Anda di halaman 1dari 14

SHALAT SUNNAH

Diajukan dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Fiqhi 1 ( ibadah )

DI SUSUN OLEH :

1. ABDAN SYAKUR (2131009)


2. FIRDAUS (2131034)
3. NURUL FUADY (2131022)
4. ISMA (2131025)

DOSEN PENGAMPU :

Wahyuni, S.Pd.I.,M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI )

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

DARUD DAKWAH WAL-IRSYAD

( STAI DDI MAROS )

2022
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur hanya untuk Allah SWT. Yang telah
memberikan taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini Sholawat dan salam selalu Tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW dan keluarganya serta orang-orang yang melanjutkan risalahnya sampai
akhir zaman.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah logika.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini sangat diharapkan
dari para pembaca. Akhir kata, semoga karya tulis sederhana ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Maros, 2 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR .................................................................................... I

DAFTAR ISI ................................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1. Latar Belakang ..................................................................................... 1


2. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
3. Tujuan .................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

1. Apa pengertian dari shalat sunnah rawatib,tahiyatul


masjid,dhuha,wudhu?........................................................................... 2
2. Bagaimana waktu pelaksanaan shalat sunnah rawatib,tahiyatul
masjid,dhuha,wudhu?........................................................................... 3
3. Bagaimana hukum sahalat sunnah rawatib,tahiyatul
masjid,dhuha,wudhu?........................................................................... 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 10

1. Kesimpulan .......................................................................................... 10
2. Saran ..................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Setiap ummat muslim diwajibkan untuk mendirikan sholat, karena sholat
merupakan tiang agama. Tiang penopang yang akan menentukan berdiri atau
tidaknya agama dalam diri masing – masing ummat muslim.Sholat terbagi
menjadi dua macam, yang pertama sholat wajib yakni sholat yangdiwajibkan
bagi setiap muslim untuk mendirikannya. Yang kedua sholat sunnah yakni
sholatyang hukumnya sunnah.Sholat sunnah dapat dikerjakan berjamaah
maupun munfarid dan terbagi dalam duamacam yakni sholat sunnah mu’akat
dan ghairu mu’akad. Mu’akad artinya dianjurkan, jadisholat sunnah itu ada
yang dianjurkan untuk ummat muslim melaksanakannya, ada juga sholat
sunnah yang tidak dianjurkan melaksanakannya, tapi sebagaimana hukumnya
sunnah bila dikerjakan berpahala ditinggalkan tidak apa

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari shalat sunnah rawatib,tahiyatul masjid,dhuha , dan
wudhu?
2. Bagaimana waktu pelaksanaan shalat sunnah rawatib,tahiyatul masjid,
dhuha , dan wudhu?
3. Bagaimana hukumnya shalat sunnah rawatib,tahiyatul masjid,dhuha,dan
wudhu?

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui pengertian shalat sunnah rawatib,tahiyatul
masjid,dhuha,dan wudhu
2. Mengetahui waktu pelaksaann shalat sunnah rawatib, tahiyatul masjid,
dhuha, dan wudhu
3. Mengetaui hukum shalat sunnah rawatib, tahiyatul masjid, dhuha, dan
wudhu

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian shalat sunnah


shalat sunnah adalah semua shalat yang dikerjakan di luar shalat yang
difardhukan. Nabi Muhammad SAW mengerjakan sholat sunnah selain untuk
mendekatkan diri kepada Allah juga mengharapkan tambahan pahala, namun
jika tidak tidak dikerjakan pun tidak mendapatkan dosa.
1. Jenis jenis shalat sunnah

Salat sunah muakkad, adalah salat sunah yang dianjurkan dengan


penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib), seperti salat dua hari raya,
salat sunah witr dan salat sunah thawaf.

Salat sunah ghairu muakkad, adalah salat sunah yang dianjurkan


tanpa penekanan yang kuat, seperti salat rawatib dan salat sunah yang
sifatnya insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti salat
kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana).

1. Hukum shalat sunnah


Sesuai dengan namanya, hukum pelaksanaan sholat sunnah
qobliyah dan ba'diyah ialah sunnah, yakni jika dikerjakan maka akan
mendatangkan pahala, sebaliknya jika tidak dikerjakan maka tidak
mendatangkan dosa ataupun pahala
2. Macam – macam shalat sunnah
Berikut deretan macam-macam sholat sunnah yang bisa
Anda kerjakan sesuai waktu dan kebutuhan Anda. Dilansir dari Islamidia,
berikut ulasannya.
a. Shalat wudhu
b. Shalat Tahiyatul Masjid
c. Sholat Dhuha
d. Salat Rawatib

2
2. Pengertian Shalat Sunnah Rawatib,Tahiyatul Masjid, Wudhu, Dan
Dhuha

1. Pengertian Shalat Rawatib


Shalat rawatib adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat lima
waktu (shalat fardlu). Shalat rawatib adalah shalat sunnah dua rakaat atau
empat rakaat, tetapi pelaksanaannya tetap dua rakaat satu salam, yang
dilaksanakan sebelum atau sesudah shalat wajib lima waktu, dilaksanakan
secara munfarid (sendiri-sendiri) tidak berjama‟ah dan cara
pelaksanaannya seperti melaksanakan shalat biasa yang dua rakaat
Rasulullah SAW. bersabda, “Barang siapa yang shalat dua belas rakaat
pada siang dan malam, akan dibangunkan baginya rumah di surga.”
Ummu
Habibah berkata: ”Saya tidak pernah meninggalkan shalat rawati
semenjak mendengar hadits tersebut.” „Anbasah berkata, ”Saya tidak
pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari Ummu
Habibah.”Amru bin Aus berkata, “Saya tidak pernah meninggalkannya
setelah mendengar hadits tersebut dari „Anbasah.” An-Nu‟am bin Salim
berkata, Saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits
tersebut dari Amru bin Aus.” (H.R. Muslim)12 Berdasarkan hadits di atas,
dapat disimpulkan bahwa shalat rawatib yaitu shalat sunnah yang
pelaksanaannya mengiringi shalat lima waktu, baik itushalat sunnah
qabliyah (sebelum shalat wajib) maupun ba‟diyah (sesudah shalat wajib)
yang dilakukan secara munfarid.

a. Ketentuan Shalat Rawatib


Sesuai dengan namanya, hukum shalat rawatib adalah sunnah. Macam-
macam shalat rawatib ada dua, yaitu sunnah muakkad (sangat dianjurkan
untuk dikerjakan) dan ghairu muakkad (tidak terlalu dianjurkan/ditekankan
untuk dikerjakan).13 Sunnah muakkad adalah shalat sunnah yang sering
dikerjakan oleh Rasulullah SAW. dan jarang sekali ditinggalkan oleh

3
beliau. Sunnah ghairu muakkad adalah shalat sunnah yang jarang
dikerjakan oleh Rasulullah SAW. dan sering ditinggalkan oleh beliau.1

b. Bilangan Rakaat Shalat sunnah Rawatib muakkad


Bilangan Rakaat Shalat Rawatib Muakkad Shalat rawatib muakkad adalah
shalat sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Berikut ini adalah
yang termasuk dalam
shalat rawatib muakkad:2

a. rakaat qabliyah dhuhur.


 2 rakaat ba‟diyah dhuhur.
 2 rakaat ba‟diyah maghrib.
 2 rakaat ba‟diyah isya‟.
 2 rakaat qabliyah shubuh.

Hal ini sebagaimana yang telah diterangkan oleh Rasulullah SAW. di


dalam sabdanya:

Saya menghafalkan 10 rakaat (shalat sunnah) dari Nabi SAW. yaitu dua
rakaat qobliyah (sebelum) dhuhur, dua rakaat ba‟diyah (sesudah) dhuhur,
dua rakaat ba‟diyah (setelah) maghrib di rumahnya, dua rakaat ba‟diyah
(setelah) isya‟ di rumahnya, dan dua rakaat sebelum shalat shubuh.”(H.R.
Imam Bukhari dan Muslim)
c. Bilangan Rakaat Shalat sunnah Rawatib ghairu muakkad
Shalat rawatib ghairu muakkad adalah shalat sunnah yang tidak begitu
diutamakan atau tidak dianjurkan untuk dikerjakan. Shalat rawatib ghairu

1
0 Ahmad Sultoni, Panduan Salat Lengkap dan Praktis: Wajib dan Sunnah Disertai Dzikir dan Doa
Sehari-hari (Yogyakarta: Media Firdaus, 2017), 133.
11 Mukhammad Maskub, Tuntunan Shalat Wajib dan Sunat „Ala Aswaja; Disertai Dalil AlQur‟an/Hadits (Kebumen:
Mediatera, 2016), 466.
12 Ibnu Watiniyah, Tuntunan Lengkap Salat, Doa, dan Zikir (Jakarta: Kaysa Media, 2016), 175.
13 Fahmi Kurniawan, Buku Panduan Praktis Shalat Lengkap: Wajib dan Sunnah Plus Zikir dan DoaMudah Dipahami,
Belajar Shalat Fardhu dan Sunnah Jadi Mudah! (tt: Checlist, 2016), 142.
14 Sayuti, Tuntunan Shalat Rawatib-Dilengkapi Dengan Do‟a-Do‟a Pilihan, Arab-Indonesia (tt: Sangkala, tth), 7. 15 Ibid,
28

4
muakkad mempunyai keistimewaan dan keutamaan yang besar
sebagaimana yang sunnah muakkad, namun tidak sebesar atau seutama
yang sunnah muakkad.

Adapun yang termasuk dalam bagian shalat rawatib ghairu


muakkad adalah:
 2 rakaat qabliyah dhuhur.
 2 rakaat ba‟diyah dhuhur
 4 rakaat qabliyah ashar.
 2 rakaat qabliyah maghrib.
 2 rakaat qabliyah isya‟.153
d. Adab Shalat Rawatib
Adab melaksanakan shalat rawatib adalah sebagai berikut:
a. Shalat rawatib tidak didahului adzan dan iqomah.
b. Shalat rawatib dilakukan secara munfarid atau sendiri.
c. Shalat rawatib boleh dikerjakan di rumah, di musholla, atau di masjid.
d. Bacaan tidak dinyaringkan dan dilakukan setiap dua rakaat satu salam.
e. Nabi Muhammad SAW. sering berpindah tempat dari tempat shalat
fardlu sebelum melakukan shalat rawatib
e. Keutamaan Shalat Rawatib
Ada beberapa keutamaan dalam melakukan shalat rawatib, di antaranya:
a. Menyempurnakan shalat fardlu.
b. Menambah kebaikan/pahala.
c. Dicintai Allah SWT.
d. Doa yang kita panjatkan cepat dikabulkan oleh Allah SWT.
e. Terhindar dari siksa api neraka.
f. .Mengandung beberapa hikmah yang tidak terkandung pada ibadah-
ibadah yang lain.

. 14 Sayuti, Tuntunan Shalat Rawatib-Dilengkapi Dengan Do‟a-Do‟a Pilihan, Arab-Indonesia (tt: Sangkala, tth), 7. 15 Ibid,
28

5
2. Pengertian Shalat Tahiyatul Masjid
Secara bahasa tahiyatul masjid (‫( ت ح ية ال م سجد‬artinya menghormati
masjid.Dalam istilah syariah, tahiyatul masjid adalah shalat sunnah dua
rakaat yang dilakukan ketika seorang muslim pertama kali memasuki
masjid dan belum duduk. Dimaksud dengan shalat tahiyatul masjid (sering
disebut tahiyat masjid saja) adalah shalat yang biasa dikerjakan oleh setiap
orang yang baru masuk masjid untukmengerjakan suatu kegiatan baik
shalat berjamaah siang maupun malam ataupun melakukan kajian dan
kegiatan lainnya pada setiap masuk masjid.
Sholat ini dilakukan dengan tujuan sebagai penghormatan kepada masjid
yang merupakan rumah Allah SWT, yaitu rumah untuk beribadah kepada
Allah SWT. Hukum dari sholat tahiyatul masjid ini adalah sunnah. Ibnu
Hajar berkata, “Tahiyyatul Masjid adalah shalat yang dilakukan sebanyak
dua raka’at, dan dikerjakan oleh seseorang ketika masuk ke masjid.
Adapun hukumnya termasuk sunnah berdasarkan konsensus karena hal itu
merupakan hak setiap orang yang akan masuk ke masjid4

a. Dalil Tentang Shalat Tahiyatul Masjid


Para ulama sepakat bahwa shalat sunnah khusus untuk menghormati
masjid (tahiyatul masjid) adalah ibadah shalat sunnah yang disyariatkan
dalam agama Islam. Dalil yang mendasari adanya shalat tahiyatul masjid
ini.
1. Hadits Pertama
Sabda Rasulullah SAW :
Artinya :
Bila salah seorang dari kalian masuk ke dalam masjid, janganlah duduk
sebelum shalat dua rakaat”. (HR. Bukhari dan Muslim).

b. Tata Cara Pelaksanaan Shalat Tahiyatul Masjid


a. Jumlah rakaatnya hanya 2 rakaat.

6 Asep Jihad, et.al., Evaluasi,

6
b. Dilaksanakan secara munfarid (sendirian).
c. Syarat sah shalat tahiyatul masjid sama dengan shalat yang lain,
ditambah satu lagi yakni dilakukan di masjid. Tidak sah jika
dilakukandiluar masjid.
d. Waktunya setiap saat memasuki masjid, baik untuk melaksanakan shalat
fardu maupun ketika akan beri’tikaf.
e. Bacaan-bacaan shalat tahiyatul masjid sama dengan shalat yang lain,
hanya niatnya saja yang berbeda.

3. Pengertian Shalat Sunnah dhuha


Shalat dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan seorang muslim
ketika waktu dhuha.24 Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
yang dimaksud dengan waktu dhuha adalah waktu menjelang tengah hari
(kurang lebih pukul 10.00).25 Sedangkan menurut Ubaid Ibnu Abdillah,
yang dimaksud dengan shalat dhuha adalah “Shalat sunnah yang
dikerjakan ketika pagi hari pada saat matahari sedang naik”.5 Mengenai
waktu shalat dhuha Ubaid Ibnu Abdillah memaparkan yaitu dimulai saat
matahari naik kira-kira sepenggalah atau kira-kira setinggi 7 hasta dan
berakhir disaat matahari lingsir (sekitar pukul 07.00 sampai masuk waktu
dzuhur), akan tetapi disunnahkan melaksanakannya di waktu yang agak
akhir yaitu disaat matahari agak tinggi dan panas terik.
Setelah mengetahui pengertian waktu dhuha, maka dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan shalat dhuha adalah shalat
yang dikerjakan pada pagi hari ketika matahari sedang naik, kurang
lebihsetinggi 7 hasta (pukul 07.00 sampai dengan pukul 11.00 siang).
a. Hukum Shalat Sunnah Dhuha
Hukum mengerjakan shalat dhuha adalah sunnah mu’akkad (sangat
dianjurkan). Jadi, bagi seseorang yang menginginkan mendapat pahala

5
4M. Suhadi, Panduan Terlengkap Wajib dan Sunnah, (Surakarta, Al-Qudwah, 2015), h. 100. 25Depdikbud,
KamusBesarBahasa Indonesia, Edisikedua, (Jakarta: BalaiPustaka, 1994). h 79 26 Ubaid Ibnu Abdillah, Keutamaandan
Keistimewaan : Shalat Tahajjud, Shalat Hajat,
Shalat Istikharah, Shalat Dhuha, (Surabaya: Pustaka Media), h. 127.

7
maka hendaklah mengamalkannya dan jika tidak, maka tidak ada
halangan atau tidak berdosa meninggalkannya.31
Shalat dhuha merupakan shalat sunnah dengan banyak sekali
keistimewaan. Masyarakat umumnya melakukan shalat dhuha sebagai
jalan untuk memohon maghfirah (ampunan dari Allah swt.), mencari
ketenangan hidup dan memohon agar dilapangkan rezeki di langit dan
bumi. Selain itu, shalat dhuha merupakan salah satu kunci pembuka
rezeki. Bila kita rajin melakukan shalat dhuha secara khusyuk dan
ikhlas, maka kita akan memperoleh kelapangan rezeki serta
kemudahan hidup lainnya. Bila kita melaksanakan shalat dhuha
semata-mata karena Allah, insya Allah kita akan mendapatkan rezeki
dari jalan yang tidak didugaduga.
b. Waktu pelaksanaannya Shalat Sunnah Dhuha
Shalat dhuha dilakukan antara pukul 06.30 hingga pukul 11.00,
bilangan rakaatnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya delapan
rakaat. Caranya setiap dua rakaat satu salam. Shalat dhuha adalah
shalat sunnah yang dilakukan seorang muslim ketika waktu dhuha.
Waktu dhuha adalah waktu ketika matahari mulai naik kurang lebih 7
hasta sejak terbitnya ( kira-kira pukul 7 pagi) hingga waktu dzuhur.
Shalat dhuha merupakan shalat sunnah yang dianjurkan oleh nabi, bagi
siapa umatnya yang mengamalkan shalat sunnah dhuha dua rakaat
pada pagi hari maka orang tersebut akan dicukupkan sampai sore,
seperti hadits nabi Muhammad saw.6
4. pengertian shalat sunnah wudhu
Shalat sunnah wudhu adalah shalat sunnah yang dikerjakan setelah
melakukan wudhu. Shalat sunnah wudhu merupakan salah satu jenis shalat
yang sangat mudah dan ringan untuk dikerjakan. Shalat ini hanya terdiri
dari dua rakaat dan dapat diker- jakan kapanpun setelah mengambil air
wudhu.

31Ubaid Ibnu Abdillah, Op. Cit, h. 130. 32Ratih Rahmawati, Nikmatnya Ibadah Sunnah, (Yogyakarta: Checklist, 2017), h.
241. 40Departemen Agama RI, Op. Cit, h. 595.6

8
a. Waktu pelaksanaan shalat sunnah wudhu
Waktu Sholat Sunnah wudhu Para ulama mengajurkan sholat wudhu
karena sholat wudhu memiliki banyak keistimewaan serta Rasulullah
SAW tidak pernah meninggalkan sholat wudhu meskipun dalam
kondisi apapun. Sholat wudhu boleh dilakukan kapan saja, siang
maupun malam dengan syarat didahului wudhu terlebih dahulu.
Artinya seseorang yang ingin sholat wudhu diwajibkan untuk
mengambil wudhu terlebih dahulu, wudhu juga berfungsi sebagai
pembersih dari segala kotoran yang menempel pada tubuh manusia
serta batasan menyentuhkan tangan kita dengan yang bukan muhrim
baik sengaja maupun tidak. Bahkan para ulama Syafi’iyah sholat
wudhu boleh dilakukan di waktu-waktu terlarang sholat. Hal ini karena
sholat wudhu termasuk sholat yang mempunyai sebab, sedangkan
larangan sholat pada waktu-waktu tertentu sholat hanya berlaku untuk
sholat yang tidak mempunyai sebab tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa sholat Sunnah wudhu dapat dilakukan


kapan saja, setelah seseorang tersebut telah selesai mengambil wudhu,
tetapi sangat disarankan bagi seseorang yang ingin sholat wudhu dan
ingin berjamaah dengan imam di masjid maka dianjurkan untuk datang
lebih awal. Karena dengan datang awal maka ada waktu untuk
melaksanakan sholat wudhu. Jika seseorang tersebut datang dengan
kondisi imam telah memimpin sholat maka dianjurkan untuk sholat
berjamaah terlebih dahulu karena posisi sholat wajib harus lebih
diutamakan. Namun jika sholat wajib telah selesai maka bisa
dilaksanakan sholat wudhu.7

7
8 Abu Abdullah Muhammad Bin Ismail Al-Bukha>ri, Shahi>h Bukha>ri, Vol.
1, (Bairu>t: Da>r Ibnu Katsi>r, t.t.h), h. 71, Hadits No. 158. lihat juga Abu>
al-Husain Muslim bin Al-Hajja>j al-Qusyairi An-Naisa>buri, Shahi>h
Muslim, Vol. 1, (Bairu>t: Da>r Al-Jail, t.th.), h. 141, Hadi>ts No. 561.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Shalat rawatib adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat lima waktu
(shalat fardlu). Shalat rawatib adalah shalat sunnah dua rakaat atau empat
rakaat,.Shalat rawatib ghairu muakkad adalah shalat sunnah yang tidak begitu
diutamakan atau tidak dianjurkan untuk dikerjakan. Shalat rawatib ghairu
muakkad mempunyai keistimewaan dan keutamaan yang besar sebagaimana
yang sunnah muakkad, namun tidak sebesar atau seutama yang sunnah
muakkad
Secara bahasa tahiyatul masjid (‫( ت ح ية ال م سجد‬artinya menghormati
masjid.Dalam istilah syariah, tahiyatul masjid adalah shalat sunnah dua rakaat
yang dilakukan ketika seorang muslim pertama kali memasuki masjid dan
belum duduk.
Shalat dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan seorang muslim ketika
waktu dhuha.24 Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang
dimaksud dengan waktu dhuha adalah waktu menjelang tengah hari (kurang
lebih pukul 10.00).
Shalat sunnah wudhu adalah shalat sunnah yang dikerjakan setelah
melakukan wudhu. Shalat sunnah wudhu merupakan salah satu jenis shalat
yang sangat mudah dan ringan untuk dikerjakan. Shalat ini hanya terdiri dari
dua rakaat dan dapat diker- jakan kapanpun setelah mengambil air wudhu.

B. Saran
Segala puji bagi Allah SWT, yang karena karunianya, akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah kami.semoga Allah SWT selalu melimpahkan
rahmatnya kepada kami untuk membuat karya yang lebih baik untuk waktu-
waktu yang akan datang. Kami berharap sekali-kritik dan saran dari para
pembaca sangat kami harapkan semoga dapat menjadi khazana baru buat
kami untuk karya kami berikutnya

10
DAFTAR PUSTAKA

(Bairu>t: Da>r Ibnu Katsi>r, t.t.h), h. 71, Hadits No. 158. lihat juga Abu>

Abu Abdullah Muhammad Bin Ismail Al-Bukha>ri, Shahi>h Bukha>ri, Vol.

Ahmad Sultoni, Panduan Salat Lengkap dan Praktis: Wajib dan Sunnah Disertai
Dzikir dan Doa

al-Husain Muslim bin Al-Hajja>j al-Qusyairi An-Naisa>buri, Shahi>h

Asep Jihad, et.al., Evaluasi,

atiniyah, Ibnu (2019). Tuntunan Lengkap 99 Salat Sunah Superkomplet. Jakarta:


Kaysa Media.

Fahmi Kurniawan, Buku Panduan Praktis Shalat Lengkap: Wajib dan Sunnah Plus
Zikir dan DoaMudah Dipahami, Belajar Shalat Fardhu dan Sunnah Jadi Mudah!
(tt: Checlist, 2016), 142.

Ibnu Watiniyah, Tuntunan Lengkap Salat, Doa, dan Zikir (Jakarta: Kaysa Media,
2016), 175.

Mukhammad Maskub, Tuntunan Shalat Wajib dan Sunat „Ala Aswaja; Disertai
Dalil AlQur‟an/Hadits (Kebumen: Mediatera, 2016), 466.

Muslim, Vol. 1, (Bairu>t: Da>r Al-Jail, t.th.), h. 141, Hadi>ts No. 561

Sayuti, Tuntunan Shalat Rawatib-Dilengkapi Dengan Do‟a-Do‟a Pilihan, Arab-


Indonesia (tt: Sangkala, tth), 7. 15 Ibid, 28

Sehari-hari (Yogyakarta: Media Firdaus, 2017), 133.

Shalat Istikharah, Shalat Dhuha, (Surabaya: Pustaka Media.

Suhadi, Panduan Terlengkap Wajib dan Sunnah, (Surakarta, Al-Qudwah, 2015),


Depdikbud, KamusBesarBahasa Indonesia, Edisikedua, (Jakarta: BalaiPustaka,

11

Anda mungkin juga menyukai