Anda di halaman 1dari 16

Makalah

Manajenen Lembaga Keuangan Syariah Non Bank

ASURANSI SYARIAH DAN KONVESIONAL

Disusun Oleh:

ENGEL PUTRI YOLDA NIM 2230401028

Dosen Pengampu:

Dr.H. Syukri Iska, M. Ag

Fatimah Setia Wardhani, SE. Sy., ME.

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGARI MAHMUD YUNUS

BATUSANGKA

2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat- Nya,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan
dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat
lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan
maupun konten, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Wasaalamua’laikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Batusangkar, 10 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
C. Tujuan............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................2
A. Pengertian Pengertian dan Prosedur Pendirian Asuransi Syariah dan
Konvensional...........................................................................2
B. Jenis-jenis Asuransi Syariah dan Konvensional............................5
BAB III PENUTUP......................................................................................6
A. Kesimpilan.....................................................................................6
B. Saran...............................................................................................6
DAFTAR KEPUSTAKAAN........................................................................1

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuransi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan masyarakat untuk membantu
mereka dalam penyediaan jaminan finansial. Sebagian orang menyadari pentingnya memiliki
jaminan finansial sehingga kemudian membeli asuransi, namun demikian ada pula yang tidak
menyadari betapa pentingnya asuransi. Memiliki asuransi berarti mempersiapkan diri
maupun keluarga jika terjadi suatu musibah seperti kecelakaan, penyakit kritis, cacat,
meninggal, dan lain sebagainya, atau untuk menyiapkan diri jika pencari nafkah meninggal
dunia. Asuransi syariah berbeda dengan asuransi konvensional, pada asuransi syariah setiap
peserta sejak awal bermaksud saling tolong menolong dan melindungi satu dengan yang lain
dengan menyisihkan dananya sebagai iuran kebajikan yang disebut iuran tabarru’. Jadi sistem
ini tidak menggunakan pengalihan risiko (risko transfer) di mana tertanggung harus
membayar premi (kontribusi), tetapi lebih merupakan pembagian risiko (risk sharing) di
mana para peserta menangung, kemudian akad yang digunakan dalam asuransi syariah harus
terhindar dari gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba bunga) di samping itu investasi
dana harus pada objek yang halal thoyyibah bukan barang haram maksiat. Secara umum jenis
asuransi terbagi menjadi dua yaitu, asuransi jiwa (life insurance) dan asuransi kerugian
(general insurance). Dalam asuransi jiwa (life insurance) yang dipertanggungkan ialah yang
disebabkan oleh kematian (death).Dalam asuransi kerugian (general insurance) yang
diasuransikan adalah benda dan atau kepentingan seseorang yang melekat pada banda,
artinya bukanlah orangnya melainkan kepentingan untuk memperoleh ganti rugi atas biaya
pengobatan dan perawatan apabila seseorang yang diasuransiakan mengalami kecelakaan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian dan Prosedur Pendirian Asuransi Syariah dan Konvensional?
2. Apa Jenis-jenis Asuransi Syariah dan Konvensional?
3. Apa Manajemen Operasional Perusahaan Asuransi (tatacara atau prosedur berasuransi,
istilah-istilah dalam asuransi)?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian dan Prosedur Pendirian Asuransi Syariah dan Konvensional
2. Mengetahui Jenis-jenis Asuransi Syariah dan Konvensional Mengetahui Manajemen
Operasional Perusahaan Asuransi (tatacara atau prosedur berasuransi, istilah-istilah
dalam asuransi

2
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Prosedur Pendirian perusahan asuransi (Syariah dan konvensional)
1. Pengertian asuransi syariah dan konvesional
Asuransi berasal dari Bahasa inggris yaitu insurance (pertanggungan). Asuransi UU
No.1 tahun 1992 yaitu perjanjian antara kedua belah pihak atau lebih, dengan mana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungn yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada
pihak yang memungkinkan ada yang diderita tertanggung, yaitu timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu bayaran yang didasarkan
atas meninggal atau hidupnya seorang yang dipertanggungkanPeraturan perundang-
undang di Indonesia tentang asuransi terbaru adalah Undang-Undang No. 40 tahun
2014, sebagai pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 1992. Adapun pengertian
Asuransi dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1992 disebutkan bahwa asuransi adalah
sebagai berikut: Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak
atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung,
yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.".
Asuransi Syariah adalah suatu pengelolaan resiko yang memenuhi ketentuan
Syariah, tolong-menlong secara mutual yang melibatkan peserta dan operator.
Syariah berasal dari ketentuan-ketentuan didalam al-quran dan sunnah.
Dalam asuransi konvesional, asuransi adalah sebuah mekanisme perpindahan
resiko oleh suatu organisasi dapat diubah dari ketidak pastian menjadi pasti. Asuransi
memeberikan peluang untuk menukar kerugian yang tidak pasti menjadi kerungian
yang pasti yakni premi asuransi.
Letak perbedaan asuransi Syariah dan konvesional adalah pada bagaiman resiko
itu dikelola dan ditanggung, dan bagaimana dana asuransi Syariah dikelola. Dalam
pengelolaan dan penanggung resik, asuransi Syariah tidak memperolehkan adanya

3
gharar (ketidakpastian atau spekulasi) dan maisir (perjudian). Dalam investasi atau
manajemen dana tidak diperkenakan adanya riba (bunga). Gharar, maisir dan riba
yang menjadi pembeda utama dengan suransi konvesional sedangkan di Syariah
dilarang.

2. Prosedur pendirian perusahaan asuransi Syariah


Ada beberapa hal yang dalam prosedur pendirian perusahaan asuransi yaitu :

a. Badan hukum
UU No.2 tahun 1992 pasal 7 ayat 1 boleh menyediakan jasa asuransi yaitu:
1. Koperasi 1
2. Usaha Bersama (mutual)
3. Persroan terbatas (PT)
4. Perusahaan perseroan (perseroan)
b. Kepemilikan perusahaan
UU No.2 tahun 1992 pasal 8 ayat 1 waga boleh mendirikan adalah :
1. WNI atau badan hukum Indonesia
2. Perusahaan peransurnsin yng tunduk pada hukum asing
c. Izin usaha
Diatur dalam UU No.2 tahun 1992 pasal 9 menyatakan.
1. Harus mendapatkan izin usaha yang diterbitkan oleh mentri kecuali jika jasa
asuransi yang diberikan adalah program asuransi sosial
2. Melengkapi persyaratan yaitu:
a. Anggaran dasar
b. Susunan arganisasi
c. Permodalan
d. Kepemilikan
e. Keahlian dibidang peransuransian
f. Kelayakan rencana
g. Beberapa dokumen pendukung berjalannya usaha

1
Syukri,manajemen Lembaga keuangan Syariah non bank,2016 hal 38
4
d. Keahlian
Harus memiliki kecakapan seorang pemilik perusahaan dan pegawai dengan
kecakapan tentng asuransi yaitu:
1. Aktuaria
2. Underwriting
3. Manajemen resiko
4. Penilaian asuransi

Pendiri asuransi harus memenuhi syarat dan ketentuan yaitu:


a. Umum
1. perseoran didirikan oleh dua orang atau lebih dengan akta notaris
dalam bahasa Indonesia
2. wajib mengambil bagian saham pada saat perseroan didirikan 3.
perseroan memperoleh status badan hukum
b. khusus
1. perusahaan asuransi hanya dapat didirikan oleh
a. warga negara Indonesia
b. perusahaan yang pemiliknya WNI yang tunduk pada hukum
asing
2. perusahaan perasuransian yang didirikan WNI
a. perusahaan perasuransian yang mempunyai kegiatan usaha
dari perusahaan Peransuransian yang mendirikan atau
memilikinya
b. perusahaan asuransi kerugian atau perusahaan reasuransi yang
para pendiri atau pemilik perusahaan tersebut adalah
perusahaan asuransi kerugian dan perusahaan reasuransi.

B. Jenis-Jenis usaha perusahaan asuransi (Syariah dan konvesional)


UU nomor 40 tahun 2014 usaha perasuransian adalah segala usaha menyangkut jasa
pertanggungjawaban atau pengelolaan risiko pertanggung dengan usaha uang risiko,

5
pemasaran dan distribusi produk asuransi atau produk asuransi syariah, konsultasi dan
keperantaran asuransi asuransi syariah, reasuransi atau reasuransi Syariah atau penilaian
kerugian asuransi atau asuransi syariah.
1. Usaha asuransi umum (konvensional dan syariah)
Adalah usaha jasa pertanggungan risiko yang memberikan penggantian kepada
tertanggung atau pemenang polis karena kerugian kerusakan, biaya yang timbul,
kehilangan keuntungan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
diderita tertanggung atau pemenang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak
pasti.
a. Asuransi kebakaran
b. asuransi kerusakan
c. asuransi kehilangan
d. asuransi modal dan pelaksanaan pekerjaan kepentingan keuangan
e. tanggung jawab hukum yang disebabkan oleh peristiwa yang dijamin
f. memberi pertanggungjawaban dalam bentuk kerugian finansial yang disebabkan oleh
tertanggung
2. Usaha asuransi jiwa (konvensional dan syariah)
Adalah suatu asuransi yang bertujuan untuk memberikan proteksi terhadap orang per
individu atau kelompok atas kerugian finansial tak terduga.
a. Asuransi jiwa individu
1. Asuransi kematian dan kecelakaan diri
2. asuransi pendidikan
3.asuransi kesehatan
b. asuransi jiwa group (untuk lembaga orang atau keluarga)
1. asuransi perjalanan (misalnya asuransi pada pesawat terbang)
2.asuransi siswa atau pelajar

3. Usaha reasuransi (konvensional dan syariah)


Adalah usaha jasa pertanggungan utang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan
asuransi perusahaan penjaminan atau perusahaan reasuransi lainnya.
4. Usaha pialang asuransi
6
Adalah usaha jasa konsultasi dan keperataraan dalam penutupan asuransi atau asuransi
syariah serta penanganan penyelesaian lainnya dengan bertindak untuk dan atas nama
pemegang polis tertanggung atau peserta.
5. Usaha pialang reasuransi
Adalah usaha jasa konsultasi dan keparatoran dalam penempatan reasuransi atau
penempatan reasuransi Syariah serta penanganan penyelesaian kalinya dengan bertindak
untuk dan atas nama perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah perusahaan
penjaminan, perusahaan penjaminan Syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan
resonansi syariah yang melakukan penempatan resonansi atau resonansi Syariah.
2

6.usaha penilaian kerugian asuransi


Adalah usaha jasa penilaian klaim atau jasa konsultasi atas objek asuransi. Usaha
penilaian kerugian ini dapat digunakan oleh perusahaan asuransi ataupun perusahaan
reasuransi. Hal ini dapat mempermudah kerja perusahaan asuransi dan reasuransi dalam
menentukan besarnya klaim yang dapat dilakukan oleh peserta asuransi.

C. Manajemen operasional perusahaan asuransi: tata cara / prosedur beransuransian,


istilah-istilah dalam asuransi

1. Prosedur beransuransi
a. Kejujuran (utmost good faith)
b. Investasi ( asuransi investasi jangka panjang, bukan untuk jangka pendek)
c. Pembayaran premi (harus dilakukan tetap waktu atau sebelum masa tenggang)
d. Mengajukan klaim (menghubungi agent)
e. Reputasi pelayanan (dapat dilihat rumah sakit)
f. Reputasi keuangan (menilai laporan keuangan perusahaan di media cetak/
eletronik)

2. Istilah-istilah dalam asuransi

2
Syukri,manajemen Lembaga keuangan Syariah non bank,2016 hal 43-49
7
1. Actuarial (aktuaria)
Fungsi pada suatu perusahaan asuransi yang menerapkan prinsip-prinsip
matematika pada asuransi, termasuk mengkalkulasi/memperhitungkan daftar
harga premi serta memastikan kesehatan perusahaan dari segi keuangan.
2. Annuity (anuitas)
Anuitas memberikan suatu penghasilan tahunan tetap seumur hidup. Biasanya,
sejumlah tunai uang diinvestasikan agar di kemudian hari dapat menghasilkan
dana untuk memperoleh penghasilan tetap seumur hidup tersebut.
3. Assignment (pengalihan hak)
Pengalihan sebagian atau keseluruhan hak untuk menerima penghasilan yang
diperoleh dari suatu polis asuransi dari seseorang atau kesatuan, kepada orang
atau kesatuan yang lain.
4. Automatic Premium Loan/Non-Forfeiture Loan (pinjaman premi
otomatis/pinjaman tanpa penebusan)
Apabila premi tidak dibayarkan pada jangka waktu masa tenggang dan polis
memiliki nilai tunai yang mencukupi, ada suatu ketentuan yang menetapkan agar
jumlah premi yang bersangkutan dibayar di muka secara otomatis Adapun jumlah
pinjaman premi yang masih terhutang dapat dikenakan bunga.
5. Cash Value/Surrrender Value (nilai tunai/nilai tebusan)
Jumlah uang yang akan diterima oleh pemegang polis apabila ia menuangkan
polis asuransi jiwanya yang memiliki manfaat nilai tabungan.
6. Endowment Plan (program pemberian bantuan)
Jenis program asuransi ini memadukan baik manfaat proteksi maupun tabungan.
Program asuransi ini membayarkan manfaat sejumlah tunai uang kepada pihak
tertanggung apabila polis jatuh tempo. Program juga membayarkan jumlah
tersebut pada saat tertanggung meninggal dunia, atau bilamana dapat diterapkan,
saat tertanggung mengalami cacat yang menyeluruh dan bersifat permanen, dan
apabila hal tersebut terjadi pada masa berlakunya polis
7. Grace Period (masa tenggang)

8
Jangka waktu setelah berakhirnya masa jatuh tanggal pembayaran premi di
mana pembayaran premi masih bisa dilakukan tanpa dikenakan bunga. Selama
jangka waktu ini, polis masih dianggap berlaku.
8. Investment-linked Plan (program asuransi yang dikaitkan dengan investasi)
Premi premi yang dibayarkan digunakan baik untuk membeli manfaat proteksi
asuransi jiwa maupun unit-unit dalam suatu portofolio dana investasi Harga unit-
unit akan tergantung pada kinerja investasi dana.
9. Maturity Date (tanggal jatuh tempo) Tanggal yang telah disetujui pada saat mana
suatu perusahaan asuransi membayarkan sejumlah tunai uang
10. Non-participating policy (polis yang tidak mengikutsertakan)
Suatu polis asuransi di mana pemegang polis tidak diikutsertakan dalam
keuntungan perusahaan.

11. Paid-up Value (nilai pembayaran di muka)

Ketentuan ini memberi hak kepada pemegang polis untuk menghentikan


pembayaran premi-premi di kemudian hari setelah polis memperoleh nilai tunai.
Polis tetap berlaku sesuai dengan jumlah uang pertanggungan yang telah
berkurang nilainya
12. Participating Policy (polis yang mengikutsertakan)
Suatu polis asuransi di mana pemegang polis diikutsertakan dalam keuntungan
perusahaan.
13. Policy Lapse (polis lewat waktu)
Penghentian penanggungan asuransi sebagai akibat dari tidak dibayarnya premi-
premi
14. Policy Loan (pinjaman polis)
Seorang pemegang polis yang membutuhkan uang tunai untuk jangka waktu
sementara dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh pinjaman polis

3
Syukri,manajemen Lembaga keuangan Syariah non bank,2016 hal 56-60
9
terhadap nilai pertanggungan dari polis tersebut. Pengenaan bunga mulai dihitung
pada tanggal berlakunya pinjaman polis.
15. Premium (premi)
Jumlah yang harus dibayarkan untuk memperoleh pertanggungan asuransi yang
diinginkan.
16. Regular Premium Policy (polis premi reguler)
Suatu polis yang menghendaki pembayaran premi secara berkala, sebagai
contoh, bulanan, setiap empat bulan, setiap enam bulan atau tahunan.
17. Reinstatement (pemberlakuan kembali)
Proses di mana seorang asuradur memberlakukan kembali suatu polis yang
telah lewat waktu yang diakibatkan karena tidak dibayarnya premi- premi
pembaruan.
18. Rider (manfaat tambahan)
Rider merupakan manfaat tambahan yang dapat disertakan pada suatu program
asuransi dasar, seperti program asuransi jiwa menyeluruh (whole life plan) atau
program pemberian bantuan (endowment). Manfaat ini dirancang untuk
memberikan tambahan proteksi keuangan dengan biaya yang lebih murah.
19. Single Premium Policy (polis dengan premi sekali bayar)
Suatu polis yang hanya menghendaki sekali pembayaran premi yang dilakukan
di muka.
20. Sum Assured (jumlah yang tertanggung)
Jumlah uang jaminan yang dipertanggungkan kepada pemegang polis.
21. Term Plan (program berjangka terbatas)
Jenis program asuransi semacam ini menawarkan proteksi/perlindungan asuransi
jiwa untuk jangka waktu yang terbatas. Jumlah uang pertanggungan hanya dapat
dibayarkan apabila tertanggung meninggal dunia, atau di mana dapat diterapkan,
mengalami cacat yang bersifat menyeluruh dan permanen pada masa berlakunya
program tersebut.
22. Underwriting (penjaminan)

10
Proses penaksiran/penilaian dan penggolongan derajad risiko yang terkait pada
calon tertaggung, serta pembuatan keputusan untuk menerima atau menolak risiko
tersebut.
23. Whole Life Plan (program asuransi jiwa menyeluruh)
Jenis program asuransi jiwa ini menawarkan proteksi/perlindungan seumur
hidup terhadap kematian atau, apabila dapat diterapkan, cacat yang bersifat
menyeluruh dan permanen, kepada tertanggung

3. Manajemen operasional perusahaan asuransi


1. asuransi konvensional
a. asuransi jiwa asuransi dapat dicairkan apabila pemegang polis mengalami
kecelakaan, sakit, pendidikan dan kematian
b. asuransi umum
salah satu contoh asuransi umum adalah asuransi kendaraan
bermotor (mobil)
2. Asuransi syariah
Asuransi syariah lahir sebagai jawaban atas keputusan atau kebutuhan
masyarakat yang ingin bertransaksi sesuai Syariah
a. asuransi jiwa asuransi syariah menghindari adanya unsur masif gahar dan
ghibah ketiga ini dalam Islam merupakan perbuatan haram
b. asuransi umum asuransi dan kerugiannya pada barang seperti kendaraan
bermotor rumah dan properti lainnya yang dialami oleh pemegang polis.
4

4
Syukri,manajemen Lembaga keuangan Syariah non bank,2016 hal 50-56
11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuransi Syariah adalah suatu pengelolaan resiko yang memenuhi ketentuan Syariah,
tolong-menlong secara mutual yang melibatkan peserta dan operator. Syariah berasal
dari ketentuan-ketentuan didalam al-quran dan sunnah.
Dalam asuransi konvesional, asuransi adalah sebuah mekanisme perpindahan
resiko oleh suatu organisasi dapat diubah dari ketidak pastian menjadi pasti. Asuransi
memeberikan peluang untuk menukar kerugian yang tidak pasti menjadi kerungian
yang pasti yakni premi asuransi.

B. Saran
Pada saat pembuatan makalah penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan dengan sebuah pedoman yang dapat diperbanyak dari
banyak sumber penulis akan memperbaiki makalah tersebut. Oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik serta sarannya mengenai pembahasan makalah diatas.

12
DAFTAR PUSTAKA
Syukri iska, ifelda ningsih,2016, manajemen Lembaga keuangan Syariah non bank,
padang: cv jasa surya

13

Anda mungkin juga menyukai