MANAJEMEN EVEN
2022
DOSEN PENGAMPU:
Ir. LISA SULISTYAWATI, MM
DOSEN PENGAMPU:
Ir. LISA SULISTYAWATI, MM
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan karunia-Nya tugas Paper yang berjudul “Manajemen Even Risk” ini
dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Paper ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata
Kuliah Manajemen Even dari Ibu Ir. Lisa Sulistyawati, MM. Mudah-
mudahan dengan telah disusunnya paper ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan akademisi lainnya. Penyusun menyampaikan penghargaan
yang sebesar - besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan tugas ini.
Penulis
ii
MANAJEMEN EVEN RISK
Risiko Manajemen Event
Secara sederhana, definisi risiko yakni suatu kondisi yang belum
pasti, tetapi mengandung unsur bahaya sebagai konsekuensi atau akibat
dari sesuatu. Sekali lagi, sesuatu ini adalah usaha, bisnis, aktivitas,
maupun keputusan yang kamu ambil. Pengertian tersebut selaras
dengan KBBI, di mana risiko diartikan sebagai semua kemungkinan
terjadinya suatu peristiwa yang bisa membuat perusahaan merugi. Meski
masih berupa ketidakpastian, hendaknya kamu mempersiapkan diri serta
mempertimbangkan segala kemungkinannya, sebelum benar-benar
mengambil keputusan.
1
kerugian. Risiko bisnis merupakan suatu keadaan yang tidak diinginkan
oleh para pelaku bisnis, tetapi risiko bisnis itu sendiri selalu tidak dapat
dihindari (Dr. Elly Fariani, Ak., 2015). Risiko ini biasanya muncul karena
pelaku usaha itu sendiri, dan bisa muncul karena aktivitas dan keputusan
yang diambil dalam aktivitas rutin sehari-hari.
Dua faktor penyebab risiko adalah (i) bencana (perils) dan (ii)
bahaya (hazards). Contoh risiko yang disebabkan faktor bencana, antara
lain: banjir, tanah longsor, gempa, gelombang laut tinggi, yang secara
langsung dapat menimbulkan kerugian. Sementara risiko yang berasal
dari faktor bahaya dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis:
2
Tujuan Manajemen Risiko
3
1) Organisasi memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil
setiap keputusan, sehingga para manajer lebih berhati-hati dan selalu
menempatkan ukuran-ukuran dalam berbagai keputusan.
2) Mampu memberi arah bagi suatu perorganisasian dalam melihat
pengaruh- pengaruh yang mungkin timbul baik secara jangka pendek
maupun jangka panjang.
3) Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu
menghindari risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian
khususnya kerugian finansial.
4) Memungkinkan perorganisasian memperoleh risiko kerugian yang
minimum.
5) Dengan adanya konsep manajemen risiko yang dirancang secara
detail maka perorganisasian telah membangun arah dan mekanisme
secara sustainable.
4
Untuk melaksanakan manajemen risiko sektor public yang efektif
diperlukan perubahan signifikan pada budaya organisasi, sehingga
manajemen risiko sektor publik menyatu dalam perilaku dan aktivitas
seluruh lini organisasi (Serli Wijaya et al., 2020). Dengan
mempertimbangkan persepsi instansi dan publik terhadap risiko, serta
sumber daya yang tersedia pada instansi, manajemen risiko sektor publik
membutuhkan komitmen mulai dari pimpinan puncak sampai pegawai
tingkat bawah. Untuk memulainya, diperlukan pemahaman mendasar
tentang risiko, bagaimana menilainya (assessing risks), menangani, dan
memonitor serta mengkomunikasikannya.
5
personil perusahaan. Proses identifikasi risiko ini mungkin
adalah proses yang terpenting, karena dari proses inilah, semua
risiko yang ada atau yang mungkin terjadi pada suatu proyek,
harus diidentifikasi.
Dalam pelaksanaannya, identifikasi risiko dapat dilakukan
dengan beberapa teknik, antara lain:
a. Brainstorming
b. Questionnaire
c. Industry benchmarking
d. Scenario analysis
e. Risk assessment workshop
f. Incident investigation
g. Auditing
h. Inspection
i. Checklist
j. HAZOP (Hazard and Operability Studies)
Adapun cara – cara pelaksanaan identifikasi risiko secara
nyata dalam sebuah proyek adalah:
a. Membuat daftar bisnis yang dapat menimbulkan
kerugian.
b. Membuat daftar kerugian potensial. Dalam checklist ini
dibuat daftar kerugian dan peringkat kerugian yang
terjadi.
c. Membuat klasifikasi kerugian.
1) Kerugian atas kekayaan (property).
- Kekayaan langsung yang dihubungkan dengan
kebutuhan untuk mengganti kekayaan yang
hilang atau rusak.
- Kekayaan yang tidak langsung, misalnya
penurunan permintaan, image perusahaan, dan
sebagainya.
6
2) Kerugian atas hutang piutang, karena kerusakan
kekayaan atau cideranya pribadi orang lain.
3) Kerugian atas personil perusahaan. Misalnya
akibat kematian, ketidakmampuan, usia tua,
pengangguran, sakit, dan sebagainya.
Dalam mengidentifikasi adanya kemungkinan risiko dan
bahaya ketika menyelenggarakan sebuah event, pengelola
event sebaiknya menggali informasi, baik melalui buku, internet,
maupun berinteraksi langsung dengan EO sejenis. Setelah
memperoleh berbagai informasi, selanjutnya EO bersama tim
dapat melakukan brainstorming dengan tim terkait, terutama
yang berhubungan dengan operasional pelaksanaan, mengenai
hal-hal sebagai berikut:
a. Memastikan kapan dan bagaimana suatu masalah
mungkin terjadi.
b. Melihat masalah secara komprehensif.
c. Menganalisis kemungkinan masalah yang timbul dan
konsekuensi yang dihasilkan.
II. Asses Risks and Hazards (Ukur Dampak Risiko dan Bahaya)
Setelah mengidentifikasi adanya kemungkinan risiko dan
bahaya, selanjutnya pengelola event perlu untuk membentuk
komite serta menyusun pedoman operasional (SOP–Standard
Operational Procedure) untuk mengelola risiko dan bahaya
demi keamanan bersama. Hal ini diharapkan dapat membantu
tim dapat memprioritaskan isu untuk diperhatikan, misalnya
dampak apa yang akan ditimbulkan dari risiko, bagaimana
orang akan bereaksi terhadap risiko, bagaimana petunjuk teknis
penanggulangan risiko, serta siapakah penanggung jawab yang
ditunjuk bila terjadi risiko dan bahaya pada segmen tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, seluruh staf harus sudah
diberi pengarahan dan terlatih dalam menangani keadaan
darurat serta mengetahui peran mereka masing-masing. Jika
7
diperlukan, EO juga dapat menggunakan jasa konsultan untuk
pelatihan-pelatihan khusus, terlebih jika event berskala besar
dan melibatkan khalayak ramai.
Tabel 1. Formulasi Pelatihan Manajemen Risiko Darurat
III.
Training
Through Risk
Local First Aid
Management EVENT
Emergency Training
Services (eg. Consultants
fire, flood)
8
CONTOH EVEN MANAGEMEN RISK
9
Tahap selanjutnya yakni kontrol, diartikan bahwa cara pengawasan
setiap risiko untuk memutuskan apakah penanganan yang direncanakan
sudah dapat menanggulangi risiko atau bahaya yang dihadapi.
Penanganan ini dapat dilakukan dengan memastikan kembali kepada
seluruh kepala koordinator departemen sesuai dengan venue masing-
masing apakah telah menyiapkan segalanya termasuk perlengkapan yang
dibutuhkan oleh setiap negara atau daerah yang diundang sesuai dengan
standarnya, mengecek kembali perlengkapan di venue yang akan dipakai
sudah sesuai dengan aturannya termasuk wasit, marshalow dan
kebersihan venue itu sendiri. Upacara kemenangan setiap segmen pun
perlu dikontrol termasuk bendera-bendera negara yang bertanding.
10
Palembang dan baru-baru ini juga telah mengadakan PON di Papua tahun
2021. Melihat dari keberhasilan tersebut tentunya mendatangkan banyak
wisatawan dari domestik maupun mancanegara.
11
dijadikan alasan mengapa perusahaan EO (event organizer)
memenangkan kreativitasnya dibandingkan EO lain. Sebab dalam
mendapatkan pekerjaan akan tampak bagaimana sport event harus
berjalan secara teratur dengan menggunakan konsep keselamatan,
kesehatan dan keamanan. Pengelolaan seperti konsep inilah yang harus
dimiliki oleh pengelola acara untuk menyukseskan sport event.
Dari evaluasi tersebut menilai sport event menjadi hal positif bagi
orang yang menikmatinya. Maka dengan begitu hasil yang diperoleh bagi
pelaksana acara atas prestasinya dalam handle risiko di antaranya acara
dapat berjalan dengan lancar, setiap orang yang terlibat dalam sport event
mendapatkan keamanan, reputasi yang baik pun diterima oleh pekerja
event organizer sekaligus juga dapat mendatangkan client baru yang akan
memakai jasa EO tersebut.
12
Pentingnya SDM tambahan berupa volunteer acara yang telah
berpengalaman bekerja di sport event dapat mengurangi risiko yang
terjadi seperti pengelolaan pengunjung yang tidak baik, kerusakan
peralatan pada fasilitas venue yang disebabkan karena tidak
memperhatikan kegiatan vandalisme pengunjung, kurangnya persediaan
peralatan di venue ketika akan dimulai, sampai pada tidak siapnya
melengkapi kebutuhan sesuai permintaan di setiap negara untuk atletnya
yang akan bertanding. Walaupun terkadang setiap negara telah
menyiapkan kebutuhan atletnya masing-masing, namun banyak juga yang
ingin dipenuhi segala kebutuhannya. Basic problem seperti itu tentu harus
diperhatikan dengan baik oleh seorang volunteer acara.
13
menyediakan segala kebutuhan sport event, menggandeng perusahaan
asuransi untuk ikut membersamai saat pre, during, dan pasca
penyelenggaraan sport event, meminta arahan dari pimpinan tinggi
daerah setempat untuk melibatkan semua aparat dalam hal pengamanan
dan penjagaan saat acara terselenggara sehingga dengan begitu
manajemen risiko pada sport event yang dimaksud diawal dapat tercipta
secara teratur”.
14
DAFTAR PUSTAKA
Serli Wijaya, P. D., Monika Kristanti, M. A., Thio, D. S., & Regina Jokom,
M. S. (2020). Manajemen Event: Konsep dan Aplikasi (R. Mirsawati
(ed.); 1st ed.). PT RajaGrafindo Persada. http:
//www.rajagrafindo.co.id
https://kumparan.com/ahmad-kurniawan-1639666617354621160/
bagaimana-cara-memanajemen-risiko-pada-sport-event-
1x7i3GVy4kh/full
http://e-journal.uajy.ac.id/402/3/2MTS01427.pdf
https://www.sodexo.co.id/mengenal-pemahaman-tentang-risk-event/
http://www.anggaran-old.kemenkeu.go.id/dja/edef-konten-view.asp?
id=1049
15