FIQH MUAMALAH
Disusun Oleh:
Fatma Maulida
(1823211026)
CILACAP
2020
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kita panjatkan puja dan puji sukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmatnya, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita, sehingga dapat
menyelesaikan makalah Fiqh Muamalah “Asuransi”.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih pada dosen pengampuh, para
pembantu pembuatan makalah ini, dan para pembaca yang telah berpartisipasi
membaca dan memberikan kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini,
semoga dengan itu semua kita bisa menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
A. Latar belakang................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan Pembahasan.......................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................................5
A. Pengertian Asuransi..........................................................................................6
B. Landasan Hukum Asuransi Di Indonesia..........................................................8
C. Macam Macam Asuransi................................................................................13
D. Keuntungan Asuransi.....................................................................................14
BAB III..................................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................................16
A. Kesimpulan...................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagaimana yang telah kita ketahui kata asuransi bukanlah hal yang baru
dipendengaran kita. Tetapi pemahaman terhadap asuransi itu sendiri secara
mendalam, masyarakat belum mengenal dan mengetahuinya. Yang masyarakat
umum tau tentang asuransi hanyalah sebagai jaminan dan ketergantungan
pertolongan kepada orang lain bahkan seringkali menyebutkan asuransi itu haram
untuk masnyarakat yang awam. Padahal arti dan peran sesungguhnya didalam
asuransi ini sangatlah baik dan memberikan manfaat diantara kedua belah pihak,
baik perusahaan asuransi maupun nasabahnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Asuransi ?
4
2. Bagaimana Landasan Hukum Asuransi Di Indonesia ?
3. Ada Berapa Macam Macam Asuransi ?
4. Apa Saja Keuntungan Dari Asuransi?
C. Tujuan Pembahasan
1. Agar mahasiswa dapat mengerti apa itu asuransi
2. Untuk mengetahui landasan hokum asuransi di Indonesia
3. Untuk mengetahui ada berapa macam asuransi
4. Agar dapat mengetahui apa saja keuntungan dari asuransi
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuransi
Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko, dengan cara
mengalihkan / mentransfer risiko tersebut dari pihak pertama ke pihak lain, dalam
hal ini adalah kepada perusahaan asuransi. Pelimpahan tersebut didasari dengan
aturan-aturan hukum dan prinsip-prinsip yang berlaku secara universal, yang
dianut oleh pihak pertama maupun pihak lain.
6
disebut kebijakan : ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah
dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar
oleh"tertanggung" kepada "penanggung untuk risiko yang ditanggung
disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh penanggung untuk dana yang bisa
diklaim di masa depan, biaya administratif, dan keuntungan.
Berdasarkan definisi tersebut di atas maka asuransi merupakan suatu bentuk
perjanjian dimana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam Pasal 1320 KUH
Perdata, namun dengan karakteristik bahwa asuransi adalah persetujuan yang
bersifat untung-untungan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH
Perdata. Menurut Pasal 1774 KUH Perdata yaitu :
Perjanjian asuransi tertuang dalam polis asurasi, dimana disebutkan sarat –
sarat, hak – hak, kewajiban masing – masing pihak, jumlah uang yang
7
dipertanggungkan dan jangka waktu asuransi. Jika dalam masa pertanggungan
terjadi resiko, pihak asuransi akan membayar sesuai dengan perjanjian yang telah
dibuat dan ditandatangani bersama sebelumnya.
8
asuransi termasuk akad sharfi, artinya jual beli atau tukar hidup
dan matinya manusia dijadikan objek bisnis, yang dan dibungakan)
Pendapat ini dikemukakan oleh Abdul Wahab Khalaf, Mustafa Ahmad Zarqa,
Muhammad Yusuf Musa dan alasan-alasan yang dikemukakannya sebagai
berikut:
tidak ada nash Alquran maupun nash al-Hadis yang melarang asuransi
kedua pihak yang berjanji (asurador dan yang mempertanggungkan)
dengan penuh kerelaan menerima operasi ini dilakukan dengan memikul
tanggung jawab masing-masing
asuransi tidak merugikan salah satu atau kedua belah pihak dan bahkan
asuransi menguntungkan kedua belah pihak,
asuransi mengandung kepentingan umum, sebab premi premi yang
terkumpul dapat diinvestasikan (disalurkan kembali untuk dijadikan
modal) untuk proyek-proyek yang produktif dan untuk permbangunan;
asuransi termasuk akad nmudharabah, maksudnya asuransi merupakan
akad kerja sama bagı hasil antara pemegang polis (pemilik modal) dengan
pihak perusahaan asuransi yang mengatur modal atas dasar bagi hasil
(profir ana loss sharing);
9
dalam perbedaan uang yang telah dipungut dengan uang pembayar kerugian.
Maka asuransi ini menuju ke arah kemaslahatan umum yang bersifat sosial. Oleh
karena itu, asuransi ini dibenarkan oleh agama Islam.
Alasan yang dapat digunakan untuk membolehkan asuransi yang bersitat sosial
sama dengan alasan pendapat kedua, sedangkan alasan pengharaman asuransi
bersifat komersial semata mata pada garis besarnya sama dengan alasan pendapat
pertama.
10
Di Indonesia pelaksanaan asuransi diatur dalam undang-undang yang dikeluarkan
oleh lembaga pemerintah yang sah.
Belum lagi beberapa aturan lain misalnya seperti POJK Nomor 69/POJK.05/2016
tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi
Syariah, Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan Reasuransi Syariah.
Dari beberapa landasan hukum yang telah disebutkan artinya negara hadir turut
hadir mengawasi industri asuransi syariah di Indonesia
Hukum Asuransi
1. Asuransi Sosial
Asuransi sosial diperbolehkan dengan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
1.1. Asuransi sosial tidak termasuk akad mu'awadlah, tetapi merupakan
syirkah ta'awuniyah.
1.2. Diselenggarakan oleh Pemerintah. Sehingga kalau ada ruginya
ditanggung oleh Pemerintah, dan kalau ada untungnya dikembalikan untuk
kepentingan masyarakat.
2. Asuransi kerugian
11
2.1. Apabila asuransi kerugian tersebut merupakan persyaratan bagi
obyek-obyek yang menjadi agunan bank.
2.2. Apabila asuransi kerugian tersebut tidak dapat dihindari, karena
terkait oleh ketentuan-ketentuan Pemerintah, seperti asuransi untuk
barang-barang yang di impor dan diekspor.
3. Asuransi jiwa hukumnya haram kecuali apabila memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
3.1. Apabila asuransi jiwa tersebut mengandung unsur saving (tabungan).
3.2. Pada waktu menyerahkan uang premi, pihak tertanggung beniat untuk
menabung untungnya pada pihak penanggung (perusahaan asuransi).
3.3. Pihak penanggung bemiat menyimpan uang tabungan milik pihak
tertanggung dengan cara-cara yang dibenarkan/dihalalkan oleh syariat
agama Islam.
3.4. Apabila sebelum jatuh tempo yang telah disepakati bersama antara
pihak tertanggung dan pihak menanggung seperti yang telah disebutkan
dalam polis (surat perjanjian). ternyata pihak penanggung sangat
memerlukan (keperluan yang bersifat darurat) uang tabungannva, maka
pihak tertanggung dapat mengambil atau mcnarik kemballi sejumlah uang
simpanannya dari pihak penanggung dan pihak penanggung berkewajiban
menyerahkan sejumlah uang tersebut kepadanya.
3.5. Apabila pada suatu ketika pihak tertanggung terpaksa tidak dapat
membayar uang premi, maka.
12
Asuransi yang terda pat pada negara-negara di dunia ini bermacam-macam.
Hal ini terjadi karena bermacam-macam pula sesuatu yang diasuransikan Untuk
lebih jelasnya, berikut ini macam-macamasuransi itu.:
Maksud dengan asuransi timbal balik adalah beberapa orang memberikan iuran
tertentu yang dikumpulkan dengan maksud meringankan atau melepaskan beban
seseorang dari mereka saat mendapat kecelakaan. Jika uang yang dikumpulkan
tersebut telah habis, dipungut lagi iuran yang baru untuk persiapan selanjutnya,
demikianlah seterusnya.
b. Asuransi Dagang
c. Asuransi Pemerintah
d. Asuransi Jiwa
13
Maksud asuransi jiwa adalah asuransi atas jiwa orang orang yang
mempertanggungkan atas jiwa orang lain, penanggung (asurador) berjanji akan
membayar sejumlah uang kepada orang yang disebutkan namanya dalam polis
apabila yang mempertanggungkan (yang ditanggung) meninggal dunia atau
sesudah melewati masa-masa tertentu .
Asuransi atas bahaya yang menimpa badan adalah asuransi dengan keadaan-
keadaan tertentu pada asuransi Jiwa atas kerusakan-kerusakan diri seseorang,
seperti asuransi mata,asuransi telinga, asuransi tangan, atau asuransi atas penyakit
penyakit tertentu. Asuransi ini banyak dilakukan oleh buruh buruh industri yang
menghadapi bermacam-macam keceiakaan dalam menunaikan tugasnya.
D. Keuntungan Asuransi
Keuntungan dari usaha asuransi untuk masing – masing pihak adalah sebagai
berikut.
1. Bagi nasabah
14
a. Memberikan rasa aman dan ketenangan hidup.
b. Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat ditarik kembali.
g. Memudahkan urusan.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.
16
DAFTAR PUSTAKA
17