Dosen Pengampu :
Disususn Oleh :
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan judul
“Resiko dan Hazard dalam implementasi asuhan keperawatan.
Segala kemampuan dan daya upaya telah kami usahakan semaksimal mungkin,namun
kami menyadari bahwa kami selaku penulisan makalah ini masih jauh darikesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifatmembangun dari para
pembaca. Penulis berharap semoga hasil makalah ini memberikanmanfaat bagi kita semua,
Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan istilah yang sudah sangat familiar
di setiap bidang kerja, baik rumah sakit, industri, ataupun perkantoran. Setiap pekerjaan pasti
memiliki tingkat risiko masing-masing tergantung kesulitan dari pekerjaan tersebut.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman,
aman, dan diharapkan mampu mendukung dalam mencapai produktivitas setinggi-tingginya.
Upaya K3 diharapkan dapat mencegah dan mengurangi risiko akibat terjadinya hambatan
ataupun kecelakaan dari suatu pekerjaan.
Menurut dr. ir. Soemarno pengertian risiko adalah suatu kondisi yang timbul karena
adanya ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi yang tidak menguntungkan yang mungkin
terjadi. Sedangkan pengertian risiko menurut KBBI adalah segala kemungkinan terjadinya
peristiwa yang dapat merugikan perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa risiko adalah suatu
keadaan di mana terdapat unsur ketidakpastian dan unsur bahaya, akibat atau konsekuensi
dari suatu proses yang sedang berlangsung maupun kejadian yang akan datang.
Hazard atau yang lebih dikenal dengan bahaya adalah sumber, situasi, atau tindakan
yang berpotensi mencederai manusia atau sakit penyakit atau kombinasi dari semuanya
(Puspitasari, 2010). Berdasarkan Kurniawan (2008), mengatakan bahwa hazard adalah
faktorfaktor intrinsik yang melekat pada sesuatu berupa barang atau kondisi dan mempunyai
potensi menimbulkan efek kesehatan maupun keselamatan pekerja serta lingkungan yang
memberikan dampak buruk.
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat disimpulkan adalah sebagai
berikut:
5. Bagaimana upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada tahap
implementasi asuhan keperawatan?
1.3 Tujuan
Bertitik tolak dari rumusan masalah diatas, rumusan tujuan yang dapat kami simpulkan
adalah sebagai berikut:
PEMBAHASAN
Dalam melakukan pekerjaan perlu dipertimbangkan berbagai potensi bahaya serta resiko
yang bisa terjadi akibat sistem kerja atau cara kerja, penggunaan mesin, alat dan bahan serta
lingkungan disamping faktor manusianya.
Istilah hazard atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk
mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh tenaga
kerja atau instansi. Sedang kemungkinan potensi bahaya menjadi manifest, sering disebut
resiko. Baik “hazard” maupun “resiko” tidak selamanya menjadi bahaya, asalkan upaya
pengendaliannya dilaksanakan dengan baik. Ditempat kerja, kesehatan dan kinerja seseorang
pekerja sangat dipengaruhi oleh (effendi, Ferry. 2009: 233):
Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan pekerja yang
sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan. Beban kerja yang terlalu berat atau
kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita
gangguan atau penyakit akibat kerja.
Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran jasmani,
ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya. Kapasitas kerja yang baik seperti status
kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar
seorang pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Kondisi atau tingkat kesehatan
pekerja sebagai modal awal seseorang untuk melakukan pekerjaan harus pula mendapat
perhatian. Kondisi awal seseorang untuk bekerja dapat dipengaruhi oleh kondisi tempat kerja,
gizi kerja, dll.
Lingkungan Kerja sebagai beban tambahan, baik berupa faktor fisik, kimia, biologik,
ergonomik, maupun aspek psikososial. Kondisi lingkungan kerja (misalnya, panas, bising,
berdebu, zat-zat kimia, dll) dapat menjadi beban tambahan terhadap pekerja. Beban-beban
tambahan tersebut secara sendiri atau bersama-sama dapat menimbulkan gangguan atau
penyakit akibat kerja.
Kapasitas, beban, dan lingkungan kerja merupakan tiga komponen utama dalam kesehatan
kerja, dimana hubungan interaktif dan serasi antara ketiga komponen tersebut akan
menghasilkan kerja yang baik dan optimal (effendi, Ferry. 2009: 233).
Gangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan oleh faktor yang berhubungan dengan
pekerjaan maupun yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa status kesehatan masyarakat pekerja dipengaruhi tidak hanya oleh bahaya
kesehatan di tempat kerja dan lingkungan kerja tetapi juga oleh faktor-faktor pelayanan
kesehata kerja, perilaku kerja, serta faktor lainnya (effendi, Ferry. 2009: 233)
Berdasarkan National Safety Council mengatakan bahwa hazard adalah faktor faktor intrinsik
yang melekat pada sesuatu berupa barang atau kondisi dan mempunyai potensi menimbulkan
efek kesehatan maupun keselamatan pekerja serta lingkungan yang memberikan dampak
buruk. Sedangkan menurut Miles Nedved hazard adalah suatu aktivitas atau sifat alamiah
yang berpotensi menimbulkan kerusakan. Pengertian berdasarkan Frank Bird Jr, hazard
adalah suatu kondisi atau tindakan yang dapat berpotensial menimbulkan kecelakaan dan
kerugian (AS/NZS, 1999).
Hazard adalah sesuatu yang menimbulkan kerugian, kerugian ini meliputi pada gangguan
kesehatan dan cidera, hilangnya waktu kerja, kerusakan pada property, area atau tempat kerja,
produk atau lingkungan, kerugian pada proses produksi ataupun kerusakan – kerusakan
lainnya. Firence (1978) mendefinisikan hazard sebagai suatu material atau kondisi yang
berpotensi ditempat kerja dimana dengan atau tanpa interaksi dengan variabel lain dapat
menyebabkan kematian, cedera, atau kerugian lain.
Komponen Bahaya :
1. Karakteristik material.
2. Bentuk material.
Berdasarkan karakteristik dampak yang diakibatkan oleh suatu jenis bahaya maka jenis
bahaya dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu bahaya kesehatan kerja dan bahaya keselamatan
kerja. Bahaya kesehatan kerja dapat berupa bahaya fisisk, kimia, biologi dan bahaya
berkaitan dengan ergonomi, berdampak kepada kesehatan dan kenyamanan kerja, misalnya
penyakit akibat kerja. Sedangkan, bahaya keselamatan (safety hazard) fokus pada
keselamatan manusia yang terlibat dalam proses, peralatan, dan teknologi. Dampak safety
hazard bersifat akut, konsekuensi tinggi, dan probabilitas untuk terjadi rendah.
Bahaya keselamatan (Safety hazard) dapat menimbulkan dampak cidera, kebakaran, dan
segala kondisi yang dapat menyebabkan kecelakaan di tempat kerja. Biasanya efek dari
bahaya keselamatan dapat langsung terlihat pada saat terjadi.
1. Mechanical Hazard, bahaya yang terdapat pada benda atau proses yang bergerak yang
dapat menimbulkan dampak, seperti tertusuk, terpotong, terjepit, tergores, terbentur, dan lain-
lain.
3. Chemical Hazard, bahaya bahan kimia baik dalam bentuk gas, cair, dan padat yang
4.Pengendalian Hazard
Hazard atau bahaya dapat dihindari ataupun dampak dari hazard tersebut dapat diminimalkan.
Menurut PERMENAKER No. 05/MEN/1996, pengendalian risiko kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dilakukan dengan berbagai macam metode, yaitu:
1. Pengendalian teknis atau rekayasa yang meliputi eliminasi, subtitusi, isolasi, ventilasi,
higiene, dan sanitasi (engineering control).
3. Pembangunan kesadaran dan motivasi yang meliputi sistem bonus, insentif, penghargaan,
dan motivasi diri.
4. Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan dan etiologi.
5. Penegakan hukum.
7. Alat Pelindung Diri (APD) adalah pilihan terakhir yang dapat dilakukan untuk mencegah
paparan bahaya pada pekerja. Penggunaan APD ini disarankan hanya digunakan bersamaan
dengan penggunaan alat pengendali lainnya. Dengan demikian perlindungan keamanan dan
kesehatan personel akan lebih efektif.
5. Risiko
Kata risiko (Risk) berasal dari bahasa Arab yaitu Rizk yang berarti pemberian. Menurut
kamus Webster, risiko adalah kemungkinan timbulnya kerugian cedera, keadaan yang
merugikan atau perusakan (Risk is Possibility of loss, injury,disadventage or destruction).
MenurutInternational Labour Organization (ILO), risiko adalah kemungkinan adanya
peristiwa atau kecelakaan yang tidak diharapkan dan dapat terjadi dalam waktu dan keadaan
tertentu.
Sumber lain menyatakan bahwa risiko adalah adalah ukuran kemungkinan kerugian yang
timbul dari sumber bahaya (hazard) tertentu yang terjadi, dengan kata lain risiko adalah
probabilitas kerusakan atau kerugian dari hazard yang melekat pada spesifik individu atau
kelompok yang terpapar oleh hazard tersebut. Risiko merupakan akumulasi dari potensi
hazard, konsekuensi yang diakibatkannya, durasi pemaparan dan probabilitas yang
ditimbulkannya. Risiko merupakan gambaran kuantitatif dari kemungkinan kerugian yang
mempertimbangkan kemungkinan suatu hazard yang akan mengakibatkan suatu peristiwa
tersebut (DOE, USA, 1996). Menurut Kolluru (1996) ada 5 macam tipe risiko, yaitu :
* Risiko Keselamatan
Risiko keselamatan memiliki probabilitas rendah, tingkat paparan dan konsekuensi tinggi,
bersifat akut, dan jika terjadi kontak akan langsung terlihat efeknya. Penyebab risiko
keselamatan lebih dapat diketahui serta lebih berfokus pada keselamatan manusia dan
pencegahan kecelakaan di tempat kerja.
* Risiko Kesehatan
Risiko kesehatan memiliki probabilitas tinggi, tingkat paparan dan konsekuensi rendah, dan
bersifat kronis. Penyebab risiko kesehatan sulit diketahui serta lebih berfokus pada kesehatan
manusia.
Risiko lingkungan dan ekologi melibatkan interaksi yang beragam antara populasi,
komunitas. Fokus risiko lingkungan dan ekologi lebih kepada dampak yang ditimbulkan
terhadap habitat dan ekosistem yang jauh dari sumber risiko.
* Risiko Finansial
Risiko finansial memiliki risiko jangka panjang dan jangka pendek dari kerugian properti
terkait dengan perhitungan asuransi dan pengembalian asuransi. Fokus risiko finansial lebih
kepada kemudahan pengoperasian dan aspek keuangan.
Menurut AS/NZS 4360 : 2004 manajemen risiko adalah suatu kumpulan dari berbagai
tahapan kegiatan yang bertujuan untuk mengelola risiko – risiko keselamatan dan kesehatan
dalam suatu aktivitas kegiatan.
8. Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan akuntabilitas, kepercayaan, dan governance.
Menetapkan tujuan, kebijakan, strategi penerapan, metode atau cara pelaksanaan manajemen
risiko, serta pencapaian yang ditargetkan oleh perusahaan.
* Identifikasi risiko
Melakukan identifikasi terhadap risiko yang akan dikelola, mencari tahu jenis hazard apa saja
yang mungkin menimbulkan risiko, bagaimana dan mengapa risiko tersebut muncul.
* Analisis risiko
Melakukan estimasi risiko dengan mengkombinasikan faktor probabilitas atau likelihood dan
konsekuensi, dengan mempertimbangkan upaya pengendalian risiko yang telah dilakukan.
* Evaluasi risiko
Membandingkan tingkat risiko yang didapat dalam proses analisis risiko dengan kriteria
evaluasi yang digunakan, menentukan apakah suatu risiko dapat diterima atau tidak.
* Pengendalian risiko
Melakukan penanganan atau pengendalian terhadap risiko, terutama risiko dengan tingkat
tinggi dengan mempertimbangkan aspek efektifitas dan efisiensi
* Monitoring dan review
Melakukan pemantauan dan pengkajian utama terhadap tingkat risiko, serta efektifitas
program, penanganan risiko yang telah dilakukan agar selanjutnya dapat ditentukan tindakan
koreksi dan perbaikan yang perlu dilakukan.
Melakukan komunikasi dua arah antara pihak manajemen dan pekerja untuk mendapatkan
masukan mengenai implementasi pengelolaan risiko di tempat kerja guna perbaikan system
pengelolaan risiko tersebut.
Secara umum, tujuan keperawatan kesehatan kerja adalah menciptakan tenaga kerja yang
sehat dan produktif. Tujuan hyperkes dapat diperinci sebagai berikut (Rachman. 1990):
Agar tenaga kerja dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu dalam keadaan
sehat dan selamat
Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya hambatan.
Fungsi dan tugas perawat dalam usaha keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah sebagai
berikut (Effendy, Nasrul. 1998):
1. Fungsi perawat
11. Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawatan di rumah kepada
2.5 Upaya Mencegah Dan Meminimalkan Risiko Dan Hazard Pada Tahap
Implementasi Asuhan Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih
baik yang menggambarkan kreteria hasil yang di harapkan (Gordon, 1994, dalam potter dan
perry, 1997 )
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan, penyakit, pemulihan kesehatan dan
memfasilitasi koping.
2. Konseling
3. memberikan asuhan keperawatan langsung.
5. Teknik tepat dalam memberikan perawatan dan menyiapkan klien utnuk prosedur.
6. Mencapai tujuan perawatan mengawasi dan menggevaluasi kerja dari anggota staf lain.
1. Upaya pencegahan keccelakaan kerja melalui pengendalian bahaya yang di tempat kerja
yaitu dengan pemantauan dan pengendalian kondisi tidak aman di tempat kerja.
2. Upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui pembinaan dan pengawasan pelatihan dan
pendidikan,konseling dan konsultasi,pengembangan sumber daya atau teknologi terhadap
tenaga kerja tentang penerapan k3.
3. Upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui system manajemen prosedur dan aturan k3,
penyediaan sarana dan prasarana k3 dan pendukungnya, penghargaan dan sanksi terhadap
penerapan k3 di tempat kerja.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu program didasari pendekatan ilmiah
dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk)
terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-kerugian lainya yang mungkin terjadi.
Hazardadalah sesuatu yang menimbulkan kerugian, kerugian ini meliputi pada gangguan
kesehatan dan cidera, hilangnya waktu kerja, kerusakan pada property, area atau tempat kerja,
produk atau lingkungan, kerugian pada proses produksi ataupun kerusakan – kerusakan
lainnya. Berdasarkan karakteristik dampak yang diakibatkan oleh suatu jenis bahaya maka
jenis bahaya dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu bahaya kesehatan kerja dan bahaya
keselamatan kerja
Sedangkan Resiko adalah ukuran kemungkinan kerugian yang timbul dari sumber bahaya
(hazard) tertentu yang terjadi. Menurut Kolluru (1996) ada 5 macam tipe risiko, yaitu: risiko
keselamatan, risiko kesehatan, risiko lingkungan dan ekologi, risiko finansial, danrisiko
terhadap masyarakat.
3.2 Saran
Saat melakukan proses keperawatan, perawat harus benar-benar memperhatikan hazard dan
resiko yang kemungkinan terjadi. Hal ini bertujuan untuk mencegah dan menghindari
terjadinya kecelakaan kerja, seperti terinfeksi penyakit, mendapatkan kekerasan fisik/verbal
saat mengkaji pasien, dan mendapatkan informasi yang tidak sesuai dari pasien. Salah satu
cara untuk menghindari dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja, maka disarankan untuk
menggunakan APD yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Academia. Makalah Konsep Dasar Hazard Dan Pengendaliannya. Diaksses
pada tanggal 2 November 2018
(akses:https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_
Hazard_dan_Pengendaliannya
Anonim. 2014. Risiko Dan Hazard Kasus Pengkajian. Diaksses pada tanggal
2 November 2018. (akses: https://www.scribd.com/doc/312057056/Risiko-
Dan-Hazard-Kasus-Pengkajian