Disusun oleh:
Kelompok 5
1. Opan David Gandi (20301004)
2. Yuli Agustina (20301019)
3. Dwi Rahayu Maulani P (20301034)
4. Nurul Madani Liausoffa (20301009)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah manajemen resiko ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw. yang telah menunjukkan kepada
kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama pembuatan makalah
ini.
i
DAFTAR ISI
JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
C. TUJUAN .........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN ............................................................................................11
B. SARAN .........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. RUMUSAN MASALAH
Risiko berhubungan dengan ketidak pastian ini terjadi karena kurang atau
tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak
yang merugikan disebut dengan istilah resiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir,
manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun
pelatihan kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko
Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi
sangat besar, dan walaupun mengalami kerugian sangat kecil sekali. Misalnya
membeli lotere. Jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar, tetapi
jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli lotere relatif kecil. Apakah ini
juga tergolong resiko? Jawabannya adalah hal ini juga tergolong resiko. Selama
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Pengendalian Resiko Risk (Risk Control) ?
2. Bagaimana Menghindari Resiko Risk ?
3. Bagaimana Pemisahan Dari Resiko Risk ?
4. Bagaimana Pooling Atau Kombinasi Dari Resiko Risk ?
1
5. Bagaimana Pemindahan Risiko Risk Terjadi ?
6. Bagaiamana Pembayaran Risiko (Risiko Financial) ?
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengendalian Risiko Risk (Risk Control)
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Menghindari Risiko Risk
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Pemisahaan Dari Risiko Risk
4. Untuk Mengeetahui Pooling Atau Kombinasi Dari Risiko Risk
5. Untuk Mengetahui Pemindahan Risiko Risk
6. Untuk Mengetahui Pembayaran Risiko (Risiko Financial)
2
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk risiko yang tidak bisa dihindari, organisasi perlu melakukan pengendalian
risiko. Dengan menggunakan dua dimensi, probabilitas dan severity, pengendalian
risiko bertujuan untuk mengurangi probabilitas munculnya kejadian, mengurangi
tingkat keseriusan (severity), atau keduanya.
Agar bisa mengendalikan risiko lebih baik, pemahaman terhadap karateristik risiko
diperlukan. Dalam upaya memahami risiko tersebut ada beberapa teori yang ingin
menelusuri penyebab munculnya risiko. Dua teori dibicarakan dalam bagian ini
yaitu teori domino dan teori rantai risiko (lihat juga Bab 4 mengenai identifikasi dan
pengukuran risiko).
3. Unsafe act or physical hazard (tindakan yang berbahaya atau kondisi fisik
yang berbahaya)
4. Kecelakaan
3
5. Cidera.
Sebagai contoh adalah kecelakaan kerja yang di alami seseorang. Misalkan orang
itu mempunyai temperamen tinggi karena tumbuh dewasa di lingkungan keras
( factor pertama). Kemudian orang tersebut tidak mendengarkan saran orang lain
atau tidak suka memperhatikan kondisi sekitarnya (factor kedua). Kemudian orang
tersebut bekerja di lingkungan mesin atau bangunan yang rentan terhadap
munculnya resiko kecelakaan kerja (factor ketiga). Tiga factor tersebut cukup
potensial untuk memmunculkan terjadinya kecelakaan. Misalkan kecelakaan
terjadi, dan orang tersebut ( dan barangkali orang lain di sekitar) mengalami
cidera.
Menurut Mekhofer, 1987 ,risiko yang muncul bias di pecah kedalam beberapa
komponen :
Sebagai contoh, di gudang yang banyak bahan mudah terbakar (missal kertas)
terdapat kompor dengan menggunakan minyak tanah. Gudang adalah
lingkungannya, sedangkan kompor tersebut adalah hazard. Kompor dengan
menggunakan minyak tanah meningkatkan resiko kebakaran (hazard). Interaksi
antar gudang dengan kompor didalamnya akan semakin meningkatkan resiko
kebakaran, sehingga suatu saat terjadi kebakaran (factor keempat). Konsekuensi
dari kebakaran tersebut adalah kerugian yang sangat signifikan
Dengan melihat komponen resiko tersebut, manajer resiko bias mnegatasi resiko
malalui cara menghilangkan hazard. Dalam contoh diatas, kompor minyak tanah
bias di ganti dengan kompor listrik. Lingkungan bias di buat lebih tahan terhadap
munculnya resiko, misalnya dengan menyingkirkan bahan-bahan yang mudah
terbakar. Dengan kompor listrik dan lingkungan yang bersih dari bahan yang
4
mudah terbakar, interaksi antara keduanya menjadi lebih kecil kemungkinan untuk
terjadi. Konsekuensi dari hasil ( kebakaran dalam hal ini ) yang berupa kerugian
bias dikurangi missal dengan membuat tembok lebih tahan api., sehingga
kebakaran pada ruang tersebut tidak akan mudah menjalar keruang lainnya.
3. Fokus dan Timing PengendalianResiko
5
Tentunya kita bisa menggunakan metode untuk mengurangi kemungkinan
munculnya resiko dengan pengurangan severity secara bersamaan. Sebagai contoh,
dokter ahli bedah belajar metode baru dalam pembedahan yang lebih canggih dan
lebih aman.Dengan metode baru tersebut, dokter tersebut bisa mengurangi
probabilitas terkena risiko digugat akibat mal-praktik, dan juga sekaligus
menurunkan severity tuntutan jika risiko gugatan terjadi.
Pengendalian risiko juga bisa dilakukan pada saat terjadinya resik. Sebagai
contoh, kantong udara pada mobil secara otomatis akan mengembang jika terjadi
kecelakaan. Pengendalian resiko bisa juga di lakukan setelah resiko terjadi.
Sebagai contoh, perusahaan bisa mengelola analisisa dari bangunan yang terbakar,
atau memperbaiki mobil.
Untuk mengelola bisnis dengan baik, perlu menerapkan apa yang disebut
dengan manajemen risiko. Manajemen risiko ini merupakan suatu upaya yang
dilakukan untuk melindungi perusahaan atau organisasi dari kemungkinan bahaya
yang dapat terjadi di kemudian hari. Dalam hal ini meliputi perlindungan terhadap
karyawan, properti, reputasi, dan berbagai hal penting yang dimiliki perusahaan.
6
Terdapat beberapa cara manajemen risiko yang dapat diterapkan untuk
mengatasi berbagai masalah yang akan terjadi. Bukan hanya itu, manajemen risiko
juga dapat merencanakan upaya pencegahan sebagai antisipasi terhadap berbagai
masalah. Jika manajemen risiko ini dapat diterapkan dengan baik, maka berbagai
kemungkinan masalah atau hambatan dapat diminimalisir dan diatasi dengan lebih
efektif.
Cara manajemen risiko ini dapat dilakukan dengan beberapa tahap. Mulai dari
a. identifikasi,
b. assessment,
c. respon, hingga
d. evaluasi.
Beberapa tahapan ini harus dilakukan secara berurutan untuk mempermudah
antisipasi dan penanganan masalah.
C. PEMISAHAN
Yang dimaksud dengan pemisahan disini ialah menyebabkan harta yang
menghadapi risiko yang sama, menggantikan penempatan dalam satu lokasi. Misalnya
jika banyak mempunyai truk, maka tindakan pemisahan dilakukan dengan
menempatkannya dalam beberapa pool yang berlainan, menempatkan barang
persediaan tidak dalam satu gudang saja, tapi dipisahkan dalam dua atau lebih.
Maksud pemisahan ini adalah mengurangi jumlah kerugian untuk satu peristiwa.
Dengan menambah banyaknya independent exposure unit maka probabilitas kerugian-
harapan diperkecil. Jadi, memperbaiki kemampuan perusahaan untuk meramalkan
kerugian yang akan dialami.
7
dengan perusahaan lain ; perusahaan asuransi mengkombinasikan risiko murni
dengan jalan menanggung risiko sejumlah besar orang atau perusahaan.
E. PEMINDAHAN RISIKO
1. Harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dapat dipindahkan kepada
pihak lain, baik dinyatakan dengan tegas, maupun berikut dengan transaksi atau
kontrak.
Contoh :
Perusahaan yang menjual salah satu gedungnya, dengan sendirinya telah
memindahkan risiko yang berhubungan dengan pemilikan gedung itu kepada
pemilik baru. Ada perusahaan yang menyerahkan sebagian kegiatan perusahaan
kepada kontraktor, dengan tujuan untuk memindahkan segala risiko yang
berhubungan dengan pekerjaan itu.
3. Suatu risk financing transfer menciptakan suatu loss exposure untuk transferee.
Pembatalan perjanjian itu oleh transferee dapat dipandang sebagai cara ketiga
dalam risk control transfer. Dengan pembatalan itu, transferee tidak bertanggung
jawab secara hukum untuk kerugian yang semula ia setujui, untuk dibayar.
8
Ada dua cara dalam proses pembiayaan risiko, yaitu: risk financing transfer
(memindahkan risiko disertai dengan pembiayaan) dan risk retention (risiko
ditangani sendiri oleh perusahaan yang bersangkutan).
9
direncanakan (unplanned retention) bisa bersifat aktif atau direncanakan (planned
retention).
Dikatakan pasif atau tidak terencana, bila manajer risiko tidak memperhatikan
tentang adanya exposure dan tidak melakukan usaha apapun untuk menanganinya.
Retention disebut aktif, bila manajer mempertimbangkan metode-metode lain untuk
menangani risiko dan kemudian memutuskan secara sadar untuk tidak memindahkan
kerugian potensial itu.
Adapun alasan sebuah perusahaan melakukan retention bisa saja karena alasan
keharusan (karena tidak tersedia alternatif lain), faktor biaya premi asuransi yang
tinggi, keyakinan perusahaan bahwa kerugian harapan yang dihitungnya lebih
rendah dari
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
11
DAFTAR PUSTAKA
http://gloriaprisiliarantung.blogspot.com/2015/10/
https://www.merdeka.com/jateng/6-cara-manajemen-risiko-upaya-
pencegahan-hingga-penangan-masalah-dengan-tepat-kln.html
file:///C:/Users/acer/Downloads/
67d2c8d89df16e3b321ec45dc3f4b37d.pdf
12
13