“ASURANSI”
KELOMPOK VI
ASTRIANI (20301015)
MUHAMAD IRAWAN(20301016)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya, tugas makalah
mata kuliah Microfinance yang membahas tentang “Eksistensi dan Produktivitas Lembaga
Microfinance dalam Lembaga Keuangan Di Indonesia” dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan apa yang Penulis dapat dari dosen
pengampu mata kuliah Microfinance dan sumber–sumber literatur lain yang relevan. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai
masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaannya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.
ii
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Pengertian Asuransi.................................................................................................3
B. Fungsi dan tujuan asuransi......................................................................................3
C. Prinsip- prinsip asuransi .........................................................................................4
D. Konsep dan mekanisme kerja asuransi....................................................................6
E. nsurable risk.............................................................................................................6
F. Bisnis asuransi.........................................................................................................8
A. Kesimpulan..............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan nonbank yang mempunyai
peranan yang tidak jauh berbeda dari bank, yaitu bergerak dalam bidang layanan jasa
yang diberikan kepada masyarakat dalam mengatasi resiko yang akan terjadi di masa
yang akan datang. Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karakteristik dengan
perusahaan nonasuransi.
Dalam dunia bisnis, banyak sekali resiko yang tidak dapat di prediksi. Secara
rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang
dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga
dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada
salah satu anggota keluarga yang menghadapi risiko cacat atau meninggal dunia.
Industri asuransi di Indonesia akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang
cukup pesat setekah pemerintah mengeluarkan deregulasi pada tahun 1980-an.
Dipertegas lagi dengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
Tahhn 1992 Tentang Usaha Perasuransian. Diharapkan dengan semakin
berkembangnya industri asuransi di Indonesia, maka akan semakin berkembang pula
pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun ke tahun akan semakin meningkat. Pada
era globalisasi seperti ini kebutuhan masyarakat akan asuransi semakin meningkat,
oleh karena itu pertumbuhan atau perkembangan industri asuransi di Indonesia
semakin dan akan terus meningkat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari asuransi?
2. Apa saja fungsi dan tujuan asuransi?
3. Bagaimana prinsip-prinsip dalam asuransi?
4. Bagaimana konsep dan mekanisme kerja asuransi?
5. Apa saja resiko yang dapat di asuransikan (Insurable Risk)?
6. Bagaimana cara kerja bisnis asuransi?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, dapat diambil tujuan:
1. Mengetahui pengertian dari asuransi.
2. Mengetahui fungsi dan tujuan asuransi.
1
3. Mengetahui prinsip-prinsip dalam asuransi.
4. Mengetahui konsep dan mekanisme kerja asuransi.
5. Mengetahui resiko yang dapat diasuransikan (Insurable Risk).
6. Mengetahui cara kerja bisnis asuransi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuransi
Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko yang dilakukan dengan
cara mengalihkan/transfer risiko dari satu pihak ke pihak lain dalam hal ini adalah
perusahaan asuransi. Menurut KUHD pasal 246 disebutkan bahwa “asuransi atau
pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung,dengan menerima suatu premi, untuk
penggantian kepadanya karena suatu kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu".
Pengertian asuransi yang lain adalah merupakan suatu pelimpahan risiko dari pihak
pertama kepada pihak lain. Dalam pelimpahan dikuasai oleh aturan-aturan hukum dan
berlakunya prinsip-prinsip serta ajaran yang secara universal yang dianut oleh pihak
pertama maupun pihak lain.
Dari segi ekonomi, asuransi berarti suatu pengumpulan dana yang dapat
dipakai untuk menutup atau memberi ganti rugi kepada orang yang mengalami
kerugian. Disamping sebagai bentuk pengendalian risiko (secara finansial), asuransi
juga memiliki berbagai manfaat yang diklasifikasikan kedalam : fungsi utama, fungsi
skunder dan fungsi tambahan. Fungsi utama asuransi adalah sebagai pengalihan
risiko, pengumpulan dana dan premi yang seimbang. Fungsi skunder asuransi adalah
untuk merangsang pertumbuhan usaha, mencegah kerugian, pengendalian kerugian,
memiliki manfaat sosial dan sebagaitabungan. Sedangkan fungsi tambahan asuransi
adalah sebagai investasi dana dan invisible earnings.
B. Fungsi dan Tujuan Asuransi
1. Fungsi Asuransi
Fungsi dasar asuransi menurut pandangan Sri Redjeki Hartono adalah
suatu upaya untuk menanggulangi ketidakpastian terhadap kerugian khusus
untuk kerugian-kerugian murni, dan bukan kerugian yang bersifat spekulatif.
Pengalihan risiko sebagai fungsi utama asuransi adalah sebagai sarana atau
mekanisme pengalihan kemungkinan risiko kerugian (change of loss) dari
tertanggung sebagai original risk bearer kepada satu atau beberapa
3
penanggung (a risk transfer mechanism). Sehingga kepastian yang berupa
kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat suatu peristiwa tidak terduga,
akan berubah menjadi proteksi asuransi yang pasti mengubah kerugian
menjadi ganti-rugi atau santunan klaim dengan syarat pembayaran premi.
2. Tujuan Asuransi
Menurut Prof. Emmy Pangaribuan Simanjuntak, asuransi itu
mempunyai tujuan utama mengalihkan risiko (Tertanggung) yang ditimbulkan
oleh peristiwa-peristiwa (yang tidak diharapkan terjadi) kepada orang lain
(Penanggung). Seiring berjalannya waktu tujuan asuransi bersifat ekonomis
yaitu mencakup tujuan pengalihan risiko itu sendiri, kebutuhan akan ganti
kerugian (uang asuransi) dan premi.
C. Prinsip-Prinsip Asuransi
Asuransi mengandung prinsip-prinsip asuransi seperti terangkum di bawah ini:
1. Insurable interest
Prinsip ini bisa diartikan bahwa seseorang hanya diperbolehkan
mengasuransikan sesuatu, yang memiliki hubungan ekonomi serta diakui
secara hukum. Ambil contoh, seorang pebisnis hanya boleh mengambil
asuransi kebakaran untuk toko miliknya. Atau contoh lain, seseorang hanya
boleh mengambil membelikan asuransi jiwa atau asuransi kesehatan untuk
anggota keluarganya.
2. Utmost good faith
Arti dari prinsip ialah, baik pemegang polis maupun perusahaan
asuransi harus beritikad baik dalam melakukan perikatan. Itikad baik di sini
diartikan sebagai mengungkapkan informasi secara detil dan akurat.
Pemegang polis harus transparan tentang obyek yang akan diasuransikan.
Sementara penyedia asuransi harus merinci persyaratan pertanggungan.
3. Indemnity
Prinsip ini menegaskan manfaat asuransi bagi pemegang polis. Jadi,
asuransi berfungsi mengembalikan posi inisi keuangan nasabah jika terjadi
suatu risiko, ke posisi sebelum terjadi risiko. Contoh, fungsi asuransi
kesehatan ialah mengembalikan posisi keuangan si tertanggung sebelum sakit.
Jadi, jika si tertanggung keluar uang Rp1 juta karena sakit, maka asuransi
kesehatan berfungsi mengembalikan Rp1 juta tersebut. Dengan begitu, tujuan
memperoleh keuntungan dari asuransi adalah anggapan yang keliru.
4
4. Subrogation
Prinsip ini berarti perusahaan asuransi sebagai penanggung risiko,
mengambil posisi tertanggung dalam menuntut ganti rugi jika terjadi risiko.
Prinsip ini contohnya berlaku pada asuransi umum. Misalkan ada seseorang
bernama Agus, pemegang polis asuransi kendaraan, terlibat kecelakaan
dengan mobil Budi. Maka, ketika Agus mengajukan klaim penggantian
kerugian atas kecelakaan itu ke perusahaan asuransi yang menanggungnya,
maka ia tidak lagi memiiki hak untuk menagih ganti rugi dari Budi. Dalam hal
ini, perusahaan asuransilah yang bertugas menanggung kerugian Agus,
kemudian menagih ganti rugi tersebut ke Budi.
5. Contribution
Prinsip ini berlaku untuk satu obyek yang diasuransikan ke lebih dari
satu perusahaan asuransi. Praktik ini biasanya terjadi di asuransi umum dan
nilai pertanggungan yang diasuransikan sangat besar. Patut dicatat, kendati
ada dua penanggung yang terlibat, prinsip indemnity yang menyatakan bahwa
total ganti rugi tidak boleh lebih dari nilai kerugian, tetap berlaku.
Pembayaran ganti rugi dari tiap penanggung bisa dibagi berdasarkan:
Proporsional (prorate), yang berarti setiap penanggung akan
bertanggung jawab secara prorata sesuai dengan bagian masing-
masing.
Non-proporsional (excess), yang berarti masing-masing penanggung
memiliki kewajiban masing-masing.
6. Proximate Cause
Prinsip ini akan menjadi rujukan perusahaan asuransi dalam
menentukan kondisi yang menjadi penyebab utama terjadinya risiko serta
syarat pencairan manfaat. Prinsip ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya
perselisihan akibat salah tafsir mengenai risiko. Atas dasar prinsip ini, polis
asuransi pada umumnya memuat risiko yang dijamin dan yang dikecualikan
secara mendetil. Risiko yang bisa menimpa semua orang membuat asuransi
dibutuhkan oleh semua orang, termasuk kamu. Semoga dengan mengenal
konsep dan prinsip-prinsip asuransi, kamu tak salah kaprah lagi mengenai
asuransi dan bisa memetik manfaat dari asuransi.
5
D. Konsep dan Mekanisme Kerja Asuransi
1. Konsep asuransi
Dalam manajemen risiko, asuransi merupakan salah satu cara untuk mengelola
risiko dengan jalan pengalihan risiko kepada pihak lain.
Konsep asuransi berasal dari sebuah ide yang sederhana, tetapi juga rumit di
saat yang sama, yakni mengontrol ketidakpastian masa depan dengan
melindungi Anda dari resiko yang mungkin tidak akan terjadi dalam waktu
yang dekat, akan tetapi kemungkinannya selalu ada.Secara singkat dapat
dikatakan bahwa manajemen risiko itu adalah penilaian terhadap risiko yang
mungkin terjadi, sementara asuransi adalah pengalihan tanggungan risiko.
• Risiko-Risiko Yang Bisa Ditanggung Asuransi (Insurable Risk)
• Risiko Dapat Dinilai dengan Uang (Financial Value)
•Risiko-Risiko yang Sama (Homogeneous Exposure)
• Risiko Harus Murni (Pure Risks)
• Risiko Khusus dan Fundamental (Particular and Fundamental Risks)
• Risiko Tiba-Tiba dan Tak Terduga (Fortuitous).
2. Dalam mekanisme asuransi diperlukan syarat adanya risiko serupa dalam
jumlah yang banyak. Jadi, secara teori apa pun yang punya potensi kehilangan
dan kerusakan dapat diasuransikan, seperti halnya asuransi kendaraan yang
menanggung biaya kerusakan mobil atau motor.
Asuransi adalah cara untuk melindungi keuangan pribadi dari beban yang tidak
semestinya. Asuransi merupakan sebuah bentuk manajemen risiko di mana risiko
ditransfer ke perusahaan asuransi sebagai pertukaran atas pembayaran premi.
6
menderita kerugian yang tercakup dalam polis, dia bisa mengajukan klaim. Klaim
merupakan laporan lengkap dari apa yang hilang atau rusak beserta nilainya.
Jumlah uang yang akan diganti (uang pertanggungan) didasarkan pada jumlah yang
terdapat dalam polis. Ketika individu atau perusahaan membeli polis asuransi, semua
uang dari premi kemudian digabungkan menjadi apa yang disebut kolam asuransi
(insurance pool). Perusahaan asuransi menggunakan statistik untuk memprediksi
berapa persen orang atau bisnis yang diasuransikan akan benar-benar menderita
kerugian dan mengajukan klaim.
Statistik juga membantu menentukan jumlah premi. Faktor-faktor lain seperti nilai
kredit dan klaim sebelumnya juga dipertimbangkan. Karena sebagian besar orang
yang diasuransikan tidak mengalami kerugian atau hanya mangalami kerugian kecil,
perusahaan asuransi mendapatkan keuntungan yang memungkinkan mereka terus
beroperasi dan membayar klaim besar sesekali.
E. Insurable Risk
Risiko berikutnya yang masuk kategori insurable risks adalah risiko yang
menimbulkan kerugian harus sama atau homogen dan dalam jumlah besar (homogeneous
exposure). Hal ini penting agar perusahaan asuransi dapat mengukur risiko berdasarkan
probabilita dan statistik pengalaman lampau.
Sesuatu yang diasuransikan harus dinilai dengan uang, karena pada dasarnya asuransi
menyediakan pembayaran sejumlah uang
Dalam asuransi jiwa, nilai uang atas nyawa yang dipertanggungkan ditetapkan berdasarkan
kemampuan membayar premi
7
Jenis resiko harus sama, dalam jumlah besar, dengan alasan:
jika exposure itu hanya 3 atau 4, maka kontribusinya menjadi besar, sedangkan jika
exposurenya semakin banyak, maka kontribusi akan semakin kecil.
Secara umum resiko yang dapat diasuransikan hanyalah resiko murni, tetapi tidak berarti
semu resiko murni dapat diasuransikan
Resiko spekulatif, yang berdampak untung, umumnya tidak insurable, karena apabila
diasuransikan menjadi tidak ada upaya meraih keuntungan dan hanya akhirnya mengajukan
klaim.
Semua resiko partikular pada umumnya memenuhi kriteria insurable risk, sedangkan
fundamental risk tidak demikian
Fundamental risk dari keadaan alam seperti badai, gempa bumi, dapat juga diasuransikan,
tetapi tergantung pada letak geografi objek yang diasuransikan.
Tidak ada kepastian timbul kerugian atau tidak timbul kerugian. Jika kejadian/kerugian pasti,
maka menjadi uninsurable, sedangkan bial tidak pasti maka insurable
Dalam asuransi jiwa, di mana kematian adalah sesuatu yang pasti, tetapi yang tidak pasti
adalah mengenai waktu dan itulah yang insurable.
Pihak yang mengasuransikan harus memiliki kepentingan asuransi, yaitu akan mengalami
kerugian keuangan atas kejadian yang diasuransikan.
Jenis resiko akibat perbuatan melawan kepentingan umum tidak dapat diasuransikan
8
Denda akibat melanggar peraturan, tidak dapat dibayar dengan asuransi
Resiko yang menimbulkan kemungkinan kerugian besar sehingga premi harus besar pula
tidak lagi menjadi insurable.
F. Bisnis Asuransi
Asuransi bisnis merupakan salah satu produk yang dikhususkan untuk melindungi bisnis.
Untuk itu produk ini memiliki berbagai manfaat seperti pengalihan risiko, pengumpulan dana
dan premi yang seimbang.
engutip Small Business, perusahaan atau perorangan yang membeli polis asuransi,
mentransfer risiko ke sana. Sebagai imbalan atas jasa itu, pelanggan membayar premi kepada
perusahaan bisnis asuransi. Besaran premi tergantung seberapa besar risiko pelanggan.
Semakin berisiko, premi yang dibayarkan juga makin besar.
BAB III
9
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Salim. (2007), Asuransi dan Manajemen Risiko, penerbit : PT Raja Gramedia
Persada. Jakarta.
11