HAZARD PISIKOSOSIAL DAN UPAYA YANG DAPAT DI LAKUKAN
UNTUK MENCEGAH HAZARD PISIKOSOSIAL DI LINGKUNGAN
KERJA Nabila Rahmadhani @rahmadhaninabila2@gmail.com Abstract The work environment is a place where someone does work. One of the hazards that exist in the workplace is psychosocial hazards. Many hazard factors in the work environment can cause health problems and psychosocial factors. Hazards are all sources, situations or activities that have the potential to cause injury (work accidents) or occupational diseases. Psychosocial problems are psychological or psychological problems that arise as a result of social change. Keywords: psychological, social hazard. Efforts to prevent physical social hazards Abstrak Lingkungan kerja merupakan tempat dimana seseorang melakukan pekerjaan. Salah satu bahaya yang ada ditempat kerja adalah bahaya psikososial Banyak faktor bahaya di lingkungan kerja yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan faktor psikososial. Hazard merupakan semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) atau penyakit akibat kerja. Masalah psikososial merupakan masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial. Kata kunci: hazard pisikososial. Upaya mencegah hazard pisikososial Latar Belakang yang akan memengaruhi pegawai baik Menurut International Labour secara langsung maupun tidak langsung Organization (ILO) kesehatan keselamatan Masalah keselamatan dan kesehatan kerja atau Occupational Safety and Health kerja merupakan salah satu masalah dunia. adalah meningkatan dan memelihara derajat Menurut Joint ILO/ WHO Committee on tertinggi semua pekerja baik secara fisik, Ocupational Health (2013). Kesehatan kerja mental, dan kesejahteraan sosial di semua bertujuan untuk promosi dan pemeliharaan jenis pekerjaan, mencegah terjadinya tingkat tertinggi kesehatan fisik, mental dan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh sosial dari pekerjaan dalam berbagai jenis pekerjaan, melindungi pekerja pada setiap pekerjaan, mencegah penyakit yang pekerjaan dari risiko yang timbul dari diakibatkan dari kondisi pekerjaan mereka faktor-faktor yang dapat mengganggu ditempat kerja dari risiko yang diakibatkan kesehatan, menempatkan dan memelihara faktor-faktor yang mengganggu kesehatan; pekerja di lingkungan kerja yang sesuai menempatkan dan memelihara lingkungan dengan kondisi fisologis dan psikologis pekerjaan pekerja baik kemampuan pekerja dan untuk menciptakan kesesuaian fisiologis maupun psikologis pekerja dan antara pekerjaan dengan pekerja dan setiap menerapkannya kepada pekerja disetiap orang dengan tugasnya. pekerjaannnya. Dari uraian mengenai definisi di atas, Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 dapat dirumuskan tujuan K3. Tujuan sebagai suatu program didasari pendekatan utama pelaksanaan K3 ada dua. Pertama, ilmiah dalam upaya mencegah atau menciptakan lingkungan kerja yang selamat memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan dengan melakukan penilaian secara risiko (risk) terjadinya penyakit dan kualitatif dan kuantitatif. Kedua, kecelakaan, maupun kerugian-kerugian menciptakan kondisi yang sehat bagi lainya yang mungkin terjadi. Jadi dapat karyawan, keluarga dan masyarakat dikatakan bahwa Keselamatan dan sekitarnya melalui upaya promotif, Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan preventif, kuratif dan rehabilitatif ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi Lingkungan adalah keseluruhan atau bahaya dan risiko kesehatan dan aspek dari gejala fisik dan sosial kultural keselamatan yang mungkin terjadi.( Rijanto, yang mempengaruhi individu. Kerja adalah 2010 ). Keselamatan pasien adalah bebas aktifitas manusia baik fisik maupun mental dari cideran fisik dan psikologis yang yang didasarkan pada bawaan dan menjamin keselamatan pasien, melalui mempunyai tujuan untuk mendapatkan penetapan system operasional, meminilisasi kepuasan (As’ad, 1998). Lingkungan kerja terjadinya kesalahan, mengurangi rasa tidak menurut Sedarmayanti (2011) adalah semua aman pasien dalam sistem perawatan keadaan yang terdapat disekitar tempat keja kesehatan dan meningkatkan pelayanan yang optimal (canadian nursing association, 2004) International council nurse (2002) buku bacaan, jurnal, tesis maupun ebook mengatakan bahwa keselamtan pasien yang berhubunga dengan hazard pisikososial merupakan hal mendasar dalam mutu dan upaya yang dapat dilakukan untuk pelayanan keperawatan. mencegah terjadinya hazard pisikososial Salah satu bahaya yang ada ditempat agar kasus terjadinya hazard pisikososial di kerja adalah bahaya psikososial. Bahaya indonesia dapat di tanggulangi dengan baik psikososial dapat menyebabkan stres pada dan menjadikan kasus hazard pisikososial pekerja, hal ini dapat disebabkan oleh sebagai kasus yang sangat jarang terjadi di akumulasi stressor pada situasi kerja di lingkungan kerja terutama di rumah sakit. tempat kerja. Misalnya, tuntutan pekerjaan Kajian ini juga merupakan kajian dapat memicu timbulnya stres di tempat bebas dimana adalah kajian ini bersifat kerja. Menurut Randall R. Ross (1994), bebas di mana kajian ini melakukan disebutkan bahwa stres kerja terjadi akibat pengkajian dengan melakukan perbandingan adanya interaksi antara kondisi kerja dengan anatar artikel-artikel yang telah di dapat kan karakteristik pekerja dimana tuntutan yang berhubungan dengan hazard pekerjaan melebihi kemampuan para pisikososial dan setelah melakukan pekerja. Hasil penelitian yang dilakukan perbandingan hasil dari perbandingan oleh Wayne L. Chappelle (2014) tersebut lalu di muat di dalam kajian ini menyebutkan bahwa stres kerja disebabkan secara berurutan dan beraturan. Sehingga karena upah rendah, tugas-tugas tambahan, kajian ini dapat di terima dan dapat sistem shift kerja, dan jam kerja yang menghasilkan kajian yang baik sehingga panjang. dapat di manfaatkan untuk banyak kalangan. Menurut Myers, 2012 mengatakan Hasil bahwa penerapan patient safety sangat Hasil dari metode ini adalah tergantung dari pengetahuan petugas Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan kesehatan. Apabila petugas menerapkan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya patient safety didasari oleh pengetahuan untuk menciptakan tempat kerja yang aman, yang memadai, maka penerapan patient sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, safety oleh petugas tersebut akan bersif sehingga dapat mengurangi dan bebas dari langgeng (long lasting). kecelakaan kerja danp enyakit akibat kerja Metode yang pada akhirnya dapat meningkatkan Metode yang di gunakan pengkaji efisiensi dan produktivitas kerja. dalam melakukan penulisan kajian ini adalah Tetapi pada penerapannya dengan melakukukan pengkajian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menggunakan metode literature review. masih sering sekali tidak dengan baik di Denga metode literature review penulis lakukan terbukti dari banyak tenaga mengumpulkan sumber berdasarkan dari kesehatan yang masih menderita hazard berbagai sumber bacaan yang ada berupa, pisikososial di lingkungan kerjanya sehingga dapat menghambat tenaga kesehatan dalam menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) atau melakukan tugas terbauk yang bisa penyakit akibat kerja. Risiko dapat dibertikan tenaga kesehatan kepada pasien. didefinisikan sebagai suatu kombinasi dari Oleh karena itu pemahaman tenaga kemungkinan terjadinya peristiwa yang kesehatan dalam pencegahan terjadinya berhubungan dengan cidera parah atau sakit hazard pisikososial ini harus lebih di akibat kerja dan terpaparnya seseorang atau tingkatkan agar perawat bisa menghindari alat pada suatu bahaya. Bahaya psikososial terjadinta hazard pisiskososial tersebut. kerja dapat didefinisikan sebagai aspek- Untuk itu perawat harus tau apa saja aspek dari desain kerja, organisasi kerja dan faktor-faktor yang dapat menimbulkan manajemen kerja, serta segala aspek yang hazard pisikososial seperti Penempatan berhubungan dengan lingkungan sosial kerja tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, yang berpotensi dapat menyebabkan minat, kepribadian, motivasi, temperamen gangguan pada psikologi dan fisik-fisiologi atau pendidikannya,sistem seleksi dan pekerja ( Cox dan Griffiths,2002) dalam klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, Research on Work-Related Stress 2002. kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam Masalah psikososial merupakan melakukan pekerjaannya sebagai akibat masalah psikis atau kejiwaan yang timbul kurangnya latihan kerja yang diperoleh, dan sebagai akibat terjadinya perubahan sosial. hubungan antara individu yang tidak Oleh karena itu, masalah atau bahaya harmoni dan tidak serasi dalam organisasi psikososial dapat terjadi sebagai akibat atau kerja. Untuk itu perawat di harapkan dapat dampak negatif dari adanya proses interaksi menganalisa kesadaran diri agar dapat sosial seseorang yang buruk. Resiko kerja mengerti dengan perasaan dan masalah diri dan gangguan kesehatan tersebut dapat sendiri di trmpat kerja. merugikan para pekerja, yang dapat Kecelakaan kerja dapat dicegah bila mengakibatkan pekerja meninggal, diketahui penyebabnya. Penyebab keracunan, cacat dan mengidap penyakit kecelakaan kerja dapat dijelaskan melalui kronis sehingga tidak mampu lagi untuk beberapa teori. Teori kecelakaan kerja yang bekerja. Untuk meminimalisasi terjadinya pertama adalah Teori Domino yang penyakit akibat kerja, maka perlu dilakukan dikemukakan oleh Heirich, dan kedua identifikasi bahaya, dimana penyakit akibat adalah modifikasi teori domino yang kerja bisa disebabkan oleh perilaku pekerja dikemukakan oleh Frank E Bird dari dan kondisi tempat kerja yang kurang baik. International Loss Control Institute, yang Tekanan fisik/ fisiologi, adalah nantinya akan dikenal sebagai dasar disebabkan oleh cidera atau sakit, kelelahan manajemen K3. karena beban kerja dan durasi kerja panjang, Pembahasan kelelahan karean tidak cukup istirahat, Hazard merupakan semua sumber, terpajan bahaya terhadap kesehatan, terpajan situasi ataupun aktivitas yang berpotensi temperatur ekstrim, kurang oksigen, tekanan atmosfer yang bervariasi, gerakan-gerakan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya yang terpaksa, asupan gula darah kurang, sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang penggunaan obat-obatan. Tekanan psikis, diperoleh 4. Hubungan antara individu yang disebabkan oleh beban emosi tidak harmoni dan tidak serasi dalam berat,kelelahan mental, pengambilan organisasi kerja. 5. Pentingnya mempelajari keputusan yang ekstrim, rutinitas, monoton, Bahaya Psychosocial dan Stress Kerja kewaspadaan yang luar biasa, karyawan adalah agar produktivitas kerja dapat tetap dengan tuntutan konsentrasi, aktivitas yang terjaga tidak berarti, arahan yang membingungkan, Bahaya psikososial ini secara memiliki masalah di luar pekerjaan, frustasi. langsung atau tidak akan berpengaruh Faktor ini sebagai akibat organisasi terhadap konflik fisik dan karyawan sehari- kerja (tipe kepemimpinan, hubungan hari, jika seorang karyawan tidak dapat kerjakomunikasi, keamanan), tipe kerja mengatasi beban bahaya ini dengan baik (monoton, berulang-ulang, kerja berlebihan, maka karyawan tersebut akan jatuh dalam kerja kurang, kerja shift, dan terpencil). kondisi bosan, jenuh, stress dan akan Manifestasinya berupa stress.Beberapa mengalami gangguan serta keluhan penyakit contoh faktor psikososial yang dapat serta menurunkan produktivitas kerja menyebabkan stress antara lain: 1) keryawan. Gejala stress : 1. Kepuasan kerja Pelayanan kesehatan sering kali bersifat rendah 2. Kinerja yang menurun 3. emergency dan menyangkut hidup mati Semangat dan energi menjadi hilang 4. seseorang. Untuk itu pekerja di laboratorium Komunikasi tidak lancer 5. Pengambilan kesehatan di tuntut untuk memberikan keputusan jelek 6. Kreatifitas dan inovasi pelayanan yang tepat dan cepat disertai kurang 7. Bergulat pada tugas-tugas yang dengan kewibawaan dan keramahan- tidak produktif. 8. Pengelolaan stress dapat tamahan 2) Pekerjaan pada unit-unit tertentu dilakukan melalui 9. pendekatan individu yang sangat monoton. 3) Hubungan kerja dan organisasi. yang kurang serasi antara pimpinan dan Gangguan emosional yang timbul : bawahan atau sesama teman kerja. 1. Cemas 2. Gelisah 3. Gangguan Bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi kepribadian 4. Penyimpangan seksual 5. bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh Ketagihan alkohol dan psikotropika, Faktor kondisi aspekaspek psikologis risiko psikologis dalam kecelakaan adalah ketenagakerjaan yang kurang baik atau potensi pikiran, perasaan, dan perilaku yang kurang mendapatkan perhatian seperti: 1. mungkin terjadi sebagai akibat dari peristiwa Penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai Menurut French dkk. (1974) dalam dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, Cox dkk. (2000), beban kerja dapat dibagi temperamen atau pendidikannya. 2. Sistem dua, yakni beban kerja secara kualitatif seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang dan beban kerja secara kuantitatif. Beban tidak sesuai 3. Kurangnya keterampilan kerja kuantitatif dilihat berdasarkan tingkat kesulitan yang dihadapi pekerja serangan dan perilaku tidak baik dari pasien. dalam menyelesaikan pekerjaannya, Dari Undang-undang No. 1 Tahun 1970 sedangkan beban kerja kualitatif tentang Keselamatan Kerja BAB III syarat- berdasarkan banyaknya tugas yang harus syarat keselamatan kerja pasal 3, dan diselesaikan pekerja. Beban kerja cenderung Kepmenkes RI Nomor memiliki beban kerja secara kualitatif, hal 432/MENKES/SK/IV/2007 tentang ini dapat dilihat dari tuntutan waktu pedoman manajemen kesehatan dan pekerjaan untuk melakukan pekerjaan keselamatan kerja (K3) di Rumah Sakit dengan cepat dan tambahan waktu kerja bahwa dalam kegiatan rumah sakit atau lembur kerja yang hampir terjadi berpotensi menimbulkan bahaya fisik, setiap hari, serta adanya beban kerja kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial, secara kuantitatif juga dirasakan oleh yang dapat membahayakan kesehatan dan pekerja seperti tingka kesulitan yang keselamatan baik terhadap pekerja, pasien, dihadapi pekerja dalam menyelesaikan pengunjung maupun masyarakat di rumah pekerjaannya. sakit. Kondisi faktor hubungan Kesimpulan interpersonal dan kepemimpinan yang buruk Faktor psikososial lingkungan kerja dapat berdampak pada beberapa masalaah yang ditimbulkan dapat mempengaruhi kesehatan. Beberapa hasil penelitian emosi seseorang antara lain nada suara menunjukkan bahwa kondisi dukungan menjadi tinggi atau keras seperti orang sosial yang rendah dapat berpengaruh berteriak atau marah-marah saat berbicara terhadap peningkatan risiko masalah dengan orang lain, mudah merasa jengkel kesehatan seperti stres, gangguan atau merasakan perasaan tidak senang dan kardiovaskuler, penyakit jantung koroner, sulit tidur lelap atau gangguan tidur hal ini gangguan mental yang umum, depresi, disebabkan karena kondisi lingkungan kerja serta sakit leher. Untuk menjaga kualitas yang bising. Sedangkan suhu panas dan iklim sosial di tempat kerja biasanya debu dapat menimbulkan efek cepat merasa didukung oleh adanya dukungan sosial dari lelah atau letih. rekan kerja melalui beberapa pertemuan dan Kecelakaan kerja dapat dicegah bila kebersamaan yang menyenangkan diketahui penyebabnya. Penyebab (Eurofound, 2012) kecelakaan kerja dapat dijelaskan melalui Potensi bahaya psikososial yang beberapa teori. Teori kecelakaan kerja yang teridentifikasi yaitu dinas malam yang pertama adalah Teori Domino yang melebihi 8 jam, mengani pasien halusinasi, dikemukakan oleh Heirich, dan kedua menangani pasien yang defisit perawatan adalah modifikasi teori domino yang diri, melakukan terapi bermain/TAK. Dapat dikemukakan oleh Frank E Bird dari terjadi resiko stress, rasa takut berlebih, International Loss Control Institute, yang emosi, terpukul, tercakar, panik, mendapat nantinya akan dikenal sebagai dasar Pada Karyawan Pabrik SSP PT.X. manajemen K3. Jurnal PsikologI, 11(1). 95-106. Daftar Pustaka Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. (2014). Andarini,Desheila.dkk. (2019). Identifikasi Yogyakarta: TIM K3 FT UNY Bahaya Psikososial Pada Buruh Myers, S.A. (2012). Patient safety and Wanita Di Pabrik Karet. Jurnal hospital accreditation : a model for Kesehatan, 1. 61-67 ensuring success. New York : Daniah. Rizki Zulfikri Fauz. (2016). Springer Publishing Company Hubungan Gejala Stres Kerja Simamora, R. H. (2020). Learning of Patient Dengan Bahaya Pisikososial Pada Identification in Patient Safety Pekerja PengumpulTol Cabang Programs Through Clinical Preceptor Jagorawi Di PT. JASA MARGA Models. Medico Legal (PERSERO) TBK Tahun 2016. Update, 20(3), 553-556. Jurnal Ilmu Kesehatan, 8(2). 25-29. Sriningsih, N. & Marlina, E. (2020). Eurofound. (2012). Health and Well-being Pengetahuan Penerapan Keselamatan at Work: A Report Based on the Pasien (Patient Safety) Pada Petugas Fifth European Working Conditions Kesehatan. Jurnal Kesehatan, 9(1). Survey. Dublin. Sujoso, Anita Dewi Prahastuti. (2012). Fathi, A., & Simamora, R. H. (2019, Dasar-dasar Keselamatan dan March). Investigating nurses’ coping Kesehatan Kerja. Jember: Jember strategies in their workplace as an University Press indicator of quality of nurses’ life in Indonesia: a preliminary study. In IOP conference series: Earth and Environmental science (Vol. 248, No. 1, p. 012031). IOP Publishing. Harrianto, R. (2012). Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Indragiri, S., & Yuttya, T. (2018). Manajemen Resiko K3 Menggunakan Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC). Jurnal Kesehatan, 9(1). 39-52. Kemala. Aliva. (2018). Faktor Pisikososial Lingkungan Kerja (Studi Kasus)