Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH IBADAH DAN

DAKWAH
“Shalat Sunnah”

Dosen Pembimbing : Ust. Muhammad Ridha

Disusun oleh
1. M. Sa‟ari Amri : 12110412926

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


SULTHAN SYARIF KASIM RIAU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Asmaul
Husna" dengan tepat waktu. Sholawat serta salam tak lupa kami haturkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing


kami yang telah memberikan kami bimbingan, dorongan, sekaligus
motivasi dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan
dengan baik.. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Pekanbaru, 19 Desember 2021

ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
Daftar Isi................................................................. Error! Bookmark not defined.
Bab I Pendahuluan .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan penulisan makalah ........................................................................ 1
Bab II Pembahasan .................................................................................................. 2
A. Pengertian shalat sunnah .......................................................................... 2
B. Jenis-jenis shalat sunnah ........................................................................... 2
C. waktu pengerjaan shalat sunnah dan tata cara pengerjaannya ............ 3
1. shalat sunnah tarawih dan witir ............................................................... 3
2. Shalat dua hari raya .................................................................................. 3
3. Shalat dua gerhana .................................................................................... 3
4. Shalat istisqa’.............................................................................................. 4
5. Shalat rawatib ............................................................................................ 5
6. Shalat sunnah wudhu’ ............................................................................... 5
7. Shalat dhuha. .............................................................................................. 5
8. Shalat tahiyatul masjid .............................................................................. 6
9. Shalat tahajjud ........................................................................................... 6
10. Shalat hajat ............................................................................................. 7
11. Shalat istikharah..................................................................................... 8
12. Shalat tasbih ............................................................................................ 8
13. Shalat taubat............................................................................................9

D. Manfaat shalat sunnah……………………………………………….9

Bab III Penutup ..................................................................................................... 10


A. Kesimpulan ............................................................................................... 10
B. Saran ......................................................................................................... 10
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 11

iii
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sholat adalah tiang agama. Maka dari itu setiap muslim memiliki
kewajiban untuk melaksanakan ibadah Sholat Fardhu, yaitu sholat 5 waktu
dalam sehari semalam. Hukum sholat 5 waktu adalah Fardhu „ain. Sejak
kecil kita harus menanamkan kebiasaan sholat, ketika beranjak baligh akan
menjadi kewajiban. Banyak keutamaan-keutamaan sholat yang bisa kita
peroleh dalam kehidupan sehari-hari di dunia dan akhirat kelak. Namun
selain Sholat Fardhu, terdapat banyak sekali Sholat Sunnah untuk menutupi
kekurangan Sholat Fardhu. Sholat sunnah termasuk amalan yang
selayaknya kita kerjakan dan rutinkan. Kita tahu dengan pasti bahwa tidak
ada yang yakin sholat lima waktunya dikerjakan dengan sempurna. Kadang
kita tidak konsentrasi, tidak khusyu‟(menghadirkan hati), juga kadangtidak
tawadhu‟ (tenang) dalam Sholat.
Orang yang senantiasa melakukan amalan sunnah (mustahab) di
samping melakukan amalan wajib, akan mendapatkan kecintaan Allah, lalu
Allah akan memberi petunjuk pada pendengaran, penglihatan, tangan dan
kakinya. Allah juga akan memberikan orang seperti ini keutamaan dengan
mustajabnya do‟a. Banyak sekali macam-macam sholat sunnah yang
disaryiatkan. Dengan demikan makapada kesempatan kali ini kami akan
menguraikan dari macam-macam dari sholat sunnah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian shalat sunnah?


2. Apa saja jenis-jenis shalat sunnah?
3. Kapan shalat sunnah dikerjakan dan bagaimana cara pengerjaannya?
4. Apa manfaat shalat sunnah?

C. Tujuan penulisan makalah

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengenal dan mengetahui


shalat sunnah serta menanamkan rasa dalam diri pembaca agar lebih suka
mengerjakan shalat sunnah.

1
Bab II
Pembahasan

A. Pengertian shalat sunnah

Shalat sunnah adalah semua shalat yang dikerjakan di luar shalat


yang difardhukan. Nabi Muhammad SAW mengerjakan sholat sunnah
selain untuk mendekatkan diri kepada Allah juga mengharapkan tambahan
pahala, namun jika tidak tidak dikerjakan pun tidak mendapatkan dosa.

Telah datang seorang Arab gunung, lalu ia berkata, “Ya Rasulullah,


shalat apa yangdifardlukan oleh Allah atas saya ?”. Jawab Rasulullah SAW,
“Shalat lima waktu, kecuali kalau engkau mau shalat sunnah”.1

B. Jenis-jenis shalat sunnah

Shalat sunnah jika ditinjau dari dua segi pelaksanaanya ada dua yaitu;

• Sholat Sunnah Berjamaah(Ghoiru Munfarid)


Contohnya :

1. Shalat Sunnah Tarawih dan Witir pada Bulan Ramadhan


2. Shalat Dua Hari Raya
3. Shalat Dua Gerhana
4. Shalat Istisqa

• Sholat Sunnah Munfarid


Contohnya :

1. Shalat Rawatib
2. Shalat Wudhu
3. Shalat Dhuha
4. Shalat Tahiyyatul Masjid
5. Shalat Tahajjud
6. Shalat Hajat
7. Shalat Istikharah
8. Shalat Tasbih
9. Shalat Taubat

1
H.R. Bukhori dan Muslim

2
C. waktu pengerjaan shalat sunnah dan tata cara
pengerjaannya

1. shalat sunnah tarawih dan witir

Shalat Sunnah Tarawih dan Witir pada Bulan Ramadhan Shalat


Sunnah Tarawih adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari,
pada bulan ramadhan. Waktunya setelah melaksanakan shalat isya‟ sampai
menjelang subuh. Sedangkan pada jumlah rakaat, terdapat banyak pendapat.
Shalat Witir adalah shalat yang dikerjakan secara ganjil sebagai penutup
shalat malam, dikerjakan menurut kemampuan masing-masing.

2. Shalat dua hari raya

Shalat dua hari raya/idain adalah shalat sunnah yang dilakukan


karena datangnya hari raya idul fitri atau idul adha. Shalat idul fitri di
laksanakan pada tanggal 1 syawal, sedangkan shalat idul adha di laksanakan
pada tanggal 10 dzulhijjah. Shalat idain disyariatkan pada tahun pertama
hijriyah. Dan dianjurkan dilaksanakan di lapangan dan berjama‟ah. Hukum
melaksanakan kedua shalat „Id ini sama, yakni sunnah muakkadah (yang
dikuatkan/penting sekali). Sejak disyariatkannya shalat „Id ini, Rasulullah
Saw. tidak pernah meninggalkannya.

3. Shalat dua gerhana

Shalat dua gerhana (shalat khusu fain) adalah shalat sunah yang
dilakukan karena terjadi gerhana bulan ataupun gerhana matahari. Hukum
melaksanakan kedua shalat gerhana tersebut adalah sunah muakad.Waktu
Pelaksanaan gerhana matahari adalah sejak awal terjadinya gerhana sampai
selesai atau tertutupnya matahari. Adapun waktu pelaksanaannya adalah
sejak awal terjadinya gerhana bulan sampai akhir atau tertutupnya bulan
tersebut. Cara mengerjakan kedua shalat gerhana terebut sama.
Yangmembedakan adalah niat. Sholat gerhana dilaksanakan sebagai
berikut:

1) Mengerjakan shalat sebanyak 2 rakaat,boleh dilakukan sendiri-


sendiri , tetapi lebih utama dikerjakan secara berjamaah.
2) Berniat melakukan shalat sunat gerhana (matahari atau bulan)

3
3) Membaca do‟a iftitah(pembukaan).
4) Membaca surah alfatihah dan ayat al-quran dari surah yang
panjang, seperti surah albaqarah atau surah lain yang hampir sama
panjangnya dengan surah tersebut. Namun, jika dibaca surah yang
pendek, shalat ini pun sah.
5) Rukuk dengan waktu yang hampir menyamai waktu berdiri.
6) Berdiri dan membaca surah al-fatihah, diikuti dengan membaca
surah yang lebih pendek dari surah yang pertama.
7) Ruku dengan waktu menyamai waktu berdiri
8) Itidal
9) Sujud
10) Duduk diantara 2 sujud
11) Sujud
12) Kembali berdiri untuk melakukan rakaat kedua yang caranya sama
dengan rakaat yang pertama, hanya rakaat kedua lebih pendek dari
rakaat yang pertama.
13) Membaca tasyahud dan shalawat nabi
14) Salam

4. Shalat istisqa’

Istisqo secara bahasa adalah meminta turun hujan. Secara istilah


yaitu meminta kepada Allah SWT agar menurunkan hujan dengan cara
tertentu ketika dibutuhkan hamba-Nya. Hukum shalat Istisqo adalah sunnah
muakkadah bagi yang terkena musibah kelangkaan air untuk minum dan
kebutuhan lainnya. Dan dianjurkan bagi kaum muslimin lainnya yang
masih mendapatkan air, sebagai bentuk ukhuwah dan tolong menolong
dalam kebaikan dan ketakwaan.

Tata Cara Pelaksanaan Shalat Istisqo‟

1) Shalat dua rakaat, sebagaimana shalat „Ied, rakaat pertama takbir


tujuh kali dan kedua lima kali. Ibnu Abbas berkata:” lakukan pada
Istisqo seperti pada waktu „Ied”.
2) Rakaat pertama disunnahkan membaca surat Al-A‟la dan rakaat
kedua surat Al-Ghasiyah
3) Setelah shalat, diteruskan dengan khutbah dua kali.
4) Berdoa menghadap kiblat dan mengangkat dua tangan.

4
5) Dianjurkan doa Istisqo dibacakan oleh Ahli Bait dan orang shalih
6) Bertawasul dengan amal shalih
7) Khusus untuk kaum lelaki disunnahkan memindahkan dan
membalikkan selendang atau sorbannya.
8) Dianjurkan imam keluar bersama masyarakat.
9) Dianjurkan membawa binatang ternak.

5. Shalat rawatib

Sholat Sunnah yang dikerjakan menyertai Shalat Fardhu. Shalat


Rawatib terbagi dua: Qabliyah, adalah shalat sunnah rawatib yang
dikerjakan sebelum shalat wajib. Ba‟diyyah, adalah shalat sunnah rawatib
yang dikerjakan setelah shalat fardhu. Dari beberapa macam sholat sunnah
qobliyah dan ba‟diyah yang ada, ada beberapa yang termasuk dalam sholat
sunnah rawatib muakkad, yaitu sholat rawatib yang dianjurkan oleh
Rasulullah saw. Adapun yang termasuk shalat sunnah rawatib muakkad
merujuk pada hadits riwayat Muslim dan Tirmidzi, shalat sunnah rawatib
terdiri dari 12 rakaat. Antara lain dua rakaat sebelum shalat shubuh, dua
rakaat sebelum dzuhur, dua rakaat sesudah shalat dzuhur, dua rakaat
sesudah maghrib, dan dua rakaat sesudah isya.

6. Shalat sunnah wudhu’

waktu pelaksanaannya adalah sesudah wudhu' selama belum lama


waktu yang memisahkan antara wudhu' dan sholat sunat wudhu' menurut
pendapat Al-Aujah, maka apabila jangka waktunya sudah lama, maka sudah
tidak disunatkan lagi mengerjakan sholat sunat wudhu'. Adapun batasan
lamanaya waktu yang memisahkan itu menurut kebiasaan (adat) pada
umumnya. Sebagian ulama' menyatakan batas waktunya selama belum
berpaling dari mengerjakan sholat tersebut, sebagian lainnya menyatakan,
selama belum kering air wudhunya, dan ada juga yang mengatakan bahwa
batas waktunya selama belum batal wudhunya.

7. Shalat dhuha.

Shalat dhuha adalah shalat yang dikerjakan pada waktu dhuha, yakni
ketika matahari sudah naik, yaitu kira-kira setinggi tombak sampai matahari
tergelincir yaitu menjelang waktu dhuhur. Hukum mengerjakan shalat
dhuha adalah sunnah. Shalat dhuha memiliki keutamaan yang besar bagi

5
pelakunya sehingga rasulullah menganjurkan para sahabat dan seluruh
kaum muslim untuk melaksanakannya. Bilangan rakaat shalat dhuha. Shalat
dhuha dikerjakan sekurang-kurangnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya
sebelas rakaat.

8. Shalat tahiyatul masjid

Yaitu shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan ketika memasuki


masjid, sebelum dudukuntuk menghormati masjid. Rasulullah bersabda
:„Apabila seseorang diantara kamu masuk masjid, maka janganlah hendak
duduk sebelum shalat dua rakaat lebih dahulu‟ (H.R. Bukhari dan Muslim).
Mengenai hukum shalat Tahiyyat Masjid adalah sunnah sebagaimana
bahwa selain shalat fardhu lima waktu hukumnya sunnah. Adapun
mengenai waktu mengerjakannya ialah sewaktu- waktu (kapan saja) masuk
ke dalam masjid disunnahkan shalat tahiyyat masjid terlebih dahulu, baik
siang maupun malam.

9. Shalat tahajjud

Sholat sunnah tahajut adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada


waktu malam hari setelah bangun tidur karena arti tahajut adalah bangun
pada malam hari. Hukum shalat Tahajjud adalah sunnah muakkadah
(sunnah yang sangat ditekankan). Shalat sunnah ini telah tetap berdasarkan
dalil dari Al-Qur-an, Sunnah Rasulullah shallallaahu „alaihi wa sallam, dan
ijma‟ kaum Muslimin.

Waktu melaksanakan sholat tahajut adalah:

 Sangat utama : 1/3 malam pertama ( Ba‟da Isya – 22.00 )


 Lebih utama : 1/3 malam kedua ( pukul 22.00 – 01.00 )
 Paling utama : 1/3 malam terakhir ( pukul 01.00 – Subuh )

Sholat tahajud memiliki manfaat yang sangat besar jika dikerjakan


secara rutin setiap malam. Karena manfaat ini pula, mengapa sehingga
sholat tahajud sangat dianjurkan bagi umat muslim. Banyak dalil-dalil, baik
itu Al-Qur'an maupun hadis yang memberikan penjelasan tentang
kandungan manfaat yang dimiliki oleh sholat sepertiga malam ini. Beberapa
diantaranya seperti, penghapus dosa, pembuka rejeki, pengabul doa, dan
masih banyak lagi. Tentunya, semua itu hanya dapat diraih jika kita rajin

6
untuk bertahajud. Mungkin, ini pula yang menjadi sebab, Rasulullah di
sepanjang hidupnya tidak pernah meninggalkan sholat tahajud. Bahkan,
dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa, sebelum sholat lima waktu
diwajibkan kepada Rasulullah, perintah melaksanakan sholat tahajudlah
yang pertama kali diterima oleh beliau dari Allah SWT.

10. Shalat hajat

Shalat hajat adalah sholat sunat yang dikerjakan karena mempunyai


maksud atau keperluan dan berharap allah swt mengabulkannya. Hajat atau
keperluan ini ada yang kepada allah swt dan ada juga yang mempunyai
hajat kepada sesama manusia, atau disebut dengan urusan duniawi dan
ukhrawi. Atau suatu hajat dapat tercapai diantaranya dengan berusaha dan
berdoa yaitu dengan shalat hajat. Sehingga berharap allah swt akan segera
mengabulkan keinginan melalui shalat hajat kita.

Cara Shalat Hajat Pertama

Bila kita hendak mengerjakan shalat hajat sebanyak 2 rakaat, berarti


berpedoman pada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam
Turmudzi dari Abdillah bin Abi Aufa : “Barang siapa yang mempunyai
hajat kepada Allah, atau berhajat kepada salah seorang dari Bani Adam
(manusia) maka hendaklah

1) Berwudhu dan sempurnakan wudhunya tersebut.


2) Lalu shalatlah dua rakaat ( shalat hajat )
3) Setelah shalat hajat kemudian memuji Allah
4) Lalu membaca shalawat kepada Rasulullah SAW
5) Lalu membaca doa shalat hajat.

Cara Shalat Hajat Kedua

Cara melaksanakan shalat hajat dengan cara yang kedua sebagaimana


merujuk pada Kitab Ihya‟ Ulumuddin karangan Imam Al-Ghazali, dalam
kitab tersebut dinyatakan bahwa shalat hajat sebanyak dua belas rakaat
yang diakhiri salam tiap dua rakaat. Bacaan tiap rakaat yaitu :

1) Rakaat pertama sesudah membaca surah Al-Fatihah kemudian


membaca Ayat Kursi

7
2) Rakaat kedua sesudah membaca surah Al-Fatihah kemudian
membaca Surah Al-Ikhlas.
3) Jika rangkaian 12 rakaat shalat hajat selesai, lalu sujud dan membaca
doa shalat hajat yang kedua.

11. Shalat istikharah

Pengertian Shalat Istikharah adalah Shalat Sunah dua Raka‟at yg


dikerjakan oleh seorang muslim untuk meminta petunjuk kpd Alloh Swt yg
sedang bingung diantara beberapa pilihan dan merasa ragu – ragu untuk
memiilih atau saat akan memutuskan sesuatu hal tersebut. Sedangkan untuk
ukuran atau perihal masalah yg dimaksudkan di atas tidak dibatasi
ukurannya karena bisa masalah didlm pekerjaan, masalah perjodohan
maupun masalah lain – lain. Yang pada intinya Shalat Istikharah dilakukan
saat anda sedang merasa bingung atau ragu- ragu dlm suatu hal atau
memilih sesuatu hal. Rakaat pertama: membaca surat Al-Fatihah dan Surah
Al-Kafirun. Rakaat kedua: membaca surat Al-Fatihah dan Surat Al-Ikhlas.

12. Shalat tasbih

Shalat Sunat Tasbih adalah shalat sunah yang maksudnya


memperbanyak tasbih kepada Allah SWT dengan cara cara khusus .
Pengertian lain dari Shalat tasbih adalah shalat yang di dalamnya banyak
membaca tasbih, sehingga dalam 4 rakaat yang dikerjakan itu bacaan tasbih
berjumlah 300 tasbih . Sholat sunnah tasbih sangat dianjurkan untuk
diamalkan . Kalau bisa dilakukan setiap malam . Jika tidak bisa maka
dilakukan sekali seminggu. Jika tidak bisa dilakukan sekali sebulan . Kalau
tidak bisa juga dapat dilakukan sekali setahun. Kalau tidak bisa juga
dilakukan pada tiap tahun, setidak tidaknya sekali seumur hidup.

Prakteknya adalah sebagai berikut :

1) Niat shalat tasbih lalu takbiratul ihram


2) Membaca surat alfatihah 1 kali dilanjutkan membaca surah al
kafiruun. Lebih utama lagi membaca surah surah alquran yang
dimulai dengan kalimat tasbih seperti surat Al Hadid , Al Hasyr,
Ash Shaff.
3) Sesudah membaca surah dilanjutkan dengan membaca tasbih 15
kali

8
4) Ruku. Selesai membaca doa ruku, membaca tasbih sebanyak 10
kali
5) I'tidal, lalu membaca tasbih lagi 10 kali
6) Sujud. Selesai membaca doa sujud lalu membaca tasbih 10 kali
7) Duduk diantara dua sujud. Selesai membaca doa duduk diantara
dua sujud di lanjutkan membaca tasbih 10 kali.
8) Lalu sujud kembali dengan membaca doa sujud, setelah itu
membaca tasbih 10 kali.
9) Pada waktu duduk istirahat sebelum berdiri atau sebelum salam,
membaca tasbih 10 kali
10) hal ini dilakukan pada setiap rakaat sampai 4 rakaat Jumlah
hitungan tasbih pada setiap rakaat adalah 75 . Dan jika di jumlah
bacaan tasbih 4 rakaat maka semua menjadi 300 bacaan tasbih.

13. Shalat taubat

Shalat Taubat Nasuha – Merupakan Shalat Sunah Taubat yg


dikerjakan dg jumlah Raka‟at minimal 2 Raka‟at dan maksimal dikerjakan
sebanyak 6 Raka‟at. Perbedaan antara Shalat Sunah Taubat dg Shalat Sunah
Taubat Nasuha sendiri tidak ada perbedaan karena Shalat Sunah tersebut
merupakan Shalat Sunah yg sama hanya saja terdapat perbedaan kalimat
Nasuha. Pengertian Taubat Nasuha sendiri adalah seorang muslim yg
mencoba untuk bertaubat dan memohon ampunan Alloh Swt dari perbuatan
dosa besar yg sudah mereka lakukan dan setelahmelakukan Taubat tersebut,
mereka benar – benar berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan dosa
mereka lagi dan benar – benar menyesal telah melakukan perbuatan dosa
tersebut.Kemudian untuk waktu mengerjakan Shalat taubat nasuha ada
baiknya dikerjakaan saat malam tiba setelah Shalat isya sehingga anda bisa
mengerjakan Shalat Taubat Nasuha ini dengan khusyu dan tenang.

D. Manfaat shalat sunnah

Shalat sunnah akan menutupi kekurangan pada shalat wajib. Seperti


yang kita ketahui pasti apabilatidak ada yang yakin shalat lima waktunya
dikerjakan sempurna. Berikut manfaat shalat sunnah menurut qur‟an dan
hadits:

1. Dihapus dosa dan ditinggikan derajatnya


2. Didekatkan dengan Rasulullah SAW di surga
3. Shalat adalah sebaik-baiknya amalan
4. Allah akan menjadikan doanya mustajab

9
Bab III
Penutup

A. Kesimpulan

Diantara banyak macam sholat sunnah yang pernah dilakukan oleh


Rasulullah saw. ada sholat- sholat sunnah yang tergolong pada yang
dianjurkan dan yang tidak dianjurkan, ada pula yang dilaksanakan
berjamaah ataupun secara munfarid. Namun tetap dilaksanakan oleh
Rasulullah sebagai tauladan bagi umat Islam sedunia. Dari semua sholat
sunnah pada intinya atau kesimpulannya Shalat sunnah dilakukan untuk
menambah atau menutupi kekurangan – kekurangan ibadah wajib.

B. Saran

Demikian makalah ini semoga apa yang kita rumuskan, kita pelajari
mendapatkan anugrah dan inayah dari Allah serta bermanfaat bagi kita
semua. Dengan semangat belajar yang tinggi pula insyaallah dapat
menegakkan tiang agama dan mendapatkan tempat yang mulia kelak di hari
Akhir, Amin ya Robbal Alamin.

10
Daftar Pustaka

Anjen Dianawati, Kumpulan Sholat-Sholat Sunnah,Surabaya: Wahyu


Media, 2010

Jawad. Mughniyah, Fiqih Lima madzab (Jakarta: Penerbit Lentera,


2010)

Shalat Tarawih Menurut Mazhab Empat, diakses pada tanggal 7 April


2013 dari http://nuruddina.blogspot.com/2010/09/shalat-tarawih-menurut-
mazhab-empat.html

Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah (Jakarta: Darul Fath, 2004)

Abdurrahman Taufiq, Bidayatul Mujtahid (Jakarta: Pustaka Azzam,


2006)

Amir Abyan, Pendidikan Agama Islam Fikih (Semarang: Karya Toha


Putra, 2008)

Abdul Kadir Nuhuyanah, Pedoman& Tuntunan Sholat


Lengkap,Jakarta:Gema insani, 2002.

http://www.dakwatuna.com/2012/09/23/23084/shalat-istisqo-definisi-
hukum-dalil-adab-tata-cara-dan-doanya/#axzz4QkQzI7cJ

https://salampathokan.blogspot.co.id/2013/07/hadits-tentang-shalat-
idul-fithri-dan.html

11

Anda mungkin juga menyukai