Anda di halaman 1dari 12

TINDAK PIDANA BERKAITAN DENGAN PIHAK TERAFILIASI DAN PIHAK

PEMEGANG SAHAM
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Tindak Pidana Perdata BMT
Dosen pengampu :
Retno Dewi Zulaikha, S.H.I., M.E.I

Disusun oleh:
Kelompok 9
1. Rizza Putri Fandila (12401193169)
2. Arinda Susanti (12401193184)
3. Elsa Agustin Rahayu (12401193189)
4. Anna Aprilia Kartini (12401193193)

SEMESTER 7D
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW. Dengan disusunya makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
pembaca khususnya mahasiswa jurusan Perbankan Syariah.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penyusun berharap kepada semua pihak atas segala saran dan kritiknya demi
kesempurnaan makalah ini. Ucapan terimakasih kami haturkan pada seluruh pihak
yang mendukung penyusun makalah ini,antaralain :

1. Bapak Dr. Mafthukin, M.Ag., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung.
2. Bapak H. Dede Nurrohman, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.
3. Bapak Muhammad Aqim Adlan, S.Ag.,S.Pd., M.E.,I., selaku ketua jurusan
Perbankan Syariah.
4. Bapak Retno Dewi Zulaikha, S.H.I., M.E.I, selaku dosen pengampu mata kuliah
Tindak Pidana Perdata BMT, yang sangat tulus dan ikhlas memberikan
bimbingan dan pembelajaran kepada kami.
5. Serta semua pihak yang telah membantu penyusun dalam meyelesaikan
makalah ini.

Demikian yang dapat penyusun sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca dan menjadi bekal pengetahuan bagi pembaca di kemudian hari.

Tulungagung, 20 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. Gambaran Umum Mengenai Tindak Pidana yang Berkaitan dengan Pihak Terafiliasi
dan Pihak Pemegang Saham...................................................................................................3
B. Ruang Lingkup Tindak Pidana yang Berkaitan dengan Pihak Terafiliasi dan Pihak
Pemegang Saham....................................................................................................................3
C. Strategi Menghindari Tindak Pidana yang Berkaitan dengan Pihak Terafiliasi dan
Pihak Pemegang Saham.........................................................................................................3
D. Studi Kasus Tindak Pidana yang Berkaitan dengan Pihak Terafiliasi dan Pihak
Pemegang Saham....................................................................................................................3
BAB III......................................................................................................................................4
PENUTUP.................................................................................................................................4
A. Kesimpulan.....................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................5

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas dapat dirumuskan
beberapa masalah berikut ini, antara lain:
1. Bagaimana Gambaran Umum Mengenai Tindak Pidana yang Berkaitan dengan
Pihak Terafiliasi dan Pihak Pemegang Saham?
2. Bagaimana Ruang Lingkup Tindak Pidana yang Berkaitan dengan Pihak
Terafiliasi dan Pihak Pemegang Saham?
3. Bagaimana Strategi Menghindari Tindak Pidana yang Berkaitan dengan Pihak
Terafiliasi dan Pihak Pemegang Saham
4. Bagaimana Studi Kasus Tindak Pidana yang Berkaitan dengan Pihak Terafiliasi
dan Pihak Pemegang Saham?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui, mengidentifikasi dan menganalisa Gambaran Umum
Mengenai Tindak Pidana yang Berkaitan dengan Pihak Terafiliasi dan Pihak
Pemegang Saham.
2. Untuk mengetahui, mengidentifikasi dan menganalisa Ruang Lingkup Tindak
Pidana yang Berkaitan dengan Pihak Terafiliasi dan Pihak Pemegang Saham.
3. Untuk mengetahui, mengidentifikasi dan menganalisa Strategi Menghindari
Tindak Pidana yang Berkaitan dengan Pihak Terafiliasi dan Pihak Pemegang
Saham.
4. Untuk mengetahui, mengidentifikasi dan menganalisa Studi Kasus Tindak Pidana
yang Berkaitan dengan Pihak Terafiliasi dan Pihak Pemegang Saham.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Mengenai Tindak Pidana yang Berkaitan dengan Pihak


Terafiliasi dan Pihak Pemegang Saham
a. Tindak Pidana Berkaitan dengan Pihak Terafiliasi
Tindak pidana yang dilakukan oleh pihak terafiliasi perlu mendapat
perhatian khusus karena dilakukan oleh orang dalam bank terhadap bank
(crimes against the bank) dan juga oleh orang yang memberikan jasanya
kepada bank. Tindak pidana dalam bentuk penipuan (fraud) dan self-dealing
merupakan salah satu penyebab kehancuran bank, karena bagian terbesar aset
bank berbentuk likuid. Tindak pidana ini dapat dilakukan oleh pengurus dan/
atau pemegang saham pengendali yang mempengaruhi pengurus bank.
Tindak pidana yang dilakukan oleh pihak terafiliasi dapat digolongkan ke
dalam dua cara. Pertama, dilakukan dengan memanfaatkan kedudukannya
untuk kepentingan diri sendiri secara melawan hukum. Kedua,
mismanagement berat berupa tindakan ceroboh yang oleh hakim
dikecualikan dari prinsip business judgement. Tindak pidana ini sangat erat
kaitannya dengan dominasi terhadap kebijakan dan administrasi oleh seorang
atau beberapa orang dan lemahnya pengawasan, baik pengawasan yang
dilakukan oleh pengawas internal maupun eksternal (regulator). Di samping
itu, berbagai ketentuan yang berlaku menyebabkan bank sering mengambil
risiko yang berlebihan sehingga menyebabkan turunnya tingkat pengawasan
internal.1
Pihak terafiliasi menurut ketentuan Pasal 1 angka 22 terdiri atas:
a. Anggota dewan komisaris, pengawas, direksi atau kuasanya, pejabat,
atau karyawan bank;
b. Anggota pengurus, pengawas, pengelola atau kuasanya, pejabat, atau
karyawan bank, khusus bagi bank yang berbentuk hukum koperasi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Pihak yang memberikan jasanya kepada bank, antara lain akuntan
publik, penilai, konsultan hukum dan konsultan lainnya;

1
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Pahami dan Hindari: Buku Memahami dan Menghindari
Tindak Pidana Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta, hal. 56
4

d. Pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut serta


mempengaruhi pengelolaan Bank, antara lain pemegang saham dan
keluarganya, keluarga komisaris, keluarga pengawas, keluarga
direksi, keluarga pengurus;
b. Ketentuan Pidana
Tipibank berkaitan dengan Pihak Terafiliasi diatur dalam Pasal 64
UndangUndang Perbankan Syariah, yaitu:
Pihak Terafiliasi yang dengan sengaja tidak melaksanakan langkah-
langkah yang diperlukan untuk memastikan ketaatan Bank Syariah atau
Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS terhadap ketentuan dalam
Undang-Undang ini dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga)
tahun dan paling lama 8 (delapan) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling banyak
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)”.
Bagi pihak yang menurut penilaian OJK turut serta mempengaruhi
pengelolaan bank, antara lain pemegang saham dan keluarganya, keluarga
komisaris, atau keluarga direksi, yang tidak melaksanakan langkah-langkah
yang diperlukan tersebut merupakan penilaian/judgement dari OJK yang
dilihat secara kasuistis.2
c. Penerapan Pasal
Sanksi pidana berdasarkan Pasal 64 Undang-Undang Perbankan Syariah
diterapkan kepada pihak terafiliasi, apabila pihak tersebut dengan sengaja
tidak patuh pada ketentuan dalam Undang-Undang Perbankan Syariah.
Pengenaan sanksi pidana bersifat kumulatif berupa pidana penjara selama 3
s.d. 8 tahun dan pidana denda sebesar Rp5.000.000.000,00 s.d.
Rp100.000.000.000,00. Sebagai contoh, pihak konsultan hukum memberikan
advis hukum kepada Bank Syariah atau UUS untuk melakukan penyertaan
modal pada perusahaan jasa, sehingga transaksi penyertaan modal tersebut
melanggar Undang-Undang Perbankan Syariah.
Tindak pidana dan ancaman hukuman bagi pihak terafiliasi dalam Pasal
64 Undang-Undang Perbankan Syariah sama dengan tindak pidana dan
ancaman hukuman bagi anggota dewan komisaris, direksi, atau pegawai
bank sebagaimana diatur dalam Pasal 63 ayat (2) huruf b Undang Undang
2
Ibid., hal. 58
5

Perbankan Syariah.
d. Tindak Pidana Berkaitan dengan Pihak Pemegang Saham
Pemegang Saham adalah Badan hukum, orang perseorangan, dan/atau
kelompok usaha yang memiliki saham. Pemegang Saham Pengendali adaah
Badan hukum, orang perseorangan, dan/atau kelompok usaha yang:
a. Memiliki saham perusahaan atau Bank sebesar 25% atau lebih dari
jumlah saham yang dikeluarkan dan mempunyai hak suara;
b. Memiliki saham perusahaan atau Bank kurang dari 25% dari jumlah
saham yang dikeluarkan dan mempunyai hak suara namun yang
bersangkutan dapat dibuktikan telah melakukan pengendalian
perusahaan atau Bank, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tipibank berkaitan dengan pemilik/ pemegang saham diatur dalam Pasal
65 Undang-Undang Perbankan Syariah, yaitu:
“Pemegang saham yang dengan sengaja menyuruh anggota dewan
komisaris, direksi, atau pegawai Bank Syariah atau Bank Umum
Konvensional yang memiliki UUS untuk melakukan atau tidak melakukan
tindakan yang mengakibatkan Bank Syariah atau UUS tidak melaksanakan
langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan ketaatan Bank Syariah
atau UUS terhadap ketentuan dalam Undang-Undang ini dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 7 (tujuh) tahun dan paling lama 61 Buku
Memahami dan Menghindari Tindak Pidana Perbankan (Sesuai UU
Perbankan Syariah) 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan paling banyak
Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah)”.
e. Penerapan Pasal
Sanksi pidana berdasarkan Pasal 65 Undang-Undang Perbankan
Syariah diterapkan kepada pemegang saham, apabila pihak tersebut dengan
sengaja menginstruksikan, memberikan perintah secara lisan ataupun tertulis
kepada dewan komisaris, direksi, atau pegawai Bank Syariah atau Bank
Umum Konvensional yang memiliki UUS, yang dapat dibuktikan antara lain
dengan dokumen, rekaman pembicaraan, atau keterangan saksi, untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sehingga Bank Syariah atau UUS
yang bersangkutan melanggar ketentuan dalam Undang-Undang 62
Perbankan Syariah.
6

Pengenaan sanksi pidana bersifat kumulatif berupa pidana penjara


selama 7 s.d. 15 tahun dan pidana denda sebesar Rp10.000.000.000,00 s.d.
Rp200.000.000.000,00.3
B. Ruang Lingkup Tindak Pidana yang Berkaitan dengan Pihak Terafiliasi
dan Pihak Pemegang Saham
C. Strategi Menghindari Tindak Pidana yang Berkaitan dengan Pihak
Terafiliasi dan Pihak Pemegang Saham
1. Cara Menghindari Tindak Pidana Terkait Pihak Terafiliasi
Untuk menghindari tindak pidana terkait pihak terafiliasi, bank dapat
melakukan hal-hal seperti berikut :
a. Manajemen bank wajib melakukan edukasi secara berkala untuk
meningkatkan pemahaman tentang tipibank kepada semua pegawai, pengurus,
dan pihak terafiliasi.
b. Bank wajib melakukan pengecekan kredibilitas pihak terafiliasi sebelum
melakukan kerja sama dan jika diperlukan bank menyampaikan kepada pihak
terafiliasi bahwa terdapat konsekuensi pidana perbankan apabila tidak
melakukan tugas profesionalnya secara benar.
c. Seluruh pegawai bank dan pihak terafiliasi harus menjunjung tinggi nilai
integritas atau kejujuran dalam melaksanakan tugasnya.
d. Bank agar selalu melakukan verifikasi dan pengecekan ulang terhadap nilai
agunan kepada penilai independen lain, masyarakat, dinas yang berwenang,
atau kantor pertanahan setempat.
e. Bank agar selalu memeriksa kembali hasil kerja dari pihak ketiga yang
termasuk dalam pihak terafiliasi, seperti penilai independen, notaris, atau
konsultan.
f. Bank agar senantiasa melakukan penilaian berkala terhadap kinerja dan track
record pihak terafiliasi yang memberikan jasanya kepada bank.
g. Bank dapat menginformasikan kepada pengawas bank apabila terdapat pihak
terafiliasi yang tidak menjunjung tinggi nilai integritas dalam melaksanakan
tugasnya.

2. Cara Menghindari Tindak Pidana Terkait Pihak Pemegang Saham

3
Ibid., hal. 62
7

Untuk menghindari tindak pidana terkait pihak terafiliasi, bank dapat


melakukan hal-hal seperti berikut :

a. Meningkatkan peranan direktur yang membawahi fungsi kepatuhan, antara


lain dengan segera menyampaikan laporan kepada OJK apabila ada kebijakan
direksi yang melanggar ketentuan.
b. Meningkatkan sistem pengendalian internal bank, antara lain dengan
melakukan reviu secara periodik dan berkesinambungan.
c. Anggota dewan komisaris, direksi, dan pegawai bank harus menjunjung tinggi
integritas dalam melaksanakan tugasnya.
d. Direksi dan/atau pejabat bank dalam melakukan tugasnya agar dapat
independen dan tidak dipengaruhi oleh pihak-pihak yang berkepentingan
seperti pemegang saham dan/ atau pihak lainnya. Apabila ada intervensi, maka
perintah tersebut harus ditolak dan dilaporkan kepada atasan langsung
dan/atau OJK.
e. Pemegang saham, dewan komisaris, direksi, serta pegawai bank harus
melakukan koordinasi yang baik secara vertikal maupun horizontal.
f. Dewan komisaris, direksi, serta pegawai bank harus menolak arahan/perintah
dari pemegang saham untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan yang
mengakibatkan bank tidak melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan
untuk memastikan ketaatan bank terhadap ketentuan, dan melaporkannya
kepada OJK

D. Studi Kasus Tindak Pidana yang Berkaitan dengan Pihak Terafiliasi dan
Pihak Pemegang Saham
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan. Pahami dan Hindari: Buku Memahami dan
Menghindari Tindak Pidana Perbankan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK):
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai