2023
1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Manajamen Risiko Syariah. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan
doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................... 2
1.3 TUJUAN................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
MANAJEMEN RISIKO SYARIAH.................................................................................. 3
2.1 PENGERTIAN RISIKO......................................................................................... 3
2.2 PERANAN MANAJEMEN RISIKO..................................................................... 5
2.3 KOMPONEN MANAJEMEN RISIKO................................................................. 6
2.4 PROSES MANAJEMEN RISIKO......................................................................... 8
2.5 CONTOH DAN CARA MENGELOLA
MANAJEMEN RISISKO DI PERUSAHAAN..................................................... 11
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN.................................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 32
ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar kata risiko, dan
kebanyakan dari kita menggunakannya dalam percakapan sehari-hari. Risiko
adalah bagian dari kehidupan sehari-hari individu dan organisasi. Berbagai jenis
resiko seperti resiko kebakaran, tabrakan dengan kendaraan lain di jalan raya,
resiko banjir saat musim hujan, dll dapat menimbulkan kerugian jika tidak
diantisipasi sejak awal. Risiko berkaitan dengan peristiwa atau kondisi yang dapat
membahayakan pencapaian tujuan organisasi. Kita dapat memahami dan
menyetujui bahwa tujuan perusahaan adalah untuk membangun dan
mengembangkan keunggulan kompetitif organisasi. Risiko yang terkait dengan
ketidakpastian ini muncul karena tidak tersedia atau kurangnya informasi yang
cukup tentang apa yang akan terjadi. Segala sesuatu yang tidak pasti (uncertain)
bisa bermanfaat atau merugikan.
Menurut Weidman, ketidakpastian yang menghasilkan keuntungan yang
mungkin disebut peluang, dan ketidakpastian yang menghasilkan hasil yang
berlawanan disebut risiko. Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen risiko
telah menjadi tren penting baik dalam percakapan di tempat kerja maupun praktik
dan pelatihan. Ini mencontohkan pentingnya manajemen risiko dalam bisnis saat
ini. Secara umum, risiko dapat diartikan sebagai situasi apa pun di mana individu
atau bisnis berada dalam risiko.
Dalam makalah ini akan diuraikan mengenai lima hal, pertama pengertian
risiko, kedua pengertian manajemen risiko, ketiga komponen manajemen risiko,
keempat proses manajemen risiko, dan kelima contoh manajemen risiko pada
suatu perusaan serta cara mengelola manajemen risiko tersebut pada suatu
perusaan.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Risiko
2. Peranan Manajemen Risiko
3. Komponen Manajemen Risiko
4. Proses Manajemen Risiko
5. Contoh Manajemn Risiko dan Cara mengelola Manajemen Risiko di
Perusahaan
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui Pengertian Risiko
2. Untuk mengetahui apa saja Peranan Manajemen Risiko
3. Untuk mengetahui apa saja Komponen Manajemen Risiko
4. Untuk mengetahui bagaimana Proses Manajemen Risiko
5. Untuk mengetahui Contoh Manajemn Risiko dan Cara mengelola Manajemen
Risiko di Perusahaan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tidak diinginkan yang dapat menimbulkan kerugian apabila tidak
diantisipasi serta tidak dikelola semestinya.1
1
Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko: Prinsip, Penerapan Dan Penelitian. (Jakarta:
Salemba Empat, 2017), hlm.5
2
Mushlih, dkk. Manajemen Risiko Perusahaan (Medan: Perdana Publishing, 2016),hlm.14-
15.
3
Bambang Rianto Rustam, Op. Cit., hlm. 11-12.
4
kredit, risiko pasar, risiko operasional, maupun risiko-risiko lainnya dalam
upaya memaksimalkan nilai perusahaan. Artinya manajemen risiko dapat
dikatakan sebagai sikap cerdas dalam mengambil kesempatan.
5
3. Menganal dan menanggulangi besarnya frekuensi kerugian dan
keparahan atau kegawatan kerugian.4
4
Mushlih, dkk. Manajemen Risiko Perusahaan (Medan: Perdana Publihing, 2016),hlm.22.
5
https://bbs.binus.ac.id/business-creation/2020/10/komponen-manajemen-risiko/
6
peluang. Peluang akan dikembalikan pada proses penetapan strategi
atau tujuan manajemen. Dalam proses mengidentifikasi kejadian ini,
manajemen harus mempertimbangkan berbagai faktor yang ada, baik
faktor internal maupun eksternal.
4. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Risiko bisa dinilai berdasarkan hal yang melekat (inherent)
maupun sisanya (residual). Inherent risk yaitu risiko yang melekat
pada organisasi sebelum ada upaya untuk mengubah kemungkinan dan
dampaknya. Sedangkan residul risk yaitu risisko yang tetap ada
setelah manajemen meresponsnya, baik dengan mengurangi atau
memindahkannya. Jadi penilaian risiko pertama kali dilakukan
berdasarkan inherent risk-nya dulu. Setelah respons pada risiko
dipertimbangkan, manajemen dapat mempertimbangkan residul risk-
nya.
5. Tanggapan Risiko (Risk Response)
Manajemen bisa memilih beberapa tindakan untuk merespon risiko
agar risiko tersebut nantinya sesuai dengan toleransi (risk tolerance)
serta risk appetite. Adapun respons yang bisa dipilih diantanya:
a. Menghindari risiko (avoidance)
b. Menerima risiko (acceptance)
c. Mengurangi risiko (reduction)
d. Mengalihkan risiko (sharing)6
6. Kegiatan Pengendalian (Control Activities)
Prosedur serta kebijakan di tetapkan serta diimplementasikan
untuk membantu memastikan bahwa manajemen menjalankan respons
terhadap risiko yang muncul. Kegiatan-kegiatan ini meliputi:
Membuat kebijakan dan prosedur
6
https://bbs.binus.ac.id/business-creation/2020/10/komponen-manajemen-risiko/
7
Pelimpahan wewenang
Mengamankan asset perusahaan
Pemisahan fungsi
Pengawasan
7. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Kegiatan ini berfokus pada pengidentifikasian informasi dan
mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak terkait melalui media
komunikasi yang tepat. Dengan begitu, setiap orang mendapatkan
informasi dan dapat melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan
baik. Beberapa faktor penting dalam penyampaian informasi tersebut
meliputi:
Kualitas informasi
Arah komunikasi
Alat komunikasi
8. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan adalah komponen terakhri dalam manajemen risiko.
Proses pemantauan dilakukan terus menerus untuk memastikan bahwa
setiap komponen lainnya berfungsi dengan baik. Yang paling utama
untuk dipertimbangkan dalam proses pemantauan adalah pelaporan
yang lengkap atau berlebihan.7
7
https://www.gramedia.com/literasi/komponen-manajemen-risiko/
8
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2016), proses manajemen risiko adalah
mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengandalikan risiko yang
timbul dari seluruh kegiatan usaha.8
1. Identifikasi Risiko
Indentifikasi risiko adalah proses dimana perusahaan secara terus-
menerus mengidentifikasi kerugian property, liability, personal sebelum
terjadinya suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian atau
kerusakan (penyebab langsung terjadinya kerugian).
Pengidentifikasian risiko merupakan proses penganalisisan untuk
menemukan secara sistematis dan secara berkesinambungan risiko
(kerugian yang potensial) yang menentang perusahaan. Untuk itu
diperlukan
a) Suatu ceklist daripada semua kerugian potensial yang mungkin bisa
terjadi pada umumnya pada setiap perusahaan.
b) Untuk menggunakan ceklist itu diperlukan suatu pendekatan yang
sistematik untuk menentukan mana dari kerugian potensial yang
tercantum dalam ceklist itu yang dihadapi oleh perusahaan yang
sedang di analisis.9
2. Pengukuran Risiko
Peter Drucker seorang guru manajemen, menyebutkan bahwa
pengukuran adalah elemen dasar keempat dari pekerjaan seorang manajer.
System pengukuran risiko perusahaan yang digunakan untuk mengukur
eksposur risiko perusahaan sebagai acuan untuk melakukan
pengandalian.10
Melalui pengukuran tersebut paling tidak akan dapat diketahui:
a) Nilai rata-rata dari kerugian selama satu periode anggaran
8
Mushlih, dkk. Op. Cit., hlm.21.
9
Herman Darmawi, Manajemen Risiko (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2014), hlm.34.
10
Mushlih, dkk. Op. Cit., hlm.22.
9
b) Variasi nilai kerugian dari satu periode anggaran keperiode anggaran
yang lain
c) Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian tersebut, terutama
kerugian yang ditanggung sendiri (diretensi)
11
Mushlih, dkk. Manajemen Risiko Perusahaan (Medan: Perdana Publishing: 2016),hlm.54.
10
kerugian.12 Untuk mengendalikan risiko ada beberapa cara yang dapat
dilakukan antara lain:
a) Menghindari risiko
b) Mengendalikan kerugian
c) Pemisahan
d) Melakukan kombinasi atau pooling
e) Meretensi
f) Pemindahan risiko13
12
Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko: Prinsip, Penerapan, Dan Penelitian,(Jakarta:
Salemba Empat: 2017),hlm 24.
13
Herman Darmawi, Manajemen Risiko.(Jakarta: PT. Bumi Aksara,2014), hlm.78.
11
b) Penerapan Manajemen Risiko Berbasis Web
Hal ini bertujuan untuk memudahkan pemilik risiko (risk owner)
dalam melakukan input risiko sampai dengan memonitoring risiko
yang mereka kelola secara berkala, memberikan informasi terbaru
kepada manajemen dalam hal pengambilan keputusan dan ditujukan
untuk dapat meningkatkan budaya risiko di lingkungan PT Angkasa
Pura I (Persero).
c) Evaluasi Pelaksanaan Sistem Manajemen Risiko
Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui dan memetakan sejauh
mana efektifitas penerapan manajemen risiko yang digunakan sebagai
bahan oleh manajemen dalam menyusun strategi dan program-
program pengembangan manajemen risiko di masa mendatang di
lingkungan PT Angkasa Pura I (Persero).
d) Kapabilitas SDM
Kegiatan pengembangan kapabilitas SDM tersebut dilaksanakan
secara periodik kepada seluruh insan PT Angkasa Pura I (Persero)
baik secara tatap muka maupun menggunakan fasilitas e-learning.
Selain memberikan pelatihan, secara bertahap PT Angkasa Pura I
(Persero) bekerjasama dengan lembaga sertifikasi yang berkompeten
telah melakukan sertifikasi profesi di bidang manajemen risiko kepada
para pemilik risiko (risk owner) mulai dari Direksi sampai dengan
Staff.
12
seperti pada produk deterjen Rinso, shampoo Lifebuoy, dan lain-lain.
Berikut proses Unilever Indonesia mengelola risk managementnya :
1) Mengidentifikasi risiko utama atau risiko besar yang akan dihadapi
perusahaan.
2) Mengevaluasi dan mengukur risiko
a. Mengukur tingkat risiko dengan probability dan severity
b. Menyusun rangking risiko dan mengevaluasi
3) Mengelola Risiko PT. Unilever Indonesia
Mengelola risikonya melalui mitigasi. Mitigasi ini dapat mengurangi
probability dan dilakukan berdasarkan level risikonya, seperti contoh:
sangat rendah, rendah, sedang, tinggi,dan sangat tinggi. Kemudian
risiko-risiko tersebut dibagi sesuai dengan strategi penyelesaiannya.
Pencegahan untuk mengatasi penipuan yang mengatasnamakan
perusahaan ialah dengan mengeluarkan surat atau pengumuman bahwa
jika perusahaan Unilever Indonesia sedang mengadakan undian atau
sejenisnya.14
3. PT. Pertamina
PT. Pertamina (Persero) senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian
dalam mengelola segala jenis risiko sebagai wujud komitmen PTC dalam
menjalankan praktik tata kelola perusahaan yang baik melalui kerangka
kerja dan tata kelola manajemen risiko menggunakan pendekatan Three
Line of Defense melalui tindakan-tindakan sebagai berikut:
a) Melakukan identifikasi dan pengendalian secara menyeluruh pada
risiko on-going business, business development dan projects.
14
Yulfiswandi, dkk. “Manajemen Dan Bisnis". Jurnal Management and Business, Volome 5,
No. 2, 2022.
13
b) Memiliki Komite Audit & Manajemen Risiko yang bertujuan untuk
melakukan pengawasan terhadap penerapan manajemen risiko
perusahaan dengan tugas pokok:
c) Memiliki Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang dibentuk
untuk menjalankan kegiatan pengelolaan risiko perusahaan secara
terintegrasi yang mengacu pada ISO 31000:2018
d) Memastikan tersedianya kebijakan umum pengelolaan risiko
perusahaan serta penetapan risk limit yang didukung prosedur,
laporan, dan system informasi yang akurat serta dapat dipertanggung
jawabkan..
e) Melibatkan para pemangku kepentingan dalam peningkatan kesadaran
risiko serta peningkatan maturitas pengelolaan risiko perusahaan.
f) Melakukan perbaikan berkesinambungan melalui pembelajaran dan
pengalaman.
14
Terus memburuknya kondisi keuangan Bank Global.
Tidak menyetorkan tambahan modal yang diminta BI sejak bank
tersebut masuk pengawasan khusus (special surveillance unit)
pada 27 Oktober hingga 13 Desember 2004.
Direksi Bank Global tidak menunjukkan iktikad baik untuk patuh
pada aturan. Bahkan, dalam pengawasan BI dan kepolisian ada
upaya secara sengaja dari pihak bank tersebut untuk memusnahkan
dan menghilangkan barang bukti.
Direksi, pejabat eksekutif, dan beberapa karyawan bank publik itu
diduga telah melakukan tindak pidana perbankan dengan merusak
dan menghilangkan dokumen-dokumen penting bank.
Solusi masalah
15
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Manajemen risiko adalah suatu cara dalam mengorganisir suatu risiko yang
akan dihadapi baik itu sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang tak
terpikirkan yaitu dengan cara memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari
risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko juga disebut sebagai pendekatan
terstruktur dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Oleh
karena itu, melalui manajemen risiko, diharapkan kerugian yang ditimbulkan dari
ketidakpastian dapat dikurangi bahkan dihilangkan untuk kelangsungan kegiatan
dibidangnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
17