Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH

Dosen Pengampu :
Dr. Oyong Lisa, SE.,MM.,CMA.,Ak.,CA.,CIBA.CBV,ACPA

Disusun Oleh Kelompok 6 :


1. Nur Fadhilatul A’rof (20110023)
2. Silfia Hanifa (20110029)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS GAJAYANA MALANG
2022
2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................... i


Daftar Isi ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan penulisan........................................................................................... 1
1.3 Ruang lingkup............................................................................................... 1
1.4 Sumber data.................................................................................................. 1
1.5 Metode penulisan.......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Prinsip dasar asuransi syariah...................................................................... 2
2.2 Sistem operasional asuransi syariah............................................................. 5
2.3 Akuntansi transaksi Asuransi syariah.......................................................... 7
2.4 Laporan keungan asuransi syariah .............................................................. 13
2.5 Latihan soal akuntansi transaksi asuransi syariah....................................... 17

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan................................................................................................... 18
3.2 Kritik dan saran............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 19

i
Kata Pengantar

Segala puji bagi Tuhan YME yang telah memberikan kami kekuatan dan petunjuk untuk
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan dari-Nya, kami sekelompok tidak akan bisa
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Akuntasni
Syariah. Makalah ini memuat tentang “Akuntansi Asuransi Syariah”

Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Dosen


Pengampu : Dr. Oyong Lisa, SE.,MM.,CMA.,Ak.,CA.,CIBA.CBV, ACPA selaku dosen
pembimbing mata kuliah Akuntansi Syariah Universitas Gajayana Malang. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Semoga makalah yang kami buat ini dapat
dinilai dengan baik dan bermanfaat bagi siapapun yang membacanya meskipun makalah ini
memiliki banyak kekurangan.

Malang, 19 Mei 2022

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makalah ini kami tujukan khususnya untuk generasi muda yang tidak lain dan
tidak bukan merupakan generasi milenial, dimana seiring berkembangnya lembaga
keuangan ataupun bank yang memasukan ajaran-ajaran agama islam didalamnya,
sehingga mahasiswa akuntansi yang nantinya akan berkecimpung di dunia keuangan
dapat memahami apa itu akuntansi koperasi syariah sehingga dapat menjadi bekal ketika
terjun dalam kehidupan masyarakat maupun dalam dunia bisnis terkhusus yang berbasis
syariah.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Sebagai media informasi tentang Akuntansi Asuransi Syariah.
2. Sebagai media referensi dalam meningkatkan pendalaman pengetahuan tentang
Akuntansi Asuransi Syariah.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dalam penulisan makalah ini mencakup prinsip dasar asuransi syariah,
sistem operasional asuransi syariah, akuntansi transaksi asuransi syariah, laporan
keuangan asuransi syariah, latihan soal akuntansi transaksi asuransi syariah
.

1.4 Sumber Data


1. Referensi mengenai Akuntansi Asuransi Syariah.

1.5 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan
metode tinjauan dari beberapa sumber tentang Akuntansi Asuransi Syariah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PRINSIP DASAR ASURANSI SYARIAH


a. Pengertian Asuransi Syariah
Asuransi syariah adalah sekumpulan orang yang saling membantu, saling
menjamin dan bekerjasama dengan cara masing-masing mengeluarkan tabarru’.
Asuransi Syariah adalah usaha saling tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak
melalui investasi dalam bentuk asset dan daba tabarru’ yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai
dengan syariah. Pelaksanaan perjanjian asuransi syariah harus terbebas dari riba,
gharar, dan maisir.
Menurut Fatwa Dewan Asuransi Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI) Fatwa DSN No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi
Syariah (ta’min, takaful’ atau tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong
menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk set dan
atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu
melalui akad atau perikatan yang sesuai dengan syariah.

b. Perbedaan dan persamaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional


Perbedaan paling utama antara asuransi syariah dan asuransi konvensional (Non
Sayriah) adalah dari konsep pengelolaannya. Proteksi Syariah memiliki konsep
pengelolaan SharingRisk sedangkan Asuransi Konvensional (Non Syariah) Transfer
Risk.

Konsep pengelolaan asuransi konvensional berupa Transfer Risk adalah


perlindungan dalam bentuk pengalihan risiko ekonomis atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan ke perusahaan asuransi sebagai
penanggung risiko. Atau dengan kata lain Peserta dengan membeli atau bergabung
sebagai peserta asuransi konvensional akan ditanggung risiko ekonomisnya oleh
perusahaan asuransi.

2
Sedangkan Sharing Risk yang merupakan pengelolaan asuransi syariah adalah
konsep di mana para peserta memiliki tujuan yang sama yakni tolong menolong,
yakni melalui investasi aset atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi risiko tertentu menggunakan akad yang sesuai dengan syariah yang
diwakilkan pengelolaannya ke Perusahaan Asuransi Syariah dengan imbalan Ujrah.

Di samping perbedaan mendasar tersebut, ada beberapa perbedaan praktis antara


proteksi syariah dan konvesional yang perlu diketahui:

 Kontrak/Perjanjian/ Akad

Kontrak/Akad pada asuransi syariah adalah akad hibah (jenis akad tabbarru’) sebagai
bentuk ta’awwun (tolong menolong/saling menanggung risiko di antara peserta)
sesuai dengan syariat Islam. Sedangkan kontrak pada asuransi konvensional yaitu
kontrak pertanggungan oleh perusahaan asuransi kepada peserta asuransi sebagai
tertanggung.

 Kepemilikan Dana

Proteksi Syariah menerapkan kepemilikan dana bersama (dana kolektif para peserta).
Jika ada peserta yang mengalami musibah maka peserta lain akan membantu
(memberikan santunan) melalui kumpulan dana tabarru’. Ini adalah bagian dari
prinsip sharing of risk. Sharing of risk ini tidak berlaku pada asuransi konvensional,
di mana perusahaan asuransi yang mengelola dan menentukan dana perlindungan
nasabah yang berasal dari pembayaran premi per bulan.

 Surplus Underwriting

Surplus Underwriting adalah selisih lebih (positif) dari pengelolaan


risiko underwriting dana Tabarru yang telah dikurangi oleh pembayaran santunan,
reasuransi, dan cadangan teknis, yang dikalkulasi dalam satu periode tertentu.

Proteksi Syariah membagikan Surplus Underwriting ke para peserta sesuai dengan


regulasi yang ada dan fitur produk yang telah disepakati sebelumnya. Sedangkan
untuk produk konvensional tidak mengenal surplus underwriting atau dengan kata
lain keuntungan underwriting asuransi konvensional menjadi pihak perusaahan
asuransi dan tidak ada pembagian kepada peserta asuransi.

3
 Memiliki Dewan Pengawas Syariah

Berbeda dengan konvensional, untuk memastikan prinsip syariah maka, perusahaan


asuransi syariah wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah yang melakukan fungsi
pengawasan terhadap pemenuhan prinsip syariah pada kegiatan usaha lembaga
keuangan syariah, termasuk proteksi syariah

 Tidak Melakukan Transaksi yang Dilarang Dalam Keuangan Syariah 

Transaksi pada Asuransi Syariah harus terhindar dari unsur Maysir (Untung-
untungan), Gharar (ketidakjelasan), Riba & Risywah (suap). 

 Halal

Investasi berbentuk Tabarru’ dilakukan sesuai syariat Islam, sehingga portofolio


investasi hanya akan melibatkan instrumen yang halal saja.

c. Jenis Transaksi yang digunakan dalam Asuransi Syariah

1. Asuransi Jiwa Syariah


Perusahaan asuransi akan memberikan manfaat berupa uang pertanggungan kepada
ahli waris apabila peserta asuransi meninggal dunia.
2.    Asuransi Pendidikan Syariah
Dengan asuransi ini dana pendidikan akan telah disepakati akan diberikan kepada
penerima hibah (Anak) sesuai dengan jenjang pendidikan. Ahli waris juga tetap akan
mendapatkan manfaat dana pendidikan apabila peserta asuransi meninggal dunia.
3.    Asuransi Kesehatan Syariah
Asuransi yang akan memberikan santunan atau penggantian jika peserta asuransi
sakit, atau kecelakaan.
4.    Asuransi dengan Investasi (unit link) Syariah
Produk yang memberikan manfaat asuransi dan manfaat hasil investasi. Sebagian
premi yang dibayar dalam investasi ini dialokasikan untuk dana tabarru’ dan
sebagian dialokasikan sebagai investasi peserta.

4
5.    Asuransi Kerugian Syariah
Asuransi yang memberikan ganti rugi kepada tertanggung atas kerugian harta benda
yang dipertanggungjawabkan.
6.    Asuransi Syariah Berkelompok
Asuransi ini dirancang khusus untuk peserta kumpulan seperti perusahaan, organisasi,
maupun komunitas. Dengan jumlah peserta yang lebih banyak asuransi ini lebih
murah bila dibandingakan dengan asuransi syariah individu.
7.    Asuransi Haji dan Umroh
Asuransi ini memberikan perlindungan finansial bagi jama’ah haji/umroh atas
musibah yang terjadi selama menjalankan ibadah haji/umroh. Khusus asuransi haji
telah diatur melalui fatwa MUI nomor 39/DSN-MUI/X/2002 tentang asuransi haji
agar para jamaah mendapatkan ketenangan selama menjalankan ibadah haji.

2.2 SISTEM OPERASIONAL ASURANSI SYARIAH

Dalam operasionalnya, asuransi syariah menyiapkan rekening khusus sebagai


rekening dana tolong menolong atau rekening tabarru’ yang menampung kontribusi yang
disetorkan oleh seluruh peserta yang telah diniatkan untuk membantu sesama peserta.17
setiap peserta menyetorkan kontribusi kepada pengelola (perusahaan) dan selanjutnya
pengelola akan mengalokasikan ke dalam dua rekening, yakni rekening tabarru’ atau
derma (rekening bersama) dan rekening pribadi peserta. Jika seorang peserta terkena
resiko sakit, kecelakaan atau meninggal, maka klaimnya akan dibayarkan atau
diambilkan dari rekening tabarru’. Melalui mekanisme ini, tampak dengan jelas setiap
peserta berkontribusi atau berderma kepada peserta yang terkena resiko tersebut.

Penjelasan lebih gamblang berkaitan dengan hal ini diberikan oleh syafi’i.
Antonio. Menurut syafi’i antonio, masalah gharar dalam asuransi jiwa syariah dapat
dieliminir karena akad yang dipakai adalah akad takafuli atau akad tolong-menolong dan
saling menjamin. “dalam konsep asuransi syariah, semua peserta asuransi menjadi
penolong dan penjamin satu sama lainnya. Jika peserta (a) meninggal, peserta (b), (c),
hingga (z) turut membantunya. Demikian pula sebaliknya”.18 sebagai ilustrasi, seorang
peserta asuransi membayar kontribusi Rp. 1 juta /bulan untuk jangka waktu 10 tahun.

5
Setelah dihitung oleh pihak under writing,19 maka peserta tersebut ditetapkan akan
mendapatkan uang pertanggungan sebesar Rp. 150 juta jika meninggal dunia. Namun
peserta tersebut meninggal saat kepesertaannya baru berjalan 4 tahun. Dengan demikian,
peserta tersebut baru menyetorkan dana sebesar Rp. 48 jt. Saat dia meninggal, ahli
warisnya akan memperoleh santunan sebesar Rp. 150 juta. Pertanyaannya, dari mana
dana Rp. 150 juta yang diberikan kepada ahli warisnya sedangkan dananya yang masuk
baru Rp. 48 juta? Jawabannya adalah, dana Rp. 150 juta tersebut diambil dari kas dana
tabarru’ atau dana yang terkumpul dari peserta seluruhnya. Bukankah peserta dalam hal
ini ahli warisnya beruntung dan perusahaan merugi? Tentu tidak demikian, karena dana
tabarru’ merupakan hibah atau derma dari seluruh peserta yang memang diniatkan untuk
membantu jika ada diantara peserta yang mengalami resiko sakit, kecelakaan atau
meninggal. Dana tersebut bukan milik perusahaan melainkan milik bersama peserta.
Perusahaan asuransi hanya menerima amanah untuk mengelolah dana tersebut. Dengan
demikian dalam asuransi syariah tidak ada yang untung dan tidak ada yang rugi. Yang
ada adalah saling tolong menolong satu sama lainnya melalui mekanisme pengumpulan
dana tabarru’ sebagai dana kebajikan. Asuransi syariah menjadi salah satu jalan bagi
seseorang untuk membantu sesamanya jika terkena resiko kehidupan.

Mekanisme pengelolaan dana asuransi syariah

1. Sistem pada produk saving  (ada  unsur tabungan)


Setiap peserta wajib membayar sejumlah uang premi secara
teratur kepada perusahaan asuransi. Setiap premi yang dibayarkan
oleh peserta akan dipisah dalam dua rekening yang berbeda yaitu
rekening tabungan peserta dan rekening tabarru’.

Rekening tabungan peserta merupakan dana milik peserta yang dibayarkan bila:

 Perjanjian berakhir
 Peserta mengundurkan diri dan – Peserta meninggal dunia.

Rekening tabarru’ merupakan kumpulan dana kebajikan yang telah


diniatkan oleh peserta sebagai iuran dana kebajikan untuk tujuan saling menolong
dan saling membantu, yang dibayarkan apabila:

 Peserta meninggal dunia


 Perjanjian berakhir (jika ada surplus dana)

6
Sistem inilah sebagai implementasi dari akad takafuli dan akad
mudhârabah, sehingga asuransi syariah dapat terhindar dari unsur gharar dan
maisir.

Selanjutnya kumpulan dana  peserta ini diinvestasikan setelah dikurangi


dengan beban asuransi (klaim dan premi reasuransi), akan dibagi meurut prinsip
mudhârabah. Presentase pembagian mudhârabah dibuat dalam suatu perbandingan
tetap berdasarkan perjanjian kerja sama antara perusahaan dan peserta, misalnya
dengan 70: 30, 60: 40, dan seterusnya.

2. Sistem pada produk non saving (tidak ada unsur tabungan)

Setiap premi yang dibayar oleh peserta, akan dimasukkan dalam rekening
tabarru’ perusahaan. Yaitu kumpulan dana peserta yang diniatkan oleh peserta
sebagai iuran dan kebajikan untuk tujuan saling tolong-menolong. Kumpulan
dana peserta ini akan diinvestasikan sesuai dengan syariat Islam.

Dibayarkan apabila peserta:

 Peserta meninggal dan


 Perjanjian telah berakhir (jika ada surplus dana).

Kumpulan dana peserta ini akan diinvestasikan sesuai dengan syariat Islam.
Keuntungan dari hasil investasi setelah dikurangi dengan beban asuransi (klaim
dan premi reasuransi) setelah dikeluarkan zakatnya, akan dibagi antara peserta
dan perusahaan menurut kesepakatan dalam suatu perbandingan (porsi bagi hasil)
tetap berdasarkan perjanjian kerja sama antara perusahaan dengan peserta.

2.3 AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN


1. Pengakuan Awal

1. Kontribusi peserta diakui sebagai pendapatan dana tabarru’ dengan ketentuan


sebagai berikut:
a. untuk akad asuransi syariah jangka pendek, kontribusi peserta diakui sebagai
pendapatan dana tabarru’ sesuai periode akad asuransi;
b. untuk akad asuransi syariah jangka panjang, kontribusi peserta diakui sebagai
pendapatan dana tabarru’ pada saat jatuh tempo pembayaran dari peserta.

7
2. Kontribusi peserta yang diterima bukan merupakan pendapatan entitas pengelola
karena entitas pengelola merupakan wakil para perserta untuk mengelola dana
tabarru’ dan kontribusi peserta tersebut merupakan milik peserta secara kolektif
dalam dana tabarru'.

3. Selain dari kontribusi peserta, perubahan saldo dana tabarru’ juga berasal dari
hasil investasi dana tabarru’ dan surplus atau defisit underwriting dana tabarru’.
Entitas pengelola melakukan investasi dari dana tabarru’ dalam kedudukannya
sebagai wakil para peserta (jika menggunakan akad wakalah) atau pengelola dana
(jika menggunakan akad mudharabah atau mudharabah musytarakah).
4. Bagian pembayaran dari peserta untuk investasi diakui sebagai dana investasi
mudharabah, dana investasi mudharabah musytarakah, dan dana investasi wakalah.
Bagian pembayaran tersebut bukan merupakan pendapatan entitas pengelola karena
milik peserta secara individual.
Perlakuan akuntansi untuk investasi dengan menggunakan akad mudharabah,
mudharabah musytarakah, dan wakalah mengacu pada PSAK yang relevan.
5. Bagian kontribusi untuk ujrah diakui sebagai pendapatan entitas pengelola secara
garis lurus selama masa akad dan menjadi beban dana tabarru’. Biaya akuisisi diakui
sebagai beban entitas pengelola selaras dengan pengakuan pendapatan ujrah tersebut.

2. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

a. Surplus dan Defisit Underwriting Dana Tabarru'


1. Penetapan besaran alokasi atas surplus underwriting dana tabarru’ bergantung
pada peserta secara kolektif, regulator, atau kebijakan manajemen. Alokasi
surplus underwriting dana tabarru' adalah sebagai berikut:
a. seluruh surplus underwriting tersebut sebagai penambah saldo dana
tabarru’;
b. sebagian surplus underwriting tersebut sebagai penambah saldo dana
tabarru’ dan sebagian lainnya didistribusikan ke peserta secara individual;
atau

8
c. sebagian surplus underwriting tersebut sebagai penambah saldo dana
tabarru’, sebagian didistribusikan ke peserta secara individual, dan
sebagian lainnya didistribusikan ke entitas pengelola.
2. Bagian surplus underwriting dana tabarru’ yang dialokasikan ke peserta
secara individual dan entitas pengelola diakui sebagai pengurang surplus
underwriting.
3. Surplus underwriting dana tabarru’ yang dialokasikan ke entitas pengelola
diakui sebagai pendapatan entitas pengelola. Surplus underwriting dana
tabarru’ yang dialokasikan ke peserta disajikan dalam liabilitas.
4. Ketika dana tabarru’ mengalami kekurangan kas dan setara kas untuk
membayar klaim, maka entitas pengelola wajib menanggulangi kekurangan
tersebut dalam bentuk pinjaman (qardh). Pengembalian pinjaman tersebut
berasal dari kontribusi peserta di masa depan

b. Penyisihan Teknis
1. Penyisihan teknis untuk asuransi syariah terdiri atas:
a. Kontribusi yang belum menjadi hak (unearned contribution) yaitu jumlah
penyisihan untuk memenuhi estimasi klaim yang timbul pada periode
mendatang. Penyisihan ini untuk akad asuransi syariah jangka pendek.
b. Manfaat polis masa depan yaitu jumlah penyisihan untuk memenuhi
estimasi klaim yang timbul pada periode mendatang. Penyisihan ini
untuk akad asuransi syariah jangka panjang.
c. Klaim yang masih dalam proses (outstanding claims) yaitu jumlah
penyisihan atas estimasi klaim yang terjadi dan dilaporkan sampai
dengan akhir periode berjalan yang akan dibayar pada periode
mendatang. Penyisihan ini untuk akad asuransi syariah jangka pendek
dan panjang.
d. Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan ( incurred but not reported
claims) yaitu jumlah penyisihan atas klaim yang telah terjadi tetapi tidak
dilaporkan sampai dengan akhir periode berjalan. Penyisihan ini untuk
akad asuransi syariah jangka pendek dan panjang.

9
2. Penyisihan teknis diakui pada saat akhir periode pelaporan
sebagai beban dana tabarru'.
3. Penyisihan teknis diukur sebagai berikut:
a. Kontribusi yang belum menjadi hak dihitung secara individual dari setiap
pertanggungan dan besarnya penyisihan ditetapkan secara proporsional
dengan jumlah proteksi yang diberikan.
b. Manfaat polis masa depan dihitung dengan mencerminkan estimasi
pembayaran seluruh manfaat yang diperjanjikan dan penerimaan
kontribusi peserta di masa depan, dengan mempertimbangkan estimasi
tingkat imbal hasil investasi dana tabarru’.
c. Klaim yang masih dalam proses diukur sebesar estimasi jumlah klaim
yang masih dalam proses oleh entitas pengelola. Jumlah perkiraan
tersebut harus mencukupi untuk mampu memenuhi klaim yang terjadi
dan dilaporkan sampai dengan akhir periode pelaporan.
d. Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan diukur sebesar
estimasi jumlah klaim akan dibayarkan pada tanggal pelaporan
berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang terkait dengan
klaim paling kini yang dilaporkan. Perhitungan penyisihan teknis tersebut
memasukan bagian reasuransi atas klaim.
e. Tes kecukupan dilakukan terhadap penyisihan teknis yang
dibentuk dengan menggunakan estimasi paling kini atas arus kas masa
depan berdasarkan akad asuransi syariah. Ketika terjadi kekurangan
maka diakui sebagai beban dana tabarru.

c. Saldo Dana Tabarru’


Saldo dana tabarru’ digunakan untuk:
1. menutup defisit yang kemungkinan akan terjadi di masa depan;
2. tujuan memitigasi dampak risiko kerugian yang luar biasa yang terjadi
pada periode mendatang untuk jenis asuransi ( class of business) yang
menunjukkan derajat volatilitas klaim yang tinggi.

10
PENYAJIAN
a. Penyisihan teknis disajikan secara terpisah di liabilitas dalam laporan posisi
keuangan.
b. Saldo dana tabarru’ dan saldo dana investasi peserta disajikan di dana peserta
yang terpisah dari liabilitas dan ekuitas dalam laporan posisi keuangan.

PENGUNGKAPAN
a. Entitas pengelola mengungkapkan informasi terkait kontribusi peserta meliputi,
tetapi tidak terbatas pada:
1. Kebijakan akuntansi untuk:
 kontribusi yang diterima dan perubahannya;
 pembatalan polis asuransi dan konsekuensinya
2. Piutang kontribusi peserta;
3. Rincian kontribusi peserta berdasarkan jenis asuransi;
4. Jumlah dan persentase komponen kontribusi peserta untuk
bagian risiko dan ujrah dari total kontribusi peserta per jenis
asuransi;
5. Kebijakan perlakuan surplus atau defisit underwriting dana
tabarru’;
6. Jumlah pinjaman kepada dana tabarru’ (jika ada).

b. Entitas pengelola mengungkapkan informasi yang memungkikan pengguna


laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan luas risiko yang timbul dari akad
asuransi syariah terhadap dana tabarru’ meliputi, tetapi tidak terbatas pada:
1. Tujuan, kebijakan, dan proses dalam pengelolaan risiko yang timbul dari akad
asuransi syariah, serta metode yang digunakan untuk mengelola risiko tersebut;
2. Informasi tentang risiko asuransi (baik sebelum dan sesudah mitigasi risiko
oleh reasuransi), termasuk informasi tentang:
 analisis sensitivitas risiko asuransi terhadap surplus dan defisit
underwriting dana tabarru’ dan saldo dana tabarru’ jika terdapat perubahan

11
variabel risiko yang paling mungkin terjadi pada akhir periode pelaporan,
serta metode dan asumsi yang digunakan dalam menyiapkan analisis
sensitivitas;
 informasi kualitatif tentang sensitivitas, serta informasi tentang persyaratan
dan ketentuan akad asuransi syariah yang memiliki dampak material
terhadap jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan dana
tabarru’;
 konsentrasi risiko asuransi, termasuk penjelasan bagaimana manajemen
menentukan konsentrasi dan penjelasan dari kesamaan karakteristik yang
menandakan masing-masing konsentrasi (contohnya jenis kejadian yang
diasuransikan, area geografis, atau mata uang);
 klaim aktual dibandingkan dengan estimasi sebelumnya (claim
development).
c. Entitas pengelola mengungkapkan informasi terkait
dengan dana investasi meliputi, tetapi tidak terbatas pada:
1. Kebijakan akuntansi untuk pengelolaan dana investasi yang berasal dari
peserta;
2. Rincian jumlah dana investasi berdasarkan akad yang digunakan dalam
pengumpulan dan pengelolaan dana investasi.
3. Entitas pengelola mengungkapkan informasi terkait penyisihan teknis meliputi,
tetapi tidak terbatas pada:
 Jenis penyisihan teknis (saldo awal, jumlah yang ditambahkan dan
digunakan selama periode berjalan, dan saldo akhir);
 Dasar yang digunakan dalam penentuan jumlah untuk setiap penyisihan
teknis dan perubahan basis yang digunakan.
d. Entitas pengelola mengungkapkan informasi terkait saldo dana tabarru’ meliputi,
tetapi tidak terbatas pada:
1. Pihak yang menerima pengalihan saldo dana tabarru’ jika terjadi likuidasi atas
produk atau entitas pengelola;
2. Jumlah yang dijadikan sebagai dasar penentuan alokasi surplus underwriting.

12
3. Entitas pengelola mengungkapkan rincian aset dari dana tabarru’, dana
investasi peserta, dan entitas pengelola.

2.4 LAPORAN KEUANGAN ASURANSI SYARIAH

Berdasarkan PSAK no. 108 tahun 2016 laporan keuangan syariah terdiri dari:

1. Laporan posisi keuangan (neraca)


Laporan asuransi syariah ini, memuat beberapa akun diantaranya:
a. Aset merupakan harta perusahaan dapat digunakan dalam proses operasional
perusahaan. Yang termasuk dalam kategori aset yaitu :
 Kas dan setara kas yaitu berisi sejumlah uang baik kas di tangan maupun di bank
ataupun dalam bentuk cek
 Piutang kontribusi yaitu berupa iuran atau sejumlah dana yang bayar oleh
peserta asuransi
 Reinsurance receivable sejumlah uang setoran pengelola kepada entitas
reasuransi
 Piutang mudharabah, salam, dan istishna
 Investasi surat-surat berharga, sejumlah dana investasi yang berupa surat
berharga pada pasar modal syariah
 Biaya, yang termasuk dalam pembiayaan yaitu; mudharabah dan musytarakan
Investasi terhadap entitas lain yaitu sejumlah dana yang diinvestasikan pada
pihak/entitas lain
 Investasi properti, akun pengelola yang berkaitan dengan investasi yang
berbentuk properti
 Harta tetap beserta akumulasi penyusutan
 Harta tidak berwujud
 Harta tijarah

b. Kewajiban
Berikut yang termasuk dalam kategori kewajiban antara lain:
1. Penyisihan iuran belum menjadi pendapatan

13
2. Claim debt, yaitu penerimaan klaim yang diperoleh dari peserta serta belum
dibayarkan
3. Sejumlah klaim belum terlaporkan
4. Pihak reasuransie, pembayaran klaim yang harus dibayarg
5. Pihak peserta, tagihan surplus underwritting dana tabarru yang harus dibayar
6. Hutang reasuransi, mengenai premi asuransi untuk disetorkan pada perusahaan
reasuransi
7. Hutang deviden
8. Hutang pajak
9. Upah dibayar dimuka
10. Peny. Klaim dalam proses
11. Penyisihan MPMD
c. Dana peserta yang terdiri atas perkumpulan uang nasabah untuk investasi dan dana
kebajikan
d. Modal usaha yang terdiri dari : uang yang disetor dan tambahan uang yang disetor

2. Laporan surplus defisit dana Tabarru’


Laporan yang menyajikan pendapatan dan beban. Transaksi yang berkaitan dengan
laporan surplus defisit diantaranya yaitu :
a. Pendapatan bruto atas kontribusi
b. Upah untuk pengelola
c. Bagian reasuransi terkait kontribusi peserta oleh pengelola direasuransikan
d. Beban klaim atau sejumlah uang yang harus diberikan pengelola pada peserta
e. Klaim atas reasuransi
f. Klaim yang masih berjalan
g. Klaim selesai tetapi tidak melaporkan
h. Sisihan dana kontribusi belum menjadi pendapatan atau sejumlah uang nasabah
untuk pengelola sebab dalam periode menangung
i. Perubahan atas PMPMD
j. Surplus defisit underwritting

14
k. Pengalokasian surplus underwriiting bagi nasabah dan pihak pengelola
l. Pendapatan serta beban investasi
m. Jumlah sisa dana tabarru’
n. Jumlah awal dana tabarru’
o. Total dana tabarru

3. Laporan perubahan dana tabarru


Menurut PSAK no. 108 tahun 2009 laporan perubahan dana tabarru menyangkut
beberapa hal, diantaranya :
a. Surplus atau defisit pada peride akuntansi berlaku
b. Penditribusian surplus untuk nasabah
c. Penditribusian surplus untuk pengelola
d. Surplus dana tabarru.
Namun saat ini, Psak No 108 tahun 2016 telah melakukan revisian yaitu terkait
pengabungan perubahan dana tabarru dengan surplus defisit underwriting menjadi
laporan surplus devisit dana tabarru Berikut tabel perubahan dana tabarru sebelum
mengalami revisi

4. Laporan laba-rugi dan penghasilan komprehensif


Memuat hal- hal sebagai berikut :
a. Pendapatan dari hasil operasional perusahaan
b. Pendapatan dari hasi investasi dana nasabah
c. Pendapatan atas bagi hasil surplus underwritting
d. Pendapatan investasi
e. Biaya operasioanal yang meliputi; beban komisi, ujrah yang dibayar ,biaya
administrasi umum, biaya pemasaran,
f.Laba/rugi usaha sebelum pajak
g. Pendapatan diluar usaha
h. Biaya diluar usaha
i.Biaya Pph
j.Laba/rugi sesudah pajak

15
k. Pendapatan lainya
l.Total akhir keuntungan/kerugian

5. Laporan perubahaan modal


Pada laporan perubahan ekuitas mengambarkan posisi ekuitas, mengenai jumlah
uang yang disetor, saldo dana cadangan dan total keuntungan / kerugian usaha dalam
periode tertentu.

6. Laporan Arus kas


Laporan yang berisi informasi mengenai bagaimana perusahaan dapat menghasilkan
kas dan setara kas dalam periode tertentu.

7. Laporan sumber dana Penyaluran Dana Zakat


Catatan informasi berisi sumber perolehan dana zakat, ketentuan penyaluran zakat
dan jumlah dana yang disalurkan. Berikut yang merupakan hal- hal yang termasuk
dalam laporan ini diantaranya:
a. Zakat bersumber dari WP, dalam lingkup ektern maupun intern perusahaan
b. Zakat yang disalurkan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku
c. Adanya kenaikan ataupun penuruan zakat berdasarkan jumlah dana wajib pajak
d. Awal saldo dana zakat
e. Total dana zakat periode tertentu

8. Laporan sumber serta kegunaan dana kebajikan


Laporan yang memberikan informasi terkait dengan sumber penerimaan serta
pengeluaran dana. Berikut yang termasuk dalam penerimaan dana kebaikan:
a. Infak
b. Shadaqah
c. Waqof
d. Kembalian dana kebaikan untuk kegiatan produktif
e. Kafarat atau Dam
Sedangkan penggunaan dana kebajikan diantara untuk :

16
a. Dana kebaikan bersifat produktif
b. Hibah
c. Kegunaan dana lain untuk kemaslahatan umum.

9. Catatan Atas laporan keuangan


Catatan berisi pedoman penulisan dan pencatatan keuangan sesuai SAK syariah dan
kebijakan akuntansi yang dipilih serta informasi tambahan yang tidak tercatat dalam
laporan keuangan.Catatan atas laporan keuangan pada entitas syariah harus memuat
informasi mengenai :
a) Catatan yang memuat pedoman dalam menyusun, meloporkan kegiatan
operasional perusahaan, serta penerapan prinsip syariah dan kebijakan akuntansi
dalam entitas
b) Catatan yang memuat informasi mengenai standar penyusunan keuangan yang
tidak tercatat dalam laporan keuangan.

2.5 LATIHAN SOAL AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

Pada tanggal 12 september 2021 Transaksi penerimaan polis asuransi 5 unit kendaraan
mobil dari PT ASTRA untuk masa pertanggungan 1 tahun. Kontribusi yang dibayarkan
senilai Rp1.500.000 per unit.

Piutang Kontribusi Rp 7. 500.000


Pendapatan Kontribusi Rp7.500.000

( kontribusi kendaraan Rp1.500.000 x 5 unit dari PT astra)

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari paparan informasi di atas, dapat kami simpulkan bahwa pemahaman mengenai
Akuntansi Asuransi Syariah sangat diperlukan terutama bagi mahasiswa fakultas
ekonomi dan bisnis yang diharapkan mampu menjadi lulusan yang kompeten dan
memiliki analisa ekonomi yang baik.

18
Daftar Pustaka
https://www.manulife.co.id/id/artikel/kenali-dan-pahami-perbedaan-asuransi-syariah-dan-
konvensional.html#:~:text=Perbedaan%20paling%20utama%20antara%20asuransi,(Non
%20Syariah)%20Transfer%20Risk.

https://web.iaiglobal.or.id/assets/files/file_sak/exposure-draft/05_ED%20PSAK
%20108%20Akuntansi%20Transaksi%20Asuransi%20Syariah.pdf

Lisa, Oyong 2017. Produk dan Transaksi Akuntansi Bank Syariah.


Sleman: Penerbit Deepublish (CV Budi Utama)

19

Anda mungkin juga menyukai