Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

HAZARD DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

DARI PENGKAJIAN SAMPAI EVALUASI

Disusun Oleh:

Kelompok 2

1. Sudarman Muhamat (2226010144)


2. Viola Meirika Putri (2226010146)
3. Selfia Rutani (2226010156)
4. Melda Meriahati (2226010114)

Dosen Pengampu:

Ns. Fatima Nuraini S.Kep, M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

TRI MANDIRI SAKTI

BENGKULU

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah

tentang “Hazard Dalam Asuhan Keperawatan Dari Pengkajian Sampai

Evaluasi” sesuai waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta salam tetap tercurah

pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta sahabat dan para

pengikutnya.

Dalam kesempatan ini, Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan

yang telah diberikan oleh berbagai pihak, dalam proses pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena

itu, saran ataupun kritik yang membangun, sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Tujuan pembaca agar bisa menambah pengetahuan dan wawasan bagi

pembaca nantinya. Makalah ini membahas tentang “Hazard Dalam Asuhan

Keperawatan Dari Pengkajian Sampai Evaluasi”, Manfaat bagi mahasiswa

agar dapat memahami isi dalam makalah ini.

Bengkulu, Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hazard atau bahaya adalah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang

berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) atau penyakit akibat kerja.

Hazard adalah suatu kondisi secara alamiah, maupun karena ulah manusia,

yang berpotensi menimbulkan kerusakan atau kerugian dan kehilangan jiwa

manusia. sedangkan risiko merupakan katalis bagi bahaya untuk menjadi

sebuah kecelakaan.

Risiko tidak dapat dihindari dari setiap pekerjaan, namun dapat

diminimalisir dengan adanya proses manajemen risiko. Manajemen risiko

meliputi kegiatan identifikasi bahaya, analisis risiko dan evaluasi risiko.

Proses identifikasi bahaya dilakukan dengan cara inspeksi, informasi

mengenai data kecelakaan kerja, penyakit dan absensi, laporan dari tim K3,

P2K3, supervisor dan keluhan pekerja, serta dapat pula melalui material safety

data sheet.

Segala sesuatu yang kita kerjakan pasti memiliki tingkat risiko bahaya

tergantung dari seberapa sulit suatu pekerjaan tersebut dan seberapa besar

peluang terjadinya risiko bahaya pada pekerjaan yang kita lakukan tersebut.

Hal ini tentu berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja atau yang

dikenal dengan K3. Risiko menurut KBBI adalah akibat yang kurang

menyenangkan (merugikan dan membahayakan) dari suatu perbuatan atau

1
tindakan. Risiko (risk) yaitu menyatakan kemungkinan terjadinya kecelakaan

atau kerugian pada periode waktu tertentu.

Risiko adalah probabilitas timbulnya konsekuensi yang merusak atau

kerugian yang sudah diperkirakan seperti hilangnya nyawa, cederanya orang-

orang, terganggunya harta benda, penghidupan, dan aktivitas ekonomi, atau

rusaknya lingkungan, yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara bahaya

yang ditimbulkan alam atau diakibatkan manusia serta kondisi yang rentan.

Analisis risiko dicerminkan dengan tingkat keparahannya, sedangkan evaluasi

risiko adalah menentukan risiko yang ada dapat diterima atau harus segera

dilakukan pengendalian untuk mengurangi tingkat risiko yang ada.

Angka kasus kecelakaan kerja sektor konstruksi yang tinggi menyebabkan

sektor konstruksi menjadi tempat kerja yang memiliki risiko tinggi, hal ini

dikarenakan konstruksi memiliki karakteristik yang unik dan spesifik. Setiap

proyek memiliki persoalan yang berbeda pada setiap proses pengerjaannya.

Bahkan proses yang terjadi pada suatu proyek tidak berulang pada proyek

yang lainnya. hal ini disebabkan oleh lokasi yang berbeda, proses pengerjaan

dan bahan yang digunakan berbeda satu sama lainnya.

Karakteristik ini yang menyebabkan kondisi proyek konstruksi berbahya

dan rawan kecelakaan, selain itu pekerjaan konstruksi sangat dipengaruhi oleh

cuaca karena pekerjaan konstruksi banyak dilakukan di luar ruangan, sehingga

perubahan cuaca dapat mempengaruhi kondisi lingkungan kerja dan menuntut

pekerja untuk memiliki ketahanan fisik yang tinggi, selain itu sebagian besar

pekerjanya berstatus tenaga harian lepas sehingga tidak memiliki ikatan kerja

2
formal dengan perusahaan. Keadaan tersebut semakin mempersulit

penanganan masalah K3.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas timbul beberapa

pertanyaan, diantaranya:

1. Apa itu definisi risiko?

2. Bagaimana cara penilaian risiko?

3. Apa itu hierarki pengendalian risiko?

4. Apa itu definisi hazard?

5. Apa itu identifikasi hazard?

6. Apa saja jenis-jenis hazard k3?

7. Apa resiko dan hazard dalam pelaksanaan asuhan keperawatan?

8. Bagaimana upaya mencegah dan meminimalkan resiko dan hazard pada

asuhan keperawatan?

C. Tujuan

Untuk membantu pembaca mengerti mengenai hazard dalam asuhan

keperawatan dari pengkajian sampai evaluasi,meliputi:

1. Mengetahui apa itu definisi risiko

2. Mengetahui bagaimana cara penilaian risiko

3. Mengetahui apa itu hierarki pengendalian risiko

4. Mengetahui apa itu definisi hazard

5. Mengetahui apa itu identifikasi hazard

6. Mengetahui apa saja jenis-jenis hazard k3

3
7. Mengetahui apa resiko dan hazard dalam pelaksanaan asuhan keperawatan

8. Mengetahui bagaimana upaya mencegah dan meminimalkan resiko dan

hazard pada asuhan keperawatan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Risiko Dan Hazard

1. RISIKO

a. Definisi Risiko

Risiko adalah potensi atau kemungkinan sesuatu yang buruk akan

terjadi karena adanya bahaya (Collins E., Andrew, Samantha John &

Jayawckrama Janaka, 2015). Risiko adalah peluang atau kemungkinan

bahwa seseorang akan dirugikan atau mengalami efek kesehatan yang

merugikan jika terkena bahaya. Risiko juga dinyatakan sebagai

probabilitas atau kemungkinan berkembangnya suatu penyakit atau

terjadinya cidera (CCOHS, 2020).

Menurut Direktorat Jenderal PP dan PL Kemenkes RI 2012

menyebutkan bahwa resiko adalah kemungkinan munculnya dampak

yang buruk pada organisme, sistem, atau sub/populasi timbul karena

pajanan agen pada kondisi tertentu. Menurut AS/NZS 4360

menyebutkan bahwa resiko adalah terjadinya sesuatu yang belum pasti

(kemungkinan) yang dapat menimbulkan suatu dampak (Fitrah, 2021).

b.Penilaian Risiko

Penilaian risiko adalah pengamatan menyeluruh di tempat kerja untuk

mengidentifikasi suatu hal, situasi, proses, dll yang dapat

menyebabkan bahaya, terutama bagi tenaga kerja. Hal yang pertama

dilakukan yaitu melakukan identifikasi kemudian menganalisis dan

5
mengevaluasi seberapa besar kemungkinan dan parahnya risiko

tersebut. Ketika penentuan tersebut sudah dibuat, maka tahap

selanjutnya yaitu memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan

untuk menghilangkan atau mengendalikan bahaya agar tidak terjadi

(CCOHS, 2020). Penilaian risiko merupakan seluruh proses tentang

identifikasi bahaya, analisis risiko dan evaluasi risiko.

(1) Identifikasi bahaya adalah suatu proses untuk menemukan,

membuat daftar dan menentukan karakteristik bahaya tersebut.

(2) Analies risiko adalah proses untuk memahami sifat bahaya dan

menentukan tingkat risikn, Catatan:

 Analisis risiko memberikan dasar untuk evaluasi risiko dan

keputusan tentang pengendalian risiko.

 Informasi dapat mencakup data terkini dan historis, analisis

teoritis, opini yang diinformasikan, dan perhatian para

pemangku kepentingan. Analisis risiko mencakup estimasi

risiko.

(3) Evaluasi risiko merupakan proses membandingkan risiko yang

diperkirakan dengan kriteria risiko yang diberikan untuk menentukan

signifikansi risiko.

(4) Pengendalian risiko merupakan tindakan yang

mengimplementasikan keputusan evaluasi risiko.

Catatan: Pengendalian risiko meliputi: pemantauan, evaluasi ulang,

dan kepatuhan terhadap keputusan (CCOHS, 2020).

6
c. Hierarki Pengendalian Risiko

Hierarki pengendalian risiko (hierarchy of control) merupakan

suatu hal yang penting untuk diperhatikan Pemilihan yang tepat

terhadap hierarki pengendalian risik dapat memberikan manfaat secara

efektif dan efisisen sehingga dapat menurunkan terjadinya risiko dan

risiko dapat diterima (acceptable risk).

Tabel Hierarki Pengendalian Untuk Mencegah Atau

Meminimalkan Risiko Di Tempat Kerja

No Pengendalian Deskripsi Contoh

1. Eliminasi atau Menghindari aktivitas Penggunaan asam

pengganti bahaya atau zat atau ganti perasetat sebagai

dengan yang lebih aman pengganti

glutaraldehide untuk

mendisinfeksi

endoskopi

2. Pengendalian Menggunakan peralatan Penggunaan perangkat

teknik untuk mencegah cedera pelindung, jarum yang

tumpul

3. Pengontrolan Menerapkan sistem Membuang benda tajam

praktek kerja pencegahan saat kerja bekas seperti jarum

atau meminimalisir risiko suntik pada tempat

sampah medis

7
4. Pakaian Pelindung Memilih pakaian untuk Menggunakan sarung

aktivitas yang tangan saat

memungkinkan dapat membersihkan alat,

menimbulkan paparan menggunakan

bahaya pelindung mata saat

melakukan

prosedur pembedahan

5. Pengendalian Memastikan pengetahuan Adanya aturan

Administratif personal yang baik kebijakan dan program

tentang bahaya dan pelatihan

pengendalian yang

direkomendasikan

6. Monitoring dan Laporan dan analisa data Memantau adanya

Pencegahan kecelakaan, melakukan cidera karena benda

survey kesehatan sesuai tajam

indikasi

2. HAZARD

a. Definisi Hazard

Hazard adalah potensi suatu zat, orang, aktivitas atau proses yang

dapat menyebabkan kerugian. Terdapat beberapa bentuk bahaya,

contohnya: bahan kimia, listrik dan pekerjaan yang berada di tempat

yang tinggi (Phil Hughes & Ed Ferrett, 2019).

8
b. Identifikasi Hazard

Tujuan dari identifikasi bahaya adalah untuk membuat daftar

bahaya secara komprehensif dari kejadian yang mungkin dapat

berdampak pada setiap tahapan kegiatan. Teknik yang biasa digunakan

untuk mengidentifikasi bahaya adalah checklist, flow charts,

brainstorming, dan analisis risiko.

1. Checklist

Bahaya diidentifikasi dengan cara membuat daftar periksa

(Checklist) pemeriksaan bahaya di tempat atau sumber potensi

kecelakaan dapat terjadi. Mengembangkan daftar periksa sesuai

dengan kebutuhan dan kondisi.

2. What-if

Identifikasi bahaya dengan menggunakan teknik yang

bersifat brainstroming berupa pertanyaan yang diformulasikan

berdasarkan kejadian yang nantinya dapat menimbulkan dampak

yang tidak diharapkan, aplikasinya menggunakan kata "what-if.

Contohnya: what-if jika alat pengaman tidak berfungsi.

3. Preliminary Hazard Analysis (PHA)

Pengunaan teknik identifikasi bahaya sebelum terdapat

semua informasi sesuai dengan kebutuhan system. Biasanya teknik

ini diaplikasikan pada proses baru yang bertujuan untuk

mengenali/merekognisi awal adanya bahaya.

9
4. Job Safety Analys (JSA)

Berikut ini adalah tahapan dalam melakukan JSA yaitu:

a. Memilih pekerjaan yang akan analisis

b. Memecah pekerjaan dalam beberapa tahap pekerjaan

c. Melakukan identifikasi bahaya yang berhubungan dengan

setiap tahapan pekerjaan

d. Identitikası konsekuensi yang mungkin terjadi

e. Evaluasi bahaya yang ada

5. Job Hazard Analysis (JHA)

Fokus dari teknik ini terletak pada interaksi antara pekerja,

pekerjaan, alat, dan lingkungan. JHA dapat diterapkan pada

berbagai jenis pekerjaan yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Pekerjaan yang memiliki tingkat kecelakaan yang tinggi

b. Pekerjaan yang memiliki potensi menyebabkan luka, cacat,

atau sakit meskipun tidak ada insiden

c. Suatu pekerjaan yang ketika melakukan kesalahan sedikit

sudah dapat memicu terjadinya kecelakaan yang parah

d. Suatu pekerjaan yang mengalami perubahan prosedur/proses

e. Pekerjan yang cukup kompleks untuk ditulis intruksinya.

6. Task Risk Analysis

Teknik ini bermanfaat dalam mengidentifikasi suatu bahaya

yang berkaitan dengan pekerjaan atau tugas. Misalnya bahaya pada

petugas radiasi.

10
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi

hazard di suatu tempat kerja dan lingkungan kerja, tapi kita harus tahu dulu ada

berapa pengelompokan hazard berdasarkan teori yang ada. Tabel 4.1. di bawah

merupakan daftar singkat bahaya dari faktor-faktor bahaya di tempat kerja:

Table 4.1

Bahaya Ditempat Kerja

No Jenis Bahaya Contoh

Ditempat Kerja

1. Bahaya biologis Jamur, virus, bakteri, tanaman, binatang

berbisa.

2. Bahaya kima Bahan/Material/Cairan/Gas/Debu/Lap

Berbahaya, beracun, reaktif, radioaktif,

mudah meledak, mudah terbakar/menyala,

iritan korosif.

3. bahaya fisik/ mekanik Ketinggian, konstruksi (infrastruktur) mean

alat/kendaraan/alat berat, ruangan tertvitas

(terkurung), tekanan, kebisingan, suhu,

cahaya Istrik, getaran, radiasi, kelembaban,

debu, penerangan yang kurang baik.

Pengaruh manifestasi potensi bahaya industrial seringkali tidak hanya

berakibat pada industri tenaga kerja saja tetapi juga mengakibatkan kerugian pada

masyarakat maupun lingkungan sekitar industri, misalnya pada kasus kebakaran,

11
peledakan atau pencemaran akibat industri. Pengelolaan terhadap potensi bahaya

dapat dilakukan melalui empat tahap yakni :

1. Mengenal potensi bahaya (hazard identification).

2. Menganalisis potensi bahaya (hazard analysis).

3. Meniadakan dan mengendalikan potensi bahaya (hazard elimination

and control).

4. Findakan penanggulangan potensi bahaya (hazard Becovery)

Potensi bahaya di tempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan

kesehatan dapat dikelompokkan antara lain sebagai berikut:

1. Potensi bahaya fisik

yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan

kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar. misalnya: terpapar

kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas

penerangan kurang memadai, getaran, radiasi

2. Potensi bahaya kimia

yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang

digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki

tubuh tenaga kerja melalui pernafasan, melalui mulut ke saluran

pencernaan, melalui kulit.Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap

tubuh tenaga kerja sangat tergantung dari jenis bahan kimia atau

kontaminan, bentuk potensi bahava debu, gas, uap. asap; daya acun

bahan (toksisitas); cara masuk ke dalam tubuh.

12
3. Potensi bahaya biologis,

yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kuman-

kuman penyakit yang terdapat di udara.

c. Jenis-Jenis Hazard K3

Jenis-jenis bahaya di tempat kerja terbagi dua jenis yaitu bahaya

keselamatan kerja (Safety Hazard) dan bahaya kesehatan kerja (Health

Hazard). Bahaya terhadap keselamatan kerja meliputi:

1. Keselamatan Kerja (Safety Hazard)

a. Mechanical hazard, bahaya yang terdapat pada benda atau

proses yang bergerak, yang dapat menimbulkan dampak seperti

tertusuk, terpotong, terjepit, tergores, terbentur dan lain-lain.

b. Electrical hazard, bahaya yang bahannya yang berasar dari arus

listrik.

c. Chemical hazard, bahaya yang bahannya berupa bahan kimia

baik dalam bentuk gas cair dan padat yang mempunyai sifat

mudah terbakar, mudah meledak dan korosif.

2. Kesehatan Kerja (Health Hazard)

a. Hazard fisik, potensi bahaya yang disebabkan oleh faktor fisik

dari seseorang yang sedang melakukan pekerjaan. Hazard fisik

erat sekali hubungannya dengan manusia.

b. Hazard kimia, potensi bahaya yang disebabkan oleh sifat dan

karakteristik kimia yang dimiliki bahan tersebut.

13
c. Hazard biologi, potensi bahaya yang ditimbulkan dari faktor

makluk hidup, Biasanya hazard biologi ini berada di

lingkungan-lingkungan yang tidak bersih, kotor dan lainnya

B. Resiko Dan Hazard Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan

1. Resiko dan Hazard dalam Pengkajian Asuhan Keperawatan

Risiko dan bahaya dapat terjadi dalam proses pengkajian. Pengkajian

merupakan salah satu bagian integral dalam asuhan keperawatan,

pengakajian diukur berdasarkan upaya yang dilakukan. Berikut ini adalah

data atau beberapa hal yang dapat terjadi dalam proses pengkajian, yaitu:

a. Informasi atau data yang diberikan pasien/keluarga pasien kurang

lengkap atau pasien dan keluarga pasien menyembunyikan data yang

seharusnya disampaikan kepada perawat, sehingga hal tersebut dapat

mengakibatkan perawat atau petugas kesehatan lain salah dalam

memberikan merumuskan diagnosa maupun rencana tindakan,

sehingga nantinya dapat membahayakan pasien.

b. Kejadian tertularnya penyakit saat perawat melakukan pengkajian

dapat melalui kontak fisik maupun lewat udara.

c. Sikap perawat, persepsi, pengetahuan dan pencarian informasi dapat

memfasilitasi atau menghambat dalam penggunaan pedoman praktik

klinis atau pengkajian oleh perawat dan akibatnya membahayakan

keselamatan pasien (Vaismoradi et al., 2020).

14
2. Resiko dan Hazard dalam Penyusunan Intervensi Keperawatan

Perencanaan hasil pengkajian yang dilakukan perawat dapat

memunculkan adanya kesalahan, misalnya perawat yang salah pada saat

mengkaji, maka hal tersebut dapat menyebabkan kesalahan dalam

memberikan proses perawatan/pengobatan sehingga kesehatan pasien

menjadi terganggu. Perawat yang salah dalam menenentukan perencanaan

tindakan keperawatan maka dapat berdampak pada perawat sendiri,

mislanya perawat dapat tertular penyakit dari pasien (Mandias, R.J. dkk,

2021).

3. Resiko dan Hazard dalam Implementasi Keperawatan

Saat perawat melakukan implementasi atau tindakan keperawatan

dapat terjadi kesalahan fatal, sehingga dapat menimbulkan kecelakaan

pada pasien maupun perawat, misalnya salah dalam memberikan obat pada

pasien dikarenakan perawat lupa membaca catatan atau instruktur atau

dokumen rekam medik pasien (Mandias, R.J. dkk, 2021).

4. Resiko dan Hazard dalam Evaluasi Asuhan Keperawatan

Saat perawat melakukan evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan

tidak menutup kemungkinan dapat terjadi kesalahan, misalnya perawatan

lupa dalam mendokumentasikan atau menginformasikan data pasien ke

dalam catatan atau dokumen pasien, sehingga tindakan yang sudah

dilaksanakan oleh perawat tidak terekam atau terdokumentasi dengan baik

(Mandias, R.J. dkk, 2021).

15
C. Upaya Mencegah Dan Meminimalkan Resiko Dan Hazard Pada Asuhan

Keperawatan

1. Upaya mencegah dan meminimalkan resiko dan hazard pada tahap

pengkajian. Upaya yang dapat dilakukan oleh perawat yaitu:

a. Perawat harus memperkenalkan identitas diri baik kepada pasien

maupun kepada keluarga pasien

b. Perawat tidak menyinggung perasaan pasien saat melakukan

pengkajian, misalnya menggunakan masker yang sebenarnya tidak

perlu dipakai, kecuali dalam kondisi tertentu, seperti masa pandemik

saat ini, semua harus menggunakan masker.

c. Perawat membangun kepercayaan kepada pasien

d. Memberikan perlakuan yang sama pada setiap pasien, misalnya tidak

membeda-bedakan antara pasien umum dan pasien BPJS

e. Perawat mampu menjadi pendengar yang baik saat melakukan

wawancara dengan pasien

f. Ketika pasien dalam keadaan tidak terkontrol dan susah untuk didekati,

maka perawat dapat melakukan pengkajian kepada keluarganya

terlebih dahulu

g. Saat melakukan pemeriksaan fisik, perawat harus meminta persetujuan

dari pasien/keluarga pasien

h. Perawat harus mencuci tangan sevelum dan sesuadah ke pasien dan

menggunakan APD yang tepat saat melakukan pemeriksaan fisik

16
i. Perawat juga harus melaporkan setiap adanya tindakan kekerasan

dalam bentuk apapun kepada pihak rumah sakit

j. Perawat harus menghindari memegang benda yang kemungkinan telah

terkontaminasi (Saragih, 2017).

2. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard dalam tahap

perencanaan yaitu:

a. Mengidentifikasi sumber bahaya yang mungkin dapat terjadi saat

menyusun rencana keperawatan.

b. Melakukan penilaian faktor risiko dengan cara melakukan penilaian

bahaya potensial yang menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan

kerja saat menyusun perencanaan keperawatan.

c. Mengendalikan faktor risiko yang mungkin terjadi saat menyusun

rencana tindakan keperawatan. Hal ini dapat dilakukan dengan

menghilangkan bahaya, mengganti sumber risiko dengan sarana atau

peralatan lain yang lebih memiliki tingkat risiko yang lebih rendah.

d. Menyusun rencana keperawatan berdasarkan pedoman rencana asuhan

keperawatan yang disesuaikan dengan diagnosis keperawatan yang

muncul.

e. Perawat diharapkan mampu mempertimbangkan alokasi waktu

pencapaian dari rencana keperawatan yang disusun untuk menjadi

indikator evaluasi keperawatan (Saragih, 2017).

17
3. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada tahap

implementasi yaitu:

a. Perawat menjaga diri dari infeksi dengan mempertahankan teknik

aseptik seperti mencuci tangan, memakai APD lengkap, menggunakan

alat kesehatan dalam keadaan steril.

b. Perawat mematuhi SOP yang telah ditetapkan oleh rumahsakit dan

tidak terburu-buru dalam melakukan tindakan, misalnya perawat

hendak memperhatikan cara menutup jarum suntik yang benar.

c. Perawat menghindari kontak langsung dengan segala macam cairan

pasien, apabila dirasa sistem imunitas tubuh sedang menurun atau

tidak menggunakan APD.

d. Perawat harus menanamkan sifat kehati-hatian, konsentrasi yang

tinggi, dan ketenangan saat bekerja terutama saat melakukan tindakan

yang beresiko kepada pasien.

e. Perawat dituntut untuk belajar mengoperasikan alat-alat yang sudah

disediakan oleh pihak rumah sakit dengan tujuan mengurangi risiko

cedera baik bagi pasien maupun bagi perawat (Saragih, 2017).

4. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada evaluasi

keperawatan yaitu:

a. Mengdentifikasi sumber bahaya yang mungkin terjadi saat menyusun

evaluasi keperawatan, dapat dilakukan dengan mempertimbangkan

18
kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya baik

pada pasien maupun perawat.

b. Memperhatikan setiap perkembangan atau respon yang ditunjukkan

pasien setelah selesai diberikan tindakan keperawatan (Saragih, 2017).

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Risiko adalah peluang atau kemungkinan bahwa seseorang akan dirugikan

atau mengalami efek kesehatan yang merugikan jika terkena bahaya.

Risiko juga dinyatakan sebagai probabilitas atau kemungkinan

berkembangnya suatu penyakit atau terjadinya cidera (CCOHS, 2020).

Hazard adalah potensi suatu zat, orang, aktivitas atau proses yang dapat

menyebabkan kerugian. Terdapat beberapa bentuk bahaya, contohnya:

bahan kimia, listrik dan pekerjaan yang berada di tempat yang tinggi (Phil

Hughes & Ed Ferrett, 2019).

B. Saran

Saat melakukan proses keperawatan, perawat harus benar-benar

memperhatikan hazard dan resiko yang kemungkinan terjadi. Hal ini

bertujuan untuk mencegah dan menghindari terjadinya kecelakaan kerja,

seperti terinfeksi penyakit, mendapatkan kekerasan fisik/verbal saat

mengkaji pasien, dan mendapatkan informasi yang tidak sesuai dari

pasien. Salah satu cara untuk menghindari dan mencegah terjadinya

kecelakaan kerja, maka disarankan untuk menggunakan APD yang sesuai.

20
DAFTAR PUSTAKA

CCOHS. (2020). Hazard and Risk. Implementing an Occupational Health and

Safety (OH&S) Program Job Safety Analysis Made Simple.

https://www.ccohs.ca/oshanswers/hsprograms/hazard_risk.html

Collins E., Andrew, Samantha John, B. M. & J. J. (2015). HAZARDS, RISKS,

AND DISASTERS IN SOCIETY (S. F. John (ed.)). Elsevier.

https://www.google.co.id/books/edition/Hazards_Risks_and_Disast

ers_in_Society/GlxzAwAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=risk+and+hazar

d&printsec=frontcover

Fitrah, M. (2021). Analisis Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (ARK3)

(Wijayantono (ed.); 1st ed.). AZKIA Publishing.

https://www.google.co.id/books/edition/ANALISIS_RISIKO_KESEL

AMATAN_DAN_KESEHATA/digqEAAAQBAJ?

hl=en&gbpv=1&dq=defi

nisi+risiko+dalam+K3&pg=PA3&printsec=frontcover

Mandias, R.J, dkk. (2021). Keselamatan Pasien dan Keselamatan Kesehan Kerja

dalam Keperawatan. Yayasan Kita Menulis.

https://www.google.co.id/books/edition/Keselamatan_Pasien_dan_

Keselamatan_Keseh/RKFOEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=prayitno

+dkk+2017+tentang+kesalahan+saat+merencanakan+pengkajian&p

g=PA107&printsec=frontcover

21
Phil Hughes & Ed Ferrett. (2019). Introduction to Health and Safety at Work

(Fourth). NEBOSH.

https://www.google.co.id/books/edition/Introduction_to_Health_a

nd_Safety_at_Wor/YhIKT43FNRAC?hl=en&gbpv=1&dq=definition+o

f+hazard+in+health+and+safety&pg=PA2&printsec=frontcover

Saragih, S. L. N. (2017). Resiko Dan Hazard Dalam Perencanaan Asuhan

Keperawatan. Resiko Dan Hazard Dalam Perencanaan Asuhan

Keperawatan.

Vaismemadi, M., Tella, S., Logan, P. A., Khakurel, J., & Vizcaya-Moreno, F.

(2020). Nurses' adherence to patient safety principles: A systematic

review. International Journal of Environmental Research and Public

Health, 17(6), 1-15. https://doi.org/10.3390/ijerph17062028

Dr. Candrianto, S.T., M,Pd. (2021). Jenis-Jenis Hazard K3. Yogyakarta. CV

Bitang Semesta Media.

22

Anda mungkin juga menyukai