Anda di halaman 1dari 8

UPAYA MENCEGAH HAZARD PSIKOSOSIAL DALAM ASUHAN

KEPERAWATAN
Adelia Sabrina
adeliasabrinaa20@gmail.com

LATAR BELAKANG
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya perlindungan yang ditujukan
kepada semua potensi yang dapat menimbulkan bahaya, agar tenaga kerja dan orang lain yang
ada di tenpat kerja selalu dalam keadaan sehat dan selamat. Potensi-potensi yang dapat
menimbulkan bahaya dapat berasak dari mesin, lingkungan kerja, sifat pekerjaan, cara kerja dan
proses produksi. K3 melihat hazard dan risk dengan tujuan memanage / mengendalikan hazard
dan risk tersebut untuk meminimalisir terjadinya injury ataupun accident.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu disiplin dengan ruang lingkup
yang luas yang meliputi beberapa bidang khusus. Dalam pengertian yang luas, K3 mengarah
kepada pengendalian hazard dan risk untuk meminimalkan terjadinya injury ataupun accident,
promosi dan pemeliharaan derajat tertinggi dari fisik , mental dan kesejahteraan social pada
pekerja di semua tempat kerja , pencegahan pada para pekerja terhadap efek buruk kesehatan
yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan terhadap para pekerja dalam lingkungan
kerja dari resiko yang berakibat kepada kesehatan yang buruk, adaptasi pekerjaan terhadap
manusia. Keselamatan kerja ini dilaksanakan supaya ada saling kerjasama untuk mencegah
terjadinya kecelakaan, dengan keselamatan kerja tenaga kerja bisa merasa nyaman saat bekerja
pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Kesehatan kerja adalah lapangan kesehatan yang mengurusi masalah-masalah kesehatan


secara menyeluruh bagi masyarakat pekerja. Menyeluruh dalam artiusaha-usaha preventif,
promotif, kuratif, dan rehabilitatif, higine, penyesuaian faktormanusia terhadap pekerjaannya dan
sebagainya. Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadi masalah yang besar bagi
kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materiyang
cukup besar namun kehilangan sumber daya manusia merupakan kerugian yang sangat besar
karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapatdigantikan oleh teknologi
apapun. Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya kerjayang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja. Salah satu hazard atau bahaya yang dapat terjadi dalam
lingkungan pekerjaan adalah psikososial para pekerjanya.

Psikososial adalah hubungan antara kondisi sosial seseorang atau pekerja dengan kesehatan
mental/emosionalnya. Hazard psikososial adalah suatu bentuk bahaya yangdapat mengancam
kesehatan mental para pekerja dan risiko penurunan produktifitas pekerja. Dikarenakan hal
tersebut upaya atau pencegahan pada hazard psikososial yangakan dibahas ini menjadi hal
penting selain melindungi atau mencegah bahaya fisik atauluar lainnya. Dengan demikian untuk
mewujudkan K3 perlu dilaksanakan dengan perencanaan dan pertimbangan yang tepat, dan salah
satu kunci keberhasilannya terletak pada peran serta pekerja sendiri baik sebagai subyek maupun
obyek perlindungan dimaksud dengan memperhatikan banyaknya risiko yang diperoleh.

METODE
Metode yang digunakan yaitu metode literasi yakni menelaah dari berbagai sumber
publikasi ilmiah dan buku cetak. Dari hasil pencarian kemudian diolah dan dianalisis sehingga
menghasilkan sebuah pembahasan dan kesimpulan dari topik yang ditetapkan. Adapun data yang
digunakan pada kajian ini adalah bersumber dari data yang di dapatkan dengan
menggunakan GoogleScholar, scopus, ebook, dan dari beberapa buku keperawatan.

HASIL
Psikososial adalah hubungan antara kondisi sosial seseorang atau pekerja dengan kesehatan
mental/emosionalnya. Hazard psikososial adalah suatu bentuk bahaya yangdapat mengancam
kesehatan mental para pekerja dan risiko penurunan produktifitas pekerja. Dikarenakan hal
tersebut upaya atau pencegahan pada hazard psikososial yang akan dibahas ini menjadi hal
penting selain melindungi atau mencegah bahaya fisik atauluar lainnya. Dengan demikian untuk
mewujudkan K3 perlu dilaksanakan dengan perencanaan dan pertimbangan yang tepat, dan salah
satu kunci keberhasilannya terletak pada peran serta pekerja sendiri baik sebagai subyek maupun
obyek perlindungan dimaksud dengan memperhatikan banyaknya risiko yang diperoleh.
Berikut ini beberapa jenis / kategori hazards dalam industri :

1. Bahaya Fisik : kebisingan, radiasi, pencahayaan, suhu panas, suhu dingin.

2. Bahan Kimia : bahan–bahan berbahaya dan beracun, debu, uap kimia, larutan kimia.

3. Bahaya Biologi : virus, bakteri, jamur.

4. Bahaya Mekanis : permesinan, peralatan.

5. Bahaya Ergonomi : ruang sempit dan terbatas, pengangkutan barang,

mendorong, menarik, pencahayaan tidak memadai, gerakan tubuh terbatas.

6. Bahaya Psikososial : pola gilir kerja, pengorganisasian kerja, long shift, trauma.

7. Bahaya Tingkah Laku : ketidak patuhan terhadap standar, kurang keahlian, tugas baru atau
tidak rutin.

8. Bahaya Lingkungan Sekitar : gelap, permukaan tidak rata, kemiringan, kondisi permukaan
berlumpur dan basah, cuaca, kebakaran.

Keselamatan kerja adalah bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua bentuk
kecelakan di lingkungan kerja, pada dasarnya prosedur. Keselamatan kerja ini dilaksanakan
supaya ada saling kerjasama untuk mencegah terjadinya kecelakaan, dengan keselamatan kerja
tenaga kerja bisa merasa nyaman saat bekerja pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil
dan makmur.

PEMBAHASAN

Salah satu hazard atau bahaya yang dapat terjadi dalam lingkungan pekerjaan adalah
psikososial para pekerjanya. Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadi masalah yang besar
bagikelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materiyang
cukup besar namun kehilangan sumber daya manusia merupakan kerugian yang sangat besar
karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi
apapun. Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya kerjayang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapatdilakukan dengan penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja. Psikososial adalah hubungan antara kondisi sosial seseorang
atau pekerja dengankesehatan mental/emosionalnya. Hazard psikososial adalah suatu bentuk
bahaya yangdapat mengancam kesehatan mental para pekerja dan risiko penurunan produktifitas
pekerja. Dikarenakan hal tersebut upaya atau pencegahan pada hazard psikososial yang akan
dibahas ini menjadi hal penting selain melindungi atau mencegah bahaya fisik atauluar lainnya.
Dengan demikian untuk mewujudkan K3 perlu dilaksanakan dengan perencanaan dan
pertimbangan yang tepat, dan salah satu kunci keberhasilannya terletak pada peran serta pekerja
sendiri baik sebagai subyek maupun obyek perlindungan dimaksud dengan memperhatikan
banyaknya risiko yang diperoleh. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya
perlindunganyang ditujukan kepada semua potensi yang dapat menimbulkan bahaya , agar
tenagakerja dan orang lain yang ada di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan
sehat.Potensi yang dapat menimbulkan bahaya dapat berasal dari mesin, lingkungan kerja,sifat
pekerjaan, cara kerja dan proses produksi. K3 melihat hazard dan risk dengantujuan me-manage/
mengendalikan hazard dan risk tersebut untuk meminimalisasi terjadinya injury atupun accident.

Bahaya psikososial :

 Komunikasi yang buruk dengan atasan maupun dengan rekan kerja


 Jam kerja yang panjang dan tidak adanya rotasi sift kerja
 Aturan perusahan yang tidak jelas
 Beban kerja yang berlebihan
 Kurang lengkapnya peralatan kerja serta sarana dan fasilitas kerja
 Pengawasan kerja yang kurang memadai
 Tidak diikutsertakan dalam pengambilan keputusan
 Perkembangan karir

Tempat kerja merupakan salah satu tempat yang memiliki bahaya kerja yangdapat
menimbulkan dampak bagi kesehatan dan keselamatan pekerja . kesehatan pekerja berfokus pada
dua penyebab : pertama, kesehatan kaitannya dengan pajanan bahay fisik, dan kedua, kesehatan
kerja yang disebabkan bahaya psikososial. Terpapar stressor bahaya psikososial di tempat kerja
terkait dengan sejumlah masalah kesehatan ,termasuk gangguan perilaku dan penyakit lainnya.

Potensi bahaya psikososial (psychosocial hazard) menurut definisidari International Labour


Organization (ILO, 1986) mempunyai pengertian interaksiantara job content, organisasi kerja
dan manajemen, dan keadaan lingkungan serta organisasi dari satu pihak dan kompetensi serta
kebutuhan pekerja di pihak lain.Interaksi itu terbukti mempunyai pengaruh yang berbahaya
terhadap kesehatan perkeja melalui persepsi dan pengalaman pekerja. Terpajan hazard
psikososial dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mentaltidak secara langsung melalui
pengalaman stress. Kesehatan mental yang burukdihubungkan dengan frustasi yang timbul
karena tidak memperoleh kepuasan kerjaatau situasi kerja dimana tuntutan-tuntutan pekerjaan
yang tidak cocok atau tidaksesuai pengetahuan dan keterampilan atau kompetensi perkerja atau
kebutuhanmereka. Aspek dari hazard psikososial sendiri membahas 2 aspek yaitu job content
(beban kerja,desain tugas,jadwal kerja, dan peralatan kerja ) dan job context (hubungan
interpersonal,perkembangan karir serta kebijakan dan pengawasan). Pengembangan karir
merupakan pembangkit stres potensial yang mencakupketidakpastian pekerjaan, promosi
berlebih, dan promosi yang kurang. Kurang baiknya sistem pengembangan karir yang
diharapkan para pekerja dapat menjadisumber hazard psikososial , terutama sekali pada tempat
kerja yang menitikberatkanhubungan antara pengembangan karir dan kemampuan atau
kompensasi dari para pekerja.

Agar dapat memenuhi tuntutan tempat kerja , karyawan atau pekerja membutuhkan
bimbingan, arahan dan bantuan dari atasan atau supervisor . Jika karyawan tidak diberikan
pengawasan yang sesuai dan tepat makan yang akan terjadi adalah kejadian stress kerja pada
karyawan , kegelisahan,depresi , penghargaan diri yang kurang dan meningkatnya gejala
penyakit jantung. Hal lain yaitu pengambilankeputusan terhadap kebijakan yang dibuat harus
melibatkan karyawan karenakaryawan merupakan pelaksana kebijakan tersebut, bila kebijakan
tersebut hanyadibuat pimpinan/ sebelah pihak saja maka dapat menimbulkan gangguan
psikologis dan fisik bagi karyawan yang tidak dapat melaksanakan kebijakan yang dibuat.

Banyak peneliti yang mengobservasi bahwa kondisi kerja tidak hanya menimbulkan
penyakit akibat kerja tetapi juga memegang peranan penting dalam hal kesehatan pekerja.
Awalnya psikologi hanya ditujukan pada hambatan pekerja untuk beradaptasi terhadap aturan
kerja daripada terhadap potensi bahaya dari karakteristik lingkungan kerja yang mungkin
dirasakan pekerja. Tetapi dengan penelitian tentang lingkungan kerja psikososial dan psikologi
kerja fokus pembahasan telah beralih dari perspektif individu ke arah pengaruh dari aspek
lingkungan kerja terhadap kesehatan.

Upaya pegendalian atau pencegahan bahaya resiko, terhadap stress kerja pada karyawan ,
kegelisahan, depresi , penghargaan diri yang kurang sampai meningkatnyagejala penyakit
jantung.

1. Elimination adalah menghilangkan semua faktor risiko dari process kerja yangmenjadi sumber
bahaya.

2. Substitution adalah Mengganti hal-hal yang mempunyai pengaruh berbahayaterhadap psikis


dan fisik pekerja

3. Minimasi adalah Memperkecil kemungkina timbulnya bahaya

4. Engineering Control adalah pendekatan secara teknik misalnya : penilaiankinerja pekerja,

5. Administrative Control adalah pengawasan terhadap keputusan atau peraturan- peraturan yang
telah disepakati bersama.

6. Supervisi atau bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pekerja sehinggafaktor resiko


timbulnya bahaya dapat dikurangi

7. PPE atau APD : Sebagai pelindung antara pekerja dan hal-hal pencetus bahaya dengan
pemahaman pekerja yang baik dan pendekatan diri terhadap lingkungan dan tuhannya.

Potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis ketenaga
kerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti: penempatan tenaga kerja
yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya,
sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga
kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh,
serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja.
Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.
PENUTUP

Hazard atau bahaya adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan kerugian. Dengan
melaksanakan K3 akan terwujud perlindungan terhadap tenagakerja dari risiko kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi padawaktu melakukan pekerjaan di tempat kerja.
Dengan dilaksanakannya perlindungan diharapkan akan tercipta tempat kerja yang
aman,nyaman,sehat dan tenaga kerjayang produktif, sehingga akan meningkatkan produktivitas
kerja dan produktivitas perusahaan .K3 sangat besar peranannya dalam upaya meningkatkan
produktivitas perusahaan, terutama dapat mencegah korban manusia. Pengenalan potensi bahaya
di tempat kerja merupakan dasar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta
dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam rangka pencegahan
penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi. Potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh
kondisi aspek-aspek psikologis ketenaga kerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan
perhatian seperti: penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian,
motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak
sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat
kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan
tidak serasi dalam organisasi kerja.

REFERENSI

Alligood, M.R. (2014). Nursing theorist and Work. Eight Edition. New York: Elsevier, Inc

Bandji, (2012). Comparison and Contrast of Orem's Self Care Theory and Roy's Adaptation

Model . Nursing Jurnal Vol 1. The Aga Khan University, School of Nursing and

Midwifery
Emilia Puspita. (2015). Gambaran Masalah Keperawatan Psikososial di Ruang Gayatri RS

Marzuki Mahdi Bogor. Jurnal Keperawatan Jiwa. 162-167

Fathi, A., & Simamora, R. H. (2019, March). Investigating nurses’ coping strategies in their

workplace as an indicator of quality of nurses’ life in Indonesia: a preliminary study. In

IOP conference series: Earth and Environmental science (Vol. 248, No. 1, p. 012031).

IOP Publishing

Mary A., Melanie Mcewen.(2019). Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keluarga.

Singapore : Elsevier

Meleis, A. I. (2012). Theoritical Nursing Developmental & Progress. Fifth Edition. Philadelphia:

Lippincott Williams & Wilkins.

Muhith, Abdul. (2015). Teori Aplikasi Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Baru

Press

Ned J. Presnall, D.A. Patterson Silver Wolf, etc. 2019. A comparison of buprenorphine and

psychosocial treatment outcomes in psychosocial and medical settings. Journal of

Substance Abuse Treatment. 4-9. Elsevier

Nurhalimah. KEMENKES RI. (2016). Keperawatan Jiwa. Modul Bahan Ajar Cetak. Jakarta

Simamora, R. H. (2020). Learning of Patient Identification in Patient Safety Programs Through

Clinical Preceptor Models. Medico Legal Update, 20(3), 553-556

Sutejo. (2012). Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa : Gangguan Jiwa dan

Psikososial. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Yusuf, Ah, dkk. (2015). Buku Ajaran Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai