuk shalat tarawih, namun ini bukan berarti qiyam ramadhan
hanya sebatas shalat tarawih saja”.

Maksud dari perkataan Imam ibn Hajar Al-A’sqallaniy adalah shalat


tarawih merupakan bagian dari qiyam Ramadhan.7

b) Dasar Hukum Shalat Tarawih


Hukumnya sunnah muakaddah (sunnah yang sangat dianjurkan
bagi setiap laki-laki dan perempuan dilaksanakan pada setiap malam
bulan ramadhan waktunya dimulai setelah shalat isya berakhir sampai
terbit fajar.

C. Shalat Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu
matahari sedang naik sekurang-kurangnya melebihi satu tombak.8
Hukum shalat dhuha adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan).
Sebab Rasulullah senantiasa mengerjakan dan berpesan kepada para sahabatnya
untuk mengerjakan shalat dhuha sekaligus menjadikannya sebagai wasiat.

a) Dalil diisyaratkannya Shalat Dhuha


Beberapa Dalil maupun hadist tentang diisyaratkannya shalat
dhuha :

‫ق الَّي ِْل َوقُرْ ٰانَ ْالفَجْ ۗ ِر اِ َّن قُرْ ٰانَ ْالفَجْ ِر‬
ِ ‫س اِ ٰلى َغ َس‬ ِ ْ‫اَقِ ِم الص َّٰلوةَ لِ ُدلُو‬
ِ ‫ك ال َّش ْم‬
7
Al-Hafiz Abdullah al-harrariy, Bughyah Al-thalib Lima’rifah al Ilm al Diniy al wajib,
vol.1 (Dar-al Masyari’2004), hlm.281
8
Moh, Syaifulloh Al aziz S., Fiqih Islam Lengkap – Edisi Revisi (Surabaya: Terbit
Terang, 2005), hlm.260
‫َكانَ َم ْشهُوْ دًا‬

Artinya : Laksanakanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir,


sampai gelap malam (dirikanlah pula) shalat subuh, sesungguhnya
shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (QS.Al-Isra’(17)’:78).

Meskipun Rasulullah mewasiatkan kepada salah satu


sahabatnya, akan tetapi wasiat itu juga ditujukan kepada seluruh
umatnya, tidak terbatas kepada seorang saja.9

b) Waktu shalat Dhuha


Shalat dhuha dilaksanakan pada hari antara jam 6.30 hingga jam
11.00 bilangan rakaatnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya delapan
rakaat caranya dua rakaat satu salam.10

D. Shalat Istikharah
Shalat Istikharah itu memohon petunjuk yang baik, shalat
istikharah ialah shalat sunnah dua rakaat untuk memohon kepada Allah SWT
Ketentuan pilihan yang lebih baik diantara 2 hal yang belum dapat
ditentukan baik buruknya. Shalat istikharah kita jalankan untuk mencari
petunjuk Allah SWT.11
a) Waktu Shalat Istikharah
Shalat Istikharah mempunyai waktu yang tertentu akan tetapi
shalat ini sebangsa shalat tahajjud dan shalat hajat, maka waktunya tepat
atau lebih utama bila dikerjakan malam hari yang sunyi agar seleksinya

9
MA Khalalulrahman Al Mahfani, Berkat Shalat Dhuha………,47
10
H Abujamin Rohan,Sholat Tiang Agama, (Jakarta: Media Da’wah, 1992), hlm.84
11
M. Imran, Penuntun Shalat Istikharah disertai Dzikir dan Doa’-Do’a, (Surabaya:
Karya Ilmu, 1991), hlm.5
Allah SWT mengabulkan apa yang diharapkan dan memberi petunjuk
terang sesuatu persoalan yang dibimbangkan.12

b) Hukumnya Shalat Istikharah


Shalat Istikharah sunnah muakkad, bagi orang yang sedang
menginginkan petunjuk itu maka akan mendapatkan pilihannya, anjuran
menjalankan shalat istikharah itu. seperti di kutib al- Quhtb ar-Rabbani
Imam Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam kitab Risalatul mu’awanah
wal muzhaharah wal muadzarah:
Rasulullah Bersabda:

َ ‫ار و َما نَ ِد َم َم ِن ا ْستَ َش‬


‫ار‬ َ َ‫اب َم ِن ا ْستَخ‬
َ َ‫َما خ‬

Artinya : Seseorang yang istikharah tidak mungkin pulang membawa


kegagalan sebagaimana pegiat musyawarah tidak akan pernah datang
memikul penyesalan.

c) Bilangan Rakaat dan surah yang dibaca saat istikharah


Shalat istikharah itu bilangannya ada dua rakaat, pada rakaat
pertama sesudah membaca surah Al-fatihah kemudian membaca surah
Al-kafirun, dan pada rakaat yang kedua sesudah membaca surah Al-
fatihah membaca surah Al-ikhlas, dan untuk mengerjakan shalat
istikharah boleh saja diwaktu mengerjakan shalat sunnah rawatib atau
tahiyatul masjid.13

E. Shalat Hajat
Shalat hajat adalah shalat yang dilakukan oleh seorang hamba
karena adanya suatu kebutuhan tertentu dengan maksud agar kebutuhannya
dipenuhi oleh Allah SWT. Shalat hajat merupakan salah satu jenis shalat

12
Ibid, hlm.6
13
Ibid, hlm.10
yang disyaratkan dalam islam. Dasar hukum shalat hajat adalah hadist
Rasulullah SAW, para sahabat, ulama salaf, dan juga orang-orang saleh
biasa melakukan shalat hajat, terutama ketika mereka memiliki suatu
kebutuhan baik dalam situasi mendesak maupun tidak.14

a) Waktu Shalat Hajat


Biasa dilakukan kapan saja akan tetapi, waktu yang terbaik
adalah sepertiga malam sekitar jam 02.00-04.00 WIB. Shalat hajat yang
kita lakukan pada waktu itu menjadi bagian dari qiyamul-lail.15

b) Hukum shalat hajat


Hukumnya shalat hajat ialah sunnah, apabila dikerjakan
mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa. Dikerjakan
agar keinginan dan kebutuhan dikabulkan Allah SWT. Hajat yang
dimaksudkan disini adalah hajat yang dibenarkan dalam syariat islam
seperti pekerjaan, karir, ekonomi, hingga masalah kemaslahatan
masyarakat.16 Waktu shalat hajat tidak ditentukan namun tidak
diperbolehkan mengerjakan shalat hajat pada waktu yang dilarang,
seperti setelah shalat ashar dan shalat subuh.

F. Shalat Taubat
Shalat taubat sendiri merupakan shalat sunnah yang dikerjakan ketika
seseorang hendak memohon ampun kepada Allah SWT, atas segala dosa
maupun kesalahan yang pernah diperbuat selama hidup. Umummnya orang-
orang melakukan shalat ini, bersamaan dengan taubat nasuha.
a) Hal yang membedakan shalat taubat

14
Ibnu Thahir,The Ulimate power Shalat Hajat, (Jakarta: Qultum media, 2012), hlm.1
15
Abdul Aziz Muhammad Azzzam, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm.328
16
Ali akbar bin Aqil,Penutup mengerjakan Shalat Hajat, (Jakarta: Qultum Media, 2017),
hlm.8
Hal yang membedakan shalat taubat dan shalat lainnya adalah
waktu dan niat yang diucapkan. Taubat sendiri merupakan hal yang
tidak bisa di tunda-tunda.
b) Waktu yang diharamkan shalat taubat
1. Mulai dari terbit fajar kedua, hingga terbit matahari
2. Saat terbit matahari hingga matahari naik sepenggal
3. Saat matahari persis ditengah-tengah hingga terlihat condong
4. Setelah shalat ashar hingga matahari tenggelam
5. Ketika menjelang matahari tenggelam hingga benar-benar
sempurna tenggelamnya.
Shalat taubat bisa dilakukan sebanyak dua, empat atau enam
rakaat.

G. Shalat Gerhana
Shalat gerhana ialah shalat yang dikerjakan dengan tata cara gerakan
tertentu, ketika hilang cahaya matahari atau bulan atau hilang
sebagiannya.17
a) Hukum Shalat Gerhana
Shalat Gerhana hukumnya sunnah muakkadah
b) Waktu shalat gerhana
Waktu shalat gerhana dimulai dari awal gerhana matahari atau
bulan sampai gerhana tersebut berakhir. Berdasarkan sabda nabi
salallahu’ alaihi wa sallam “oleh Karena itu bila kalian melihatnya maka
berdoalah kepada Allah SWT dan shalatlah sampai kembali terang”.
(Muttafaqun’alaihi).18
c) Waktu shalat gerhana dianggap usai
Shalat gerhana matahari tidak ditunaikan jika muncul dua perkara
yaitu ; terang seperti sediakala dan gerhana terjadi tatkala matahari
17
Rifa’I, Tuntunan Sholat, (Semarang: PT.Karya Toha Putra, 2009), hlm.101

18
Ibid. hlm.207
terbenam. Demikian pula halnya dengan shalat gerhana bulan, tidak
ditunaikan jika telah muncul dua perkara yaitu ; terang seperti sediakala
dan saat terbit matahari.

H. Shalat Istisqa’
Shalat Istisqa’ bermakna meminta air. Istisqa artinya meminta hujan,
namun dikalangan ahli fiqih sudah dipahami jika disebut shalat istisqa’ yang
dimaksud adalah permohonan diturunkannya hujan kepada Allah bukan
kepada mahluk.19
a) Hukum Shalat Istisqa’
Hukum shalat istisqa sunnah muakaddah

b) Waktu pelaksanaan
Shalat istisqa’ tidak memiliki waktu khusus namun terlarang
dikerjakan diwaktu-waktu terlarang shalat. Akan tetapi yang lebih
utama sebagaimana waktu ‘id yaitu ketika matahari mulai terlihat.

I. Seputar Sujud
A. Sujud Tilawah
Sujud tilawah adalah sujud yang dilakukan karena membacakan
atau dibacakan ayat sajdah.20

b. Syarat-syarat sujud Tilawah


1. Di luar Shalat ; Bacaan tersebut disyariatkan, Bacaan tersebut
disengaja, yang dibacanya adalah seluruh ayat sajdah, tidak
memisahkan antara bacaan (ayat sajdah) dan sujudnya dalam
jangka waktu yang lama.

19
Lisaanul ‘arab, 14/393
20
Ahmad Nawawi Sadili, Panduan Praktis dan Lengkap Shalat Fardlu dan Sunnah,
(Jakarta: Amzah, 2010), hlm.212
2. Di dalam Sholat ; jika seorang melakukan sujud tilawah di dalam
sholat, maka selain syarat-syarat yang telah disebutkan diatas
tambah dengan dua syarat, yakni sebagai berikut; Tidak
menyengaja membaca ayat sajdah karena untuk melakukan
sujud. Dan yang ke dua yang melakukan sujud itu adalah orang
yang membacanya, namun bagi seorang makmum wajib
mengikuti imam dalam sujud tilawah.21
B. Sujud Sahwi
Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan bisa karena
adanya penambahan atau pengurangan, atau keragu-raguan dalam
hal penambah atau pengurangan. Orang yang melakukan penambah
beruba shalat karena lupa; seperti berdiri, rukuk, sujud, atau duduk
meskipun hanya sebentar ia wajib melakukan sujud sahwi.22

C.Sujud Syukur
Sujud syukur adalah sujud diluar shalat yang dilakukan
karena ungkapan rasa syukur atau terima kasih kepada Allah SWT.
1. . Sebab- sebab sujud syukur antara lain :
1. Kedatangan nikmat.
2. Kemenangan atas musuh.
3. Kedatangan seorang yang diharapkan.
4. Melihat orang yang diuji dengan musuh dunia.
5. Melihat orang yang diuji dengan musibah akhirat.
b). Syarat-Syarat Sujud Syukur
1. Islam..
2. Berakal
3. Menutup aurat..
4. Suci dari hadast

21
Ibid.hlm.213
22
Hassan Ayub, Fiqih Ibadah, (Depok: Fathan Prima Media, 2014), hlm.206
5. Menghadap kiblat.23

J. Shalat Berjamaah

a) Hadirnya wanita dalam shalat Jamaah di Masjid


Dalam hadist nabi SAW bersabda :

ِ ‫صالَتِ ِه‬
‫في بَ ْيتِ ِه َوسُوْ قِ ِه خَ ْمسًا‬ َ ‫َلى‬
َ ‫ُف ع‬ ِ ‫صالَةُ ال َّر ُج ِل‬
ُ ‫في َج َما َع ٍة تَضْ ع‬ َ
‫ضَأ فََأحْ َسنَ ال ُوضُو َء ثُ َّم َخ َر َج ِإل َى‬ َّ ‫ َو َذلِكَ َأنَّهُ ِإ َذا ت ََو‬.‫ض ْعفًا‬
َ َ‫َو ِع ْش ِر ْين‬
َّ‫ت لَهَا َد َر َجة َوحُط‬ ْ ‫صالَةُ ل َم يَ ْخطُ ُخ‬
ْ ‫ط َوةً ِإالَّ ُرفِ َع‬ ِ ‫ْال َمس‬
َّ ‫ْج ِد الَ يَ ْخ ُر ُجهُ ِإالَّ ال‬

ِ ‫صلِّي َعلَ ْي ِه َما دَا َم‬


‫في‬ َ ُ‫ى لَ ْم تَزَ لْ ال َمالَِئ َكةُ ت‬
َّ ‫صل‬ َ ‫َع ْنهُ بِهَا خَ ِطيَْئةً فَِإ َذا‬
‫صالَ ٍة‬ ِ ‫ َوالَ يَزَا ُل‬.ُ‫ص ِّل َعلَ ْي ِه اللَّهُ َّم ارْ َح ْمه‬
َ ‫في‬ َ ‫ اللَّهُ َّم‬:‫ث‬
ْ ‫صالَّهُ َما لَ ْم يَحْ ُد‬
َ ‫ُم‬
َّ ‫َما ا ْنتَظَ َر ال‬
َ‫صالَة‬

Dari abi hurairah radiyallahuanhu bahwa Rasululah SAW


bersabda “shalatnya seseorang berjamaah lebih banyak dari pada
bila shalat sendirian atau shalat pasarnya dengan dua puluh sekian
derajat. Hal itu karena dia berwudhu dan membaguskan wudhunya
kemudian mendatangi masjid dimana dia tidak melakukannya kecuali
untuk shalat. Tidaklah dia melangkah dengan satu langkah kecuali
ditinggikan baginya derajatnya dan dihapuskan kesalahannya hingga
dia masuk masjid dan malaikat tetap bersholawat kepadanya selama
dia berada pada tempat shalatnya seraya berdoa ‘ya Allah berikanlah
kasihmu kepadanya, ya Allah ampunilah dia, ya Allah ampunilah
dia,dan dia tetap dianggap masih dalam keadaan shalat selama dia
menunggu datangnya waktu shalat.”(HR. Bukhari Muslim).

23
Abdul Qadir Ar-Rahbawi, Fiqih Shalat Empat Madzhab, (Jogjakarta: Hikam Pustaka,
2007) hlm.347
Adanya janji pahala yang berlipat ganda inilah yang menjadi motivasi
besar bagi kaum muslimin dan muslimat untuk menunaikan shalat
berjamaah di masjid.

Dari Abdullah, dari Rasulullah SAW Beliau bersabda :

Shalat perempuan didalam bait lebih baik dari pada shalatnya


di dalam hujr, shalat perempuan di dalam mukhda lebih baik dari pada
shalatnya di dalam bait.(HR. Abu daud)

Makna Hadits ini perempuan lebih baik sholat di tempat yang


jauh dari keramaian. Tapi juga ada hadits lain yang berbeda pendapat di
riwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Dari Abdullah bin umar sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda :

Janganlah kamu melarang Hamba Allah yang perempuan


kerumah Allah (Masjid). (HR. Bukhari Muslim).

Jadi, boleh memberi kesempatan kepada perempuan selama


kaum perempuan keluar rumah dalam keadaan menjaga kehormatan
dirinya, dan jauh dari fenomena tabbarruj (bersolek ala jahiliah) yang
dimurkai Allah SWT. (Yusuf Al-Qaradhawi, fatwa mu’ashirah).

b) Shalat di masjid yang lebih Jauh.

Jika didekat rumah seorang ada masjid yang sedikit jamaahnya,


sedangkan masjid yang jaraknya jauh banyak jamaahnya maka masjid
yang jarak jauh lebih utama, kecuali dalam dua keadaan :

(1) jamaah masjid yang dekat akan terlantar habis karena


dia telah pindah dari masjid tersebut ke masjid yang jauh dimana
dia sebagai imam di masjid tersebut atau masyarakat sekitar akan
hadir dengan kehadirannya, dalam kondisi ini maka masjid yang
dekat lebih utama.
(2) Imam masjid yang jauh seorang ahli bid’ah seperti
penganut paham mu’tazillah dan selainnya, atau seorang yang
fasiq, atau tidak meyakini akan wajibnya sebagian rukun maka
masjid yang dekat lebih utama.

Anda mungkin juga menyukai