IDENTIFIKASI RISIKO
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
﷽
Assalamu’alaikum waroohmatullahi wabarokatuh
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt atas segala berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang “IDENTIFIKASI
RISIKO” sebagai salah satu pemenuhan tugas dari mata kuliah Manajemen Risiko. Shalawat
dan salam semoga senantiasa dilimpahkan pada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW
yang menjadi uswatun hasanah bagi kita semua. Aamiin
Semoga materi yang penulis sajikan melalui makalah ini, dapat memberikan pengetahuan
tambahan kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa didalam makalah ini masih banyak
kekurangan, baik dari penyajian materi, penulisan serta penggunaan kata yang mungkin kurang
tepat. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
untuk pembenahan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................
BAB1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Risiko merupakan bagian dari kehidupan kerja individual maupun organisasi. Berbagai
macam risiko seperti risiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain dijalanan, risiko terkena banjir
pada saat musim hujan dan sebagainya. Risik dikaitkan dengan kemungkina kejadian atau
keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Pada dasarnya tidak ada organisasi yang dapat mengklaim dirinya bebas dari segala risiko.
Baik organisasi besar atau kecil, baik organisasi public maupun privat, organisasi yang
berorientasi mendapatkan kinerja (profit oriented) maupun organisasi social (non-profit
oriented), formal maupun non-formal, pasti menghadapi berbagai factor internal dan eksternal
atau pengaruh lain yang membuat mereka tidak mereka merasa pasti bagaimana dan kapan
mereka dapat meraih sasaran organisasi. Dampak dari ketidakpastian pada pencapaian sasaran
organisasi ini adalah “risiko”
Pengertian risiko yang sering dipakai untuk analisis yang mendasasi pengambilan
keputusan, adalah kemungkinan hasil yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.
Risiko pada dasarnya merupakan kata yang umum dikalangan masyarakat dan seringkali kata
tersebut memiliki makna yang negative, sesuatu yang tidak disukai dan ingin dihindari.
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak tersedianya
cukup informasi tentang apa yang akan teradi. Sesuatu yang tidak pasti, dapat berakibat
menguntungkan atau merugikan. Daam beberapa tahun terakhir manajemen risiko menjadi
perbincangan, praktik maupun pelatihan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya
manajemen risiko dalam bisnis masa kini. Setelah melakukan identifikasi risiko Langkah
selanjutnya adalah mengukur risiko. Dengan melakukan pengukuran risiko kita dapat
1
mengetahui seberapa besar risiko tersebut. Hal inilah yang menjadi motivasi penulis untuk
mengetahui bagaimana cara mengukur risiko dengan mudah.
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai media untuk menambah wawasan bagi
penulis dan sebagai sumber untuk memberikan informasi bagi pembaca.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
a. Pengertian Risiko
“Tak ada hidup tanpa risiko”. Risiko merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia. Risiko dapat diartikan sebagai bentuk ketidakpastian tentang suatu
keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang telah diambil berdasarkan berbagai
pertimbangan pada saat ini.
Factor yang menyebabkan terjadinya risiko adalah bencana dan bahaya. Contoh risiko yang
disebabkan oleh bencana antara lain banjir, tanah longsor, gempa, dan bencana alam lainnya.
Sedangkan contoh risiko yang disebabkan oleh factor bahaya dapat diklasifikasikan dalam
beberapa jenis yaitu;
- bahaya fisik, misalkan fasilitas bangunan suatu kantor, peralatan yang gagal (tabung
gas meledak, pesawat terbang jatuh, kapal laut tenggela, mobil mogok tanpa sebab, dll).
- Bahaya moral, misalkan sikap ketidakjujuran atau ketidakdisiplinan, atau sikap tidak
hati-hati ataupun kurangnya perhatian dari pihak terkait dalam suatu organisasi.
- Bahaya karena hukum atau peraturan, misalkan akibat mengabaikan undang-undang
atau peraturan yang telah ditetapkan.
Secara umum terdapat dua factor risiko yang umum dialami oleh suatu organisasi atau
perusahaan yaitu factor internal dan eksternal.
1. Faktor risiko internal adalah faktor-faktor risiko yang terjadi di dalam perusahaan
atau proyek yang dapat dikontrol oleh manusia. Risiko - risiko seperti ini biasanya
timbul karena masalah keuangan, organisasi, karyawan, lingkungan kerja, perubahan
produk dan masalah-masalah lain di dalam perusahaan atau proyek yang tidak
3
menunjang pencapaian yang diharapkan. Akibatnya, terjadilah penundaan waktu
penyelesaian proyek, peningkatan biaya atau gangguan / interupsi pada arus kas.
2. Faktor risiko eksternal adalah faktor-faktor risiko di luar kontrol / kendali manusia,
misalnya aktivitas di pasar uang / pasar modal, kebijakan di bidang perpajakan,
perubahan lingkungan / alam (cuaca), dan lain-lain. Ketika risiko-risiko ini terjadi, yang
paling penting adalah bagaimana menghadapinya. Contoh faktor risiko eksternal dalam
rencana pembangunan jembatan yang menghubungkan pulau Jawa dan Sumatra adalah
gempa bumi yang kuat dan tsunami, karena selat Sunda termasuk salah satu area di
dunia yang sangat sering diguncang gempa. Oleh karena itu, jembatan itu harus
dibangun dengan kekuatan yang sanggup untuk menahan gempa bumi dan tsunami.
- Risiko bisnis
Risiko yang dihadapi organisasi atas kualitas dan keunggulan padda beberapa produk
pasar yang dimiliki oleh organisasi. Risiko jenis ini muncul karena adanya
ketidakpastian dan aktivitas bisnis seperti inovasi teknologi serta desain produk dan
pemasaran.
- Risiko strategi
Risiko ini muncul karena adanya perubahan fundamental pada lingkungan ekonomi
atau politik. Risiko jenis ini berhubungan dengan hal-hal makro diluar organisasi
seperti kebijakan ekonomi, iklim, politik, dll.
- Risiko keuangan
Suatu risiko yang timbul sebagai akibat adanya pergeralan pada pasar financial yang
tidak dapat diperkirakan. Risiko ini berkaitan dengan kerugian yang mungkin dihadapi
dalam pasar financial mialkan pergerakan tingkat suku bunga atau adanya kegagalan
dalam obligasi financial.
Menurut Godfrey (1996), terdapat sumber-sumber risiko yang perlu diketahui dan
diidentifikasi sebagai langkah awal penanganan risiko yaitu politik, lingkungan, perencanaan,
pemasaran, ekonomi, lingkuan alam, proyek, teknisi, manusia, criminal, dan keselamatan.
Pada dasarnya risiko tidak dapat dihindari dari aktivitas bisnis perusahaan, sehingga
diperlukan manajemen risiko untuk mengatasi masalah ini. Manfaat yang akan diperoleh
perusahaan jika mengimplmentasikan manajemen risiko menurut Lam (2007:6) memberikan
4
peran dalam pengelolaan risiko kepada manajer perusahaan, mengingat manajer perusahaan
memiliki akses penuh terhadap informasi dan dukungan dari para professional manajemen
risiko.
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan sistematis untuk menentukan Tindakan terbaik
dalam kondisi ketidakpastian. Proses manajemen risiko yang lengkap dimulai dengan
penetapan konteks, identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, dan penaganan risiko
serta dilengkapi dengan adanya komunikasi dan konsultasi pada masing-masing tahapan dan
monitoring-reviu.
Ada lima konsep dasar dalam manajemen risiko menurut James Essinger dan Joseph Rosen
harus terleih dahulu dipahami oleh para pejabat organisasi yang terlibat dalam manajemen
risiko, yaitu:
5
Meningkatkan kepentingan dna kepercayaan para pemangku kepentingan.
Meningkatkan ketahanan organisasi.
Membangun kemampuan mensosialisasikan pemahaman mengenai risiko dan
pengelolaan risiko.
Meningkatkan kinerja organisasi melalui penyediaan informasi tingkat risiko
yang dituangkan dalam peta risiko/riks map yang berguna bagi manajemen
dalam memgembangkan strategi dan perbaikan proses manajemen risiko secara
berkesinambungan dan terus-menerus.
risiko berhubungan dengan ketidakpastian, hal ini terjadi karena kurang atau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti yang dapat
memberikan keuntungan atau kerugian. Menurut Widerman, ketidakpastian yang memberikan
6
keuntungan disebut peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang memberikan
kerugian disebut risiko (risk).
Identifikasi risiko juga dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan atau mengetahui
risiko-risiko yang mungkin timbul dalam kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau
perorangan.
Pendirian suatu perusahaan tentulan memiliki tujuan. Peristiwa yang akan menyebabkan
tidak tercapainya Sebagian atau seluruh tujuan organisasi akan diidentifikasikan sebagai risiko.
Scenario yang dibuat dimana scenario tersebut merupakan alternative untuk mencapai
tujuan perusahaan. Jadi peristiwa yang memicu terjadinya laternatif scenario yang tidak
diharapkan duluar yang telah ditetapkan perusahaan dapat diidentifikasikan sebagai risiko hasil
dari identifikasi risiko adalah sebuah daftar berisi risiko-risiko. Apa yang akan dilakukan
terhadap risiko-risiko yang telah didaftarkan itu tergantung dari siifat dari risiko-risiko itu.
Proses identifikasi risiko adalah serangkaian Tindakan yang dilakukan untuk mengetahui
penyebab adanya risiko. Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses identifikasi risiko
adalah:
7
Pengelompkan risiko, yang bertujuan untuk mencegah terjadinya pengulangan dan
membantu manajemne dalam proses menganalisa risiko-risiko.
Pembentukan tim, yaitu siapa saja yang terlibat dalam kegiatan yang berhubungan
dengan proses identifikasi risiko. Yang terlibat dalam proses identifikasi risiko
terdiri dari manajer proyek, anggota proyek, tim manajemen risiko, ahli dari luar
tim proyek yang menguasai atau memahami proyek yang sedang dikerjakan, ahli
manajemen risiko dan pemegang saham.
8
dapatpengalaman mereka, informasi proyek, dan sumber lain yang mereka
anggap berguna.
o SWOT Analisis, memastikan pemeriksaan proyek dari masing-masing
perspektif kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman SWOT untuk
meningkatkan luasnya risiko yang dipertimbangkan.
o Checklists, organisasi dapat mengembangkan checklist risiko berdasarkan
infoemasi yang dikumpulkan dari proyek lampau. Daftar ini merupakan cara
untuk mengidentifikasi risiko dalam proyek baru.
o Assumptions, mempertimbangkan asumsi atai scenario yang digunakan dalam
rencana proyek. Analisis asumsi adalah Teknik yang mengeksplorasi ketetapan
asusmsi tersebut. Metode ini mengidentifikasi risiko proyek dari
ketidakakurata, inkonsistensiatauketidaklengkapan asumsi.
o Teknik diagram terdiri dari dua yaitu system diagram alur dan diagram
pengaruh. System diagram alur menunjukkan bagaimana berbagai elemen
saling berhubungan dan mekanisme sebab akibat. Diagram pengaruh
meunjukkan representasi grafis dari masalah menunjukkan pengaruh kasual,
waktu pemesanan peristiwa dan hubungan lainnya diantara variabeldan hasil.
1. Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko dan diprediksi akan terjadi terus menerus,
tapi kita tidak mengetahui bagaimana atau berapa besar dampak kerugian yang
ditimbulkan jika peristiwa-peristiwa itu terjadi : perubahan dalam kondisi pasar,
ketentuan-ketentuan operasional, perubahan dalam sosial, politik dan lingkungan,
perubahan dalam perekonomian (perpajakan, nilai tukar mata uang, tidak stabilnya
tingkat suku bunga, inflasi), kondisi cuaca yang ekstrim, perubahan selera pelanggan,
tidak tersedianya bahan mentah, dll. Contoh : kenaikan harga kertas merupakan salah
satu risiko yang diidentifikasi oleh penerbit buku. Kenaikan harga kertas +/- 40% pada
tahun 2010 ini memukul industri buku. Penjualan buku menurun karena lonjakan harga
buku.
2. Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko, tapi jarang terjadi dan kita berusaha
melakukan tindakan untuk menghindari kerugian akibat peristiwa-peristiwa itu. Contoh
: bencana alam (banjir, kebakaran, gempa bumi, letusan gunung berapi), tidak
tersedianya bahan mentah, terbatasnya / kurangnya modal kerja / pendanaan untuk
suatu proyek, faktor-faktor eksternal seperti terorisme, sabotase, perang, dll
9
3. Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko yang terjadi di dalam internal bisnis /
organisasi. Contoh : tujuan perusahaan yang tidak realistis, manajemen yang tidak
kompeten, minimnya kepemimpinan manajemen, sistim komunikasi yang tidak
berjalan baik di dalam perusahaan, karyawan mogok kerja, prosedur seleksi / rekrutmen
karyawan yang tidak memadai, tugas & tanggung jawab yang tidak jelas.
4. Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko yang bersifat teknis : bekerja dalam
kondisi yang tidak aman dapat menyebabkan kecelakaan, tingkat keamanan kerja yang
tidak sesuai standar, dll.
5. Politik, misalnya perubahan dalam kebijakan / peraturan pemerintah, pergantian
kabinet, dll.
6. Hukum dan peraturan pemerintah. Contoh : Berdasarkan Ketentuan Badan Standar
Nasional Indonesia No. 13-6910-2002 tentang Operasi Pengeboran Darat dan Lepas
Pantai di Indonesia, maka sumur-sumur pengeboran harus berjarak sekurang-
kurangnya 100 meter dari jalan umum, rel kereta api, perumahan atau tempat-tempat
lain dimana sumber nyala api dapat timbul dan berdasarkan Perda No. 16 tahun 2003
peruntukan lokasi sebenarnya bukan untuk pertambangan. Tetapi, fakta yang terjadi
adalah jarak sumur pengeboran gas bumi di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur dengan
pemukiman penduduk terlalu dekat (kurang lebih 5 meter) dan pengeboran dilakukan
di kawasan industri. Hal ini merupakan risiko yang harus diidentifikasi oleh Lapindo
Brantas Inc. sebelum melakukan pengeboran. Karena, bila terjadi kecelakaan pada saat
pengeboran, maka ekologi dan manusia di sekitar lingkungan akan terkena dampaknya.
Pihak Lapindo pun harus menanggung kerugian finansial bila terjadi kesalahan
pengeboran.
10
Melakukan penggolongan atau kategotrisasi risiko menurut penyebabnya kedalam jenis
risiko sesuai dengan kategori risiko yang tertuang dalam PMK 191 Tahun 2008.
Untuk mengetahui lebih awal risiko apa yang akan terjadi sehingga pencegahannya
dapat dilakukan lebih awal untuk mencegah terjadinya suatu hal yang dapat menjadi
ancaman keberlangsungan suatu perusahaan atau organisasi dalam beroperasi. Dengan
mengetahui lebih awal risiko apa yang mungkn terjadi maka pencegahannya dapat di
sediakan lebih awa.
11
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Risiko merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, ada pepatah
mengatakan tak ada hidup tanpa risiko. Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian
tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil
berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini. Risiko berhubungan dengan ketidakpastian,
ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan
terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.
Identifikasi risiko adalah proses mengidentifikasi lokasi, waktu, sebab, dan proses
terjadinya peristiwa risiko yang dapat menghalangi, menurunkan, menunda, atau
meningkatkan tercapainya sasaran unit Eselon 1.
Identifikasi risiko juga dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan atau mengetahui
risiko-risiko yang mungkin timbul dalam kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau
perorangan.
3.2 SARAN
Sebagai mahasiswa seharusnya kita lebih memahami bagaimana sebenarnya konsep dan
cara mengidentifikasi sebuah risiko, sehingga kita dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari, dan mempermudah kita dalam mengambil sebuah keputusan yang akan kita ambil
dengan risiko yang paling kecil.
12
Daftar Pustaka
Yunanto, Deady Rizky. 2014. ”Identifikasi Risiko”,
https://www.slideshare.net/deadyrizky/identifikasi-risiko, diakses pada 06 Oktober 2022
pukul 09.00.
13
14