Anda di halaman 1dari 14

MUAMALAH KEUANGAN SESUAI SYARIAH

Kelompok 2
Kelas X-2

Muhammad Zidane
Marcello Obraien
Fahrel Ariansyah
Syaifah Ayiriza Helmi
Ayla Azzura Diyantri
Agustina Rara
Saputri

YAYASAN PENDIDIKAN BUDHI WARMAN


SMA BUDHI WARMAN 1
Jl. Raya Bogor Km. 19 Kramat Jati Jakarta Timur
Telp. (021) 8096069, Email: smasbudhiwarman1@gmail.com
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan seluruh nikmat
iman dalam islam serta sehat wal alfiat, tak lupa shalawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW kepada keluarga,
sahabat, tabilt tabi'in dan kepada kita semua sebagai umatnya yang
Insyaallah senantiasa istiqamah dijalannya.
Makalah ini saya buat berjuan untuk memberikan ringkasan
informasi mengenai apa itu syariah dan lain lain. Semoga makalah ini dapat
memberikan ilmu serta wawasan bagi pembaca menjadi lebih luas lagi.
Kami sangat menyadari keterbatasan dalam penulisan laporan ini
maupun dalam pelaksanaan kegiatan sekalipun. Oleh karena itu, Tiada yang
sempurna di dunia, melainkan Allah SWT, tuhan yang maha sempurna.
Maka kritik serta anjuran yang sifatnya membangun, sangat kami harapkan
guna kesempurnaan makalah ini Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita dan kegiatan ini dapat berjalan sengan lancar sesuai
dengan harapan kami. Aamiin

Wabillahi taufik wal hidayah,


Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabawaraktuh

Jakarta, 19 Oktober 2023

(Kelompok 2)

i
DAFTAR ISI

HYPERLINK \l "_TOC_250010" KATA PENGANTAR............................................i


DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang Asuransi Indonesia.....................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Pengertian Asuransi................................................................................................1
B. Jenis Jenis Asuransi...............................................................................................2
C. Asuransi Syariah.....................................................................................................3
- Kafalan..............................................................................................................3
- Rukun Kafalan...................................................................................................3
- Syarat Kafalan...................................................................................................4
- Ketentuan Asuransi Syariah..............................................................................4
D. Bank Syariah..........................................................................................................5
- Pengertian Bank Syariah..................................................................................5
- Layanan Bank Syariah......................................................................................5
- Hikmah Asuransi Syariah..................................................................................7
E. Koperasi Syariah....................................................................................................8
- Pengertian Koperas Syariah.............................................................................8
- Syarat Koperasi Syariah....................................................................................8
- Nilai – nilai Koperasi Syariah..........................................................................8
BAB III PENUTUP......................................................................................................................9

ii

BAB I
PENDAHULUA
N
A. Latar Belakang
Asuransi pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Hindia
Belanda yang bergerak di bidang asuransi sektor perkebunan yang bernama Bataviasche
Zee End Brand Arrantie Maatscappij pada tahun 1843. Awalnya asuransi menjamin
segala risiko yang diakibatkan oleh kebakaran dan risiko kecelakaan pada saat
pengangkutan hasil perkebunan. Setelah itu muncullah beberapa perusahaan penyedia
jasa asuransi pada berbagai bidang hingga datangnya penjajahan Jepang yang
menyebabkan banyak perusahaan asuransi yang bangkrut. Adapun perusahaan asuransi
syariah pertama yang lahir di Indonesia, diawali dari inisiatif Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia (ICMI) dengan kontribusi dari PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Bank
Muamalat Tbk., Departemen Keuangan RI dan beberapa pengusaha muslim.

Indonesia, dengan bantuan teknis dari Syarikat Takaful Malaysia, Bhd. Oleh Tim
Pembentuk Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI), akhirnya mulailah operasi penyedia
jasa asuransi PT Syarikat Takaful Indonesia (Takaful Indonesia) pada tanggal 24
Februari 1994 yang diresmikan oleh Menristek/Kepala BPPT BJ Habibie sebagai
perusahaan perintis pengembangan asuransi syariah yang pertama di Indonesia.

1
A. Rumusan Masalah
1. Pengertian Syariah
2. Apa saja Landasan yang menjadi pendoman Bank Syariah
3. Bagaimana jalannya Koperasi Syariah

C.Tujuan
1. Mengetahui apa itu Syariah
2. Mengetahui apa saja yang ada Bank Syariah
3. Mengetahui apa itu Koperasi Syariah

2
BAB II
PEMBAHASA
N
A. Pengertian Asuransi
Secara bahasa kata “asuransi” diambil dari bahasa Inggris yaitu insurance, yang
konstan diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi istilah asuransi. Arti insurance
menurut Meriam Webster ialah “a means of guaranteeing protection or” atau "suatu
kegunaan dalam menjamin perlindungan atau keamanan." Definisi asuransi menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pertanggungan, secara umum asuransi
lebih dikenal dengan “jaminan” Sementara pengertian asuransi dikutip dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), yakni perjanjian antara perusahaan asuransi dan pemegang polis yang
menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan dalam
bentuk mengganti atau mengurangi kerugian.

Dalam asuransi ada dua istilah yang dikenal dengan polis dan premi. Polis adalah
dokumen legal yang menjadi kontrak tertulis antara pemegang polis dan perusahaan
asuransi sebagai penanggung. Sedangkan premi adalah kewajiban yang harus dibayar
tertanggung kepada pihak asuransi sebagai jasa pengalihan risiko sesuai dengan
perjanjian yang tertera dalam polis.

B. Jenis Asuransi
1. Asuransi Jiwa
2. Asuransi Kesehatan
3. Asuransi Pendidikan
4. Asuransi Investasi
5. Asuransi Kendaraan
6. Asuransi Kecelakaan
7. Asuransi Korporasi
8. Asuransi Hari Tua

C. Asuransi Syariah
1. Kafalah
Praktik asuransi syariah di Indonesia didasarkan pada hukum kafalah atau
takaful, kafalah adalah suatu hukum jaminan dalam islam untuk menyatukan
tanggung jawab Penjamin kepada orang yang di jamin guna menunaikan hak
wajib di waktu itu atau di masa yang akan datang.

2. Rukun Kafalah
A. Kafil (orang yang menjamin atau penjamin)
B. Al-makful labu (orang yang meminjamkan uang)
C. Al-makful anbu (orang yang beruntung)
D. Al-makful Bibi (objek jaminan biasanya berupa uang, utang, barang atau
orang)
E. Sigat (akad/ijab)

3
3. Syarat Kafalah
A. Kafil (penjamin), yaitu orang yang menjamin di syaratkan sudah balig dan
memiliki hak penuh untuk melakukan undakan hukum dalam urusan
hartanya
B. Al-makful anbu (orang yang berutang) di syaratkan memiliki kesanggupan
C. Menyerahkan tanggungannya kepada penjamin
D. Al-makful labu (orang yang meminjamkan uang) memiliki syarat, yaitu
berakal, dapat hadir pada waktu akad, dan di ketahui Identitas nya
E. Al-makful bibi (objek pinjaman) harus berupa uang, barang atau pekerjaan,
harus piutang mengikat (lazim) yang tidak akan hilang setelah di bayar atau
di bebaskan
F. Sigat (akad) syarat nya harus mengandung makna menjamin secara nyata
dan jelas

4. Ketentuan Asuransi Syariah


A. Berlandaskan Al-Qur’an
Berbeda dari asuransi konvensional yang berlandaskan aturan yang dibuat
oleh manusia, asuransi syariah menggunakan dasar hukum rerdapat pada Al-
Qur'an dan hadis yang kemudian dijabarkan dalam dan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Sebagaimana Allah Swt. Fatwa Dewan Syariah Nasional
(DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) berfirman dalam Al-Qur'an Surah An-
Nisa' (4) ayat 9
B. Kepercayaan
Prinsip asuransi jiwa syariah berikutnya adalah kepercayaan. Baik Peserta
maupun pengelola harus saling percaya.
C. Terbebas dari riba
Riba adalah bunga yang muncul setelah sejumlah uang disimpan dalam
jangka waktu tertentu.
D. Terbebas dari perjudian
Masih ada pandangan pada asuransi ada pihak yang mendapatkan klaim
dianggap sebagai pihak yang menang karena mendapatkan manfaat dan yang
tidak mendapatkan klaim sebagai pihak yang kalah.
E. Menghindari ketidakpastian (Gharar)
Dalam syariah Islam suatu transaksi jual beli harus memastikan salah
satunya adalah kapan benda atau jasa yang dibeli diberikan.
F. Penempatan Investasi

4
D. Bank Syariah

Pengertian Bank Syariah


Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah dan menurut jenisnya berdiri atas bank umum syariah dan bank
pembiayaan rakyat syariah.

Layanan Bank Syariah


Secara garis besar layanan yang disediakan bank syariah terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu lembaga penghimpun dana, lembaga penyaluran dana dan jasa
layanan. Secara rinci akan diuraikan sebagai berikut.

A. Lembaga Penghimpun Dana


Prinsip penghimpunan dana pada bank syariah sesuai dengan fatwa Dewan Syariah
Nasional (DSN), ada dua prinsip penghimpunan dana yang dianut oleh bank syariah, yaitu
sebagai berikut

1. Prinsip Tabungan Wadiah


Akad yang dianut dalam tabungan wadiah ialah akad penitipan aset.
Wadiah ada dua jenis, yakni sebagai berikut.
a. Wadiah yad Dlamanab
Yaitu titipan yang selama belum dikembalikan kepada si penitip,
aset boleh dimanfaatkan oleh pihak penerima (bank syariah).
Prinsip ini merupakan prinsip yang paling populer bagi bank
syariah di Indonesia.
b. Wadiab yad Amanah
Wadiah yad amanah mencegah pihak penerima titipan agar tidak
mengambil manfaat atas barang yang dititipkan tersebut sampai
pihak yang menitipkan mengambilnya kembali.

2. Prinsip Tabungan Mudarabah


Mudarabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di
mana pemilik modal (sahibulmal) mempercayakan sejumlah modal
kepada pengelola (mudarib) dengan suatu perjanjian di awal.
Mudarabah terbagi menjadi tiga macam, diantaranya sebagai berikut.
a. Mudarabah Mutlakah (Kerja Sama Mutlak)
Yaitu sistem mudarabah yang memberikan kuasa penuh kepada
pengelola untuk menjalankan usahanya tanpa batasan apa pun
yang berkaitan dengan usaha tersebut.
b. Mudarabah Mukayadah (kerja Sama Berbatas)
Yaitu sistem mudarabah yang mana pemilik modal memberikan
batasan kepada mudarib dalam pengelolaan uang berupa jenis
usaha apa pun yang dijalankan, tempat, pemasok maupun target
konsumennum.
c. Mudarabah Musyarakah (Kerja Sama Bersyarat)
Yaitu sistem mudarabah di mana pihak pengelola dana
menyeratakan modalnya dalam kerja sama investasi.

5
B. Lembaga Penyaluran Dana
Bank syariah berusaha tidak meminjamkan uang ke nasabah sebagai
output penyaluran dana ke masyarakat, namun bank syariah
mengeluarkan dana dalam bentuk pendanaan usaha, di antaranya sebagai
berikut.

1. Usaha Jual Beli (Tiparad)


Jual beli adalah proses pemindahan hak milik suatu barang atau aset
dengan menggunakan uang sebagai media.

a. Murabahah (Mengambil Laba Penjualan)


Marabahah merupakan suatu akad yang dijalankan menggunakan
instrumen jual beli dengan mengambil keuntungan yang
disepakati oleh penjual dan pembeli.
b. Bai Salam
Jual beli salam adalah jasa pembiayaan yang berkaitan dengan
jual beli yang pembiayaannya dilakukan bersamaan dengan
pemesanan barang, dimana barang, yang diperjualbelikan belum
tersedia pada saat transaksi dan harus diproduksi terlebih dahulu,
seperti produk – produk pertanian dan produk – produk fungible
(barang yang dapat diperkirakan dan diganti sesuai berat, ukuran,
dan jumlahnya) dan sebagainya.

c.Istisnak
Istisnak secara sederhana, artinya akad yang terjalin antara
pemesan sebagai pihak pertama dengan seorang produsen suatu
barang atau penyedia jasa maupun yang serupa sebagai pihak
kedua.

Persewaan (jarab) 2
Sewa – menyewa ini, dilakukan oleh bank syariah dalam dua
cara, yaitu sebagai berikut.

Tjarah adalah transaksi pemidahan hak guna atau manfaat atas


suatu barang atau jasa melalui sewa/upah dalam waktu tertentu, tanpa adanya
pemindah hak atas barang tersebut.

- Arab Mamtala Bittamlik


Jenis ini merupakan gabungan antara sewa – menyewa, jual beli dan hibah.
Pihak yang menyewakan, memiliki rencana akan menjual barang yang
disewakan pada akhir masa sewa.
- Jasa pelayanan
Ada beberapa jasa pelayanan yang ditawarkan oleh bank syariah, di antaranya
sebagai berikut.

6
1. Perwakilan (Wakalah)
Wakalah adalah upaya pemberian hak kuasa penuh dari satu orang ke
orang lain. Wakalah dapat berupa pelimpahan oleh seseorang kepada
orang lain atas urusan yang boleh ia lakukan sendiri dan boleh ia
lakukan sendiri dan boleh diambil orang lain agar dilakukan ketika ia
masih hidup.

2. Transfer Tanggungan (Himalah)


Hiwalah adalah transaksi yang timbul karena salah satu pihak
memindahkan tagihan utang seseorang kepada orang lain yang
menanggungnya. Contohnya Eko memiliki utang 50 ribu kepada Budi,
namun Talhah memiliki hutang 50 ribu kepada Eko. Oleh karena itu,
Eko meminta Budi menagih utangnya dari Talhah sebagai pembayaran
bagi Eko terhadap utangnya ke Budi.

3. Kafalah
Kafalah ialah upaya yang dilakukan suatu pihak guna menjamin pihak
lain untuk memenuhi kewajiban pihak kedua yang ditanggungnya.

4. Gada (Raban)
Rahan adalah menahan barang nasabah yang memiliki nilai tertentu
sebagai jaminan untuk mendapatkan uang pinjaman dari bank (el
Lateral dengan ketetapan mengacu pada syariah islam).

Hikmah Nasabah Bank Syariah


1. Terhindar dari riba
2. Berdasarkan syariah islam
3. Keuntungan yang diberikan berdasarkan bagi hasil
4. Dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
5. Bank Syariah Sudah Dilengkapi Fasilitas Net Banking
6. Sistem Bagi Hasil Lebih Adil dan Transparan
7. Dana Nasabah Dipergunakan sesuai dengan syariah
8. Adanya Pengeringatan Dini tentang Bahaya karena Sifatnya yang Transparan
9. Dana Ditunjukan untuk Kepentingan dan Kemaslahatan Umat
10. Memberlakukan Saldo Tabungan yang Rendah

7
E. KoperasiSyariah

Pengertian Koperasi

Syariah
Koperasi jasa keuangan syariah adalah lembaga keuangan mikro di indonesia. KJKS
pada dasarnya pengembangan dari konsep ekonomi islam yang disebut syariah,
terutama pada lembaga keuangan. Merupakan lembaga berbadan hukum yang
menjalankan operasionalnya mengacu pada prinsip – prinsip syariah tersebut.

Syarat - syarat Koperasi Syariah


Sekilas Tentang Syarat dan Tata Cara Pendirian Koperasi
Daftar nama pendiri;
Nama dan tempat kedudukan;
Maksud dan tujuan serta bidang usaha;
Ketentuan mengenai keanggotaan;
Ketentuan mengenai Rapat Anggota;
Ketentuan mengenai pengelolaan;
Ketentuan mengenai permodalan;
Nilai-nilai Koperasi Syariah
Perti kekeluargaan, gotong royong dan kebersamaan, kemandirian, dan solidaritas.
Contoh koperasi Syariah
Koperasi Produsen Gema Mandiri Syariah.
Koperasi Pondok Pesantren Tarbiyatul Mustafid.
KSPPS Nurul Iman Wal Amal.
8

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam masalah muamalat, adat kebiasaan bisa dijadikan dasar hukum
dengan syarat hubungan keperdataan tersebut tidak dilarang oleh al-qur’an
dan as-sunnah. Ini berarti Islam membuka pintu selebar-lebarnya kepada
pihak –pihak yang berkepentingan untuk mengembangkan dan menciptakan
bentuk dan macam-macam transaksi baru sesuai dengan perkembangan
zaman sepanjang itu tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
Selain itu dalam transaksi-transaksi muamalat, yang menjadi acuannya
adalah terciptanya unsur kemaslahatan yang mengandung makna bahwa
hubungan itu mendatangkan kebaikan, berguna dan berfaedah bagi kehidupan
pribadi dan masyarakat.

B. Saran
Sesuai yang telah dituliskan dalam makalah ini maka dapat disarankan sebagai berikut.

1. Di masa yang serba modern berbasis teknologi sekarang ini, sangat diperlukan
pemahaman mengenai segala hal yang dilakukan sehari-hari bagi manusia yang
bersumber dari hukum syara’ yang jelas sanadnya dan rujukan ayat-ayat mengenai
fenomena online shopping berdasarkan pemahaman yang benar sesuai penafsiran para
Ulama’. Dengan demikian, orang-orang akan mengetahui bahwa semua yang terkait
dengan muamalah sudah di nash dan ada aturannya dalam syariat Islam. Sehingga, adanya
tren baru yang serba memudahkan manusia dalam bermuamalah tidak disalahgunakan
pada yang tidak fungsinya.
2. Dalam tulisan ini, mengenai relevansi online shopping dengan ayat-ayat tentang jual
beli yang dikaji dengan pendekatan tafsir maudlu’i dan maqashidi dirasa masih sangat
banyak kekurangan, baik dari segi kelengkapan isi pembahasan, sumber rujukan, ataupun
lainnya. Maka dari itu, penulis berharap bagi peneliti selanjutnya dapat membahas lebih
dalam lagi mengenai tema tulisan ini dari berbagai sudut pandang sesuai perkembangan
zaman serta dapat mengembangkan lebih lanjut, menuangkan ide dan pemikiran yang
lebih baik, sehingga dapat menambah sumbangan ilmu dan pemahaman yang mudah
dimengerti oleh para pembaca, dan juga menjadi bahan acuan untuk peneliti-peneliti
selanjutnya.
9

Anda mungkin juga menyukai