Diajukan dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Fiqhi 1 ( ibadah )
DI SUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
Wahyuni, S.Pd.I.,M.Pd.I
2022
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur hanya untuk Allah SWT. Yang telah
memberikan taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini Sholawat dan salam selalu Tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW dan keluarganya serta orang-orang yang melanjutkan risalahnya sampai
akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah logika.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini sangat diharapkan
dari para pembaca. Akhir kata, semoga karya tulis sederhana ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
1. Kesimpulan .......................................................................................... 10
2. Saran ..................................................................................................... 10
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap ummat muslim diwajibkan untuk mendirikan sholat, karena sholat
merupakan tiang agama. Tiang penopang yang akan menentukan berdiri atau
tidaknya agama dalam diri masing – masing ummat muslim.Sholat terbagi
menjadi dua macam, yang pertama sholat wajib yakni sholat yangdiwajibkan
bagi setiap muslim untuk mendirikannya. Yang kedua sholat sunnah yakni
sholatyang hukumnya sunnah.Sholat sunnah dapat dikerjakan berjamaah
maupun munfarid dan terbagi dalam duamacam yakni sholat sunnah mu’akat
dan ghairu mu’akad. Mu’akad artinya dianjurkan, jadisholat sunnah itu ada
yang dianjurkan untuk ummat muslim melaksanakannya, ada juga sholat
sunnah yang tidak dianjurkan melaksanakannya, tapi sebagaimana hukumnya
sunnah bila dikerjakan berpahala ditinggalkan tidak apa
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari shalat sunnah rawatib,tahiyatul masjid,dhuha , dan
wudhu?
2. Bagaimana waktu pelaksanaan shalat sunnah rawatib,tahiyatul masjid,
dhuha , dan wudhu?
3. Bagaimana hukumnya shalat sunnah rawatib,tahiyatul masjid,dhuha,dan
wudhu?
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui pengertian shalat sunnah rawatib,tahiyatul
masjid,dhuha,dan wudhu
2. Mengetahui waktu pelaksaann shalat sunnah rawatib, tahiyatul masjid,
dhuha, dan wudhu
3. Mengetaui hukum shalat sunnah rawatib, tahiyatul masjid, dhuha, dan
wudhu
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Pengertian Shalat Sunnah Rawatib,Tahiyatul Masjid, Wudhu, Dan
Dhuha
3
beliau. Sunnah ghairu muakkad adalah shalat sunnah yang jarang
dikerjakan oleh Rasulullah SAW. dan sering ditinggalkan oleh beliau.1
Saya menghafalkan 10 rakaat (shalat sunnah) dari Nabi SAW. yaitu dua
rakaat qobliyah (sebelum) dhuhur, dua rakaat ba‟diyah (sesudah) dhuhur,
dua rakaat ba‟diyah (setelah) maghrib di rumahnya, dua rakaat ba‟diyah
(setelah) isya‟ di rumahnya, dan dua rakaat sebelum shalat shubuh.”(H.R.
Imam Bukhari dan Muslim)
c. Bilangan Rakaat Shalat sunnah Rawatib ghairu muakkad
Shalat rawatib ghairu muakkad adalah shalat sunnah yang tidak begitu
diutamakan atau tidak dianjurkan untuk dikerjakan. Shalat rawatib ghairu
1
0 Ahmad Sultoni, Panduan Salat Lengkap dan Praktis: Wajib dan Sunnah Disertai Dzikir dan Doa
Sehari-hari (Yogyakarta: Media Firdaus, 2017), 133.
11 Mukhammad Maskub, Tuntunan Shalat Wajib dan Sunat „Ala Aswaja; Disertai Dalil AlQur‟an/Hadits (Kebumen:
Mediatera, 2016), 466.
12 Ibnu Watiniyah, Tuntunan Lengkap Salat, Doa, dan Zikir (Jakarta: Kaysa Media, 2016), 175.
13 Fahmi Kurniawan, Buku Panduan Praktis Shalat Lengkap: Wajib dan Sunnah Plus Zikir dan DoaMudah Dipahami,
Belajar Shalat Fardhu dan Sunnah Jadi Mudah! (tt: Checlist, 2016), 142.
14 Sayuti, Tuntunan Shalat Rawatib-Dilengkapi Dengan Do‟a-Do‟a Pilihan, Arab-Indonesia (tt: Sangkala, tth), 7. 15 Ibid,
28
4
muakkad mempunyai keistimewaan dan keutamaan yang besar
sebagaimana yang sunnah muakkad, namun tidak sebesar atau seutama
yang sunnah muakkad.
. 14 Sayuti, Tuntunan Shalat Rawatib-Dilengkapi Dengan Do‟a-Do‟a Pilihan, Arab-Indonesia (tt: Sangkala, tth), 7. 15 Ibid,
28
5
2. Pengertian Shalat Tahiyatul Masjid
Secara bahasa tahiyatul masjid (( ت ح ية ال م سجدartinya menghormati
masjid.Dalam istilah syariah, tahiyatul masjid adalah shalat sunnah dua
rakaat yang dilakukan ketika seorang muslim pertama kali memasuki
masjid dan belum duduk. Dimaksud dengan shalat tahiyatul masjid (sering
disebut tahiyat masjid saja) adalah shalat yang biasa dikerjakan oleh setiap
orang yang baru masuk masjid untukmengerjakan suatu kegiatan baik
shalat berjamaah siang maupun malam ataupun melakukan kajian dan
kegiatan lainnya pada setiap masuk masjid.
Sholat ini dilakukan dengan tujuan sebagai penghormatan kepada masjid
yang merupakan rumah Allah SWT, yaitu rumah untuk beribadah kepada
Allah SWT. Hukum dari sholat tahiyatul masjid ini adalah sunnah. Ibnu
Hajar berkata, “Tahiyyatul Masjid adalah shalat yang dilakukan sebanyak
dua raka’at, dan dikerjakan oleh seseorang ketika masuk ke masjid.
Adapun hukumnya termasuk sunnah berdasarkan konsensus karena hal itu
merupakan hak setiap orang yang akan masuk ke masjid4
6
b. Dilaksanakan secara munfarid (sendirian).
c. Syarat sah shalat tahiyatul masjid sama dengan shalat yang lain,
ditambah satu lagi yakni dilakukan di masjid. Tidak sah jika
dilakukandiluar masjid.
d. Waktunya setiap saat memasuki masjid, baik untuk melaksanakan shalat
fardu maupun ketika akan beri’tikaf.
e. Bacaan-bacaan shalat tahiyatul masjid sama dengan shalat yang lain,
hanya niatnya saja yang berbeda.
5
4M. Suhadi, Panduan Terlengkap Wajib dan Sunnah, (Surakarta, Al-Qudwah, 2015), h. 100. 25Depdikbud,
KamusBesarBahasa Indonesia, Edisikedua, (Jakarta: BalaiPustaka, 1994). h 79 26 Ubaid Ibnu Abdillah, Keutamaandan
Keistimewaan : Shalat Tahajjud, Shalat Hajat,
Shalat Istikharah, Shalat Dhuha, (Surabaya: Pustaka Media), h. 127.
7
maka hendaklah mengamalkannya dan jika tidak, maka tidak ada
halangan atau tidak berdosa meninggalkannya.31
Shalat dhuha merupakan shalat sunnah dengan banyak sekali
keistimewaan. Masyarakat umumnya melakukan shalat dhuha sebagai
jalan untuk memohon maghfirah (ampunan dari Allah swt.), mencari
ketenangan hidup dan memohon agar dilapangkan rezeki di langit dan
bumi. Selain itu, shalat dhuha merupakan salah satu kunci pembuka
rezeki. Bila kita rajin melakukan shalat dhuha secara khusyuk dan
ikhlas, maka kita akan memperoleh kelapangan rezeki serta
kemudahan hidup lainnya. Bila kita melaksanakan shalat dhuha
semata-mata karena Allah, insya Allah kita akan mendapatkan rezeki
dari jalan yang tidak didugaduga.
b. Waktu pelaksanaannya Shalat Sunnah Dhuha
Shalat dhuha dilakukan antara pukul 06.30 hingga pukul 11.00,
bilangan rakaatnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya delapan
rakaat. Caranya setiap dua rakaat satu salam. Shalat dhuha adalah
shalat sunnah yang dilakukan seorang muslim ketika waktu dhuha.
Waktu dhuha adalah waktu ketika matahari mulai naik kurang lebih 7
hasta sejak terbitnya ( kira-kira pukul 7 pagi) hingga waktu dzuhur.
Shalat dhuha merupakan shalat sunnah yang dianjurkan oleh nabi, bagi
siapa umatnya yang mengamalkan shalat sunnah dhuha dua rakaat
pada pagi hari maka orang tersebut akan dicukupkan sampai sore,
seperti hadits nabi Muhammad saw.6
4. pengertian shalat sunnah wudhu
Shalat sunnah wudhu adalah shalat sunnah yang dikerjakan setelah
melakukan wudhu. Shalat sunnah wudhu merupakan salah satu jenis shalat
yang sangat mudah dan ringan untuk dikerjakan. Shalat ini hanya terdiri
dari dua rakaat dan dapat diker- jakan kapanpun setelah mengambil air
wudhu.
31Ubaid Ibnu Abdillah, Op. Cit, h. 130. 32Ratih Rahmawati, Nikmatnya Ibadah Sunnah, (Yogyakarta: Checklist, 2017), h.
241. 40Departemen Agama RI, Op. Cit, h. 595.6
8
a. Waktu pelaksanaan shalat sunnah wudhu
Waktu Sholat Sunnah wudhu Para ulama mengajurkan sholat wudhu
karena sholat wudhu memiliki banyak keistimewaan serta Rasulullah
SAW tidak pernah meninggalkan sholat wudhu meskipun dalam
kondisi apapun. Sholat wudhu boleh dilakukan kapan saja, siang
maupun malam dengan syarat didahului wudhu terlebih dahulu.
Artinya seseorang yang ingin sholat wudhu diwajibkan untuk
mengambil wudhu terlebih dahulu, wudhu juga berfungsi sebagai
pembersih dari segala kotoran yang menempel pada tubuh manusia
serta batasan menyentuhkan tangan kita dengan yang bukan muhrim
baik sengaja maupun tidak. Bahkan para ulama Syafi’iyah sholat
wudhu boleh dilakukan di waktu-waktu terlarang sholat. Hal ini karena
sholat wudhu termasuk sholat yang mempunyai sebab, sedangkan
larangan sholat pada waktu-waktu tertentu sholat hanya berlaku untuk
sholat yang tidak mempunyai sebab tertentu.
7
8 Abu Abdullah Muhammad Bin Ismail Al-Bukha>ri, Shahi>h Bukha>ri, Vol.
1, (Bairu>t: Da>r Ibnu Katsi>r, t.t.h), h. 71, Hadits No. 158. lihat juga Abu>
al-Husain Muslim bin Al-Hajja>j al-Qusyairi An-Naisa>buri, Shahi>h
Muslim, Vol. 1, (Bairu>t: Da>r Al-Jail, t.th.), h. 141, Hadi>ts No. 561.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Shalat rawatib adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat lima waktu
(shalat fardlu). Shalat rawatib adalah shalat sunnah dua rakaat atau empat
rakaat,.Shalat rawatib ghairu muakkad adalah shalat sunnah yang tidak begitu
diutamakan atau tidak dianjurkan untuk dikerjakan. Shalat rawatib ghairu
muakkad mempunyai keistimewaan dan keutamaan yang besar sebagaimana
yang sunnah muakkad, namun tidak sebesar atau seutama yang sunnah
muakkad
Secara bahasa tahiyatul masjid (( ت ح ية ال م سجدartinya menghormati
masjid.Dalam istilah syariah, tahiyatul masjid adalah shalat sunnah dua rakaat
yang dilakukan ketika seorang muslim pertama kali memasuki masjid dan
belum duduk.
Shalat dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan seorang muslim ketika
waktu dhuha.24 Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang
dimaksud dengan waktu dhuha adalah waktu menjelang tengah hari (kurang
lebih pukul 10.00).
Shalat sunnah wudhu adalah shalat sunnah yang dikerjakan setelah
melakukan wudhu. Shalat sunnah wudhu merupakan salah satu jenis shalat
yang sangat mudah dan ringan untuk dikerjakan. Shalat ini hanya terdiri dari
dua rakaat dan dapat diker- jakan kapanpun setelah mengambil air wudhu.
B. Saran
Segala puji bagi Allah SWT, yang karena karunianya, akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah kami.semoga Allah SWT selalu melimpahkan
rahmatnya kepada kami untuk membuat karya yang lebih baik untuk waktu-
waktu yang akan datang. Kami berharap sekali-kritik dan saran dari para
pembaca sangat kami harapkan semoga dapat menjadi khazana baru buat
kami untuk karya kami berikutnya
10
DAFTAR PUSTAKA
(Bairu>t: Da>r Ibnu Katsi>r, t.t.h), h. 71, Hadits No. 158. lihat juga Abu>
Ahmad Sultoni, Panduan Salat Lengkap dan Praktis: Wajib dan Sunnah Disertai
Dzikir dan Doa
Fahmi Kurniawan, Buku Panduan Praktis Shalat Lengkap: Wajib dan Sunnah Plus
Zikir dan DoaMudah Dipahami, Belajar Shalat Fardhu dan Sunnah Jadi Mudah!
(tt: Checlist, 2016), 142.
Ibnu Watiniyah, Tuntunan Lengkap Salat, Doa, dan Zikir (Jakarta: Kaysa Media,
2016), 175.
Mukhammad Maskub, Tuntunan Shalat Wajib dan Sunat „Ala Aswaja; Disertai
Dalil AlQur‟an/Hadits (Kebumen: Mediatera, 2016), 466.
Muslim, Vol. 1, (Bairu>t: Da>r Al-Jail, t.th.), h. 141, Hadi>ts No. 561
11