Anda di halaman 1dari 35

Tugas Studi Kasus Analisis Laporan Keuangan Asuransi Syariah

Pada Pt Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi (JMA Syariah)


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan Syariah
Dosen Pengampu : Sayekti Endah Retno Meilani, SE., M.Si., Ak., CA

Disusun oleh :
Kelompok : IV
Kelas : Akuntansi Syariah 6B Kewirausahaan
Anggota :
1. Ayuk Nur Rahmawat (195221077)
2. Ninik Nur Azizah (195221097)
3. Apriliawan Nugroho (195221148)
4. Mita Fitri Nur’aini (195221154)
5. Lalang Mahesky (195221203)
6. Yoga Sahputra Ulung (195221261)
7. Puput Egis Tiarawati (195221280)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat-Nya sehingga Tugas
Studi Kasus Analisis Laporan Keuangan Asuransi Syariah Pada PT Asuransi Jiwa
Syariah Jasa Mitra Abadi (JMA Syariah) dapat tersusun hingga selesai. Terima
kasih tidak lupa kami ucapkan kepada pihak-pihak yang sudah ikut berkontribusi
dengan memberikan ilmu, materi, serta tenaganya dalam penyusunan laporan studi
kasus ini.

Harapan dari kelompok kami, semoga dengan disusunnya laporan ini dapat
menjadi sumber pengetahuan dan menambah pengalaman pembaca. Serta ilmu
yang didapat dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami meyakini bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan


laporan studi kasus ini karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Maka dari itu, kami sangat mengarapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca untuk menyempurnakan laporan ini.

Sukoharjo, 3 April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

B. Tujuan .......................................................................................................... 3

C. Manfaat ........................................................................................................ 4

BAB II ..................................................................................................................... 5

KAJIAN TEORI ..................................................................................................... 5

1. RASIO LIKUIDITAS .................................................................................. 5

2. RASIO SOLVABILITAS ............................................................................ 6

3. RASIO RENTALBILITAS.......................................................................... 7

4. RASIO STABILITAS PREMI..................................................................... 7

5. Risk Based Capital (RBC) ........................................................................... 7

6. ANALISA TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN (EARLY WARNING


SYSTEM) ............................................................................................................ 8

BAB III ................................................................................................................. 10

HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI ......................................................... 10

A. GAMBARAN UMUM .............................................................................. 10

B. PROFIL PERUSAHAAN .......................................................................... 11

C. ANALISIS RASIO KEUANGAN/ TINGKAT KESEHATAN ................ 11

1. Rasio Likuiditas ...................................................................................... 11

2. RASIO SOLVABILITAS ...................................................................... 12

3. RASIO RENTABILITAS ...................................................................... 13

4. RASIO STABILITAS PREMI ............................................................... 14

ii
5. RISK BASED CAPITAL (RBC) ........................................................... 15

D. INTEPRETASI ATAS HASIL ANALISIS RASIO KEUANGAN .......... 16

1. INTEPRETASI ATAS HASIL ANALISIS RASIO LIKUIDITAS ....... 16

2. INTEPRETASI ATAS HASIL ANALISIS RASIO SOLVABILITAS . 18

3. INTEPRETASI ATAS HASIL ANALISIS RASIO RENTABILITAS . 18

4. INTEPRETASI ATAS HASIL ANALISIS RASIO STABILITAS


PREMI ........................................................................................................... 20

5. INTERPRETASI Risk Based Capital .................................................... 21

BAB IV ................................................................................................................. 23

PENUTUP ............................................................................................................. 23

A. KESIMPULAN .......................................................................................... 23

B. REKOMENDASI....................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuransi syariah adalah prinsip perjanjian berdasarkan hukum Islam antara
perushaan asuransi atau perusahaan reasuransi dengan pihak lai, dalam
menerima amanah untuk mengelola dana peserta melalui kegiatan investasi
yang diselanggaran sesauai dengan syariah.
Di Indonesia, perkembangan asuransi syariah seiring berjalannya waktu
juga semakin berkembang. Lahirnya perusahaan asuransi syariah didukung
dengan besarnya jumlah penduduk yang beragama Islam sehingga interaksi
muamalah yang dilakukannya sesuai dengan syariah. Karena pada dasarnya
masyarakat muslim memandang operasional asuransi kovensional dengan
ragu-ragu, atau bahwa keyakinan praktek dalam transaksi di asuransi
konvensional itu cacat dari sudut pandang syari’at.
Hal ini dikarenakan, sejumlah fatwa yang dikeluarkan oleh lembag-lembaga
otoritas fikih menyatakan ketidakbolehan sistem asuransi konvensional, karena
akadnya mengandung unsur riba, spekulasi, kecurangan, dan ketidakjelasan.
Sementara akad perusahaan asuransi kolektif Islam berlandaskan pada asas
saling tolong-menolong dan menyumbang, disamping konsisten memegang
hukum dan prinsip syariat Islam dalam keseluruhan aktivitasnya dan tunduk
pada mekanisme pengawasan syariat. Asuransi kolektif Islam juga tidak
menjalankan jasa asuransi dengan orientasi memperoleh keuntungan (profit
oriented) dan setiap peserta dalam asuransi ini menjadi penanggung sekaligus
tertanggung. Sehingga demikian, akad-akadnya pun bersih dari segala syarat
poin yang bertentangan dengan hukumn dan prinsip-prinsip syariat Islam.
Secara umum asuransi islam atau sering diistilahkan dengan takaful dapat
digambarkan sebagai asuransi yang prinsip operasionalnya didasarkan pada
syariat islam dengan mengacu kepada Al-Qur’an dan AS-Sunah. Asuransi
dalam islam dikenal dengan istilah takaful yang berarti saling memikul resiko

1
di antara sesama orang, sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi
penanggung atas resiko yang lainnya. Saling pikul resiko ini dilakukan atas
dasar tolong-menolong dalam kebaikan dimana masing-masing mengeluarkan
dana/ sumbangan/ derma (tabarru‟) yang ditunjuk untuk menanggung resiko
tersebut.
Dalam asuransi islam terdapat akad yang dilakukan sebagai landasan untuk
menjalankan prinsip syariah, agar terhindar dari unsur riba, spekulasi,
kecurangan dan ketidakjelasan, sehingga masyarakat tidak ragu untuk
melakukan kegiatan pada perusahaan asuransi syariah, dengan demikian
bagaimana akad yang dilakukan pada perusahaan syariah yang berada di
Jakarta yaitu JMA Syariah ( PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi).
Secara umum operasional JMAS pada tahun 2020 telah sesuai dengan
prinsip syariah, Fatwa DSN-MUI, dan opini DPS (Dewan Pengawas Syariah).
DPS terus mendorong manajemen JMAS untuk memperbaiki dan
menyempurnakan seluruh kegiatan operasional agar sesuai dan memenuhi
prinsip-prinsip dan ketentuan yang berlaku, khususnya pemenuhan prinsip
syariah.
Ruang lingkup kegiatan JMAS berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan
adalah bergerak dalam bidang Asuransi Jiwa Syariah. JMAS telah memperoleh
ijin sebagai Perusahaan Asuransi dengan prinsip Syariah berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.
AHU21425.40.10.2014 tanggal 21 Agustus 2014 dan berdasarkan Surat
Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan No. KEP-
96/D.05/2015 tanggal 28 Agustus 2015.
Di asuransi syariah dua macam akad, yaitu akad tijarah (bisnis) dan akad
tabarru‟. Demikian juga premi yang terkumpul dari peserta, langsung
dipisahkan menjadi dua rekening. Rekening tabarru‟ untuk dana nasabah yang
terkumpul yang diniatkan untuk menolong sesama, dan rekening peserta untuk
dana peserta yang terkumpul yang di tujukan untuk investasi.
Sumber dana pembayaran klaim dalam asuransi syariah, di peroleh dari
rekening tabarru‟ sepenuhnya, yaitu dana tolong menolong dari seluruh peserta,

2
yang sejak awal sudah di akadkan dengan iklas oleh peserta untuk keperluan
saudara-saudaranya apabila ada yang ditakdirkan Allah meninggal dunia atau
mendapat musibah kerugian materi, kecelakaan, dan sebagainya.
Selain hal itu, diperlukan juga analisis terhadap laporan keuangan yang
dapat digunakan sebagai pratinjau. Analisis keuangan bisa dilihat dari raiso
keuangan yang ada pada laporan keuangan perusahaan. Dari analisis tersebut
dapat membantu para pengguna maupun calon pengguna jasa untuk
mengetahui kesehatan keuangan yang ada pada perusahaan tersebut. Berkaitan
uraian diatas, penulis dapat merumuskan masalah yang akan di teliti yaitu
bagaimana prinsip syariah yang di tuangkan dalam akad asuransi jiwa serta
pengawasannya di JMA Syariah ( PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi).

B. Tujuan
Secara umum analisis laporan keuangan bertujuan untuk mengetahui tingkat
efektif dan efisiensi kinerja keuangan perusahaan. Selain itu analisis laporan
keuangan juga digunakan sebagai tolok ukur bagi perusahaan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan tersebut serta untuk membandingkan kinerja
keuangan setiap periode akuntansi.
Untuk mengetahui hubungan dari pos-pos atau akun-akun dalam laporan
posisi keuangan dan laporan laba rugi secara individu atau kombinasi antara
kedua laporan tersebut.
Analisis raiso keuangan dan interpretasi yang akan disajikan dalam laporan
ini adalah:
1. Analisis rasio likuiditas,
2. Rasio solvabilitas,
3. Rasio rentabilitas,
4. Rasio stabilitas premi,
5. RBC,
6. Analisa tingkat kesehatan keuangan.

3
C. Manfaat
Analisis rasio keuangan digunakan sebagai alat untuk menganalisa laporan
keuangan dalam menilai kondisi keuangan perusahaan. Rasio keuangan
menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara jumlah tertentu
dengan jumlah yang lainnya. Dengan alat rasio ini akan dapat menjelaskan atau
memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya posisi
keuangan suatu perusahaan serta bertujuan untuk melihat sampai seberapa jauh
ketepatan kebijakan manajemen dalam mengolah keuangan perusahaan dalam
setiap tahunnya.

Analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab berbagai


pertanyaan tentang keadaan perusahaan. Dengan rasio keuangan dapat
mengungkapkan kondisi keuangan dan kinerja yang telah dicapai perusahaan
untuk suatu periode tertentu serta dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan
perusahaan di bidang keuangan.

4
BAB II

KAJIAN TEORI
1. RASIO LIKUIDITAS
Rasio Likuiditas dapat didefinisikan sebagai rasio yang menunjukan
kapabilitas perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio
likuiditas dikenal juga sebagai rasio yang dapat digunakan untuk mengukur
sampai seberapa jauh tingkat kapabilitas perusahan dalam melunasi
kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh tempo (Hery, 2016: 149).
Sejalan dengan itu Prastowo, (2011:83) mengatakan bahwa rasio
likuiditas adalah rasio yang mengambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka pendek.
Rasio likuiditas atau disebut juga rasio modal kerja bertujuan mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Berdasarkan pengertian diatas maka rasio likuiditas adalah rasio
keuangan yang menunjukan kemampuan finansial perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya tepat waktu kepada kreditor.
Berikut adalah jenis-jenis rasio likuiditas menurut (Hery, 2016:152)
yang lumrah dipakai dalam praktek untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek:
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar digunakan dalam mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang
akan jatuh tempo dengan menggunakan total asset lancar yang
ada. Rasio lancar menggambarkan jumlah ketersediaan asset
lancar yang dimiliki dibandingkan dengan total kewajiban lancar.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio
lancar:
b. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
Skala likuiditas perusahaan yang lebih teliti terdapat pada ratio
yang disebut rasio sangat lancar, dimana persediaan dan

5
persekot biaya dikeluarkan dari total aktiva lancar, dan hanya
menyisakan aktiva lancar yang likuid saja yang kemudian dibagi
dengan kewajiban lancar.
c. Rasio Kas (Cash Rasio)
Merupakan perbandingan dari kas yang ada diperusahaan dan di
bank dengan total hutang lancar. Menunjukan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
dengan uang kas dan surat berharga yang murah
diperdangangkan, yang tersedia didalam perusahaan.

2. RASIO SOLVABILITAS
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
sumber-sumber penggunaan aktiva, sejauh mana aktiva tersebut dibiayai
hutang dan sejauh mana hutang-hutang perusahaan dapat ditutupi dari
aktiva.
Perusahaan dapat dikatakan solvable apabila perusahaan tersebut
mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua
hutang-hutangnya, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih
kecil daripada jumlah hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan
insolvable.
Jenis – jenis rasio solvabilitas :
a. Debt to Assets Ratio
Debt to Assets Ratio digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva
perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan
berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Apabila Debt to Assets Ratio
semakin tinggi porsi penggunaan hutang dalam membiayai investasi
pada aktiva, yang berarti pula risiko keuangan perusahaan meningkat
dan sebaliknya
b. Rasio Hutang Modal (Debt to Equity Ratio)
Debt to Equity Ratio digunakan untuk menilai hutang dengan seluruh
ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Bahwa

6
semakin kecil rasio ini semakin baik, dan untuk keamanan pihak luar
rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah utang atau
minimal sama. Namun bagi pemegang saham rasio ini sebaiknya besar.

3. RASIO RENTALBILITAS
Rentabilitas (profitabiiti) ialah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama satu periode tertentu. Munawir (2003:33)
berpendapat: “Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan
perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif
dengan demikian rentabilitas rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui
dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode
dengan jumlah aktiva atau jumlah modalnya”.

4. RASIO STABILITAS PREMI


Rasio stabilitas premi menunjukkan seberapa besar kenaikan premi
pada tahun berjalan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Rasio
stabilitas premi terdiri dari 2 rasio yaitu rasio pertumbuhan premi dan rasio
retensi diri. Rasio pertumbuhan premi menunjukkan tingkat kestabilan
premi (pendapatan) dan seberapa besar perkembangan premi yang dimiliki
perusahaan. Rasio pertumbuhan premi dapat dihitung dengan
membandingkan antara kenaikan atau penurunan yang terjadi pada premi
neto dengan premi tahun sebelumnya. Batasan Standart untuk rasio
pertumbuhan premi minimal 23%. Rasio retensi diri digunakan untuk
mengukur tingkat retensi perusahaan yang nantinya dapat dipakai sebagai
dasar untuk membandingkan kemampuan perusahaan yang sebenarnya
dengan dana yang tersedia. Rasio retensi diri dapat dihitung dengan
membandingkan antara premi neto dengan premi bruto. Rasio retensi diri
tidak memiliki batasan minimal atau maksimal, namun nilai rasio retensi
diri sbaiknya tinggi agar mampu menunjukkan perusahaan telah beroperasi
dengan baik.

5. Risk Based Capital (RBC)


Risk Based Capital (RBC) merupakan rasio kecukupan modal
terhadap resiko yang ditanggung dan menjadi salah satu indikator utama

7
dalam menilai kesehatan perusahaan asuransi, khususnya yang terkait
dengan solvabilitas atau kemampuan perusahaan memenuhi semua
kewajibannya. Risk Based Capital (RBC) adalah salah satu parameter untuk
mengukur kinerja kesehatan dan keamanan keuangan perusahaan.
berdasarkan kemampuan modal perusahaan untuk menutup seluruh
kerugian yang mungkin dialami asuransi, yang tentunya akan berdampak
cukup signifikan terhadap hasil kinerja keuangan perusahaan asuransi.
Secara umum, rasio kesehatan Risk Based Capital (RBC) adalah suatu
ukuran yang menginformasikan tingkat keamanan financial atau kesehatan
suatu perusahaan asuransi. Semakin besar rasio kesehatan RBC sebuah
perusahaan asuransi, semakin sehat kondisi financial perusahaan tersebut.
Sehingga laba yang diperoleh perusahaan asuransi akan semakin meningkat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor
53/PMK.010/2012, telah disebutkan bahwa target tingkat solvabilitas yang
harus dimiliki oleh setiap perusahaan asuransi yaitu paling rendah sebesar
120% dari modal minimum berbasis risiko. Tingkat solvabilitas pada
perusahaan asuransi diukur menggunakan risk based capital. Makna angka
nilai risk based capital paling sedikit 120% adalah bahwa perusahaan
tersebut minimal memiliki kekayaan 20% lebih besar dari nilai hutang
perusahaannya termasuk untuk membiayai setiap risiko pertanggungan
yang dimiliki perusahaan.

6. ANALISA TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN (EARLY


WARNING SYSTEM)
Menurut Satria (1994) salah satu alat yang dapat digunakan untuk
menganalisis laporan keuangan dan mengolahnya menjadi suatu informasi
yang berguna adalah dengan menggunakan perhitungan Early Warning
System. Menurut Wulandari (2011), Early Warning System (EWS)
merupakan tolak ukur perhitungan yang dibuat oleh The National
Association of Insurance Commissioners (NAIC) atau lembaga pengawas
badan usaha asuransi Amerika Serikat dalam mengukur kinerja keuangan
dan menilai tingkat kesehatan perusahaan asuransi yang dilihat dari aspek-

8
aspek rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
profitabilitas, rasio stabilitas premi, dan rasio cadangan teknis. Di Indonesia,
metode Early Warning System bagi perusahaan asuransi jiwa telah diatur
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 36 tentang
Akuntansi Asuransi Jiwa. Metode lain yang dapat digunakan untuk menilai
kinerja keuangan perusahaan asuransi adalah Risk Based Capital. Early
Warning System ini dapat memberikan peringatan dini terhadap
kemungkinan kesulitan keuangan dan operasi perusahaan asuransi di masa
yang akan datang. Negara-negara lain di luar Amerika Serikat yang
menerapkan sistem ini melakukan sedikit modifikasi terhadap rasio-rasio
yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan. Di banyak negara
perhitungan EWS digunakan untuk membantu pengawas asuransi
mengukur kinerja keuangan dan menilai tingkat kesehatan perusahaan
asuransi dengan mendeteksi lebih awal kekurangcairan keuangan di masa
yang akan dating, mengidentifikasi perusahaan yang membutuhkan
pemantauan lebih ketat dan perhatian segera, serta menentukan tingkatan
perusahaan-perusahaan asuransi. Karena hasil analisis dari EWS dapat
memberikan peringatan dini maka sistem tersebut dapat juga dimanfaatkan
oleh perusahaan-perusahaan asuransi untuk menganalisis kinerja
perusahaannya.

9
BAB III

HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI


A. GAMBARAN UMUM
PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi tbk merupakan
perusahaan yang bergerak dibidang asuransi jiwa syariah. Didirikan oleh
kospin jasa dan insan-insan pelaku ekonomi koperasi indonesia pada
tanggal 15 agustus 2014. Tujuan didirikanya perusahaan jiwa asuransi
syariah yaitu untuk mengajak dan melayani masyarakat dalam mengelola
keuangannya melalui kegiatan ekonomi syariah.
Ruang lingkup kegiatan jmas berdasarkan anggaran dasar
perusahaan adalah bergerak dalam bidang asuransi jiwa syariah. Jmas
sendiri telah memperoleh ijin sebagai perusahaan asuransi dengan prinsip
syariah berdasarkan suratkeputusan menteri hukum dan hak asasi manusia
Tujuan perusahaan adalah berusaha di bidang asuransi jiwa syariah,
menjalankan usaha dalam bidang asuransi jiwa berdasarkan syariah
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Kegiatan usaha penunjang perseroan meliputi Administrative
Service Only (ASO) dalam rangka employee benefit dan pemasaran produk
dari lembaga dan jasa keuangan yang telah mendapat ijin dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan merupakan produk asuransi dan reasuransi.
Dalam rangka menghimpun dana untuk tujuan pengembangan usaha
dan meningkatkan pelaksanaan gcg di perusahaan, pada bulan desember
2017 dan melakukan perubahan status dari perusahaan tertutup menjadi
perusahaan terbuka dan perubahan nama menjadi pt asuransi jiwa syariah
jasa mitra abadi tbk. Kemudian muncul potensi pertumbuhan industri
asuransi syariah nasional yang sangat besar, jmas terus berupaya
melakukan pengembangan usaha dan meningkatkaan kualitas produk dan
layanannya agar dapat memenuhi setiap kebutuhan nasabah asuransi syariah.

10
B. PROFIL PERUSAHAAN
PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk, (JMA Syariah)
berdiri pada tanggal 15 Agustus 2014 dengan akta No 22 dari Notaris dan
telah mendapatkan pengesahan beserta akta perubahan terakhir dengan no
102 pada 26 Juni 2015. JMA Syariah juga telah mendapatkan pengesahan
dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan no. KEP-96/D.05/2015 untuk
beroperasi sebagai asuransi jiwa syariah pada September 2015.
Perseroan secara konsisten berupaya untuk menjadi yang terbaik
dengan tetap memprioritaskan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang
Baik (GCG), yang meliputi prinsip keterbukaan, tanggung jawab,
akuntabilitas, kesetaraan dan independensi. Penerapan GCG merupakan hal
yang penting dilakukan dalam menghadapi perkembangan risiko bisnis dan
tantangan usaha yang kian meningkat. Melalui penerapan GCG, Perseroan
dapat memperkuat posisinya dalam menghadapi persaingan usaha,
meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam mengelola sumber daya dan
risiko, memaksimalkan nilai perusahaan serta meningkatkan kepercayaan
para pemangku kepentingan, sehingga Perseroan dapat melaksanakan
pertumbuhan usahanya secara jangka panjang.

C. ANALISIS RASIO KEUANGAN/ TINGKAT KESEHATAN


1. Rasio Likuiditas
Tahun
No. Komponen
2019 2020
1. Kas 7.754.877.871 32.296.704.859
2. Aset Lancar 82.058.284.479 128.125.254.268
3. Kewajiban Lancar 8.621.647.177 20.225.474.518
4. Total Aset 198.032.338.757 239.408.270.443

11
𝐀𝐬𝐞𝐭 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫
a. Rasio Lancar (Current Ratio) = 𝐊𝐞𝐰𝐚𝐣𝐢𝐛𝐚𝐧 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

2019 2020
82.058.284.479 128.125.254.268
𝑥 100% 𝑥 100 %
8.621.647.177 20.225.474.518
952% 633%

𝐊𝐚𝐬
b. Rasio Kas (Cash Ratio) = 𝐊𝐞𝐰𝐚𝐣𝐢𝐛𝐚𝐧 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

2019 2020
7.754.877.871 32.296.704.859
𝑥 100% 𝑥 100%
8.621.647.177 20.225.474.518
89% 159%

c. Rasio Modal Kerja terhadap Total Aset =


𝐀𝐬𝐞𝐭 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫−𝐊𝐞𝐰𝐚𝐣𝐢𝐛𝐚𝐧 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫
𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭
2019 2020
82.058.284.479 − 8.621.647.177 128.125.254.268 − 20.225.474.518
𝑥 100% 𝑥 100%
198.032.338.757 239.408.270.443
37 % 45%

2. RASIO SOLVABILITAS
Secara umum, di tahun 2020 perseroan dapat memenuhi kewajiban-
kewajiban pembayaran utangnya dari utang bank, utang usaha maupun
utang kepada pihak ketiga lainnya. Sebagaimana tercermin dalam rasio
liabilitas terhadap jumlah aset debt to asset masing-masing sebesar 57% dan
49% tahun 2020 dan 2019 dan rasio liabilitas terhadap ekuitas dan to equity
ratio sebesar 117% dan 86% di tahun 2019 dan 2020.
a. Debt to Equity Ratio
Total Utang (debt)
DER = 𝑥 100%
Ekuitas (Modal)

2019 2020

12
Rp97.502,66 Rp135.545,09
𝑥 100% 𝑥 100%
Rp113.698,40 Rp116.312,30
0,126 atau 12,6% 1,165 atau 116,6%

b. Debt to Assets Ratio


Total Utang (debt)
DAR = Total aset (Assets) 𝑥 100%

2019 2020
Rp97.502,66 Rp135.545,09
𝑥 100% 𝑥 100%
Rp198.032,34 Rp239.408,27
0,492 atau 49,2% 0,566 atau 56,6%

3. RASIO RENTABILITAS
Tahun
No. Komponen
2019 2020
1. Laba Bersih Setelah Rp 1.235.426.902 Rp 53.326.848
Pajak
2. Total Aset Rp Rp 239.408.270.443
198.032.338.757
3. Total Modal Rp Rp 116.312.299.430
113.698.401.540

c. Rentabilitas Ekonomi
Laba Bersih Setelah Pajak
ROA = 𝑥 100%
Total Aset

2019 2020
Rp1.235.426.902 Rp53.326.848
𝑥 100% 𝑥 100%
Rp198.032.338.757 Rp239.408.270.443
0,006 atau 0,6% 0,00022 atau 0,022%

13
d. Rentabilitas Modal Sendiri
Laba Bersih Setelah Pajak
ROE = 𝑥 100%
Total Modal

2019 2020
Rp1.235.426.902 Rp53.326.848
𝑥 100% 𝑥 100%
Rp113.698.401.540 Rp116.312.299.430
0,010 atau 1% 0,00045 atau 0,045%

4. RASIO STABILITAS PREMI


Tahun
No. Komponen
2018 2019 2020
1. Premi Neto Rp Rp Rp 8.653.802.872
610.847.880 6.504.485.061
2. Kenaikan atau – Rp Rp 4.600.076.613
penurunan premi 13.792.530.309
neto
3. Premi Bruto – Rp Rp
14.403378.189 19.003.454.803

a. Rasio Pertumbuhan Premi =


Kenaikan atau Penurunan Premi Neto
𝑥 100%
Premi Neto Tahun Sebelumnya

2019 2020
Rp13.792.530.309 Rp4.600.076.613
𝑥 100% 𝑥 100%
Rp610.847.880 Rp6.504.485.061
22,579 atau 2.257,9% 0,707 atau 70,7%

14
Premi Neto
b. Rasio Retensi Diri = Premi Bruto x 100%

2019 2020
Rp6.504.485.061 Rp8.653.802.872
𝑥 100% 𝑥 100%
Rp14.403.378.189 Rp19.003.454.803
0,451 atau 45,1% 0,455 atau 45,5%

5. RISK BASED CAPITAL (RBC)


Secara umum, rasio kesehatan Risk Based Capital (RBC) adalah
suatu ukuran yang menginformasikan tingkat keamanan financial atau
kesehatan suatu perusahaan asuransi. Semakin besar rasio kesehatan RBC
sebuah perusahaan asuransi, semakin sehat kondisi financial perusahaan
tersebut. Sehingga laba yang diperoleh perusahaan asuransi akan semakin
meningkat.

Dimana tingkat solvabilitas merupakan jumlah kekayaan yang


diperkenankan dikurangi dengan kewajiban. Sedangkan Batas Tingkat
Solvabilitas Minimum (BTSM) atau disebut dengan Modal minimum
bebasis resiko merupakan sejumlah dana yang diperlukan untuk menutup
risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam
pengelolaan kekayaan dan kewajiban.

Batas
Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM) diperoleh dari laporan keuangan
Dana Tabarru’ dan Dana Tauhid Minimum Berbasis Resiko (DTMBR)
yaitu merupakan sejumlah dana yang dignakan untuk mengantisipasi resiko
kerugian yang mungkin timbul akibat dari deviasi dalam pengelolaan asset
dan liabilitas Dana Tabbarru’ dan Dana Tanahud.
a. Risk Based Capital dana Tabarru' Dan Dana Tanahud Th 2019 - 2020

15
2019 2020
14.649.925 - 6.008.546. X 100% 11.523.453 - 6.008.546. X 100%
38.000 90.394
22,7% 115%

b. Risk Based Capital Dana Perusahaan Th 2019 - 2020

2019 2020
10.384.552 - 26. 341 X 100% 14.211.189 - 80.902. X 100%
3.311 1.190
10,38 atau 1.038% 14,20 atau 1.420%

D. INTEPRETASI ATAS HASIL ANALISIS RASIO KEUANGAN


1. INTEPRETASI ATAS HASIL ANALISIS RASIO LIKUIDITAS
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
1) Persentase rasio lancar pada tahun 2019 PT. Asuransi Jiwa
Syariah Jasa Mitra Abadi adalah sebesar 952%, yang berarti
bahwa setiap Rp1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp9,52 aset
lancar. Hal ini dikarenakan total aset lancar sejumlah
Rp182.058.284.479 dibagi dengan total hutang lancar sebesar
Rp8.621.647.177. Pada tahun ini perusahaan dalam kondisi
sangat baik karena perusahaan mampu menutupi hutang lancar
dengan aset lancar.
2) Persentase rasio lancar pada tahun 2020 PT. Asuransi Jiwa
Syariah Jasa Mitra Abadi adalah sebesar 633%, yang berarti
bahwa setiap Rp1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp6,33 aset
lancar. Hal ini dikarenakan total aset lancar sejumlah
Rp128.125.254.268 dibagi dengan total hutang lancar sebesar
Rp20.225.474.518. Pada tahun ini perusahaan mengalami
penurunan sebesar 319% lebih rendah daripada tahun sebelumnya,

16
akan tetapi perusahaan tetap dalam kondisi sangat baik karena
perusahaan mampu menutupi hutang lancar dengan aset lancar.
a. Rasio Kas (Cash Ratio)
1) Persentase rasio kas pada tahun 2019 PT. Asuransi Jiwa Syariah
Jasa Mitra Abadi adalah sebesar 89%, yang berarti bahwa setiap
Rp1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp0,89 kas. Hal ini
dikarenakan total kas sejumlah Rp7.754.877.871 dibagi dengan
total hutang lancar sebesar Rp8.621.647.177. Pada tahun ini
perusahaan belum mampu menutupi hutang lancar dengan kas
perusahaan dikarenakan persentase likuiditas <100 %.
2) Persentase rasio kas pada tahun 2020 PT. Asuransi Jiwa Syariah
Jasa Mitra Abadi adalah sebesar 159 %, yang berarti bahwa setiap
Rp1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp1,59 kas. Hal ini
dikarenakan total kas sejumlah Rp32.296.704.859 dibagi dengan
total hutang lancar sebesar Rp20.225.474.518. Pada tahun ini
perusahaan mengalami peningkatan sebesar 70% daripada tahun
sebelumnya, tahun 2020 perusahaan mampu menutupi hutang
lancar dengan kas perusahaan dikarenakan persentase likuiditas
>100 %.
b. Rasio Modal Kerja terhadap Total Aset (Working Capital to Total
Assets Ratio)
1) Persentase rasio modal kerja terhadap total aset pada tahun 2019
PT. Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi adalah sebesar 37%,
yang berarti bahwa setiap Rp1,00 aset lancar dikurangi hutang
lancar hanya dijamin dengan Rp0,37 total aset. Hal ini
dikarenakan aset lancar sejumlah Rp82.058.284.479 dikurangi
dengan total hutang lancar sebesar Rp8.621.647.177 lalu dibagi
dengan total aset sebesar Rp1198.032.338.757. Pada tahun ini
perusahaan masih memiliki sedikit modal kerja dari total asetnya
dikarenakan persentase likuiditas <100 %.

17
2) Persentase rasio modal kerja terhadap total aset pada tahun 2020
PT. Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi adalah sebesar 45%,
yang berarti bahwa setiap Rp1,00 aset lancar dikurangi hutang
lancar hanya dijamin dengan Rp0,45 total asetnya. Hal ini
dikarenakan aset lancar sejumlah Rp128.125.254.268 dikurangi
dengan total hutang lancar sebesar Rp20.225.474.518 lalu dibagi
dengan total aset sebesar Rp239.408.270.443. Pada tahun ini
perusahaan mengalami peningkatan yaitu sebesar 8% daripada
tahun sebelumnya, akan tetapi kondisi ini menandakan
perusahaan masih memiliki sedikit modal kerja dari total asetnya
dikarenakan persentase likuiditas <100 %.

2. INTEPRETASI ATAS HASIL ANALISIS RASIO SOLVABILITAS


a. Debt to equity ratio (DER)
Nilai optimal DER ratio sendiri adalah 2,0. Jadi rasio solvabilitas DER
perseroan pada tahun 2019 dan 2020 adalah 0,126 dan 1,165 yang
artinya rasio jumlah ekuitas dan hutangnya masih berada dibawah
ambang batas maksimal.
a. Debt to asset ratio (DAR)
Ketentuan pada nilai rasio ini, jika nilai DAR rasio lebih dari 1,0.
Maka solvabilitas perusahaan sedang berada dalam masalah. Jadi,
solvabilitas Perseroan pada tahun 2019 Dan 2020 adalah diantaranya
0,492 Dan 0,566, yang artinya memiliki kemampuan membayar
kewajiban perusahaan di tahap ini tidak bermasalah.

3. INTEPRETASI ATAS HASIL ANALISIS RASIO RENTABILITAS


a. Rentabilitas Ekonomi
Return On Assets (ROA)
1) Pada tahun 2019, presentase rasio Return On Assets (ROA) PT.
Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi adalah 0,6%. Hal ini
menunjukkan setiap penambahan Rp1,00 pada laba bersih hanya
dijamin dengan Rp0,006 total aset. Dikarenakan jumlah total laba
bersih setelah pajak Rp1.235.426.902 dibagi dengan total aset

18
Rp198.032.338.757, namun di tahun 2019 ini, perusahaan asuransi
PT. Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi adalah dalam kondisi
“Tidak Sehat” karena rasio ROA < 5%, dan perusahaan kurang
mampu memaksimalkan penghasilan profit atas aktiva yang dimiliki.
2) Pada tahun 2020, presentase rasio Return On Assets (ROA) PT.
Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi adalah adalah 0,022%. Hal
ini menunjukkan setiap penambahan Rp1,00 pada laba bersih hanya
dijamin dengan Rp0,00022 total aset. Dikarenakan jumlah total laba
bersih setelah pajak Rp53.326.848 dibagi dengan total aset
Rp2239.408.270.443. Di tahun 2020 ini, perusahaan asuransi PT.
Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi adalah mengalami
penurunan rasio sekitar 0,59% dari tahun sebelumnya. Dan
perusahaan masih dalam kondisi “Tidak Sehat” karena rasio ROA <
5%, serta juga belum mampu memaksimalkan penghasilan profit
atas aktiva yang dimiliki.
b. Rentabilitas Modal Sendiri
Return On Equity (ROE)
1) Pada tahun 2019, presentase rasio Return On Equity (ROE) PT.
Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi adalah sebesar 1%. Hal ini
menunjukkan setiap penambahan Rp1,00 pada laba bersih hanya
dijamin dengan Rp0,010 total modal. Dikarenakan jumlah total laba
bersih setelah pajak Rp1.235.426.902 dibagi dengan total modal
Rp113.698.401.540. Di tahun 2019 ini, perusahaan asuransi PT.
Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi adalah dalam kondisi
“Tidak Sehat” , karena rasio ROE < 8-12%. Berarti bahwa PT.
Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi adalah belum efektif dalam
menghasilkan laba dengan modal yang dimilikinya.
2) Pada tahun 2020, presentase rasio Return On Equity (ROE) PT.
Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi adalah sebesar 0,045%. Hal
ini menunjukkan setiap penambahan Rp1,00 pada laba bersih hanya
dijamin dengan Rp0,00045 total modal. Dikarenakan jumlah total

19
laba bersih setelah pajak Rp53.326.848 dibagi dengan total modal
Rp116.312.299.430. Di tahun 2020 ini, perusahaan asuransi PT.
Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi adalah mengalami
penurunan rasio sekitar 0,0095% dari tahun sebelumnya. Dan
perusahaan dalam kondisi “Tidak Sehat” karena rasio ROE < 8-12%,
serta perusahaan pada tahun ini kurang efektif dalam menghasilkan
laba dengan modal yang dimilikinya.

4. INTEPRETASI ATAS HASIL ANALISIS RASIO STABILITAS


PREMI
a. Rasio Pertumbuhan Premi
1) Pada tahun 2019, presentase rasio Pertumbuhan Premi PT. Asuransi
Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi adalah sebesar 2.257,9%. Hal ini
menunjukkan setiap penambahan Rp1,00 pada kenaikan premi neto
dijamin Rp22,579 premi neto tahun sebelumnya. Dikarenakan
jumlah kenaikan yang terjadi pada premi neto dengan premi neto
tahun sebelum Rp13.792.530.309 dibagi dengan premi neto tahun
sebelum Rp610.847.880. Di tahun 2019 ini, perusahaan asuransi PT.
Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi adalah dalam kondisi
“Sehat” , karena rasio pertumbuhan premi > 23%. Berarti bahwa
adanya kestabilan tingkat premi dan besarnya perkembangan premi
yang dimiliki perusahaan.
2) Pada tahun 2020, presentase rasio Pertumbuhan Premi PT. Asuransi
Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi adalah sebesar 70,7%. Hal ini
menunjukkan setiap penambahan Rp1,00 pada kenaikan premi neto
dijamin Rp0,707 premi neto tahun sebelumnya. Dikarenakan
jumlah kenaikan yang terjadi pada premi neto dengan premi neto
tahun sebelum Rp14.600.076.613 dibagi dengan premi neto tahun
sebelum Rp6.504.485.061. Di tahun 2019 ini, perusahaan asuransi
PT. Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi adalah dalam kondisi
“Sehat” , karena rasio pertumbuhan premi >23%. Berarti bahwa

20
adanya kestabilan tingkat premi dan besarnya perkembangan premi
yang dimiliki perusahaan.
b. Rasio Potensi Diri
1) Pada tahun 2019, presentase rasio Potensi Diri PT. Asuransi Jiwa
Syariah Jasa Mitra Abadi adalah sebesar 45,1%. Hal ini
menunjukkan setiap penambahan Rp1,00 pada kenaikan premi neto
dijamin Rp0,451 premi bruto. Dikarenakan jumlah premi neto
Rp6.504.485.061dibagi dengan premi bruto Rp14.403378.189.
Rasio presentase potensi diri semakin tinggi memperlihatkan jika PT.
Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi semakin berani
menanggung resiko klaim sendiri dengan asumsi pendapatan
perusahaan yang semakin meningkat.
2) Pada tahun 2020, presentase rasio Potensi Diri PT. Asuransi Jiwa
Syariah Jasa Mitra Abadi adalah sebesar 45,5%. Hal ini
menunjukkan setiap penambahan Rp1,00 pada kenaikan premi neto
dijamin Rp0,455 premi bruto. Dikarenakan jumlah premi neto
Rp8.653.802.872 dibagi dengan premi bruto Rp19.003.454.803.
Rasio presentase potensi diri semakin tinggi memperlihatkan jika PT.
Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi semakin berani
menanggung resiko klaim sendiri dengan asumsi pendapatan
perusahaan yang semakin meningkat.

5. INTERPRETASI Risk Based Capital


a. Risk Based Capital dana tabarru' dan dana tanahud Th 2019 –
2020
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa RBC PT Asuransi
Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk tahun 2019 dan 2020 mengalami
peningkatan. Namun, keduanya masih kurang dari batas minimal
yang ditetapkan yaitu 120%. Hal tersebut menandakan bahwa
perusahaan memiliki kemampuan yang kurang baik dalam
menanggung risiko yang mungkin akan terjadi dalam pengelolaan
kekayaan dan kewajiban.

21
b. Risk Based Capital Dana Perusahaan Th 2019 – 2020
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa RBC PT Asuransi
Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk tahun 2019 dan 2020 mengalami
peningkatan. Dan keduanya sudah bernilai lebih 120% dan dalam
batas yang normal. Hal tersebut menandakan bahwa perusahaan
memiliki kemampuan yang baik dalam memenuhi pengelolaan
kekayaan dan kewajiban.

22
BAB IV

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan interpretasi di atas, rasio likuiditas jika dilihat dari rasio
lancar, PT. Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi tahun 2019-2020 dalam
kondisi sehat/baik, karena dalam batas normal. Sedangkan, jika dilihat rasio
kas dan rasio modal kerja terhadap total aset, PT. Asuransi Jiwa Syariah
Jasa Mitra Abadi Tahun 2019-2020 dalam kondisi tidak sehat karena rata-
rata di luar batas normal. Berdasarkan rasio solvabilitas, jika dilihat dari
DAR, perusahaan dalam kondisi sehat karena rata-rata masih batas normal.
Sedangkan, jika dilihat dari DER perusahaan dalam kondisi tidak sehat,
karena rata-rata di luar dalam batas normal. Berdasarkan rasio rentabilitas,
jika dilihat dari rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri,
perusahaan dalam kondisi tidak sehat, karena rata-rata di luar batas normal.
Berdasarkan stabilitas premi, jika dilihat dari rasio pertumbuhan premi,
perusahaan dalam kondisi yang sehat karena rata-rata dalam batas normal.
Sedangkan, jika dilihat dari rasio retensi diri, perusahaan dalam kondisi
yang sehat. Berdasarkan RBC dari dana tabarru’ dan dana tanahud serta
dana perusahaan, PT. Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tahun 2019-
2020 dalam kondisi kurang sehat, karena rata-rata diluar batas normal.

B. REKOMENDASI
Berdasarkan penelitian ini, penulis berupaya untuk memberikan beberapa
saran kepada PT. Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi, antara lain :

1. PT. Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi diharapkan mempertahan


atau mengembangkan asset lancarnya agar presentanse rasio asset lancer
tetap dalam keadaan sehat.
2. PT. Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi diharapkan
memaksimalkan lagi sumber daya modal untuk menutup hutang agar
presentase rasio kas dan modal kerja meningkat dalam keadaan sehat.
3. PT. Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi diharapkan dapat
meningkatkan presentase rasio solvabilitas agar dapat memenuhi

23
kewajiban-kewajiban pembayaran utangnya dari utang bank, utang
usaha maupun utang kepada pihak ketiga lainnya.
4. PT. Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi diharapkan meingkatkan
presentase rasio rentalbilitas agar kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba meingkat.
5. PT. Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi diharapkan meningkatkan
presentase rasio retensi diri agar perusahaan dinilai telah beroperasi
dengan baik.
6. PT. Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi diharpkan meningkatkan
presentase rasio Risk Based Capital (RBC) agar tingkat kesehatan
finansial perusahaan dinilai baik.

24
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Juni.2019.Analisis Rasio Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas
Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT Pelabuhan Indonesia
I Medan.Skripsi.

Arifin Jauhari, dan Siska Amelia. 2020. Asuransi Syariah dan Analisa Rasio
Keuangan Atas Beberapa Perusahaan Asuransi Syariah. Journal of
Economics & Business, Vol.9, No.2, 2020. STIE Unisadhuguna.
Jakarta.

Dwi, Wildan.2021.Analisis risk based capital untuk mengetahui kesehatan


keuangan asuransi di indonesia.Jurnal Forum Ekonomi. 12 - 9

http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9803/1/Astari%20
Murdiana%20Nasution%20-%20Fulltext.pdf. Diakses pada
Tanggal 3 April 2022 pukul 19.30.

Murdiana, Astari Nasution.2018.Analisis Rasio Rentabilitas, Likuiditas,


Solvabilitas Untuk Mengetahui Kinerja Keuangan CV. Tanindo
Sejati Serdang Bedagai.Skripsi.

Wiguna, Amalia dan Desi Susilawati. 2020. Analisis EWS dan RBC untuk
Menilai Kinerja Keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga Periode
2016-2018. Jurnal Ekonomi dan Manajemen (KINERJA) . Vol. 17,
No. 1.

25
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Laporan Keuangan PT. Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tahun 2019
– 2020

26
27
28
29
30
31

Anda mungkin juga menyukai