Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ASURANSI SYARI’AH

DOSEN PEMBIMBING
MAWADDAH WAROHMAH, M.HI

DISUSUSN OLEH
1.SYAUQI NABHAN 0203202109
2.RAHIMAH KHAN 02032021

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA (UINSU)
T.A 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat
dan salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Serta sahabat dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam
menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.

Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Masa’ilul Fiqhiyah pada
Program Studi Hukum tata negara dengan ini penulis mengangkat judul
“Asuransi Syari’ah”

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh

Jum’at, 24 Juni 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuransi adalah lembaga non bank, terorganisir secara rapi dalam bentuk
sebuah perusahaan yang berorientasi pada aspek bisnis secara nyata dalam era
modern. Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas ekonomi, semakin tinggi
pula tingkat risiko yang harus ditanggung oleh masyarakat. Maka dari itu,
perlulah sebuah lembaga yang dapat meminimalisir hal itu, yaitu lembaga
asuransi.

Asuransi syariah berbeda dengan asuransi konvensional, pada asuransi syariah


setiap peserta sejak awal bermaksud saling tolong menolong dan melindungi satu
dengan yang lain dengan menyisihkan dananya sebagai iuran kebajikan yang
disebut iuran tabarru’. Jadi sistem ini tidak menggunakan pengalihan risiko (risk
transfer) di mana tertanggung harus membayar premi (kontribusi), tetapi lebih
merupakan pembagian risiko (risk sharing) di mana para peserta menangung,
kemudian akad yang digunakan dalam asuransi syariah harus terhindar dari gharar
(penipuan), maysir (perjudian), riba (bunga) di samping itu investasi dana harus
pada objek yang halal thoyyibah bukan barang haram maksiat

B. Rumusan Masalah

1.Apa itu asuransi ?

2.Ada berapa macamkah jenis asuransi ?

3.Apa perbedaan asuransi konvensional dan syari’ah


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ASURANSI

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), asuransi merupakan perjanjian yang


terjadi antara perusahaan asuransi dan pemegang polis. Perjanjian ini menjadi
dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk
mengganti atau mengurangi kerugian. Artinya, dengan mengasuransikan sesuatu,
kamu melakukan pembagian kerugian kepada perusahaan asuransi.

Dalam asuransi sendiri, terdapat beberapa istilah yang sering digunakan seperti
polis dan premi. Polis asuransi adalah kontrak tertulis yang menjadi dokumen
legal antara perusahaan asuransi dan pemegang polis.Sedangkan, premi asuransi
adalah tagihan yang harus dibayarkan oleh pemegang polis kepada pihak
perusahaan asuransi sebagai imbalan jasa atas pembagian kerugian sesuai dengan
perjanjian yang ada di dalam polis.Asuransi memiliki berbagai macam manfaat
tergantung dari produk asuransi yang kamu peroleh. Asuransi dapat membantu
untuk menghindari kamu dari kerugian besar yang diakibatkan oleh peristiwa
yang tidak terduga.

Memiliki asuransi juga dapat memberikan rasa tenang dan aman yang terkait
dengan resiko yang mungkin menimbulkan kerugian yang dapat terjadi.
Membayar premi asuransi secara teratur juga membantu kamu untuk menerapkan
cara pengelolaan uang yang baik.
B. JENIS JENIS ASURANSI

1.Asuransi jiwa

Asuransi jiwa termasuk ke dalam salah satu jenis asuransi yang umum dan
banyak ditawarkan. Apakah kamu sudah mengetahui apa itu asuransi
jiwa? Asuransi jiwa adalah jenis asuransi yang memberikan tanggungan
perlindungan untuk jiwa seseorang.Produk asuransi jiwa menawarkan manfaat
yang akan diberikan bila terjadi suatu kejadian yang menyebabkan kematian dari
pemilik polis asuransi. Selain itu, asuransi jiwa juga menawarkan manfaat yang
akan diberikan ketika pemegang polis sudah tidak dapat mencari nafkah lagi atau
pemilik polis sudah terlalu tua.

Generali menawarkan asuransi jiwa yang dapat kamu peroleh melalui produk
CEMERLANG. Dengan membayar premi yang terjangkau, kamu akan memiliki
perlindungan yang berupa asuransi jiwa dan kecelakaan.

2.Asuransi Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu hal yang penting. Sedangkan, kita sendiri
tidak dapat memprediksi kapan terjadinya penyakit. Penyakit dapat muncul kapan
saja bahkan disaat kita belum memiliki persiapan. Oleh karena itu, apa
itu asuransi kesehatan dan apakah manfaatnya?Asuransi kesehatan adalah jenis
asuransi yang memberikan tanggungan untuk masalah kesehatan yang disebabkan
oleh kecelakaan maupun penyakit. Manfaat memiliki asuransi yang akan kamu
dapatkan dapat berbeda-beda tergantung dari jenis produk yang kamu pilih.

Generali memiliki produk asuransi kesehatan, contohnya adalah Global


Medical-PLAN. Produk ini menawarkan manfaat agar kamu mendapatkan
penggantian biaya meliputi biaya rawat inap dan rawat jalan ketika kamu
mengalami sakit atau kecelakaan.
3.Asuransi Kesehatan

Apa itu asuransi pendidikan? Asuransi pendidikan yaitu jenis asuransi yang


menawarkan manfaat berupa tanggungan biaya pendidikan. Seiring dengan
berjalannya waktu, terjadi peningkatan dari biaya pendidikan yang harus
dibayarkan. Oleh karena itu, asuransi pendidikan dapat memberikan manfaat
untuk mempersiapkan biaya pendidikan untuk anak di masa depan.

Salah satu produk asuransi pendidikan yang dimiliki oleh generali adalah
iPLAN. Produk ini menawarkan solusi keuangan yang inovatif untuk pendidikan
anak. Dengan membayar premi secara teratur, kamu dapat membantu anak untuk
meraih cita-citanya.

4.Asuransi Syari’ah

Pernahkah kamu mendengar istilah asuransi syariah? Tahukah kamu apa itu


asuransi syariah? Asuransi syariah merupakan produk asuransi yang menawarkan
berbagai produk syariah yang berlandaskan syariat Islam.Generali menawarkan
berbagai macam produk asuransi syariah, salah satunya adalah iPLAN Syariah.
Produk ini bekerjasama dengan Dompet Dhuafa sebagai lembaga wakaf yang
sudah terpercaya. iPLAN Syariah akan memastikan manfaat berupa wakaf uang
akan diserahkan dari wakaf manfaat asuransi dan investasi.

Pemegang polis dapat menyisihkan sebagian dari kontribusinya untuk ibadah


pribadi. Hal ini dapat disalurkan kapanpun setiap saat atau secara kumulatif per
lima tahun secara otomatis ke rekening lembaga wakaf apabila pemegang polis
mengambil Wakaf Manfaat Investasi.
C. PERBEDAAN ASURANSI SYARI’AH DENGAN KONVENSIONAL

Perbedaan paling utama antara asuransi syariah dan asuransi konvensional


(Non Sayriah) adalah dari konsep pengelolaannya. Proteksi Syariah memiliki
konsep pengelolaan Sharing Risk sedangkan Asuransi Konvensional (Non
Syariah) Transfer Risk.Konsep pengelolaan asuransi konvensional
berupa Transfer Risk adalah perlindungan dalam bentuk pengalihan risiko
ekonomis atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan ke
perusahaan asuransi sebagai penanggung risiko. Atau dengan kata lain Peserta
dengan membeli atau bergabung sebagai peserta asuransi konvensional akan
ditanggung risiko ekonomisnya oleh perusahaan asuransi.

Sedangkan Sharing Risk yang merupakan pengelolaan asuransi syariah adalah


konsep di mana para peserta memiliki tujuan yang sama yakni tolong menolong,
yakni melalui investasi aset atau tabarru yang memberikan pola pengembalian
untuk menghadapi risiko tertentu menggunakan akad yang sesuai dengan syariah
yang diwakilkan pengelolaannya ke Perusahaan Asuransi Syariah dengan imbalan
Ujrah.

ada beberapa perbedaan praktis antara proteksi syariah dan konvesional yang
perlu diketahui:

 Kontrak/Perjanjian/ Akad
Kontrak/Akad pada asuransi syariah adalah akad hibah (jenis akad tabbarru’)
sebagai bentuk ta’awwun (tolong menolong/saling menanggung risiko di antara
peserta) sesuai dengan syariat Islam. Sedangkan kontrak pada asuransi
konvensional yaitu kontrak pertanggungang oleh perusahaan asuransi kepada
peserta asuransi sebagai tertanggung.

 Kepemilikan Dana

Proteksi Syariah menerapkan kepemilikan dana bersama (dana kolektif para


peserta). Jika ada peserta yang mengalami musibah maka peserta lain akan
membantu (memberikan santunan) melalui kumpulan dana tabarru’. Ini adalah
bagian dari prinsip sharing of risk. Sharing of risk ini tidak berlaku pada asuransi
konvensional, di mana perusahaan asuransi yang mengelola dan menentukan dana
perlindungan nasabah yang berasal dari pembayaran premi per bulan.

 Surplus Underwriting
Surplus Underwriting adalah selisih lebih (positif) dari pengelolaan
risiko underwriting dana Tabarru yang telah dikurangi oleh pembayaran santunan,
reasuransi, dan cadangan teknis, yang dikalkulasi dalam satu periode tertentu.

Proteksi Syariah membagikan Surplus Underwriting ke para peserta sesuai dengan


regulasi yang ada dan fitur produk yang telah disepakati sebelumnya. Sedangkan
untuk produk konvensional tidak mengenal surplus underwriting atau dengan kata
lain keuntungan underwriting asuransi konvensional menjadi pihak perusaahan
asuransi dan tidak ada pembagian kepada peserta asuransi.

 Memiliki Dewan Pengawas Syariah


Berbeda dengan konvensional, untuk memastikan prinsip syariah maka,
perusahaan asuransi syariah wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah yang
melakukan fungsi pengawasan terhadap pemenuhan prinsip syariah pada kegiatan
usaha lembaga keuangan syariah, termasuk proteksi syariah

 Tidak Melakukan Transaksi yang Dilarang Dalam Keuangan


Syariah 
Transaksi pada Asuransi Syariah harus terhindar dari unsur Maysir (Untung-
untungan), Gharar (ketidakjelasan), Riba & Risywah (suap). 

 Halal
Investasi berbentuk Tabarru’ dilakukan sesuai syariat Islam, sehingga portofolio
investasi hanya akan melibatkan instrumen yang halal saja.

 
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

Asuransi adalah lembaga non bank, terorganisir secara rapi dalam bentuk
sebuah perusahaan yang berorientasi pada aspek bisnis secara nyata dalam era
modern. Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas ekonomi, semakin tinggi
pula tingkat risiko yang harus ditanggung oleh masyarakat. Maka dari itu,
perlulah sebuah lembaga yang dapat meminimalisir hal itu, yaitu lembaga
asuransi.1 Asuransi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan masyarakat
untuk membantu mereka dalam penyediaan jaminan finansial. Sebagian orang
menyadari pentingnya memiliki jaminan finansial sehingga kemudian membeli
asuransi, namun demikian ada pula yang tidak menyadari betapa pentingnya
asuransi

Memiliki asuransi berarti mempersiapkan diri maupun keluarga jika terjadi


suatu musibah seperti kecelakaan, penyakit kritis, cacat, meninggal, dan lain
sebagainya, atau untuk menyiapkan diri jika pencari nafkah meninggal dunia. 2
Asuransi syariah berbeda dengan asuransi konvensional, pada asuransi syariah
setiap peserta sejak awal bermaksud saling tolong menolong dan melindungi satu
dengan yang lain dengan menyisihkan dananya sebagai iuran kebajikan yang
disebut iuran tabarru’. Jadi sistem ini tidak menggunakan pengalihan risiko (risk
transfer) di mana tertanggung harus membayar premi (kontribusi),
DAFTAR PUSTAKA

https://www.manulife.co.id/id/artikel/kenali-dan-pahami-perbedaan-asuransi-
syariah-dan-konvensional.html

Waldi Nopriansyah, Asuransi Syariah Berkah Terakhir yang Tak Terduga, Cet
ke-1, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2016)

Mulyadi Nitisusastro, Asuransi dan Usaha Perasuransian di Indonesia, Cet ke-1,


(Bandung: Alfabeta, 2013)

Anda mungkin juga menyukai