Disusun Oleh:
KELOMPOK 7
FAKULTAS EKONOMI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa dengan Rahmatdan Ridho Nya kami
dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “PENDEKATAN KUALITATIF DALAM
PENANGANAN RISIKO”. Semoga Makalah ini dapat menambah wawasan kita semua dan
dapat memenuhi kriteria tugas yang dibagikan dan dapat menjadi nilai tambah untuk kelompok
kami. Tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan penulisan makalah ini. Dalam kesempatan
ini saya mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang sudah terlibat dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi.
Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah, apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf. Oleh sebab itu penulis
menerima kritik positif dari pembaca sebagai perbaikan bagi penulis dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 LATAR BELAKANG 3
1.2 RUMUSAN MASALAH 4
1.3 TUJUAN 4
1.3 MANFAAT 5
BAB II PEMBAHASAN 6
2.1 DIMENSI PENDEKATAN KUALITATIF 6
2.2 PENDEKATAN DUA LANGKAH 9
2.3 METODE PENDAFTARAN SEMENTARA 9
2.4 MEMBUAT DAFTAR YANG TELAH DIPERBAIKI 10
BAB III PENUTUP 14
3.1 KESIMPULAN 14
3.2 SARAN 14
DAFTAR PUSTAKA 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Dalam mengendalikan risiko tersebut, diperlukan adanya pendekatan-pendekatan yang
dapat menangani risiko. Pendekatan-pendekatan itu sendiri terbagi menjadi tiga yakni
pendekatan kualitatif, pendekatan kuantitatif, dan pendekatan semi kuantitatif. Ketiga
pendekatan itu pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui hubungan timbal balik antara risiko
dengan pendekatan tersebut.
Pada pendekatan kualitatif terdapat pendekatan dua langkah dan metode pendaftaran
sementara. Pendekatan dua langkah sering disebut dengan metode asuransi. Dalam metode
asuransi ini, manajer risiko harus menyiapkan suatu daftar penutupan asuransi (insurance
coverage) yang dirasa paling jitu menutup kerugian ini. Sedangkan dalam metode pendaftaran
sementara, manajer risiko harus menetapkan kombinasi penutupan asuransi yang dapat
memberikan perlindungan terbaik terhadap risiko yang dihadapi perusahaan yang bersangkutan.
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dimensi pendekatan kualitatif dalam penanganan risiko.
2. Untuk mengetahui pendekatan dua langkah dalam penanganan risiko.
3. Untuk mengetahui metode pendaftaran sementara dalam penanganan risiko.
4. Untuk mengetahui cara membuat daftar yang telah diperbaiki dalam penanganan resiko.
4
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui pendekatan kualitatif dalam penanganan risiko.
2. Agar dapat menjadi acuan untuk pembuatan karya ilmiah selanjutnya.
3. Agar dapat menjadi sumber informasi bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang
manajemen risiko.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Penilaian risiko kualitatif, disisi lain, lebih focus pada nilai tidak berwujud dan focus pada
variabel dibandingkan hanya kerugian moneter. Penilaian risiko kualitatif lebih mudah dilakukan
dan dapat mengidentifikasi area yang berisiko tinggi. Misalnya, anda perlu melakukan penilaian
risiko untuk menentukan dampak pemasangan titik akses LAN nirkabel di organisasi anda.
Langkah pertama adalah mengidentifikasi kerentanan, ancaman, dan risiko penggunaan LAN
nirkabel. Anda kemudian menentukan apakah risiko tersebut berlaku untuk organisasi anda dan
menentukan kemungkinan bahwa anda terkena risiko tersebut. Salah satu penggunaan risiko
LAN nirkabel adalah seseorang dapat mengendus lalu lintas jaringan nirkabel, dan titk akses
yang salah dikonfigurasi dapat memungkinkan klien jahat untuk terhubung. Ini adalah risiko
nyata yang perlu dihadapi.
Seperti yang dapat sudah anda lihat dari contoh ini, analisis risiko kuantitatif dalam situasi
ini tidak cukup bekerja. Pendekatan kualitatif jauh lebih baik, karena kita bisa sampai pada hasil
yang lebih subjektif. Dalam penilaian risiko kualitatif, hasilnya biasanya dikategorikan sebagai
rendah, sedang, atau risiko tinggi kejadian. Seseorang mengoperasikan jalur akses LAN nirkabel
di rumah di pedesaan, di mana tetangga terdekat berjarak 5 mil, maka risiko akan adanya
seseorang yang mencoba untuk masuk ke jaringannya sangat rendah. Sebuah perusahaan di
tengah-tengah taman berteknologi tinggi, dengan jalur akses yang memungkinkan koneksi nakal,
memiliki risiko tinggi.
7
Pada proses ini akan dilakukan pendaftaran beberapa ancaman, berdasarkan hasil observasi dan
tanya jawab, sehingga dapat diketahui ancaman dan kelemahan yang menyebabkannya.
4. Prioritas ancaman berdasarkan aset
Pada proses ini memperhatikan ancaman yang memiliki kecenderungan terjadi dinilai rendah,
menengah atau tinggi.
5. Identifikasi dampak
Berdasarkan identifikasi dampak kehilangan, maka dapat dinilai level dampaknya, yang dinilai
dengan rendah, menengah dan tinggi.
6. Identifikasi sumber resiko
Pada proses ini akan dilakukan rekapitulasi level ancaman, dampak dan faktor risiko.
7. Identifikasi kontrol keamanan
Pada proses ini akan dilakukan identifikasi kontrol dan alat pengamanan yang akan dipilih
berdasarkan ancaman.
8. Analisis cost-benefit
Proses pada analisis risiko kualitatif memiliki fungsi yang sama seperti proses pada analisis
risiko, sebagai contoh penilaian dampak kehilangan yang dilakukan pada analisis risiko
kualitatif, sama dengan tahap analisis dampak pada penilain risiko, tetapi tahap analisis cost-
benefit tidak terdapat pada analisis risiko, karena analisis tersebut ada pada tahapan risk
mitigation.
9. Level kontrol
10. Sosialisasi hasil analisis
Melakukan pembuatan executive summary, yang melaporkan keseluruhan hasil analisis risiko
yang dilakukan.
8
2.2 PENDEKATAN DUA LANGKAH
Salah satu metode perencanaan risiko total adalah prosedur dua langkah yang sering
disebut metode asuransi. Setelah seorang manajer risiko mengidentifikasi dan menimbang
potensi kerugian, ia harus menyiapkan daftar perlindungan asuransi yang ia yakini paling efektif
dalam menutupi kerugian tersebut.
Pabrik-pabrik tertutup dalam daftar tersebut dibagi menjadi 3 kelompok utama berdasarkan
tingkat keparahan kerugian yang ditanggung. Manajemen risiko kemudian meninjau kontrak
asuransi untuk setiap kategori untuk menentukan kerugian mana yang dapat ditangani dengan
lebih memuaskan melalui bentuk asuransi lain.
9
pula ke dalam golongan ini adalah perlindungan asuransi terhadap kerugian perusahaan
(misalnya kerugian karena tanggung jawab pada pihak ketiga atau liability losses).
2. Penutupan yang diinginkan
Kontrak yang diinginkan yang memberikan perlindungan terhadap kerugian-kerugian yang
menghalangi operasi perusahaan, tetapi barangkali tidaka kan sampai menyebabkan perusahaan
ditutup.
3. Penutupan yang tersedia
Kontrak yang tersedia meliputi semua jenis perlindungan yang belum termasuk ke dalam kedua
golongan terdahulu. Kontrak ini meliputi perlindungan terhadap kerugian-kerugian ringan.
10
Manajer risiko cenderung menginginkan jenis analisis yang sama pada penutupan. Kasus
bagi metode non insurance lebih kuat dengan penghargaan pada penutupan-penutupan ini,
sebab-akibat daripada tidak mengasuransikan tidak akan parah.
Pembelian suatu asuransi, sebagian ada yang disebabkan oleh service tertentu yang
ditawarkan oleh pihak perusahaan asuransi, dimana service tersebut dipandang oleh manajer
risiko yang bersangkutan bernilai tinggi. Sebagai contohnya pada asuransi kerugian yang
melindungi dinding kaca suatu bangunan, merupakan asuransi yang prioritasnya rendah, tetapi
mungkin karena perusahaan asuransi yang bersangkutan juga menyediakan jasa perbaikan
pemasangan dinding kaca yang ditanggung itu, manajer risiko tertarik untuk membeli asuransi
tersebut. Asuransi terhadap harta benda yang relative tidak penting, mungkin bisa menarik bagi
manajer risiko jika preminya, menurut pandangan manajer yang bersangkutan, merupakan harga
yang dapat ditawar. Dengan penghargaan terhadap banyak penutupan yang tersedia, malahan
metode penanganan risiko yang lain akan tampak lebih menyeangkan, akan memakan biaya yang
sedikit untuk penerapannya, atau akan mempunyai manfaat lain.
Ketiga patokan klasifikasi ini tidak mengertikan pada manajer risiko suatu titik dasar pada
mana ia seharusnya menarik garis yang mengacu pada pembelian asuransi, teristimewa jika garis
itu harus ditarik di dalam salah satu dari ketiga kelas itu; tetapi klasifikasi ini menyaranka
beberapa prioritas dengan penghargaan pada pengguanaan dana yang tersedia untuk premi
asuransi. Klasifikasi ini juga memfokuskan perhatian pada konsekuens tidak memakai jasa
asuransi.
Kontrak-kontrak asuransi yang esensial dan di inginkan yang belum dihapuskan dalam
pendaftaran kedua ini seharusnya dibeli jikalau kebutuhan dari dana premi tidak lebih penting.
Asuransi apakah yang akan merupakan isi kedua kelas ini, tergantung atas beberapa faktor
pendukung seperti berikut ini:
1. Status ekonomi dari perusahaan yang bersangkutan
2. Objektif manajemen resiko perusahaan yang bersangkutan
3. Sifat daripada exposure
4. Sikap penolakannya terhadap resiko
5. Ketetapan pengukuran kerugian potensial
11
Selanjutnya manajer resiko mestinya mempertimbangkan tentang apa yang harus dilakukan
terhadap resiko-resiko yang tidak tertulis dalam daftar yang pertama, disebabkan oleh tidak
tersedianya jasa asuransi terhadap kerugian semacam itu. Sebagai akibat dari pendaftaran
sementara dari pada penutupan asuransi adanya kerugian potensial yang tidak bisa diasuransikan
itu, maka manajer resiko seharusnya membuat daftar yang sudah direvisi yang memperlihatkan
bagaimana masing-masing peralatan (metode) manajemen resiko sebaiknya dipergunakan untuk
menangani setiap resiko yang dihadapi perusahaan yang bersangkutan. Contoh daftar itu yang
sudah dipersingkat diberikan dibawah ini:
A. Penghindaran (tidak mungkin)
B. Pencegahan dan pengurangan kerugian
1. Inspeksi keselamatan harta benda
2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pegawai-pegawai yang penting.
C. Penanggungan sendiri
1. Kerugian-kerugian sampai Rp 1.000.000,- bagi jenis mana saja
2. Kerugian yang bersifat tanggung gugat (liability) yang melebihi batas yang ditentukan,
diperoleh dari asuransi.
D. Pemindahan resiko yang bukan kepada asuransi
1. Persetujuan leasing bagi peralatan dan gedung
E. Asuransi (dengan Rp 1.000.000,- yang bersifat deductible sepanjang jasa itu tersedia)
1. Prioritas pertama (esensial)
a. Asuransi kompensasi pekerja
b. Asuransi tanggung gugat (liability) bagi pekerja
c. Asuransi harta milik atas gedung
2. Prioritas kedua (bersifat diinginkan)
a. Asuransi kerusakan kendaraan bermotor
b. Asuransi ketidakmampuan bagi personal penting
3. Prioritas ketiga (bila tersedia)
a. Asuransi kaca jendela dan dinding kaca
b. Asuransi leasing
12
Walaupun metode asuransi yang telah dijelaskan di atas ditujukan pada pendekatan
perencanaan total resiko, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk program manajemen resiko yang
berkenaan dengan sesuatu resiko juga. Misalnya jika seseorang manajer resiko inign membeli
asuransi, maka berfaedah mengelompokkan asuransi itu atas esensial, diinginkan dan tersedia.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya, maka
penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dimensi pendekatan kualitatif
Analisis kualitatif menggunakan bentuk kata atau skala deskriptif untuk menjelaskan seberapa
besar potensi risiko yang akan diukur. Hasilnya misalnya risiko dapat termasuk dalam: risiko
rendah, sedang, dan tinggi.
2. Pendekatan dua langkah
Pendekatan dua langkah sering disebut dengan metode asuransi. Dalam metode asuransi ini,
manajer risiko harus menyiapkan suatu daftar penutupan asuransi (insurance coverage) yang
dirasa paling jitu menutup kerugian ini.
3. Metode pendaftaran sementara
Dalam metode pendaftaran sementara, manajer risiko harus menetapkan kombinasi penutupan
asuransi yang dapat memberikan perlindungan terbaik terhadap risiko yang dihadapi perusahaan
yang bersangkutan.
4. Membuat Daftar yang Telah Diperbaiki
Dalam metode ini, manajer resiko harus membuat daftar yang sudah direvisi yang
memperlihatkan bagaimana masing-masing peralatan atau metode dari manajemen resiko
sebaiknya dipergunakan untuk menangani setiap resiko yang dihadapi oleh perusahaan yang
bersangkutan.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa pokok-pokok pikiran yang disampaikan penulis dalam artikel ini
belum cukup lengkap dan dapat di tindaklanjuti, bahkan mungkin belum bisa dijelaskan secara
menyeluruh, namun setidaknya artikel ini dapat memberikan masukan, dan diharapkan artikel ini
dapat memberikan pemaparan dan referensi. Melihat lebih dekat motivasi pendekatan kualitatif
terhadapap manajemen risiko.
14
DAFTAR PUSTAKA
Albone, Aan. 2011. Aspek Kuantitatif dan Kualitatif pada Metodologi Analisis Risiko Teknologi
Informasi (on-line). Http://aanalbone.wordpress.com/ 2011/01/24/aspek-kuantitatif-dan-
kualitatif-pada-metodologi-analisis-risiko-teknologi-informasi/. (Diakses tanggal 24 Januari
2011).
15