Anda di halaman 1dari 19

PROSES MANAJEMEN RISIKO

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Risiko


yang diampu oleh : Nurhayati S.Sos.,M.Si

Disusun oleh :
1. Syaepul Rohman (192040148)
2. Fitri Yulianti H (192040151)
3. Aldi Muammar (192040157)
4. Agung Gumilar (192040159)
5. Dina Aldina J (192040160)
6. Mohd Aldirwansyah P (192040161)
Kelas C

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat, taufiq dan hidayahNya. Shalawat
dan salam tidak lupa dihaturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta para
keluarga, sahabat dan umat pengikutnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
penulisan makalah yang berjudul “Proses Manajemen Risiko”.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Risiko
pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis. Terima kasih juga kami ucapkan
kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya
sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


mahasiswa/mahasiswi. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Bandung, 30 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
2.1. Definisi Risiko..............................................................................................................3
2.2. Definisi Manajemen Risiko.........................................................................................6
2.3. Proses Manajemen Risiko...........................................................................................7
2.4. Proses Penetapan Konteks Manajemen Risiko.......................................................10
BAB III.................................................................................................................................14
PENUTUP............................................................................................................................14
3.1. Kesimpulan................................................................................................................14
3.2. Saran..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Risiko meliputi berbagai kehidupan dan bisa berdampak pada individu, bisnis
maupun tingkatan sosial. Bidang Ilmu dan teknologi, kedokteran, transportasi,
ekonomi dan lingkungan merupakan contoh bidang-bidang yang memungkinkan
timbulnya berbagai jenis risiko, yang dapat menyebabkan kerusakan serius jika tidak
dikontrol dan dikelola (Nota, 2010). Airmic (2010:4) menjelaskan risiko adalah efek
dari ketidakpastian sasaran. Sedangkan efek ini merupakan penyimpangan dari
pengharapan positif dan atau negatif. Sasaran meliputi berbagai aspek seperti
finansial, kesehatan dan keselamatan, dan lingkungan. Dengan kata lain, risiko
merupakan kemungkinan situasi atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian
tujuan serta sasaran sebuah organisasi atau individu Manajemen risiko dalam suatu
badan usaha (apapun bentuknya) akan sangat membantu dalam beberapa hal, yaitu:
(1) Meramalkan dasar, besarnya serta frekuensi kemungkinan kerugian yang diderita
bila terjadi suatu peristiwa yang tidak bisa diduga sebelumnya, (2) Menciptakan suatu
dasar untuk mengurangi atau membatasi timbulnya suatu risiko, (3) Optimisasi biaya
risiko dengan membandingkan biaya yang harus dikeluarkan bila dikelola melalui
lembaga asuransi atau dikelola sendiri. Disamping itu bisa dipertimbangkan
keuntungan dan kerugian bila risiko tidak dikelola, dan (4) Menyediakan suatu dasar
pengambilan keputusan bagi untuk memperkirakan risiko yang mungkin timbul. Jadi
manajemen risiko merupakan keputusan eksekutif yang bertujuan mengelola risiko-
risiko yang akan dihadapi oleh badan usaha, khususnya risiko murni-statis, di mana
akibatnya selalu menimbulkan kerugian bagi badan usaha tersebut. (Harimurti, 2006:
112).

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Risiko
2. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Risiko
3. Bagaimana Proses Manajemen Risiko
4. Bagaimana Penetapan Konteks Proses Manajemen Risiko

1.3. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui definisi dari Risiko
2. Mengetahui definisi dari Manajemen Risiko
3. Mengetahui Proses manajemen Risiko
4. Untuk mengetahui Penetapan Konteks Proses Manajemen Risiko

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Risiko


Hampir setiap hari dalam kehidupan manusia, selalu dihadapkan dengan
berbagai ketidakpastian yang yang terus menerus dan berkepanjangan. Seringkali
pula orang menyebut ketidak pastian tersebut sebagai sebuah risiko. Mengapa
manusia selalu menghadapi sebuah risiko? Karena memang pada hakikatnya manusia
merupakan obyek tumpuan risiko hal tersebut sebagaimana sifat hakiki manusia.
Dengan demikian risiko adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia sehari-hari, dan bisa dikatakan hampir tidak ada satu orangpun didunia ini
yang terbebas dari berbagai risiko.
Lantas apa yang ada dalam benak pikiran kita jika mendengar kata “Risiko”,
alam pikiran kita selalu tertuju dengan suatu kejadian atau peristiwa yang tidak baik
atau cenderung negatif. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita
merasa khawatir jika tiba tiba kita terkena sakit, khawatir rumah kita terjadi
kebakaran, kegelisahan seorang investor atau perusahaan yang khawatir akan
turunnya investasi harga saham yang dimilikinya, risiko banjir dimusim hujan atau
musibah lainnya yang dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika tidak
diantisipasi sejak awal. Begitu juga ada risiko yang dimiliki oleh lembaga keuangan
(bank atau perusahaan leasing) atas kredit yang diberikan kepada nasabah, di mana
ada disitu terdapat risiko kredit menunggak atau bahkan akan terjadi risiko kredit
macet dan masih banyak lagi risiko yang mungkin terjadi yang menghantui pikiran
kita. Lantas apa yang sebaiknya lakukan jika kita atau perusahaan dihadapkan dengan
sebuah risiko, haruskan kita menghindari risiko ataukah kita mencari sebuah solusi
akan kemungkinan terjadinya sebuah risiko.
Risiko adalah suatu bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita
sehari hari, sebagaimana pepatah yang mengatakan bahwa “tidak ada hidup tanpa

3
sebuah risiko”. Dengan demikian risiko dapat diartikan sebagai sebuah ketidakpastian
akan suatu keadaan yang terjadi di masa yang akan datang dengan sebuah keputusan
yang diambil pada saat ini dengan berdasarkan pada berbagai pertimbangan.
Risiko akan selalu menghadang disetiap manusia maupun berbagai
perusahaan, termasuk perusahaan bisnis. Mengingat adanya ketidakpastian mengenai
terjadinya risiko, individu maupun institusi, maka mereka harus berusaha menetapkan
langkah langkah antisipatif untuk menghadapi risiko itu, guna mengurangi,
meniadakan, atas masalah yang dapat meraup keuntungan dari terjadinya suatu risiko.
Karena itu, setiap manusia diharapkan menjadi “ manajer risiko”. Dari uraian dan
gambaran berbagai risiko tersebut di atas, lantas apa sebenarnya pengertian “Risiko”.
Berbagai ahli mendefinisikan “Risiko” sebagai berikut:
1. Vaughan dan Elliot (1978), mendefinisikan Risiko sebagai berikut:
“Risk is the chance of loss”
Risiko merupakan kesempatan terjadinya kerugian. Chance of loss berkaitan
dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian. Di dalam ilmu
statistik, chance dimanfaatkan untuk menunjukkan tingkat probabilitas terhadap
situasi tertentu. Sebagian penulis menolak pengertian ini karena adanya perbedaan
antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam hal chance of loss 10096,
artinya kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak ada.
“Risk is the possibility af loss”
Risiko adalah kemungkinan kerugian. Istilah possibility artinya bahwa
probabilitas sesuatu kejadian berada di antara nol dan satu. Tetapi, pengertian ini
kurang cocok digunakan dalam analisis secara kuantitatif.
“Risk is uncertainly”
Risiko adalah ketidakpastian. Uncertainly bisa bersifat subjektif dan objektif.
Subjective uncertainly adalah penilaian individu terhadap situasi risiko yang
berdasarkan pada pengetahuan dan sikap individu yang bersangkutan. Objective
uncertainly bisa dijelaskan pada dua detmisi risiko berikut.

4
“Risk is the dispersion of actual from expected results”
Risiko adalah penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan. Ahli statistik
mengemukakan risiko sebagai derajat penyimpangan sesuatu nilai di sekitar suatu
posisi sentral atau di sekitar titik rata rata.
“Risk is the probability of any outcome different from Ihe one expexted”
Risiko adalah probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang
diharapkan. Menurut pengertian tersebut, risiko bukan probabilitas dari suatu
kejadian tunggal, tetapi probabilitas dari beberapa outcome yang berbeda dari yang
diharapkan.

2. Williams dan Richard (1997), mendefinisikan risiko adalah suatu variasi dari
hasil hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu.

3. Silalahi (1997), menyatakan bahwa “Setiap orang, rumah tangga, perusahaan dan
bagian bagian dari organisasi lain, dalam setiap kegiatannya mengandung risiko,
karena apa yang akan terjadi diwaktu yang akan datang tidak dapat diketahui
secara pasti (the future is unknown). Risiko adalah kemungkinan penyimpangan
yang tak diharapkan. Kemungkinan itu adalah berupa terjadinya hal yang tidak
diinginkan atau tidak terjadinya hal yang diinginkan. Kejadian yang demikian
disebut dengan kerugian (loss).

4. Keown dkk (2000), mendefinisikan risiko adalah prospek suatu hasil yang tidak
disukai (operasional sebagai deviasi standar)

5. Hanafi (2000), mendefinisikan risiko adalah besarnya penyimpangan antara


tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return-ER) dengan tingkat
pengembalian aktual (actual return)

5
6. Prowanta (2018), mendefinisikan risiko sebagai ketidak pastian yang dapat
menimbulkan kerugian maupun peluang di dalam proses bisnis maupun kegiatan
manusia dalam sehari-hari.

Dari definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa risiko berhubungan


dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup
informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat
berakibat menguntungkan atau merugikan. Seluruh kegiatan yang dilakukan baik
perorangan atau perusahaan mengandung risiko. Kegiatan bisnis sangat crat
kaitannya dengan risiko. Risiko dalam kegiatan bisnis juga dikaitkan dengan besarnya
pengembalian yang akan diterima oleh pengambil risiko. Semakin besar risiko yang
dihadapi umumnya dapat diperhitungkan bahwa pengembalian yang diterima juga
akan lebih besar.

2.2. Definisi Manajemen Risiko


Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur atau metodologi dalam
mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas
manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan
mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.
Strategi yang dapat diambil antara lain, adalah memindahkan risiko kepada pihak
lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian
atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada
risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam, kebakaran,
kematian, serta tuntutan hukum). Manajemen risiko keuangan di sisi lain, terfokus
pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Proses manajemen resiko merupakan sistem yang komprehensif yang
melliputi penciptaan lingkungan manajemen resiko yang kondusif, memelihara
pengukuran risiko yang efisien, proses mitigasi dan monitoring, serta menciptakan
sistem kontrol internal yang memadai. Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko

6
adalah untuk mengurangi berbagai risik. Hal ini dapat ditemukan berbagai macam
jenis ancaman disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, orgnisasi dan politik.
Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang
tersedia bagi manusia, khususnya bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan
organisasi). Risiko dapat diklasifikasikan melalui berbagi cara. Diantaranya, risiko
dapat dibedakan menjadi risiko bisnis dan risiko financial. Risiko bisnis muncul
secara alami dari aktivitas bisnis yang dijalankan. Risiko bisnis berhubungan dengan
faktor-faktor yang memengaruhi pasaran produk. Sedangakan risiko finansial muncul
dari kemungkinan kerugian dalam pasar keuangan, yaitu akibat adanya perubahan
pada variabel- variabel keuangan.

2.3. Proses Manajemen Risiko


Proses manajemen risiko merupakan kegiatan kritikal dalam manajemen
risiko, karena merupakan penerapan daripada prinsip dan kerangka kerja yang telah
dibangun. Proses manajemen risiko terdiri dari empat proses besar, yaitu:
a. Penetapan konteks (Establishing the context)
Penetapan konteks bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan
sasaran organisasi, lingkungan dimana sasaran hendak dicapai, stakeholders yang
berkepentingan, dan keberagaman kriteria risiko, dimana hal-hal ini akan membantu
mengungkapkan dan menilai sifat dan kompleksitas dari risiko. Terdapat empat
konteks yang perlu ditentukan dalam penetapan konteks, yaitu konteks internal,
konteks eksternal, konteks manajemen risiko, dan kriteria risiko.
1) Konteks internal memperhatikan sisi internal organisasi yaitu struktur
organisasi, kultur dalam organisasi, dan hal-hal lain yang dapat
mempengaruhi pencapaian sasaran organisasi.
2) Konteks eksternal mendefinisikan sisi eksternal organisasi yaitu pesaing,
otoritas, perkembangan teknologi, dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi
pencapaian sasaran organisasi.

7
3) Konteks manajemen risiko memperhatikan bagaimana manajemen risiko
diberlakukan dan bagaimana hal tersebut akan diterapkan di masa yang akan
datang.
4) Terakhir, dalam pembentukan manajemen risiko organisasi perlu
mendefinisikan parameter yang disepakati bersama untuk digunakan sebagai
kriteria risiko.
b. Penilaian risiko (Risk Assessment)
Penilaian risiko terdiri dari:
1) Identifikasi risiko: mengidentifikasi risiko apa saja yang dapat mempengaruhi
pencapaian sasaran organisasi.
2) Analisis risiko: menganalisis kemungkinan dan dampak dari risiko yang telah
diidentifikasi.
3) Evaluasi risiko: membandingkan hasil analisis risiko dengan kriteria risiko
untuk menentukan bagaimana penanganan risiko yang akan diterapkan.
c. Pengelolaan risiko
Jenis-jenis cara mengelola risiko:
1) Menghindari risiko (Risk avoidance)
Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko
sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus
dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan
oleh suatu aktivitas.
2) Mitigasi risiko (Risk reduction)
Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang
mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak
kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.
3) Transfer risiko (Risk transfer)
Yatu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak
(asuransi) maupun hedging.

8
4) Penanggguhan risiko (Risk deferral)
Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda
aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut
kecil.
5) Retensi risiko (Risk retention)
Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupun
mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian
penting dari aktivitas.
d. Penanganan risiko
1) High probability, high impact : risiko jenis ini umumnya dihindari ataupun
ditransfer.
2) Low probability, high impact : respon paling tepat untuk tipe risiko ini adalah
dihindari. Dan jika masih terjadi, maka lakukan mitigasi risiko serta
kembangkan contingency plan.
3) High probability, low impact : mitigasi risiko dan kembangkan contingency
plan
4) Low probability, low impact : efek dari risiko ini dapat dikurangi, namun
biayanya dapat saja melebihi dampak yang dihasilkan. Dalam kasus ini
mungkin lebih baik untuk menerima efek dari risiko tersebut.
5) Contingency plan: untuk risiko yang mungkin terjadi maka perlu
dipersiapkan contingency plan seandainya benar-benar terjadi. Contingency
plan haruslah sesuai dan proporsional terhadap dampak risiko tersebut.

Keempat proses besar tersebut didampingi oleh dua proses yaitu:


1. Komunikasi dan konsultasi
Komunikasi dan konsultasi merupakan hal yang penting mengingat prinsip
manajemen risiko yang kesembilan menuntut manajemen risiko yang transparan dan
inklusif, dimana manajemen risiko harus dilakukan oleh seluruh bagian organisasi
dan memperhitungkan kepentingan dari seluruh stakeholders organisasi. Adanya

9
komunikasi dan konsultasi diharapkan dapat menciptakan dukungan yang memadai
pada kegiatan manajemen risiko dan membuat kegiatan manajemen risiko menjadi
tepat sasaran.
2. Monitoring dan review
Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa implementasi manajemen risiko
telah berjalan sesuai dengan perencanaan yang dilakukan. Hasil monitoring dan
review juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan
perbaikan terhadap proses manajemen risiko.
Manajemen risiko merupakan proses esensial dalam organisasi untuk
memberikan jaminan yang wajar terhadap pencapaian tujuan organisasi. ISO 31000:
2009 Risk Management – Principles and Guidelines merupakan standar yang dibuat
untuk memberikan prinsip dan panduan generik dalam penerapan manajemen risiko.
Standar ini menyediakan prinsip, kerangka kerja, dan proses manajemen risiko.
Prinsip manajemen risiko merupakan fondasi dari kerangka kerja dan proses
manajemen risiko, sedangkan kerangka kerja manajemen risiko merupakan struktur
pembangun proses manajemen risiko. Proses manajemen risiko merupakan penerapan
inti dari manajemen risiko, sehingga harus dijalankan secara komprehensif, konsisten,
dan terus diperbaiki sesuai dengan keperluan. Implementasi manajemen risiko
berbasis ISO 31000: 2009 secara mendetail dan menyeluruh pada ketiga komponen
tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektivitas manajemen risiko organisasi.
(Ramdhan, 2006)

2.4. Proses Penetapan Konteks Manajemen Risiko


Berdasarkan ISO 31000:2009, proses manajemen risiko merupakan bagian
yang penting dari manajemen risiko karena merupakan penerapan atas prinsip dan
kerangka kerja manajemen risiko yang telah dibangun. Adapun proses manajemen
risiko terdiri atas tiga proses utama, yaitu penetapan konteks, penilaian risiko, dan
penanganan risiko.

10
Penetapan konteks manajemen risiko bertujuan untuk mengidentifikasi serta
mengungkapkan sasaran organisasi, lingkungan dimana sasaran hendak dicapai,
stakeholders yang berkepentingan, dan keberagaman kriteria risiko. Hal-hal tersebut
akan membantu untuk mengungkapkan dan menilai sifat dan kompleksitas dari risiko.
Penetapan konteks manajemen risiko erat kaitannya dengan melakukan penetapan
tujuan, strategi, ruang lingkup dan parameter-parameter lain yang berhubungan
dengan proses pengelolaan risiko suatu perusahaan. Proses ini menunjukkan kaitan
atau hubungan antara permasalahan hal yang akan dikelola risikonya dengan
lingkungan perusahaan (eksternal & internal), proses manajemen risiko, dan ukuran
atau kriteria risiko yang hendak dijadikan standar.

Proses kedua adalah penilaian risiko meliputi tahapan identifikasi risiko yang
bertujuan untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang dapat memengaruhi pencapaian
sasaran organisasi. Berdasarkan risiko-risiko yang telah teridentifikasi dapat disusun
sebuah daftar risiko untuk kemudian dilakukan pengukuran risiko untuk melihat
tingkatan risiko. Proses pengukuran risiko berupa analisis risiko yang bertujuan untuk
menganalisis kemungkinan dan dampak dari risiko yang telah diindentifikasi. Hasil
pengukuran berupa status risiko yang menunjukkan ukuran tingkatan risiko dan peta
risiko yang merupakan gambaran sebaran risiko dalam suatu peta. Tahapan lainnya
dalam penilaian risiko adalah evaluasi risiko yang ditujukkan untuk membandingkan
hasil analisis risiko dengan kriteria risiko yang telah ditentukan untuk dijadikan
sebagai dasar penerapan penanganan risiko.

Proses ketiga dalam proses manajemen risiko adalah penanganan risiko yang berupa
perencanaan atas mitigasi risiko-risiko untuk mendapatkan alternatif solusinya
sehingga penanganan risiko dapat diterapkan secara efektif dan efisien. Beberapa
alternatif penangangan risiko yang dapat diambil antara lain yang bertujuan untuk
menghindari risiko, memitigasi risiko untuk mengurangi kemungkinan atau dampak,
mentransfer risiko kepada pihak ketiga (risk sharing) dan menerima risiko (risk
acceptance).

11
Pada akhirnya, ketiga proses tersebut disertai dengan dua proses pendukung lainnya
yaitu komunikasi dan konsultasi, untuk menjamin tersedianya dukungan yang
memadai dari setiap kegiatan manajamen risiko, dan menjadikan setiap kegiatan
mencapai sasarannya dengan tepat. Proses lainnya adalah monitoring dan review
yang bertujuan untuk memastikan bahwa implementasi manajemen risiko berjalan
sesuai dengan perencanaan serta sebagai dasar untuk melakukan perbaikan secara
berkala terhadap proses manajemen risiko. Proses Monitoring dan Review
dilaksanakan melalui evaluasi dan pemeriksaan terhadap proses bisnis yang berjalan,
serta dengan audit manajemen risiko. Dalam hal ini, audit manajemen risiko dapat
dilaksanakan baik melalui audit internal maupun eksternal sehingga dapat diketahui
apa sajakah kelemahan dari kebijakan manajemen risiko yang berjalan atau yang
sudah disusun, sehingga ke depannya manajemen dapat melaklukan pembaharuan
terhadapan kebijakan manajemen risiko. Masukan tersebut bertujuan untuk
meningkatkan fungsi manajemen risiko dalam bentuk seperti pembaharuan atas daftar
risiko yang terindetifikasi, tingkat kemungkinan dan dampak dari risiko tersebut serta
tindakan pengendalian serta sistem monitor yang sesuai untuk kebutuhan organisasi
dalam mencapai tujuan perusahaan.

Proses pendukung lainnya dalam penerapan manajemen risiko adalah komunikasi


kepada manajemen dan unit-unit kerja perusahaan sehingga setiap individu dalam
perusahaan memahami atas kesadaran risiko, budaya risiko, kematangan risiko.
Proses komunikasi ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mengukur kesiapan
organisasi dalam mengatasi risiko dan untuk mengevaluasi penerapan manajemen
risiko tersebut.

Diharapkan dengan adanya fungsi manajemen risiko yang terkelola dengan baik di
setiap unit kerja, dapat mendukung penerapan Good Corporate Governance di dalam
perusahaan secara keseluruhan. Karena sejatinya fungsi manajemen risiko bertujuan
untuk mendorong dan mendukung pengembangan, pengelolaan risiko usaha

12
perusahaan dengan penerapan prinsip kehati-hatian, akuntabilitas, dan bertanggung
jawab sejalan dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan.

Untuk mengidentifikasi dan menganalisis organisasi lingkungan tempat manajemen


risiko akan diterapkan.

a. Identifikasi lingkungan dan pihak-pihak yang paling berkepentingan dengan proses


penerapan manajemen risiko.

b. Ruang lingkup, tujuan proses, kondisi yang membatasi, serta hasil yang diharapkan
dari penerapan manajemen risiko.

c. Kriteria untuk menganalisis dan mengevaluasi risiko.

d. Piagam/Kebijakan manajemen risiko.

e. Kriteria Evaluasi manajemen risiko. (Ramdhan, 2006)

13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa proses manajemen resiko merupakan
sistem yang komprehensif yang melliputi penciptaan lingkungan manajemen resiko
yang kondusif, memelihara pengukuran risiko yang efisien, proses mitigasi dan
monitoring, serta menciptakan sistem kontrol internal yang memadai. Sasaran dari
pelaksanaan proses manajemen risiko adalah untuk mengurangi berbagai risik. Hal ini
dapat ditemukan berbagai macam jenis ancaman disebabkan oleh lingkungan,
teknologi, manusia, orgnisasi dan politik. Kesimpulannuya, proses manajemen risiko
merupakan kegiatan kritikal dalam manajemen risiko, karena merupakan penerapan
daripada prinsip dan kerangka kerja yang telah dibangun. Pada akhirnya, ketiga
proses tersebut disertai dengan dua proses pendukung lainnya yaitu komunikasi dan
konsultasi, untuk menjamin tersedianya dukungan yang memadai dari setiap kegiatan
manajamen risiko, dan menjadikan setiap kegiatan mencapai sasarannya dengan
tepat.

3.2. Saran
Harapan dari penulisan makalah ini adalah, agar tenman-teman dan kita
semua dapat mengetahui dan memahami dengan bersama bahwasannya proses
manajemen resiko adalah materi yang sangat penting untuk diketahui dan dipelajari.
Oleh karena itu, kami telah merangkum beberapa poin penting tentang dari topik
diatas untuk kita pahami bersama. Kami harap penulisan makalah ini dapat menjadi
jawaban atas pertanyaan kita mengenai proses manajemen resiko. Mohon maaf apabila
ada kesalahan dalam penulisan makalah ini. Kami berharap ibu dosen dan teman-
teman dapat menerima penulisan dan pembahasan yang telah kami buat. Terima kasih.

14
15
DAFTAR PUSTAKA
Airmic, 2010. Structured Approach to Enterprise Risk Management (ERM) and The

Requirements of ISO 31000, Alarm, IRM, The Public Risk

Management Association, 6 Lloyd’s Avenue, London EC3N

3AX

Harimurti, F., 2006. Manajemen Risiko, Fungsi dan Mekanismenya, Jurnal Ekonomi

dan Kewirausahaan, Fakultas Ekonomi Universitas Slamet

Riyadi Surakarta, 6 (1), 105 – 112.

Nota, G., 2010. Advances in Risk Management, Sciyo, Croatia.

Nurochman, A. (2012). Manajemen Risiko Sistem Informasi Manajemen

Perpustakaan. Ber, 14(1), 13.

https://journal.ugm.ac.id/bip/article/view/8830/6695

Ramdhan, D. H. (2006). Manajemen Risiko & Manajemen Risiko. Dep. K3 FKMUI,

54–58.

Siswanti, indra, Conie Nopinda Br Sitepu, Novita Butarbutar, Edwin Basmar,

Rahmita Saleh, Sudirman, Mahyuddin, Luthfi Parinduri, Laura.

2022. Manajemen Risiko Perusahaan. Yayasan kita menulis.

Sriyono. 2019. Pengantar Manajemen Risiko. Sidoarjo : Umsida Press

16

Anda mungkin juga menyukai