Anda di halaman 1dari 18

ASURANSI DAN BPJS DALAM FIKIH MUAMALAH KONTEMPORER

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fikih Muamalah Kontemporer


Dosen Pengampu : Nadia, S.Sy., M.H.

Disusun Oleh:
Rizky Amalia Putri (215120234)
Arninditha Sayidina (215120216)
Joshua Jostio Setiawan (215120225)
Yuni Rabiah (215120222)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATOKARAMA PALU
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karunia-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah pembahasan tentang ASURANSI DAN BPJS DALAM FIKIH
MUAMALAH KONTEMPORER dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai wujud pemenuhan
tugas dari Ibu Nadia, S.Sy., M.H. sebagai dosen penganmpu pada mata kuliah
Fikih Muamalah Kontemporer.
Penulis sadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya Makalah ini tidak lepas
dari dukungan, dorongan, dan bimbingan, serta doa dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Ibu Nadia, S.Sy., M.H. selaku dosen pengampu mata kuliah Fikih
Muamalah Kontemporer yang telah memberikan waktu, tenaga, pikiran, dan
dukungan dalam bentuk pengarahan dan bimbingan sehingga Makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.

Palu, 10 April 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1 Konsep Asuransi ............................................................................................ 3
A. Defini Asuransi......................................................................................... 3
B. Prinsip-Prinsip Asuransi Dalam Islam ..................................................... 4
2.2 Konsep BPJS ............................................................................................ 4
A. Definisi BPJS............................................................................................ 4
B. Prinsip-Prinsip BPJS Dalam Islam ........................................................... 5
2.3 Persamaan dan Perbedaan Antara Asuransi dan BPJS Dalam Fikih
Muamalah Kontemporer...................................................................................... 6
2.4 Pandangan Ulama Mengenai Asuransi dan BPJS .................................... 7
A. Asuransi .................................................................................................... 7
B. BPJS ......................................................................................................... 8
2.5 Implementasi Asuransi dan BPJS dalam Konteks Indonesia ................. 10
A. Peran BPJS dalam pelayanan kesehatan dan perlindungan sosial di
Indonesia ........................................................................................................ 10
B. Penerapan prinsip-prinsip syariah dalam asuransi di Indonesia ............. 11
BAB III.................................................................................................................. 13
PENUTUP ............................................................................................................. 13
3.2 Saran ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ekonomi yang semakin maju dan kompleks membuat banyak orang
mencari cara untuk melindungi diri dari risiko finansial yang tidak diinginkan. Salah satu
cara yang banyak digunakan adalah dengan membeli asuransi atau bergabung dengan
program jaminan sosial seperti BPJS. Namun, di tengah perdebatan tentang sah atau
tidaknya asuransi dan BPJS dalam Islam, kita harus mempertimbangkan pandangan ulama
dan prinsip-prinsip syariah dalam fikih muamalah.

Makalah ini bertujuan untuk membahas pandangan ulama tentang asuransi dan
BPJS dalam Islam, prinsip-prinsip syariah yang harus diterapkan dalam asuransi dan BPJS,
serta perbandingan antara kedua konsep tersebut dalam Islam. Melalui makalah ini,
diharapkan pembaca dapat memahami pandangan ulama tentang asuransi dan BPJS dalam
konteks ekonomi modern serta bagaimana menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam
penggunaannya.

Metodologi penulisan makalah ini adalah dengan melakukan studi literatur dan
analisis pandangan ulama tentang asuransi dan BPJS dalam Islam. Makalah ini juga akan
mencakup perbandingan antara asuransi dan BPJS dalam Islam dengan mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangan keduanya.

Penulis berharap bahwa makalah ini dapat memberikan pandangan yang


bermanfaat tentang asuransi dan BPJS dalam Islam. Dalam hal ini, penting bagi pembaca
untuk tetap kritis dan mempertimbangkan pandangan ulama serta prinsip-prinsip syariah
dalam fikih muamalah untuk membuat keputusan yang tepat dalam memilih asuransi atau
bergabung dengan program jaminan sosial seperti BPJS.

1.2 Rumusan Masalah

1. Menganalisa Konsep Asuransi Dalam Islam Beserta Prinsip-Prinsipnya ?


2. Menganalisa Konsep BPJS Dalam Islam Beserta Prinsip-Prinsipnya ?
3. Menganalisa Persamaan dan Perbedaan Antara Asuransi dan BPJS Dalam Fikih
Muamalah Kontemporer ?
4. Mengetahui Pandangan Ulama Mengenai Asuransi dan BPJS ?
5. Bagaimana Implementasi Asuransi dan BPJS dalam Konteks Indonesia ?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1 Untuk Mengetahui Konsep Asuransi Dalam Islam Beserta Prinsip-Prinsipnya.


2 Untuk Mengetahui Konsep BPJS Dalam Islam Beserta Prinsip-Prinsipnya.
3 Untuk Mengetahui Persamaan dan Perbedaan Antara Asuransi dan BPJS Dalam
Fikih Muamalah Kontemporer.
4 Untuk Mengetahui Bagaimana Pandangan Ulama Mengenai Asuransi dan BPJS.
5 Untuk Mengetahui Bagaimana Implementasi Asuransi dan BPJS dalam Konteks
Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Asuransi

A. Defini Asuransi

Asuransi adalah suatu bentuk kontrak atau perjanjian antara dua belah
pihak, yaitu perusahaan asuransi dan nasabah atau pemegang polis, yang
memberikan perlindungan finansial atas risiko tertentu dengan pembayaran premi
oleh nasabah. Dalam asuransi, risiko yang ditanggung oleh perusahaan asuransi
dapat berupa kerugian finansial akibat kecelakaan, penyakit, atau kematian. Dalam
hal terjadi risiko tersebut, perusahaan asuransi akan memberikan ganti rugi atau
santunan kepada nasabah sesuai dengan kesepakatan dalam polis asuransi yang
telah disepakati sebelumnya. Asuransi dapat menjadi salah satu cara untuk
melindungi diri dari risiko finansial dan memberikan keamanan finansial bagi
pemegang polis.
Asuransi dalam Islam dibedakan menjadi dua jenis, yaitu asuransi
konvensional dan asuransi syariah. Asuransi konvensional dianggap bertentangan
dengan prinsip-prinsip syariah karena adanya unsur riba (bunga) dan gharar
(ketidakpastian). Oleh karena itu, ulama menyarankan agar umat Islam
menggunakan asuransi syariah yang berprinsip pada akad mudharabah atau
musyarakah.
Dalam asuransi syariah, perusahaan asuransi berperan sebagai mudharib
(pengelola) dan pemegang polis berperan sebagai sahibul mal (pemilik modal).
Hasil keuntungan dari investasi yang dilakukan oleh perusahaan asuransi akan
dibagi sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak. Selain itu, asuransi
syariah juga harus memperhatikan prinsip-prinsip syariah seperti jujur, amanah,
adil, dan transparan.
Asuransi syariah dianggap lebih sesuai dengan prinsip-prinsip Islam karena
menghindari unsur riba dan ketidakpastian yang dianggap sebagai penyebab
ketidakadilan dalam transaksi finansial. Dalam Islam, memberikan perlindungan
finansial pada diri sendiri atau orang lain dianggap sebagai bentuk kebaikan dan
penghargaan terhadap nilai-nilai persaudaraan dalam agama.

3
B. Prinsip-Prinsip Asuransi Dalam Islam

Prinsip-prinsip asuransi dalam Islam didasarkan pada konsep saling tolong-


menolong dan gotong-royong dalam menanggulangi risiko. Beberapa prinsip
asuransi dalam Islam antara lain:

1. Al-Takaful: Prinsip ini menekankan pada nilai-nilai kebersamaan dan saling


membantu antar sesama umat Islam dalam menanggulangi risiko. Jadi, tidak
hanya sekadar memperoleh manfaat asuransi, tetapi juga saling berbagi
dengan sesama pemegang polis.
2. Al-Tabarru’: Prinsip ini mengajarkan untuk berderma atau bersedekah
sebelum terjadinya kerugian atau risiko. Nasabah harus memberikan sejumlah
uang sebagai tabarru' atau dana sukarela untuk membantu sesama pemegang
polis yang mengalami kerugian.
3. Al-Mudharabah: Prinsip ini mengacu pada kerjasama antara pemegang polis
dan perusahaan asuransi, di mana perusahaan asuransi bertindak sebagai
mudharib dan pemegang polis sebagai sahibul mal. Hasil keuntungan yang
dihasilkan dari investasi oleh perusahaan asuransi akan dibagi antara kedua
belah pihak sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
4. Al-Amanah: Prinsip ini menekankan pentingnya kejujuran dan amanah dalam
setiap transaksi, termasuk dalam transaksi asuransi. Perusahaan asuransi
harus berperan sebagai pengelola yang jujur dan amanah terhadap dana
nasabah, dan nasabah juga harus memberikan informasi yang jujur dan
lengkap tentang kondisi dan risiko yang dihadapinya.
5. Al-’Adl: Prinsip ini mengajarkan pentingnya keadilan dalam setiap transaksi,
termasuk dalam transaksi asuransi. Perusahaan asuransi harus menetapkan
tarif premi yang adil dan sesuai dengan risiko yang dihadapi oleh pemegang
polis, serta memberikan ganti rugi atau santunan yang sesuai dengan kerugian
yang dialami oleh pemegang polis.

2.2 Konsep BPJS

A. Definisi BPJS

BPJS adalah singkatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, yang


merupakan sebuah lembaga yang menyelenggarakan program jaminan sosial di
Indonesia. BPJS berfungsi untuk memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat
Indonesia melalui program jaminan kesehatan, jaminan pensiun, dan jaminan
kecelakaan kerja.

4
BPJS Kesehatan merupakan program jaminan kesehatan yang memberikan
akses kesehatan yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat Indonesia.
Pelayanan kesehatan yang disediakan meliputi pemeriksaan kesehatan, rawat inap,
rawat jalan, obat-obatan, dan tindakan medis lainnya.

BPJS Ketenagakerjaan adalah program jaminan pensiun dan kecelakaan


kerja bagi tenaga kerja di Indonesia. Program ini memberikan perlindungan bagi
tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja atau kehilangan penghasilan akibat
sakit atau cacat yang mengakibatkan tidak dapat bekerja.

BPJS bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup


masyarakat Indonesia melalui perlindungan sosial. Program BPJS didanai oleh
iuran yang dibayarkan oleh peserta dan pemerintah, dan menjadi salah satu program
prioritas dalam pembangunan sosial di Indonesia

Konsep BPJS dalam Islam sebenarnya memiliki kesesuaian dengan konsep


zakat, sedekah, dan qardhul hasan. Zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim
yang memiliki harta tertentu, yang dibayarkan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya. Sedekah juga merupakan amalan yang dianjurkan dalam Islam, di
mana seseorang memberikan sebagian harta miliknya untuk membantu orang yang
membutuhkan. Qardhul hasan adalah pemberian pinjaman tanpa bunga untuk
membantu orang yang membutuhkan.

Dalam konteks BPJS Kesehatan, peserta membayar iuran sebagai bentuk


tanggung jawab sosial untuk membantu sesama yang membutuhkan pengobatan.
Sementara itu, dalam BPJS Ketenagakerjaan, iuran yang dibayarkan oleh peserta
digunakan sebagai bentuk persiapan untuk masa pensiun atau bila terjadi
kecelakaan kerja.

Konsep BPJS dalam Islam juga mencerminkan prinsip saling tolong-


menolong dan gotong-royong dalam menanggulangi risiko, yang merupakan nilai-
nilai penting dalam kehidupan sosial umat Muslim. Oleh karena itu, program BPJS
dapat dianggap sebagai bentuk implementasi nilai-nilai sosial dalam Islam. Namun,
untuk memastikan bahwa program ini berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam,
diperlukan pengawasan dan audit yang ketat untuk memastikan bahwa dana yang
terkumpul digunakan dengan transparan dan adil.

B. Prinsip-Prinsip BPJS Dalam Islam

Sebagai sebuah program jaminan sosial, BPJS memiliki prinsip-prinsip


dasar yang sejalan dengan prinsip-prinsip dalam Islam, antara lain:

5
1. Prinsip keadilan: BPJS didirikan dengan tujuan untuk memberikan
perlindungan sosial yang adil bagi masyarakat Indonesia. Dalam Islam,
keadilan merupakan nilai yang sangat penting dan diharapkan untuk diterapkan
dalam semua aspek kehidupan.
2. Prinsip saling tolong-menolong: BPJS juga berlandaskan prinsip saling tolong-
menolong dalam menangani risiko sosial, yang sangat penting dalam Islam.
Konsep saling tolong-menolong dalam Islam menekankan pentingnya
membantu sesama, baik dalam hal materi maupun moral.
3. Prinsip keterbukaan dan transparansi: BPJS harus beroperasi dengan
keterbukaan dan transparansi dalam pengelolaan dana peserta, sehingga peserta
dapat memastikan bahwa iuran yang dibayarkan digunakan untuk kepentingan
yang sesuai. Prinsip ini juga sesuai dengan nilai-nilai Islam yang mendorong
transparansi dalam semua aspek kehidupan.
4. Prinsip keberlanjutan: BPJS harus dioperasikan secara berkelanjutan dan
berkesinambungan, sehingga dapat memberikan perlindungan sosial bagi
masyarakat Indonesia dalam jangka panjang. Dalam Islam, prinsip
keberlanjutan juga sangat penting dalam menjaga keseimbangan dan keadilan
sosial.
5. Prinsip akuntabilitas: BPJS harus bertanggung jawab atas pengelolaan dana
peserta, dan selalu siap memberikan pertanggungjawaban kepada peserta dan
masyarakat. Prinsip ini sejalan dengan nilai-nilai Islam yang menekankan
pentingnya akuntabilitas dalam pengelolaan dana dan harta milik.

Dalam konteks BPJS, prinsip-prinsip ini harus diterapkan dengan baik


untuk memastikan bahwa program jaminan sosial ini berjalan dengan efektif dan
efisien, serta dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat Indonesia

2.3 Persamaan dan Perbedaan Antara Asuransi dan BPJS Dalam Fikih Muamalah
Kontemporer

Ada beberapa persamaan dan perbedaan antara asuransi dan BPJS dalam fikih
muamalah kontemporer. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Persamaan:

1. Tujuan perlindungan: Baik asuransi maupun BPJS didirikan dengan tujuan


memberikan perlindungan sosial kepada peserta, terutama dalam hal risiko
keuangan atau kesehatan.
2. Prinsip-prinsip yang sejalan: Baik asuransi maupun BPJS memiliki prinsip-prinsip
dasar yang sejalan dengan prinsip-prinsip dalam Islam, seperti keadilan, saling
tolong-menolong, keterbukaan, transparansi, keberlanjutan, dan akuntabilitas.

6
3. Kewajiban membayar iuran: Baik asuransi maupun BPJS membutuhkan
pembayaran iuran atau premi dari peserta, yang merupakan kewajiban bagi peserta
untuk dapat memperoleh manfaat perlindungan.

Perbedaan:

1. Sifat perusahaan: Asuransi umumnya dikelola oleh perusahaan swasta, sedangkan


BPJS merupakan program jaminan sosial yang dikelola oleh pemerintah.
2. Cakupan manfaat: Asuransi umumnya memiliki cakupan manfaat yang lebih luas
dan fleksibel, sedangkan manfaat BPJS lebih terfokus pada jaminan kesehatan dan
kecelakaan.
3. Mekanisme klaim: Asuransi memiliki mekanisme klaim yang lebih cepat dan
efisien, sedangkan BPJS memiliki mekanisme klaim yang cenderung lebih rumit
dan membutuhkan waktu lebih lama.
4. Iuran: Iuran atau premi asuransi cenderung lebih mahal daripada iuran BPJS,
terutama untuk asuransi yang memiliki cakupan manfaat yang lebih luas.
5. Hukum yang berlaku: Asuransi diatur dalam hukum perdata, sedangkan BPJS
diatur dalam hukum publik atau undang-undang khusus.

Dalam fikih muamalah kontemporer, baik asuransi maupun BPJS dapat dianggap
sebagai bentuk perlindungan sosial yang diperbolehkan dalam Islam, selama prinsip-
prinsip Islam seperti keadilan, saling tolong-menolong, keterbukaan, transparansi,
keberlanjutan, dan akuntabilitas dipenuhi.

2.4 Pandangan Ulama Mengenai Asuransi dan BPJS

A. Asuransi

Pandangan ulama tentang asuransi dalam Islam beragam, tergantung pada


interpretasi dan pemahaman masing-masing. Namun, pada umumnya, ulama Islam
menyetujui konsep asuransi dalam Islam selama tidak bertentangan dengan prinsip-
prinsip syariah.

Beberapa ulama menyatakan bahwa asuransi adalah haram karena terdapat


unsur riba (bunga) dalam praktik asuransi konvensional. Namun, ada juga yang
berpendapat bahwa asuransi diperbolehkan asal tidak melanggar prinsip-prinsip
syariah seperti keadilan, saling tolong-menolong, dan keterbukaan.
Pendapat para ulama tersebut kemudian melahirkan praktik asuransi syariah
yang lebih sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Asuransi syariah didasarkan pada
konsep tabarru’ (sumbangan sukarela) dan ta’awun (saling tolong-menolong), di

7
mana premi yang dibayarkan oleh peserta digunakan untuk membantu peserta lain
yang membutuhkan bantuan.

Dalam pandangan ulama, asuransi dalam Islam harus memenuhi beberapa


prinsip, yaitu:
1. Tidak mengandung unsur riba (bunga).
2. Tidak melanggar prinsip keadilan.
3. Tidak menimbulkan ketidakpastian (gharar).
4. Tidak melanggar prinsip saling tolong-menolong.
5. Tidak melanggar prinsip keterbukaan dan transparansi.

Dalam praktiknya, asuransi syariah dianggap lebih sesuai dengan prinsip-


prinsip Islam, karena tidak mengandung unsur riba (bunga) dan memenuhi prinsip-
prinsip syariah lainnya. Namun, beberapa ulama masih mempertanyakan beberapa
praktik dalam asuransi syariah, seperti penggunaan reasuransi atau praktik
penangguhan klaim, yang dinilai bisa menimbulkan ketidakpastian (gharar) bagi
peserta

B. BPJS

Pandangan ulama mengenai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)


dalam Islam cukup beragam. Sebagian ulama menyetujui konsep BPJS karena
dianggap sebagai bentuk kepedulian sosial dalam masyarakat. Namun, ada juga
ulama yang menentang BPJS karena dianggap tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah.

Beberapa ulama menyatakan bahwa BPJS diperbolehkan dalam Islam


selama tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti keadilan, saling tolong-
menolong, dan keterbukaan. BPJS juga dianggap sebagai wujud realisasi dari
prinsip-prinsip maqasid syariah (tujuan syariah), terutama dalam menjaga
keamanan dan kesejahteraan sosial masyarakat.

Namun, ada juga ulama yang menentang BPJS karena terdapat unsur riba
(bunga) dalam praktik investasi dan pengelolaan dana. Selain itu, beberapa praktik
dalam BPJS seperti pengelolaan dana yang tidak transparan, dan ketidakadilan
dalam pembagian manfaat juga dinilai melanggar prinsip-prinsip syariah.

Dalam pandangan ulama, BPJS dalam Islam harus memenuhi beberapa


prinsip, yaitu:

1. Tidak melanggar prinsip keadilan.


2. Tidak melanggar prinsip saling tolong-menolong.

8
3. Tidak melanggar prinsip keterbukaan dan transparansi.
4. Tidak mengandung unsur riba (bunga).
5. Tidak menimbulkan ketidakpastian (gharar).
6. Tidak mengandung unsur judi (maisir).

Sebagai solusi, beberapa ulama menyarankan agar BPJS diubah menjadi


sistem asuransi syariah, yang memenuhi prinsip-prinsip syariah dan tidak
mengandung unsur riba. Namun, implementasi dan pengawasan terhadap sistem
asuransi syariah juga harus ditingkatkan untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip
syariah benar-benar terpenuhi.

Pendapat ulama tentang Asuransi dan BPJS dalam Islam bisa berbeda-beda
tergantung pada pemahaman masing-masing ulama. Berikut beberapa ulama yang
menerima dan menentang asuransi dan BPJS dalam Islam:

Ulama yang menerima Asuransi:

• Yusuf al-Qaradawi: Ulama asal Mesir ini menyatakan bahwa asuransi dalam Islam
diperbolehkan selama tidak melanggar prinsip-prinsip syariah. Asuransi bisa
menjadi bentuk kepedulian sosial dan membantu masyarakat dalam menghadapi
risiko yang tidak terduga.
• Muhammed Taqi Usmani: Ulama asal Pakistan ini menyatakan bahwa asuransi
dalam Islam diperbolehkan jika tidak melibatkan unsur riba (bunga) dan
ketidakpastian (gharar), serta memenuhi prinsip-prinsip syariah.

Ulama yang menentang Asuransi:

• Ibn Baz: Ulama asal Arab Saudi ini menyatakan bahwa asuransi dalam Islam tidak
diperbolehkan karena melibatkan unsur riba dan ketidakpastian. Menurutnya, lebih
baik masyarakat saling membantu dalam menghadapi risiko daripada
mengandalkan asuransi.
• Abu Yusuf: Ulama asal Iraq ini juga menentang asuransi dalam Islam karena dinilai
melibatkan unsur riba dan bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

Ulama yang menerima BPJS:

• KH. M. Arifin Ilham: Ulama asal Indonesia ini menyatakan bahwa BPJS dalam
Islam diperbolehkan selama tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti
keadilan dan keterbukaan. BPJS bisa menjadi bentuk kepedulian sosial dalam
masyarakat.

9
• Anwar Abbas: Ulama asal Indonesia ini juga menerima konsep BPJS dalam Islam
selama memenuhi prinsip-prinsip syariah dan tidak melibatkan unsur riba.

Ulama yang menentang BPJS:

• Muhammadiyah: Organisasi keagamaan di Indonesia ini menentang BPJS karena


dinilai melibatkan unsur riba dan tidak memenuhi prinsip-prinsip syariah.
Muhammadiyah lebih memilih sistem asuransi syariah sebagai bentuk kepedulian
sosial dalam masyarakat.
• Yusuf al-Qaradawi: Ulama asal Mesir ini juga menentang BPJS karena dinilai
melibatkan unsur riba dalam praktik investasi dan pengelolaan dana.

2.5 Implementasi Asuransi dan BPJS dalam Konteks Indonesia

A. Peran BPJS dalam pelayanan kesehatan dan perlindungan sosial di


Indonesia

BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) adalah sebuah lembaga


pemerintah Indonesia yang bertugas menyelenggarakan program jaminan sosial,
termasuk program jaminan kesehatan. Berikut ini adalah peran BPJS dalam
pelayanan kesehatan dan perlindungan sosial di Indonesia:

1. Memberikan jaminan kesehatan bagi seluruh warga negara Indonesia BPJS


Kesehatan adalah program jaminan kesehatan yang dikelola oleh BPJS.
Program ini memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi seluruh warga
negara Indonesia, termasuk bagi mereka yang tidak mampu membayar biaya
kesehatan yang mahal. Dengan BPJS Kesehatan, masyarakat Indonesia dapat
mendapatkan akses kesehatan yang lebih merata dan terjangkau.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan BPJS Kesehatan bekerja sama
dengan berbagai pihak, termasuk rumah sakit, klinik, dan dokter, untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Melalui program ini, BPJS
memberikan insentif bagi penyedia layanan kesehatan yang memberikan
pelayanan yang baik dan memenuhi standar yang ditetapkan.
3. Mengurangi beban biaya kesehatan Dengan adanya BPJS Kesehatan,
masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir lagi tentang biaya kesehatan yang
mahal. BPJS Kesehatan membantu mengurangi beban biaya kesehatan yang
harus ditanggung oleh masyarakat, sehingga mereka dapat lebih fokus pada
pemenuhan kebutuhan dasar lainnya.
4. Memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat Indonesia Selain program
jaminan kesehatan, BPJS juga menyelenggarakan program jaminan sosial
lainnya, seperti jaminan pensiun, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan hari
tua. Dengan adanya program-program ini, BPJS memberikan perlindungan
sosial bagi masyarakat Indonesia.
5. Mengurangi kesenjangan sosial BPJS membantu mengurangi kesenjangan
sosial di Indonesia dengan memberikan akses kesehatan yang sama bagi seluruh

10
masyarakat Indonesia, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau
status pekerjaan. Program BPJS Kesehatan membantu mengurangi kesenjangan
dalam akses kesehatan antara masyarakat kaya dan miskin di Indonesia.

Dengan peran-peran tersebut, BPJS memiliki peran penting dalam


pelayanan kesehatan dan perlindungan sosial di Indonesia. Oleh karena itu, perlu
adanya dukungan dan kerjasama dari seluruh pihak untuk terus meningkatkan
kualitas dan jangkauan program-program yang diselenggarakan oleh BPJS.

B. Penerapan prinsip-prinsip syariah dalam asuransi di Indonesia

Di Indonesia, terdapat beberapa perusahaan asuransi yang menerapkan prinsip-


prinsip syariah dalam kegiatan bisnisnya. Berikut ini adalah beberapa penerapan
prinsip-prinsip syariah dalam asuransi di Indonesia:

1. Prinsip musyarakah Prinsip musyarakah adalah prinsip kerjasama dalam


bisnis syariah. Dalam asuransi syariah, prinsip musyarakah diterapkan dengan
memberikan hak kepemilikan atas aset-aset asuransi kepada para pemegang
polis, sehingga terjadi kerjasama antara perusahaan asuransi dan pemegang
polis dalam mengelola dana asuransi.
2. Prinsip mudharabah Prinsip mudharabah adalah prinsip pembagian
keuntungan dalam bisnis syariah. Dalam asuransi syariah, prinsip mudharabah
diterapkan dengan mengelola dana asuransi secara halal dan menghasilkan
keuntungan yang dibagi antara perusahaan asuransi dan pemegang polis.
3. Prinsip tabarru Prinsip tabarru adalah prinsip sumbangan dalam bisnis syariah.
Dalam asuransi syariah, prinsip tabarru diterapkan dengan memberikan
sumbangan dari dana asuransi untuk membantu sesama yang membutuhkan,
seperti dalam program donasi untuk korban bencana alam atau pemberian
santunan kepada keluarga korban meninggal dunia.
4. Prinsip takaful Prinsip takaful adalah prinsip saling menolong dalam bisnis
syariah. Dalam asuransi syariah, prinsip takaful diterapkan dengan
membentuk sebuah pool dana dari para pemegang polis yang digunakan untuk
memberikan manfaat kepada mereka yang membutuhkan.
5. Prinsip syariah compliance Prinsip syariah compliance adalah prinsip
kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan bisnis. Dalam
asuransi syariah, prinsip syariah compliance diterapkan dengan memastikan
seluruh kegiatan bisnis yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip syariah,
seperti menghindari investasi pada produk-produk yang dianggap haram oleh
agama Islam.

Dengan penerapan prinsip-prinsip syariah dalam asuransi, diharapkan


masyarakat Muslim di Indonesia dapat memperoleh manfaat dari jasa asuransi
dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip agama Islam.
Selain itu, penerapan prinsip-prinsip syariah juga dapat membantu meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan asuransi yang menerapkannya.

11
Di Indonesia, asuransi dan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
merupakan dua sistem yang berbeda. Asuransi di Indonesia umumnya ditawarkan oleh
perusahaan asuransi swasta, sedangkan BPJS diselenggarakan oleh pemerintah dan bersifat
wajib bagi seluruh warga negara Indonesia.

Implementasi asuransi dan BPJS dalam konteks Indonesia memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Berikut adalah beberapa poin yang perlu diperhatikan:

1. Asuransi:

• Kelebihan: Memiliki fleksibilitas dalam menentukan jenis dan cakupan


perlindungan yang diinginkan oleh peserta asuransi. Peserta dapat memilih jenis
asuransi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansialnya.
• Kekurangan: Tidak semua orang mampu membayar premi yang cukup tinggi untuk
mendapatkan perlindungan asuransi yang memadai. Selain itu, beberapa jenis
asuransi seringkali memiliki ketentuan-ketentuan yang rumit dan sulit dipahami
oleh masyarakat awam.

2. BPJS:

• Kelebihan: Memberikan jaminan sosial bagi seluruh warga negara Indonesia,


terutama bagi mereka yang tidak mampu membayar biaya kesehatan yang mahal.
Selain itu, BPJS juga memberikan akses kesehatan yang lebih merata di seluruh
Indonesia.
• Kekurangan: BPJS seringkali mengalami masalah keuangan dan kesulitan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang memadai. Selain itu, BPJS juga seringkali
mengalami kendala dalam pelayanan dan administrasi, seperti antrian yang panjang
dan kesulitan dalam mendapatkan obat-obatan yang sesuai dengan kondisi pasien.

Secara keseluruhan, implementasi asuransi dan BPJS dalam konteks Indonesia


masih memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi. Oleh karena itu, perlu adanya
upaya untuk terus meningkatkan sistem tersebut agar dapat memberikan perlindungan dan
jaminan sosial yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Indonesia.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asuransi adalah suatu bentuk kontrak atau perjanjian antara dua belah pihak, yaitu
perusahaan asuransi dan nasabah atau pemegang polis, yang memberikan perlindungan
finansial atas risiko tertentu dengan pembayaran premi oleh nasabah.
Prinsip-prinsip asuransi dalam Islam didasarkan pada konsep saling tolong-
menolong dan gotong-royong dalam menanggulangi risiko. Beberapa prinsip asuransi
dalam Islam antara lain:
1. Al-Takaful:
2. Al-Tabarru’:
3. Al-Mudharabah:
4. Al-Amanah:
5. Al-’Adl:
BPJS adalah singkatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, yang merupakan
sebuah lembaga yang menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia. BPJS
berfungsi untuk memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat Indonesia melalui
program jaminan kesehatan, jaminan pensiun, dan jaminan kecelakaan kerja.
Sebagai sebuah program jaminan sosial, BPJS memiliki prinsip-prinsip dasar yang
sejalan dengan prinsip-prinsip dalam Islam, antara lain:
1. Prinsip keadilan:
2. Prinsip saling tolong-menolong:
3. Prinsip keterbukaan dan transparansi:
4. Prinsip keberlanjutan:
5. Prinsip akuntabilitas:

3.1 Saran
Penulis menyaranakan agar pembaca memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna memperbaiki karya ilmiah ini, mungkin hanya ini yang dapat saya
lakukan, mohon maaf atas segala kekurangan karya ilmiah ini, semoga Allah Ta’ala
melimpahkan rahim dan hidayahnya kepada kita semua.
Ilmu bukan hanya untuk sekedar dicari, tapi perlu juga untuk digali guna difahami
secara mendalam. Ilmu tak akan ada habisnya dalam hitungan jumlah maupun waktu dalam
mencari dan mendalaminya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ajib, M. (2019). Asuransi syariah (Vol. 194). Lentera Islam.


Ali, H. Z. (2023). Hukum asuransi syariah. Sinar Grafika.
Rumengan, D. S., Umboh, J. M. L., & Kandou, G. D. (2015). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan pada peserta BPJS
kesehatan di Puskesmas Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado. Jikmu,
5(2).
Sukardi, D. (2016). Pengelolaan Dana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs)
Kesehatan Dalam Perspektif Hukum Islam. Mahkamah: Jurnal Kajian Hukum
Islam, 1(1).
Maulidah, F. Z. L. (2018). Program Pemerintah BPJS Terhadap Pengelolaan Dana Menurut
Prespektif Islam. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

14

Anda mungkin juga menyukai