Anda di halaman 1dari 16

TAFAKUL UMUM , TAFAKUL KELUARGA DAN RETAFAKUL

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuransi Syariah


Dosen Pengampu : Endang Sriani, S.H.I., M.H.

Disusun Oleh :
Novita Romadoni 33020200006
Lutfiani Dewi Fatmawati 33020200066
Imas Siti Maemunah 33020200106
Anis Fatimatul Khoiriyah 33020200119

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat , taufiq,
hidayah dan inayahNya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
yang berjudul “Takaful Umum, Takaful Keluarga dan Retakaful“ guna memenuhi
tugas mata kuliah Asuransi Syariah. Shalawat serta salam tercurahkan kepada baginda
kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya kelak.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunamakalah ini, dan juga kepada Ibu Endang Sriani, S.H.I., M.H.selaku dosen
mata kuliah Asuransi Syariah yang telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga
dapat mempermudah kami dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi
penulisan maupun materi yang kami bawakan. Kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat kami harapan sebagai pedoman demi mengembangkan makalah ini
menjadi lebih baik. Oleh karena itu kami dengan senang hati menerima segala kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca. Demikian yang dapat kami sampaikan,
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta tambahan ilmu pengetahuan bagi
para pembaca.

Salatiga, 28 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................2

DAFTAR ISI ......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................4


A. Latar Belakang ..........................................................................................................4

B. Rumusan Masalah .....................................................................................................4

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................5


A. Pengertian Takaful ....................................................................................................5

B. Mekanisme Operasional............................................................................................8

BAB III PENUTUP .........................................................................................................15


A. Kesimpulan .............................................................................................................15

B. Saran .......................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuransi atau pertanggungan menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992
tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, yang
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada pihak tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkanatas meninggalatau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Sedangkan asuransi syariah ini sendiri adalah suatu pengaturan
pengelolaan resiko yang memenuhi ketentuan syariah, tolong menolong secara
mutual yang melibatkan peserta dan operator Nama lain dari asuransi syariah ini
sendiri adalah asuransi takaful, dimana takaful ini artinya menolong, mengasuh,
memelihara, memberi nafkah, dan mengambil alih perkara seseorang. Sedangkan
pengertian takaful dalam fiqh muamalah adalah saling memikul resiko di antara
sesama muslim sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penangggung atas
resiko yang lainnya. Di dalam asuransi takaful yang sebenarnya terjadi adalah saling
bertanggung jawab, bantu membantu dan melindungi para peserta sendiri.
Perusahaan asuransi takaful diberi kepercayaan (amanah) oleh para peserta untuk
mengelola premi para peserta, mengembangkan dengan jalan halal, memberikan
santunan kepada yang mengalami musibah sesuai isi akta perjanjian. Berkaitan
dengan itu, maka asuransi takaful dapat menawarkan dua jenis pertanggungan, yaitu:
Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa) dan Takaful Umum (Asuransi Umum).1

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Takaful Umum, Takaful Keluarga dan Retakaful dan
Dasar Takaful?
2. Bagaimana Mekanisme Operasional Takaful Keluarga dan Retakaful?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan Memahami Pengertian Takaful
2. Mengetahui dan Memahami Operasional Takaful

1 4
Fatwa Dewan Syariah Nasional NO.21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi
Syariah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Takaful
Kata Takaful berasal dari takafala-yatakafalu yang berarti menjamin atau
saling menanggung. Arti dari Takaful dalam pengertian muamalah adalah saling
memikul risiko diantara sesama orang, sehingga antara satu dengan yang lainnya
menjadi penanggung atas risiko yang lainnya.2
Terdapat tiga jenis usaha asuransi syariah yang wujudnya sesuai dan
disamakan dengan tiga jenis usaha asuransi dalam pasal 3 UU No. 2 tahun 1992,
yaitu Takaful Umum (Asuransi Kerugian), Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa) dan
Retakaful (Reasuransi).3

1. Takaful Umum
Takaful Umum adalah bentuk asuransi syariah yang memberikan
perlindungan finansial kepada peserta takaful dalam menghadapi bencana atau
kecelakaan harta benda milik peserta. Fokus utamanya memberikan layanan dan
bantuan menyangkut asuransi di bidang kerugian seperti perlindungan dari
kebakaran, engangkutan, niaga, dan kendaraan bermotor, dengan harapan bisa
tercapainya masyarakat Indonesia yang sejahtera dengan perlindungan asuransi
yang sesuai Muamalah Syariah Islam.4
2. Takaful Keluarga
Takaful keluarga adalah bentuk asuransi syariah yang utamanya
memberikan layanan, perlindungan dan bantuan menyangkut asuransi jiwa dan
keluarga, untuk kesejahteraan masyarakat yang tentu dilandaskan pada Syariah
Islam. Produk yang ditawarkan oleh Asuransi Takaful Keluarga pun meliputi
layanan individual, layanan grup atau kumpulan, bancassurance dan khusus
asuransi kesehatan. Pengelolaan dana asuransi syariah pada Takaful Keluarga,
terdapat dua macam sistem yang dipakai, yaitu sistem pengelolaan dana dengan
unsur tabungan dan sistem pengelolaan dana tanpa unsur tabungan.

2
Hanifa Maulani Ramadhan, Endang Siti AstutiAstuti dan Riyadi. “Analisis Implementasi
Sistem Informasi Klaim Pada Asuransi Syariah (Studi Kasus Pada Asuransi Takaful Umum Kantor
Pemasaran Surabaya)." Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas Brawijaya, Volume 4, Nomor 1, Agustus
2013. hlm. 4.
3
Nurul Ichsan, “Peluang dan Tantangan Inovasi Produk Asuransi Syariah.” Jurnal Ekonomi
Islam, Volume 7, Nomor 2, September 2016. hlm. 133.
4
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life ang general) Konsep dan system Operasional,
(Jakarta: Gema Insani, 2004). hlm.120
5
Guna meningkatkan kualitas oprasional dan pelayanan, Takaful Keluarga
telah memperoleh sertifikasi ISO 9001;2008 dari Det Norske Veritas (DNV),
Norwegia, pada November 2009 sebagai standar internasional mutakhir untuk
sistem manajemen mutu. Takaful Keluarga terdaftar dan diawasi oleh Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) serta memiliki tenaga pemasaran yang terlisensi oleh
asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) dan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia
(AASI). Kinerja positif Takaful Keluarga dari tahun ketahun dibuktikan dengan
diraihnya penghargaan-penghargaan prestisius yang diberikan oleh berbagai
institusi.
Takaful Keluarga berkomitmen untuk terus memperkuat dan memperluas
jaringan layanan di seluruh Indonesia. Peningkatan dan pembaharuan system
teknologi informasi terus diupayakan demi memberikan pelayanan prima kepada
peserta. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, Takaful Keluarga menjadi
pilihan terpercaya dalam menyediakan solusi perlindungan jiwa dan perencanaan
investasi sesuai syariah bagi masyarakat Indonesia.
Akad yang dipakai dalam takaful keluarga yaitu akad perjanjian al-
mudharabah, al-mudharabah musyarakah, dan wakalah bil ujrah dengan hak dan
kewajiban sesuai dengan perjanjian, sedangkan kontribusi/premi takaful bisa
diangsur secara bulanan, seperempat tahunan, setengah tahunan atau tahunan.
Jumlah angsuran minimal ditetapkan oleh perusahaan dihitung sesuai dengan
jangka waktu kontrak, jadwal angsuran dan jumlah pertanggungan. Adapun
kontribusi/premi takaful yang dibayar peserta dimasukkan ke dalam dua jenis
rekening, yaitu Rekening peserta dan Rekening khusus peserta sesuai dengan
porsi masing-masing yang ditetapkan perusahaan. Rekening peserta berfungsi
sebagai investasi dan simpanan, sedangkan Rekening khusus sebagai sumbangan
(tabbaru) untuk menutup klaim jika terjadi musibah pada peserta takaful.5
Asuransi adalah perjanjian antar dua pihak dalam sebuah sistem
pembayaran angsuran demi untuk meringankan atau menghapus kerugian yang
jelas nilai harganya, dari segi ekonomi bagi setiap peserta. Pada bab III pasal 3
UU No. 2 tahun 1992 dijelaskan tentang jenis-jenis bidang usaha perasuransian di
Indonesia.

5
Jurnal Ekonomi Islam, (April 2016: Vol. 6 No. 1) hlm. 53

6
3. Retakaful (Reasuransi)
Reasuransi adalah istilah yang digunakan saat satu perusahaan asuransi
melindungi dirinya terhadap resiko asuransi dengan memanfaatkan jasa dari
perusahaan asuransi lain. Terdapat banyak alasan yang menyebabkan perusahaan
asuransi melakukan reasuransi. Pembagian resiko adalah salah satu alasan
reasuransi. Jika perusahaan asuransi berpendapat bahwa nilai asuransi suatu
premi lebih besar daripada nilai yang dapat ditanggungnya, maka ia dapat
membagi resiko yang dihadapinya dengan mengasuransikan kembali sebagian
nilai itu pada perusahaan reasuransi (pada dasarnya hal ini mirip dengan tidakan
hedging pada industri keuangan lainnya).
Dengan dilakukannya reasuransi ini, pada dasarnya perusahaan asuransi
telah melakukan perlindungan terhadap kestabilan tingkat pendapatannya karena
reasuransi telah melindunginya dari potensi kerugian yang besar. Alasan lain
adalah untuk mendapatkan keuntungan sebagai perantara dengan
mengasuransikan kembali pada perusahaan reasuransi dengan premi yang lebih
rendah daripada tingkat premi yang dikenakan perusahaan asuransi itu sendiri
pada pelanggannya.
Pengertian reasuransi sebagaimana tersimpul dalam KUHD pasal 271
tersebut tampak sejiwa dan seirama dengan yang dikemukakan oleh pakar
reasuransi Robert 1 Mehr dan E. Cammack dalam bukunya Principle of
Insurance yang mengatakan:
"Reinsurance is the insurance of insurance", artinya reasuransi adalah
asuransi dari asuransi atau asuransinya asuransi. Dengan kata lain, berdasarkan
prinsip kepentingan yang dapat dipertanggungkan, perusahaan asuransi yang telah
menutup suatu pertanggungan atas resiko atau resiko-resiko di suatu daerah
mempertanggungkan tertentu dapat kembali kelebihan tanggung gugat (excess
liability) yang melampaui daya tampungnya sendiri (own retention) kepada
penanggung lain.
Sedangkan reasuransi syariah (retakaful) adalah suatu proses saling
menanggung anatara pemberi sesi (ceding company) dengan penanggung ulang
(reasurandur), dimana ada proses suka sama suka(saling menyepakati) resiko dan
persyaratannya yang ditetapkan dalam akad. Dalam operasionalnya,
menggunakan prinsip syariah terbebas dari praktek riba, gharar, dan maisir.
Retakaful merupakan pengembangan dari industri asuransi syariah yang
7
memiliki tujuan yang sama dengan asuransi syariah, yaitu untuk menciptaan
kerjasama yang saling menguntungkan kedua belah pihak yang terlibat, dimana
satu pihak bertindak sebagai penanggung beban kerugian (insurer) yang
memungkinkan akan menimpa pihak yang tertanggung (insured/policy holder).
Pihak insurer dalam konteks asuransi syariah adalah perusahaan asuransi syariah
itu sendiri, sedangkan pihak insured adalah individu pemegang polis. Dalam
konteks reasuransi syariah, pihak insurer dalam konteks reasuransi syariah adalah
perusahaan reasuransi syariah, sedangkan pihak insured adalah perusahaan
asuransi syariah.6 Kontribusi retakaful yaitu dana yang dibayarkan peserta kepada
perusahaan asuransi.7

B. Mekanisme Operasional
1. Takaful Keluarga
Pengelolaan dana asuransi syariah pada Takaful Keluarga, terdapat dua
macam sistem yang dipakai, yaitu sistem pengelolaan dana dengan unsur
tabungan dan sistem pengelolaan dana tanpa unsur tabungan. Untuk aktivitas
asuransi syariah Takaful Keluarga yang tanpa unsur tabungan, mekanisme
operasional pengelolaan dananya sama saja dengan mekanisme operasional
Takaful Umum, sebagaimana akan diterangkan kemudian. Sedangkan mekanisme
operasional pengelolaan dana pada Asuransi Takaful Keluarga dengan unsur
tabungan adalah seperti gambaran dibawah ini. Setiap premi takaful yang telah
diterima akan dimasukkan ke dalam dua rekening:
a. Rekening tabungan, yaitu rekening tabungan peserta.
b. Rekening khusus/tabarru yaitu rekening yang diniatkan derma dan
digunakan untuk membayar klaim (manfaat takaful) kepada ahli waris,
apabila diantara peserta yang ditakdirkan meninggal dunia atau mengalami
musibah lainnya.
Premi takaful akan disatukan kedalam "kumpulan dana peserta yang
selanjutnya diinvestasikan dalam pembiayaan- pembiayaan proyek yang
dibenarkan syariah. Keuntungan yag diperoleh dari investasi itu akan dibagikan
sesuai dengan perjanjian mudharabah yang telah disepakati bersama, misalnya

6
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life ang general) Konsep dan System Operasional,
(Jakarta: Gema Insani, 2004). hlm. 120
7
Muhammad Amin, “Faktor Penentu Tingkat Proporsi Dana Tabarru’ Pada Asuransi Jiwa
Syariah.” Jurnal Lembaga Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Islam, Voume 2, Nomor 1, 2020. hlm. 32.
8
70% dari keuntungan untuk peserta dan 30% untuk perusahaan takaful.
Atas bagian keuntungan milik peserta (70%) akan ditambahkan kedalam
rekening tabungan dan rekening khusus secara proporsional. Rekening tabungan
akan dibayarkan apabila pertanggungan berakhir atau mengundurkan diri dalam
masa pertanggungan. Sedangkan rekening khusus akan dibayarkan apabila
peserta meninggal dunia dalam masa pertanggungan atau pertanggungan berakhir
(jika ada). Sedangkan bagian keuntungan milik perusahaan (30%) akan
digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Pengelolaan dana premi
takaful keluarga, yaitu:
a. Premi takaful yang diterima dimasukkan kedalam rekening tabungan dan
rekening tabarru Rekening tabungan, yaitu rekening tabungan peserta.
Rekening khusus Itabarru yaitu rekening yang diniatkan derma dan
digunakan untuk membayar klaim (manfaat takaful) kepada ahli waris,
apabila ada di antara peserta yang ditakdirkan meninggal dunia atau
mengalami musibah atau lainnya.
b. Premi takaful tersebut disatukan dalam kumpulan dana peserta, kemudian
dikembangkan melalui investasi proyek yang dibenarkan islam dengan
menggunakan prinsip mudharabah`qaz
c. Premi takaful akan disatukan ke dalam "kumpulan dana peserta" yang
selanjutnya diinvestasikan dalam pembiayaan-pembiayaan proyek yang
dibenarkan secara syariah. Keuntungan yang diperoleh dari investasi itu
akan dibagikan sesuai dengan perjanjiaan mudharabah yang disepakati
bersama mislanya 70% dari keuntungan untuk peserta dan 30% untuk
perusahaan takaful
Dari keuntungan peserta dimasukkan dalam rekening tabungan dan
rekening tabarru secara proposional. Atas bagian keuntungan milik peserta (70%)
akan ditambahkan ke dalam rekening tabungan dan rekening khusus secara
proporsional Rekening tabungan akan dibayarkan apabila pertanggungan berakhir
atau mengundurkan diri dalam masa pertangguhan. Sedangkan, rekening khusus
akan dibayarkan jika peserta meninggal dunia dalam masa pertanggungan atau
pertanggungan berakhir (jika ada). Untuk bagian keuntungan milik perusahaan
(30%) akan digunakan untuk membiayai operasional perusahaan.
Adapun konsep al-mudharabah, al- mudharabah musyarakah, dan
wakalah bin ujrah yang diterapkan pada asuransi Islam memiliki tiga unsur,
9
yaitu:
a. Dalam perjanjian antara peserta dengan perusahaan asuransi, perusahaan
diamanahkan untuk menginvestasikan dan mengusahakan pembiayaan ke
dalam proyek-proyek dalam bentuk musyarakah, mudharabah dan wadiah
yang dihalalkan dengan syara".
b. Perjanjian antara peserta dan perusahaan asuransi berbentuk perkongsian
untuk bersama-sama menanggung risiko usaha dengan prinsip bagi hasil
yang porsinya masing-masing telah disepakati bersama.
c. Dalam perjanjian antara peserta dengan perusahaan asuransi telah ditetapkan
bahwa sebelum bagian keuntungan yang diperoleh dari hasil usaha dan
investasi, terlebih dulu diselesaikan klaim manfaat takaful dari para peserta
yang mengalami musibah.8
2. Takaful Umum
Takaful Umum adalah bentuk asuransi syariah yang memberikan
perlindungan finansial kepada peserta takaful dalam menghadapi bencana atau
kecelakaan harta benda milik peserta. Fokus utamanya memberikan layanan dan
bantuan menyangkut asuransi di bidang kerugian seperti perlindungan dari
kebakaran, pengangkutan, niaga, dan kendaraan bermotor, dengan harapan bisa
tercapainya masyarakat Indonesia yang sejahtera dengan perlindungan asuransi
yang sesuai Muamalah Syariah Islam.
Takaful Umum produknya berupa asuransi kerugian, misalnya asuransi
risiko pembangunan gedung, asuransi kendaraan bermotor, asuransi kebakaran,
dan asuransi pembongkaran. Setiap premi takaful yang diterima akan dimasukkan
kedalam rekening khusus, yaitu rekening yang diniatkan tabarru, dan digunakan
untuk membayar klaim kepada peserta apabila terjadi musibah atas harta benda
atau peserta itu sendiri. Premi takaful akan dikelompokkan kedalam "kumpulan
dana peserta" untuk kemudian diinvestasikan kedalam pembiayaan- pembiayaan
proyek yang dibenarkan secara syariah.
Dalam akad sama dengan takaful keluarga yaitu perusahaan takaful dan
peserta mengikatkan diri dalam perjanjian al-mudharabah, al-mudharabah
musyarakah dan wakalah bin ujrah dengan hak dan kewajiban sesuai dengan
perjanjian. Peserta takaful umum bisa perseorangan, perusahaan atau yayasan

8
Nurul Ichsan. “Takaful Keluarga, Takaful Umum dan Retakaful.” Jurnal Ekonomi Islam.
Volume 6, Nomor 1, April 2016. hlm. 54-56
10
atau lembaga berbadan hukum lainnya.
Sedangkan kontribusi/premi takaful dibayar sekaligus pada awal untuk
jangka waktu satu tahun dan harus diperbarui apabila kontrak diperpanjang.
Adapun jumlah nominal premi ditetapkan oleh perusahaan dihitung sesuai dengan
resiko jenis takaful yang dipilih. Kontribusi/premi takaful yang dibayar peserta,
dimasukkan ke dalam kumpulan uang peserta (insurancei fund) yang berfungsi
sebagai investasi dan sumbangan (tabbaru) untuk menutup klaim apabila terjadi
musibah pada peserta takaful.9
Manfaat takaful yaitu klaim takaful akan dibayarkan kepada peserta yang
mengalami musibah yang menimbulkan kerugian harta bendanya sesuai dengan
perhitungan kerugian yang wajar. Dana pembayaran klaim takaful diambil dari
kumpulan pembayaran premi peserta. Baik pada takaful keluarga maupun takaful
umum keuntungan yang diperoleh dari hasil investasi dana rekening peserta pada
takaful keluarga dan dana kumpulan premi setelah dikurangi biaya operasional
perusahaan pada takaful umum, dibagikan kepada perusahaan dan para peserta
takaful sesuai dengan prinsip mudharabah dengan porsi pembagian yang telah
disepakati sebelumnya.10
Mekanisme Operasional Takaful Umum
a. Premi takaful diterima dimasukkan dalam rekening
b. Premi takaful tersebut dimasukkan kedalam kumpulan dana peserta, kemudian
dikembangkan melalui investasi yang dibenarkan islam
c. Keuntungan investasi yang diperoleh dimasukkan ke dalam kumpulan dana
peserta
d. Setelah dikurangi beban asuransi dan masih terdapat kelebihan, maka
kelebihan itu akan dibagi antara penanggung dan tertanggung.
Keuntungan investasi yang diperoleh akan dimasukkan kedalam kumpulan
dana peserta untuk kemudian dikurangi "beban asuransi" (klaim, premi asuransi).
Apabila terdapat kelebihan sisa akan dibagikan menurut prinsip Mudharabah.
Bagian keuntungan milik peserta akan dikembalikan kepada peserta yang tidak
mengalami musibah sesuai dengan penyertaannya. Sedangkan, bagian

9
Nurul Ichsan. “Takaful Keluarga, Takaful Umum dan Retakaful.” Jurnal Ekonomi Islam.”
Volume 6, Nomor 1, April 2016. hlm. 66-67
10
Nurul Ichsan. “Takaful Keluarga, Takaful Umum dan Retakaful.” Jurnal Ekonomi Islam.”
Volume 6, Nomor 1, April 2016. hlm. 67-68.

11
keuntungan yang diterima perusahaan akan digunakan untuk membiayai
operasional perusahaan.
Setiap premi takaful yang diterima akan dimasukkan ke dalam rekening
khusus, yaitu rekening yang diniatkan derma/tabbarru dan digunakan untuk
membayar klaim kepada peserta apabila terjadi musibah atas harta benda atau
peserta itu sendiri. Premi takaful akan dikelompokkan ke dalam "kumpulan dana
peserta" untuk kemudian diinvestasikan ke dalam pembiayaan-pembiayaan
proyek yang dibenarkan secara syariah. Keuntungan investasi yang diperoleh
akan dimasukkan ke dalam kumpulan dana peserta untuk kemudian dikurangi
"beban asuransi" (klaim, premi asuransi). Apabila terdapat kelebihan sisa akan
dibagikan menurut prinsip mudharabah. Bagian keuntungan milik peserta akan
dikembalikan kepada peserta yang tidak mengalami musibah sesuai sesuai dengan
penyertaannya. Sedangkan bagian keuntungan yang diterima perusahaan akan
digunakan untuk membiayai operasional perusahaan.11
3. Metode dan Mekanisme Retakaful
Terdapat dua tipe jenis reasuransi, yaitu reasuransi proporsional dan non-
proporsional. Reasuransi proporsional adalah reasuransi dimana perusahaan
reasuransi mengambil alih resiko klaim secara proporsional berdasarkan
klaimnya. Semisal jika telah ada perjanjian reasuransi proporsional antara
perusahaan asuransi dengan perusahaan reasuransi sebesar 40%, maka jika terjadi
klaim dari pemegang polis maka perusahaan asuransi hanya perlu. mengeluarkan
dana sebesar 60% dari jumlah klaim, sementara sisa 40% dari klaim akan
ditanggung oleh perusahaan reasuransi tersebut.
Untuk jenis reasuransi non-proporsional, biasanya perusahaan reasuransi
akan menanggung klaim diatas batas maksimal yang dapat ditanggung oleh
perusahaan asuransi. Semisal jika perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi
telah membuat perjanjian untuk menanggung klaim diatas batas 1 milyar, maka
jika ada klaim sebesar 800 juta, maka perusahaan asuransi akan menanggung
seluruh klaim yang diajukan tersebut. Sebaliknya jika terdapat klaim sebesar 4
milyar, maka perusahaan asuransi hanya menanggung sesuai perjanjiannya, yaitu
I milyar dan sisanya akan ditanggung oleh perusahaan reasuransi tersebut.
Hampir semua reasuransi melibatkan lebih dari satu perusahaan reasuransi, hal ini

11
Nurul Ichsan. “Takaful Keluarga, Takaful Umum dan Retakaful.” Jurnal Ekonomi Islam.”
Volume 6, Nomor 1, April 2016. hlm. 68.
12
berkaitan dengan distribusi resiko. Perusahaan reasuransi yang menentukan
kondisi-kondisi kontrak dan premi reasuransi disebut lead insurer, sementara
perusahaan reasuransi lain yang ikut ambil bagian dalam kontrak itu disebut
following reinsurer.
Mekanisme kerja ini terbentuk karena didorong oleh ruang lingkup kerja
perusahaan asuransi yang berusaha untuk mengontrol dan mengatur manajemen
risiko serta return dari ketidakpastian di masa yang akan datang. Risiko selalu
melibatkan dua istilah, yaitu ketidakpastian dan kerugian, entah kerugian fisik
maupun finansial. Yang pasti, tidak ada seorangpun atau satu perusahaan pun
yang mengharapkan kerugian.
Perusahaan asuransi akan menerima klaim pertangungan dari para
nasabahnya pada waktu yang tak terkirakan sebelumnya, sehingga hal ini akan
memberikan konsekuensi kepada perusahaan untuk menentukan besarnya tingkat
retensi yang harus ditetapkan. Sehingga, ketika perusahaan berupaya untuk
meminimalisir jumlah kerugian dari suatu klaim, maka perusahaan akan
mengambil suatu jumlah tertentu sebagai jaminan atas risiko yang ditanggung,
jumlah inilah yang disebut dengan retensi
Penetapan retensi perusahaan akan selalu dievaluasi secara komprehensif
dan berkesinambungan, karena kesalahan dalam menetapkan batas retensi akan
mengakibatkan terganggunya kondisi keuangan perusahaan asuransi tersebut.
Sehingga apabila batas retensi yang telah ditetapkan ternyata lebih rendah dari
klaim yang harus dibayarkan, maka perusahaan akan menghadapi risiko default,
yaitu perusahaan tidak mampu menutup klaim yang diajukan oleh anggota secara
penuh. Apabila hal tersebut terjadi, maka terdapat dua pihak yang mengalami
kerugian, yaitu
a. Nasabah yang mengalami musibah karena tidak mendapatkan ganti rugi
secara penuh sebagaimana yang telah disepakati
b. Perusahaan asuransi syariah itu sendiri pun selanjutnya dinilai tidak amanah
dalam menjalankan tugasnya. Sehingga nasabah yang lain akan menarik diri
dari kepesertaan, yang kemudian akan berpindah ke perusahaan asuransi lain
yang menurut para nasabah memiliki pengelolaan resiko yang lebih baik dan
amanah.
Keterbatasan kemampuan dari perusahaan-perusahaan asuransi itulah yang
pada akhimya mendorong kebutuhan akan adanya perusahaan reasuransi. Melalui
13
mekanisme reasuransi ini tercipta saling pikul risiko, dimana perusahaan asuransi
mengasuransikan kembali kelolaan premi dari para anggotanya kepada
perusahaan reasuransi. Perusahaan asuransi membagi atau menyebarkan sebagian
portofolio risiko premi asuransi kepada perusahaan.
Kontrak atau akad pembagian risiko ini menjadi kebijakan perusahaan
seutuhnya, yang dilakukannya dengan perusahaan reasuransi, sehingga tidak
menuntut keterlibatan anggota di dalamnya. Karena itu, potensi risk dan return
yang meliputi kontrak tersebut, menjadi tanggung jawab perusahaan asuransi.
Meskipun demikian, pengaturan soal ini tentunya harus dinyatakan secara tegas
sebelumnya dalam kontrak antara anggota dan perusahaan asuransi, bahwa
perusahaan asuransi diperkenankan mengadakan kontrak dengan perusahaan
reasuransi tanpa persetujuan anggota, sepanjang tujuannya adalah untuk
melindungi perusahaan asuransi dan para anggotanya.12

12
Nurul Ichsan. “Takaful Keluarga, Takaful Umum dan Retakaful.” Jurnal Ekonomi Islam.”
Volume 6, Nomor 1, April 2016. hlm. 81-82
14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Takaful Umum adalah bentuk asuransi syariah yang memberikan
perlindungan finansial kepada peserta takaful dalam menghadapi bencana atau
kecelakaan harta benda milik peserta. Takaful keluarga adalah bentuk asuransi
syariah yang utamanya memberikan layanan, perlindungan dan bantuan menyangkut
asuransi jiwa dan keluarga, untuk kesejahteraan masyarakat yang tentu dilandaskan
pada Syariah Islam. Produk yang ditawarkan oleh Asuransi Takaful Keluarga pun
meliputi layanan individual, layanan grup atau kumpulan. Sedangkan Reasuransi
adalah istilah yang digunakan saat satu perusahaan asuransi melindungi dirinya
terhadap resiko asuransi dengan memanfaatkan jasa dari perusahaan asuransi lain.
Terdapat banyak alasan yang menyebabkan perusahaan asuransi melakukan
reasuransi. Mekanisme kerja ini terbentuk karena didorong oleh ruang lingkup kerja
perusahaan asuransi yang berusaha untuk mengontrol dan mengatur manajemen
risiko serta return dari ketidakpastian di masa yang akan datang. Risiko selalu
melibatkan dua istilah, yaitu ketidakpastian dan kerugian, entah kerugian fisik
maupun finansial. Yang pasti, tidak ada seorangpun atau satu perusahaan pun yang
mengharapkan kerugian.

B. Saran
Dengan selesainya makalah ini kami sadar bahwasanya makalah kami ini
masih jauh dari kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan dan kesalahan baik
dari segi materi pembahasan maupun ejaan kata, maka dari itu kami mengharapkan
adanya saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar di kemudian hari kami
dapat menyusun makalah lebih baik lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Muhammad. 2020. “Faktor Penentu Tingkat Proporsi Dana Tabarru’ Pada
Asuransi Jiwa Syariah.” Jurnal Lembaga Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Islam,
Voume 2, Nomor 1.

Fatwa Dewan Syariah Nasional NO.21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum


Asuransi Syariah

Ichsan, Nurul. 2016. “Peluang dan Tantangan Inovasi Produk Asuransi Syariah.” Jurnal
Ekonomi Islam, Volume 7, Nomor 2.

Ichsan, Nurul. 2016. “Takaful Keluarga, Takaful Umum dan Retakaful.” Jurnal Ekonomi
Islam. Volume 6, Nomor 1.

Ichsan, Nurul. 2016. Jurnal Ekonomi Islam. Volume 6, Nomor 1.

Ramadhan, Hanifa Maulani, Endang Siti AstutiAstuti dan Riyadi. 2013. “Analisis
Implementasi Sistem Informasi Klaim Pada Asuransi Syariah (Studi Kasus Pada
Asuransi Takaful Umum Kantor Pemasaran Surabaya)." Jurnal Administrasi
Bisnis S1 Universitas Brawijaya, Volume 4, Nomor 1.

Sula, Muhammad Syakir. 2004. Asuransi Syariah (life ang general) Konsep dan system
Operasiona., Jakarta: Gema Insani.

16

Anda mungkin juga menyukai