Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MANAJEMEN RISIKO SYARIAH

Dosen Pengampu : Ahmad Afandi, S.E.,M.E

Oleh Kelompok I/ES 3 :

Ade Putri Siregar 2040200119

Hafni Rasyidah Harahap 2040200121

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN SYEIKH ALI HASAN AHAMAD ADDARY


PADANGSIDIMPUAN

2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Manajamen Risiko Syariah. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan
doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Padangsidimpuan, Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................... 2
1.3 TUJUAN................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
MANAJEMEN RISIKO SYARIAH.................................................................................. 3
2.1 PENGERTIAN RISIKO......................................................................................... 3
2.2 PERANAN MANAJEMEN RISIKO..................................................................... 5
2.3 KOMPONEN MANAJEMEN RISIKO................................................................. 6
2.4 PROSES MANAJEMEN RISIKO......................................................................... 8
2.5 CONTOH DAN CARA MENGELOLA
MANAJEMEN RISISKO DI PERUSAHAAN..................................................... 11
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN.................................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 32

ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar kata risiko, dan
kebanyakan dari kita menggunakannya dalam percakapan sehari-hari. Risiko
adalah bagian dari kehidupan sehari-hari individu dan organisasi. Berbagai jenis
resiko seperti resiko kebakaran, tabrakan dengan kendaraan lain di jalan raya,
resiko banjir saat musim hujan, dll dapat menimbulkan kerugian jika tidak
diantisipasi sejak awal. Risiko berkaitan dengan peristiwa atau kondisi yang dapat
membahayakan pencapaian tujuan organisasi. Kita dapat memahami dan
menyetujui bahwa tujuan perusahaan adalah untuk membangun dan
mengembangkan keunggulan kompetitif organisasi. Risiko yang terkait dengan
ketidakpastian ini muncul karena tidak tersedia atau kurangnya informasi yang
cukup tentang apa yang akan terjadi. Segala sesuatu yang tidak pasti (uncertain)
bisa bermanfaat atau merugikan.
Menurut Weidman, ketidakpastian yang menghasilkan keuntungan yang
mungkin disebut peluang, dan ketidakpastian yang menghasilkan hasil yang
berlawanan disebut risiko. Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen risiko
telah menjadi tren penting baik dalam percakapan di tempat kerja maupun praktik
dan pelatihan. Ini mencontohkan pentingnya manajemen risiko dalam bisnis saat
ini. Secara umum, risiko dapat diartikan sebagai situasi apa pun di mana individu
atau bisnis berada dalam risiko.
Dalam makalah ini akan diuraikan mengenai lima hal, pertama pengertian
risiko, kedua pengertian manajemen risiko, ketiga komponen manajemen risiko,
keempat proses manajemen risiko, dan kelima contoh manajemen risiko pada
suatu perusaan serta cara mengelola manajemen risiko tersebut pada suatu
perusaan.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Risiko
2. Peranan Manajemen Risiko
3. Komponen Manajemen Risiko
4. Proses Manajemen Risiko
5. Contoh Manajemn Risiko dan Cara mengelola Manajemen Risiko di
Perusahaan

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui Pengertian Risiko
2. Untuk mengetahui apa saja Peranan Manajemen Risiko
3. Untuk mengetahui apa saja Komponen Manajemen Risiko
4. Untuk mengetahui bagaimana Proses Manajemen Risiko
5. Untuk mengetahui Contoh Manajemn Risiko dan Cara mengelola Manajemen
Risiko di Perusahaan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN RISIKO


A. Pengertian Risiko Menurut Beberapa Ahli
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2016), risiko adalah potensi
kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa tertentu.
Hubbard (2009), mendefinisikan risiko sebagai the probability and
magnitude of a loss, disaster, or other undersirable event. Artinya, risiko
adalah probabilitas kerugian, bencana, atau peristiwa yang tidak
diharapkan. Dalam Bahasa yang singkat sering dikatakan sebagai
something bad could happen atau sesuatu yang buruk yang mungkin
terjadi.
Menurut Holton (2004), agar terjadi risiko dibutuhkan dua hal, yaitu
adanya ketidakpastian tentnag hasil dari suatu eksperimen dan the
outcome have to matter in terms of providing utility (hasilnya bisa
menimbulkan keuntungan atau kerugian).
Definisi risiko menurut Vaughan (1978) dalam Darmawi (2016) :
a) Risiko adalah kans kerugian
b) Risiko adalah kemungkinan kerugian
c) Risiko adalah ketidakpastian
d) Risiko merupakan penyebaran hasil actual dari hasil yang diharapkan
e) Risiko adalah probabilitas suatu hasil berbeda dari yang diharapkan
Dari beberapa uraian diatas, pemakalah menyimpulkan bahwa risiko
adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa tertentu (chance
of a bad outcome). Artinya, suatu kemungkinan akan terjadinya hasil yang

3
tidak diinginkan yang dapat menimbulkan kerugian apabila tidak
diantisipasi serta tidak dikelola semestinya.1

B. Pengertian Manajemen Risiko


Manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam
penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh
organisasi/perusahaan, keluarga, dan masyarakat. Jadi mencakup kegiatan
merencanakan, mengorganisir, menyusun, memimpin/mengkoordinir, dan
mengawasi (termasuk mengevaluasi) program penanggulangan risiko.
Smith (1990), manajemn risiko didefinisikan sebagai proses indentifikasi,
pengukuran, dan control keuangan dari sebuah risiko yang mengancam
asset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat
menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.2
Menurut Hubbard (2009)), manajemen risiko adalah the identification,
assessment and prioritization of risks followed by coordinated and
economical application of resources to minimize, monitor and control rhe
probability and/or impact of unfortunate events. Manajemen risiko adalah
proses identifikasi, penilaian, dan prioritas risiko yang diikuti oleh
koordinasi dan aplikasi sumber daya ekonomi untuk meminimalkan,
memantau, dan mengawasi kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak
menguntungkan.3
Dari beberapa pengertian manajemen risiko diatas dapat disimpulkan
bahwa manajemen risiko adalah serangkain metodologi dan prosedur yang
digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan
mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha, baik risiko

1
Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko: Prinsip, Penerapan Dan Penelitian. (Jakarta:
Salemba Empat, 2017), hlm.5
2
Mushlih, dkk. Manajemen Risiko Perusahaan (Medan: Perdana Publishing, 2016),hlm.14-
15.
3
Bambang Rianto Rustam, Op. Cit., hlm. 11-12.

4
kredit, risiko pasar, risiko operasional, maupun risiko-risiko lainnya dalam
upaya memaksimalkan nilai perusahaan. Artinya manajemen risiko dapat
dikatakan sebagai sikap cerdas dalam mengambil kesempatan.

2.2 PERANAN MANAJEMEN RISIKO


Peranan manajemen risiko meliputi:
1. Menemukan kerugian potensial, berupaya untuk
menemukan/mengidentifikasi seluruh risiko yang akan dihadapi oleh
organisasi.
Misalnya :
 Kerusakan fisik dari harta kekayaan perusahaan
 Kehilangan pendapatan atau kerugian lainnya akibat
terganggunya operasi perusahaan
 Kerugian akibat adanya tuntutan hokum dari pihak lain
 Kerugian-kerugian yang timbul karena: penipuan, tindakan-
tindakan criminal lainnya, tidak jujurnya karyawan dan
sebagainya.
2. Mengevaluasi kerugian potensial, melakukan evaluasi dan penilaian
terhadap semua kerugian potensial yang dihadapi perusahaan. Evaluasi
dan penilaian ini akan meliputi perkiraan mengenai:
a. Besarnya kemungkinan frekuensi terjadinya kerugian, artinya
memperkirakan jumlah kemungkinan terjafdinya selama satu
periode tertentu (biasanya 1 tahun)
b. Tingkat keparahan setiap kerugian. Artinya, penilaian tingkat
kerugian yang diderita. Hal ini biasanya berkaitan secara khusus
dengan sejauh mana dampak kerugian tersebut terhadap posisi
keuangan perusahaan.

5
3. Menganal dan menanggulangi besarnya frekuensi kerugian dan
keparahan atau kegawatan kerugian.4

2.3 KOMPONEN MANAJEMEN RISIKO


Menurut COSO (Committee of Sponsoring Organization of the Treadway
Commission) Enterpise Risk Management (ERM), setiap entitas apapun
bentuknya dikelola serta dibentuk dengan tujuan menghasilkan maupun
memberikan nilai bagi stakeholder-nya. Jadi, baik korporasi yang berorientasi
pada laba, organisasi masyarakat yang orientasinya nirlaba, hingga badan
pemerintah yang mementingkan kepentingan publik, harus bermanfaat untuk
stakeholder-nya. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan penerapan
manajemen risiko, COSO menganjurkan 8 komponen utama yang saling
terikat, yaitu:5
1. Lingkungan Internal (Internal Environment)
Komponen ini adalah sikap manajemen di semua tingkatan untuk
operasi umum dan konsep kontrol pada khusunya. Ini termasuk: etika,
kompentensi, dan integritas serta pentingnya kesejahteraan organisasi.
2. Penentuan Tujuan (Objective Setting)
Perusahaan menetapkan tujuan operasional sebagai dasar untuk
mengidentifikasi dan mengelola semua risiko. Target ini dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Strategic objective: fokus pada upaya mewujudkan visi dan misi
b. Activity objective: fokus pada kegiatan operasional, pelaporan,
dan kepatuhan
3. Identifikasi Kejadian (Event Identification)
Manajemen mengidentifikasi kejadian internal dan eksternal yang
mempengaruhi pencapaian tujuan serta membedakan risiko dengan

4
Mushlih, dkk. Manajemen Risiko Perusahaan (Medan: Perdana Publihing, 2016),hlm.22.
5
https://bbs.binus.ac.id/business-creation/2020/10/komponen-manajemen-risiko/

6
peluang. Peluang akan dikembalikan pada proses penetapan strategi
atau tujuan manajemen. Dalam proses mengidentifikasi kejadian ini,
manajemen harus mempertimbangkan berbagai faktor yang ada, baik
faktor internal maupun eksternal.
4. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Risiko bisa dinilai berdasarkan hal yang melekat (inherent)
maupun sisanya (residual). Inherent risk yaitu risiko yang melekat
pada organisasi sebelum ada upaya untuk mengubah kemungkinan dan
dampaknya. Sedangkan residul risk yaitu risisko yang tetap ada
setelah manajemen meresponsnya, baik dengan mengurangi atau
memindahkannya. Jadi penilaian risiko pertama kali dilakukan
berdasarkan inherent risk-nya dulu. Setelah respons pada risiko
dipertimbangkan, manajemen dapat mempertimbangkan residul risk-
nya.
5. Tanggapan Risiko (Risk Response)
Manajemen bisa memilih beberapa tindakan untuk merespon risiko
agar risiko tersebut nantinya sesuai dengan toleransi (risk tolerance)
serta risk appetite. Adapun respons yang bisa dipilih diantanya:
a. Menghindari risiko (avoidance)
b. Menerima risiko (acceptance)
c. Mengurangi risiko (reduction)
d. Mengalihkan risiko (sharing)6
6. Kegiatan Pengendalian (Control Activities)
Prosedur serta kebijakan di tetapkan serta diimplementasikan
untuk membantu memastikan bahwa manajemen menjalankan respons
terhadap risiko yang muncul. Kegiatan-kegiatan ini meliputi:
 Membuat kebijakan dan prosedur

6
https://bbs.binus.ac.id/business-creation/2020/10/komponen-manajemen-risiko/

7
 Pelimpahan wewenang
 Mengamankan asset perusahaan
 Pemisahan fungsi
 Pengawasan
7. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Kegiatan ini berfokus pada pengidentifikasian informasi dan
mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak terkait melalui media
komunikasi yang tepat. Dengan begitu, setiap orang mendapatkan
informasi dan dapat melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan
baik. Beberapa faktor penting dalam penyampaian informasi tersebut
meliputi:
 Kualitas informasi
 Arah komunikasi
 Alat komunikasi
8. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan adalah komponen terakhri dalam manajemen risiko.
Proses pemantauan dilakukan terus menerus untuk memastikan bahwa
setiap komponen lainnya berfungsi dengan baik. Yang paling utama
untuk dipertimbangkan dalam proses pemantauan adalah pelaporan
yang lengkap atau berlebihan.7

2.4 PROSES MANAJEMEN RISIKO


Awal dari proses manajemen risiko adalah pimpinan korporasi harus
memiliki kesadaran akan risiko dan memahami sepenuhnya bahwa risiko ini
harus dikelola dengan baik.

7
https://www.gramedia.com/literasi/komponen-manajemen-risiko/

8
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2016), proses manajemen risiko adalah
mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengandalikan risiko yang
timbul dari seluruh kegiatan usaha.8
1. Identifikasi Risiko
Indentifikasi risiko adalah proses dimana perusahaan secara terus-
menerus mengidentifikasi kerugian property, liability, personal sebelum
terjadinya suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian atau
kerusakan (penyebab langsung terjadinya kerugian).
Pengidentifikasian risiko merupakan proses penganalisisan untuk
menemukan secara sistematis dan secara berkesinambungan risiko
(kerugian yang potensial) yang menentang perusahaan. Untuk itu
diperlukan
a) Suatu ceklist daripada semua kerugian potensial yang mungkin bisa
terjadi pada umumnya pada setiap perusahaan.
b) Untuk menggunakan ceklist itu diperlukan suatu pendekatan yang
sistematik untuk menentukan mana dari kerugian potensial yang
tercantum dalam ceklist itu yang dihadapi oleh perusahaan yang
sedang di analisis.9
2. Pengukuran Risiko
Peter Drucker seorang guru manajemen, menyebutkan bahwa
pengukuran adalah elemen dasar keempat dari pekerjaan seorang manajer.
System pengukuran risiko perusahaan yang digunakan untuk mengukur
eksposur risiko perusahaan sebagai acuan untuk melakukan
pengandalian.10
Melalui pengukuran tersebut paling tidak akan dapat diketahui:
a) Nilai rata-rata dari kerugian selama satu periode anggaran

8
Mushlih, dkk. Op. Cit., hlm.21.
9
Herman Darmawi, Manajemen Risiko (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2014), hlm.34.
10
Mushlih, dkk. Op. Cit., hlm.22.

9
b) Variasi nilai kerugian dari satu periode anggaran keperiode anggaran
yang lain
c) Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian tersebut, terutama
kerugian yang ditanggung sendiri (diretensi)

Hasil pengukuran tersebut sangat berguna antara lain:

a) Untuk dapat menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko yang


dihadapi
b) Untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan oleh
manajemen risiko dalam upaya menentukan cara yang paling baik
dalam penanggulangan risiko.11
3. Pemantauan Risiko
Pemantauan risiko adalah evaluasi terhadap eksposur risiko dan
penyempurnaan proses pelaporan dalam hal terdapat perubahan kegiatan
usaha, prodik, transaksi, faktor risiko, teknologi informasi, dan system
informasi manajemen risiko yang bersifat material.
Pemantauan dapat dilakukan baik oleh unit pelaksana maupun oleh
satuan kerja manajemen risiko. Hasil pemtauan disajikan dalam laporan
berkala yang disampaikan kepada manajemen dalam rangka mitigasi
risiko dan tindakan yang diperlukan. Evaluasi terhadap eksposur risiko
dilakukan dengan cara pemantauan dan pelaporan risiko yang bersifat
material atau berdampak kepada kondisi permodalan perusahaan.
4. Pengendalian Risiko
Perusahaan wajib melaksanakan proses pegendalian risiko untuk
mengelola risiko tertentu yang dapat membahayakan kelangsungan usaha.
Pengendalian risiko dapat dilakukan antara lain dengan cara lindung nilai,
metode mitigasi risiko, dan penambahan modal untuk menyerap potensi

11
Mushlih, dkk. Manajemen Risiko Perusahaan (Medan: Perdana Publishing: 2016),hlm.54.

10
kerugian.12 Untuk mengendalikan risiko ada beberapa cara yang dapat
dilakukan antara lain:
a) Menghindari risiko
b) Mengendalikan kerugian
c) Pemisahan
d) Melakukan kombinasi atau pooling
e) Meretensi
f) Pemindahan risiko13

2.5 CONTOH MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN


1. PT. Angkasa Pura I
Pengelolaan risiko di lingkungan PT. Angkasa Pura I (Persero) mengacu
pada Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:
Per-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (Good Corporate Govermance) pada BUMN dalam
penerapan Manajemen Risiko, PT. Ankasa Pura I (Persero) menggunakan
acuan International Organization for Standardization (ISO) ISO 31000 :
2018 Risk Management-Guidelines yang telah mendapatkan sertifikasi
dari Badan Standardisasi Nasional (BSN) tahun 2018 yang kemudia
diadopsi menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI) ISO 31000 : 2018
Manajemen Risiko.
a) Sistem Manajemen Risiko
Secara umum Fungsi Manajemen Risiko di lingkungan PT Angkasa
Pura I (Persero) bertanggung jawab untuk memastikan
terimplementasinya proses Manajemen Risiko oleh seluruh Pemilik
Risiko (Risk Owner).

12
Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko: Prinsip, Penerapan, Dan Penelitian,(Jakarta:
Salemba Empat: 2017),hlm 24.
13
Herman Darmawi, Manajemen Risiko.(Jakarta: PT. Bumi Aksara,2014), hlm.78.

11
b) Penerapan Manajemen Risiko Berbasis Web
Hal ini bertujuan untuk memudahkan pemilik risiko (risk owner)
dalam melakukan input risiko sampai dengan memonitoring risiko
yang mereka kelola secara berkala, memberikan informasi terbaru
kepada manajemen dalam hal pengambilan keputusan dan ditujukan
untuk dapat meningkatkan budaya risiko di lingkungan PT Angkasa
Pura I (Persero).
c) Evaluasi Pelaksanaan Sistem Manajemen Risiko
Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui dan memetakan sejauh
mana efektifitas penerapan manajemen risiko yang digunakan sebagai
bahan oleh manajemen dalam menyusun strategi dan program-
program pengembangan manajemen risiko di masa mendatang di
lingkungan PT Angkasa Pura I (Persero).
d) Kapabilitas SDM
Kegiatan pengembangan kapabilitas SDM tersebut dilaksanakan
secara periodik kepada seluruh insan PT Angkasa Pura I (Persero)
baik secara tatap muka maupun menggunakan fasilitas e-learning.
Selain memberikan pelatihan, secara bertahap PT Angkasa Pura I
(Persero) bekerjasama dengan lembaga sertifikasi yang berkompeten
telah melakukan sertifikasi profesi di bidang manajemen risiko kepada
para pemilik risiko (risk owner) mulai dari Direksi sampai dengan
Staff.

2. PT. Unilever Indonesia, Tbk


Permasalahan yang dihadapi perusahaan Unilever Indonesia ialah adanya
penipuan yang menggunakan nama perusahaan Unilever dengan
meletakkan atau menyelipkan kertas undian pada produk-produk Unilever

12
seperti pada produk deterjen Rinso, shampoo Lifebuoy, dan lain-lain.
Berikut proses Unilever Indonesia mengelola risk managementnya :
1) Mengidentifikasi risiko utama atau risiko besar yang akan dihadapi
perusahaan.
2) Mengevaluasi dan mengukur risiko
a. Mengukur tingkat risiko dengan probability dan severity
b. Menyusun rangking risiko dan mengevaluasi
3) Mengelola Risiko PT. Unilever Indonesia
Mengelola risikonya melalui mitigasi. Mitigasi ini dapat mengurangi
probability dan dilakukan berdasarkan level risikonya, seperti contoh:
sangat rendah, rendah, sedang, tinggi,dan sangat tinggi. Kemudian
risiko-risiko tersebut dibagi sesuai dengan strategi penyelesaiannya.
Pencegahan untuk mengatasi penipuan yang mengatasnamakan
perusahaan ialah dengan mengeluarkan surat atau pengumuman bahwa
jika perusahaan Unilever Indonesia sedang mengadakan undian atau
sejenisnya.14

3. PT. Pertamina
PT. Pertamina (Persero) senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian
dalam mengelola segala jenis risiko sebagai wujud komitmen PTC dalam
menjalankan praktik tata kelola perusahaan yang baik melalui kerangka
kerja dan tata kelola manajemen risiko menggunakan pendekatan Three
Line of Defense melalui tindakan-tindakan sebagai berikut:
a) Melakukan identifikasi dan pengendalian secara menyeluruh pada
risiko on-going business, business development dan projects.

14
Yulfiswandi, dkk. “Manajemen Dan Bisnis". Jurnal Management and Business, Volome 5,
No. 2, 2022.

13
b) Memiliki Komite Audit & Manajemen Risiko yang bertujuan untuk
melakukan pengawasan terhadap penerapan manajemen risiko
perusahaan dengan tugas pokok:
c) Memiliki Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang dibentuk
untuk menjalankan kegiatan pengelolaan risiko perusahaan secara
terintegrasi yang mengacu pada ISO 31000:2018
d) Memastikan tersedianya kebijakan umum pengelolaan risiko
perusahaan serta penetapan risk limit yang didukung prosedur,
laporan, dan system informasi yang akurat serta dapat dipertanggung
jawabkan..
e) Melibatkan para pemangku kepentingan dalam peningkatan kesadaran
risiko serta peningkatan maturitas pengelolaan risiko perusahaan.
f) Melakukan perbaikan berkesinambungan melalui pembelajaran dan
pengalaman.

4. Pembekuan Kegiatan Usaha PT. Bank Global oleh Bank Indonesia


Latar Belakang Masalah
Sejak tanggal 14 Desember 2004,  Bank Indonesia (BI) membekukan
kegiatan usaha (BKU) PT. Bank Global Tbk. Akibatnya, sekitar 8.000
nasabah yang tercatat di 13 kantor cabang terpaksa kerepotan mengurus
dananya. Bukan hanya itu, ratusan investor publik pemegang saham juga
menjadi tidak jelas investasinya.
Ditambah lagi bank dan pihak lain yang memiliki tagihan. Nasib ratusan
karyawan pun menjadi tak menentu di tengah sulitnya lapangan kerja.
Kalau mereka terkena PHK, tentu akan menambah deretan panjang
pengangguran. Semua itu juga akan menambah beban pemerintah dalam
memulihkan roda perekonomian, terutama sektor real.
 Empat alasan ditutupnya Bank Global

14
 Terus memburuknya kondisi keuangan Bank Global.
 Tidak menyetorkan tambahan modal yang diminta BI sejak bank
tersebut masuk pengawasan khusus (special surveillance unit)
pada 27 Oktober hingga 13 Desember 2004.
 Direksi Bank Global tidak menunjukkan iktikad baik untuk patuh
pada aturan. Bahkan, dalam pengawasan BI dan kepolisian ada
upaya secara sengaja dari pihak bank tersebut untuk memusnahkan
dan menghilangkan barang bukti.
 Direksi, pejabat eksekutif, dan beberapa karyawan bank publik itu
diduga telah melakukan tindak pidana perbankan dengan merusak
dan menghilangkan dokumen-dokumen penting bank.
 Solusi masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dirumuskan solusi sebagai


berikut:
1) Sebagai perusahaan terbuka, semestinya Bank Global transparan dan
menerapkan dengan seksama asas good corporate governance.
2) Seperti dilansir Investor Daily Online (14/12/2004), bahwa
kehancuran Bank Global sangat boleh jadi disebabkan oleh sebuah
kolusi antara pengelola Bank Global dengan Prudence Asset
Management (PAM).
3) Kasus Bank Global menarik diikuti karena kasus ini mencoreng citra
reksadana, sebuah instrumen pasar modal yang mengalami
pertumbuhan pesat selama dua tahun terakhir.
4) Kasus Bank Global mencerminkan lemahnya pengawasan BI dan
Bappepam.
5) Analisis 

15
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Manajemen risiko adalah suatu cara dalam mengorganisir suatu risiko yang
akan dihadapi baik itu sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang tak
terpikirkan yaitu dengan cara memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari
risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko juga disebut sebagai pendekatan
terstruktur dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Oleh
karena itu, melalui manajemen risiko, diharapkan kerugian yang ditimbulkan dari
ketidakpastian dapat dikurangi bahkan dihilangkan untuk kelangsungan kegiatan
dibidangnya.

Proses manajemen risiko terdiri atas tahapan mengidentifikasi risiko,


pengukuran risiko, pemantauan risiko, dan pengendalian risiko. Pengelolaan setiap
aktivitas fungsional perusahaan harus sedapat mungkin terintegrasi kedalam suatu
sistem dan proses pengelolaan risko yang akurat dan komprehensif. Dalam
menciptakan prakondisi dan infrastruktur pengelolaan risiko untuk pengambilan
langkah-langkah dalam persiapan manajemen risiko perusahaaan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Darmawi, Herman. “Manajemen Risiko,” hlm,34. Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2014.


“Komponen-Manajemen-Risiko,” n.d.
https://bbs.binus.ac.id/business-creation/2020/10/komponen-manajemen-
risiko/.
Mushlih, dkk. Manajemen Risiko Perusahaan. Medan: Perdana Publishing, 2016.
———. “Manajemen Risiko Perusahaan,” hlm.54. Medan: Perdana Publishing, 2016.
Rustam, Bambang Rianto. “Manajemen Risiko: Prinsip, Penerapan Dan Penelitian,”
hlm, 5. Jakarta: Salemba Empat, 2017.
———. “Manajemen Risiko: Prinsip, Penerapan, Dan Penelitian,” hlm, 11,12.
Jakarta: Salemba Empat, 2017.
———. “Manajemen Risiko: Prinsip, Penerapan, Dan Penelitian,” hlm. 21. Jakarta:
Salemba Empat, 2017.
Yulfiswandi, Olivia Lysion, Angelina, Septriana, and Cindy. “Manajemen Dan
Bisnis.” Fakultas Ekonomi, Prodi Manajemen, Universitas Internasional
Batam Volume 5, no. 2 (2022): hlm,1-8.

17

Anda mungkin juga menyukai