ASURANSI SYARIAH
Disusun oleh :
X BDP 3
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2
2.1 Pengertian Asuransi Syariah........................................................... 2
2.2 Sejarah Asuransi Syariah................................................................ 2
2.3 Hukum Asuransi Syariah................................................................ 2
2.4 Rukun Syarat Asuransi Syariah...................................................... 3
2.5 Jenis Jenis Asuransi Syariah........................................................... 3
2.6 Apa saja Produk Asuransi Syariah.................................................. 4
2.7 Tujuan dan Prinsip Asuransi Syariah.............................................. 5
2.8 Manfaat Asuransi Syariah............................................................... 7
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 9
3.2 Saran............................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
dengan syariat agama karena terdapat praktik riba dan gharar tersebut. Oleh
sebab itulah pada tahun 2001 MUI menerbitkan fatwa bahwa asuransi syariah
secara sah diperbolehkan dalam ajaran agama Islam.
Fatwa MUI Nomor 21/DSN-MUI/X/2001 tersebut mempertegas
kehalalan asuransi syariah yang di antaranya mengatur tentang prinsip umum
dan akad asuransi syariah. Dengan demikian jaminan perlindungan/takaful
yang ditawarkan melalui program asuransi syariah ini jelas hukumnya halal
sesuai dengan fatwa yang diterbitkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Sedangkan regulasi yang mengatur tentang seluk beluk dan
pengelolaan asuransi di Indonesia diatur dalam UU No. 40 Tahun 2014
tentang Perasuransian. Undang-undang ini mengatur tidak hanya asuransi
konvensional, namun juga mengatur tentang tata kelola asuransi syariah
dengan sangat jelas dan terperinci.
3
1) Akad Tabarru’ (Hibah / Tolong Menolong)
Peserta Asuransi memberikan hibah yang akan digunakan untuk menolong
peserta lain yang terkena musibah, sedangkan perusahaan asuransi sebagai
pengelola dana hibah.
2) Akad Tijarah (Mudharabah)
Dalam akad ini perusahaan asuransi sebagai mudharib (Pengelola), dan
peserta sebagai shahibul mal (Pemegang Polis). Premi dari akad ini dapat
diinvestasikan dan hasil keuntungan atas investasi tersebut dibagi-hasilkan
kepada para pesertanya.
3) Akad Wakalah bil Ujrah
Akad ini memberikan kuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi untuk
mengelola dana peserta dengan imbalan pemberian ujrah (fee). Perusahaan
asuransi sebagai wakil dapat menginvestasikan premi yang diberikan,
namun tidak berhak memperoleh bagian dari hasil investasi.
4) Akad Mudharabah Musytarakah
Akad ini merupakan pengembangan dari akad mudharabah, dimana
perusahaan asuransi sebagai mudharib dan juga menyertakan dananya
dalam investasi bersama dana peserta. Bagi hasil investasi dibagikan
antara perusahaan asuransi dan peserta sesuai nisbah yang disepakati
sesuai dengan porsi dana masing-masing.
4
pendidikan. Ahli waris juga tetap akan mendapatkan manfaat dana
pendidikan apabila peserta asuransi meninggal dunia.
5
3. Asuransi Kesehatan Syariah
Asuransi yang akan memberikan santunan atau penggantian jika
peserta asuransi sakit, atau kecelakaan.
4. Asuransi dengan Investasi (unit link) Syariah\
Produk yang memberikan manfaat asuransi dan manfaat hasil
investasi. Sebagian premi yang dibayar dalam investasi ini dialokasikan
untuk dana tabarru’ dan sebagian dialokasikan sebagai investasi peserta.
5. Asuransi Kerugian Syariah
Asuransi yang memberikan ganti rugi kepada tertanggung atas
kerugian harta benda yang dipertanggungjawabkan.
6. Asuransi Syariah Berkelompok
Asuransi ini dirancang khusus untuk peserta kumpulan seperti
perusahaan, organisasi, maupun komunitas. Dengan jumlah peserta yang
lebih banyak asuransi ini lebih murah bila dibandingakan dengan asuransi
syariah individu.
7. Asuransi Haji dan Umroh
Asuransi ini memberikan perlindungan finansial bagi jama’ah
haji/umroh atas musibah yang terjadi selama menjalankan ibadah
haji/umroh. Khusus asuransi haji telah diatur melalui fatwa MUI nomor
39/DSN-MUI/X/2002 tentang asuransi haji agar para jamaah mendapatkan
ketenangan selama menjalankan ibadah haji.
6
2. Adil
Prinsip asuransi jiwa syariah yang satu ini berarti seluruh pihak
yang terlibat berhak memiliki hak dan kewajiban secara adil. Itu berarti,
tidak ada pihak yang merasa dirugikan selama proses pengelolaan asuransi
berlangsung.
3. Amanah
Amanah berarti dapat dipercaya. Hal ini berlaku untuk perusahaan
sekaligus Peserta. Pihak perusahaan asuransi harus bisa mengelola dana
asuransi secara jujur. Sementara itu, Peserta juga harus mengajukan klaim
dengan sejujur mungkin.
4. Kerelaan (Ridha)
Kerelaan atau ridha menunjukkan kesediaan Peserta asuransi untuk
bersama-sama menghibahkan sebagian dana untuk menolong sesama
dalam bentuk dana tabarru’. Para Peserta juga setuju untuk memberikan
sejumlah upah untuk perusahaan asuransi untuk mengelola dana tabarru’
tersebut.
5. Kepercayaan
Prinsip asuransi jiwa syariah berikutnya adalah kepercayaan. Baik
Peserta maupun pengelola harus saling percaya. Peserta harus percaya
bahwa kontribusi yang disetorkan akan dikelola sebaik dan seadil
mungkin. Sedangkan, pengelola harus percaya bahwa Peserta mengajukan
klaim sebenar-benarnya.
6. Terbebas dari riba
Riba adalah bunga yang muncul setelah sejumlah uang disimpan
dalam jangka waktu tertentu. Dalam syariat Islam, hal tersebut dilarang
karena bukan merupakan suatu hak dan harus dijauhi. Asuransi jiwa
syariah menerapkan akad mudharabah atau bagi hasil sehingga tidak
terdapat riba.
7. Terbebas dari perjudian
Masih ada pandangan pada asuransi ada pihak yang mendapatkan
klaim dianggap sebagai pihak yang menang karena mendapatkan manfaat
dan yang tidak mendapatkan klaim sebagai pihak yang kalah. Dalam
7
asuransi jiwa syariah hal ini tidak terjadi karena konsep asuransi jiwa
syariah berdasarkan tolong menolong.
Pihak yang mendapatkan klaim akan terbantu oleh peserta yang
lain, sedangkan kontribusi yang dibayarkan pihak yang tidak mendapat
klaim tidak akan hangus dan tetap berada di dana tabarru’ untuk terus
membantu dirinya atau peserta lain bila terjadi risiko.
8. Menghindari ketidakpastian (Gharar)
8
4) Memberikan jaminan perlindungan dari risiko kerugian yang diderita oleh
6) hanya satu pihak
5) Efisien, dikarenakan tidak perlu lagi mengalokasikan biaya, waktu dan
7) tenaga tersendiri untuk memberikan perlindungan diri
6) Sharing cost, yaitu cukup hanya dengan membayar biaya dengan jumlah
8) tertentu, dan tidak perlu membayar sendiri jumlah biaya kerugian yang
9) timbul karena sesuatu yang tidak bisa diprediksi.
7) Menabung, karena premi yang dibayarkan kepada pihak asuransi, pada
saat
10) jatuh tempo akad selesai, maka uang tersebut akan dikembalikan kepada
11) peserta asuransi.
9
BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Penerapan prinsip syariah dalam Asuransi Syariah di Asuransi Jiwa
Bersama Bumiputera Tulungagung adalah bahwa dari hasil wawancara dengan
narasumber, observasi lapangan, dokumen-dokumen yang tersedia diperoleh
keterangan bahwa asuransi syariah yang ada dalam produkproduk asuransi syariah
di PT AJB Bumi Putera Cabang Tulungagung diawasi oleh dewan pengawas
syariah dimana seluruh kegiatannya dipantau oleh dewan pengawas syariah guna
memastikan bahwa produk tersebut aman dan sesuai dengan syariah dalam artian
produk syariah haruslah terbebas dari maisir, riba dan gharar.
2.2 Saran
Setelah menyelesaikan penelitian skripsi ini, adapun saran dari penulis
sebagai berikut:
1. Saran Bagi Akademisi
Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai penerapan prinsip syariah
dalam asuransi syariah di instansi-instansi yang memiliki produk-produk
syariah umumnya atau produk asuransi syariah khususnya.
2. Saran Bagi Dewan Pengawas Syariah
10