Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SHALAT SUNAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih MI
Dosen pengampu :
Muhammad Ikhwan, S.Pd.I. M.Pd.

Disusun oleh
Halimatust Sya'diah (20222001260254)

INSTITUT AGAMA ISLAM ULUWIYAH MOJOKERTO


FAKULTAS TARBIYAH
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
MEI 2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya
sehingga makalah dengan judul “Shalat Sunah” ini dapat tersusun hingga selesai dan tepat
waktu, tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Ikhwan
S.Pd.I.M.Pd. selaku dosen dari mata kuliah Fiqih MI di jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk agar menjadi lebih baik
lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis mungkin masih banyak
kesalahan dalam makalah ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Mojokerto, 04 Mei 2023

Penyusun
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................II
DAFTAR ISI .....................................................................................................................III
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................1
C. Tujuan ....................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN ...............................................................................................................2
A. Pengertian Shalat Sunah .......................................................................................2
B. Pembagian Shalat Sunah ......................................................................................2
C. Macam-macam Shalat Sunah ...............................................................................3
D. Keutamaan Shalat Sunah ......................................................................................5
E. Hal-hal yang Membatalkan Shalat Sunah ............................................................5
F. Hikmah yang Terkandung dalam Shalat Sunnah .................................................5
BAB III
PENUTUP ........................................................................................................................6
A. Kesimpulan .........................................................................................................6
B. Saran ...................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................7
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shalat menurut bahasa adalah doa dan pada awalnya merupakan istilah untuk
menunjukkan makna dari doa secara keseluruhan, namun semakin berkembangnya zaman
kemudian berubah menjadilah khusus. Sehingga yang pada awalnya berasal dari kata doa
kemudian di pindah artikan menjadi pemahaman shalat berdasarkan syariat. Shalat
diwajibkan atas dasar Al-Qur’an, Sunah dan Ijma’ umat bagi semua umat muslim yang baligh
dan berakal kecuali bagi wanita yang memiliki hadast besar, ada lima shalat yang diwajibkan
bagi umat muslim, bagi siapa yang menunaikannya serta tidak mengabaikannya dengan
menyepelekan Allah SWT berjanji akan memasukkannya ke dalam surga.
Shalat di bagi menjadi dua yaitu wajib dan sunah. Pada makalah kali ini penulis akan
menjelaskan secara runtut mengenai shalat sunah. Berikut ada beberapa hal yang harus di
jelaskan mengenai shalat sunah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Shalat Sunah ?
2. Sebutkan Pembagian Shalat Sunah ?
3. Sebutkan Macam-macam Shalat Sunah?
4. Apa Keutamaan dari Shalat Sunah ?
5. Sebutkan Hal-hal yang Membatalkan Shalat Sunah ?
6. Apa Hikmah yang Terkandung dalam Shalat Sunah ?
C. Tujuan
1. Memahami dan Mengetahui Pengertian dari Shalat Sunah.
2. Memahami dan Mengetahui Pembagian Shalat Sunah.
3. Memahami dan Mengetahui Macam-macam Shalat Sunah.
4. Memahami dan Mengetahui Keutamaan dari Shalat Sunah.
5. Memahami dan Mengetahui Hal-hal yang Membatalkan Shalat Sunah
6. Memahami dan Mengetahui Hikmah yang Terkandung dalam Shalat Sunah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat Sunah
Shalat sunah adalah shalat yang dianjurkan kepada umat muslim untuk mengerjakannya
agar menjadi tambahan bagi shalat fardhu, tetapi tidak diharuskan shalat sunah disebut juga
shalat an-nawaafil atau at-tatawwu’. Yang dimaksud dengan an-nawaafil adalah semua
perbuatan yang tidak termasuk dalam fardhu. Disebut an-nawaafil dikarenakan amalan-
amalan tersebut menjadi tambahan atas amalan-amalan shalat fardhu. Hukum menjalankan
shalat sunah adalah sunah yang artinya apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan
apabila ditinggalkan tidak mendapat apa-apa.
Menurut pendapat Imam Syafi’i dalam kitab Fikih Manhaji mejelaskan bahwa ada dua
macam shalat sunah yakni ada yang pelaksanaannya tidak disunahkan berjamaah dan shalat
sunah yang disunahkan berjamaah.
Shalat sunah yang tidak disunnahkan berjamaah terbagi menjadi 2 yang pertama ada
sholat yang menyertai shalat wajib dan shalat yang tidak menyertai shalat wajib. Shalat yang
menyertai shalat wajib terbagi menjadi 2 shalat sunah muakkad dan ghairu muakkad. Shalah
sunah muakkad dua rakaat sebelum shalat subuh, dua rakaat sebelum shalat dzuhur, dua
rakaat setelah shalat dzuhur, dua rakaat setelah shalat maghrib dan dua rakaat setelah isya’.
Sedangkan shalat sunah ghairu muakkad adalah dua rakaat lain sebelum dzuhur. Yang kedua
ada shalat sunah yang tidak menyertai shalat wajib, terbagi menjadi 2 yakni shalat sunah
dengan nama tertentu pada waktu tertentu dan shalat sunah mutlak yang nama dan waktunya
tak tentu.
B. Pembagian Shalat Sunah
Menurut mazhab Hanafi, shalat sunah terbagi menjadi 21 :
1. Shalat masnûnah : shalat sunah yang selalu dikerjakan oleh Rasulullah, jarang
ditinggalkan sehingga disebut juga dengan shalat mu’akkad (dipentingkan).
2. Shalat mandûdah : shalat sunah yang kadang dikerjakan oleh Rasulullah,
kadang-kadang juga tidak dilaksanakan. Sehingga disebut dengan shalat Ghairu
mu’akkad.
Menurut hukumnya terbagi menjadi 2 :
1. Muakad : shalat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat ( hampir
mendekati wajib) contoh : shalat sunah 2 hari raya, shalat sunah witir, shalat
tarawih dan shalat thawaf.
2. Ghairu Muakad : shalat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat 2,
contoh: shalat sunah Rawatib dan shalat sunah yang bergantung pada waktu dan
keadaan seperti shalat Khusuf yang dikerjakan ketika terjadi gerhana.

1
Muhammad Muslih Aziz “Mutiara itu bernama Shalat Sunah”
2
Watiniyah 2019, hlm. 19-20
2
Pembagian menurut pelaksanaan :
Shalat sunah yang dilakukan secara sendiri-sendiri :
1. Shalat Wudhu.
2. Shalat Tahiyyatul Masjid.
3. Shalat Taubat.
4. Shalat Tahajjud.
5. Shalat Istikhoroh.
6. Shalat Mutlaq.
7. Shalat Safar.
8. Shalat Dhuha.
Shalat sunah yang dilakukan secara berjamaah :
1. Shalat Tarawih.
2. Shalat Dua Hari Raya.
3. Shalat Witir.
4. Shalat Istisqo’.
5. Shalat Gerhana.
C. Macam-macam Shalat Sunah.
1. Shalat Wudhu’ : Seseorang yang berwudhu’ lalu melaksanakan shalat sunahnya akan
dinantikan dengan surga. Shalat sunah ini dilaksanakan setelah melakukan wudhu’ sebagai
ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas pertolongannya sehingga mendapatkan air
wudhu’ untuk melaksanakan ibadah kepadanya. Jumlah rakaat shalat wudhu’ berjumlah 2
rakaat dan bisa lebih dari 2 asalkan masih kelipatan 23, dengan syarat setelah selesai 2 rakaat
harus salam. Berikut lafal niat shalat wudhu’ :
ِ ‫ُأصل سنَّةَ الْوض‬
‫وء َرْك َعَتنْي ِ لِلَّ ِه َت َعلَى‬ ُ ُ ُ ِّ َ
2. Shalat Tahiyyatul masjid secara bahasa bisa diartikan shalat sunah dalam rangka
menghormati masjid. Sedangkan menurut istilah adalah shalat yang dilakukan oleh seseorang
memasuki masjid dan hendak berdiam diri di dalamnya. Dalam kitab Tanbihul Ghafilin juga
disebutkan bahwa shalat yang dilakukan ketika memasuki masjid adalah murni sebagai
penghormatan kepada Allah SWT. Syekh as-Samarqandi mengatakan bahwa setiap sesuatu
memiliki penghormatan dan menghormati masjid dengan melakukan (shalat sunah) 2 rakaat4.
Waktu pelaksanaan tidak memiliki waktu secara khusus untuk di kerjakan. Bisa dilaksanakan
setiap saat, baik siang maupun malam dengan syarat pelaksanaannya dilakukan di dalam
masjid. Berikut niat shalat Tahiyyatul masjid :

‫ُأصلِّى ُسنَّةَ الْتَ ِحيَّةَ الْ َم ْس ِج ِد َرْك َعَتنْي ِ لِلَّ ِه َت َعلَى‬


َ
Ada 3 faktor yang bisa mempengaruhi hukum yang awalnya dianjurkan menjadi tidak di
anjurkan apabila ketika memasuki masjid sedangkan imam shalat fardhu sudah melaksanakan
shalat jamaah, atau sudah mendekati pelaksanaan shalat, misalnya saat iqamah
3
Andre kurniawan, 28 desember 2021 20:20 merdeka.com
4
Syekh as-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin [ Bairut: Dar Ibnu Katsir, Damaskus 2000], juz 1, hlm 304)
3
dikumandangkan. Ketika memasuki masjidil haram maka tidak dianjurkan untuk
melaksanakan shalat tahiyyatul masjid akan tetapi dianjurkan melakukan thawaf. Ssat hari
jum’at dan pembacaan khutbah hampir selesai.
3. Shalat Taubat : setiap manusia pasti pernah melakukan dosa di setip hidupnya
Rasulullah SAW menyarankan untuk melaksanakan shalat taubat ketika benar-benar ingin
bertaubat. Shalat taubat adalah shalat taubat yang dilakukan oleh seseorang ketika ingin
benar-benar bertaubat dari dalam hati mereka5. Berikut bacaan niat shalat taubat:

‫الت ْوبَةَ َرْك َعَتنْي ِ لِلَّ ِه َت َعلَى‬


َ ‫ُأصلِّى ُسنَّة‬
َ
4. Shalat Tahajjud : waktu pelaksanaannya sendiri sesudah shalat isya’ hingga menjelang
subuh dan setelah bangun dari tidur. Waktu yang mustajab untuk melaksanakan shalat
Tahajjud adalah setelah sholat isya’ sampai pukul 22.00, pukul 22.00 sampai pukul 01.00 dini
hari dan pada pukul 01.00 sampai menjelang waktu subuh 6. Berikut bacaan niat shalat
tahajjud.

‫كعَتنْي ِ لِلَّ ِه َت َعلَى‬ ِ


َ َ‫ُأصلِّى ُسنَّة‬
َ ‫الت َه ُّجد َر‬ َ
5. Shalat Istikhoroh : shalat yang dianjurkan apabila seorang umat untuk memperjelas dan
mempermudah persoalan tentang pekerjaan, cinta, jodoh, jual beli, pendidikan dan
sebagainya. Shalat istikhoroh dapat memberi tahu hal baik maupun hal bruk kepada yang
tulus melakasanakannya7. Berikut bacaan niat shalat istikhoroh.

‫ُأصلِّى ُسنَّةَ ْال اِ ْستِ َخَر َرْك َعَتنْي ِ لِلَّ ِه َت َعلَى‬


َ
6. Shalat Muthlaq : shalat yang dikerjakan sewaktu-waktu kecuali pada yang dilarang
untuk mengerjakan shalat sunah misalnya sesedah shalat subuh dan seseudah shalat ashar.
Waktu yang dilarang dalam mengerjakan Shalat Muthlaq adalah di saat matahari akan terbit
sampai naik setinggi ombak, di saat matahari berada ditengah-tengah persis sampai
tergelincir ke barat, di saat matahari akan terbenam sampai terbenam sempurna, setelah shalat
ashar sampai matahari terbenam, setelah shalat subuh sampai matahari naik setinggi ombak.
7. Shalat Safar : apabila hendak bepergian jauh, sebelum meninggalkan rumah ia
dianjurkan shalat safar 2 rakaat, demikian pula sesudah tiba di rumah kembali.
8. Shalat Tarawih : dikerjakan pada malam bulan Ramadhan dan setelah sholat isya’
dengan jumlah rakaat 20 rakaat dengan syarat setelah selesai 2 rakaat salam. Waktu
dianjurkannya sampai menjelang subuh (imsak tidak dianjurkan).
9. Shalat Dua Hari Raya : terbagi menjadi 2 yaitu shalat sunah idhul fitri (1 syawal) dan
hari raya idhul Adha (qurban 10 Dzul Hijjah). Cara pelaksanaan : idhul fitri pada tanggal 1
syawal pagi di mulai dari terbit matahari sampai masuk waktu dhuhur. Idhul adha pada
tanggal 10 Dzul Hijjah pagi dimulai dari terbitnya matahari sampai masuk waktu dhuhur.
10. Shalat Witir : dikerjakan setelah sholat Tarawih sebanyak 3 rakaat dengan 2 salam.
5
Andre kurniawan, 23 September 2021 18:05 JABAR, Merdeka.com
6
Tantiya Nimas Nuraini, 11 Juni 2022 13.05 , JABAR, Merdeka.com
7
Rifan Aditya, 25 Agustus 2021 22:02, Suara.com
4
11. Shalat Dua Gerhana : dikerjakan karena ada gerhana bulan dan gerhana matahari.
12. Shalat Istisqo’ : shalat yang dikerjakan karena ada keperluan memohon hujan.
13. Shalat Dhuha : dikerjakan setelah matahari naik sekitar 7 hasta (pukul 7 pagi hingga
waktu dhuhur). Dengan jumlah rakaat kelipatan 2 dengan syarat selesai 2 rakaat salam
14. Shalat Rawatib : shalat yang dikerjakan menyertai sholat fardhu. Yang termasuk dalam
shalat rawatib adalah : dua rakaat sebelum shubuh dan dhuhur, 2 rakaat setelah dhuhur,
maghrib dan isya’.
D. Keutamaan Melaksanakan Shalat Sunah
1. Menyempurnakan shalat wajib dan menambal kekurangannya.
2. Mengangkat derajat dan menghapus dosa.
3. Banyak melakukan shalat sunah merupakan sebab terbesar masuk surga dan
menjadi pendamping Nabi di surga.
4. Amalan badan paling utama setelah jihad.
5. Shalat sunah dirumah akan mendatangkan keberkahan.
6. Menghadirkan kecintaan Allah kepada hambanya yang melaksanakannya.
7. Bentuk syukur seorang hamba kepada Allah8.
E. Hal-hal yang Membatalkan Shalat Sunah
seperti halnya yang membatalkan Shalat Wajib diantaranya :
1. Berbicara disengaja.
2. Mengunyah dan menelan makan yang tersisa di dalam mulut.
3. Banyak bergerak sebanyak lebih dari 3 kali kecuali rukun shalat.
4. Dalam keadaan Hadas kecil maupun besar.
5. Sebagian aurat terbuka.
6. Makan dan minum baik disengaja maupun tidak.
7. Meninggalkan salah satu rukun shalat.
8. Terdapat najis pada pakaian.
9. Mengurangi rukun shalat.
10. Tertawa dengan keras.
11. Mempunyai niat membatalkan shalat.
F. Hikmah yng Terkandung dalam Shalat Sunah.
1. Diberikan jalan keluar dari segala cobaan.
2. Mewujudkan ketakwaan.
3. Membuat wajah nampak cerah.
4. Tubuh akan terlihat nampak sehat.
5. Doa yang muda dikabulkan.

8
Artikel dan kajian islam keutamaan shalat sunah 1 februari 2018 pondok pesantren islam al-irsyad
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Shalat sunah adalah shalat yang dianjurkan kepada umat muslim untuk mengerjakannya
agar menjadi tambahan bagi shalat fardhu, tetapi tidak diharuskan shalat sunah disebut juga
shalat an-nawaafil atau at-tatawwu’. Yang dimaksud dengan an-nawaafil adalah semua
perbuatan yang tidak termasuk dalam fardhu. Disebut an-nawaafil dikarenakan amalan-
amalan tersebut menjadi tambahan atas amalan-amalan shalat fardhu. Hukum menjalankan
shalat sunah adalah sunah yang artinya apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan
apabila ditinggalkan tidak mendapat apa-apa.
Menurut pendapat Imam Syafi’i dalam kitab Fikih Manhaji mejelaskan bahwa ada dua
macam shalat sunah yakni ada yang pelaksanaannya tidak disunahkan berjamaah dan shalat
sunah yang disunahkan berjamaah.
Macam-macam sholat sunnah :
Shalat sunah yang dilakukan secara sendiri-sendiri :Shalat Wudhu., Shalat Tahiyyatul
Masjid, Shalat Taubat, Shalat Tahajjud, Shalat Istikhoroh, Shalat Mutlaq, Shalat Safar, Shalat
Dhuha dan Shalat Rawatib.
Shalat sunah yang dilakukan secara berjamaah :Shalat Tarawih, Shalat Dua Hari Raya,
Shalat Witir, Shalat Istisqo’, Shalat Gerhana.
B. Saran
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh Mahasiswa
khususnya para pembaca agar tergugah untuk terus dapat meningkatkan kualitas dalam
usahanya, dan dapat menambah pengetahuan bagi rekan-rekan Mahasiswa. Demi
penyempurnaan makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif.

6
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Muslih Aziz “Mutiara itu bernama Shalat Sunah”.
Watiniyah 2019, hlm. 19-2O
Andre kurniawan, 28 desember 2021 20:20 merdeka.com
Syekh as-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin [ Bairut: Dar Ibnu Katsir, Damaskus 2000], juz 1,
hlm 304)
Andre kurniawan, 23 September 2021 18:05 JABAR, Merdeka.com
Tantiya Nimas Nuraini, 11 Juni 2022 13.05 , JABAR, Merdeka.com
Rifan Aditya, 25 Agustus 2021 22:02, Suara.com
Artikel dan kajian islam keutamaan shalat sunah 1 februari 2018 pondok pesantren islam al-
irsyad

Anda mungkin juga menyukai