Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SHALAT JUM’AT, JAMAK ,DAN QASAR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih


Dosen Pengampu :
Bapak Sukron ma’mun M.Pd.I.

Disusun Oleh Kelompok 5 :

Perbangkan Syariah 1-D

Nama Kelompok :

1. Renda Wulandari (12401193152)


2. Jauharul Fauzi Khobir (12401193158)
3. Rodahtul Nahla (12401193161)
4. Ria Agustina (12401193191)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2019
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat taufiq dan hidayah-Nya
sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu. Sholawat dan salam semoga
tetap tercurahkan pada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan kita dari
jalan jahilihah menuju jalan yang terang benderang yaitu addinul islam.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung
2. Bapak Dr. H. Dede Nurohman, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
3. Bapak M. Aqim Adlan, M. El. selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah
4. Bapak Sukron Ma’mun M.Pd.I. selaku dosen pengampu fikih
5. Kedua orang tua yang telah mendukung dan memberi semangat untuk menyelesaikan
makalah ini.
6. Serta teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk
menyempurnakan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat di terima dan bermanfaat.

Tulungagung, September 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER ...........................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .........................................................................................................4


B. Rumusan Masalah ....................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian shalat Jum’at ............................................................................................


B. Hukum, Syarat ,dan Sunah Shalat Jum’at..................................................................
C. Rukun, Syarat ,dan Sunah Kotbah Jum’at .................................................................
D. Azan Shalat Jum’at ....................................................................................................
E. Uzur Shalat Jum’at.....................................................................................................
F. Pengertian Shalat Jamak dan Qasar ...........................................................................
G. Hukum dan Syarat Shalat Jamak dan Qasar ..............................................................
H. Tata Cara Shalat Jamak..............................................................................................
I. Niat Shalat Jamak dengan Qasar................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kedudukan shalat dalam agama islam sangat tinggi dibanding dengan ibadah yang lainnya.
Shalat merupakan pondasi utama bagi tegaknya agama islam dan keislaman seseorang. Dengan
demikian tidaklah dapat dikatakan seseorang beragama islam jika yang bersangkutan tidak
mengerjakan shalat. Shalat merupakan kewajiban hamba Allah yang beriman yang bentuknya
berupa serangkaian gerakan dan do’a dengan menghadapkan wajahnya kepada yang maha
pencipta.

Shalat adalah ibadah yang pertama kali diperhitungkan dan pertama kali dihisap di hari akhir.
Selain shalat 5 waktu terdapat juga shalat yang lainnya yaitu shalat jum’at. Shalat jum’at
merupakan shalat yang dilakukan waktu Dzuhur dihari Jum’at sebagai ganti shalat Dzuhur . Shalat
jum’at ini dilakukan dengan 2 rokaat saja, berbeda dengan shalat Dzuhur.

Dalam urusan shalat, Allah juga memberi kemudahan untuk seorang musafir / orang yang
berpergian jauh yaitu dengan men-Jamak atau meng-Qasarnya. Sehingga kita sebagai hamba Allah
tidak ada alasan untuk meninggalkan shalat karena Allah membuat kemudahan-kemudahan untuk
menjalankannya.

Dengan demikian kelompok kami ingin membahas masalah shalat jum’at sebagai ganti shalat
Dzuhur yang dilakukan dihari Jum’at. Selain itu, kelompok kami juga membahas shalat Jamak dan
Qasar. Penbahasan ini dilakukan agar penyusun dan pembaca lebih mendalami tentang Shalat
jum’at, Jamak,dan Qasar.

B. Rumusan Masalah
Agar makalah tidak keluar dari judul makalah, maka rumusan masalahnya dibatasi sebagai
berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan shalat Jum’at?


2. Apa hukum, syarat ,dan sunah shalat Jum’at?
3. Apa saja rukun, syarat ,dan sunah kotbah Jum’at?
4. Bagaimana azan yang dilakukan dalam shalat Jum’at?
5. Apa saja yang menghalangi shalat Jum’at?
4
6. Apa yang dimaksud dengan shalat Jamak dan Qasar?
7. Apa hukum dan syarat shalat Jamak dan Qasar?
8. Bagaimana tata cara shalat Jamak?
9. Bagaimana niat shalat Qasar?

C. Tujuan
Dilihat dari rumusan masalah, maka tujuan makalah ini yaitu :

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan shalat Jum’at.


2. Mengetahui hukum, syarat ,dan sunah shalat Jum’at.
3. Mengetahui apa saja rukun, syarat ,dan sunah kotbah Jum’at.
4. Mengetahui bagaimana azan yang dilakukan dalam shalat Jum’at.
5. Mengetahui apa saja yang menghalangi shalat Jum’at.
6. Mengetahui apa yang dimaksud dengan shalat Jamak dan Qasar.
7. Mengetahui hukum dan syarat shalat Jamak dan Qasar.
8. Mengetahui bagaimana tata cara shalat Jamak.
9. Mengetahui niat shalat Qasar.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Shalat Jum’at

A. Pengertian Shalat Jum’at

Dalam pedoman shalat. Hasbi mengatakan,pada hari jum’at tidak ada shalat dzuhur empat roka’at
karena sudah diganti shalat juma’at dua roka’at. Oleh karena itu, orang yang yang tidak sempat
mengikuti jamaah shalat jum’at, baik seluruh atau sebagianya, atau orang yang berhalangan hadir
berjamaah di masjid baik karena sakit atau sebab lain, demikian juga kaum perempuan yang tidak
wajib hadir berjamaah di masjid harus bersembahyang jum’at baik bersama-sama ataupun sendiri-
sendiri tidak boleh bersembahyang dzuhur pada siang hari dihari jum’at secara berjamaah dan
khutbah bukan rukun atau syarat sah shalat jum’at.

Dalam mempertahankan pendapat bahwa berjamaah bukan syarat sah shalat jum’at dan
khutbah bukan rukun atau syarat sah shalat, hasbi mengajukan 6 butir argumenatsi.

Pertama,al-quran surat 9 al-jumuah,62:

Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk bersembahyang pada hari jum’at, maka
berhentilah untuk menyebut Allah dan tinggalkanlah dagangan. Itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahuinya.

Kedua, Hadist ‘umar yang diriwayatkan oleh Ahmad,an-Nasai,Ibn Majah,Ibn hibban dan al-
baihaqi:

Shalat safar dua rakaat, shalat hari raya kurban dua rakaat,shalat hari raya Fitri dua rakat,shalat
jum’at dua rakaat,sempurna bukan dipendekkan. Demikian ketetapan Allah melalui lidah
Muhammad Saw.

Ketiga, Hadist yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Malik Ibn Huwairits:

Shalatlah kamu sebagaimana lihat aku shalat.

Memang betul kaum Muslimin wajib mencontoh Nabi dama mengerjakan shalat. Maka haruslah
diikuti mengerjakan shalat jum’at dengan dua rakaat. Adapun alasan Nabi selalu mengerjkan
shalat jum’at dengan berjamaah tidak dapat dijadikan dalil bahwa berjamaah adalah syarat sah
shalat jum’at.

6
Keempat, perintah Ibn ‘Abbas kepada juru azan (mu’adzdzin) mengganti seruan Haiya ‘ala ash-
shalah (marilah bersembahyang) dengan Shallu ar-rihal (bersembahyanglah ditempat masing-
masing)pada waktu hujan sedang turun.

Kelima, para ulama tidak sepakat dalam menetapkan jumlah yang hadir bagi sahnya shalat jum’at
berjamaah.

Kalau syarat sah jum’at harus berjamaah, maka mengapa para ulama bersengketa dalam
menentukan batas jumlah yang harus hadir. Ibn Taimiyah berpendapat cukup 3 orang. Ada yang
mengatakan 15 orang, ada pula yang mensyaratkan empat puluh orang, disamping ada pula yang
mengharuskan 80 orang. Ini adalah akibat, seperti yang dikatakan oleh ‘Abdul Haq ql-Asbili dari
mazhab Maliki dan as-Sayuti dari mazhab Syafi’i, ”tidak ada satu hadist shahih punyang
menentukan batas jumlah yang hadir bagi sahnya shalat jum’at,"

Keenam, Shalat jum’at duak rakaat telah di fardlukan sebelum hijrah, sedangkan shalat dzuhur
empat rakaat disyariatkan sesudah hijrah .

Nabi sendiri pertama kali menyelenggarakan shalat jum’at bejamaah di desa Bani Amr ‘Auf pada
hari jum’at pertama setibanya di wilayah Yastrib., setelah hijrah. Ini menjadi bukti bahwa shalat
jum’at sudah difardlukan ketika Nabi masih berada di Makkah. Adapun bukti yang lebuh jelas dan
kuat bahwa shalat jum’at dua rakaat lebih dahulu difardlukan daripada shalat dzuhur ialah hadist
yang diriwayatkan oleh al-baihaqi dan Ibn Hibban dari ‘Aisyah:

Difardlukan sembahyang hadlar dan safar dua-dua rakaat. Setelah Rasulullah tiba diMadinah dan
telah berketetapan berdian disitu, ditambahkanlah ke dalam sembahyang hdlar dua rakaat lagi dan
dibiarkan sembahyang fajar karena panjang qiraatnya dan sembahyang magrib tiga rakaat karena
itu dia itu dia witir siang.

Dengan argumentasi-argumentasi seperti di atas, Hasbi berkesimpulan sam seperti pendapat


Ghairu Jumhur, bahwa shalat jum’at adala asal pada hari jum’at dan berjamaah bukan rukun
shalat jum’at.

Mengenai khutbah, Hasbi mengatakan khutbah memang satu syiar shalat jum’at. Akan tetapi
para ulama berbeda pendapat akan hukum dan bilanganya, bahkkan juga tentang duduk sejenak
diantara dua khutbah. Mengenai hukumnya ada yang berpendapat fardlu, karena itu menjadi syarat
sah shalat jum’at. Mengenai bilangan dan duduk sejenak antara dua khutbah, Asy-Syafi’I
berpendapat bahwa khutbah harus dibacakan dalam dua babak. Tidak sah khutbah yang hanya
dilakukan dalam satu babak tanpa dipisahkan oleh istirahat dengan duduk sejenak.

7
Hasbi berkesimpulan bahwa khutbah tidak dapat dijadikan satu fardlu yang berdiri sendiri.
Apalagi dijadikan rukun atau syarat sah shalat jum’at. Berhubungan sahalat asal pada tngah hari
jum’at adalah shalat jum’at, maka seorang yang terlambat atau berhalangan hadir di masjid untuk
shalat jum’at berjamaah dan kaum perempuan yang tidak di wajibkan dating ke masjid,
seharusnyalah pada tengah hari jum’at bershalat jum’at,bukan shalat dzuhur empat rakaat.

Salat Jum’at ialah salat dua rakaat sesudah khotbah pada waktu Dzuhur pada hari Jum’at.

B. Hukum, Syarat dan Sunah Shalat Jum’at

Salat Jum’at itu fardu ‘ain, artinya wajib atas setiap laki-laki dewasa yang beragama
Islam,merdeka, dan tetap didalam negeri. Perempuan, kanak-kanak, hsahaya, dan orang yang
sedang dalam perjalanan tidak wajib salat Jum’at.

Firman Allah Swt :

Yang dimaksud dengan “jual beli” ialah segala pekerjaan selain dari urusan salat.

Sabda Rasulullah Saw.

Syarat-Syarat Wajib Jum’at

1. Islam, tidak wajib atas orang non Islam.


2. Balig (dewasa), tidak wajib Jum’at atas kanak-kanak
3. Berakal, tidak wajib Jum’at atas orang gila
4. Laki-laki, tidak wajib Jum’at atas perempuan
5. Sehat, tidak wajib Jum’at atas orang sakit atau berhalangan
6. Tetap di dalam negeri, tidak wajib jum’at atas orang yang sedang dalam perjalanan.

Syarat sah mendirikan jum’at

1. Hendaklah diadakan di dalam negeri yang penduduknya menetap, yang telah dijadikan
watan (tempat-tempat), baik di kota-kota maupun di kampung-kampung (desa-desa). Maka
tidak sah mendirikan jum’at di ladang-ladang yang penduduknya hanya tinggal disana
untuk sementara waktu saja. Di masa Rasulullah Saw. Dan di masa sahabat empat, jum’at
tidak pernah di dirikan selan di negeri yang penduduknya menetap.
2. Berjamaah, karena dimasa Rasulullah Saw. Salat jum’at tidak pernah dilakukan sendiri-
sendiri. Bilangan jamaah, menurut pendapat sebagian ulama, sekurang-kurangnya adalah
empat puluh orang laki-laki dewasa dari penduduk negeri.
3. Hendaklah dikerjakan di waktu Dzuhur
4. Hendaklah didahului oleh dua khotbah
8
Sunat yang bersangkutan dengan jum’at

1. Disunatkan mandi pada hari Jum’at bagi orang yang akan pergi ke masjid untuk salat
Jum’at
2. Berhias dengan memakai pakaian yang sebaik-baiknya, dan lebih baik berwarna putih
3. Memakai wangi-wangian
4. Memotong kuku, menggunting kumis, dan menyisir rambut.
5. Segera pergi ke Jum’at dengan berjalan kaki.
6. Hendaklah ia membaca Qur’an atau zikir sebelum khotbah.
7. Paling baik ialah membaca surat Al-Kahfi
8. Hendaklah memperbanyak doa dan shalawat atas Nabi Saw. Pada hari jum’at dan pada
malamnya.

C. Rukun, Syarat dan Sunah Khotbah Jum’at

Rukun dua khotbah

1. Mengucapkan puji-pujian kepada Allah. Keterangannya adalah amal Rasulullah Saw.


Yang diriwayatkan oleh Muslim.
2. Membaca salawat atas Rasulullah Saw. Sebagian ulama berkata bahwa salawat ini tidak
wajib, berarti bukan rukun khotbah
3. Mengucapkan syahadat (bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang sebenarnya melainkan Allah,
dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusannya).
4. Berwasiat (bernasihat) dengan takwa dan mengajarkan apa-apa yang perlu kepada
pendengar , sesuai dengan keadaan tempat dan waktu, baik urusan agama maupun urusan
dunia seperti ibadah,kesopanan,pergaulan,perekonomian,pertanian,siasat,dan sebagainya
serta bahasa yang dipahami oleh pendengar
5. Membaca ayat Qur’an pada salah satu dari kedua khotbah
6. Berdoa untuk mukminin dan mukminat pada khotbah yang kedua. Sebagian ulama
berpendapat bahwa doa dalam khotbah tidak wajib sebagaimana juga dalam selain khotbah

Syarat dua khotbah

1. Kedua khotbah itu hendaklah dimulai sesudah tergelincir matahari. Keterangannya yaitu
amal Rasulullah Saw. Yang diriwayatkan oleh Bukhari
2. Sewaktu berkhotbah hendaklah berdiri jika mampu. Keterangannya adalah amal
Rasulullah Saw. Yang diriwayatkan oleh Muslim
3. Khatib hendaklah duduk di antara kedua khotbah, sekurang-kurangnya berhenti sebentar.
Hal ini berdasarkan amal Rasulullah Saw. Yang diriwayatkan oleh Muslim

9
4. Hendaklah dengan suara yang keras kira-kira terdengar oleh bilangan yang sah Jum’at
dengan mereka, sebab yang dimaksud dengan “mengadakan khotbah” itu ialah untuk
pelajaran dan nasihat kepada mereka
5. Hendaklah berturut-turut baik rukun, jarak keduanya, maupun jarak antara keduanya
dengan salat.
6. Khatib hendaklah suci dari hadas dan najis. Keterangannya adalah amal Rasulullah Saw.
7. Khatib hendaklah menutup auratnya. Hal ini berdasarkan amal Rasulullah Saw.

Sunat yang bersangkutan dengan khotbah

1. Khotbah itu hendaklah dilakukan di atas mimbar atau di tempat yang tinggi.
2. Khotbah itu diucapkan dengan kalimat yang fasih, terang, mudah di pahami, sederhana,
tidak terlalu panjang dan tidak pula terlalu pendek
3. Khatib hendaklah tetap menghadap orang banyak jangan berputar-putar,karena yang
demikian itu tidak disyariatkan
4. Membaca surat Al-Ikhlas sewaktu duduk di antara dua khotbah
5. Menertibkan tiga rukun,yaitu dimulai dengan puji-pujian,kemudian salawat atas Nabi
Muhammad Saw, lalu berwasiat (memberi nasihat). Selain itu tidak ada tertib
6. Pendengar hendaklah diam serta memperhatikan khotbah.
7. Khatib hendaklah memberi salam
8. Khatib hendaklah duduk di atas mimbar sesudah memberi salam, dan sesudah duduk itulah
azan dikumandangkan.

D. Azan Shalat jum’at

Menurut pendapat yang mu’tamud, sesungguhnya azan jum’at itu hanya sekali saja, yaitu sewaktu
khatib sudah duduk diatas mimbar.

E. Uzur (halangan) Shalat Jum’at

Yang dimaksud dengan halangan ialah orang yang tertimpa salah satu dari halangan-halangan
yang disebutkan dibawah ini. Dengan demikian, ia tidak wajib salat jum’at.

1. Karena sakit,
2. Karena hujan ; apabila karena hujan itu orang mendapat kesukaran untuk pergi ke tempat
jum’at

10
2.2 Shalat Jamak dan Shalat Qasar

F. Pengertian Shalat Jamak dan Qasar

a. Shalat Jamak

Shalat Jamak artinya shalat yang dikumpulkan. Yang dimaksud ialah dua shalat fardu yang
berjumlah lima rekaat, dikerjakan dalam satu waktu. Contoh shalat Dzuhur dan Asar dikerjakan di
waktu Dzuhur atau di waktu Asar . 1Sedangkan, shalat Magrib dan Isya' dikerjakan waktu Maghrib
atau dikerjakan waktu Isya'. Untuk shalat subuh tidak bisa di Jamak dan harus dikerjakan waktu
itu juga.

Menjamak shalat bisa dilakukan apabila kita sedang dalam keadaan bepergian (musafir) yang
jauhnya antara kurang lebih 81 Km .

Jamak dibagi menjadi dua yaitu :

1. Jamak Ta'dim yaitu, penggabungan shalat yang dilaksanakan pada waktu shalat yang pertama,
misalnya shalat Dzuhur dengan Asar dikerjakan pada saat waktu shalat Dzuhur. Sedangkan
shalat Magrib dengan Isya' dikerjakan pada saat waktu shalat Magrib.2

2. Jamak Ta'qir yaitu, shalat Jamak yang dilaksanakan pada waktu shalat yang terakhir, misalnya
shalat Dzuhur dengan shalat Asar dilaksanakan pada saat waktu shalat Asar. Sedangkan shalat
Magrib dengan Isya' dikerjakan pada saat waktu shalat Isya'.

b. Shalat Qasar

Shalat Qasar adalah shalat yang diringkas bilangan rakaatnya, yaitu shalat fardu yang mestinya
empat rekaat dijadikan dua rakaat saja. Shalat fardu yang boleh di qasar adalah Dzuhur, Asar, dan
Isya’. Sedangkan shalat Maghrib dan Subuh dikerjakan sebagaimana biasa, tidak boleh di qasar.

1
H. Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam.(Kuala Lumpur : Dewan Pustaka Fajar,1988), hal.120

2
Kontributor Wikipedia, “salat jamak” dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Jamak, diakses 17 September
2019

11
G. Hukum dan Syarat shalat Jamak dan Qasar

Hukum shalat Jamak ini "boleh" bagi orang yang dalam perjalanan, dengan syarat - syarat
tertentu.3 Berikut syarat Jamak antara lain :

Syarat Jamak ta'dim :

a. Hendaknya dimulai dengan shalat yang pertama (dzuhur sebelum asyar, magrib sebelum
isya') karena waktumya adalah waktu yang pertama
b. Berturut-turut, sebab keduanya seolah-olah satu shalat. Artinya shalat harus langsung
dilakukan tanpa harus di pisah dengan shalat lainnya.
c. Berturut-turut, sebab seolah-olah satu shalat.4

Syarat Jamak ta'qir :

d. Niat Jamak ta'qir, yaitu berniat untuk Jamak ta'qir supaya tidak bermaksud untuk
meninggalkan shalat yang pertama.
b. Pada saat datangnya waktu shalat yang kedua, ia masih dalam perjalanan.

Syarat Sah Shalat Qasar

a. Perjalanan yang dilakukan itu bukan perjalanan maksiat (terlarang).


b. Perjalanan itu berjarak jauh sekurang-kurangnya 80,640 km atau lebih (perjalanan sehari
semalam)
c. Salat yang di qasar itu adalah shalat adaan(tunai), bukan shalat qada’. Adapun shalat yang
ketinggalan di waktu dalam perjalanan, boleh di qasar kalau di qada dalam perjalanan,
tetapi yang ketinggalan sewaktu mukim tidak boleh diqada dan qasar sewaktu dalam
perjalanan.

H. Tata Cara Melakukan Shalat Jamak

Jamak ta'dim ( Dimisalkan shalat magrib dengan isya' )

a. Niat Shalat Jamak Taqdim

Ushollii fardhol maghribi salaasa roka'aatin majmuu'an bil 'isyaa'i jam'a taqdimi lillaahi ta'aalaa.

3
H. Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam.(Kuala Lumpur : Dewan Pustaka Fajar,1988), hal.120

4
Ibid. Hal.121

12
Artinya: "Aku niat shalat fardu maghrib tiga rakaat diJamak bersama isya dengan jama' taqdim,
fardu karena Allah Ta'aala."5

b. Takbirotul Ikhram
c. Melaksanakan shalat Maghrib tiga rakaat seperti biasa
d. Salam
e. Berdiri lagi dan berniat shalat yang kedua yakni Isya

Ushollii fardlozh 'isyaa'i arba'a roka'aatin majmuu'an bil maghiribi jam'a taqdiimi lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku niat shalat isya empat rakaat diJamak bersama magrib dengan jama' taqdimm fardhu
karena Allah Ta'aala."

f. Takbirotul Ikhram
g. Melaksanakan shalat Isya empat rakaat seperti biasanya
h. salam

Jamak ta'qir ( dimisalkan dengan shalat dzuhur dan asyar)

a. Niat Shalat Jamak Takhir

Ushollii fardlozh zhuhri arba'a roka'aatin majmuu'an bil 'asri jam'a takhiri lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku niat shalat fardu dzuhur empat rakaat yang diJamak bersama Asar, fardu karena
Allah Ta'aala."

b. Takbirotul Ikhram
c. Melaksanakan Shalat Dzuhur empat rakaat seperti biasa
d. Salam
e. Berdiri lagi dan berniat shalat yang kedua yakni Asar

5
Citizen6, “Tata Cara Sholat Jamak dan Qasar Beserta Niat Juga Artinya” dalam
https://www.liputan6.com/citizen6/read/3874490/tata-cara-sholat-jamak-dan-qasar-beserta-niat-juga-artinya,
diakses 17 September 2019

13
Ushollii fardlol 'ashri arba'a roka'aatin majmuu'an bil zhuhri jam'a takhiri lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku niat shalat fardu Asar empat rakaat yang diJamak bersama dzuhur, fardu karena
Allah Ta'aala."

f. Takbiratul Ikhram
g. Melaksanakan Shalat Asar empat rakaat seperti biasa
h. Salam

I. Niat Shalat Jamak dengan Qasar

a. Niat shalat Jamak taqdim dengan qasar

1. Dzuhur dan Asar, dilakukan di waktu Dzuhur

‫ص ًرا اَدَا ًء ( َمأ ْ ُم ْو ًما \ ال َما ًما) لِلل تَ َع ٰالى‬ ْ ‫ظ ْه لر َر ْك َعتَي لْن َمجْ ُم ْوعًا لب ْال َع‬
ْ َ‫ص لر َج ْم َع ت َ ْق لدي لْم ق‬ ُّ ‫ض ال‬
َ ‫ص ل ِّلى فَ ْر‬
َ ُ‫ا‬

USHOLLII FARDHODL DHUHRI ROK-'ATAINI MAJMUU'AN BIL ASHRI


JAM'A TAQDIIMI QOSHRON ADAA-AN (MAKMUUMAN / IMAAMAN) LILLAAHI
TA'AALAA

Aku berniat shalat fardhu dzuhur dua raka'at dikumpulkan dengan asar dikumpulkan di waktu
dzuhur diringkas adaa-an (makmuuman / imaaman) karena Allah Ta'ala

‫ص ًرا اَدَا ًء ( َمأ ْ ُم ْو ًما \ ال َما ًما) لِلل تَعَ ٰالى‬


ْ َ‫ظ ْه لر َج ْم َع ت َ ْق لدي لْم ق‬ ْ َ‫ض ْالع‬
ُّ ‫ص لر َر ْكعَتَي لْن َمجْ ُم ْوعًا اللَى ال‬ َ ‫ص للِّى فَ ْر‬
َ ُ‫ا‬

USHOLLII FARDHODL ASHRI ROK-'ATAINI MAJMUU'AN ILADH DHUHRI


JAM'A TAQDIIMI QOSHRON ADAA-AN (MAKMUUMAN / IMAAMAN) LILLAAHI
TA'AALAA

Aku berniat shalat fardhu asar dua raka'at dikumpulkan ke dzuhur dikumpulkan di waktu dzuhur
diringkas adaa-an (makmuuman / imaaman) karena Allah Ta'ala

2. Maghrib dan Isya', dilakukan di waktu Maghrib

14
‫َاء َج ْم َع تَ ْق لدي لْم اَدَا ًء ( َمأ ْ ُم ْو ًما \ لا َما ًما) لِلل تَ َع ٰالى‬
‫ث َر َك َعات َمجْ ُم ْوعًا لب ْال لعش ل‬ ‫ض ْال َم ْغ لر ل‬
َ ‫ب ثَ ََل‬ َ ‫ص ل ِّلى فَ ْر‬
َ ُ‫ا‬

USHOLLII FARDHODL MAGHRIBI TSALAATSA RAKA'AATIN MAJMUU'AN BIL


ISYAA'I JAM'A TAQDIIMI ADAA-AN (MAKMUUMAN / IMAAMAN) LILLAAHI
TA'AALAA

Aku berniat shalat fardhu maghrib tiga raka'at dikumpulkan dengan isyak dikumpulkan di waktu
maghrib adaa-an (makmuuman / imaaman) karena Allah Ta'ala

‫ص ًرا اَدَا ًء ( َمأ ْ ُم ْو ًما \ لا َما ًما) لِلل تَعَ ٰالى‬ ‫َاء َر ْكعَت َي لْن َمجْ ُم ْوعًا اللَى ْال َم ْغ لر ل‬
ْ َ‫ب َج ْم َع ت َ ْق لدي لْم ق‬ ‫ض ْال لعش ل‬
َ ‫ص للِّى فَ ْر‬
َ ُ‫ا‬

USHOLLII FARDHODL ISYAA'I ROK-'ATAINI MAJMUU'AN ILAL MAGHRIBI


JAM'A TAQDIIMI QOSHRON ADAA-AN (MAKMUUMAN / IMAAMAN) LILLAAHI
TA'AALAA

Aku berniat shalat fardhu isyak dua raka'at dikumpulkan ke maghrib dikumpulkan di waktu
maghrib diringkas adaa-an (makmuuman / imaaman) karena Allah Ta'ala

Niat shalat Jamak ta'khir dengan qasar

1. Dzuhur dan asar, dilakukan di waktu asar

‫ص ًرا اَدَا ًء ( َمأ ْ ُم ْو ًما \ ال َما ًما) لِلل تَعَ ٰالى‬


ْ َ‫ظ ْه لر َج ْم َع ت َأ ْ لخي لْر ق‬ ْ َ‫ض ْالع‬
ُّ ‫ص لر َر ْكعَتَي لْن َمجْ ُم ْوعًا بلال‬ َ ‫ص للِّى فَ ْر‬
َ ُ‫ا‬

USHOLLII FARDHODL ASHRI ROK-'ATAINI MAJMUU'AN BIDH DHUHRI


JAM'A TA'KHIIRI QOSHRON ADAA-AN (MAKMUUMAN / IMAAMAN) LILLAAHI
TA'AALAA

Aku berniat shalat fardhu asar dua raka'at dikumpulkan dengan dzuhur dikumpulkan di waktu
asar diringkas adaa-an (makmuuman / imaaman) karena Allah Ta'ala

‫ص ًرا اَدَا ًء ( َمأ ْ ُم ْو ًما \ لا َما ًما) لِلل تَعَ ٰالى‬


ْ َ‫ص لر َج ْم َع ت َأ ْ لخي لْر ق‬
ْ َ‫ظ ْه لر َر ْكعَتَي لْن َمجْ ُم ْوعًا اللَى ْالع‬
ُّ ‫ض ال‬
َ ‫ص للِّى فَ ْر‬
َ ُ‫ا‬
15
USHOLLII FARDHODL DHUHRI ROK-'ATAINI MAJMUU'AN ILAL ASHRI
JAM'A TA'KHIRI QOSHRON ADAA-AN (MAKMUUMAN / IMAAMAN) LILLAAHI
TA'AALAA

Aku berniat shalat fardhu dzuhur dua raka'at dikumpulkan ke asar dikumpulkan di waktu asar
diringkas adaa-an (makmuuman / imaaman) karena Allah Ta'ala

2. Maghrib dan isya', dilakukan di waktu isya'

‫ص ًرا اَدَا ًء ( َمأ ْ ُم ْو ًما \ ال َما ًما) لِلل تَعَ ٰالى‬


ْ َ‫ب َج ْم َع ت َأ ْ لخي لْر ق‬
‫َاء َر ْكعَتَي لْن َمجْ ُم ْوعًا بل ْال َم ْغ لر ل‬
‫ض ْال لعش ل‬
َ ‫ص للِّى فَ ْر‬
َ ُ‫ا‬

USHOLLII FARDHODL ISYAA'I ROK-'ATAINI MAJMUU'AN BIL MAGHRIBI


JAM'A TA'KHIRI QOSHRON ADAA-AN (MAKMUUMAN / IMAAMAN) LILLAAHI
TA'AALAA

Aku berniat shalat fardhu isyak dua raka'at dikumpulkan dengan maghrib dikumpulkan di waktu
isyak diringkas adaa-an (makmuuman / imaaman) karena Allah Ta'ala

‫َاء َج ْم َع ت َأ ْ لخي لْر اَدَا ًء ( َمأ ْ ُم ْو ًما \ ال َما ًما) لِلل تَ َع ٰالى‬
‫ث َر َك َعات َمجْ ُم ْوعًا اللَى ْال لعش ل‬ ‫ض ْال َم ْغ لر ل‬
َ ‫ب ثَ ََل‬ َ ‫ص ل ِّلى فَ ْر‬
َ ُ‫ا‬

USHOLLII FARDHODL MAGHRIBI TSALAATSA RAKA'AATIN MAJMUU'AN ILAL


ISYAA'I JAM'A TA'KHIRI ADAA-AN (MAKMUUMAN / IMAAMAN) LILLAAHI
TA'AALAA

Aku berniat shalat fardhu maghrib tiga raka'at dikumpulkan ke isyak dikumpulkan di waktu
isyak adaa-an (makmuuman / imaaman) karena Allah Ta'ala

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan di atas, dapat kami simpulkan bahwa Shalat Jum’at adalah salat dua
rakaat sesudah khotbah pada waktu Dzuhur pada hari Jum’at sebagai ganti shalat Dzuhur. Shalat
jum’at memiliki hukum wajib ain bagi setiap muslim laki-laki atau pria dewasa beragama islam,
merdeka sudah mukalaf, sehat badan serta muqim.

Shalat Jamak ialah shalat yang dikumpulkan. Yang dimaksud ialah dua shalat fardu yang
berjumlah lima rekaat, dikerjakan dalam satu waktu. Contoh shalat Dzuhur dan Asar dikerjakan
di waktu Dzuhur atau di waktu Asar . Sedangkan, shalat Magrib dan Isya' dikerjakan waktu
Maghrib atau dikerjakan waktu Isya'. Untuk shalat subuh tidak bisa di Jamak dan harus
dikerjakan waktu itu juga.

Shalat Qasar ialah shalat yang diringkas bilangan rakaatnya, yaitu shalat fardu yang mestinya
empat rekaat dijadikan dua rakaat saja.

B. Saran

Dengan adanya penjelasan dari makalah yang telah kami susun diharapkan pembaca memahami
tentang shalat jum’at, Jamak dan Qasar. Dalam sebuah penyusunan makalah ini tidak menutup
kemungkinan pasti ada kesalahan karena kurangnya referensi yang ada. Untuk itu kami
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca supaya kami dapat menyusun makalah dengan baik
lagi di kemudian hari.

17

Anda mungkin juga menyukai