Disusun Oleh :
NASYULIANTI
(17.2400.047)
Asuransi Syariah| 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan
hidayah-Nyalah, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Asuransi
Syariah”.
Dan tak lupa pula marilah kita kirimkan shalawat dan taslim kepada
junjungan nabi besar Muhammad Saw., nabi yang telah membawa kita keluar dari
alam yang gelap gulita ke alam yang terang benderang.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak yang telah membimbing kami dan yang telah memberi
pengarahan kepada kami yaitu “Ibu Rusnaena, M.Ag. “ dalam menyusun makalah
ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Kami berharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dapat
memberikan kesempurnaan pada makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Penulis
Asuransi Syariah| i
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................2
1.4 Kegunaan Tulisan.....................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................4
2.1 Pengertian Asuransi Syariah.....................................................................................4
2.2 Sejarah Asuransi Syariah..........................................................................................4
2.3 Dasar Hukum Asuransi Syariah...............................................................................6
2.4 Prinsip Asuransi Syariah..........................................................................................6
2.5 Akad-Akad Asuransi Syariah...................................................................................8
2.6 Jenis-Jenis Produk Pada Asuransi Syariah...............................................................9
2.7 Hal-hal Penting Pada Asuransi Syariah....................................................................9
2.8 Sistem Pada Asuransi Syariah................................................................................11
2.9 Meknisme Asuransi Syariah...................................................................................12
2.10 Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional.....................................16
BAB III............................................................................................................................18
PENUTUP.......................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan............................................................................................................18
3.2 Saran......................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19
Asuransi Syariah| ii
BAB I
PENDAHULUAN
dari kerugiaan maupun musibah, maka dari hal tersebutlah timbullah peluang bagi
asuransi syarih untuk berkiprah di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Namun, untuk
Asuransi Syariah| 1
memahi mengenai konsep maupun mekanisme dari asuransi syariah diperlukan sebuah
penalaran lebih lanjut dari sumber-sumber mendukung dan terpercaya, agar masyarakat
Asuransi Syariah| 2
1.3.5 Untuk mengetahui akad-akad yang digunakan dalam asuransi syariah
1.3.7 Untuk mengetahui hal-hal penting yang terdapat dalam asuransi syariah
1. Bagi Akademisi
2. Bagi Masyarakat
Manfaat penelitian ini bagi masyarakat adalah sebagai salah satu media
informasi untuk memperkenalkan asuransi syariah sebagai salah satu bagian
pengembangan dari lembaga keuangan syariah.
Asuransi Syariah| 3
BAB II
PEMBAHASAN
Praktek asuransi syariah telah ada sejak zaman sebelum Rasulullah Saw.
Asuransi merupakan budaya dari suku Arab Kuno. Praktek asuransi disebut
dengan aqilah. Kata aqilah secara sederhana dapat diartikan sebagai saling
memikul dan bertanggung jawab bagi keluarga. Hal ini dapat menggambarkan
bahwa suku Arab pada saat itu harus siap melakukan kontribusi finansial atas
nama pembunuh untuk membayar sejumlah uang kepada keluarga atau ahli waris
korban. Dalam aqilah, setiap anggota suku memberikan kontribusi yang fungsinya
untuk membayar uang darah (diyat) apabila salah satu anggota suku membunuh
anggota suku lain. Praktek aqilah sama halnya dengan praktek asuransi,
kontribusi yang diberikan sama seperti premi dalam asuransi. Sedangkan,
1
Amin Suma, Pengatar Ekonomi Syariah, (Bandung : Pustaka Setia, 2015), h. 374
Asuransi Syariah| 4
kompensasi yang diberikan kepada ahli waris korban sama dengan nilai
pertanggungan. Dengan demikian, maka suku arab pada zaman dahulu sudah
mempraktekkan asuransi dengan cara melakukan proteksi terhadap anggota
sukunya terhadap resiko pembunuhan yang bisa terjadi setiap saat tanpa di duga
sebelumnya.2
2
Amin Suma, Pengatar Ekonomi Syariah, h. 375
3
Amin Suma, Pengatar Ekonomi Syariah, h. 376
Asuransi Syariah| 5
2.3 Dasar Hukum Asuransi Syariah4
H.R. Muslim
“Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad bersabda:
Barangsiapa yang menghilangkan kesulitan duniawinya seorang mukmin, maka
Allah SWT akan menghilangkan kesulitanya pada hari kiamat. Barangsiapa yang
mempermudah kesulitan seseorang, maka Allah SWT akan mempermudah
urusannya di dunia dan di akhirat”.
Prinsip tauhid (unity) adalah dasar utama dari setiap bentuk bangunan
yang ada dalam syariat Islam. Artinya bahwa dalam setiap gerak langkah serta
bangunan hukum harus mencerminkan nilai-nilai ketuhanan. Dalam asuransi
seharusnya setiap transaksi yang dilakukan harus sesuai dengan nilai-nilai
ketuhanan sehingga ada keyakinan bahwa Allah Swt selalu mengawasi gerak dan
langkah kita.5
Keadilan dalam hal ini dipahami sebagai upaya dalam menempatkan hak
dan kewajiban antara nasabah dan perusahaan asuransi.
Asuransi Syariah| 6
membantu dan meringankan beban temannya yang pada suatu ketika
mendapatkan musibah atau kerugian.
6
Syafi’i Antonio, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional,
h. 31.
7
Syafi’i Antonio, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional,
h. 32.
Asuransi Syariah| 7
2.5 Akad-Akad Asuransi Syariah
2.5.1 Tabarru’
Akad hibah dalam bentuk pemberian dana dari satu peserta kepada dana
tabarru’ untuk tujuan tolong menolong di antara peserta, yang tidak bersifat dan
bukan untuk tujuan komersial.8
2.5.2 Tijarah
Akad antara peserta secara kolektif atau secara individu dan perusahaan
dengan tujuan komersial.
2. Mudharabah
3. Mudharabah Musytarakah
8
Syafi’i Antonio, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional,
h. 35.
Asuransi Syariah| 8
2.6 Jenis-Jenis Produk Pada Asuransi Syariah
9
Kuat Ismanto, Asuransi Syariah (Tinjauan Asas-Asas Hukum Islam), h. 17.
10
Amin Suma, Pengatar Ekonomi Syariah, h. 378
Asuransi Syariah| 9
2.7.2 Sumber pembayaran klaim
11
Amin Suma, Pengatar Ekonomi Syariah, h. 379
Asuransi Syariah| 10
biasanya menginvestasikan dananya kepada bank-bank syariah ataupun lembaga
syariah lainnya.12
Dana yang terkumpul dari peserta dalam bentuk iuran ataupun kontribusi
merupakan milik peserta, asuransi syariah hanya bergerak sebagai pengelolaa.
Dana tersebut dapat diambil kapanpun kecuali dana tabarru, selama dana tersebut
dikembalikan dan terkena bunga ataupun biaya lain tanpa adanya potongan
sedikitpun sehingga dapat dibilang adil. Apabila peserta ingin meminjam
sebagaian dana tersebut maka pihak pengelola dapat meminjamkannya dengan
status pinjaman.
2.7.6 Keuntungan
Asuransi jiwa sangat tergantung pada investasi, profit yang diperoleh dari
investasi, yang dilakukan melalui instrumen investasi yang dibenarkan secara
syar’i, dilakukan juga bagi hasil (mudharabah). Asuransi kerugian diperoleh
melaui surplus underwriting, komisi reasuransi dan hasil investasi, bukan
seluruhnya menjadi milik perusahaan sebagaimana mekanisme yang ada di
asuransi konvensional. Tetapi, dilakukan bagi hasil (mudharabah) antara
perusahaan/pengelola dan peserta sebagaimana yang telah dijanjikan atau sesuai
akad di awal.
Pada sistem ini, peserta asuransi hanya membayarkan dana tabarru’ saja,
tanpa tabungan. Dana tabarru’ ini kemudian disimpan oleh pengelola pada akun
tersendiri yang terpisah dengan akun dari dana-dana lainnya. Dana-dana ini
fungsinya adalah untuk tujuan tolong menolong dan dibayarkan apabila peserta
meninggal dunia dan perjanjian berakhir (apabila terdapat surplus dana). Dana-
dana tabarru’ yang terkumpul juga akan diinvestasikan oleh perusahaan sesuai
12
Amin Suma, Pengatar Ekonomi Syariah, h. 379
Asuransi Syariah| 11
dengan prinsip-prinsip syariah. Keuntungan dari investasi tersebut dikurangi
dengan biaya administrasi, akan dibagi dengan perusahaan asuransi dengan
menggunakan prinsip mudharabah. Persentase pembagian mudharabah
ditentukan pada awal akad.13
2.9.1 Underwriting
13
Syafi’i Antonio, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional,
h. 37.
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta : Kencana
14
Asuransi Syariah| 12
jumlah pertanggungan, lamanya waktu asuransi, dan plan sesuai dengan tingkat
risiko peserta.
4. Mengenakan biaya upah (ijarah/fee) pada dana kontribusi peserta.
5. Mengamankan profit margin dan menjaga agar perusahaan asuransi tidak rugi.
6. Menjaga kestabilan dana yang terhimpun agar perusahaan dapat berkembang.
7. Menghindari anti seleksi.
8. Underwriting juga harus memperhatikan pasar kompetetif yang ada dalam
ketentuan tarif, penyebaran resiko dan volume, dan hasil survei.
15
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, h. 275
Asuransi Syariah| 13
asuransi, provisi dan cadangan sesuai pedoman dan kebijakan otoritas.
Persetujuan membayar biaya wakalah bil ujrah.
2.9.3 Premi (Kontribusi) bagi peserta secara umum bermanfaat untuk menentukan
besar tabungan peserta asuransi, mendapatkan santunan kebajikan atau dana klaim
terhadap suatu kejadian yang mengakibatkan terjadinya klaim, menambahkan
investasi pada masa yang akan datang. Sedangkan bagi perusahaan premi berguna
untuk menambah investasi pada suatu usaha untuk dikelola. Premi yang
dikumpulkan dari peserta paling tidak harus cukup untuk menutupi tiga hal, yaitu
klaim resiko yang dijamin, biaya akusisi, dan biaya pengelolaan operasional
perusahaan.16 Premi dalam asuransi syariah umumnya dibagi beberapa bagian,
yaitu:
1. Premi tabungan, yaitu bagian premi yang merupakan dana tabungan
pemegang polis yang dikelola oleh perusahaan dimana pemiliknya akan
mendapatkan hak sesuai dengan kesepakatan dari pendapatan investasi
bersih. Premi tabungan dan hak bagi hasil investasi akan diberikan kepada
peserta bila yang bersangkutan dinyatakan berhenti sebagai peserta.
2. Premi tabarru’, yaitu sejumlah dana yang dihibahkan oleh pemegang polis
dan digunakan untuk tolong menolong dan menaggulangi musibah
kematian yang akan disantunkan kepada ahli waris bila peserta meninggal
dunia sebelum masa asuransi berakhir.
3. Premi biaya adalah sejumlah dana yang dibayarkan oleh peserta kepada
perusahaan yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan
dalam rangka pengelolaan dana asuransi.
2.9.4 Pengelolaan dana asuransi premi dapat dilakukan dengan akad mudharabah,
mudharabah musyarakah, atau wakalah bil ujrah. Pada akad mudhorobah,
keuntungan perusahaan asuransi syariah diperoleh dari bagian keuntungan dana
dari investasi (sistem bagi hasil). Para peserta asuransi syariah berkedudukan
sebagai pemilik modal dan perusahaan asuransi syariah berfungsi sebagai pihak
16
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, h. 276
Asuransi Syariah| 14
yang menjalankan modal. Keuntungan yang diperoleh dari pengembangan dana
itu dibagi antara peserta dan perusahaan sesuai ketentuan yang telah disepakati.
Pada akad mudharobah musyarakah, perusahaan asuransi bertindak
sebagai mudharib yang menyertakan modal atau dananya dalam investai bersama
dana para peserta. Perusahaan dan peserta berhak memperoleh bagi hasil dari
keuntungan yang diperoleh dari investasi. Sedangkan pada akad wakalah bil ujrah,
perusahaan berhak mendapatkan fee sesuai dengan kesepakatan. Para peserta
memberikan kuasa kepada perusahaan untuk mengelola dananya dalam hal:
kegiatan administrasi, pengelolaan dana, pembayaran klaim, underwriting,
pemasaran, dan investasi.
Dalam mendeskripsikan tentang cara atau mekanisme kerja asuransi
syariah ini, akan dibagi kepada dua pembahasan pokok sesuai dengan pembagian
asuransi syariah itu sendiri, yakni asuransi syariah keluarga dan asuransi umum.
Pembagian ini sangat penting dilakukan mengingat mekanisme kerja dari kedua
syariah itu memiliki sedikit perbedaan, yakni dalam pengelolaan premi yang
disetor kepada perusahaan asuransi syariah. Perbedaan itu muncul disebabkan
sesuatu yang diasuransikannya berbeda; kalau asuransi umum (kerugian) yang
diasuransikan itu harta atau hak milik peserta asuransi, sedangkan diasuransi
keluarga (jiwa) yang diasuransikan adalah diri peserta asuransi itu sendiri.
2.9.5 Klaim adalah hak peserta asuransi yang wajib diberikan oleh perusahaan
asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad. Ketentuan klaim dalam asuransi
syariah adalah :
1. Klaim dibayarkan berdasarkan akad yang disepakati pada awal perjanjian
2. Klaim dapat berbeda dalam jumlah, sesuai dengan premi yang dibayarkan
3. Klaim atas akad tijarah sepenuhnya merupakan hak peserta, dan
merupakan kewajiban perusahaan untuk memenuhinya
4. Klaim atas akad tabarru merupakan hak peserta dan merupakan kewajiban
perusahaan, sebatas yang disepakati dalam akad.17
17
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, h. 273
Asuransi Syariah| 15
2.9.6 Penutupan asuransi adalah berakhirnya perjanjian asuransi. Penyebabnya
dapat disebabkan oleh perjanjian yang berakhir secara wajar ataupun tidak wajar.
b. Dana perusahaan
sebagai ujrah/fee bagi
perusahaan asuransi
syariah
Pengawasan Setiap perusahaan Tidak memiliki DPS
asuransi syariah wajib
memiliki DPS yang
berfungsi mengawasi dan
18
Amin Suma, Pengatar Ekonomi Syariah, h. 385
Asuransi Syariah| 16
memberikan saran atas
penerapan prinsip-prinsip
syariah.
Sumber Hukum Alquran, hadist, ijtihad, UU terkait dalam konstitusi
dan UU terkait dalam yang murni pemikiran
konstitusi manusia
Asuransi Syariah| 17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Asuransi Syariah| 18
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Syafi’i. 2004. Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem
Operasional. Jakarta: Gema Insani Press.
Soemitra, Andri. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
Asuransi Syariah| 19