MAKALAH
Disusun Oleh:
Rizky Amalia Putri (215120234)
Arninditha Sayidina (215120216)
Joshua Jostio Setiawan (215120225)
Yuni Rabiah (215120222)
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karunia-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah pembahasan tentang ASURANSI DAN BPJS DALAM FIKIH
MUAMALAH KONTEMPORER dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai wujud pemenuhan
tugas dari Ibu Nadia, S.Sy., M.H. sebagai dosen penganmpu pada mata kuliah
Fikih Muamalah Kontemporer.
Penulis sadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya Makalah ini tidak lepas
dari dukungan, dorongan, dan bimbingan, serta doa dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Ibu Nadia, S.Sy., M.H. selaku dosen pengampu mata kuliah Fikih
Muamalah Kontemporer yang telah memberikan waktu, tenaga, pikiran, dan
dukungan dalam bentuk pengarahan dan bimbingan sehingga Makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan ekonomi yang semakin maju dan kompleks membuat banyak orang
mencari cara untuk melindungi diri dari risiko finansial yang tidak diinginkan. Salah satu
cara yang banyak digunakan adalah dengan membeli asuransi atau bergabung dengan
program jaminan sosial seperti BPJS. Namun, di tengah perdebatan tentang sah atau
tidaknya asuransi dan BPJS dalam Islam, kita harus mempertimbangkan pandangan ulama
dan prinsip-prinsip syariah dalam fikih muamalah.
Makalah ini bertujuan untuk membahas pandangan ulama tentang asuransi dan
BPJS dalam Islam, prinsip-prinsip syariah yang harus diterapkan dalam asuransi dan BPJS,
serta perbandingan antara kedua konsep tersebut dalam Islam. Melalui makalah ini,
diharapkan pembaca dapat memahami pandangan ulama tentang asuransi dan BPJS dalam
konteks ekonomi modern serta bagaimana menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam
penggunaannya.
Metodologi penulisan makalah ini adalah dengan melakukan studi literatur dan
analisis pandangan ulama tentang asuransi dan BPJS dalam Islam. Makalah ini juga akan
mencakup perbandingan antara asuransi dan BPJS dalam Islam dengan mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangan keduanya.
1
1.3 Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defini Asuransi
Asuransi adalah suatu bentuk kontrak atau perjanjian antara dua belah
pihak, yaitu perusahaan asuransi dan nasabah atau pemegang polis, yang
memberikan perlindungan finansial atas risiko tertentu dengan pembayaran premi
oleh nasabah. Dalam asuransi, risiko yang ditanggung oleh perusahaan asuransi
dapat berupa kerugian finansial akibat kecelakaan, penyakit, atau kematian. Dalam
hal terjadi risiko tersebut, perusahaan asuransi akan memberikan ganti rugi atau
santunan kepada nasabah sesuai dengan kesepakatan dalam polis asuransi yang
telah disepakati sebelumnya. Asuransi dapat menjadi salah satu cara untuk
melindungi diri dari risiko finansial dan memberikan keamanan finansial bagi
pemegang polis.
Asuransi dalam Islam dibedakan menjadi dua jenis, yaitu asuransi
konvensional dan asuransi syariah. Asuransi konvensional dianggap bertentangan
dengan prinsip-prinsip syariah karena adanya unsur riba (bunga) dan gharar
(ketidakpastian). Oleh karena itu, ulama menyarankan agar umat Islam
menggunakan asuransi syariah yang berprinsip pada akad mudharabah atau
musyarakah.
Dalam asuransi syariah, perusahaan asuransi berperan sebagai mudharib
(pengelola) dan pemegang polis berperan sebagai sahibul mal (pemilik modal).
Hasil keuntungan dari investasi yang dilakukan oleh perusahaan asuransi akan
dibagi sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak. Selain itu, asuransi
syariah juga harus memperhatikan prinsip-prinsip syariah seperti jujur, amanah,
adil, dan transparan.
Asuransi syariah dianggap lebih sesuai dengan prinsip-prinsip Islam karena
menghindari unsur riba dan ketidakpastian yang dianggap sebagai penyebab
ketidakadilan dalam transaksi finansial. Dalam Islam, memberikan perlindungan
finansial pada diri sendiri atau orang lain dianggap sebagai bentuk kebaikan dan
penghargaan terhadap nilai-nilai persaudaraan dalam agama.
3
B. Prinsip-Prinsip Asuransi Dalam Islam
A. Definisi BPJS
4
BPJS Kesehatan merupakan program jaminan kesehatan yang memberikan
akses kesehatan yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat Indonesia.
Pelayanan kesehatan yang disediakan meliputi pemeriksaan kesehatan, rawat inap,
rawat jalan, obat-obatan, dan tindakan medis lainnya.
5
1. Prinsip keadilan: BPJS didirikan dengan tujuan untuk memberikan
perlindungan sosial yang adil bagi masyarakat Indonesia. Dalam Islam,
keadilan merupakan nilai yang sangat penting dan diharapkan untuk diterapkan
dalam semua aspek kehidupan.
2. Prinsip saling tolong-menolong: BPJS juga berlandaskan prinsip saling tolong-
menolong dalam menangani risiko sosial, yang sangat penting dalam Islam.
Konsep saling tolong-menolong dalam Islam menekankan pentingnya
membantu sesama, baik dalam hal materi maupun moral.
3. Prinsip keterbukaan dan transparansi: BPJS harus beroperasi dengan
keterbukaan dan transparansi dalam pengelolaan dana peserta, sehingga peserta
dapat memastikan bahwa iuran yang dibayarkan digunakan untuk kepentingan
yang sesuai. Prinsip ini juga sesuai dengan nilai-nilai Islam yang mendorong
transparansi dalam semua aspek kehidupan.
4. Prinsip keberlanjutan: BPJS harus dioperasikan secara berkelanjutan dan
berkesinambungan, sehingga dapat memberikan perlindungan sosial bagi
masyarakat Indonesia dalam jangka panjang. Dalam Islam, prinsip
keberlanjutan juga sangat penting dalam menjaga keseimbangan dan keadilan
sosial.
5. Prinsip akuntabilitas: BPJS harus bertanggung jawab atas pengelolaan dana
peserta, dan selalu siap memberikan pertanggungjawaban kepada peserta dan
masyarakat. Prinsip ini sejalan dengan nilai-nilai Islam yang menekankan
pentingnya akuntabilitas dalam pengelolaan dana dan harta milik.
2.3 Persamaan dan Perbedaan Antara Asuransi dan BPJS Dalam Fikih Muamalah
Kontemporer
Ada beberapa persamaan dan perbedaan antara asuransi dan BPJS dalam fikih
muamalah kontemporer. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Persamaan:
6
3. Kewajiban membayar iuran: Baik asuransi maupun BPJS membutuhkan
pembayaran iuran atau premi dari peserta, yang merupakan kewajiban bagi peserta
untuk dapat memperoleh manfaat perlindungan.
Perbedaan:
Dalam fikih muamalah kontemporer, baik asuransi maupun BPJS dapat dianggap
sebagai bentuk perlindungan sosial yang diperbolehkan dalam Islam, selama prinsip-
prinsip Islam seperti keadilan, saling tolong-menolong, keterbukaan, transparansi,
keberlanjutan, dan akuntabilitas dipenuhi.
A. Asuransi
7
mana premi yang dibayarkan oleh peserta digunakan untuk membantu peserta lain
yang membutuhkan bantuan.
B. BPJS
Namun, ada juga ulama yang menentang BPJS karena terdapat unsur riba
(bunga) dalam praktik investasi dan pengelolaan dana. Selain itu, beberapa praktik
dalam BPJS seperti pengelolaan dana yang tidak transparan, dan ketidakadilan
dalam pembagian manfaat juga dinilai melanggar prinsip-prinsip syariah.
8
3. Tidak melanggar prinsip keterbukaan dan transparansi.
4. Tidak mengandung unsur riba (bunga).
5. Tidak menimbulkan ketidakpastian (gharar).
6. Tidak mengandung unsur judi (maisir).
Pendapat ulama tentang Asuransi dan BPJS dalam Islam bisa berbeda-beda
tergantung pada pemahaman masing-masing ulama. Berikut beberapa ulama yang
menerima dan menentang asuransi dan BPJS dalam Islam:
• Yusuf al-Qaradawi: Ulama asal Mesir ini menyatakan bahwa asuransi dalam Islam
diperbolehkan selama tidak melanggar prinsip-prinsip syariah. Asuransi bisa
menjadi bentuk kepedulian sosial dan membantu masyarakat dalam menghadapi
risiko yang tidak terduga.
• Muhammed Taqi Usmani: Ulama asal Pakistan ini menyatakan bahwa asuransi
dalam Islam diperbolehkan jika tidak melibatkan unsur riba (bunga) dan
ketidakpastian (gharar), serta memenuhi prinsip-prinsip syariah.
• Ibn Baz: Ulama asal Arab Saudi ini menyatakan bahwa asuransi dalam Islam tidak
diperbolehkan karena melibatkan unsur riba dan ketidakpastian. Menurutnya, lebih
baik masyarakat saling membantu dalam menghadapi risiko daripada
mengandalkan asuransi.
• Abu Yusuf: Ulama asal Iraq ini juga menentang asuransi dalam Islam karena dinilai
melibatkan unsur riba dan bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
• KH. M. Arifin Ilham: Ulama asal Indonesia ini menyatakan bahwa BPJS dalam
Islam diperbolehkan selama tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti
keadilan dan keterbukaan. BPJS bisa menjadi bentuk kepedulian sosial dalam
masyarakat.
9
• Anwar Abbas: Ulama asal Indonesia ini juga menerima konsep BPJS dalam Islam
selama memenuhi prinsip-prinsip syariah dan tidak melibatkan unsur riba.
10
masyarakat Indonesia, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau
status pekerjaan. Program BPJS Kesehatan membantu mengurangi kesenjangan
dalam akses kesehatan antara masyarakat kaya dan miskin di Indonesia.
11
Di Indonesia, asuransi dan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
merupakan dua sistem yang berbeda. Asuransi di Indonesia umumnya ditawarkan oleh
perusahaan asuransi swasta, sedangkan BPJS diselenggarakan oleh pemerintah dan bersifat
wajib bagi seluruh warga negara Indonesia.
Implementasi asuransi dan BPJS dalam konteks Indonesia memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Berikut adalah beberapa poin yang perlu diperhatikan:
1. Asuransi:
2. BPJS:
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuransi adalah suatu bentuk kontrak atau perjanjian antara dua belah pihak, yaitu
perusahaan asuransi dan nasabah atau pemegang polis, yang memberikan perlindungan
finansial atas risiko tertentu dengan pembayaran premi oleh nasabah.
Prinsip-prinsip asuransi dalam Islam didasarkan pada konsep saling tolong-
menolong dan gotong-royong dalam menanggulangi risiko. Beberapa prinsip asuransi
dalam Islam antara lain:
1. Al-Takaful:
2. Al-Tabarru’:
3. Al-Mudharabah:
4. Al-Amanah:
5. Al-’Adl:
BPJS adalah singkatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, yang merupakan
sebuah lembaga yang menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia. BPJS
berfungsi untuk memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat Indonesia melalui
program jaminan kesehatan, jaminan pensiun, dan jaminan kecelakaan kerja.
Sebagai sebuah program jaminan sosial, BPJS memiliki prinsip-prinsip dasar yang
sejalan dengan prinsip-prinsip dalam Islam, antara lain:
1. Prinsip keadilan:
2. Prinsip saling tolong-menolong:
3. Prinsip keterbukaan dan transparansi:
4. Prinsip keberlanjutan:
5. Prinsip akuntabilitas:
3.1 Saran
Penulis menyaranakan agar pembaca memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna memperbaiki karya ilmiah ini, mungkin hanya ini yang dapat saya
lakukan, mohon maaf atas segala kekurangan karya ilmiah ini, semoga Allah Ta’ala
melimpahkan rahim dan hidayahnya kepada kita semua.
Ilmu bukan hanya untuk sekedar dicari, tapi perlu juga untuk digali guna difahami
secara mendalam. Ilmu tak akan ada habisnya dalam hitungan jumlah maupun waktu dalam
mencari dan mendalaminya.
13
DAFTAR PUSTAKA
14