Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASURANSI SYARI’AH 1

DOSEN PENGAMPU :
ERWINA KARTIKA DEVI, S.E.I., M.E

Disusun Oleh Kelompok 10 :


MUHAMMAD SAPRIANDI NIM (PS.213019)
FITRI WAHYUNI NIM (PS.213027)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SYARI’AH AL-MUJADDID
TANJUNG JABUNG TIMUR
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih, yang telah
melimpahkan rahmat, inayah, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini . Semoga makalah ini dapat bermanfaat, bagi kita semua.
Besar harapan kami agar makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
bermanfaat bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini agar dapat lebih baik. Kami mengakui bahwa makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan.
Oleh karena itu kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Muara Sabak, 18 Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan penulis ......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 2
A. Subrogasi ................................................................................................................. 2
B. Restorno................................................................................................................... 3
C. Endocement ............................................................................................................. 4
D. Klasula ..................................................................................................................... 4
E. Urutan Kekuatan Hukum (KUHD) Polis, Endocement, dan Klasula ..................... 4
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 8
B. Saran...................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuransi syariah merupakan salah satu bisnis yang tidak terlepas dari
persaingan. Persaingan ketat yang dihadapi oleh masing-masing lembaga
memaksa pihak manajemen untuk merancang strategi agar nasabah tetap loyal.
Karena itu pada asuransi syariah diperlukan adanya kualitas pelayanan yang dapat
mempengaruhi kepuasan dan loyalitas para pemegang polis. Kondisi seperti ini
dapat dimaknai bahwa asuransi syariah tidak dapat hanya bertahan dan
menggunakan pendekatan serta mempertahankan nasabah yang ada dengan
memanfaatkan sentimen emosional saja karena alasan agama. Asuransi syariah
harus dapat mencari solusi tepat dalam bertahan dan menarik pelanggan. 1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Subrogasi?
2. Apa pengertian dari Restorno?
3. Apa pengertian dari Endocement?
4. Apa pengertian dari Klasula?
5. Bagaimana Urutan Kekuatan Hukum (KUHD) Polis, Endocement, dan
Klasula?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami tentang Subrogasi
2. Untuk memahami tentang Restorno
3. Untuk memahami tentang Endocement
4. Untuk memahami tentang Klasula
5. Untuk memahami Urutan Kekuatan Hukum (KUHD) Polis, Endocement, dan
Klasula

1
Sula, dalam Wuryanti Koentjoro. Kualitas pelayanan dan pengaruhnya terhadap kepuasan dan
loyalitas yang syar'i pemegang polis asuransi syariah. Ekobis, Jurnal Ekonomi Vol.10, No. 2, hal. 375-
385, 2009

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Subrogasi
1. Pengertian Subrogasi
Prinsip yang menyatakan bahwa penanggung berhak mendapatkan
pembayaran kembali atas ganti rugi yang telah diberikan penanggung kepada
kreditur (principle of subrogation).
Aturan soal subrogasi bisa dilihat dalam Pasal 1400 KUHPerdata. Dalam
pasal tersebut subrogasi adalah penggantian hak-hak oleh seorang pihak
ketiga yang membayar kepada kreditur. Jadi, bisa dibilang subrogasi adalah
prinsip asuransi yang memberikan hak penuntutan ganti rugi dari tertanggung
kepada penanggung atau hak untuk meminta penggantian ganti rugi kepada
pihak ketiga yang menyebabkan terjadinya kerugian.
Subrogasi umumnya diterapkan dalam polis asuransi kendaraan serta
pada klaim polis properti/kecelakaan dan perawatan kesehatan.
2. Penerapan Subrogasi
Kasus umum yang berkaitan dengan subrogasi, biasanya perusahaan
asuransi secara langsung membayar klaim kliennya untuk suatu kerugian,
kemudian meminta penggantian dari pihak lain.
Klien yang diasuransikan menerima pembayaran dengan segera oleh
perusahaan asuransinya; kemudian perusahaan asuransi dapat mengajukan
klaim subrogasi terhadap pihak yang bersalah atas kerugian tersebut.
Polis asuransi lazimnya memberikan hak kepada perusahaan asuransi,
setelah kerugian dibayarkan pada klaim, untuk meminta ganti rugi dari pihak
ketiga jika pihak tersebut menyebabkan kerugian.
Hak subrogasi secara mutlak bisa diminta oleh pihak asuransi apabila
kerugian yang terjadi disebabkan oleh tindakan kelalaian pihak ketiga.
Namun, tidak semua hak subrogasi bisa dilakukan karena perusahaan asuransi

2
memiliki pertimbangan tersendiri untuk menggunakan hak subrogasinya atau
tidak.
B. Restorno
Berdasarkan pada pasal 246 KUHD, disebutkan bahwa premi dalam
pertanggungan asuransi sangatlah penting. Pentingnya premi ini dikarenakan
premi adalah kewajiban yang harus dibayarkan oleh pihak tertanggung sebagai
imbalan ditanggungnya risiko atas tertanggung, yang sewaktu-waktu dapat terjadi
dan menimpa pihak tertanggung.
Premi ini juga berkaitan erat dengan restorno dalam asuransi. Pengertian
restorno sendiri adalah nilai premi yang dikembalikan kepada tertanggung.
Pengembalian premi dikenal juga dengan restorno, yaitu pengembalian premi
dari penanggung kepada tertanggung, karena perjanjian gugur sebelum
penanggung menanggung bahaya atau baru menanggung sebagian, premi yang
dibayar lebih, insurable interestnya tidak ada, kondisi jaminan atau pertanggungan
dipersempit.2
C. Endocement
Kata endorse sangat erat hubungannya dengan dunia pemasaran
khususnya pada pemasaran online. Menurut Martin Roll, endorsement adalah
saluran dari komunikasi merek, dimana selebriti berperan sebagai juru bicaradan
mendukung merek tersebut dengan segala atribut kepopuleran, kepribadian, dan
status sosial selebriti tersebut.
Dalam kontrak asuransi kebakaran atas perjanjian yang telah dibuat bisa
diadakan perubahan dalam isi polis asuransi tersebut. Hal ini yang dinamakan
endorsements. Jadi pada polis asuransi dengan adanya endorsement dapat
memperluas atau mempercepat jaminan dalam perjanjian tersebut. Biasanya
endorsement terjadi setelah suatu kontrak dibuat, sebagai contoh dalam polis
asuransi terjadi kesalahan tentang lokasi rumah, salah menyebutkannya. Serta

2
Yuni Sri Astrin, ‘Prosedur Pengajuan Klaim Dalam Pelaksanaan Pembayaran Asuransi
Kesehatan Padaasuransi Takaful Indonesia Cabang Pekanbaru Menurut Perspektif Ekonomi Islam’,
2013.

3
bahaya apa saja yang dijamin. Hal diatas dapat diadakan perubahan yaitu dengan
jalan endorsement.

D. Klasula
Dalam perjanjian asuransi sering dimuat janji-janji khusus yang dirumuskan
secara tegas dalam polis, yang lazim disebut Klausula asuransi yang maksudnya
untuk mengetahui batas tanggung jawab penanggung dalam pembayaran ganti
kerugian apabila terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian. Jenis-jenis
asuransi tersebut ditentukan oleh sifat objek asuransi itu, bahaya yang mengancam
dalam setiap asuransi. 3
E. Urutan Kekuatan Hukum (KUHD) Polis, Endocement, dan Klasula
Menurut ketentuan pasal 225 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) perjanjian asuransi harus dibuat secara tertulis dalam bentuk akta yang
disebut “polis” yang memuat kesepakatan, syarat-syarat khusus dan janji-
janji khusus yang menjadi dasar pemenuhan hak dan kewajiban para pihak
(penanggung dan tertanggung) dalam mencapai tujuan asuransi. Dengan demikian,
polis merupakan alat bukti tertulis tentang telah terjadinya perjanjian asuransi
antara tertanggung dan penanggung.
Menurut ketentuan pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali mengenai asuransi
jiwa harus memuat syarat-syarat khusus berikut ini:
1. Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi; Nama tertanggung, untuk
dirisendiri atau pihak ketiga;
2. Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan;
3. Jumlah yang diasuransikan (nilai pertanggungan);
4. Bahaya-bahaya/evenemen yang ditanggung oleh penanggung;
5. Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi
tanggunganpenanggung;
6. Premi asuransi;

3
Djojosoedarso Soeisno, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Salemba Empat,
Jakarta, 2003, hal. 74

4
7. Umumnya semua keadaan yang perlu diketahui oleh penanggung dan segala
janji-janji khusus yang diadakan antara para pihak, antara lain mencantumkan
BANKER’S CLAUSE, jika terjadi peristiwa (evenemen) yang menimbulkan
kerugian penanggung dapat berhadapan dengan siapa pemilik atau pemegang
hak.
Dalam perjanjian asuransi sering dimuat janji-janji khusus yang dirumuskan
secara tegas dalam polis, yang lazim disebut Klausula asuransi yang maksudnya
untuk mengetahui batas tanggung jawab penanggung dalam pembayaran ganti
kerugian apabila terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian. Jenis-jenis
asuransi tersebut ditentukan oleh sifat objek asuransi itu, bahaya yang mengancam
dalam setiap asuransi. Klausula-klausula yang dimaksud antara lain:
1. Klausula Premier
Risque Klausula ini menyatakan bahwa apabila pada asuransi dibawah
nilai benda terjadi kerugian, penanggung akan membayar ganti kerugian
seluruhnya sampai maksimum jumlah yang diasuransikan (Pasal 253 ayat 3
KUHD). Klausula ini biasa digunakan pada asuransi pembongkaran dan
pencurian, asuransi tanggung jawab.
2. Klausula All Risk
Klausula ini menentukan bahwa penanggung memikul segala resiko atau
benda yang diasuransikan. Ini berarti penanggung akan mengganti semua
kerugian yang timbul akibat peristiwa apapun, kecuali kerugian yang timbul
karena kesalahan tertanggung sendiri (Pasal 276 KUHD) dan karena cacat
sendiri bendanya (Pasal 249 KUHD).
3. Klausula Total Loss Only (TLO)
Klausula ini menentukan bahwa penanggung hanya menanggung
kerugian yang merupakan kerugian keseluruhan/total atas benda yang
diasuransikan.
4. Klausula Sudah Diketahui (All Seen)

5
Klausula ini digunakan pada asuransi kebakaran. Klausula ini
menentukan bahwa penanggung sudah mengetahui keadaan, konstruksi, letak
dan cara pemakaian bangunan yang diasuransikan.
5. Klausula Renunsiasi (Renunciation)
Menurut Klausula penanggung tidak akan menggugat tertanggung,
dengan alasan pasal 251 KUHD, kecuali jika hakim menetapkan bahwa pasal
tersebut harus diberlakuan secara jujur atau itikad baik dan sesuai dengan
kebiasaan. Berarti apabila timbul kerugian akibat evenemen tertanggung tidak
memberitahukan keadaan benda objek asuransi kepada penanggung, maka
penanggung tidak akan mengajukan pasal 251 KUHD dan penanggung akan
membayar klaim ganti kerugian kepada tertanggung.
6. Klausula Free Particular Average (FPA)
Bahwa penaggung dibebaskan dari kewajiban membayar ganti kerugian
yang timbul akibat peristiwa khusus di laut (Particular Average) seperti
ditentukan dalam pasal 709 KUHD dengan kata lain penanggung menolak
pembayaran ganti kerugian yang diklaim oleh tertanggung yang sebenarnya
timbul dari akibat peristiwa khusus yang sudah dibebaskan klausula FPA
7. Klausula Riot, Strike & Civil Commotion (RSCC)
a. Riot (kerusuhan) adalah tindakan suatu kelompok orang, minimal
sebanyak 12 orang, yang dalam melaksanakan suatu tujuan bersama
menimbulkan suasana gangguan ketertiban umum dengan kegaduhan dan
menggunakan kekerasan serta pengrusakan harta benda orang lain, yang
belum dianggap sebagai huru-hara.
b. Strike (pemogokan) adalah tindakan pengrusakan yang disengaja oleh
sekelompok pekerja, minimal 12 orang pekerja atau separuh dari jumlah
pekerja (dalam hal jumlah seluruh pekerja kurang dari 24 orang), yang
menolak bekerja sebagaimana biasanya dalam usaha untuk memaksa
majikan memenuhi tuntutan dari pekerja atau dalam melakukan protes
terhadap peraturan atau persyaratan kerja yang diberlakukan oleh
majikan.

6
c. Civil Commotion (huru-hara) adalah keadaan di suatu kota dimana
sejumlah besar massa secara bersama-sama atau dalam kelompok-
kelompok kecil menimbulkan suasana gangguan ketertiban dan
keamanan masyarakat dengan kegaduhan dan menggunakan kekerasan
serta rentetan pengrusakan sejumlah besar harta benda, sedemikian rupa
sehingga timbul ketakutan umum, yang ditandai dengan terhentinya lebih
dari separuh kegiatan normal pusat perdagangan/pertokoan atau
perkantoran atau sekolah atau transportasi umumdi kota tersebut selama
minimal 24 jam secara terus menerus yang dimulaisebelum, selama atau
setelah kejadian tersebut.4

4
Deny Guntara, Asuransi dan Ketentuan-ketentuan Hukum yang Mengaturnya, Jurnal Justisi
Ilmu Hukum ISSN 2528-2638 Vol 1, N0 1, 2016, hal. 33-37

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Subrogasi adalah prinsip asuransi yang memberikan hak penuntutan ganti
rugi dari tertanggung kepada penanggung atau hak untuk meminta
penggantian ganti rugi kepada pihak ketiga yang menyebabkan terjadinya
kerugian.
2. Pengembalian premi dikenal juga dengan restorno, yaitu pengembalian
premi dari penanggung kepada tertanggung, karena perjanjian gugur
sebelum penanggung menanggung bahaya atau baru menanggung sebagian,
premi yang dibayar lebih, insurable interestnya tidak ada, kondisi jaminan
atau pertanggungan dipersempit.
3. Endorsement adalah saluran dari komunikasi merek, dimana selebriti
berperan sebagai juru bicaradan mendukung merek tersebut dengan segala
atribut kepopuleran, kepribadian, dan status sosial selebriti tersebut.
4. Klausula asuransi yang maksudnya untuk mengetahui batas tanggung jawab
penanggung dalam pembayaran ganti kerugian apabila terjadi peristiwa yang
menimbulkan kerugian.
5. Menurut ketentuan pasal 225 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) perjanjian asuransi harus dibuat secara tertulis dalam bentuk akta
yang disebut “polis” yang memuat kesepakatan, syarat-syarat khusus
dan janji-janji khusus yang menjadi dasar pemenuhan hak dan kewajiban
para pihak (penanggung dan tertanggung) dalam mencapai tujuan asuransi.
Dengan demikian, polis merupakan alat bukti tertulis tentang telah terjadinya
perjanjian asuransi antara tertanggung dan penanggung.

8
B. Saran
Dengan segala keterbatasan, selesailah makalah ini dengan jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu kami selaku penyusun makalah mengharapkan
sebuah saran dan kritikan yang membangun agar kami bisa memperbaiki dalam
tugas dikemudian hari. Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan manfaat
yang menjadi amal jariyah bagi penulis ataupun pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA
Astrin, Yuni Sri. ‘Prosedur Pengajuan Klaim Dalam Pelaksanaan Pembayaran
Asuransi Kesehatan Padaasuransi Takaful Indonesia Cabang Pekanbaru Menurut
Perspektif Ekonomi Islam’, 2013.
Guntara, Deny. Asuransi dan Ketentuan-ketentuan Hukum yang Mengaturnya, Jurnal
Justisi Ilmu Hukum ISSN 2528-2638 Vol 1, N0 1, 2016.
Soeisno, Djojosoedarso. Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Salemba
Empat, Jakarta, 2003.
Sula, dalam Wuryanti Koentjoro. Kualitas pelayanan dan pengaruhnya terhadap
kepuasan dan loyalitas yang syar'i pemegang polis asuransi syariah. Ekobis,
Jurnal Ekonomi Vol.10, No. 2, hal. 375-385, 2009.

10

Anda mungkin juga menyukai