ASURANSI SYARIAH
Disusun oleh :
TIARA MAGFIROH
NPM : 120010210
Diajukan:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
JUNI
2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh
Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penyusun diberi kekuatan untuk merampungkan penyusunan
makalah ini, shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan
Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun kita ke jalan lurus yang diridhoi
Allah SWT. Penyusunan makalah berjudul “Asuransi Syariah.” ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah Hukum Asuransi pada
semester VI Fakultas Hukum Universitas Swadaya Gunung Jati.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak, selaku dosen
pengajar yang telah memberi kami pengetahuan dan wawasan mengenai Hukum
Asuransi Dr.Jaenudin, SE,SH.Mkn. semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun berusaha dengan segenap
kemampuan dan kapabilitas. Sebagai Mahasiswa, penyusun sadar banyak
kekurangan dan tidak luput dari kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Kritik
dan saran tentunya akan senantiasa penyusun harapkan guna menyempurnakan
penyusunan makalah atau tugas akhir yang akan datang dan bermanfaat
sebagaimana fungsinya.
wassalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh
Cirebon,10 Juni 2023
Tiara Magfiroh
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................2
BAB I..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 Pengertian asuransi syariah serta sistem operasionalnya dan pandagangan hukum
islam mengenai asuransi syariah................................................................................................3
A. Pengertian asuransi syariah serta sistem operasional nya..............................................3
B. Pandangan hukum islam menganai asuransi syariah ....................................................5
2.2 Perbedaan asuransi syariah dan asuransi konvensional serta peraturan perundang-
undangan asuransi di Indonesia..................................................................................................6
A. Perbedaan asuransi syariah dan asuransi konvensional.................................................6
B. Peraturan perundang-undangan asuransi di Indonesia...................................................7
BAB III.........................................................................................................................................10
PENUTUP....................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................10
3.2 Saran..................................................................................................................................11
DAFTARPUSTAKA....................................................................................................................12
ii
ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
akibat keuangan yang terjadi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu asuransi syariah beserta sistem operasional asuransi syariah dan
bagiamana pandangan hukum islam mengenai asuransi syariah ?
2. Apa perbedaan asuransi syariah dan asuransi konvensional dan apa saja
peraturan perundang-undangan asuransi di Indonesia ?
1.3 Tujuan
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum asuransi yang diampu oleh
Bapak Dr.Jaenudin, SE,SH.Mkn.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian asuransi syariah serta sistem operasionalnya dan pandagangan
hukum islam mengenai asuransi syariah.
3
untuk membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian peserta.
Peranan perusahaan disini hanya sebatas pengelolaan operasional asuransi dan investasi
dari dana-dana/kontribusi yang diterima/dilimpahkan kepada perusahaan. Asuransi
syari’ah disebut juga dengan asuransi ta’awun yang artinya tolong menolong atau saling
membantu . Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Asuransi ta’awun prinsip dasarnya
adalah dasar syariat yang saling toleran terhadap sesama manusia untuk menjalin
kebersamaan dalam meringankan bencana yang dialami peserta.
Sistem Operasional Asuransi Syariah dan Seseorang yang mengikuti produk
asuransi syariah disebut peserta. Peserta boleh memilih satu atau beberapa produk
asuransi yang disediakan. Semua produk mengandung tempo matang yang telah
ditetapkan terlebih dahulu.Setelah itu peserta membuat perjanjian dengan perusahaan
dalam bentuk perjanjian wadi’ah atau mudharabah dan dalam itu diterangkan dengan
nyata tentang hak dan kewajiban masing-masing.Peserta dikehendaki membayar premi
produk yang diikutinya. Jumlah premi tergantung dengan kemampuan peserta, dan ia
tidak boleh kurang dari jumlah minimal yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Bayaran
premi bolehdibuat bulanan, triwulan, enam bulan, tahunan atau sekaligus, sesuai
dengankemampuan peserta.Setiap kali premi dibayarkan, maka perusahaan akan
membagi premi ini kepada dua rekening yang dikenali dengan rekening peserta,
rekening khusus peserta. Sebagian besar dari premi akan dimasukkan ke dalam rekening
peserta untuk tujuan tabungan dan investasi. Sisanya akan dimasukkan ke dalam
rekening khusus peserta sebagai dana sedekah atau ta’awun untuk keperluan membayar
manfaat asuransi kalau ada di antara peserta yang ditimpa musibah. Uang rekening
peserta dan rekening khusus peserta akan disatukan dalam suatu kumpulan uang untuk
diinvestasikan dalam bentuk investasi yang dibenarkan oleh syariat Islam. Adapun
keuntungan yang diperoleh dari usaha investasiyang diuruskan oleh perusahaan akan
dibagi mengikut perjanjian mudharabahatau wadhiah yang telah disepakati antara
peserta dan perusahaan. Bagian keuntungan untuk peserta akan dimasukkan ke rekening
peserta, maka dengan sendirinya tabungan peserta akan bertambah. Adapun keuntungan
bagi rekening khas peserta dari keuntungan investasi akan dimasukkan ke dalam
rekening khusus peserta.
4
B. Pandangan hukum islam menganai asuransi syariah .
Mengingat masalah asuransi ini sudah memasyarakat di Indonesia ini dan di
perkirakan umat Islam banyak terlibat didalamnya maka perlu juga dilihat dari sudut
pandang agama Islam . Di kalangan umat Islam ada anggapan bahwa asuransi itu tidak
Islami . Orang yang melakukan asuransi sama halnya dengan orang yang mengingkari
rahmat Allah . Allah - lah yang menentukan segala - segalanya dan memberikan rezeki
kepada makhluk- Nya . Orang yang melibatkan diri kedalam asuransi ini adalah
merupakan salah satu ikhtiar untuk menghadapi masa depan dan masa tua . Namun
karna masalah asuransi ini tidak ada dijelaskan secara tegas dalam nash maka
masalahnya dipandang sebagai masalah ijtihadi yaitu masalah perbedaan pendapat dan
sukar dihindari dan perbedaan pendapat tersebut juga mesti dihargai .
Perbedaan pendapat itu terlihat pada uraian berikut:
a) Asuransi itu haram dalam segala macam bentuknya temasuk asuransi jiwa .
Pendapat ini dikemukakan oleh Sayyid Sabiq Abdullah al-Qalqil Yusuf
Qardhawi dan Muhammad Bakhil al Muth'i . Alasan - alasan yang mereka
kemukakan ialah :
-Asuransi sama dengan judi
- Asuransi mengandung ungur - unsur tidak pasti .
- Asuransi mengandung unsur riba / renten .
- Asurnsi mengandung unsur pemerasan krn pemegang polis apabila tidak bisa
melanjutkan pembayaran preminya hilang premi yang sudah dibayar atau di
kurangi . Premi - premi yang sudah dibayar akan diputar dalam praktek - praktek
riba .
- Asuransi termasuk jual beli atau tukar menukar mata uang tidak tunai . Hidup
dan mati manusia dijadikan objek bisnis dan sama halnya dengan mendahului
takdir Allah .
b) Asuransi di perbolehkan dalam praktek seperti sekarang . Pendapat kedua ini
dikemukakan oleh Abd . Wahab Khalaf Mustafa Akhmad Zarqa Muhammad
Yusuf Musa dan Abd . Rakhman Isa . Mereka beralasan bahwa :
- Tidak ada nash yang melarang asuransi .
- Ada kesepakatan dan kerelaan kedua belah pihak .
5
- Saling menguntungkan kedua belah pihak .
- Asuransi dapat menanggulangi kepentingan umum sebab premi - premi yang
terkumpul dapat di investasikan untuk proyek - proyek yang produktif dan
pembangunan .
- Asuransi termasuk akad mudhrabah . Asuransi termasuk koperasi .
6
Kepemilikan dana pada asuransi syari’ah merupakan hak
peserta.Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk
mengelolanya. Padaasuransi konvensional, dana yang terkumpul dari
nasabah (premi) menjadi milik perusahaan. Sehingga, perusahaan bebas
menentukan alokasi investasinya.
Pembayaran klaim pada asuransi syari’ah diambil dari dana
tabarru’(dana kebajikan) seluruh peserta yang sejak awal telah
diikhlaskan bahwa ada penyisihan dana yang akan dipakai sebagai dana
tolong menolong diantara peserta bila terjadi musibah. Sedangkan pada
asuransi konvensional pembayaran klaim diambilkan dari rekening dana
perusahaan.
Pembagian keuntungan pada asuransi syari’ah dibagi antara perusahaan
dengan peserta sesuai prinsip bagi hasil dengan proporsi yang telah
ditentukan. Sedangkan pada asuransi konvensional seluruh
keuntungan menjadi hak milik perusahaan.
7
Secara teknis operasional usaha perasuransian syariah mengacu pada
beberapa pengaturan , antara lain :
1) Surat Keputusan Dirjen Lembaga Keuangan No. 4499/LK/2000 tentang Jenis,
Penilaian dan Pembatasan Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Reasuransi Syariah dengan sistem syariah. Peraturan ini menjelaskan beberapa
jenis investasi bagi perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan
prinsip syariah, antara lain:
a) Deposito dan Sertifikat deposito syariah;
b) Sertifikat wadiah Bank Indonesia
c) Saham syariah yang tercatat di bursa efek;
d) Obligasi syariah yang tercatat di bursa efek;
e) Surat berharga syariah yang diterbitkan atau dijamin oleh Pemerintah;
f) Penyertaan langsung syariah;
g) Bangunan atau tanah dengan bangunan untuk investasi;
h) Pembiayaan kepemilikan tanah dan atau bangunan kendaraaan
bermotor dan barang modal dengan skema murabahah ( jual beli
dengan pembayaran ditangguhkan );
i) Pembayaran modal kerja dengan skema mudhorobah ( bagi hasil );
j) Pinjaman polis.
2) Keputusan Menteri Keuangan yang berkaitan dengan teknis asuransi syariah,
yaitu KMK No. 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan
Asuransi dan Reasuransi. Regulasi yang berkaitan dengan asuransi syariah
tercantum dalam Pasal 15-18. Pada pasal tersebut dijelaskan mengenai kekayaan
yang diperkenankan harus dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan asuransi dan
perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah.
3) KMK No. 426/KMK.06/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Regulasi ini merupakan
regulasi yang digunakan sebagai dasar untuk mendirikan asuransi syariah.
Ketentuan dalam Pasal 3 yang menyebutkan bahwa “Setiap pihak dapat
melakukan usaha asuransi atau usaha reasuransi berdasarkan prinsip syariah…”.
Ketentuan yang berkaitan dengan asuransi syariah dalam Pasal 3-4 menjelaskan
8
mengenai persyaratan dan tata cara memperoleh izin usaha perusahaan asuransi
dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah, Pasal 32 membahas mengenai
pembukaan kantor cabang dengan prinsip syariah dari perusahaan asuransi dan
perusahaan reasuransi konvensional, dan Pasal 33 menjelaskan mengenai
pembukaan kantor cabang dengan prinsip syariah dari perusahaan asuransi dan
perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah.
.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
3.2 Saran
11
DAFTARPUSTAKA
http://etheses.uin-malang.ac.id/1329/6/0822037_Bab_2.pdf
https://www.qoala.app/id/blog/asuransi/umum/apa-itu-asuransi-syariah/
https://www.researchgate.net/publication/
329642121_ASURANSI_DAN_KETENTUAN-
KETENTUAN_HUKUM_YANG_MENGATURNYA
https://www.scribd.com/document/426249138/ASURANSI-SYARIAH
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/4658/1/aaaSURANSI%20sYARIAH
%20mAQOL.pdf
https://www.scribd.com/document/322711561/makalah-ASURANSI-SYARIAH
12