Anggota Kelompok 9 :
Sofhie Herista Charliana 1219240218
Wulan Febrianti Nurhasanah 1219240242
Zacky Maeisa Rimbawan 1219240247
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala. Karena
atas izin dan kuasa-Nya serta keridhoan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Sistem Kerja Pegadaian, Perusahaan Asuransi, dan Anjak
Piutang Sebagai Lembaga Keuangan” yang disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Lembaga Keuangan. Tidak lupa pula shalawat serta salam semoga
senantiasa terlimpah curah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
beserta keluarganya, sahabatnya hingga kita ummatnya di akhir zaman.
Kami juga mengucapkan terima kasih atas moral dan materil yang diberikan
dalam proses penyusunan makalah ini kepada orang tua serta teman-teman kelompok
9 yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tidak lupa kami juga
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. H. Budiman, S.E., M.Si., MM.,
selaku dosen pengampu mata kuliah Lembaga Keuangan.
Besar harapan kami, semoga informasi dan materi yang terdapat dalam makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dalam penyusunan makalah ini tentunya masih
banyak kekurangan, maka kritik dan saran yang membangun akan kami sambut dengan
senang hati agar kami dapat membuat makalah lebih baik lagi dikemudian hari.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
2.2.2 Definisi Perusahaan Asuransi ...................................................... 17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
2. Perusahaan Asuransi
3. Anjak Piutang
Anjak piutang adalah proses menjual piutang kepada pihak lain dengan harga
diskon. Perusahaan atau individu yang membutuhkan dana dengan cepat dapat
menjual piutangnya kepada lembaga anjak piutang untuk mendapatkan
1
2
1. Bagi Penyusun
2. Bagi Pembaca
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
1. Gadai
Menurut Kitab Undang – Undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai merupakan
hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang
bergerak.
2. Perusahaan umum penggadaian
Perusahaan umum penggadaian merupakan satu–satunya badan usaha di
Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan
lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana
kemasyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksudkan dalam kitab Undang
– Undang hukum perdata pasal 1150 di atas. Tugas pokoknya memberi
pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai agar masyarakat tidak
dirugikan kegiatan lembaga keuangan informal yang cenderung memanfaatkan
kebutuhan dana mendesak dari masyarakat.
tersebut apabila pihak yang berutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada
saat berakhirnya jangka waktu pinjaman.
1. Pinjam-meminjam
2. Jaminan
Menurut Soemitra dan Qomariah yang dikutip dalam buku Lembaga Keuangan
Bank Dan Non Bank susunan Nurul Ikhsanti, dkk, tujuan Pegadaian di antaranya
sebagai berikut:
Manfaat utama yang diperoleh oleh nasabah yang meminjam dari perum
pegadaian adalah ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih
9
sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan
dengan kredit perbankan. Maka nasabah juga mendapatkan manfaat berupa:
a. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang
telah berpengalaman dan dapat dipercaya. Penafsiran atas suatu barang
antara penjual dan pembeli sering sulit dilakukan sampai pada suatu
kesepakatan yang sama. Untuk mengatasi perbedaan persepsi atas nilai
suatu barang, kedua belah pihak bisa menghubungi perum pegadaian
sebagai pihak yang netral untuk melakukan penaksiran atas barang
tersebut.
b. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya. Nasabah yang akan berpergian, merasa kurang aman
menempatkan barang bergeraknya di tempat sendiri, atau tidak
mempunyai sarana penyimpanan suatu barang bergerak, dapat
menitipkan barangnya di perum pegadaian.
2. Bagi Perum Pegadaian
1. Penghimpunan Dana
3) Laba ditahan, yakni laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak
perusahaan pegadaian ini berdiri pada masa Hindia Belanda.
2. Penggunaan Dana
Berikut adalah beberapa produk dan jasa yang disediakan oleh Perum
Pegadaian.
c. Jasa lain
1) Penjualan koin emas ONH, yaitu emas yang berbentuk koin yang bisa
digunakan untuk tujuan persiapan dana pergi haji bagi pembelinya.
2) Krasida yaitu Kredit Angsuran Sistem Gadai yang diberikan kepada
para pengusaha mikro dan kecil (dalam rangka mengembangkan usaha)
atas dasar gadai yang pengembalian pinjamannya dilakukan melalui
angsuran.
3) Kreasi yaitu Kredit Angsuran Fidusia, pinjaman kepada para pengusaha
mikro dan kecil (dalam rangka pengembangan usaha) dengan
konstruksi penjaminan secara fidusia dan pengembalian pinjamannya
dilakukan melalui angsuran.
4) Kresna atau Kredit Serba Guna merupakan pemberian pinjaman kepada
pegawai atau karyawan dalam rangka kegiatan produktif/konsumtif
dengan pengembalian secara angsuran.
5) Galeri 24 yaitu toko emas yang khusus merancang desain dan menjual
perhiasan emas dengan sertifikat
Berdasarkan sistem kerjanya, Pegadaian terbagi atas dua kategori yaitu konvensional
dan syariah.
A. Pegadaian Konvensional
Pada dasarnya, cara kerja Pegadaian Konvensional hampir sama dengan bank.
Debitur harus menyiapkan barang untuk digadaikan, misalnya, perhiasan emas,
kendaraan, surat berharga, dan lain sebagainya kemudian mendatangi kantor
cabang terdekat. Selanjutnya, petugas Pegadaian akan menaksir harga barang yang
digadaikan dengan memberikan pinjaman uang dengan jangka waktu maksimal
empat bulan. Pihak Pegadaian juga akan mengenakan bunga untuk jumlah nominal
yang dipinjamkan. Debitur baru bisa mengambil barang jaminan tersebut jika sudah
melunasi pinjaman dan membayar bunganya.
B. Pegadaian Syariah
Taksiran barang ditentukan berdasarkan nilai intrinsik dan harga pasar yang
telah ditetapkan oleh Pegadaian. Maksimum uang pinjaman yang dapat diberikan
adalah sebesar 90% dari nilai taksiran barang. Setelah melalui tahapan ini,
Pegadaian Syariah dan nasabah akan melakukan akad dengan kesepakatan berikut:
2. Cara Penaksiran
Nilai taksiran atas barang yang akan digadaikan tidak sama dengan
besarnya pinjaman yang diberikan. Setelah nilai taksiran ditentukan, maka
petugas menentukan jumlah uang pinjaman yang dapat diberikan. Penentuan
jumlah uang pinjaman ini juga berdasarkan persentase tertentu terhadap nilai
taksiran, dan persentase ini juga telah ditetapkan oleh Perum Pegadaian
berdasarkan golongan yang besarnya berkisar antara 80-90%.
4. Pelunasan
5. Pelelangan
a. Pada saat pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa menebus
barang yang digadaikan dan membayar kewajiban lainnya karena
berbagai alasan.
b. Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak
memperpanjang batas waktu pinjamannya karena berbagai alasan.
untuk memperoleh perlindungan dalam bentuk penggantian kerugian atas aset yang
diasuransikan.
2. KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) Pasal 1320 dan Pasal 1774
Undang-Undang Pasal 1320 KUH Perdata dan Pasal 1774 menyatakan bahwa
asuransi mengandung unsur perjanjian antara dua belah pihak di dalamnya.
Sebagaimana dalam KUHP bagian dua menjelaskan bab tentang syarat-syarat
terjadinya suatu perjanjian yang sah. Di mana hal tersebut dirinci dan
dijelaskan dalam salah satu pasal, yaitu Pasal 1320 yang menyebutkan bahwa
“Untuk sahnya perjanjian diperlukan empat syarat yaitu kesepakatan mereka
yang mengikatkan dirinya, kecakapan dalam membuat suatu perikatan, suatu
pokok persoalan tertentu, dan suatu sebab yang tidak terlarang.”
Penjelasan secara umum dalam pasal 246 akan sangat terlihat kemiripannya
dengan UU No.2 Tahun 1992. Disebutkan pada Bab 9 KUHD secara
menyeluruh menjelaskan tentang ketentuan tentang jenis pertanggungan dari
asuransi, batas maksimal pertanggungan yang diberikan asuransi, prosedural
19
1. Prinsip Asuransi
2. Premi
6. Diversifikasi Produk
Setiap perusahaan tentu memiliki risiko bisnis yang perlu diminimalisir. Tidak
heran perusahaan akan mengansuransikan aset berharga mereka untuk
menghindari risiko yang tidak diinginkan terjadi. Perusahaan dapat
mengasuransikan aset, stok barang, atau tenaga kerja yang dimiliki kepada
perusahaan asuransi agar mendapatkan kompensasi jika sesuatu yang buruk
terjadi. Dengan demikian, perusahaan tidak perlu memiliki kekhawatiran
berlebihan akibat risiko kerugian yang telah diminimalisir.
2. Membantu Perekonomian
3. Lembaga Investasi
4. Mengalihkan Risiko
3. Perusahaan Reasuransi
1. Mencari, Nasabah
2. Mengumpulkan Premi
Setiap peserta yang memiliki asuransi wajib membayarkan biaya premi sesuai
dengan perjanjian. Biasanya biaya premi dibayarkan setiap bulan. Biaya premi
diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang dialami peserta yang
melakukan klaim ke perusahaan asuransi tersebut. Jadi, bisa dikatakan cara
kerja asuransi ini yaitu menjalankan perputaran uang dari peserta untuk
menutup risiko yang dialami oleh peserta lain.
3. Membayar Klaim
Jika ada peserta asuransi yang mengajukan klaim, maka perusahaan asuransi
wajib membayarkan klaim tersebut sesuai dengan perjanjian dalam polis
asuransi. Biasanya, setiap perusahaan memiliki syarat dan ketentuan dalam
pengajuan klaim. Maka dari itu, para peserta asuransi harus memahami syarat
dan tata cara klaim asuransi ditentukan perusahaan tersebut.
26
Dalam bahasa Inggris, anjak piutang dikenal dengan istilah factoring. Merujuk
pada IBFD, International Tax Glossary, factoring memiliki arti sebagai transaksi
keuangan disaat suatu perusahaan menjual klaim utangnya kepada pihak ketiga dengan
tujuan untuk segera mendapatkan uang tunai. Namun, umumnya uang tunai yang
didapatkan dari penjualan piutang tersebut akan kurang dari nilai keseluruhan utang.
Pihak ketiga yang membeli piutang tersebut kemudian memiliki tanggung jawab atas
administrasi dan penagihan utang pada saat tanggal jatuh tempo. Dalam
pelaksanaannya, anjak piutang (invoice factoring) akan dibeli oleh investor
(perusahaan anjak piutang) yang mana dalam hal ini bertindak sebagai borrower. Maka
dari itu, seluruh proses penagihan piutang sepenuhnya menjadi kewajiban pihak
investor.
27
Sesuai dengan ketentuan yang sudah diatur dalam pasal 1338 KUH
Perdata, maka dari itu perjanjian yang sudah sah adanya serta mempunyai
kekuatan yang sama dengan undang-undang. Oleh karena itu, dalam
perjanjian anjak piutang jika memenuhi syarat suatu perjanjian
kekuatannya akan menjadi sama dengan undang-undang yang sudah
ditentukan.
Didalam KUH Perdata dan KUH Dagang terdapat dasar hukum substantif
bertendensi prosedural. Didalamnya terdapat ketentuan-ketentuan KUH
Perdata yang akurat dengan kegiatan anjak piutang, yakni:
b. Service fee (Biaya jasa), yakni upah yang dibayarkan kepada factor oleh
klien. Karena factor memberikan jasa non pembiayaan. Besaran nilainya
ditentukan oleh besar kecilnya beban kerja yang akan dilakukan oleh factor.
Semakin besar volume penjualan, akan semakin besar pula fee tersebut. Dan
semakin sulit penagihannya, akan semakin besar fee yang didapatkan.
3. Manfaat bagi pelanggan, antara lain:
a. Klien akan mendapatkan kesempatan melakukan pembelian secara kredit.
Karena kehadiran perusahaan anjak piutang yang memungkinkan
dilakukannya penjualan secara kredit oleh klien.
b. Klien bisa melakukan penjualan secara cepat dikarenakan pelayanan pada
penjualan lebih baik dengan jasa adminitrasi penjualan.
1. Penilaian Klien
2. Persetujuan Klien
Jika perusahaan anjak piutang merasa bahwa klien layak, maka mereka akan
menawarkan perjanjian untuk membeli piutang klien. Perjanjian ini akan
mencakup detail seperti tingkat potongan harga, biaya layanan, dan syarat-
syarat lainnya.
3. Pengiriman Piutang
4. Pembiayaan
5. Pengumpulan Piutang
34
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada makalah ini dapat disimpulkan bahwa pegadaian merupakan salah satu
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang meminjamkan uang atau menerima uang
dengan menerima barang sebagai jaminan sebagai sistem kerjanya. Salah satu tujuan
dari pegadaian adalah turut melaksanakan dan mendukung pelaksanaan kebijakan dan
program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya
melalui penyaluran uang pembiayaan atau pinjaman atas dasar hukum gadai.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan:
1. Setiap masyarakat mampu menerapkan pikiran bahwa asuransi sangat
penting jikalau terjadi sesuatu yang tidak terduga seperti kecelakaan,
sehingga kita bisa mengklaim uang tersebut untuk mengatasinya.
35
36
Buku:
Debi, Eka. Fauziah. Purboyo. dkk. (2021). Lembaga Keuangan Bank & Non Bank.
Bandung: CV Widina Media Utama
Rachmat, Budi. (2003). Anjak Piutang: Solusi Cash Flow Problem. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Jurnal:
Naerul Edwin. (2017). Anjak Piutang (Factoring) Dalam Ekonomi Islam. Jurnal:
Ekonomi Islam, Vol.8, No. 1, hlm. 100-102.
Website:
Berita Bisnis. (2023). Mengenal Tujuan Pegadaian dan Manfaatnya. Dipetik dari
https://m-kumparan com.cdn.ampproject.org/v/s/m.kumparan.com/amp/berita-
bisnis/mengenal-tujuan-pegadaian-dan-manfaatnya. Diakses pada 15 Oktober
2023.
37
38