Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MANAJEMEN RISIKO

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO BISNIS dan KEUANGAN


di PRAKTIK BIDAN MANDIRI

Dosen Pengampu: Dr. Sebastiana Viphindratin, M.Kes

Disusun Oleh :

Rachel Octaviari Altruisa, S.Tr.Keb (212520102042)

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS JEMBER

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga
dapat terselesaikannya laporan dengan judul Analisis Risiko Bisnis di Praktik Mandiri Bidan.
Dimana mata kuliah manajemen risiko merupakan mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat. Dalam menyelesaikan mata kuliah ini, diperlukan
penyusunan laporan terkait sebagai salah satu tugas pada mata kuliah terkait. Penulis sangat
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa
bantuan, bimbingan, dan petunjuk dari berbagai pihak. Adapun terdapat beberapa pihak yang
membantu pada proses penyusunan laporan ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang besar kepada Dr. Sebastiana Viphindrartin, M.Kes. selaku
dosen pengampu mata kuliah Manajemen Risiko yang telah memberikan arahan, penilaian serta
saran hingga terwujudnya laporan ini.

Jember, 11 November 2021

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen risiko merupakan salah satu elemen penting dalam menjalankan bisnis
perusahaan karena semakin berkembangnya dunia perusahaan serta meningkatnya
kompleksitas aktivitas perusahaan mengakibatkan meningkatnya tingkat risiko yang dihadapi
perusahaan. Sasaran utama dari implementasi manajemen risiko adalah melindungi
perusahaan terhadap kerugian yang mungkin timbul. Lembaga perusahaan mengelola risiko
dengan menyeimbangkan antara strategi bisnis dengan pengelolaan risikonya sehingga
perusahaan akan mendapatkan hasil optimal dari operasionalnya.
Kita harus bisa menemukan kerugian potensial yang mungkin terjadi dan mencari cara
untuk menangani risiko tersebut. Dunia bisnis pun tak luput dari ketidakpastian.
Ketidakpastian dalam dunia bisnis akan menyebabkan terjadinya risiko bisnis. Perusahaan
merencanakan untuk menggencarkan promosi produknya dengan harapan penjualanya dapat
meningkat. Dengan analisis yang mendalam diperkirakan penjualan setelah adanya promosi
besar-besaran tersebut dapat meningkat sebanyak 20%. Tetapi kenyataanya penjualan hanya
dapat meningkat 10%. Ini merupakan salah satu bentuk risiko yang terjadi dalam dunia
bisnis. Risiko dalam bisnis tidak bisa diabaikan begitu saja. Perusahaan perlu menganalisis
kemungkinan kerugian potensi dalam bisnisnya tersebut kemudian mengevaluasi dan
mencari cara untuk menanggulanginya. Dengan demikian diharapkan bisnis yang dijalaninya
dapat sukses meraih tujuan dengan mudah. Risiko merupakan sesuatu yang pasti akan terjadi
ketika kita melakukan suatu tindakan. Risiko adalah berbagai kemungkinan yang terjadi pada
periode tertentu. Risiko sering dikaitkan dengan kerugian. Jadi risiko adalah ketidakpastian
yang mungkin melahirkan kerugian atau peluang terjadi sesuatu yang bad outcame.
Setiap organisasi perusahaan selalu menanggung risiko. Risiko, bisnis, kecelakaan kerja,
bencana alam, perampokan, dan pencurian, kebangkrutan adalah beberapa contoh dari risiko
yang lazim terjadi di berbagai perusahaan. Terutama perusahaan yang tidak melakukan
tindakan apa-apa, bahkan tindakan preventif pun tidak dilakukan. Perusahaan ini tidak
melakukan tindakan untuk pencegahan risiko yang akan timbul nantinya.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Risiko dan Manajemen Risiko

Risiko merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, ada pepatah
mengatakan tak ada hidup tanpa risiko. Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian
tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil
berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini. Pada dasarnya risiko tidak dapat dihindari dari
aktivitas bisnis perusahaan, sehingga diperlukan manajemen risiko untuk mengatasi
permasalahan ini. Manfaat perusahaan mengimplementasikan manajemen risiko antara lain
(Lam, 2007:6) memberikan peran dalam pengelolaan risiko kepada manajer perusahaan,
mengingat manajer perusahaan memiliki akses penuh terhadap informasi dan dukungan dari para
profesional manajemen risiko.

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah


suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan
ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: penilaian resiko, pengembangan strategi
untuk mengelolanya dan mitigasi resiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan
sumber daya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak
lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi resiko tertentu. Manajemen resiko tradisional terfokus pada resiko- resiko yang
timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, dan
tuntutan hukum)

Manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai usaha proaktif dalam mengenali dan
mengelola kejadian internal dan ancaman dari luar yang dapat memberikan efek bagi kesuksesan
organisasi (Clifford, 2006). Dengan adanya manajemen risiko maka kejadian yang menimbulkan
terjadinya risiko dapat diidentifikasi. Setelah identifikasi maka akan dapat diketahui konsekuensi
dari masingmasing kejadian sehingga dapat diminimasi dampak dari risiko yang mungkin
muncul. Aktivitas manajemen risiko ini dilakukan sebelum risiko terjadi sehingga merupakan
tindakan antisipasi yang dapat dilakukan dengan membuat rencana (contingency plan) yang
dapat digunakan apabila risiko tersebut muncul sehingga dapat mengurangi dampak yang
bersifat negatif bagi keberlangsungan organisasi.
2.2 Manfaat Manajemen Risiko

Melaksanakan manajemen risiko diperoleh berbagai manfaat antara lain:

a. Menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi risiko dari setiap kegiatan yang
mengandung bahaya.
b. Menekan biaya untuk penanggulangan kejadian yang tidak diinginkan.
c. Menimbulkan rasa aman dikalangan pemegang saham mengenai kelangsungan dan
keamanan investasinya.
d. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai risiko operasi bagi setiap unsur
dalam organisasi atau perusahaan.
e. Memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku.

2.3 Tahapan Proses Manajemen Risiko

Tahapan proses manajemen risiko secara garis besar adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi Risiko
Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya risiko serta sumber terjadinya risiko. Banyak cara yang dilakukan untuk
tahapan identifikasi risiko ini seperti brainstorming, checklist, analisa SWOT, Risk
Breakdown Structure, Root Cause analysis, Metode Delphi, interview dan lain-lain
2. Penilaian Risiko
Penilaian risiko dapat dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas,
konsekuensi serta kesulitan dalam mendeteksi risiko tersebut. Penilaian risiko ini dapat
dilakukan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Setelah itu tingkatan risiko
yang ada dibuat tingkatan prioritas manajemennya.
3. Pengembangan Rencana untuk Merespon risiko
Dari hasil penilaian risiko, dapat ditentukan risiko yang akan dihadapi beserta
dengan dampaknya. Untuk merespon risiko yang muncul tersebut dapat dibuat suatu
rencana atau contingency plan. Respon terhadap risiko dapat dilakukan dengan
menghilangkan risiko yang berarti menghapuskan semua kemungkinan terjadinya
kerugian, meminimasi risiko dilakukan dengan upaya-upaya untuk meminimumkan
kerugian, menahan risiko berarti menanggung keseluruhan atau sebagian dari risiko, serta
pengalihan/transfer risiko dapat dilakukan dengan memindahkan kerugian/risiko yang
mungkin terjadi kepada pihak lain, misalnya perusahaan asuransi.
4. Mengontrol Risiko
Kontrol terhadap risiko dilakukan dalam proses change management yang berarti
tahapan ini dapat kembali lagi ke tahapan awal apabila terjadi risiko-risiko baru. Pada
tahap ini dilakukan monitoring dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang
dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan. Manajemen
risiko dapat diterapkan di setiap level di organisasi.
Manajemen risiko dapat diterapkan di level strategis dan level operasional.
Manajemen risiko juga dapat diterapkan pada proyek yang spesifik, untuk membantu
proses pengambilan keputusan ataupun untuk pengelolaan daerah dengan risiko yang
spesifik.

2.4 Matriks Penilaian Risiko

Berikut ini matrik yang digunakan untuk penilaian dalam jurnal penyusunan HIRARC (Irawan,
Panjaitan dan Bendatu 2015)

Tabel 1 Skala “Probability” pada standard AS/NZS 4360

Deskripsi Keterangan
Tingkat
5 Almost Certain Dapat terjadi setiap saat
4 Likely Sering terjadi
3 Posibble Dapat terjadi sekali-sekali
2 Unlikely Jarang terjadi
1 Rare Hampir tidak pernah, sangat jarang
terjadi
Tabel 2 Skala “Severity” pada standad AS/NZS 4360

Tabel 3 Skala “Risk Matrik” pada standard AS/NZS 4360

Hasil dari risk assessment akan dijadikan dasar untuk melakukan risk control. Kendali
(kontrol) terhadap bahaya di lingkungan kerja adalah tindakan yang diambil untuk
meminimalisir atau mengeliminasi risiko kecelakaan kerja melalui eliminasi, subtitusi
engginering control warning system administrative control dan alat pelindung diri.
BAB 3
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO BISNIS

3.1 Daftar Risiko Bisnis pada Praktik Mandiri Bidan

No. Aktifitas Potensi Bahaya Risiko

1. Desinfeksi Instrumen Alergi Kontak Iritan Iritasi pada kulit, gatal-gatal


Medis Dengan hingga kulit melepuh
Larutan Klorin
2. Penggunaan Jarum Tertusuk Luka akibat tertusuk jarum
Suntik

3. Pertolongan 1. Terpapar cairan 1. Tertular penyakit


Persalinan tubuh pasien (darah, dari pasien
air ketuban, urine)
2. Ergonomi 2. Low back pain
akibat posisi berdiri
saat menolong
persalinan
BAB 4

PENILAIAN RISIKO BISNIS

4.1 Evaluasi Risiko

No Aktifitas Potensi Risiko No


Bahaya Frekuensi Keparahan Kategori
1. Desinfeksi Alergi Iritasi pada kulit, 3 2 6
Instrumen Kontak Iritan gatal-gatal hingga
Medis kulit melepuh
Dengan
Larutan
Klorin
2. Penggunaan Tertusuk Luka dan infeksi 4 2 8
Jarum akibat jarum suntik
Suntik
3. Pertolongan 1. Terpapar 1. Tertular 4 4 16
Persalinan cairan penyakit dari
tubuh pasien
pasien
(darah,
air
ketuban,
urine)
2. Ergonomi 2. Low back pain 5 2 10
akibat posisi
berdiri saat
menolong
persalinan
4.2 Dasar keputusan Nilai Frekuensi dan Keparahan

1. Desinfeksi Instrumen Medis Dengan Larutan Klorin

Frekuensi : 3, karena kejadian iritasi pada kulit dapat terjadi sekali-sekali pada tenaga
kesehatan yang melakukan desinfeksi dengan larutan klorin

Keparahan : 2, karena tenaga medis yang mengalami iritasi/gatal-gatal bisa langsung


ditangani dilokasi dan tidak memerlukan biaya yang besar

2. Penggunaan Jarum Suntik

Frekuensi : 4, karena kejaadian tertusuk jarum pada tenaga medis dapat dikatakan sering
terjadi

Keparahan : 2, karena kejadian tertusuk jarum ringan bisa diatasi langsung ditempat
kerja tersebut

3. Pertolongan Persalinan

a. Terpapar cairan tubuh pasien (darah, air ketuban, urine)

Frekuensi : 4, karena sebagai seorang bidan kejadian terpapar cairan tubuh pasien dapat
dikatakan sering terjadi

Keparahan : 4, jika seorang bidan terpapar cairan tubuh pasien yang memiliki riwayat
penyakit menular maka beresiko tertular penyakit tersebut (misalnya pasien dengan
HIV atau HbsAg)

b. Ergonomi

Frekuensi : 5, posisi bidan saat melakukan pertolongan persalinan tidak cocok


dilakukan untuk jangka waktu yang lama. Namun pada kenyataanya banyak faktor yang
mengharuskan bidan menolong persalinan dengan posisi berdiri.

Keparahan : 2, akibat posisi yang tidak ergonomi kejadian low back pain tentu saja
dapat menjadi risiko untuk seorang bidan. Namun kejadian ini masih bisa dikategorikan
ringan dan dapat ditangani dilokasi tempat bekerja.
4.3 Risk Matriks Peringkat Risiko
FREKUENSI DAMPAK RISIKO
RISIKO 1 2 3 4 5
5 1
4 1
3 1 1
2
1
BAB 5
PENGENDALIAN RISIKO BISNIS

5.1 Tindak Lanjut/Strategi Mitigasi Perbaikan dan PIC

No Tindak
No Aktifitas Potensi Bahaya Risiko
Frekuensi Keparahan Kategori Lanjut
1. Desinfeksi Alergi Kontak Iritan Iritasi pada kulit, 3 2 6 APD
Instrumen Medis gatal-gatal hingga
Dengan Larutan kulit melepuh
Klorin
2. Penggunaan Jarum Tertusuk Luka akibat 4 2 8 APD
Suntik tertusuk jarum

3. Pertolongan 1. Terpapar 1. Tertular 4 4 16 APD


Persalinan cairan tubuh penyakit
pasien dari pasien
(darah, air
ketuban,
urine)
2. Ergonomi 2. Low back 5 2 10 Pengaturan
pain akibat jam kerja
posisi dan posisi
berdiri saat kerja
menolong
persalinan
BAB 6

KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis bisnis yang telah dilakukan pada Praktik Mandiri Bidan dapat
disimpulkan bahwa:

1. Dari hasil analisis bisnis di Praktik Mandiri Bidan didapatkan 4 risiko bisnis antara lain:
a. Iritasi pada kulit, gatal-gatal hingga kulit melepuh
b. Luka akibat tertusuk jarum
c. Tertular penyakit dari pasien
d. Low back pain akibat posisi berdiri saat menolong persalinan
2. Hasil penilaian risiko bisnis diketahui bahwa potensi risiko kecelakaan kerja yang
menunjukkan kategori Extrem yaitu terpapar cairan tubuh pasien
3. Permasalahan yang dapat ditangani dengan hirarki pengendalian bahaya untuk
mengurangi frekuensi terjadinya risiko bisnis adalah alat pelindung diri dan pengaturan
posisi kerja yang benar.
DAFTAR PUSTAKA

Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta:
PT. Dian Rakyat

Siswanti, dkk. 2020. Manajemen Risiko Perusahaan.Jakarta: Yayasan Kita Menulis

Standard Australia License. 1999. AS/NZS 4360:1999 Risk managementin Security Risk
Analysis, Brisbane: ISMCPI
TUGAS MANAJEMEN RISIKO

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN di PRAKTIK BIDAN MANDIRI

Dosen Pengampu: Dr. Sebastiana Viphindratin, M.Kes

Disusun Oleh :

Rachel Octaviari Altruisa, S.Tr.Keb (212520102042)

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS JEMBER

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga
dapat terselesaikannya laporan dengan judul Analisis Risiko Keuangan di Praktik Mandiri Bidan.
Dimana mata kuliah manajemen risiko merupakan mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat. Dalam menyelesaikan mata kuliah ini, diperlukan
penyusunan laporan terkait sebagai salah satu tugas pada mata kuliah terkait. Penulis sangat
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa
bantuan, bimbingan, dan petunjuk dari berbagai pihak. Adapun terdapat beberapa pihak yang
membantu pada proses penyusunan laporan ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang besar kepada Dr. Sebastiana Viphindrartin, M.Kes. selaku
dosen pengampu mata kuliah Manajemen Risiko yang telah memberikan arahan, penilaian serta
saran hingga terwujudnya laporan ini.

Jember, 17 November 2022

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen risiko (Risk management) merupakan suatu proses identifikasi, pengukuran
dan sebuah kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari
suatu organisasi atau perusahaan (Smith, 1990). Pengungkapan terkait manajemen risiko di
Indonesia telah menjadi pusat perhatian, hal ini dibuktikan dengan dikeluarkannya PSAK 50
(2010 revisi 2006) terkait instrumen keuangan: penyajian dan pengungkapan. Penyajian dan
pengungkapan risiko pada laporan tahunan perusahaan dinilai sangat membantu para
pemangku kepentingan dalam melakukan pengambilan keputusan dan menilai risiko
perusahaan pada kondisi perekonomian yang tidak pasti.
Kita harus bisa menemukan kerugian potensial yang mungkin terjadi dan mencari
cara untuk menangani risiko tersebut. Dalam sebuah perusahan didalamnya pasti
memiliki perencanaan keuangan. Baik untuk kebutuhan perusahaan itu sendiri maupun
untuk keperluan mendadak. Oleh karena hal itu analisis risiko keuangan sangat
dibutuhkan untuk mengetahui perkiraan pengeluaran perusahaan. Risiko dalam bisnis
tidak bisa diabaikan begitu saja. Perusahaan perlu menganalisis kemungkinan kerugian
potensi dalam bisnisnya tersebut kemudian mengevaluasi dan mencari cara untuk
menanggulanginya. Dengan demikian diharapkan bisnis yang dijalaninya dapat sukses
meraih tujuan dengan mudah. Risiko merupakan sesuatu yang pasti akan terjadi ketika
kita melakukan suatu tindakan. Risiko adalah berbagai kemungkinan yang terjadi pada
periode tertentu. Risiko sering dikaitkan dengan kerugian. Jadi risiko adalah
ketidakpastian yang mungkin melahirkan kerugian atau peluang terjadi sesuatu yang bad
outcame.
Setiap organisasi perusahaan selalu menanggung risiko. Risiko, bisnis, kecelakaan
kerja, bencana alam, perampokan, dan pencurian, kebangkrutan adalah beberapa contoh
dari risiko yang lazim terjadi di berbagai perusahaan. Terutama perusahaan yang tidak
melakukan tindakan apa-apa, bahkan tindakan preventif pun tidak dilakukan.
Perusahaan ini tidak melakukan tindakan untuk pencegahan risiko yang akan timbul
nantinya.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Manajemen Risiko Keuangan
Manajemen risiko merupakan suatu proses dimana identifikasi, analisis, penilaian,
pengendalian, dan upaya untuk menghindari atau menghapus risiko yang tidak dapat
diterima. Dalam suatu perusahaan, manajemen risiko merupakan suatu prosesperencanaan,
pengaturan dan pengontrolan aktivitas sebuah organisasi dalam meminimalisir risiko
pendapatan suatu perusahaan.
2.2 Pentingnya manajemen risiko keuangan
1. Pertumbuhan jasa manajemen risiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan risiko keuangan.
2. Adanya harapan besar dari investor pihak-pihak berkepentingan lainnya, agar manajer
keuangan mampu mengidentifikasi dan mengelola risiko pasar yang dihadapi secara
aktif.
2.3 Tujuan Manajemen Risiko
Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensikerugian
yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit,komoditas, dan
ekuitas. Risiko volatilitas harga yang dihadapi disebut dengan risiko pasar. Meskipun
volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu mempertimbangkan resiko lainnya:
1. Risiko likuiditas, timbul karena tidak semua produk manajemen dapat diperdagangkan
secara bebas, Diskontinuitas pasar, mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu
menimbulkan perubahan harga secara bertahap
2. Risiko kredit, merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen
risiko tidak dapat memenuhi kewajibannya.
3. Risiko regulasi, adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas public melarang
penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu
4. Risiko pajak, merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak
dapatmemperoleh perlakuan pajak yang diinginkan
5. Risiko akuntansi, adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapatdicatat
selain bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai

2.4 Proses Manajemen Risiko


Menurut Thomas Kaiser terdapat enam tahapan dalam proses manajemen risiko yaitu:
1. Mengidentifikasi risiko.
Informasi yang diperoleh pada langkah pertama ini,merupakan prasyarat untuk melakukan
tahap-tahap selanjutnya.
2. Penilaian risiko.
Meliputi penilaian atas sifat dasar dan keseriusan dari setiaprisiko dan kemungkinan
terjadinya.
3. Pengelompokan risiko.
Yaitu menempatkan seluruh risiko yang telah diidentifikasi dan dinilai dalam kelompok-
kelompok yang terpisah. Setiap kelompok terdiri dari risiko yang diperkirakan
mempunyai kesempatan/peluang yang sama dalam hal terjadinya dan tingkat
pengaruhnyayang merugikan pada organisasi, jika peristiwa tersebut benar-benar
terjadi.
4. Pengukuran risiko.
Yaitu mengukur risiko tersbut ke dalam ketentuan-ketentuan moneter dengan membuat
catatan atas jumlah dari resiko maupun kemungkinan terjadinya risiko tersebut
5. Mengkonsolidasikan risiko.
Yaitu mengkombinasikan seluruh risiko yang telah diidentifikasi, dinilai, dikelompokkan,
dan dikuantifikasikan (diukur) pada masing-masing-masing operasi internasional.
Langkah ini dilakukan oleh perusahaan multinasional
6. Pengembangan solusi atas risiko.
Tahapan ini dilakukan berdasarkan pengelompokan risiko yang telah dilakukan pada tahap
ketiga. Hal ini meliputi pengembangan solusi yang telah dilakukan oleh perusahaan
multinasional dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya.
BAB 3
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
3.1 Identifikasi Risiko
No. Aktifitas Potensi Bahaya Risiko

1. Desinfeksi Instrumen Alergi Kontak Iritan Iritasi pada kulit, gatal-gatal


Medis Dengan hingga kulit melepuh
Larutan Klorin
2. Penggunaan Jarum Tertusuk Luka akibat tertusuk jarum
Suntik

3. Pertolongan 1. Terpapar cairan 1. Tertular penyakit


Persalinan tubuh pasien (darah, dari pasien
air ketuban, urine)
2. Ergonomi 2. Low back pain
akibat posisi berdiri
saat menolong
persalinan

3.2 Penilaian Risiko


No Aktifitas Potensi Risiko No
Bahaya Frekuensi Keparahan Kategori
1. Desinfeksi Alergi Iritasi pada kulit, 3 2 6
Instrumen Kontak Iritan gatal-gatal hingga
Medis kulit melepuh
Dengan
Larutan
Klorin
2. Penggunaan Tertusuk Luka dan infeksi 4 2 8
Jarum akibat jarum suntik
Suntik
3. Pertolongan 1. Terpapar 1. Tertular 4 4 16
Persalinan cairan penyakit dari
tubuh pasien
pasien
(darah,
air
ketuban,
urine)
2. Ergonomi 2. Low back pain 5 2 10
akibat posisi
berdiri saat
menolong
persalinan
3.3 Risk Matriks Peringkat Risiko
FREKUENSI DAMPAK RISIKO
RISIKO 1 2 3 4 5
5 1
4 1
3 1 1
2
1
3.4 Evaluasi dan Pengendalian Risiko

RISIKO INHERENT

Tingkat Risiko Probabilitas Dampak Nilai Bersih Penanganan Risiko Biaya


No Aktifitas
Inherent Risiko Inherent Finansial Risiko Risiko Inherent Penanganan
Kualitatif (%) Inherent Risiko
(Rp)
1. Desinfeksi Instrumen MEDIUM 40% Rp. 15.000.000 Rp. 6.000.000 1. Menghindari Rp. 2.000.000
Medis Dengan Larutan RISK kontak langsung
Klorin dengan larutan
klorin
2. Menambah
fasilitas APD
2. Penggunaan Jarum Suntik HIGH RISK 60% Rp25.000.000 Rp. 15.000.000 1) Menggunakan Rp. 10.000.000
APD
2) Menyediakan
tempat sampah
tajam dan
mengontrol
sampah tidak
penuh
3) Hati-hati dalam
bekerja
3. Pertolongan EXTREM 80% Rp50.000.000 Rp. 40.000.000 1. Menggunakan Rp. 20.000.000
Persalinan HIGH RISK APD level 2
(Terpapar cairan tubuh 2. Mengatur posisi
pasien (darah, air ketuban, untuk
urine) mengurangi
paparan dengan
cairan tubuh
pasien
3. Mencuci tangan,
mengganti
pakaian, mandi
saat setelah
terpapar cairan
tubuh pasien
Pertolongan Persalinan HIGH RISK 60% Rp15.000.000 Rp. 9.000.000 1. Pengaturan Rp. 5.000.000
(Ergonomi) jam kerja
2. Pengaturan
posisi berdiri
senyaman
mungkin

3.6 BTR dan Kertas Kerja


Desinfeksi Instrumen Medis Dengan Larutan
1
Klorin

No. Dampak Finansial Risiko Inherent : Nilai:


1.iritasi pada kulit 2. gatal-gatal atau kulit
1 Rp15.000.000
melepuh
2 Rp0
3 Rp0
Total Nilai Dampak Finansial Risiko Inherent Rp15.000.000
No. Rencana Penanganan Risiko : Nilai

1. Menghindari kontak langsung dengan larutan klorin


1 Rp2.000.000
2. Menambah fasilitas APD

2 Rp0
3 Rp0
4 Rp0
5 Rp0
Total Biaya Penanganan Risiko Rp2.000.000
Total Nilai Dampak Finansial Risiko Residual Rp7.500.000
Tertusuk jarum suntik
2
No. Dampak Finansial Risiko Inherent : Nilai:

1 Luka dan infeksi akibat jarum suntik Rp25.000.000

2 Rp0
3 Rp0
Total Nilai Dampak Finansial Risiko Inherent Rp25.000.000
Rencana Penanganan Risiko : Nilai
No.
1) Menggunakan APD
1 2) Menyediakan tempat sampah tajam dan mengontrol sampah tidak penuh Rp10.000.000
3) Hati-hati dalam bekerja
2 Rp0
3 Rp0
4
5
Total Biaya Penanganan Risiko Rp10.000.000
Total Nilai Dampak Finansial Risiko Residual Rp25.000.000
3 pertolongan persalinan
No. Dampak Finansial Risiko Inherent : Nilai:

Tertular
1 Rp40.000.000
penyakit dari pasien

2 ergonomi Rp9.000.000
3 Rp0
Total Nilai Dampak Finansial Risiko Inherent Rp49.000.000
No. Rencana Penanganan Risiko : Nilai
1 menggunakan APD level 2 Rp30.000.000
2 pengatur posisi kerja yang nyaman Rp5.000.000
3 Rp0
4
5
Total Biaya Penanganan Risiko Rp35.000.000
Total Nilai Dampak Finansial Risiko Residual Rp49.000.000
BAB 6
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Dari data diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari hasil analisis bisnis di Praktik Mandiri Bidan didapatkan 4 risiko antara lain:
a) Iritasi pada kulit, gatal-gatal hingga kulit melepuh
b) Luka akibat tertusuk jarum
c) Tertular penyakit dari pasien
d) Low back pain akibat posisi berdiri saat menolong persalinan
2. Risiko dengan Probabilitas Risiko Inherent Kualitatif (%) paling tinggi yaitu Pertolongan
Persalinan (Terpapar cairan tubuh pasien (darah, air ketuban, urine) sebesar 40% dan risiko
dengan Probabilitas Risiko Inherent Kualitatif (%) paling rendah yaitu desinfeksi
instrumen medis dengan larutan klorin sebesar 10%
3. Biaya penanganan risiko paling tinggi yaitu pada risiko Pertolongan Persalinan (Terpapar
cairan tubuh pasien (darah, air ketuban, urine) sebesar Rp.20.000.000 dan yang paling
rendah yaitu desinfeksi instrumen medis dengan larutan klorin sebesar Rp.1.000.000

Anda mungkin juga menyukai