Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

RISK ASSESSMENT (PENILAIAN RESIKO)

DOSEN : Anugrah Perdana, SKM, M. Kes

KELOMPOK 3

Sari Murti Pratiwi (221240008)

Nur Hafizah (221240011)

Alhairina Naser (221240022)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE

2022

ii
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan judul makalah: “Risk
Assessment”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta kritik yang membangun
dari berbagai pihak.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 4
A. Risk Assessment ..................................................................................................... 4
B. Tujuan dan Manfaat Penilaian Risiko ..................................................................... 6
C. Tahapan Identifikasi Risk Assessment ................................................................... 6
D. Standar Dalam Risk Assessment............................................................................. 7
E. Tahap Penilaian Risiko ......................................................................................... 11
F. Penggunaan Risk Assessment (Penilaian Risiko) ................................................. 14
G. Hal-Hal yang Menjadi Penyebab Risk Assessment .............................................. 15
H. Strategi Menanggulangi Risk Assessment ............................................................ 16
I. Penanganan Risiko ................................................................................................ 17
J. Jenis-Jenis Resiko ................................................................................................. 18
K. Hal-Hal Terkait Penilaian Risiko .......................................................................... 20
L. Faktor-Faktor Risk Assessment ............................................................................ 21
M. Cara Penilaian Risiko ........................................................................................ 21
N. Hirarki Pengendalian Resiko ................................................................................ 22
O. Acuan Dalam Penilaian Risiko ............................................................................. 23
P. Kriteria Risiko ....................................................................................................... 24
Q. Hal-Hal yang Perlu Dibangun Dalam Implementasi Penilaian Risiko ................. 25
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 28
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 28
B. Saran ..................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 29

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan permasalahan yang


kompleks, yang memerlukan perhatian khusus dari pemerintah, pengusaha
dan kelompok pekerja itu sendiri. Sementara beberapa industri bersifat lebih
berbahaya dari industri yang lain, leomok pekerja migran dan pekerja
berpenghasilan kecil lebih banyak dihadapkan pada risiko mengalami
kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dan kesehatan yang kurang baik, karena
kemiskinan seringkali memaksa mereka untuk meneri pekerjaan yang tidak
aman. Berbagai pendekatan sering dilakukan dalam menghadapi risiko dalam
organisasi atau perusahaan misalnya:
a. Mengabaikan resiko sama sekali, karena dianggap merupakan hal yang
diluar kendali manajemen. Pendapat tersebut merupakan cara
pendekatan yang tidak tepat, karena tidak semua risiko berada diluar
jangkauan kendali organisasi/perusahaan
b. Menghindari semua kegiatan atau proses produksi yang memiliki risiko.
Hal ini merupakan sesuatu yang tidak mungkin dilaksanakan, karena
semua aktivis ditempat kerja sampai tingkat tertentu selalu mengandung
risiko.
c. Menerapkan manajemen risiko,dalam pengertian umum, risiko tinggi
yang dihadapi sebenarnya merupakan suatu tantangan yang perlu
diatasi dan melalui suatu pemikiran positif diharapkan akan
memberikan nilai tambah atau imbalan hasil yang tinggi pula. Aspek
ekonomi, sosial dan legal merupakan beberapa hal yang berkaitan
dengan penerapan manajemen risiko. Dampak finansial akibat peristiwa
kecelakaan kerja, gangguan kesehatan atau sakit akibat kerja, kerusakan
atau kerugian aset, biaya premi asuransi, moral kerja dan sebagainya,
sangat mempengaruhi produktifitas. Demikian juga aspek sosial dan

1
d. kesesuaian penerapan peaturan perundang undangan yang tercermin
pada segi kemanusiaan, kesejahteraan dan kepercayaan masyarakat
memerlukan penyelenggaraan manajemen risiko yang dilaksanakan
melalui partisipasi pihak terkait.
Penentuan resiko (risk assessment) merupakan hal penting bagi
manajemen dan auditor. Bagi manajemen penentuan resiko merupakan
tanggungjawab yang tidak terpisah dan dengan mudah mengasumsikan
bawah tujuan tersebut telah tercapai. Banyak hambatan yang timbul dalam
pencapain tujuan tersebut dan hambatan tersebut bisa berasal dari luar entitas
maupun dari dalam entitas. Sejumlah resiko tidaklah dalam bentuk yang statis
tetapi juga dinamis sesuai dengan perubahan yang terjadi sehingga selalu ada
resiko-resiko baru yang muncul setiap waktu. Oleh karena itu penentuan
resiko harus berjalan berkelanjutan dalam proses manajemen yang dilakukan
secara terorganisir dan berurutan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Risk Assessment


2. Apa tujuan dan manfaat penilaian risiko
3. Apa saja tahapan identifikasi Risk Assessment
4. Apa saja standar dalam Risk Assessment
5. Apa saja tahap penilaian risiko
6. Apa saja penggunaan risk assessment
7. Apa saja hal-hal yang menjadi penyebab risk assessment
8. Apa saja strategi menanggulangi risk assessment
9. Apa saja penanganan dalam risiko
10. Apa saja jenis-jenis resiko
11. Apa saja hal-hal terkait penilaian risiko
12. Apa saja faktor-faktor risk assessment
13. Bagaimana cara penilaian risiko
14. Apa saja hirarki pengendalian resiko
15. Apa saja acuan dalam penilaian risiko
16. Apa saja kriteria risiko
17. Apa saja hal-hal yang perlu dibangun dalam implementasi penilaian risiko

2
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dimaksud Risk Assessment


2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat penilaian risiko
3. Untuk mengetahui tahapan identifikasi Risk Assessment
4. Untuk mengetahui standar dalam Risk Assessment
5. Untuk mengetahui tahap penilaian risiko
6. Untuk mengetahui penggunaan risk assessment
7. Untuk mengetahui hal-hal yang menjadi penyebab risk assessment
8. Untuk mengetahui strategi menanggulangi risk assessment
9. Untuk mengetahui penanganan dalam risiko
10. Untuk mengetahui jenis-jenis resiko
11. Untuk mengetahui hal-hal terkait penilaian risiko
12. Untuk mengetahui faktor-faktor risk assessment
13. Untuk mengetahui cara penilaian risiko
14. Untuk mengetahui hirarki pengendalian resiko
15. Untuk mengetahui acuan dalam penilaian risiko
16. Untuk mengetahui kriteria risiko
17. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu dibangun dalam implementasi
penilaian risiko

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Risk Assessment

Risk assessment atau yang lebih akrab disebut dengan penilaian risiko,
merupakan sebuah metode yang banyak digunakan pada berbagai organisasi
atau sebuah pekerjaan. Banyak yang mengartikan bahwa, risk assessment
adalah suatu metode yang secara sistematis digunakan untuk menentukan dan
meminimalisir risiko yang akan terjadi pada sebuah organisasi.

Pengertian risk assessment (penilaian risiko) menurut beberapa ahli


adalah sebagai berikut:

1. Menurut Handbook 436;2004:


Penilaian risiko (risk assessment) diartikan sebagai “the overall
process of risk identification, risk analysis, amd risk
evaluation.”
2. Menurut Allen L. Burgensen:
Definisi penilaian risiko adalah “A systematic process of
organizing to support a risk decision to be made with in a risk
management process. It consists of the identification of the
hazards and analysis and evaluation of risks associated with the
exposure to these hazard.”
3. Menurut Australian Goverment, Department of the Environment
and Heritage Australian Goverment Office (2006):
Penilaian risiko didefinisikan sebagai “The set of tasks to here
collectively as a risk assessment, consists of three central steps
in the risk management process : identify the risks, analyze the
risks, and evaluate the risks.”

Sistem metode ini merupakan sebuah kunci, yang mana dapat anda
gunakan dalam perencanaan pemulihan sebuah bencana. Pada dasarnya,

4
dalam melakukan sebuah penilaian risiko terdapat beberapa tahap.
Mulai dari proses menganalisis dan menafsirkan kemungkinan-kemungkinan
terburuk atau risiko yang akan terjadi.

Risiko sering dianggap sebagai bentuk atau akibat dan dampak negatif
dari adanya suatu kegiatan. Umumnya identik dengan sesuatu yang
menimbulkan kerugian. Dengan berbagai bidang usaha yang berbeda
tentunya kemungkinan risiko yang dihadapi juga berbeda-beda. Sebagai
contoh, pada proyek konstruksi tentu memiliki karakteristik dan kondisi yang
berbeda.

Sumber-sumber penyebab risiko tentunya juga berbeda. Umumnya


terbagi menjadi 4 hal, antara lain:

1. Risiko Operasional, merupakan sebuah risiko yang disebabkan oleh


para manusianya, alam atau bahkan teknologi.
2. Risiko Eksternal, adalah risiko yang umumnya atau biasanya hadir
dan berasal dari lingkungan luar perusahaan atau proyek.
3. Risiko Internal, sebuah risiko yang tentunya berasal dari dalam diri
perusahaan itu sendiri.
4. Risiko Keuangan, yakni sebuah risiko yang telah disebabkan oleh
faktor keuangan. Umumnya seperti adanya perubahan harga, mata
uang dan bahkan tingkatan suku bunga.
Secara khusus untuk memulai Penilaian risiko (Risk Assessment)
terdapat hal-hal yang harus dipahami dan jelas yaitu:
1. Konteks dan objek dari organisasi
2. Risiko-risiko apa saja yang bisa ditoleransi dan bagaimana resiko
yang tidak diterima akan diperlakukan
3. Bagaimana penilaian risiko dapat diintegrasikan ke dalam proses
organisasi
4. Metode dan teknik yang digunakan untuk penilaian risiko terhadap
proses manajemen risiko secara keseluruhan

5
5. Akuntabilitas, tanggung jawab dan kewenangan dalam melaksanakan
penilaian risiko
6. Sumberdaya yang memadai untuk melaksanakan penilaian risiko
7. Bagaimana penilaian risiko akan ditinjau dan dilaporkan

B. Tujuan dan Manfaat Penilaian Risiko

Tujuan Penilaian Risiko

• Mengidentifikasi dan menguraikan risiko-risiko potensial yang berasal


dari faktor internal maupun faktor eksternal
• Memeringkatkan risiko-risiko yang memerlukan perhatian manajemen
instansi dan yang memerlukan penanganan segera atau tidak
memerlukan tindakan lebih lanjut
• Memberikan masukan atau rekomendasi untuk meyakinkan bahwa
terdapat risiko-risiko yang menjadi prioritas paling tinggi untuk
dikelola dengan efektif
Manfaat Penilaian Risiko
• Membantu pencapaian tujuan IP
• Kesinambungan pelayanan kepada stakeholders
• Efisiensi dan efektivitas pelayanan
• Dasar penyusunan rencana strategis
• Meghindari pemborosan

C. Tahapan Identifikasi Risk Assessment

Dalam penilaian risiko nantinya akan dapat membantu untuk


mengidentifikasi berbagai unsur dalam organisasi. Dengan adanya penilaian
risiko ini diharapkan nantinya mampu mengetahui atau bahkan
mengendalikan sistem operasional dengan baik. Selain itu, diharapkan
mampu meminimalisir terjadinya risiko.

6
Berikut tahapan-tahapan dalam hal identifikasi, diantaranya:

1. Menggali, mengenali dan menggambarkan sebuah risiko


Biasanya daftar risiko yang ada hadir melalui berbagai peristiwa-
peristiwa yang pernah dilalui atau mungkin akan terjadi. Hal ini
digunakan untuk menciptakan, mencegah, menurunkan dan
memperlambat adanya risiko. Berbagai risiko atau hal-hal yang
mengancam suatu usaha atau proyek, nantinya akan dimasukkan
dalam laporan.
Diperlukan sebuah identifikasi pada setiap komponen-komponennya.
Yang mana nantinya mampu membuat proses kinerjanya berjalan
dengan baik. Identifikasi yang dilakukan harus mencakup berbagai
informasi risiko yang berasal dari komponen atau alat yang berada
diluar kendali suatu organisasi.
2. Menganalisis sebuah risiko
Tahapan selanjutnya adalah memahami berbagai sifat dan
karakteristik dari suatu risiko. Selain itu, juga dapat menentukan
tingkatan dari sebuah risiko yang akan datang. Dalam menganalisis
berbagai risiko yang akan hadir, biasanya melibatkan berbagai hal.
Mulai dari pertimbangan dari risiko, konsekuensi yang akan
ditimbulkan dan tingkat keamanannya.
3. Memberikan tafsiran dan evaluasi terhadap risiko
Terakhir adalah evaluasi risiko. Dalam hal ini berguna untuk
membantu berbagai pihak ketika akan menciptakan atau mengambil
suatu keputusan. Hal tersebut dilakukan berdasarkan apa yang ada di
analisis risiko. Dengan begitu anda akan tahu mana kemungkinan
risiko yang akan muncul dan memerlukan perhatian khusus diawal.

D. Standar Dalam Risk Assessment

Penilaian risiko (risk assessment) adalah metode yang sistematis untuk


menentukan apakah suatu organisasi memiliki risiko yang dapat diterima atau

7
tidak. Penilaian risiko merupakan inti dari setiap audit, dimana
sebagaian besar audit yang dilakukan saat ini menerapkan audit berbasis
risiko. Penilaian dari risiko itu sendiri menjadi dasar dari prosedur-prosedur
yang dilakukan dalam audit.

Begitu pentingnya penilaian ini, sehingga penilaian ini diatur dalam


Standar audit (SA) 315: “Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan
Penyajian Materi Melalui Pemahaman Atas Entitas dan Lingkungannya”.
Dalam SA 315 ini auditor memantau untuk melaksanakan prosedur penilaian
risiko untuk dapat menyediakan suatu dasar penilaian dan pengidentifikasian
risiko kesalahan penyajian materi dalam laporan keuangan maupun asersi. SA
315 juga mengatur mengenai prosedur yang harus dilakukan oleh auditor
dalam melakukan penilaian risiko, yaitu:

a) Permintaan keterangan dari pihak manajemen dan bagian-bagian lain


alam entitas yang dalam pertimbangan auditor yang dari bagian
tersebut auditor dapat memperoleh informasi yang dapat membantu
dalam penilaian kesalahan penyajian material karena kesalahan.
b) Prosedur analitis
c) Observasi dan inspeksi
Hasil dari prosedur penilaian tersebut akan mempengaruhi prosedur
audit. Hal ini diatur dalam SA 330: “Respon Auditor Terhadap Risiko yang
Telah Dinilai”. Dalam SA 330 ini Auditor belajar untuk merancang dan
mengimplementasikan prosedur audit berdasarkan kesalahan kesalahan
penyajian materi yang dinilai.
Akan tetapi, hasil Program Peer Review dari AICPA pada tahun 2016
menunjukkan bahwa 1 (satu) dari 10 (sepuluh) Kantor Akuntan Publik (KAP)
gagal dalam memenuhi SA 315 dan SA 330 tersebut. Dari analisis data yang
diperoleh dari Peer Review tersebut menunjukkan bahwa dalam praktik yang
berdampak besar pada kualitas audit. Banyak auditor, terutama yang
mengaudit pada perilisan kecil hingga menengah, percaya bahwa auditor

8
dapat melakukan audit yang berkualitas tanpa mempertimbangkan
risiko dari entitas klien.
Dalam pemikiran inilah yang menyebabkan pelanggaran terhadap
standar profesi, seperti:
a) Tidak terlihat pemandangan oleh auditor, dan
b) Tidak mempertimbangkan hasil penilaian atas penyusunan
rencana audit

Berikut ini adalah beberapa hal yang menyebabkan pelanggaran


tersebut:

a) Penilaian risiko sangat terbatas atau tidak ada sama sekali


Risiko salah saji materi adalah risiko salah saji laporan
keuangan. Risiko ini terdiri dari 2 (dua) komponen, risiko
bawaan dan risiko. Jika auditor tidak mengambil risiko dari dua
komponen tersebut, auditor tidak akan memiliki dasar dalam
menyusunrencana audit yang dapat menurunkan risiko tersebut
pada tingkat yang lebih rendah. Walaupun auditor menysusun
prosedur substantif dalam jumlah yang banyak, namun auditor
tidak dapat mengetahui apakah prosedur tersebut dapat
memgurangi risiko audit atau tidak.
b) Tidak terdapat korelasi antara risiko dengan respons auditor
Melakukan prosedur substantif tanpa keterkaitan dengan
dampak yang akan berdampak tidak tercapainya yang sesuai
dengan penilaian risiko yang dilakukan dan tidak dapat
mengurangi risiko audit pada tingkat yang diharapkan. Dalam
hal ini auditor cenderung untuk menyusung suatu program audit
tetapi tidak memperhatikan hal-hal yang telah dilakukan. Dalam
masalah ini auditor cenderung untuk menggunakan prosedur
audit yang pernah dibuat pada perusahaan yang sejenis.
Pendekatan seperti ini dapat menyebabkan suatu audit yang
tidak efisien. Dengan menyelesaikan program audit standar

9
tanpa mempertimbangkan risiko spesifik dari klien, auditor
dapat melaksanakan prosedur yang lebih banyak dari yang
sebenarnya diperlukan. Namun tidak tertutup kemungkinan
bahwa prosedur yang kulakukan auditor tidak sesuai dengan
risiko spesifik dari klien. Ketika hal ini terjadi auditor dianggap
gagal untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan sesuai
untuk mendukung pendapat yang diberikan.
c) Penggunaan tidak benar dari bantuan pihak ketiga
Bantuan pihak ketiga yang sesuai dengan standar dapat menjadi
bantuan bagi auditor dengan memberikan wawasan yang
berguna untuk merencanakan dan melakukan audit. Tetapi
bantuan tersebut harus digunakan sebagaimana mestinya.
Bahkan bantuan ketiga yang sesuai dengan standar masih
diperlukan untuk dilakukan penilaian dan menunjukkan
hubungan antara prosedur yang direncanakan oleh auditor.
Auditor tidak boleh berasumsi bahwa prosedur yang dilakukan
oleh pihak ketiga tersebut akan mengatasi risiko tertentu dari
klien. Auditor harus mempertimbangkan apakah prosedur yang
dilakukan pihak ketiga tersebut terhadap risiko pada akun
tersebut dan pada tingkat asersi
d) Gagal dalam membrikan respons yang tetap terhadap suatu
risiko signifikan
Risiko signifikan adalah suatu risiko yang berdasarkan
pertimbangan profesional auditor membutuhkan pertimbangan
audit yang khusus. Risiko ini sering berhubungan dengan
transaksi-transaksi rutin yang membutuhkan pertimbangan
khusus dari manajemen.
Dari masalah-masalah yang biasa terjadi yang disebutkan di atas,
auditor dapat melakukan hal-hal berikut untuk membantu dalam mematuhi
SA 315 dan SA 330:

10
1. Dapatkan pemahaman yang kuat tentang klien dan lingkungannya,
termasuk sistem pengendalian internal
2. Indentifikasi risiko klien termasuk risiko signifikan, bila ada
3. Catat hubungan antara penilaian yang ada dengan prosedur yang
ditetapkan dalam rencana audit
4. Buat dan lakukan prosedur yang sesuai dengan risiko signifikan yang
ada
5. Tinjau kembali risiko dan rencana audit selama perikatan

E. Tahap Penilaian Risiko

Penilaian risiko harus dilakukan secara sistematis, iteratif dan


kolaboratif dengan memanfaatkan pengetahuan dan pandangan para
pemangku kepentingan. Penilaian risiko harus menggunakan informasi
terbaik yang tersedia, dilengkapi dengan pengamatan lebih lanjut sesuai
dengan kebutuhan. Proses penilaian terdiri dari tiga aspek yaitu :

1) Penilaian risiko
2) Analisis risiko
3) Evaluasi risiko
Metode yang dapat digunakan pada tingkat risiko antara lain checklist,
pertimbangan sesuai pengalaman dan dokumen, benchmarking, flow chart,
brainstrorming, analisis sistem, analisis skenario.FGD, wawancara, kajian
dokumen, observasi, analisis SWOT, Event tree analysis, dan survei &
kuesioner. Penilain risiko yang komprehensif merupakan kombinasi antara
metode kualitas dan kuantitatif.
1. Identifikasi Risiko
Unsur pertama dalam penilaian risiko yaitu identifikasi risiko
dilakukan untuk pelaksanaan tindakan dan kegiatan yang mungkin
dapat menghambat pencapaian tujuan atau sasaran. Dengan kata lain,
identifikasi risiko adalah kegiatan untuk mencari dan mendaftar risiko
yang ada dan terkait dengan tujuan dan aktivitas organisasi (business

11
process). Identifikasi risiko singkatnya merupakan proses menetapkan
apa, dimana, kapan, mengapa, dan bagaiman sesuatu dapat terjadi
sehingga dapat berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan (4w+h).
Apa yang mungkin terjadi tujuanya adalah menghasilkan daftar
lengkap berisi kejadian yang dapat lengkap berisi kejadian yang dapat
mempengaruhi tujuan. Bagaimana dan mengapa hal terjadi. Sementara
mengidenfikasi sejumlah kejadian, perlu juga mempertimbangkan
penyebab dan skenario yang mungkin, sehingga penyebab yang
signifikan tidak terlewatkan.
Output identifikasi risiko berupa propil risiko yang terdiri dari daftar
risiko yang memuat informasi tentang peristiwa risiko, pemilik risiko,
penyebab risiko, kegiatan pengendali risiko yang sudah ada,dan sisa
risiko setiap tindakan atau kegiatan yang dinilai risikonya.
Untuk menghasilkan identifikasi risiko secara akurat, maka harus
menggunakan metode yang tepat dan melibatkan para pemilik risiko
(risk owner). Metode yang tepat akan menghasilkan ketetapan proses
penilaian,sedangkan keterlibatan pemilik risiko diperlukan sebagai
pihak yang terkena dampak atas terjadinya risiko.

2. Analisis Risiko
Analisis risiko merupakan suatu proses yang sistematis untuk
memntukan seberapa sering suatu peristiwa dan dampak risiko
mungkin terjadi dan seberapa besar konsekuensi yang ditimbulkan dari
peristiwa tersebut. Tujuan analisis risiko adalah untuk memahami
risiko yang penting untuk dikelola secara aktif dan menyediakan data
untuk membantu menentukan prioritas penanganan risiko. Analisis
risiko dapat juga dimaknai sebagai suatu proses untuk memahami
karakteristik risiko (probabilitas dan dampak) yang dapat dilakukan
secara kualitatif ataupun kuantitatif untuk menentukan Tingkat (level)
risiko (level of Risk) atau signifikan setiap risiko. Output analisis
risiko yaitu profil risiko. Dalam analisis risiko, peran pimpinan

12
organisasi sangat diperlukan sehingga mampu mengelola dan
mengendalikan risiko berdasarkan berapa banyak atau tingkat risiko
yang dapat diterima adalah batas toleransi risiko dengan
mempertimbangkan aspek biaya dan manfaat.
Level risiko ditentukan oleh dua hal yaitu level frekuensi dan level
konsekuensi. Level risiko yaitu level besar kecilnya atau tingkatan
suatu risiko. Level frekuensi (probabilitas) adalah besar kecilnya
kemungkinan terjadinya risiko atau kekerapan kejadian suatu risiko.
Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah subyektif dan
lebih berdasarkna nalar dan pengalaman. Sedangkan level konsekuensi
yaitu besar kecilnya dampak negatif dari suatu risiko.
3. Evaluasi Risiko
Tahap terakhir dalam penilaian yaitu evaluasi. Berdasarkan hasil
penilaian untuk membantu proses pengambilan keputusan analisis
risiko. Evaluasi risiko merupakan proses pembandingan antara level
risiko yang ditemukan selama proses analisis dengan kriteria risiko
yang ditetapkan sebelumnya.
Proses evaluasi risiko akan menentukan risiko-risiko mana yang
memerlukan perlakuan dan bagaimana prioritas perlakuan atas risiko-
risiko tersebut dengan mengacu pada “kriteria risiko”. Dengan kata
lain, hasil evaluasi dari evaluasi risiko menunjukkan risiko yang
memerlukan penanganan (mitigasi) lebih lanjut dengan mengacu pada
tingkat risiko yang dapat diterima.
Tahap evaluasi risiko meliputi:
a. menyusun prioritas-prioritas berdasarkan besaran risiko dengan
ketentuan:
• besaran risiko tertinggi mendapat prioritas paling tinggi
• jika terdapat lebih dari satu risiko yang memiliki besaran
risiko yang sama, maka prioritas ditentukan berdasarkan
urutan area dampak dari yang tertinggi hingga terendah
sesuai kriteria dampak

13
• jika masih terdapat lebih dari satu risiko yang memiliki
besaran dan dampak area yang sama, maka prioritas
ditentukan berdasarkan urutan kategori risiko yang tertinggi
hingga terendah sesuai kategori risiko
• jika masih terdapat lebih dari satu risiko yang memiliki
besaran, area dampak dan kategori yang sama, maka
prioritas ditentukan berdasarkan penilaian pemilik risiko.

F. Penggunaan Risk Assessment (Penilaian Risiko)

1. Bidang Kesehatan
HRA atau penilaian risiko kesehatan merupakan suatu prosedur yang
tersistematis untuk mengidentifikasi potensi dari bahaya kesehatan,
mengevaluasi dari paparan secara subjective & atau objective, serta
bertujuan untuk menentukan dan menilai efektifitas dari pengendalian
yang dibutuhkannya.
2. Bidang Audit
Auditor internal menggunakan teknik penilaian risiko dalam
mengembangkan perencanaan aktivitas audit internal dan pada
penentuan prioritas untuk mengalokasikan sumberdaya. Penilaian
risiko ini juga digunakan untuk pengujian unit dan pemilihan area
yang akan dimasukkan dalam rencana kegiatan internal yang memiliki
tingkat kerentanan terhadap risiko yang tinggi
3. Bidang Teknologi Informasi
Penilaian risiko adalah alat yang tersedia yang bisa digunakan oleh
organisasi modern untuk membantu mengidentifikasi serta
memberikan tingkatan terhadap resiko yang berhubungan dengan
penggunaan sistem informasi dan secara tepat mengambil tindakan
untuk melingdungi sistem informasi. Terdapat dua metodologi terkait
penilaian resiko yakni Operationally Critical Threat, Asset,
Vulnerability Evaluation (OCTAVE) Risk Assessment dan Central

14
Computer and Telecommunication Agency (CCTA’s) Risk
Assessment

G. Hal-Hal yang Menjadi Penyebab Risk Assessment

Dalam penilaian risiko tentunya tidak dilakukan secara sembarangan,


harus ada beberapa hal yang diperhatikan dan dilakukan sesuai dengan
standar audit yang sudah ada sebelumnya. Namun, masih saja banyak orang
atau pelaku usaha yang tidak menerapkan aturan penilaian. Terdapat sifat atau
hal-hal yang memungkinkan terjadinya suatu pelanggaran dalam penilaian
risiko, yakni :

1. Tidak melakukan sebuah penilaian risiko


Para pelaku usaha atau manajemen pada skala yang kecil maupun
menengah, tidak peduli dengan adanya risk assessment ini. Terkesan
menyepelekan berbagai hal penting dalam pencegahan adanya suatu
risiko.
Umumnya, risiko ini dua komponen yakni risiko bawaan dan
pengendalian. Apabila para pelaku usaha atau pihak pentingnya tidak
melakukan penilaian risiko dari kedua komponen itu. Maka mereka
tidaklah memiliki suatu dasar dalam mencegah risiko
2. Adanya pihak ketiga
Bantuan oleh pihak ketiga dalam hal ini, umumnya mampu membantu
dalam penilaian. Itupun apabila pihaknya melakukan sesuai dengan
standar yang sudah ada. Selain itu, meskipun sudah dibantu oleh pihak
lain namun harus tetap dilakukan pengecekan ulang. Dengan begitu
pihak ketiga mampu memberikan kemajuan yang responsif.
3. Korelasi dengan auditor tidak baik
Melakukan substantif tanpa adanya keterkaitan dengan penilaian
risiko, maka berakibat dengan tidak tercapainya sebuah sasaran.
Dalam hal ini, pihak bersangkutan dapat menggunakan prosedur dari
perusahaan lain yang sejenis. Pendekatan seperti ini mampu

15
menghadirkan korelasi yang tidak efisien. Dikarenakan menyelesaikan
suatu masalah tanpa mempertimbangkan risiko lainnya dan tanggapan
klien.
4. Tidak berhasil memberikan respon secara signifikan
Risiko signifikan merupakan risiko yang didasarkan dalam
pertimbangan professional. Serinkali dihubungkan dengan transaksi
yang tidak rutin dan membutuhkan perhatian khusus dari pihak
manajemen.

H. Strategi Menanggulangi Risk Assessment

Setelah melakukan berbagai identifikasi pada sebuah pencegahan


risiko, perusahaan juga harus melakukan strategi untuk menanggulangi risiko.
Hal itu dilakukan untuk memindahkan berbagai dampak yang mungkin dapat
mempengaruhi operasional secara keseluruhan. Terdapat beberapa strategi
yang dapat anda terapkan, yakni :

1. Berusaha semaksimal mungkin menghindari risiko


Menghindari adanya sebuah risiko, tentu menjadi tujuan utama dari
berbagai perusahaan proyek konstruksi atau perusahaan lainnya.
Strategi ini sangat penting, agar dapat diketahui bahwa perusahaannya
berpotensi tidak ada risiko. Terkadang, anda perlu untuk merelakan
keuntungan lainnya agar todak terjadi sebuah risiko besar.
2. Mengurangi potensi risiko
Mencegah risiko sudah termasuk dalam hal mengurangi sebuah
kerugian. Sebagai contoh, dalam konstruksi digunakan peralatan yang
memiliki kualitas tinggi. Meskipun harus mengeluarkan budget lebih
tetapu akan jauh lebih aman. Sehingga dapat mengurangi atau
menghindari adanya kecelakaan kerja.
3. Perkiraan risiko dan mentransfernya
Berguna untuk mempermudah dan membantu dalam memperkirakan
berbagai kemungkinan risiko yang akan tiba. Entah itu risiko dari

16
internal maupun eksternal, yang nantinya berdampak pada finansial
suatu proyek. Dalam merentas risiko terbagi menjadi 2, yakni
terrencana dan tidak terencana.
Lain halnya dengan mentransfer risiko. Dalam hal ini bermakna
memindahkan seluruh atau sebagian kemungkinan risiko kepada
orang atau pihak lainnya. Dilakukan dengan melalui proses negoisasi
terlebih dahulu. Agar tidak ada yang merasa dirugikan dalam hal ini.
4. Memiliki sebuah asuransi
Mempunyai asuransi menjadi strategi yang bagus dan sering dipakai
dalam menanggulangi risiko. Dengan adanya asuransi, ia bersedia
untuk menanggung risiko. Dengan adanya asuransi, ia bersedia untuk
menanggung kerugian yang akan muncul di suatu hari. Pastinya
terdapat sebuah kontrak, yang wajib untuk disetujui oleh kedua belah
pihak.

I. Penanganan Risiko

Berdasarkan penilaian risiko, kemudian ditentukan apakah risiko


tersebut masih dapat diterima ( acceptable risk) atau tidak diterima
(unacceptable risk). Apabila risiko tersebut tidak dapat diterima maka
organisasi harus menetapkan bagaimana risiko tersebut ditangani hingga
tingkat dimana risikonya paling minimum/sekecil mungkin. Bila risiko masih
dapat diterima/tolerir maka organisasi perlu memastikan bahwa monitoring
terus dilakukan terhadap risiko tersebut.

1. Risiko yang Diterima


Menentukan suatu risiko dapat diterima akan tergantung kepada
penilaian/pertimbangan dari suatu organisasi berdasarkan:
• Tindakan pengendalian yang telah ada
• Sumber daya (finansial, SDM, fasilitas, dll)
• Regulasi/standar yang berlaku
• Rencana keadaan darurat

17
• Catatan/data kecelakaan terdahulu, dll
Walaupun suatu risiko dapat diterima akan tetapi harus tetap
selalu dipantau/dimonitor.
2. Risiko yang Tidak Diterima
Bila suatu risiko tidak dapat diterima maka harus dilakukan upaya
peanganan risiko agar tidak menimbulkan kecelakaan/kerugian.
Bentuk tindakan pengamanan risiko dapat dilakukan sebagai berikut:
• Hindari risiko
• Kurangi/minimalkan risiko
• Transfer risiko
• Terima risiko

J. Jenis-Jenis Resiko

1. Resiko Deteksi Terencana


Resiko deteksi terencana (planned detection risk) merupakan ukuran
resiko bahwa bukti audit atas segmen tertentu akan gagal mendeteksi
keberadaan salah saji yang melebihi suatu nilai salah saji yang masih
dapat ditoleransi, andaikan salah saji semacam itu ada. Terdapat dua
poin utama resiko terencana ini yaitu sebagai berikut:
a) Resiko ini tergantung pada ketiga faktor lainnya yang terdapat
dalam model. Resiko deteksi terencana hanya akan berubah
jika auditor melakukan perubahan pada salah satu dari ketiga
faktor lainnya tersebut.
b) Resiko ini menentukan nilai substantif yang direncanakan oleh
auditor untuk dikumpulkan, yang merupakan kebalikan dari
ukuran resiko deteksi terencana itu sendiri.
Jika nilai resiko deteksi terencana berkurang, maka auditor
harus mengumpulkan lebih banyak bukti audit untuk mencapai
nilai resiko deteksi yang berkurang ini.

18
2. Risk Inheren (Inheren Resiko) merupakan suatu ukuran yang
dipergunakan oleh auditor dalam menilai adanya kemungkinan bahwa
terdapat sejumlah salah saji yang material (kekeliruan atau
kecurangan) dalam suatu segmen sebelum ia mempertimbangkan
keefektifan dan pengendalian intern yang ada. Dengan
mengasumsikan tiadanya pengendalian intern, maka resiko inheren ini
dapat dinyatakan sebagai kerentanan laporan keuangan terhadap
timbulnya salah saji yang material. Jika auditor, dengan mengabaikan
pengendalian inters, menyimpulkan bahwa terdapat suatu
kecenderungan yang tinggi ataus keberadaan sejumlah salah saji,
maka auditor akan menyimpulkan bahwa tingkat resiko inherennya
tinggi. Pengendalian intern diabaikan dalam menetapkan nilai resiko
inheren karena pengendalian intern ini dipertimbangkan secara
terpisah dalam model resiko audit sebagai resiko pengendalian.
Penilaian ini cenderung didasarkan atas sejumlah diskusi yang telah
dilakukan dengan pihak manajemen, pemahaman yang dimiliki akan
perusahaan, serta hasil-hasil yang diperoleh dari tahun-tahun
sebelumnya.
3. Resiko Pengendalian
Resiko pengendalian (control risk) merupakan ukuran yang digunakan
oleh auditor untuk menilai adanya kemungkinan bahwa terdapat
sejumlah salah saji material tidak terhalang atau tidak terdeteksi oleh
pengendalian intern yang dimiliki klien.
Resiko pengendalian ini memperhatikan 2 hal berikut:
a) Penilaian tentang apakah pengendalian intern yang dimiliki
klien efektif untuk mencegah atau mendeteksi terjadinya salah
saji
b) Kehendak auditor membuat penilaian tersebut senantiasa
berada di bawah nilai maksimum (100%) sebagai bagian dari
rencana audit yang dibuatnya.
4. Resiko Akseptibilitas Audit

19
Resiko akseptibilitas audit (acceptable audit risk) merupakan ukuran
atas tingkat kesediaan auditor untuk menerima kenyataan bahwa
laporan keuangan mungkin masih mengandung salah saji yang
material setelah audit selesai dilaksanakan serta suatu laporan audit
wajar tanpa syarat telah diterbitkan. Ketika auditor memutuskan untuk
menetapkan suatu tingkat resiko akseptibilitas audit yang lebih
rendah, hal tersebut berarti bahwa auditor ingin memperoleh tingkat
keyakinan yang lebih tinggi bahwa laporan keuangan tidak
mengandung salah saji yang material. Resiko nol berarti yakin sekali
dan suatu tingkat resiko sebesar 100 persen berarti benar-benar tidak
yakin.
5. Resiko Kecurangan
Resiko kecurangan ini biasanya diperhitungkan di luar dari model
resiko, audit. Karena resiko kecurangan secara konsep dan praktek
sangat sulit untuk dipisahkan faktor-faktornya ke dalam 4 jenis resiko
di atas
6. Resiko Signifikan

K. Hal-Hal Terkait Penilaian Risiko

Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan cara retrospektif (retrospectively)


dan prospektif (prospectively)

1. Risiko retrospektif (retrospective risks)


Adalah risiko-risiko yang sebelumnya telah terjadi, seperti insiden atau
kecelakaan. Identifikasi risiko retrospektif biasanya merupakan cara yang
sangat umum dan mudah untuk mengidentifikasi risiko.
2. Risiko prospektif (prospective risks)
Adalah risiko-risiko/sesuatu yang belum terjadi, tetapi mungkin terjadi
beberapa waktu yang akan datang. Biasanya lebih sulit untuk
diidentifikasi.

20
Ruang lingkup pelaksanaan penilaian risiko antara satu unit dengan unit lain
bisa saja berbeda. Pelaksanaan penilaian risiko instansi dapat dilakukan pada :
• Tingkat strategi
• Tingkat instansi dan program
• Tingkat kegiatan/proyek
• Tingkat individu

L. Faktor-Faktor Risk Assessment

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan penilaian resiko


adalah:
• Sifat Alami Hazard
• Kombinasi Hazard
• Jenis-jenis cidera dan sakit yang dapat diramalkan terhadap paparan
yang ada
• Konsekuensi durasi dan paparan terhadap Hazard
• Tempat kerja dan layout
• Organisasi pekerjaan

M. Cara Penilaian Risiko

Ada 3 cara penilaian risiko, yaitu:

• Kualitatif
• Semikuantitatif
• Kuantitatif
1. Penilaian risiko secara kualitatif
Metode ini menganalisa dan menilai suatu risiko dengan cara
membandingkan terhadap suatu deskripsi/uraian dari parameter (peluan
dan akibat) yang digunakan.
Umumnya pada metode ini menggunakan bentuk matriks risiko dengan 2
parameter, yaitu peluang dan akibat.

21
2. Penilaian risiko secara semikuantitatif
Metode ini pada prinsipnya hampir sama dengan analisa kualitatif,
perbedaannya pada metode ini uraian/deskripsi dari parameter yang ada
dinyatakan dengan nilai/score tertentu
3. Penilaian risiko secara kuantitatif
Metode penilaian ini dilakukan dengan menentukan nilai dari
masing-masing parameter yang didapat dari hasil analisa data yang repre-
sentatif.
Analisa terhadap nilai peluang atau akibat dilakukan dengan
beberapa metode, seperti: analisa statistik, model komputer, simulasi,
Fault Tree Analysis (FTA), Failure Mode & Effects Analysis (FMEA),
Hazard Operability Study (HAZOPS), dll.

N. Hirarki Pengendalian Resiko

Eliminasi

Substitusi

Rekayasa/Engineering

Pengendalian Administrasi

Alat Pelindung Diri

1. Eliminasi
Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
2. Substitusi
• Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
• Proses menyapu diganti dengan proses vakum
• Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
• Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
3. Rekayasa/Engineering

22
• Pemasangan alat pelindung mesin (machine guarding)
• Pemasangan ventilasi umum dan lokal
• Pemasangan alat sensor otomatis
4. Pengendalian Administrasi
• Pemisahan lokasi
• Pergantian shift kerja
• Pemberlakuan sistem ijin kerja
• Pelatihan karyawan
5. Alat Pelindung Diri
• Safety helmet
• Safety shoes
• Ear plug/muff
• Safety goggles
• Safety harness
• dll

O. Acuan Dalam Penilaian Risiko

Agar penilaian yang kita lakukan subyektif mungkin, maka perlu


mengumpulkan informasi sebelum menilai risiko dari suatu aktifitas.
Informasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Informasi tentang suatu aktivitas (durasi, frekuensi, lokasi dan siapa
yang melakukan)
2. Tindakan pengendalian risiko yang telah ada
3. Peralatan/meisn yang digunakan untuk melakukan aktivitas
4. Bahan yang dipakai serta sifat-sifatnya (MSDS)
5. Data statistik kecelakaan/penyakit akibat kerja (internal dan eksternal)
6. Hasil studi, survei/pemantauan
7. Literatur/referensi
8. Benchmark pada industri sejenis
9. Pengkajian oleh spesialis/tenaga ahli

23
P. Kriteria Risiko

Kriteria risiko: sumber acuan (term of reference) penilaian atas


siginifikan risiko. Kriteria risiko mencakup masalah biaya dan manfaat
peraturan dan hukum, aspek sosioekonomi dan lingkungan, hal-hal yang
menjadi perhatian stakeholders, prioritas-prioritas dan input lainnya terhadap
penilaian risiko.
Kriteria-kriteria penting yang perlu dipertimbangkan:
• Macam dampak atau konsekuensi yang akan dipertimbangkan
• Bagaimana kemungkinan (likelihood) didefinisikan
• Bagaimana menentukan bahwa suatu tingkat risiko memerlukan
kegiatan penanganan/pengendalian

Contoh kriteria bagi proyek berskala medium


KRITERIA URAIAN
Ketersediaan Ketersediaan fasilitas harus dimaksimalkan
dengan cara mengurangi sejauh mungkin
gangguan terhadap operasional saat ini
Hubungan masyarakat Standar tertinggi untuk hubungan masyarakat
harus terus dijaga
Ekonomi Proyek harus dapat dibenarkan dalam kerangka
ekonomi, diukur dalam profitabilitas dan tingkat
pengembalian (rate of return)
Lingkungan Solusi-solusi untuk masalah teknis harus baik dari
segi lingkunga, alternatif solusi pun harus tersedia
Pendanaan Hindari pengeluaran di luar anggaran yang
tersedia, maksimalkan penggunaan dana hibah
untuk tujuan tertentu

24
Contoh tujuan organisasi berkaitan dengan kriteria

KRITERIA URAIAN TUJUAN


Rugi produksi atau ada • Memaksimalkan nilai aset
pembatasan • Meningkatkan produksi berkelanjutan
• Memenuhi target dan biaya produksi tahunan
Integritas fasilitas • Meminimalkan gangguan terhadap operasi
• Memelihara kondisi dan kinerja aset atau
sistem
Kinerja proyek • Strategi yang cost-effective
• Dilibatkannya entitas operasi
• Implementasi dan operasi fasilitas proyek
yang tepat waktu
Dampak keuangan • Biaya suplai dikurangi 10%
• Biaya modal dioptimalkan
• Biaya operasi diperbaiki
• Tidak ada kerugian, tidak ada tambahan biaya
Pegawai • Perputaran rendah, skill dan pengalaman
meningkat
• Kinerja kesehatan, keselamatan dan mental
• Meminimalkan risiko kesehatan, keselamatan
dan lingkungan selama konstruksi

Q. Hal-Hal yang Perlu Dibangun Dalam Implementasi Penilaian Risiko

1. Kebijakan Risiko
• Membangun kebijakan risiko dan mekanisme pendukungnya →
kerangka bagi pelaksanaan rencana penilaian resiko yang efektif
• Pimpinan instansi menyatakan kebijakannya secara tertulis tentag
penglolaan risiko, yaitu: tujuan dan komitmen terhadap pengelolaan
risiko

25
• Kebijakan pimpinan relevan dengan konteks strategi, tujuan, sasaran,
serta sifat kegiatan instansi
• Manajemen harus memastikan bahwa kebijakan tersebut dipahami,
diimplementasikan dan dipelihara pada setiap level pejabat/pegawai
2. Perencanaan dan Sumber Daya
a) Komitmen Jajaran Pimpinan Instansi
• Rencana penilaian risiko ditetapkan, diimplementasikan dan
dipelihara
• Kinerja rencana penilaian risiko dilaporkan untuk direviu
sebagai dasar perbaikan
b) Wewenang dan Tanggung Jawab
• Mencegah/mengurangi efek negatif risiko
• Mengendalikan risiko
• Identifikasi permasalahan
• Rekomendasi/solusi
• Verifikasi pelaksanaan pengendalian risiko
• Komunikasi hasil penilaian risiko
c) Sumber Daya
• Mengidentifikasi kebutuhan sumber daya dan memenuhinya
→ mencakup penugasan personil terlatih untuk aktivitas
pengelolaan, kinerja dan verifikasi proses pengendalian risiko
3. Program Implementasi
• Dukungan dari Jajaran Pimpinan
• Membangun Kebijakan Institusional
• Mengkomunikasikan Kebijakan
• Mengelola Risiko pada Tingkat Instansi
• Mengelola Risiko pada Tingkat Kegiatan
• Monitor dan Reviu Resiko
4. Peran Kepemimpinan dan Perubahan Kultur

26
Penanganan risiko membutuhkan kepemimpinan mulai dari para
pemimpin di pemerintahan. Faktor-faktor eksternal yang mendorong
pemerintahan memperbaiki kapasitas dan kemampuan menangani
risiko, yaitu:
• Meningkatkan harapan publik terhadap tingkat keselamatan
dan pelayanan publik oleh pemerintahan
• Perkembangan di negara-negara lain
• Kompetisi dari sektor swasta dalam pelayanan publik
• Perkembangan teknologi dan informasi

Nilai-nilai yang dijadikan arah perubahan kultur dalam pemerintahan:

• Pengakuan tanggung jawab dan pencapaian individu


• Penyampaian hasil-hasil baik positif maupun negatif
• Dorongan terhadap ide dan cara baru
• Analisis dan penilaian berdasarkan bukti empiris
• Mengkritisi asumsi-asumsi dan prosedur yang ada
keterbukaan, transparansi dan kejujuran
• Memahami pentingnya stakeholders dan pelanggan (publik)
• Mengantisipasi dan membagi masalah
• Belajar dari kesalahan dan menghindari budaya “saling
menyalahkan”.

27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Risk assessment atau yang lebih akrab disebut dengan penilaian risiko,
merupakan sebuah metode yang banyak digunakan pada berbagai organisasi
atau sebuah pekerjaan. Banyak yang mengartikan bahwa, risk assessment
adalah suatu metode yang secara sistematis digunakan untuk menentukan dan
meminimalisir risiko yang akan terjadi pada sebuah organisasi.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan permasalahan yang


kompleks, yang memerlukan perhatian khusus dari pemerintah, pengusaha
dan kelompok pekerja itu sendiri. Sementara beberapa industri bersifat lebih
berbahaya dari industri yang lain, leomok pekerja migran dan pekerja
berpenghasilan kecil lebih banyak dihadapkan pada risiko mengalami
kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dan kesehatan yang kurang baik, karena
kemiskinan seringkali memaksa mereka untuk meneri pekerjaan yang tidak
aman.

B. Saran

Diharapkan bagi pemilik untuk mengetahui dan memberikan


pengetahuan tentang kesehatan dan keselamtan kerja serta prosedur bagi
pekerja. Kesadaran menggunakan alat pelindung diri perlu ditingkatkan serta
penggunaannya sesuai prosedur.

28
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, H. (2018, Agustus 31). RISIKO DALAM "RISK ASSESSMENT". Diambil


kembali dari www.jtanzilco.com:
https://www.jtanzilco.com/blog/detail/1109/slug/risiko-dalam-risk-
assessment

ADMINISTRASI. (2020, September 09). Apa yang Dimaksud Dengan Penilaian


Risiko atau Risk Assessment. Diambil kembali dari www. dictio.id:
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-penilaian-risiko-atau-
risk-assessment/15018

Imam, S. (2016). Makalah Risk AAssessment. Diambil kembali dari id.scribd.com:


https://id.scribd.com/doc/311132225/makalah-Risk-Assessment

Mevia, F. M. (2020). Risk Assessment. Diambil kembali dari wira.co.id:


https://wira.co.id/risk-assessment/amp/

29

Anda mungkin juga menyukai