Di Susun Oleh :
Kelompok 3
1. Mita 21723072
2. Ayu Prianita 21723037
3. Umi Kasanah 21723062
4. Ahmad Nuryadi 21723059
5. Andi Azhari 21723028
6. M.Rahmat Wibowo 21723019
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bahwa ibadah sholat sebagai satu amalan wajib bagi
seluruh umat Islam seperti halnya dalam firman Allah:
1
ghoiru muakkad yang diharapkan mampu memberi pengetahuan dan pemahaman
akan pentingnya sholat-sholat sunnah tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dan Hikmah dari sholat sunnah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan hikmah dari sholat sunnah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dan ba’diyah yang ada, ada beberapa yang termasuk dalam sholat
sunnah rawatib muakkad, yaitu sholat rawatib yang dianjurkan
oleh Rasulullah saw.
Adapun yang termasuk shalat sunnah rawatib muakkad
menurut kesepakatan semua ulama adalah yang memiliki
ketentuan sebagi berikut:
a. Dua rakaat sebelum shalat subuh
Dalam sebuah hadits, diriwayatkan oleh Nabi, sebagai
berikut:
َاَّن الَّنَّىِب َص لَّى اُهلل َعَلْيِه َو َس َّلَم َال َيَد ُع َاْر َبًعا: َعْن َعاِئَشَة َر ِض َى اُهلل َعْنَه ا َقاَلْت
( َاَّن اْبَن َمْسُعْو ٍد َر ِض َى اُهلل َعْنُه ُيَص ِّلى َقْبَل اُجْلْمَعِة َاْر َبًعا َو َبْع َد َه ا َاْر َبًعا (رواه الرتمذى
4
Artinya: ”Sesungguhnya Ibnu Mas’ud melakukan shalat empat
rakaat sebelum dan setelah shalat Jum’at”. (HR At Tirmidzi)
(الرتمذى
Artinya: Dari Umi Habibah Ra. berkata, Rasulullah Saw.
bersabda: “Barang siapa shalat empat rakaat sebelum Dzuhur
dan empat rakaat sesudahnya, maka Allah mengharamkannya
masuk neraka”. (HR At Tirmidzi).
Catatan :
Yang dimaksud dengan empat rakaat dalam hadits di atas
adalah dua rakaat sunnah muakkad dan dua rakaat sunnah
ghairu muakkad.
5
rakaat sesudah Isya dan dua rakaat sebelum Shubuh”. (HR.
Bukhari dan Muslim).
Keutamaan shalat sunnah rawatib muakkad adalah:
1) Keutamaan shalat sunnah sebelum subuh
Dijelaskan oleh hadits sebagai berikut:
َر ْك َع َت ا اْلَفْج ِر َخْي ٌر ِم َن: َع ْن َعاِئَشَة َرِض َى ُهللا َع ْنَها َع ِن الَّنِبِّي َص لَّى ُهللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َق اَل
(الُّد ْنَياَو َم اِفْيَها )رواه المسلم
Artinya: Dari Aisyah r.a. dari Nabi SAW. Beliau telah bersabda,”dua rakaat
sebelum fajar itu lebih baik daripada dunia dan segala isinya.” (HR. Muslim)
2) Keutamaan shalat sunnah dzuhur baik qabliyah maupun ba’diyah dan shalat
sunnah sesudah shalat maghrib dan sesudah isya’
Dijelaskan dalam hadits, yang artinya sebagai berikut:
َم ْن َص َّلى ِفى: َقاَل َر ُسْو ُل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم: َع ْن ُاِّم َح ِبْيَبَة َرِض َى ُهللا َع ْنَها َقاَلْت
, َاْر َبًع ا َقْب َل الُّظْه ِر َو َر ْك َع َتْيِن َبْع َدَها: َي ْو ٍم َو َلْيَل ٍة ِاْثَنى َع َش َر َة َر ْك َع ًة َبَنى َبْيٌت ِفى اْلَج َّن ِة
(َو َر ْك َع َتْيِن َبْع َد اْلَم ْغ ِر ِب َو َر ْك َع َتْيِن َبْع َد اْلِع َش اِء َو َر ْك َع َتْيِن َقْبَل اْلَفْج ِر )رواه الترمذى
Artinya: “siapa yang shalat sehari semalam dua belas rakaat, maka dibangunlah
bagimya sebuah rumah di surga, yaitu 4 rakaat sebelum dzuhur, 2 rakaat sesudah
dzuhur, 2 rakaat sesudah maghrib, 2 rakaat sesudah isya’ dan 2 rakaat sebelum
subuh.” (HR. Turmudzi).
6
Para ulama sepakat bahwa waktu shalat sunnah witir itu adalah sesudah shalat
isya’ dan terus berlangsung sampai tiba fajar. Sebagaimana yang diriwayatkan
oleh Abu Mas’ud al-Anshari r.a berkata:
رواه احمد بسند صحيٍح.كان رسول هللا صلى هللا عليه وسّلم يوتر اّول الليل اوسطه وأخره
Artinya: “Rasulullah saw. itu mengerjakan shalat witir pada awal malam.
Kadang-kadang pula dipertengahan malam dan kadang-kadang pula pada
penghabisan malam itu.” (HR Ahmad dengan sanad yang shahih)”
Dan disunnahkan menyegerakan shalat witir pada permulaan malam bagi
seseorang yang khawatir tidak akan bangun pada akhir malam. Akan tetapi, bagi
seorang yang mampu bangun pada akhir malam, maka disunnahkan mengerjakan
witir itu di akhir malam.
Tidak ada dua kali witir dalam semalam. Seseorang yang telah mengerjakan
shalat witir, lalu ingin shalat sunnah lagi, keadaan seperti ini boleh dilakukan.
Akan tetapi, jangan mengulangi lagi shalat witir untuk kedua kalinya. Hal ini
berdasarkan riwayat Abu Daud, Nasa’I, dan Tirmidzi yang menganggapnya
hasan, Ali. r.a berkata:
ران فى ليلٍة صالُة الِوْتِر َو اِج َب ٌة ِع ْن َد أِبىJJ الوت:سمعت رسول هللا صّلى هللا عليه وسّلم يقول
َحِنْيَفَة َو ُس َّنٌة ُم َؤ َّك َد ٌة ِع ْنَد َغْيِر ِه
Sholat witir menurut Syafi'i, Hambali dan Maliki hukumnya adalah sunnah
muakkadah sementara menurut Hanafi hukumnya wajib.
7
Syafi’i 1 rakaat -
2. Shalat Tahajjud
Shalat tahajjud adalah shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari.
Waktu yang paling baik ialah dilaksanakan sesudah bangun tidur setelah shalat
isya’ sepertiga malam yang terakhir. Jumlah bilangan rakaatnya paling sedikit dua
rakaat dan paling banyak tidak terbatas. Allah berfirman: surat al-isra’: 79
z`ÏBur È@ø‹©9$# ô‰¤fygtFsù ¾ÏmÎ/ \'s#Ïù$tR y7©9 #Ó|¤tã br& y7sWyèö7tƒy
7•/u‘ $YB$s)tB #YŠqßJøt¤C ÇÐÒÈ
Artinya: “dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu
sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat
kamu ke tempat yang Terpuji.”
Dalam melaksanakan shalat tahajjud, maka seseorang disunnahkan untuk
melakukan hal-hal berikut:
a. Niat bangun malam untuk mengerjakan shalat tahajjud ketika akan tidur
b. Menghilangkan kantuk dengan bersuci dan melihat ke langit sambil
berdo’a
c. Sebaiknya dimulai dengan shalat iftitah sebelum shalat tahajjud
d. Hendaklah membangunkan keluarganya untuk bersama-sama mengerjakan
perbuatan mulia tsb.
e. Tidak memaksakan diri, bila mengantuk hendaklah tidur terlebih dahulu
kemudian melanjutkan kembali
Tentang waktunya, shalat malam boleh dikerjakan dipermulaan, pertengahan,
atau penghabisan malam, dengan syarat sudah melakukan shalat isya’. Dan
dikatakan bahwasannya ada waktu-waktu utama dalam melaksanakan shalat
tahajjud ini, yaitu: pada sepertiga malam yang akhir sudah tiba.
3. Shalat tarawih
Shalat sunnah tarawih adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari,
pada bulan ramadhan. Waktunya setelah melaksanakan shalat isya’ sampai
menjelang subuh.
8
Bilangan rakaat shalat tarawih
Madzhab Bilangan Alasan
Syafi’I 20 Berdasarkan yang dilakukan oleh
Hanafi 20 Khalifah Umar bin Khatab dalam
rangka mensyiarkan malam
Hambali 20
ramadhan
Melihat penduduk Madinah
Maliki 39 melakukan shalat tarawih 39 rakaat
disertai shalat witir
melihat Nabi melakukan shalat
hadits malam pada bulan ramadhan
11
Aisyah maupun selain ramadhan hanya
sebanyak 11 rakaat
Perbedaan pendapat tentang hal ini tidak perlu menjadi bahan pertentangan
karena tarawih itu merupakan bagian dari shalat malam yang jumlah rakaatnya
tidak terbatas. Semua itu untuk menghidupkan malam ramadhan yang banyak
berkahnya. Jika shalat tarawih dilaksanakan empat rakaat maka tidak diselingi
dengan tasyahud awal.
9
RÎ) š»oYø‹sÜôãr& trOöqs3ø9$# ÇÊÈ Èe@|Ásù y7În/tÏ9 öptùU$#ur ǯ$!
ËÈ
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu (hai Muhammad)
nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan
berkorbanlah” (QS. al-Kautsar (108): 1-2).
Para ulama berselisih pendapat tentang hukum shalat idul fitri dan idul adha,
yaitu:
Madzhab Hukum
Fardhu ain dengan syarat-syarat yang ada pada shalat
Hanafi jum’at tetapi jika tidak dipenuhi kewajiban tersebut
maka akan menjadi gugur.
Maliki Sunnah muakkad
Syafi’i Sunnah muakkad
Hambali Fardhu kifayah
Kedua shalat hari raya tersebut pada prinsipnya sama dalam hal tata caranya,
kecuali niat dan waktunya yang berbeda. Jumlah rekaat keduanya juga sama, yaitu
dua rekaat. Waktu melaksanakan shalat ‘Idain ini adalah sejak terbit matahari
sampai tergelincir matahari. Akan tetapi, shalat ‘Idul Fitri lebih baik diakhirkan
sedikit daripada shalat ‘Idul Adha yang disunnahkan lebih pagi.
10
Waktu pelaksanaan shalat ied menurut imam madzhab, yaitu:
Madzhab Waktu shalat
Hambali Sejak naiknya matahari setombak sampai waktu zawal
Sejak terbitnya matahari sampai tergelincirnya
Syafi’i
matahari (waktu zawal)
Sejak terbitnya matahari sampai tergelincirnya
Imamiyah
matahari (waktu zawal)
Setelah selesai melakukan shalat ‘Idain ini disusul dengan khutbah. Nabi dan para
shahabatnya melakukan shalat ‘Idain sebelum khutbah seperti yang dijelaskan
oleh Ibnu ‘Umar:
.)كان رسول هللا صلّى هللا عليه وسّلم و أبو بكر وعمر يصّلون العيدين قبل الخطبة (رواه الجماعة
Artinya: Adalah Rasulullah Saw., Abu Bakar, dan ‘Umar melakukan shalat ‘Idain
sebelum khutbah (HR. Jama’ah ahli hadits).
11
membacaﺴﺑﺤﺎﻦﺍﷲﻮﺍﻠﺤﻤﺪﺍﷲﻮﻻﺍﻟﻪﺍﻻﺍﷲﻮﺍﷲﺍﻛﺑﺮKemudian membaca
alfatihah dan surat iqtarobat kemudian menyempurnakan
hingga selesai.
Membaca doa iftitah, membaca takbir 6 kali, yang diantara 2
takbir itu membaca:
ﺍﷲﺍﻜﺑﺮﻜﺑﻴﺮﺍﻮﺍﻟﺤﻤﺪﷲﻜﺛﻴﺮﺍﻮﺴﺑﺤﺎﻦﺍﷲﺑﻜﺮﺓﺃﺻﻴﻼﻮﺻﻠﻰﺍﷲﻋﻠﻰﻣﺤﻣﺩﻮﺍﻠﻪﻮﺴﻠﻢﺘﺴﻠﻴﻣﺎ
kemudian membaca ﺍﻋﻮﺫﺑﺎﺍﷲﻤﻦﺍﻟﺷﻴﻄﺎﻦﺍﻟﺮﺟﻴﻢdan basmalah, lalu
Hambali
membaca al-fatihah dan surat al-a’la. Rakaat kedua, membaca
takbir 5 kali dan tiap-tiap dua takbir diselingi dengan ucapan
yang sama pada rakaat pertama. Kemudian membaca alfatihah
dan surat al-ghasyiyah, lalu ruku’ sampai selesai.
Mengucapkan takbiratul ihram, takbir 6 kali, lalu membaca al-
fatihah dan surat al-a’la, ruku’, dan sujud. Bangkit Rakaat
Maliki kedua sambil membaca takbir, ditambah dengan 5 takbir
sesudahnya, lalu membaca al-fatihah dan surat as-
syamsikemudian shala hingga selesai.
12
b. Takbir tujuh kali setelah membaca do’a iftitah sebelum membaca surat
alfatihah pada rakaat pertama. Pada rakaat kedua takbir lima rakaat
sebelum membaca surat al-fatihah selain dari takbir pada waktu berdiri.
c. Mengangkat tangan setiap kali takbir
d. Membaca tasbih di antara beberapa takbir
e. Membaca surat Al-A’la setelah surat Al-fatihah pada rakaat pertama dan
surat Al-ghasyiyah.
13
Tahiyatul masjid berarti penghormatan masjid, shalat tahiyatul
masjid berarti shalat yang dikerjakan untuk menghormati masjid.
Masjid adalah tempat manusia bersemabah sujud kepada Allah,
semua kegiatan di masjid menggunakan nama Allah oleh karena itu
masjid disebut Baitullah. Demikian mulianya sehingga islam
mensyariatkan shalat tahiyatul masjid, Rasulullah bersabda:
14
Artinya: “Saya berniat shalat tahiyat masjid dua rakaat
karena Allah Ta’ala.”
b. Takbiratul ihram
c. Shalat dua rakaat seperti biasa.
d. Salam.
Tujuan dari pelaksanaan shalat dua rakaat ini adalah untuk
menghormati masjid. Karena masjid memiliki kehormatan dan
kedudukan mulia yang harus dijaga oleh orang yang memasukinya.
Yaitu dengan tidak duduk sehingga melaksanakan shalat tahiyatul
masjid ini. Karena pentingnya shalat ini, Nabi Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam tetap memerintahkan seorang sahabatnya – Sulaik al-
Ghaathafani – yang langsung duduk shalat memasuki masjid untuk
mendengarkan khutbah dari lisannya. Ya, Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam tidak membiarkannya duduk walaupun untuk mendengarkan
khutbah dari lisannya, maka selayaknya kita memperhatikan shalat ini.
Jumhur ulama berpendapat : hukum shalat dua rakaat sebelum
masuk masjid adalah mandub (sunnah) dan tidak wajib.
MADZHAB RAKAAT
Hanafi 4 rakaat sebelum dan sesudah dhuhur
15
dan 4 rakaat sebelum ashar
Syafi’i
3. Shalat Dhuha
Shalat dhuha adalah shalat yang dikerjakan pada waktu dhuha,
yakni ketika matahari sudah naik, yaitu kira-kira setinggi tombak
sampai matahari tergelincir yaitu menjelang waktu dhuhur. Hukum
mengerjakan shalat dhuha adalah sunnah. Shalat dhuha memiliki
keutamaan yang besar bagi pelakunya sehingga rasulullah
menganjurkan para sahabat dan seluruh kaum muslim untuk
melaksanakannya.
Bilangan rakaat shalat dhuha. Shalat dhuha dikerjakan sekurang-
kurangnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya sebelas rakaat.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diantara banyak macam sholat sunnah yang pernah dilakukan oleh Rasulullah
saw. ada sholat-sholat sunnah yang tergolong pada yang dianjurkan dan yang
tidak dianjurkan, namun tetap dilaksanakan oleh Rasulullah sebagai tauladan bagi
umat Islam sedunia. Maka dari itu, bolehlah kita klasifikasikan sholat sunnah
menjadi 2, yaitu:
1. Shalat Sunnah Muakkad
Sholat sunnah Muakkad adalah shalat sunnah yang dikuatkan atau
shalat sunnah yang selalu dikerjakan Rasulullah dan jarang
ditinggalkannya.
Adapun macam-macamnya adalah sebagai berikut:
a. Shalat sunnah rawatib, sholat sunnah rawatib muakkad terdiri dari:
1) Dua rakaat sebelum shalat subuh
2) Dua rakaat sebelum shalat dzuhur
3) Dua rakaat sesudah shalat dzuhur
4) Dua rakaat sesudah shalat maghrib
5) Dua rakaat sesudah shalat isya’
17
2. Shalat Sunnah Ghoiru Muakkad
Shalat sunnah ghairu muakad adalah shalat sunnah yang kadang
dikerjakan Rasulullah dan kadang tidak dikerjakannya. Maksudnya adalah
sholat sunnah yang tidak dianjurkan oleh Rasulullah saw.
Adapun yang termasuk dalam kategori shalat sunnah ghoiru
muakkad adalah:
a. Tahiyatul masjid
b. Shalat sunnah rawatib,
Sebagaimana dalam shalat sunnah muakkad, ada juga shalat
rawatib yang terkategorikan sebagai shalat rawatib yang ghoiru
muakkad, diantaranya adalah:
1) Dua rakaat sebelum Dzuhur
2) Dua rakaat sesudah Dzuhur
3) Empat rakaat sebelum Ashar.
4) Dua rakaat sebelum Maghrib.
5) Dua rakaat sebelum Isya’
c. Shalat dhuha
Dan dalam semua macam-macam sholat ini memiliki kesamaan
dalam pelaksanaannya hanya saja berbeda dalam niatnya di setiap
sholatnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Abyan, Amir. (2008). Pendidikan Agama Islam Fikih. Semarang: PT karya Toha
Putra.
Shalat Tarawih Menurut Mazhab Empat, diakses pada tanggal 7 April 2013 dari
http://nuruddina.blogspot.com/2010/09/shalat-tarawih-menurut-mazhab-
empat.html
(http://Redhabelajarikhlas.blogspot.com)
19