Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN EVEN RISK

MANAJEMEN EVEN
2022

DOSEN PENGAMPU:
Ir. LISA SULISTYAWATI, MM

20042010011/OKTAVIANI DWI WULANSARI/UPNVJATIM/B/ /

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
SURABAYA
2022
MANAJEMEN EVEN RISK
MANAJEMEN EVEN
2022

DOSEN PENGAMPU:
Ir. LISA SULISTYAWATI, MM

20042010011/OKTAVIANI DWI WULANSARI/UPNVJATIM/B

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
SURABAYA
2022

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan karunia-Nya tugas Paper yang berjudul “Manajemen Even Risk” ini
dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Paper ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata
Kuliah Manajemen Even dari Ibu Ir. Lisa Sulistyawati, MM. Mudah-
mudahan dengan telah disusunnya paper ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan akademisi lainnya. Penyusun menyampaikan penghargaan
yang sebesar - besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan tugas ini.

Penyusun sadar bahwa dalam penyusunan paper ini masih banyak


kekurangan. Oleh karena itu, penyusun berharap adanya masukan dan
saran untuk perbaikan dikemudian hari.

Surabaya, 03 November 2022

Penulis

ii
MANAJEMEN EVEN RISK
Risiko Manajemen Event
Secara sederhana, definisi risiko yakni suatu kondisi yang belum
pasti, tetapi mengandung unsur bahaya sebagai konsekuensi atau akibat
dari sesuatu. Sekali lagi, sesuatu ini adalah usaha, bisnis, aktivitas,
maupun keputusan yang kamu ambil. Pengertian tersebut selaras
dengan KBBI, di mana risiko diartikan sebagai semua kemungkinan
terjadinya suatu peristiwa yang bisa membuat perusahaan merugi.  Meski
masih berupa ketidakpastian, hendaknya kamu mempersiapkan diri serta
mempertimbangkan segala kemungkinannya, sebelum benar-benar
mengambil keputusan.

Sehingga dapat disimpullan bahwa, risiko merupakan suatu


peluang terjadinya penyimpangan dari perencanaan yang telah disiapkan
sebelumnya. Tidak satu pun keputusan atau kejadian yang tidak memiliki
risiko, baik sebagai perorangan maupun sebagai organisasi. Dalam
definisi yang bebas, risiko dapat dimaknai sebagai potensi/ hal-hal negatif
yang berakibat pada tidak tercapainya tujuan sebuah organisasi dan dapat
diukur dengan frekuensi dan dampaknya. Dari pengertian risiko tersebut,
maka Event Risk atau 'Kejadian Risiko' dapat diartikan sebagai suatu
kejadian yang dapat menimbulkan risiko.

Risiko itu sendiri bersifat inheren (melekat) pada segala sesuatu.


Dia bersanding side-by-side dengan value, layaknya dua sisi mata uang
yang sama. Yang membedakan diantaranya adalah seberapa besar
tingkat paparan risikonya serta seberapa besar tingkat penerimaannya
terhadap risiko tersebut. Semua aktivitas individu maupun organisasi pasti
mengandung risiko di dalamnya karena mengandung unsur
ketidakpastian. Risiko tersebut bisa terjadi karena tidak ada atau
kurangnya informasi tentang hal yang akan terjadi di masa mendatang,
baik itu hal yang menguntungkan atau merugikan.

Risk event termasuk ke dalam proses manajemen risiko. Sifat dari


risiko bisnis itu sendiri tidak pasti dan sebagian besar mengakibatkan

1
kerugian. Risiko bisnis merupakan suatu keadaan yang tidak diinginkan
oleh para pelaku bisnis, tetapi risiko bisnis itu sendiri selalu tidak dapat
dihindari (Dr. Elly Fariani, Ak., 2015). Risiko ini biasanya muncul karena
pelaku usaha itu sendiri, dan bisa muncul karena aktivitas dan keputusan
yang diambil dalam aktivitas rutin sehari-hari.

Manajemen risiko sendiri merupakan metode yang logis dan


sistematis untuk mengidentifikasi, mengukur, menentukan sikap,
menetapkan solusi, dan memantau pelaporan risiko yang terjadi di setiap
aktivitas atau proses dalam sebuah proyek. Fungsi dari proses
manajemen risiko adalah untuk mengatasi risiko yang kemungkinan akan
dihadapi di dalam suatu proyek.

Manajemen risiko juga dapat didefinisikan sebagai proses


mengantisipasi, mencegah, atau meminimalisir biaya, kerugian, atau
masalah potensial bagi organisasi, partner, maupun konsumen terkait
event itu sendiri.

Faktor Penyebab Terjadinya Risiko dan Tipe Risiko

Dua faktor penyebab risiko adalah (i) bencana (perils) dan (ii)
bahaya (hazards). Contoh risiko yang disebabkan faktor bencana, antara
lain: banjir, tanah longsor, gempa, gelombang laut tinggi, yang secara
langsung dapat menimbulkan kerugian. Sementara risiko yang berasal
dari faktor bahaya dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis:

1) Bahaya fisik (physical hazard) misalnya berhubungan dengan fasilitas


bangunan suatu kantor, peralatan yang gagal produk (tabung gas
meledak, pesawat terbang jatuh, kapal laut tenggelam, mobil mogok
tanpa sebab, dlsb).
2) Bahaya moral (moral hazard) misalnya sikap ketidakjujuran atau
ketidakdisiplinan, sikap yang tidak hati-hati ataupun kurangnya
perhatian dari pihak-pihak terkait dalam suatu organisasi.
3) Bahaya karena hukum atau peraturan (legal hazard) misalnya akibat
mengabaikan undang-undang atau peraturan yang telah ditetapkan.

2
Tujuan Manajemen Risiko

Tujuan manajemen risiko dalam suatu organisasi sebagai berikut:

1) meningkatkan kemungkinan pencapaian sasaran organisasi dan


peningkatan kinerja. Melindungi organisasi dari tingkat risiko
signifikan yang dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi.
2) mendorong manajemen yang proaktif dan antisipatif. Mendorong
menajemen untuk bertindak proaktif mengurangi risiko kerugian,
menjadikan pengelolaan risiko sebagai sumber keunggulan
bersaing, dan keunggulan kinerja organisasi.
3) memberikan dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan dan
perencanaan;
4) meningkatkan efektivitas alokasi dan efisiensi penggunaan
sumber daya organisasi. Mendorong setiap insan organisasi
untuk bertindak hati-hati dalam menghadapi risiko organisasi,
sebagai upaya memaksimalkan nilai organisasi demi mencapai
tujuan yang diinginkan bersama.
5) meningkatkan kepatuhan kepada regulasi;
6) meningkatkan kepentingan dan kepercayaan para pemangku
kepentingan;
7) meningkatkan ketahanan organisasi.
8) Membangun kemampuan mensosialisasikan pemahaman
mengenai risiko dan pentingnya pengelolaan risiko.
9) Meningkatkan kinerja organisasi melalui penyediaan informasi
tingkat risiko yang dituangkan dalam peta risiko/risk map yang
berguna bagi manajemen dalam pengembangan strategi dan
perbaikan proses manajemen risiko secara berkesinambungan
dan terus-menerus.

Manfaat Manajemen Risiko

Secara umum, dengan diterapkannya manajemen risiko di suatu


organisasi terdapat beberapa manfaat yang diperoleh organisasi, yaitu:

3
1) Organisasi memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil
setiap keputusan, sehingga para manajer lebih berhati-hati dan selalu
menempatkan ukuran-ukuran dalam berbagai keputusan.
2) Mampu memberi arah bagi suatu perorganisasian dalam melihat
pengaruh- pengaruh yang mungkin timbul baik secara jangka pendek
maupun jangka panjang.
3) Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu
menghindari risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian
khususnya kerugian finansial.
4) Memungkinkan perorganisasian memperoleh risiko kerugian yang
minimum.
5) Dengan adanya konsep manajemen risiko yang dirancang secara
detail maka perorganisasian telah membangun arah dan mekanisme
secara sustainable.

Selanjutnya, dari sisi organisasi sektor publik manfaat manajemen


risiko sektor publik antara lain adalah:

1) dalam hal pelayanan publik, manajemen risiko membantu menaksir


dampak risiko untuk dapat memastikan bahwa risiko telah dikelola, dan
pengelolaan diarahkan untuk mengurangi risiko;
2) dalam hal efisiensi penggunaan sumber daya, manajemen risiko
membantu memprioritaskan, misalnya di area mana instansi sektor
publik memiliki risiko besar dalam pencapaian hasil programnya,
sehingga sumber daya dapat diarahkan terutama kepada area dengan
risiko tinggi;
3) dalam hal peningkatan keandalan dan kecukupan pengendalian intern,
manajemen risiko dapat membantu meminimalkan pemborosan,
kecurangan (fraud), dan kesalahan;
4) dalam hal inovasi, manajemen risiko membantu menilai opsi-opsi
menyangkut peluang pelayanan dan hasil yang lebih baik, serta apa
yang perlu dilakukan untuk mengelola risiko-risiko yang muncul
berkaitan dengan opsi tersebut.

4
Untuk melaksanakan manajemen risiko sektor public yang efektif
diperlukan perubahan signifikan pada budaya organisasi, sehingga
manajemen risiko sektor publik menyatu dalam perilaku dan aktivitas
seluruh lini organisasi (Serli Wijaya et al., 2020). Dengan
mempertimbangkan persepsi instansi dan publik terhadap risiko, serta
sumber daya yang tersedia pada instansi, manajemen risiko sektor publik
membutuhkan komitmen mulai dari pimpinan puncak sampai pegawai
tingkat bawah. Untuk memulainya, diperlukan pemahaman mendasar
tentang risiko, bagaimana menilainya (assessing risks), menangani, dan
memonitor serta mengkomunikasikannya.

Secara ringkas penerapan manajemen Risiko di lingkungan organisasi


memberikan manfaat untuk hal-hal berikut:

1) mengurangi kejutan (surprises);


2) meningkatkan kesempatan memanfaatkan peluang;
3) meningkatkan kualitas perencanaan dan meningkatkan pencapaian
kinerja;
4) meningkatkan hubungan yang baik dengan pemangku
kepentingan;
5) meningkatkan kualitas pengambilan keputusan;
6) meningkatkan reputasi organisasi;
7) meningkatkan rasa aman bagi pimpinan dan seluruh pegawai;
8) meningkatkan akuntabilitas dan tatakelola organisasi.

Proses Pengelolaan Risiko Manajemen

Berikut ini adalah tiga proses utama dalam pengelolaan risiko:

I. Identify Risks and Hazards (Identifikasi Risiko dan Bahaya)


Menurut Darmawi (2008) tahapan pertama dalam proses
manajemen risiko adalah tahap identifikasi risiko. Identifikasi
risiko merupakan suatu proses yang secara sistematis dan terus
menerus dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan
timbulnya risiko atau kerugian terhadap kekayaan, hutang, dan

5
personil perusahaan. Proses identifikasi risiko ini mungkin
adalah proses yang terpenting, karena dari proses inilah, semua
risiko yang ada atau yang mungkin terjadi pada suatu proyek,
harus diidentifikasi.
Dalam pelaksanaannya, identifikasi risiko dapat dilakukan
dengan beberapa teknik, antara lain:
a. Brainstorming
b. Questionnaire
c. Industry benchmarking
d. Scenario analysis
e. Risk assessment workshop
f. Incident investigation
g. Auditing
h. Inspection
i. Checklist
j. HAZOP (Hazard and Operability Studies)
Adapun cara – cara pelaksanaan identifikasi risiko secara
nyata dalam sebuah proyek adalah:
a. Membuat daftar bisnis yang dapat menimbulkan
kerugian.
b. Membuat daftar kerugian potensial. Dalam checklist ini
dibuat daftar kerugian dan peringkat kerugian yang
terjadi.
c. Membuat klasifikasi kerugian.
1) Kerugian atas kekayaan (property).
- Kekayaan langsung yang dihubungkan dengan
kebutuhan untuk mengganti kekayaan yang
hilang atau rusak.
- Kekayaan yang tidak langsung, misalnya
penurunan permintaan, image perusahaan, dan
sebagainya.

6
2) Kerugian atas hutang piutang, karena kerusakan
kekayaan atau cideranya pribadi orang lain.
3) Kerugian atas personil perusahaan. Misalnya
akibat kematian, ketidakmampuan, usia tua,
pengangguran, sakit, dan sebagainya.
Dalam mengidentifikasi adanya kemungkinan risiko dan
bahaya ketika menyelenggarakan sebuah event, pengelola
event sebaiknya menggali informasi, baik melalui buku, internet,
maupun berinteraksi langsung dengan EO sejenis. Setelah
memperoleh berbagai informasi, selanjutnya EO bersama tim
dapat melakukan brainstorming dengan tim terkait, terutama
yang berhubungan dengan operasional pelaksanaan, mengenai
hal-hal sebagai berikut:
a. Memastikan kapan dan bagaimana suatu masalah
mungkin terjadi.
b. Melihat masalah secara komprehensif.
c. Menganalisis kemungkinan masalah yang timbul dan
konsekuensi yang dihasilkan.
II. Asses Risks and Hazards (Ukur Dampak Risiko dan Bahaya)
Setelah mengidentifikasi adanya kemungkinan risiko dan
bahaya, selanjutnya pengelola event perlu untuk membentuk
komite serta menyusun pedoman operasional (SOP–Standard
Operational Procedure) untuk mengelola risiko dan bahaya
demi keamanan bersama. Hal ini diharapkan dapat membantu
tim dapat memprioritaskan isu untuk diperhatikan, misalnya
dampak apa yang akan ditimbulkan dari risiko, bagaimana
orang akan bereaksi terhadap risiko, bagaimana petunjuk teknis
penanggulangan risiko, serta siapakah penanggung jawab yang
ditunjuk bila terjadi risiko dan bahaya pada segmen tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, seluruh staf harus sudah
diberi pengarahan dan terlatih dalam menangani keadaan
darurat serta mengetahui peran mereka masing-masing. Jika

7
diperlukan, EO juga dapat menggunakan jasa konsultan untuk
pelatihan-pelatihan khusus, terlebih jika event berskala besar
dan melibatkan khalayak ramai.
Tabel 1. Formulasi Pelatihan Manajemen Risiko Darurat

III.

Training
Through Risk
Local First Aid
Management EVENT
Emergency Training
Services (eg. Consultants
fire, flood)

Manage Risks and Hazards (Kelola Risiko dan Bahaya)


Faktor ini berperan dalam perumusan kebijakan dan
prosedur untuk memastikan bahwa respon terhadap risiko dapat
dilakukan secara efektif. Kegiatan pengendalian tersebut dapat
berupa pembuatan kebijakan dan prosedur, pengamanan aset
organisasi, pendelegasian wewenang dan pemisahan fungsi,
serta pengawasan atasan.

Setelah menentukan prioritas isu dan dampak risiko, tahap


terakhir yang harus dilakukan oleh pengelola event adalah
menyusun Langkah-langkah pengendalian dan penanganan
risiko dan bahaya seperti yang terpapar pada Tabel 2 berikut ini.

8
CONTOH EVEN MANAGEMEN RISK

Manajemen risiko menjadi salah satu kegiatan yang kurang


diprioritaskan dalam merencanakan suatu acara yang besar termasuk
dalam penyelenggaraan sport event. Dikarenakan risiko ini dimata event
organizer seperti terlihat sepele untuk dilakukan, namun berdampak besar
apabila tidak diperhatikan. Dalam acara berskala nasional maupun
internasional, risiko bisa terjadi kapan saja tanpa adanya prediksi yang
akurat sehingga dapat menghambat keberlangsungan acara jika hal ini
tidak terkelola dengan maksimal.

Fenomena tersebut secara tidak langsung akan berdampak negatif


terhadap penyelenggaraan sport event selanjutnya serta berdampak juga
pada penilaian reputasi pengatur acaranya. Konsepsi penilaian yang
dimaksud tergantung pada manajemen risiko yang diterapkan. Maka
berdasarkan masalah tersebut muncul gagasan bagaimana
memanajemen risiko pada sport event?

Menjawab pernyataan di atas, manajemen risiko bisa dilakukan


dengan acara identifikasi, penetapan, kontrol, pendataan dan evaluasi
yang jelas untuk diterapkan pada sport event. Identifikasi berarti mencari
potensi bahaya atau risiko yang akan muncul pada saat
diselenggarakannya sport event, mulai dari identifikasi keadaan kawasan,
keadaan ekonomi masyarakat sekitar hingga pada mengecek keadaan
alamnya yang bisa dipastikan dari musim yang berlangsung di daerah
tersebut.

Kemudian penetapan dimaksudkan untuk memastikan siapa yang


akan terlibat dalam bahaya tersebut, bisa dikelompokkan dari undangan
kenegaraan seperti pejabat tinggi dari negara lain, pelatih peserta
kontingen, kepanitiaan seluruh pertandingan, media-media yang diundang
baik dari nasional maupun mancanegara, wisatawan lokal, domestik
maupun internasional termasuk kerabat dari atlet-atlet yang datang
menonton serta suporter-suporter yang akan menyuarakan atletnya yang
akan bertanding.

9
Tahap selanjutnya yakni kontrol, diartikan bahwa cara pengawasan
setiap risiko untuk memutuskan apakah penanganan yang direncanakan
sudah dapat menanggulangi risiko atau bahaya yang dihadapi.
Penanganan ini dapat dilakukan dengan memastikan kembali kepada
seluruh kepala koordinator departemen sesuai dengan venue masing-
masing apakah telah menyiapkan segalanya termasuk perlengkapan yang
dibutuhkan oleh setiap negara atau daerah yang diundang sesuai dengan
standarnya, mengecek kembali perlengkapan di venue yang akan dipakai
sudah sesuai dengan aturannya termasuk wasit, marshalow dan
kebersihan venue itu sendiri. Upacara kemenangan setiap segmen pun
perlu dikontrol termasuk bendera-bendera negara yang bertanding.

Setelah dikontrol tahap berikutnya yakni pendataan, hal ini


dilakukan untuk mencatat setiap temuan risiko dan bahaya yang
ditimbulkan saat sport event dimulai yang ditandakan ketika akan
dilaksanakannya opening ceremony. Lam dan Shu memberikan saran
bahwa “Baiknya terdapat satu departemen di dalam organisasi pengelola
acara dengan job description mendata temuan-temuan risiko yang
berpotensi terjadi, kemudian dengan sigap memberitahukan hal tersebut
kepada event organizer” maka dengan begitu risiko pun dapat
terminimalisir.

Tahap terakhir yakni mengevaluasi hasil catatan temuan risiko


yang diterima tersebut, kemudian harus segera dipikirkan bagaimana
tindakan penyelesaiannya agar bisa diterapkan pada penyelenggaraan
sport event berikutnya. Sehingga dengan adanya evaluasi ini dapat
dengan cepat melakukan perubahan secara baik tanpa merugikan seluruh
rangkaian acara olahraga itu sendiri.

Implementasi pada manajemen risiko yang sesuai dapat menjadi


peluang bisnis yang tepat bagi penyelenggara, sebab sport event saat ini
telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan suatu daerah.
Sebagai contoh Indonesia terbukti dengan berhasilnya menjadi tuan
rumah pelaksanaan Asian Games XVIII tahun 2018 silam di Jakarta dan

10
Palembang dan baru-baru ini juga telah mengadakan PON di Papua tahun
2021. Melihat dari keberhasilan tersebut tentunya mendatangkan banyak
wisatawan dari domestik maupun mancanegara.

Keberhasilan itu tentunya juga banyak menggaet media yang


meliput selama kegiatan berlangsung. Semakin banyak orang yang
datang, maka semakin banyak pula spending money yang terjadi
sehingga tidak diragukan lagi apabila ingin mencari keuntungan dari
diselenggarakannya sport event. Di balik keuntungan yang diperoleh,
tentu adanya sebuah strategi yang diterapkan event organizer dalam
manajemen risikonya. “Penerapan strategi event organizer pada
penyelenggaraan sport event untuk menghindari kerugian dari risiko
dalam membuat, merancang, dan mengadakan sebuah acara yang aman
dan unik bagi pengunjung dimulai dengan cara mengidentifikasi risiko
yang akan ditimbulkan” hal ini dikutip dari Robbins pada saat di lapangan.

Penelitian sebelumnya juga menjelaskan identifikasi risiko didasari


dengan dua cara yakni pertama dengan memetakan risiko yang bersifat
mudah diatasi terdahulu kemudian kedua menilai tingkatan risiko yang
sulit dikendalikan. Risiko yang sifatnya mudah diatasi tandanya tidak
terlalu bahaya karena dapat diketahui secara langsung. Misalnya miss
communication, miss coordination dan miss job description. Sedangkan
risiko yang sifatnya sulit dikendalikan ditimbulkan dari kondisi alam dan
lingkungan yang tidak memadai seperti pengaruh cuaca ekstrem, ekonomi
yang tidak stabil, serta rendahnya tingkat keamanan di area sport event .

Sacha Reid dan Brent Ritchie menyampaikan “Pengendalian risiko


yang aman dalam sport event akan memberikan kepuasan sendiri
terhadap pengunjung, seperti halnya yang telah diterapkan di setiap acara
internasional yang berkelas seperti olimpiade, world cup championship,
asian games, sea games, asian para games, islamic solidarity games, dan
lain sebagainya. Penelitian sebelumnya juga menampilkan bahwa salah
satu hal penting dalam mengadakan sport event yang sukses adalah
penerapan manajemen risikonya, karena pengelolaan risiko kerap

11
dijadikan alasan mengapa perusahaan EO (event organizer)
memenangkan kreativitasnya dibandingkan EO lain. Sebab dalam
mendapatkan pekerjaan akan tampak bagaimana sport event harus
berjalan secara teratur dengan menggunakan konsep keselamatan,
kesehatan dan keamanan. Pengelolaan seperti konsep inilah yang harus
dimiliki oleh pengelola acara untuk menyukseskan sport event.

Awal dari sebuah kesuksesan sport event dimulai dengan adanya


praktik pengaturan risiko. Dengan begitu risiko tidak boleh dihilangkan,
namun harus diminimalisasi tingkatnya pada batas paling rendah. Jika
risikonya dinilai tinggi, maka diperlukan pengelolaan lebih besar dan lebih
serius daripada risiko yang tergolong rendah. Risiko yang dikatakan
rendah pun perlu menjadi catatan evaluasi untuk ke depannya.

Dari evaluasi tersebut menilai sport event menjadi hal positif bagi
orang yang menikmatinya. Maka dengan begitu hasil yang diperoleh bagi
pelaksana acara atas prestasinya dalam handle risiko di antaranya acara
dapat berjalan dengan lancar, setiap orang yang terlibat dalam sport event
mendapatkan keamanan, reputasi yang baik pun diterima oleh pekerja
event organizer sekaligus juga dapat mendatangkan client baru yang akan
memakai jasa EO tersebut.

Oppenheimer pun menyampaikan “Jika dalam mengevaluasinya


asal-asalan maka akan berbanding lurus pula dengan kerugian yang
ditimbulkan, akibatnya akan kehilangan reputasi bagi EO penyelenggara,
kerugian secara materil, hingga hasil publikasi yang buruk yang dilakukan
oleh media mengenai sport event”. Penelitian sebelumnya mengatakan
pengaturan risiko pada setiap sport event pastinya terdapat perbedaan.
Persepsi tersebut muncul tergantung pada kapasitas venue yang
digunakan. Getz memberikan pendapat bahwa “Dengan melihat dari
kapasitas venue yang skupnya kecil dapat mengontrol risiko yang muncul.
Sedangkan jika skupnya besar maka perlu penambahan SDM (sumber
daya manusia) yang dapat menyalurkan koordinasi dengan event
organizer untuk digunakan dalam mengatur pengunjung yang datang”.

12
Pentingnya SDM tambahan berupa volunteer acara yang telah
berpengalaman bekerja di sport event dapat mengurangi risiko yang
terjadi seperti pengelolaan pengunjung yang tidak baik, kerusakan
peralatan pada fasilitas venue yang disebabkan karena tidak
memperhatikan kegiatan vandalisme pengunjung, kurangnya persediaan
peralatan di venue ketika akan dimulai, sampai pada tidak siapnya
melengkapi kebutuhan sesuai permintaan di setiap negara untuk atletnya
yang akan bertanding. Walaupun terkadang setiap negara telah
menyiapkan kebutuhan atletnya masing-masing, namun banyak juga yang
ingin dipenuhi segala kebutuhannya. Basic problem seperti itu tentu harus
diperhatikan dengan baik oleh seorang volunteer acara.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada salah satu staf


yang pernah berkecimpung dalam pengelolaan sport event mengatakan
beberapa risiko yang muncul dalam sport event di antaranya buruknya
opening dan closing ceremony yang kurang memuaskan, pengelolaan
venue yang tidak baik, buruknya pengaturan kedatangan dan kepulangan
bagi kontingen negara yang diundang, tidak baiknya pelayanan ketika
check in dan check out kontingen di wisma atlet, penyediaan makanan
untuk peserta yang tidak sesuai, buruknya pengelolaan pengunjung yang
menonton selama pertandingan, kesalahan ataupun kelalaian yang
disebabkan oleh event organizer itu sendiri, kejadian alam seperti hujan,
badai, gempa yang tidak dapat terelakkan. Ditambah lagi legalitas
hubungan antara event organizer dengan kontraktor acara tidak baik,
kondisi ekonomi setempat yang tidak stabil, buruknya sistem keselamatan
keamanan saat berlangsungnya acara, kesalahan desain tata letak
tempat, sifat masyarakat sekitar yang tidak dapat menerima orang baru
serta kesalahan dalam penggunaan teknologi yang tidak didukung oleh
tenaga ahli yang tepat.

Melihat risiko-risiko besar yang bisa terjadi di atas, Amanda L.


Paule memberikan jawaban dengan penjelasannya bahwa “Terdapat cara
yang bisa dilakukan dalam manajemen risiko diantaranya dengan bekerja
sama dengan kontraktor-kontraktor yang telah berpengalaman dalam

13
menyediakan segala kebutuhan sport event, menggandeng perusahaan
asuransi untuk ikut membersamai saat pre, during, dan pasca
penyelenggaraan sport event, meminta arahan dari pimpinan tinggi
daerah setempat untuk melibatkan semua aparat dalam hal pengamanan
dan penjagaan saat acara terselenggara sehingga dengan begitu
manajemen risiko pada sport event yang dimaksud diawal dapat tercipta
secara teratur”.

Setelah melihat tahapan-tahapan demikian, event organizer pun


dengan mudah menghindari risiko yang akan terjadi. Ditambah dengan
sikap yang cepat, tepat, dan tegas dalam menangani risiko akan tercipta
sport event yang kondusif dan layak dikatakan berhasil.

14
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Elly Fariani, Ak., Ms. (2015). Manajemen Risiko. LEMBAGA


ADMINISTRASI NEGARA.

Serli Wijaya, P. D., Monika Kristanti, M. A., Thio, D. S., & Regina Jokom,
M. S. (2020). Manajemen Event: Konsep dan Aplikasi (R. Mirsawati
(ed.); 1st ed.). PT RajaGrafindo Persada. http:
//www.rajagrafindo.co.id

https://kumparan.com/ahmad-kurniawan-1639666617354621160/
bagaimana-cara-memanajemen-risiko-pada-sport-event-
1x7i3GVy4kh/full

http://e-journal.uajy.ac.id/402/3/2MTS01427.pdf

https://www.sodexo.co.id/mengenal-pemahaman-tentang-risk-event/

http://www.anggaran-old.kemenkeu.go.id/dja/edef-konten-view.asp?
id=1049

15

Anda mungkin juga menyukai